R
R
O
O
H
H
M
M
A
A
S
S
E
E
P
P
T
T
I
I
A
A
W
W
A
A
T
T
I
I
1
1
2
2
0
0
3
3
0
0
1
1
1
1
7
7
4
4
1
1
0
0
0
0
2
2
3
3
R
R
O
O
N
N
I
I
A
A
T
T
A
A
M
M
B
B
U
U
N
N
A
A
N
N
1
1
2
2
0
0
3
3
0
0
1
1
1
1
7
7
4
4
1
1
0
0
0
0
4
4
3
3
R
R
U
U
N
N
I
I
D
D
W
W
I
I
A
A
N
N
T
T
I
I
1
1
2
2
0
0
3
3
0
0
1
1
1
1
7
7
4
4
1
1
0
0
0
0
3
3
8
8
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
PROYEK HAMBALANG
PROYEK HAMBALANG
FRAUD
FRAUD
•
•
Tindak pidana korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31
Tindak pidana korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 adalah :
Tahun 1999 adalah :
–
–
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
–
–
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau s
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
uatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
FRAUD
FRAUD
•
•
Tindak pidana korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31
Tindak pidana korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 adalah :
Tahun 1999 adalah :
–
–
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
–
–
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau s
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
uatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
L
L
A
A
T
T
AR BEL
AR BEL
AKANG
AKANG
•
• PPeellaakkuu KKaassuuss HHaammbbaallaanngg mmeerruuppaakkaann kkaassuuss dduuggaaaann ttiinnddaakk ppiiddaannaa kkoorruuppssii yyaanngg
me
melilibabatktkanan babanynyakak pipihahak,k, didianantataranranyaya paparara elelitit PPartartaiai DeDemomokrkratat,, 1.
1. AnaAnass UrbUrbanianingrngrum;um; 2.
2. IsIstritri dadariri AnAnasas UrUrbabaniningngrurumm kkomomisisararisis PTPT DuDutatasarsarii CiCitratralalararas;s; 3.
3. MeMentntererii PPememududaa dadann OlOlahah RaRagaga RIRI,An,Andidi MaMalalararangngeneng;g; 4.
4. MaMahfhfudud SuSurorososo,, DiDirerektkturur PTPT DuDutastasariari CiCitratralalararas;s; 5.
LATAR BEL AKANG
• Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktor dimana mereka merupakan BUMN, yaitu
PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang diduga mensub-tenderkan sebagian proyek kepada PT Dutasari Citralaras senilai 300 M.
• KPK menyatakan, dalam penyelidikan Hambalang ada dua hal yang menjadi konsentrasi
pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan pembangunan dan terkait dengan kepengurusan sertifikat tanah Hambalang.
LATAR BEL AKANG
• Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON)
di Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat
• Dalam LHP tahap 1 Oktober 2012, BPK menyimpulkan ada indikasi penyimpangan
terhadap peraturan perundang-undangan atau penyalahgunaan wewenang dalam proses persetujuan kontrak tahun jamak, proses pelelangan, proses pekerjaan
konstruksi, proses pencairan uang muka yang dilakukan pihak-pihak terkait dalam pembangunan P3SON. Kerugian Negara diperkirakan Rp243,66 miliar.
• Dalam LHP tahap 2 pada 23 Agustus 2013, BPK menyimpulkan unsur tindak pidana
tersebut mulai dari proses pengurusan hak atas tanah, proses pengurusan izin
pembangunan, proses pelelangan, proses persetujuan RAAKL, persetujaun kontrak tahun jamak, pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pembayaran dan aliran dana yang diikuti dengan rekayasa akuntansi. Kerugian Negara diperkirakan Rp 463,67 miliar.
• Kemenpora tidak pernah memenuhi persyaratan untuk melakukan studi amdal
sebelum mengajukan izin lokasi dan izin mendirikan bangunan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor
• BPK juga menemukan Permohonan Persetujuan Kontrak Tahun jamak dari Kemenpora
kepada Menteri Keuangan atas pembanguan P3SON Hambalang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku.
• Adanya pihak-pihak terkait yang secara bersama-sama diduga telah merekayasa
pelelangan untuk memenangkan KSOAW dalam proses pemilihan rekanan pelaksana proyek pembangaun P3SON Hambalang.
• Lokasi proyek Hambalang berada pada zona kerentanan gerakan tanah menengah
FRAUD TRIANGLE
• Pertama, tekanan pada dasarnya dilihat dari tingkat kehidupan baik ekonomi dan sosial yang
melakukan fraud. Sebenarnya fraudster dalam kasus hambalang ini tidak memeliki tekanan ekonomi, tapi mungkin memiliki tekanan sosial dimana para pelaku fraudster memiliki tanggung jawab sosial pada parpol yang membesarkan namanya (ANAS URBANINGRUM)
• Kedua, rasionalisasi mungkin terjadi dalam kasus hambalang, melihat dari penjelasan diatas
berpendapat : Rasionalisasi mengacu pada fraud yang bersifat situasional. Pelaku akan mengatakan: “I’m only borrowing they money; I’ll pay it back”, “Everyone does it”, “I’m not hurting anyone”, “It’s for a good purpose”, dan“It’s not that serious”.” menitik beratkan pendapat yang terkait “Everyone does
it” mungkin para fraudster dalam
Ketiga, kesempatan. Pelaku berfikir SPI dalam projek hambalang sangat lemah
dengan tidak ada kegiatan projek selama itu, sedangkan kegiatan
penganggaranpun luput dari pengawasan.
MOTIF PELAKU FRAUD
1. Tekanan (Pressure)
Pelaku mendapat tekanan dari atasan langsung (Pimpinan Parpol) 2. Rasionalisasi
Pelaku beranggapan bahwa yang dilakukan benar dan mendapat perlindungan dari atasan. 3. Kesempatan
Pada saat itu, Pelaku memiliki kesempatan karena menduduki posisi yang strateg is pada DPR (BANGGAR DPR)
4. Kapabilitas
Pelaku memiliki kapabilitas untuk melakukan fraud karena mempunyai posisi yang strategis di Parpol dan DPR
5. Exposure
Kemungkinan tertangkap kecil, karena Presiden saat itu berasal dari Parpol yang sama dengan pelaku (Dekat dengan kekuasaan)
6. Need
Jika dilihat dari pelakunya, Kebutuhan dana untuk menyelenggarakan kongres Parpol sangat besar.
7.Greedy
PROFIL OF FRAUDSTER
1. Pelaku Utama Fraud
1) Kemenpora (Andi Mallarangeng) .Tidak melaksanakan tugas & wewenangnya dalam penyampaian kontrak tahun jamak kepada Menteri Keuangan.
2) Sekretaris Kemenpora (Walid Muhara). Melampaui wewenang menpora untuk mengajukan kontrak tahun jamak kepada Menteri Keuangan.
3) Kepala Biro Perencanaan Kemenpora (Deddy Kusdinar)-PPK. Memenangkan lelang KSO-AW untuk pembangunan fisik proyek yang tidak sesuai prosedur lelang
4) Ketua Fraksi (Anas Urbaningrum) Menyelesaikan masalah terkait pengurusan hak pakai tanah. Sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat tahun 2009.
5) Anggota Banggar DPR RI (M Nazaruddin)
Mendesain anggaran untuk proyek
Angelina Sondakh (Anggota Banggar DPR RI). Mendesain anggaran
untuk proyek wisma atlet Hambalang.
Mahyuddin NS. Menjabat sebagai ketua komisi X DPR RI., anggota
kelompok kerja POKJA (Proyek Hambalang)
Mirwan Amir, Sukses menduduki Anggota DPR untuk periode
2009-2014 sebagai
anggota Banggar.
Mardiyana Indra Wati, Sebagai anggota komisi X DPR RI dan anggota
Kelompok Kerja (Pokja) Proyek Hambalang.
Pelaku Sektor Swasta
• PT Metaphora Solusi Global (PT MSG)
• Perusahaan yang bergerak dibidang arsitektur dan memenangkan konsep masterplan dari proyek
Hambalang.
• PT Adhi Karya
Pihak konstruksi BUMN untuk proyek Hambalang dengan pihak yang terkait :
• Teuku Bagus Mukhamad Noor (sebagai Kepala Divisi KonstruksiJakarta I)
• M Arief Taufiqurahman (sebagai Manajer Pemasaran sekaligus Fasilitator dariTeuku Bagus Mokhamad
Noor)
• Muhammad Tamzil (Fasilitator dari Teuku Bagus Mokhamad Noor dan M Arief Taufiqurahman). Indrajaja
Pihak konstruksi BUMN untuk proyek Hambalang dengan pihak yang terkait :
• PT Wijaya Karya (Wika). Perusahaan BUMN yang bergerak dibidang konstruksi yang bekerja sama
(KSO) dengan PT Adhi Karya.
• PT Dutasari Citalaras. Perusahaan yang pernah dimiliki Athiyyah Laila, istri Ketua Umum Partai
Demokrat Anas Urbaningrum ini mengajukan invoice penagihan uang muka pertama pada Kerja Sama Operasi PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya (KSO AW) senilai Rp 64,9 miliar dari nilai total pekerjaan Rp 324,5 miliar pada 22 Desember 2010. Adapun total nilai proyek Hambalang mencapai Rp 1,1 triliun.
• PT Group Permai. Ada penggelontoran uang dalam kongres Partai Demokrat yang dilaksanakan
2010. Menurut Nazar, uang yang digelontor berjumlah Rp30 miliar dan AS$5 juta tersebut berasal dari Permai Grup, perusahaan milik Nazaruddin.
• PT Global Daya Manunggal (GDM). Perusahaan subkontraktor untuk pekerjaan struktur, arsitektur
WHO IS VICTIZEM
• Rabu, 4 September 2013 Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyerahkan
Laporan Kerugian Negara dalam pembangunan proyek Hambalang kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di gedung KPK. BPK telah secara resmi menyatakan kerugian negara dalam proyek ini, yaitu sebesar Rp 463,66 miliar. Sehingga dalam kasus ini yang menjadi korban adalah kerugian negara. Selain Negara yang dirugikan, masyarakat juga menjadi korban dari pembangunan P3SON tidak dapat memanfaatkan dan menikmati fasilitas nya. Kerugian juga dialami oleh pihak rekanan (penyedia) lain yang secara tidak langsung akan terkena dampak negatif dari kasus Pembangunan P3SON, seperti persepsi negatif masyarakat terhadap para rekanan (penyedia) bahwa penyedia mudah untuk melakukan penyuapan ataupun disuap.
FRAUD TREE
•
Fraud tree terdiri dari korupsi, penyalahgunaan aset dan kecurangan laporan
keuangan. Menurut kelompok kami, kasus Hambalang berkaitan dengan korupsi.
•
Kasus Hambalang masuk pada bagian korupsi penyuapan (
Bribery
), penyuapan
pemberian, penawaran, permintaan, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai
untuk mempengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban
utamanya. Para pejabat dapat bekerja di badan pemerintahan (atau pembuat
undang-undang) atau di perusahaan swasta. Penyuapan menipu perusahaan
(perusahaan atau badan pemerintah) dari haknya atas layanan yang jujur dan
loyal dari orang-orang yang dipekerjakannya.
SKEMA FRAUD
LAPORAN
KEUANGAN
KORUPSI
PENYALAHGUNAAN
ASET
Common R ed F lags
Kasus Hambalang
Tergolong dalam Skema Korupsi. Common red flags yang berkaitan dengan korupsi
adalah:
1. Anomali dalam menyetujui vendor
2. Hubungan antara karyawan kunci dan vendor resmi
3. Anomali dalam pencatatan transaksi
SPESIFIC RED FLAGS KASUS HAMBALANG
Dalam kasus hambalang secara spesifik masuk ke skema korupsi
• Pemisahan tugas yang lemah dalam menentukan kontrak dan menyetujui faktur. Tidak
terlaksananya fungsi control yang baik terhadap staf, bawahan dan fungsi pengawasan
• Transaksi dalam jumlah besar dengan vendor
MODEL DETEKSI FRAUD UNTUK KASUS
HAMBALANG
• Dalam kasus hambalang terdapat dua skema fraud yang terjadi. Yaitu korupsi dan fraud
laporan keuangan. Analisis karakteristik skema fraud dari kasus hambalang adalah sebagai berikut :
1. Fraudtser
.
Dalam kasus ini fraud skema korupsi dilakukan oleh banyak pihak, baik dari pihakeksekutif maupun legislatif, dan pihak KSO-AW. Dari pihak eksekutif diantaranya adalah Menpora beserta jajaran pejabat dibawahnya.
2. Size of Fraud. Korupsi yang terjadi pada kasus Hambalang termasuk kategori besar karena mencapai Rp. 463,67 miliar atau sekitar $ 35 juta.
3. Frekuensi Kecurangan. Skema fraud korupsi termasuk kecurangan dengan frekuensi medium, yaitu sebesar 30%.
4. Motivasi. Motivasi yang dilakukan oleh pihak eksekutif maupun legislatif, dan pihak KSO-AW adalah personal pressure dan bisnis. Personal pressure diantaranya tercermin pada tindakan Anas Urbaningrum yang menggunakan
hasil korupsi
5. Materialitas. Kecurangan korupsi pada kasus Hambalang termasuk material dikarenakan mencapai Rp. 463,67 miliar atau sekitar $ 35 juta.
6. Benefactor. Kecurangan korupsi dilakukan oleh fraudster dengan atas nama pihak fraudster dan perusahaan.
7. Ukuran Korban Perusahaan. Ukuran korban perusahaan pada kasus hambalang termasuk besar dikarenakan
pihak KSO-AW merupakan perusahaan BUMN yang go public.
SKEMA KORUPSI
1. Konflik Kepentingan
a) Mengarahkan secara terus-menerus terkait keputusan (kebijakan/aturan, pembelian barang/jasa) b) Penganggaran
2. Membatasi persaingan dengan mengatur proses prakualifikasi dan memberikan informasi penting dan rahasia sehingga walaupun dilakukan tender, akan dimenangkan oleh pihak yang diinginkan.
SKEMA SUAP
Kecurangan lelang (bid rigging ) kecurangan yang dilakukan dengan berbagai cara untuk memenangkan penyedia barang/jasa tertentu yang dilatarbelakangi akan adanya pemberian sesuatu yang bernilai dari penyedia yang dimenangkan
PEMBERIAN TIDAK SAH
Dengan ditetapkannya KSO Adhi-Wika sebagai pemenang proyek Hambalang,
total dana yang diperoleh Andi Rp4 miliar dan US$550.000.
SKEMA LAPORAN KEUANGAN
1. Kewajiban tersembunyi
1. Invigilation (Pengawasan)
Perlu adanya pengawasan oleh Legislatif (DPR) atau Komisi X .
2. Surprise Audits
Harus ada Surprise Audit oleh atasan langsung (Presiden atau Wakil Presiden)
3. Penuntutan
Untuk memberi rasa jera pelaku pada kasus Hambalang harus dituntut maksimal 4. Pendekatan investigasi.
5. Background Check
Melakukan background check pemenang lelang proyek Hambalang, apakah pemenang pernah terlibat kasus hukum atau tidak
6. Internal Control
Memperkuat peran SPI atau auditor intern yang ada di dalam
Kemenpora.
P E N C E G A H A N F R A U D
Pencegahan lingkungan
1. Penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh menpora
Andi Malarangeng dilakukan pemisahan fungsi, tugas dan
wewenang
2. Dilakukan pemilihan pemimpin dengan lebih difilter lagi,
seperti (kejujuran, tanggungjawab, dan sikap yang baik)
3. Diminimalisir adanya sistem kerja yang melibatkan orang
orang yang memiliki hubungan terkait agar tidak terjadi
persekongkolan
4. Pemimpin yang memiliki integritas tinggi
5. Perang terhadap korupsi, baik melalui upaya pencegahan
maupun pembongkaran praktik-parktik korupsi tentu tidak
dapat dilakukan secara sporadis dan parsial.
PERSEPSI DETEKSI
Beberapa cara untuk meningkatkan persepsi deteksi meliputi: 1. Pengawasan
PENDEKATAN KLASIK
Pelaksanaan audit investigatif dilakukan dalam tiga tahap pelaksanaan audit investigative. Tahapan pelaksanaan ini dilakukan oleh BPK saat melaksanakan audit investigasi terhadap proyek
Hambalang.
• Perencanaan. Tahapan ini dilaksanakan setelah diterimanya informasi awal yang kemudian
ditindaklanjuti organisasi pengawas dengan membentuk tim Audit Investigasi.
• Pelaksanaan.Pada tahap pelaksanaan Tim Audit Investigasi bertugas untuk memperoleh bukti
audit yang nantinya dapat memperkuat dugaan adanya tindakan pidana korupsi.
• Pelaporan. Tahap pelaporan hasil investigasi yang dikeluarkan oelh Tim Audit Investigasi harus
memenuhi unsur akurasi, berimbang, relevan, jelas,dan tepat waktu.