• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENERAL BANKING SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GENERAL BANKING SYSTEM"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

GENERAL BANKING SYSTEM

Associate Professor Rifki Ismal, PhD

Muamalat Institute

Management Officer Development Program

Jakarta, 16 Februari 2013 1

(2)

Manusia dan Aktifitas Ekonomi

2

(3)

Prilaku Manusia

Sistem Ekonomi

RUANG LINGKUP INSTRUMEN

Interaksi Produktif

Basic Necesities & Wealth-Income Distribution Jual-Beli Investasi IMPLIKASI Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan Kebersamaan ZISWaf No Riba No Speculation

(4)

INSTRUMEN

Interaksi Produktif

Basic Necesities & Wealth-Income Distribution Jual-Beli Investasi IMPLIKASI MASYARAKAT Produktif EKONOMI PRODUKTIF LEMBAGA KEUANGAN BANK ASURANSI REKSADANA PASAR MODAL PP APLIKASI Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan Kebersamaan ZISWaf No Riba No Speculation Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan

(5)

5

SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL & ISLAM

(6)

• World Bank : Managing Director (Sri Mulyani) in IFSB Summit, Luxembourg 2011 “formally recognized

Islamic finance and have designated it a priority area in its financial sector program”

IMF : cunduct survey of Islamic banking to several Moslem countries in the world in 2011  identified sound & best practices of Islamic bank in the world and input for surveillance, policy and technical

assistance work in the area..

(7)

Kegiatan Perbankan Konvensional

7

(8)

OPERASI PERBANKAN KONVENSIONAL

Konsep IS-LM: Kurva IS mewakili keseimbangan di

pasar barang dan kurva LM mewakili keseimbangan di pasar uang. Kurva IS secara langsung dikontrol dengan kebijakan fiskal dan kurva LM secara langsung dikontrol oleh kebijakan moneter.

M,Q P,i LM IS b a

(9)

Konsep IS-LM: Ketika terjadi penambahan likuiditas karena kebijakan moneter konvensional, maka LM

bergeser ke kanan. Karena berbasis bunga, kenaikan liquiditas (b ke b’) tidak serta merta dapat diimbangi oleh IS sehingga IS tetap dan harga naik dari a ke a’ (inflasi). “Inflation is a monetary phenomenon”

M,Q P,i LM IS b a LM’ a’ b’

(10)

Konsep IS-LM: Kalaupun sektor riil bertambah (kurva IS bergeser ke kanan) namun percepatannya selalu lebih lambat daripada kebijakan moneter (pergeseran kurva LM ke kanan) yang terjadi periodikal. Sehingga inflasi selalu terjadi persisten.

M,Q P,i LM IS b a LM’ b’’ IS’ a’’ LM’’

(11)

Konsep IS-LM: Dalam jangka panjang (akibat dari kebijakan dan operasional moneter berbasis bunga) inflasi akan terus terjadi. Lambat atau cepat terjadinya krisis ekonomi bergantung kepada seberapa sering dan kuatnya kebijakan moneter konvensional diterapkan.

M P b a a’ b’’

(12)

Kegiatan Perbankan Syariah

12

(13)

PRINSIP PERBANKAN SYARIAH

Berperan aktif dalam sistem ekonomi

termasuk sebagai financial and

economic intermediary.

Bertujuan mencapai falah melalui

(14)

Konsep IS-LM: Penambahan likuiditas berdasarkan ekonomi moneter Islami terjadi karena (dan wajib) aktifitas di sektor riil (tidak ada fiat money creation). Akibatnya harga stabil dan dana bertambah.

M,Q P,i LM IS b a LM’ b’ IS’

(15)

Konsep IS-LM: Meningkatnya uang yang dimiliki investor karena dibayarkan oleh bank pada akhirnya masuk ke sistem perbankan lagi karena larangan hoarding of

money. M,Q P,i LM b a LM’ b’ IS’

(16)

Konsep IS-LM: Akibatnya harga turun seiring dengan bertambahnya likuiditas. Berbeda dengan mekanisme moneter konvensional, pada moneter syariah likuiditas yang bertambah justru akan semakin menggerakkan sektor riil dan menurunkan harga.

M,Q P,i LM dan LM’ b a b’ IS’ a’

(17)

Konsep IS-LM: Dalam jangka panjang (akibat dari

kebijakan dan operasional moneter Islam) inflasi akan terus menurun. Krisis ekonomi insya Allah tidak akan terjadi bahkan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. M P b a’ a b’

(18)

Overview Ekonomi, Sistem Keuangan

dan Perbankan Indonesia

(19)

KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL

19

Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi (29,9 juta jiwa-12,6% dari total penduduk)

Angka pengangguran terbuka masih sekitar 15,54 juta orang (6,56% dari total penduduk)

Distribusi pendapatan yang belum merata

40 juta orang Indonesia belum terlayani oleh perbankan.

27 juta usaha mikro dari 54 juta UMKM belum mendapatkan kredit perbankan.

(20)

KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL

20

Ekses likuiditas berupa penempatan dana di Bank Indonesia tercatat sekitar Rp500 triliun

Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan rasio M2/PDB hanya 38% oleh karena:

(i) rendahnya intermediasi sektor keuangan; (ii) rendahnya pemanfaatan pasar modal dan;

(iii) terbatasnya instrumen investasi di pasar keuangan

Rasio kredit bank per GDP Indonesia yang hanya 26% adalah paling rendah dibandingkan Malaysia (106%), Thailand (57%), Singapura (95%) dan Philipina (33%)

(21)

WHAT DO WE NEED TO DO?

21

Peningkatan fungsi intermediasi sektor

keuangan kepada sektor riil

Integrasi lembaga keuangan bank dan nonbank

Penurunan biaya dana (cost of fund)

Financial inclusion

Social safety net

Monetary Policies, Fiscal Policies dan Financial

Sector Policies yang pro Growth, Pro

Distribution of income, Increase Social Welfare,

Mitigate the Poors

(22)

EKONOMI INDONESIA & OTORITAS KEUANGAN

22 CONDUCT STRUCTURE PERFORMANCE Pasar Keuangan Non Bank Perekonomian Indonesia

Struktur Ekonomi: Sisi Produksi

Pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Ekonomi Indonesia Struktur Ekonomi: Sisi Permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perbankan O t o r i t a s F i s k a l O t o r i t a s M o n e t e r

(23)

23

OTORITAS EKONOMI DI INDONESIA

Otoritas Fiskal

Pemerintah

Otoritas Jasa Keuangan

Pembangunan Ekonomi

Indonesia

Bank Indonesia

Perbankan

Lembaga Keuangan

Non Bank

Pasar Keuangan

Otoritas Sektor

Keuangan

(24)

Coordination Among 3 Authorities

24

OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS MONETER OTORITAS FISKAL Bank Syariah

Bank Infrastruktur

BPR Perbankan Pendidikan

BPRS Kesehatan

Dana Pensiun Sosial

Pegadaian

Asuransi Non Bank Sektor Produktif Pemetaan

Reksadana Industri per wilayah

Multifinance Agriculture per proyek

Perdagangan per tenor

Pasar Obligasi per skala usaha

Pasar saham Proyek Swasta Pasar Keuangan Proyek Pemerintah Obligasi Korporasi Proyek-proyek pemerintah Bank Indonesia Aktifitas Ekonomi Obligasi pemerintah Unit Usaha Syariah LKNB syariah aliran dana aliran dana

(25)

PENTINGNYA OJK

25

OJK akan mengawasi, memeriksa dan mengatur dana sebesar Rp8000-Rp9000 triliun di lembaga keuangan bank dan non bank termasuk pasar keuangan

OJK akan menjembatani kebutuhan pendanaan

perekonomian baik dari swasta maupun pemerintah

Bekerjasama dengan otoritas fiskal dan moneter, OJK penyedia dana utama pembangunan dan menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia

Otoritas keuangan yang membawahi semua institusi syariah (LKB syariah, LKNB syariah dan pasar

keuangan syariah)

Pengembangan LKB syariah dan LKNB syariah di Bank Indonesia dan Pemerintah pindah ke OJK

(26)

OJK DI NEGARA-NEGARA MAJU

26

OJK pernah diterapkan oleh Inggris, Islandia, Swedia, Korea, Jerman dan Jepang

Tujuannya agar pengawasan dan pengaturan sektor keuangan menjadi lebih terintegrasi, terpusat dan independen

OJK di negara-negara tersebut gagal beroperasi dan fungsinya dikembalikan kepada Bank Sentral

Financial Service Authority (FSA) di Inggris mengatur

dan mengawasi LK di pasar modal, perbankan bahkan asuransi. FSA ditutup 16 Juni 2010 oleh George

Osborne (Chancellor of the Exchequer).

Sebab utama kegagalan FSA: (a) lemahnya internal FSA dan, (b) lemahnya koordinasi dengan bank sentral dan kementerian keuangan

(27)

SEBAB KEGAGALAN FSA

27

FSA cenderung reaktif (bukan proaktif) dan kurang menanggapi signal risiko di bank.

FSA juga terlalu berfokus kepada customer protection dan kondisi individual perbankan. Padahal, sistem perbankan dan stabilitas keuangan tidak terlepas

kaitannya dengan micro prudential (kewenangan FSA) dan macro prudential (kewenangan bank sentral).

Kapabilitas staf FSA kurang mumpuni di bidangnya dan gagal menciptakan: (i) kepercayaan pasar; (ii) stabilitas keuangan; (iii) perlindungan konsumen dan; (iv)

minimalisasi kejahatan keuangan

Walaupun sudah dibentuk Tripartit Agreement antara FSA, Bank of England dan kementerian keuangan Inggris, koordinasinya sulit dilaksanakan

(28)

OTORITAS JASA KEUANGAN

28

Issues OJK BI Implikasi

Perizinan Dilakukan oleh OJK

Dialihkan dari BI ke OJK

Sistem, SDM, mekanisme, dll Pengaturan OJK melakukan

microprudential

BI melakukan macroprudential

Batasan harus jelas

Pengawasan Dilakukan oleh OJK Dialihkan dari BI ke OJK Sistem, SDM, mekanisme, dll Sistem Informasi BI, selfcreation, inter institutions Tetap milik BI + share with OJK

SDM, IT, koordinasi Pengembangan

produk, edukasi

Belum jelas Tidak di BI lagi Tidak ada yang mengatur BS Penelitian Belum jelas Bukan di BI tapi

struktur ada

Tidak ada yang mengatur BS

(29)

SYARAT SUKSES OJK

29

Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di

OJK maupun dengan kebijakan

moneter/macroprudential oleh Bank Indonesia dan kebijakan fiskal oleh pemerintah

Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi, komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya

Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk

kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah. Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non bank di dalam perekonomian Indonesia.

(30)

Sistem Keuangan Syariah

30

(31)

31

PERKEMBANGAN REGULASI DAN LEMBAGA

Regulatory:

• Central Bank Act No. 23 of 1999 (amended by Act No. 3 of 2004).

• Banking Act No 7 of 1992 (amended by Act No. 10 of 1998). • Deposit Insurance Act No. 24 of 2004

• Islamic Banking Act No. 21 of 2008.

• Islamic Sovereign Bond (Sukuk) Act No. 19 of 2008. • Government Law No. 25 of 2009 (income tax for sharia

transactions).

• Tax Neutrality in Government Law no. 42 of 2009.

Bank and Non Bank Types:

• Conventional Banks: Commercial Banks and Rural Banks. • Islamic Banks: Islamic Commercial Banks (BUS), Islamic

Banking Units (UUS) and Islamic Rural Banks (BPRS). • BMT, KJKS, multifinance, takaful, pension funds, etc

(32)

IAI Baznas Basyarnas Asosiasi UUS Depositors - Publik - Pemerintah BPRS - Asing (terbatas) BMT LKS non bank

Islamic Stock Market

Central Bank Investment Certificate

Dewan Syariah Nasional Komite Perbankan Syariah

Lembaga Rating Dewan Pengawas Syariah

Islamic Money Market

Islamic Insurance/Takaful

Islamic Capital (Sukuk) Market Bank Syariah

Medium and Large Business

Small and Micro Business Lembaga

Penjamin

(33)

Medium and Large Business Small and Micro Business Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah UUS Existing BPRS New BPRS New BPR Existing BPR Existing Community Existing Community New Community New Community Calon Pendiri BPR/S

Pembiayaan SMEs dilakukan oleh:

•Bank Umum Konvensional •Bank Umum Syariah

•Unit Usaha Syariah

•Bank Perkreditan Rakyat •Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

•New Investor (Calon Pemilik) •Baitul Maal Watamwill (BMT)

BMT

(34)

Arsitektur Perbankan Indonesia

34

(35)

Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan

efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional

Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Industri Perbankan yang Kuat Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah

Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6

Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan

efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional

Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Industri Perbankan yang Kuat Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah

Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6

Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan

efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional

Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Industri Perbankan yang Kuat Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah

Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6

SDM yang memadai dan berkualitas tinggi Struktur perbankan yang efektif Aliansi strategis yg sinergis

Mewujudkan perbankan syariah yang sehat, kredibeldan menjadi pilihan utama masyarakat serta berkontribusi penting bagi

pertumbuhan ekonomi nasional secara berkesinambungan (visi 2020)

Pemberdaya an nasabah yg efektif Pengembang an produk dan pasar yang unggul Regulasi dan supervisi yang efektif Infrastruktur yang mendukung Landasan Hukum, Ketentuan, Standar dan Fatwa

Syariah

Islam

Aqidah

Akhlaq 35

(36)

36

Domestic Market

 Penduduk muslim terbesar di dunia (+/- 227 juta);

 Kekayaan alam yang dapat mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi dan keuangan;

 Budaya sosial Indonesia ttg bagi hasil (maro, mertelu) sangat sejalan dengan prinsip bagi hasil dlm perbankan syariah;

 Hasil riset & survey Bank Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap bank syariah (89% menerima prinsip syariah)

 Islamic banking orientation for real sector is very suitable for Indonesian economic development

 Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI)

 Pembiayaan korporasi

 Konversi bank umum menjadi bank syariah dan bank syaria baru

 Pengelolaan dana pemerintah oleh bank syariah

Global Market

 Penduduk muslim dunia sebesar 1.3 milyar, sekitar 20% dari jumlah penduduk  pangsa GDP lebih dari 10% GNP dunia.

 Pertumbuhan islamic finance secara global lebih besar dari pada sektor keuangan konvensional.

 Perkembangan islamic finance meliputi muslim dan non-muslim, dan negara-negara non muslim seperti UK, USA, Singapore, Luxembourg, Germany, Thailand and

Russia.

 Islamic finance terdapat di > 75 negara dengan total aset sekitar 1.3 triliun USD.

(37)

Sharia and Islamic Banking Mainstream

•Sharia based Islamic Economics together with selective Sharia Compliance (applicable and undoubtful)

•Real sector oriented Islamic banking operation dengan dominasi investment based contracts •Domestic oriented Islamic banking without ignoring the potential to capture foreign markets •Living in the same level of playing field with conventional banking.

Arah Bank Syariah Indonesia ke Depan

Blue Print Perbankan Syariah Indonesia

Perwujudan Visi dan Misi Perbankan Syariah

Indonesia

Existing supporting factors

•88% populasi adalah muslim •Pertumbuhan aset tahunan cukup yang tinggi

•FDR tinggi dan mayoritas kepada UMKM.

•Jaringan perbankan dari makro hingga mikro

•Dukungan legal, pemerintah, ulama dan publik

•Jumlah bank syariah terus bertambah.

•Tidak menggunakan akad-akad kontroversial

•Independensi DSN dan MUI.

Potential Supporting Factors

•Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI) •Dana haji, umroh, ZISWAF dikelola 100% oleh bank syariah

•Pembiayaan ke korporasi

•Konversi bank pemerintah menjadi bank syariah

•Dana BUMN dikelola oleh bank syariah. •Pasar ASEAN di era MEA

Tantangan

Pengembangan Bank Syariah

•Bank syariah belum menjadi isu (kepentingan) nasional •Market share bank syariah masih single digit

•Pemahaman publik belum optimal

•Pasar keuangan syariah belum berkembang

•Inovasi produk belum optimal

Required Actions

•Memenuhi kebutuhan SDM baik kuantitas maupun kualitas

•Regulasi yang mendukung

•Pemenuhan funding dan financing •Mendapatkan dukungan penuh pemerintah

•Intensive coordination and

communication with government and related parties

•Meningkatkan infrastruktur pendukung

(38)

1. Directed Market Driven; mengarahkan preferensi pasar sehingga terbangun industri perbankan syariah yang sehat, kuat dan konsisten terhadap prinsip syariah.

2. Fair Treatment, membangun persaingan industri perbankan syariah yang sehat sesuai karakteristiknya dan pace of development.

3. Gradual & Sustainable Approach, prioritas dan fokus pengembangan berdasarkan situasi dan kondisi serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

4. Sharia Compliance, pengaturan industri dan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan prinsip syariah

5. Professional, setiap upaya pengembangan didasarkan kepada pertimbangan keahlian dan tata kelola yang baik.

38

(39)

• Expansive and prudent; Mempersiapkan ketentuan kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan memperhatikan prinsip syariah dan kehati-hatian serta didukung oleh sistem pengawasan yang efektif;

• Innovative, educative and comprehensive; Memberikan jasa pelayanan

keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat melalui pengembangan produk dengan dukungan edukasi publik yang memadai;

• Internationally qualified and domestic oriented; Mengarahkan kepada penguasaan pasar domestik dengan kualitas operasional internasional;

• Selected open; Mendukung pembangunan ekonomi nasional dengan mengundang investor internasional disamping investor domestik dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesetaraan.

• Human capital investment; Mendukung pembangunan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan akhlak yang baik

39

(40)

PROSPEK PERBANKAN SYARIAH 2013 - 2020

40

Asumsi dasar:

• Tingkat Inflasi selama 2 tahun terakhir sebesar 7% dan tetap

terjaga pada level single digit.

• Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi tetap tinggi atau pada

kisaran di atas 5%.

• Nilai tukar Rupiah yang tetap stabil pada kisaran

Rp8500-Rp9000/USD.

• Kinerja perbankan syariah tetap baik tercermin dari

pertumbuhan tahunan yang tinggi, FDR tinggi, NPF rendah dan CAR yang terjaga di atas 8%.

• Sosialisasi dan edukasi berjalan baik, pasar keuangan (pasar

sukuk, dll) terus berkembangan dan mendukung kinerja sektor riil.

(41)

“Perbankan yang saling menguntungkan kedua

belah pihak”

New Branding : Perbankan Syariah Sebagai Lebih Dari Sekedar bank (Beyond Banking)

• Content: Beragam produk

dengan skema variatif

• Context: Transparan agar adil bagi

kedua belah pihak

• People: Kompeten dalam keuangan

& beretika

• Technology: IT system yg update &

user friendly

• Facility: Ahli investasi, keuangan

dan syariah

LEBIH DARI SEKEDAR BANK (BEYOND BANKING) POSITIONING DIFFERENTIATION BRAND Bank Syariah memosisikan diri sebagai lembaga keuangan yang merupakan business entity, yang memberikan manfaat & keuntungan kepada nasabah maupun bank

Apa yang membedakan Bank Syariah dgn yang lain? Apa keunikan Bank Syariah? Keberagaman Produk ! Produk LEBIH beragam Skema Keuangan LEBIH variatif Penempatan dana LEBIH selektif Kompetensi SDM LEBIH multi disiplin ilmu/multi dimensi

(42)

TANTANGAN KE DEPAN

42

Tantantang mikro/makro:

• Krisis eropa yang dapat berimbas (langsung/tidak) ke

stabilitas perekonomian DN.

• Pembentukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mengambil

alih fungsi pemeriksaan dan pengawasan bank syariah namun mengembangkan industri perbankan syariah.

• Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015-2020

dengan kesepakatan: satu kesatuan ekonomi, pertahanan dan budaya.

• Stabilitas sosial politik yang berdampak kepada kinerja

perekonomian.

• Stabilitas sistem keuangan syariah dengan pangsa pasar yang

sudah signifikan dan telah berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.

(43)

Associate Prof. Dr. Rifki Ismal is both a

central banker and lecturer. He earned

bachelor degree in economics from University of Indonesia, master in economics from

University of Michigan, ann arbor (USA) and PhD in Islamic economics and Finance from Durham

University (England). An Associate Professor in Islamic Banking and Finance is from the Australian Government (Australian Center for Islamic Financial Studies)

(44)

44

Referensi

Dokumen terkait

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang dalam pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan

memberikan hasil pertama, fungsi pengawasan yang dilakukan oleh OJK adalah untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang sehat dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat

Tren terbaru dalam sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk perbankan yang disebut mobile banking memberikan layanan perbankan seperti transfer dana,

Sistem perbankan sangat dipengaruhi oleh situasi financial dan operasional bank-bank secara individual. Karena sistem perbankan dan operasional yang tidak sehat akan

Pengawasan sebagai proses untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien sebagai pengawasan dan pengendalian merupakan suatu cara pengaturan

Selain itu, seiring dengan dinamika pengaturan perbankan yang berdampak pada pengaturan Penyertaan Modal dan/atau Penyertaan Modal Sementara diperlukan harmonisasi

KESIMPULAN Adanya bank syariah di Indonesia dengan tujuan sebagai sistem perbankan yang menggabungkan dengan sistem perbankan konvensional dual banking system, adalah untuk

OJK melakukan pengawasan terhadap Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon yang antara lain meliputi pengawasan: - Penyelenggara Bursa Karbon - Infrastruktur pasar pendukung