GENERAL BANKING SYSTEM
Associate Professor Rifki Ismal, PhD
Muamalat Institute
Management Officer Development Program
Jakarta, 16 Februari 2013 1
Manusia dan Aktifitas Ekonomi
2Prilaku Manusia
Sistem Ekonomi
RUANG LINGKUP INSTRUMEN
Interaksi Produktif
Basic Necesities & Wealth-Income Distribution Jual-Beli Investasi IMPLIKASI Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan Kebersamaan ZISWaf No Riba No Speculation
INSTRUMEN
Interaksi Produktif
Basic Necesities & Wealth-Income Distribution Jual-Beli Investasi IMPLIKASI MASYARAKAT Produktif EKONOMI PRODUKTIF LEMBAGA KEUANGAN BANK ASURANSI REKSADANA PASAR MODAL PP APLIKASI Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan Kebersamaan ZISWaf No Riba No Speculation Pertanggung-jawaban kpd Tuhan Kesederhanaan
5
SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL & ISLAM
• World Bank : Managing Director (Sri Mulyani) in IFSB Summit, Luxembourg 2011 “formally recognized
Islamic finance and have designated it a priority area in its financial sector program”
• IMF : cunduct survey of Islamic banking to several Moslem countries in the world in 2011 identified sound & best practices of Islamic bank in the world and input for surveillance, policy and technical
assistance work in the area..
Kegiatan Perbankan Konvensional
7OPERASI PERBANKAN KONVENSIONAL
Konsep IS-LM: Kurva IS mewakili keseimbangan di
pasar barang dan kurva LM mewakili keseimbangan di pasar uang. Kurva IS secara langsung dikontrol dengan kebijakan fiskal dan kurva LM secara langsung dikontrol oleh kebijakan moneter.
M,Q P,i LM IS b a
Konsep IS-LM: Ketika terjadi penambahan likuiditas karena kebijakan moneter konvensional, maka LM
bergeser ke kanan. Karena berbasis bunga, kenaikan liquiditas (b ke b’) tidak serta merta dapat diimbangi oleh IS sehingga IS tetap dan harga naik dari a ke a’ (inflasi). “Inflation is a monetary phenomenon”
M,Q P,i LM IS b a LM’ a’ b’
Konsep IS-LM: Kalaupun sektor riil bertambah (kurva IS bergeser ke kanan) namun percepatannya selalu lebih lambat daripada kebijakan moneter (pergeseran kurva LM ke kanan) yang terjadi periodikal. Sehingga inflasi selalu terjadi persisten.
M,Q P,i LM IS b a LM’ b’’ IS’ a’’ LM’’
Konsep IS-LM: Dalam jangka panjang (akibat dari kebijakan dan operasional moneter berbasis bunga) inflasi akan terus terjadi. Lambat atau cepat terjadinya krisis ekonomi bergantung kepada seberapa sering dan kuatnya kebijakan moneter konvensional diterapkan.
M P b a a’ b’’
Kegiatan Perbankan Syariah
12PRINSIP PERBANKAN SYARIAH
Berperan aktif dalam sistem ekonomi
termasuk sebagai financial and
economic intermediary.
Bertujuan mencapai falah melalui
Konsep IS-LM: Penambahan likuiditas berdasarkan ekonomi moneter Islami terjadi karena (dan wajib) aktifitas di sektor riil (tidak ada fiat money creation). Akibatnya harga stabil dan dana bertambah.
M,Q P,i LM IS b a LM’ b’ IS’
Konsep IS-LM: Meningkatnya uang yang dimiliki investor karena dibayarkan oleh bank pada akhirnya masuk ke sistem perbankan lagi karena larangan hoarding of
money. M,Q P,i LM b a LM’ b’ IS’
Konsep IS-LM: Akibatnya harga turun seiring dengan bertambahnya likuiditas. Berbeda dengan mekanisme moneter konvensional, pada moneter syariah likuiditas yang bertambah justru akan semakin menggerakkan sektor riil dan menurunkan harga.
M,Q P,i LM dan LM’ b a b’ IS’ a’
Konsep IS-LM: Dalam jangka panjang (akibat dari
kebijakan dan operasional moneter Islam) inflasi akan terus menurun. Krisis ekonomi insya Allah tidak akan terjadi bahkan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. M P b a’ a b’
Overview Ekonomi, Sistem Keuangan
dan Perbankan Indonesia
KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL
19
Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi (29,9 juta jiwa-12,6% dari total penduduk)
Angka pengangguran terbuka masih sekitar 15,54 juta orang (6,56% dari total penduduk)
Distribusi pendapatan yang belum merata
40 juta orang Indonesia belum terlayani oleh perbankan.
27 juta usaha mikro dari 54 juta UMKM belum mendapatkan kredit perbankan.
KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL
20
Ekses likuiditas berupa penempatan dana di Bank Indonesia tercatat sekitar Rp500 triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan rasio M2/PDB hanya 38% oleh karena:
(i) rendahnya intermediasi sektor keuangan; (ii) rendahnya pemanfaatan pasar modal dan;
(iii) terbatasnya instrumen investasi di pasar keuangan
Rasio kredit bank per GDP Indonesia yang hanya 26% adalah paling rendah dibandingkan Malaysia (106%), Thailand (57%), Singapura (95%) dan Philipina (33%)
WHAT DO WE NEED TO DO?
21
Peningkatan fungsi intermediasi sektor
keuangan kepada sektor riil
Integrasi lembaga keuangan bank dan nonbank
Penurunan biaya dana (cost of fund)
Financial inclusion
Social safety net
Monetary Policies, Fiscal Policies dan Financial
Sector Policies yang pro Growth, Pro
Distribution of income, Increase Social Welfare,
Mitigate the Poors
EKONOMI INDONESIA & OTORITAS KEUANGAN
22 CONDUCT STRUCTURE PERFORMANCE Pasar Keuangan Non Bank Perekonomian IndonesiaStruktur Ekonomi: Sisi Produksi
Pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Ekonomi Indonesia Struktur Ekonomi: Sisi Permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perbankan O t o r i t a s F i s k a l O t o r i t a s M o n e t e r
23
OTORITAS EKONOMI DI INDONESIA
Otoritas Fiskal
Pemerintah
Otoritas Jasa Keuangan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Bank Indonesia
Perbankan
Lembaga Keuangan
Non Bank
Pasar Keuangan
Otoritas Sektor
Keuangan
Coordination Among 3 Authorities
24
OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS MONETER OTORITAS FISKAL Bank Syariah
Bank Infrastruktur
BPR Perbankan Pendidikan
BPRS Kesehatan
Dana Pensiun Sosial
Pegadaian
Asuransi Non Bank Sektor Produktif Pemetaan
Reksadana Industri per wilayah
Multifinance Agriculture per proyek
Perdagangan per tenor
Pasar Obligasi per skala usaha
Pasar saham Proyek Swasta Pasar Keuangan Proyek Pemerintah Obligasi Korporasi Proyek-proyek pemerintah Bank Indonesia Aktifitas Ekonomi Obligasi pemerintah Unit Usaha Syariah LKNB syariah aliran dana aliran dana
PENTINGNYA OJK
25
OJK akan mengawasi, memeriksa dan mengatur dana sebesar Rp8000-Rp9000 triliun di lembaga keuangan bank dan non bank termasuk pasar keuangan
OJK akan menjembatani kebutuhan pendanaan
perekonomian baik dari swasta maupun pemerintah
Bekerjasama dengan otoritas fiskal dan moneter, OJK penyedia dana utama pembangunan dan menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia
Otoritas keuangan yang membawahi semua institusi syariah (LKB syariah, LKNB syariah dan pasar
keuangan syariah)
Pengembangan LKB syariah dan LKNB syariah di Bank Indonesia dan Pemerintah pindah ke OJK
OJK DI NEGARA-NEGARA MAJU
26
OJK pernah diterapkan oleh Inggris, Islandia, Swedia, Korea, Jerman dan Jepang
Tujuannya agar pengawasan dan pengaturan sektor keuangan menjadi lebih terintegrasi, terpusat dan independen
OJK di negara-negara tersebut gagal beroperasi dan fungsinya dikembalikan kepada Bank Sentral
Financial Service Authority (FSA) di Inggris mengatur
dan mengawasi LK di pasar modal, perbankan bahkan asuransi. FSA ditutup 16 Juni 2010 oleh George
Osborne (Chancellor of the Exchequer).
Sebab utama kegagalan FSA: (a) lemahnya internal FSA dan, (b) lemahnya koordinasi dengan bank sentral dan kementerian keuangan
SEBAB KEGAGALAN FSA
27
FSA cenderung reaktif (bukan proaktif) dan kurang menanggapi signal risiko di bank.
FSA juga terlalu berfokus kepada customer protection dan kondisi individual perbankan. Padahal, sistem perbankan dan stabilitas keuangan tidak terlepas
kaitannya dengan micro prudential (kewenangan FSA) dan macro prudential (kewenangan bank sentral).
Kapabilitas staf FSA kurang mumpuni di bidangnya dan gagal menciptakan: (i) kepercayaan pasar; (ii) stabilitas keuangan; (iii) perlindungan konsumen dan; (iv)
minimalisasi kejahatan keuangan
Walaupun sudah dibentuk Tripartit Agreement antara FSA, Bank of England dan kementerian keuangan Inggris, koordinasinya sulit dilaksanakan
OTORITAS JASA KEUANGAN
28
Issues OJK BI Implikasi
Perizinan Dilakukan oleh OJK
Dialihkan dari BI ke OJK
Sistem, SDM, mekanisme, dll Pengaturan OJK melakukan
microprudential
BI melakukan macroprudential
Batasan harus jelas
Pengawasan Dilakukan oleh OJK Dialihkan dari BI ke OJK Sistem, SDM, mekanisme, dll Sistem Informasi BI, selfcreation, inter institutions Tetap milik BI + share with OJK
SDM, IT, koordinasi Pengembangan
produk, edukasi
Belum jelas Tidak di BI lagi Tidak ada yang mengatur BS Penelitian Belum jelas Bukan di BI tapi
struktur ada
Tidak ada yang mengatur BS
SYARAT SUKSES OJK
29
Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di
OJK maupun dengan kebijakan
moneter/macroprudential oleh Bank Indonesia dan kebijakan fiskal oleh pemerintah
Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi, komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya
Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk
kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah. Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non bank di dalam perekonomian Indonesia.
Sistem Keuangan Syariah
3031
PERKEMBANGAN REGULASI DAN LEMBAGA
Regulatory:
• Central Bank Act No. 23 of 1999 (amended by Act No. 3 of 2004).
• Banking Act No 7 of 1992 (amended by Act No. 10 of 1998). • Deposit Insurance Act No. 24 of 2004
• Islamic Banking Act No. 21 of 2008.
• Islamic Sovereign Bond (Sukuk) Act No. 19 of 2008. • Government Law No. 25 of 2009 (income tax for sharia
transactions).
• Tax Neutrality in Government Law no. 42 of 2009.
Bank and Non Bank Types:
• Conventional Banks: Commercial Banks and Rural Banks. • Islamic Banks: Islamic Commercial Banks (BUS), Islamic
Banking Units (UUS) and Islamic Rural Banks (BPRS). • BMT, KJKS, multifinance, takaful, pension funds, etc
IAI Baznas Basyarnas Asosiasi UUS Depositors - Publik - Pemerintah BPRS - Asing (terbatas) BMT LKS non bank
Islamic Stock Market
Central Bank Investment Certificate
Dewan Syariah Nasional Komite Perbankan Syariah
Lembaga Rating Dewan Pengawas Syariah
Islamic Money Market
Islamic Insurance/Takaful
Islamic Capital (Sukuk) Market Bank Syariah
Medium and Large Business
Small and Micro Business Lembaga
Penjamin
Medium and Large Business Small and Micro Business Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah UUS Existing BPRS New BPRS New BPR Existing BPR Existing Community Existing Community New Community New Community Calon Pendiri BPR/S
Pembiayaan SMEs dilakukan oleh:
•Bank Umum Konvensional •Bank Umum Syariah
•Unit Usaha Syariah
•Bank Perkreditan Rakyat •Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
•New Investor (Calon Pemilik) •Baitul Maal Watamwill (BMT)
BMT
Arsitektur Perbankan Indonesia
34Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional
Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Industri Perbankan yang Kuat Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6
Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional
Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Industri Perbankan yang Kuat Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6
Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional
Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Industri Perbankan yang Kuat Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6
SDM yang memadai dan berkualitas tinggi Struktur perbankan yang efektif Aliansi strategis yg sinergis
Mewujudkan perbankan syariah yang sehat, kredibeldan menjadi pilihan utama masyarakat serta berkontribusi penting bagi
pertumbuhan ekonomi nasional secara berkesinambungan (visi 2020)
Pemberdaya an nasabah yg efektif Pengembang an produk dan pasar yang unggul Regulasi dan supervisi yang efektif Infrastruktur yang mendukung Landasan Hukum, Ketentuan, Standar dan Fatwa
Syariah
Islam
Aqidah
Akhlaq 35
36
Domestic Market
Penduduk muslim terbesar di dunia (+/- 227 juta);
Kekayaan alam yang dapat mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi dan keuangan;
Budaya sosial Indonesia ttg bagi hasil (maro, mertelu) sangat sejalan dengan prinsip bagi hasil dlm perbankan syariah;
Hasil riset & survey Bank Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap bank syariah (89% menerima prinsip syariah)
Islamic banking orientation for real sector is very suitable for Indonesian economic development
Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI)
Pembiayaan korporasi
Konversi bank umum menjadi bank syariah dan bank syaria baru
Pengelolaan dana pemerintah oleh bank syariah
Global Market
Penduduk muslim dunia sebesar 1.3 milyar, sekitar 20% dari jumlah penduduk pangsa GDP lebih dari 10% GNP dunia.
Pertumbuhan islamic finance secara global lebih besar dari pada sektor keuangan konvensional.
Perkembangan islamic finance meliputi muslim dan non-muslim, dan negara-negara non muslim seperti UK, USA, Singapore, Luxembourg, Germany, Thailand and
Russia.
Islamic finance terdapat di > 75 negara dengan total aset sekitar 1.3 triliun USD.
Sharia and Islamic Banking Mainstream
•Sharia based Islamic Economics together with selective Sharia Compliance (applicable and undoubtful)
•Real sector oriented Islamic banking operation dengan dominasi investment based contracts •Domestic oriented Islamic banking without ignoring the potential to capture foreign markets •Living in the same level of playing field with conventional banking.
Arah Bank Syariah Indonesia ke Depan
Blue Print Perbankan Syariah Indonesia
Perwujudan Visi dan Misi Perbankan Syariah
Indonesia
Existing supporting factors
•88% populasi adalah muslim •Pertumbuhan aset tahunan cukup yang tinggi
•FDR tinggi dan mayoritas kepada UMKM.
•Jaringan perbankan dari makro hingga mikro
•Dukungan legal, pemerintah, ulama dan publik
•Jumlah bank syariah terus bertambah.
•Tidak menggunakan akad-akad kontroversial
•Independensi DSN dan MUI.
Potential Supporting Factors
•Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI) •Dana haji, umroh, ZISWAF dikelola 100% oleh bank syariah
•Pembiayaan ke korporasi
•Konversi bank pemerintah menjadi bank syariah
•Dana BUMN dikelola oleh bank syariah. •Pasar ASEAN di era MEA
Tantangan
Pengembangan Bank Syariah
•Bank syariah belum menjadi isu (kepentingan) nasional •Market share bank syariah masih single digit
•Pemahaman publik belum optimal
•Pasar keuangan syariah belum berkembang
•Inovasi produk belum optimal
Required Actions
•Memenuhi kebutuhan SDM baik kuantitas maupun kualitas
•Regulasi yang mendukung
•Pemenuhan funding dan financing •Mendapatkan dukungan penuh pemerintah
•Intensive coordination and
communication with government and related parties
•Meningkatkan infrastruktur pendukung
1. Directed Market Driven; mengarahkan preferensi pasar sehingga terbangun industri perbankan syariah yang sehat, kuat dan konsisten terhadap prinsip syariah.
2. Fair Treatment, membangun persaingan industri perbankan syariah yang sehat sesuai karakteristiknya dan pace of development.
3. Gradual & Sustainable Approach, prioritas dan fokus pengembangan berdasarkan situasi dan kondisi serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
4. Sharia Compliance, pengaturan industri dan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan prinsip syariah
5. Professional, setiap upaya pengembangan didasarkan kepada pertimbangan keahlian dan tata kelola yang baik.
38
• Expansive and prudent; Mempersiapkan ketentuan kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan memperhatikan prinsip syariah dan kehati-hatian serta didukung oleh sistem pengawasan yang efektif;
• Innovative, educative and comprehensive; Memberikan jasa pelayanan
keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat melalui pengembangan produk dengan dukungan edukasi publik yang memadai;
• Internationally qualified and domestic oriented; Mengarahkan kepada penguasaan pasar domestik dengan kualitas operasional internasional;
• Selected open; Mendukung pembangunan ekonomi nasional dengan mengundang investor internasional disamping investor domestik dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesetaraan.
• Human capital investment; Mendukung pembangunan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan akhlak yang baik
39
PROSPEK PERBANKAN SYARIAH 2013 - 2020
40
Asumsi dasar:
• Tingkat Inflasi selama 2 tahun terakhir sebesar 7% dan tetap
terjaga pada level single digit.
• Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi tetap tinggi atau pada
kisaran di atas 5%.
• Nilai tukar Rupiah yang tetap stabil pada kisaran
Rp8500-Rp9000/USD.
• Kinerja perbankan syariah tetap baik tercermin dari
pertumbuhan tahunan yang tinggi, FDR tinggi, NPF rendah dan CAR yang terjaga di atas 8%.
• Sosialisasi dan edukasi berjalan baik, pasar keuangan (pasar
sukuk, dll) terus berkembangan dan mendukung kinerja sektor riil.
“Perbankan yang saling menguntungkan kedua
belah pihak”
New Branding : Perbankan Syariah Sebagai Lebih Dari Sekedar bank (Beyond Banking)
• Content: Beragam produk
dengan skema variatif
• Context: Transparan agar adil bagi
kedua belah pihak
• People: Kompeten dalam keuangan
& beretika
• Technology: IT system yg update &
user friendly
• Facility: Ahli investasi, keuangan
dan syariah
LEBIH DARI SEKEDAR BANK (BEYOND BANKING) POSITIONING DIFFERENTIATION BRAND Bank Syariah memosisikan diri sebagai lembaga keuangan yang merupakan business entity, yang memberikan manfaat & keuntungan kepada nasabah maupun bank
Apa yang membedakan Bank Syariah dgn yang lain? Apa keunikan Bank Syariah? Keberagaman Produk ! Produk LEBIH beragam Skema Keuangan LEBIH variatif Penempatan dana LEBIH selektif Kompetensi SDM LEBIH multi disiplin ilmu/multi dimensi
TANTANGAN KE DEPAN
42
Tantantang mikro/makro:
• Krisis eropa yang dapat berimbas (langsung/tidak) ke
stabilitas perekonomian DN.
• Pembentukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mengambil
alih fungsi pemeriksaan dan pengawasan bank syariah namun mengembangkan industri perbankan syariah.
• Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015-2020
dengan kesepakatan: satu kesatuan ekonomi, pertahanan dan budaya.
• Stabilitas sosial politik yang berdampak kepada kinerja
perekonomian.
• Stabilitas sistem keuangan syariah dengan pangsa pasar yang
sudah signifikan dan telah berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.
Associate Prof. Dr. Rifki Ismal is both a
central banker and lecturer. He earned
bachelor degree in economics from University of Indonesia, master in economics from
University of Michigan, ann arbor (USA) and PhD in Islamic economics and Finance from Durham
University (England). An Associate Professor in Islamic Banking and Finance is from the Australian Government (Australian Center for Islamic Financial Studies)
44