TOR
DISKUSI DAN WORKSHOP TARI
10
THINDONESIAN DANCE FESTIVAL 2010
BEKERJA SAMA DENGANMASYARAKAT SENI PERTUNJUKAN INDONESIA
POWERING THE FUTURE
A. PENDAHULUAN
Peristiwa biannual tari yang mewujud dalam Indonesian Dance Festival [IDF] telah menapaki periode penyelenggaraannya yang kesepuluh. Perkembangannya terlihat mulai tidak lagi rigid dalam ranah tari semata-mata, namun sudah mulai merambah kolaborasi dengan ranah disiplin seni yang lain. Bahkan pada beberapa repertoar yang tersaji, sudah tak lagi terlihat bentuknya sebagai tari seutuhnya. Hal ini menunjukkan fluiditas produk yang tidak lagi menuju pada sebuah konstata bentuk semata, tetapi terus berubah dan menawarkan, tentunya, berbagai kejutan yang terus menarik untuk dikupas.
Keragaman moda ekspresi dalam berbagai bentuk di atas tak pelak lagi berkat adanya kolaborasi yang secara intensif dilakukan dalam beberapa festival yang telah lalu. Dialektika ataupun dialogi yang dibangun menjadi semakin akrab berkat intensitas komunikasi yang terjalin di antara praktisi tari di berbagai wilayah dewasa ini. Ke depan, intensitas komunikasi ini akan terus terjalin apalagi, salah satunya, dengan terwujudnya sebuah institusi jejaring baru, Asia Dance Channel, yang menggaungkan wacana tari di kawasan Asia yang sekarang sudah bisa didapat hardcopy-nya. Keberadaannya akan menguatkan sharing proses kreatif yang sedang berjalan yang akan berdampak pada pembacaan baru pertunjukan tari di kawasan Asia pada khususnya, dan dunia pada umumnya.
Laku pewacanaan ini nampaknya tidak berjalan seiring, baik kualitas maupun kuantitasnya, terkait dengan frekuensi penyelenggaraan peristiwa tari yang ada, baik dalam IDF sendiri maupun di luar IDF, yang terasa mulai diapungkan di berbagai tempat di Indonesia. Jumlah pengamat tari sebetulnya semakin banyak, namun yang menyempatkan diri untuk menuliskannya di media massa sangatlah terbatas. Padahal salah satu pemberdayaan kekuatan nilai dan makna tari di masa depan ada dalam
ekstensi ruang publik yang akan memperkaya konseptualisasi pertunjukan tari di masyarakat luas, apa pun latar belakangnya.
Dalam forum 10th IDF kali ini ada beberapa tema diskusi yang cukup variatif dalam menangkap benang merah sekaitan dengan tema di atas, di antaranya adalah:
1. Reconsidering the Interdiscipline Subject of Performance
Watak silang disiplin dalam pertunjukan kerap kali disadari dan atau dimaklumi sebagai ontologically given (terberikan dan utuh pada keberadaannya) baik oleh pelaku maupun penontonnya. Semua pelaku pertunjukan mestilah berpikir tentang berbagai aspek yang menyusun karyanya, sejak menempatkan tubuh dalam ruang, sejak membangun rancang busana hingga tata cahaya. Penonton di sisi lain juga terbiasa dengan berbagai dimensi dalam pertunjukan; awam bagi kita untuk mengharapkan kekuatan tampilan dan bebunyian pada suatu tontonan, entah untuk merasa terhibur, tergugah, atau terguncang.
Pada kenyataannya, masing-masing penguatan pada disiplin pertunjukan (musik, tari, teater) seturut dengan perkembangan akademik pada seni juga menghasilkan pengetatan (rigidifying process), membuat masing-masing disiplin menjadi ketat dalam cangkang disiplinnya dan tak saling terdorong untuk menengok satu sama lain. Di luar hubungan yang dibutuhkan antara berbagai disiplin bidang seni, seni pertunjukan sendiri pada saat yang sama juga membutuhkan akses pada berbagai perkembangan disiplin non-seni, sejak yang bersifat abstrak dan terkait dengan metodologi pendekatan sosial (sosiologi, antropologi, dll.) maupun yang bersifat praktis untuk memperkaya keseniannya (perkembangan teknologi media, dll).
Workshop ini dirancang untuk menempatkan kembali seni pertunjukan sebagai
bagian dari kelola disiplin pengetahuan sosial dan humaniora yang lebih luas, seni maupun non seni, demi memperkokoh dan memperkaya pendekatan pembacaan dan penciptaan seni.
Tujuannya adalah untuk (1) menyorongkan dan menimbang ulang, subjek silang disiplin pertunjukan; (2) melakukan identifikasi disiplin-disiplin stakeholder pertunjukan (sastra, musik, tata rupa, antropologi, arsitektur, dll.); (3) melacak potensi dari sesilang disiplin untuk memperluas pendekatan pembacaan maupun penciptaan pertunjukan; dan (4) mempertukarkan referensi/kemungkinan metode penciptaan dan pembacaan seni pertunjukan.
2. Festival in Various Dimension
Untuk lebih memberikan input bagi penyelenggaraan festival, maka sharing di antara para penyelenggara berbagai festival di Indonesia, dipandang perlu untuk memberikan makna yang signifikan, terutama dalam berbagai upaya perawatan momen kreatif dalam berbagai dimensi kehidupan.
Di samping itu juga berkaitan dengan sumber daya penggeraknya, apakah itu merupakan sebuah event yang didukung secara spontan oleh masyarakat pendukungnya (Pesta Desa), atau digerakkan oleh sebuah jejaring yang mengeksekusi tata kelolanya secara profesional. Seberapa jauh kekuatan kapital ”mendominasi” aura festival baik dalam substansi tematiknya maupun dalam tata kelola spasialnya.
3. Dance Critic Workshop
Pembacaan potret kritik secara tidak langsung akan berkaitan dengan pembacaan tari itu sendiri, karena kritik tak dapat tampil tanpa event tari itu sendiri. Seperti yang telah disampaikan di muka, geliat kritik ternyata belum sebanding dengan geliat tari yang dihasilkan sebagai produk dan dipentaskan dalam berbagai festival di Indonesia. Setiap wilayah memiliki tradisi kritik yang berbeda-beda. Apalagi sekarang dikotomi daerah-pusat tak lagi menjadi kendala, karena koran-koran daerah juga sudah online dalam jejaring virtual, sehingga terjadi adanya aksesibilitas yang setara.
Pada kesempatan kali ini akan diadakan workshop kritik tari yang akan diikuti oleh berbagai potensi kepenulisan tari diberbagai wilayah, baik dosen, mahasiswa, maupun individu non pendidikan seni, yang telah menunjukkan kapasitas di daerah amatannya.
Untuk kepesertaan workshop para peserta dipersyaratkan sudah punya bekal kepenulisan dan setidaknya punya tulisan kritik meski belum pernah dipublikasikan.
B. TUJUAN
1. Terbukanya wawasan baru yang berkaitan dengan Powering the Future dalam khazanah tari dan kecenderungan perkembangannya.
2. Mendapatkan pemahaman tentang kecenderungan tradisi kreatif dalam forum Indonesian Dance Festival, melalui sharing dari representasi koreografernya.
3. Mewujudkan tradisi kritik menjadi sebuah kegiatan yang cukup kontributif bagi geliat perkembangan tradisi kreatif masa kini melalui workshop kritik tari.
4. Lebih memahami event festival sebagai bagian dari upaya perawatan energi kreatif bagi komunitas seni/tari di berbagai wilayah, baik nasional maupun internasional.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan seminar ini adalah para pengamat dan komunitas tari di Indonesia, baik yang terlibat pada kegiatan workshop festival maupun yang tidak terlibat di dalamnya. Termasuk di dalamnya adalah mahasiswa sampai dengan para koreografer dan para pegiat seni produk akademik maupun non akademik.
D. LUARAN KEGIATAN
Menghasilkan rumusan kecenderungan tari/festival dewasa ini serta menjadikan momentum IDF sebagai bagian dari penguatan jejaring kritik tari/festival di Indonesia.
E. PEMBICARA/NARASUMBER/INTERPRETER/MODERATOR
1. Reconsidering the Interdiscipline Subject of Performance. Pembicara: Prof. Prof. Sardono W. Kusumo (IKJ), Ugoran Prasad (MSPI), Drs. M. Miroto, MFA (ISI Yogyakarta), Kuik Swee Boon (Singapura) dan Eko Supriyanto, MFA (ISI Surakarta). Moderator: FX. Widaryanto,SST.,MA dan Ugoran Prasad
2. Festival in Various Dimension. Pembicara: Nungki Kusumastuti S.Sn, M.Sos /Maria Darmaningsih S.Sn., M.Ed/Melina Surja Dewi, S.Pd., M.Si (IKJ/IDF), Prof.Dr. I Wayan Dibia (Pekan Kesenian Bali), Daisuke Muto (Gunma Prefectural Women's University Jepang), Chi Fang (Taipei National University of the Arts/TNUA Taiwan). Moderator: Dr. Sal Murgiyanto (IDF/ TNUA)
3. Dance Critic Workshop and Discussion. Supervisor: FX. Widaryanto,SST.,MA, Drs. Sumaryono MA., Bre Redana, Ahda Imran, dan Dr. Sal Murgiyanto.
E. WAKTU DAN TEMPAT
1. Reconsidering the Interdiscipline Subject of Performance
15 Juni 2010
Jam Tempat Kegiatan Pembicara Moderator Peserta Durasi
09.00-09.30 Lobby Graha Bhakti Budaya Persiapan Teknis Mahasiswa S2 IKJ, 30 menit 09.30-10.00 TIM Pendaftaran Peserta Mahasiswa PTSI,eks IKIP, 30 menit Peserta IDF, peserta IETM, Umum 10.15-12.00 Lobby Graha
Bhakti Budaya Penyajian Prof. Sardono W. Kusumo idem 20-30 menit
TIM
FX.
Widaryanto, SST., MA.
idem Penyajian Ugoran Prasad 20-30 menit 11.30-12.30 Diskusi 60 menit 12.30-13.30 ISOMA 60 menit 13.30-15.30
Lobby Graha
Bhakti Budaya Penyajian Eko Supriyanto S.Sn, MFA Ugoran Prasad idem
20-30 menit
TIM Penyajian
Drs. M. Miroto, MFA.
Kuik Swee Boon
20-30 menit 20-30 menit 15.30-17.00 Diskusi 60 menit
2. Sharing Experience: Festival in Various Dimension
16 Juni 2010
Jam
Tempat Kegiatan Pembicara Moderator Peserta Durasi
09.00-09.30 Persiapan Teknis 30 menit 09.30-10.00 Lobby Graha Bhakti Budaya TIM Pendaftaran Peserta/ Registrasi ulang Mahasiswa S2 IKJ, Mahasiswa dari PTSI, eks IKIP, Peserta IDF,
peserta IETM Umum 30 menit 10.15-11.30 idem Penyajian Nungki Kusumastuti/ Maria Darmaningsih S.Sn., M.Ed/Melina Surja Dewi, S.Pd., M.Si
Dr. Sal
Murgiyanto idem 20-30 menit Penyajian Prof. Dr. I Wayan Dibia 20-30 menit Penyajian Daisuke Muto 20-30 menit
1.WORKSHOP
Dance Critic
15 Juni2010
Jam Tempat Kegiatan Supervisor Peserta Durasi
09.00-09.30 Graha Cipta II -TIM Persiapan Teknis Mahasiswa, 30 menit 09.30-10.00 Graha Cipta II -TIM Pendaftaran Peserta Umum 30 menit 10.00-12.00 idem Supervisi Bre Redana Idem Ahda Imran FX. Widaryanto, SST., MA. 12.00-13.00 ISOMA 60 menit 13.00-15.00 idem Supervisi FX. Widaryanto, SST.,
MA. idem 2 jam Ahda Imran Dr.Sal Murgiyanto
2. WORKSHOP
Dance Critic
16 Juni 2010Jam Tempat Kegiatan Supervisor Peserta Durasi
11.30-12.00
Graha Cipta
II-TIM Persiapan Teknis
Mahasiswa,
Umum 30 menit 12.00-12.30 Registrasi Ulang 30 menit 13.00-16.00 idem Supervisi Bre Redana idem 3 jam Dr.Sal Murgiyanto
FX. Widaryanto, SST.,
3.WORKSHOP
Dance Critic
17 Juni 2010
Jam Tempat Kegiatan Supervisor Peserta Durasi
11.30-12.00
Graha Cipta
II-TIM Persiapan Teknis Mahasiswa, 30 menit 12.00-12.30 Registrasi ulang Umum 30 menit 13.00-16.00 idem Supervisi Drs. Sumaryono MA. 3 jam Dr.Sal Murgiyanto idem Bre Redana FX. Widaryanto, SST., MA.
Jakarta, Mei 2010
FX. Widaryanto
Jakarta, Mei 2010Penanggung jawab Seminar