BATAN
- 1 -
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR : 093/KA/IV/2009
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN MANAJEMEN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, PEREKAYASAAN,
DISEMINASI, DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NUKLIR
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
Menimbang :
bahwa dalam rangka memberi petunjuk dalam melaksanakan Peraturan
Kepala BATAN Nomor 101/KA/VI/2007 tentang Pedoman Manajemen
Penelitian, Pengembangan, Perekayasaan, dan Diseminasi Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Nuklir dipandang perlu ditetapkan
Keputusan Kepala BATAN tentang Petunjuk Pelaksanaan Manajemen
Penelitian, Pengembangan, Perekayasaan, Diseminasi dan Penguatan
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Nuklir.
Mengingat :
1.
2.
3.
4.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4700);
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4406);
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih teknologi
Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian Dan Pengembangan Oleh
Perguruan Tinggi Dan Lembaga Penelitian Dan Pengembangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);
Peraturan Pemerintah Nomor 6Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
BATAN
- 2 -
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
4609);
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor
Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4668);
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007;
Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007;
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah;
Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 111/M/2005
tentang Kebijakan Strategis Nasional (Jakstranas) Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 04/M/PER/III/2007
tentang Tata Cara Pelaporan Kekayaan Intelektual, Hasil Kegiatan
Penelitian dan Pengembangan, dan Hasil Pengelolaannya;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara;
BATAN
- 3 -
15.
16.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 161/KA/XII/2006
tentang Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Badan Tenaga Nuklir Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERTAMA
:
Petunjuk
Pelaksanaan
Manajemen
Penelitian,
Pengembangan,
Perekayasaan, Diseminasi, dan Penguatan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Nuklir selanjutnya disebut Juklak Manlitbang, sebagaimana
tersebut dalam Lampiran I, II, dan III Keputusan ini.
KEDUA
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 April 2009
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
-ttd-
HUDI HASTOWO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Plh. Kepala Biro Kerjasama, Hukum,
dan Hubungan Masyarakat
BATAN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR : 093/KA/IV/2009
TANGGAL : 27 April 2009
PETUNJUK PELAKSANAAN
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN MANAJEMEN LITBANGYASA IPTEK NUKLIR
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Kemampuan iptek nasional perlu terus dikembangkan dalam rangka peningkatan daya
saing dan kemandirian bangsa serta mempercepat pencapaian tujuan nasional. Pembangunan
kemampuan iptek nasional diarahkan untuk meningkatkan kapasitas nasional dalam
penguasaan pengembangan dan pemanfaatan iptek bagi peningkatan daya saing industri serta
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Searah dengan tujuan pembangunan dan
kemampuan iptek nasional maka potensi iptek nuklir dan sumberdaya litbang yang tersedia di
BATAN juga harus dikelola dan didayagunakan, serta pemanfaatannya diarahkan untuk
menghasilkan produk barang dan jasa teknologi serta informasi yang sangat diperlukan untuk
mengatasi berbagai masalah pembangunan.
Pelaksanaan program pengembangan dan pemanfaatan iptek nuklir perlu diatur dengan
sistem tata laksana yang baku, sehingga penyelenggaraan kegiatan litbangyasa iptek nuklir
dapat berlangsung secara efisien, efektif dan terukur dengan berkeselamatan dan keamanan
yang handal serta mampu menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk itu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak) sebagai acuan
pengelolaan program dan penyelenggaraan kegiatan penelitian,
pengembangan,
dan
perekayasaan.
Petunjuk
Pelaksanaan
Manajemen
Penelitian
Pengembangan dan Perekayasaan Iptek Nuklir yang selanjutnya disingkat Petunjuk
Pelaksanaan Manajemen Litbangyasa adalah pelaksanaan dari Peraturan Kepala BATAN Nomor
BATAN
- 2 -
101/KA/VI/2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang Pedoman Manajemen Penelitian,
Pengembangan, Perekayasaan dan Diseminasi Iptek Nuklir.
I.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Litbangyasa ini adalah sebagai
acuan kerja bagi setiap unit kerja BATAN dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring evaluasi dan pengawasan serta pelaporan kegiatan litbangyasa iptek nuklir.
Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Litbangyasa ini disusun dengan tujuan untuk:
Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya litbang yang ada untuk mempercepat
tercapainya hasil dan tujuan iptek nuklir dalam menunjang pembangunan nasional;
Menghasilkan produk litbangyasa iptek nuklir yang bermutu, berkeselamatan dan
keamanan yang handal serta berwawasan lingkungan, dengan cara efisien, efektif dan
terukur;
Menstimulasi kegiatan litbangyasa iptek nuklir untuk menghasilkan produk yang bernilai
dan bermanfaat bagi masyarakat luas serta menunjang pembangunan nasional;
Meningkatkan kompetensi pelaku litbangyasa pada tingkat nasional dan internasional.
I.3.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Petunjuk Pelaksanaaan Manajemen Penelitian, Pengembangan dan
Perekayasaan difokuskan pada:
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan program dan kegiatan litbangyasa.
Tata cara penyiapan dan perencanaan usulan kegiatan litbangyasa oleh unit kerja
penanggung jawab kegiatan.
Proses evaluasi kelayakan usulan kegiatan oleh
Peer Group
yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala BATAN.
Pelaksanaan Litbangyasa, memuat bentuk kegiatan, luaran dan pemanfaatan, arah
kegiatan dan unit kerja pelaksana.
Monitoring evaluasi pengawasan dan pengendalian kegiatan secara internal oleh unit kerja.
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Litbangyasa.
BATAN
- 3 -
I.4.
Sistematika
Dokumen Juklak Manajemen Litbangyasa disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan
sistematika.
BAB II
Persyaratan Pelaksanaan Litbangyasa, memuat persyaratan yang harus diperhatikan
dalam penyiapan dan penyusunan usulan kegiatan.
BAB III
Penyiapan Usulan Kegiatan, memuat tata cara yang harus dilaksanakan oleh unit
kerja penanggung jawab kegiatan dalam menyiapkan, merumuskan dan
mengusulkan kegiatan litbangyasa.
BAB IV
Pelaksanaan Litbangyasa, memuat bentuk kegiatan, bentuk luaran dan
pemanfaatan, arah kegiatan, ruang lingkup dan unit kerja pelaksana serta
pengorganisasian dari kegiatan litbangyasa.
BAB V
Hasil Litbangyasa dan Pelaporan, memuat ketentuan mengenai produk litbangyasa
serta jenis laporan yang harus disiapkan oleh penanggung jawab dan koordinator
kegiatan, sistem verifikasi dan pengesahannya.
BAB VI
Penutup, memuat esensi dan harapan ditetapkannya Juklak Manajemen
Litbangyasa.
BATAN
- 4 -
BAB II
PERSYARATAN PELAKSANAAN LITBANGYASA
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Manajemen Litbangyasa memuat ketentuan atau
persyaratan dalam pelaksanaan kegiatan litbangyasa. Persyaratan ini diperlukan agar setiap
kegiatan litbangyasa di BATAN dijiwai oleh semangat yang memancar dari cita-cita atau visi
organisasi, serta pelaksanaannya dilandasi oleh prinsip dan nilai-nilai yang telah diformulasikan
dalam Renstra BATAN 2004-2009 Revisi 1. Selain itu Juklak Manajemen Litbangyasa juga harus
menjadi dasar pelaksanaan kegiatan litbangyasa sebagaimana telah dirumuskan dalam maksud
dan tujuan Pedoman Manlitbang yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala BATAN No.
101/KA/VI/2007.
II.1.
Persyaratan Pelaksanaan Litbangyasa
Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan litbangyasa di BATAN
adalah sebagai berikut:
1.
Keselamatan bagi pelaksana, masyarakat dan lingkungan.
Semua kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional dengan mengutamakan prinsip
keselamatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan. Tujuan dari Juklak Manajemen
Litbangyasa Iptek Nuklir adalah agar pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan
pemanfaatan iptek nuklir direncanakan sesuai dengan prosedur, sehingga menghasilkan
produk litbangyasa yang bermutu dan berkeselamatan serta keamanan yang handal.
2.
Sistem Manajemen Mutu Nuklir.
Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program dan
kegiatan litbangyasa dilaksanakan dengan menerapkan sistem manajemen mutu agar
berkeselamatan dan keamanan yang handal, efisien, efektif dan bermutu sehingga
memberikan kepuasan kepada pelanggan dan masyarakat.
Juklak tentang penerapan sistem manajemen mutu diperlukan untuk menjamin agar
program dan kegiatan iptek nuklir dilaksanakan dengan selamat dan aman bagi pelaksana,
masyarakat, dan lingkungan serta menghasilkan produk yang bermutu. Juklak sistem
manajemen mutu nuklir mengacu pada Sistem Manajemen Mutu Nuklir BATAN cq. PSJMN
(Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir), sebagai bukti bahwa sistem manajemen
mutu telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk memenuhi ketentuan
BATAN
- 5 -
tersebut masing-masing unit kerja diharuskan terakreditasi sistem manajemen mutu sesuai
dengan lingkup kegiatan, akreditasi eksternal BATAN oleh pihak luar yaitu KNAPPP (Komisi
Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan) dan KAN (Komisi Akreditasi
Nasional) dan internal BATAN oleh PSJMN.
3.
Pemanfaatan Iptek Nuklir.
Program dan kegiatan litbangyasa disusun berdasarkan RPJPN, RPJMN, ARN, Renstra
BATAN, dan Renstra Unit Kerja. Kegiatan litbangyasa yang dilaksanakan di BATAN harus
berkaitan dengan pemanfaatan iptek nuklir, dengan tujuan agar iptek nuklir dapat
memberikan dukungan nyata terhadap pelaksanaan pembangunan nasional, antara lain di
bidang pangan, energi, pelayanan kesehatan, pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan.
4.
Kesesuaian dengan Tugas dan Fungsi Unit Kerja.
Setiap kegiatan litbangyasa harus diusulkan dalam bentuk Usulan Kegiatan dan mendapat
persetujuan dari Pejabat Eselon II. Usulan kegiatan adalah penjabaran dari Renstra BATAN
atau Renstra Unit Kerja. Dengan demikian setiap kegiatan litbangyasa di BATAN harus
berkontribusi kepada pencapaian target/sasaran program Batan atau kegiatan unit kerja.
Setiap kegiatan litbangyasa yang diusulkan untuk memperoleh pendanaan dari pihak
eksternal (nasional maupun internasional) harus sesuai dengan tugas dan fungsi (tusi) unit
kerja dan harus mendapat persetujuan Kepala Unit Kerja.
5.
Verifikasi dan Evaluasi Kelayakan Kegiatan Litbangyasa.
Setiap kegiatan litbangyasa iptek nuklir harus telah dinyatakan layak dari aspek teknis
ilmiah, administrasi, dan keselamatan oleh unit kerja pengusul dan Tim yang ditunjuk oleh
Kepala BATAN.
6.
Kontrak Riset (
Research Contract
) dengan Pihak Eksternal.
Kegiatan litbangyasa yang didanai oleh pihak eksternal dalam lingkup Nasional (misalnya
Program Insentif Riset KNRT) dan Badan-badan Internasional (misalnya IAEA, JICA, IFS
dan sebagainya) dalam bentuk proposal riset kompetitif/kontrak riset harus sesuai dengan
tusi unit kerja dan disetujui oleh Kepala Unit Kerja serta dilaporkan ke Biro Perencanaan
(BP).
Dengan demikian program kerja sama dalam riset kontrak dengan pihak eksternal
harus merupakan bagian dari program BATAN secara menyeluruh.
BATAN
- 6 -
Kegiatan riset kontrak atau kerja sama penelitian yang tidak berkaitan dengan tusi
unit kerja
(spin off)
diperlakukan sebagai layanan jasa teknik dan penelitian. Tata cara
layanan jasa teknik dan penelitian diatur di dalam Juklak Manajemen Diseminasi Hasil
Litbangyasa
7.
Juklak Manajemen Litbangyasa ini merupakan satu kesatuan dengan Juklak Manajemen
Diseminasi dan Juklak Kelembagaan yang saling melengkapi.
II.2.
Pentahapan Pelaksanaan
Litbangyasa
II.2.1. Mekanisme Perencanaan Program/Kegiatan Litbangyasa
1.
Kepala BATAN menetapkan dan menyampaikan kebijakan umum dan program
utama BATAN untuk 2 (dua) tahun mendatang sesuai dengan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), serta rencana tindak
pelaksanaan program dan anggaran untuk 1 (satu) tahun berikutnya dalam rapat
koordinasi Eselon I dan II.
2.
Eselon I (Deputi dan Sestama) merumuskan kebijakan tentang program
prioritas dan penunjang yang memuat pokok-pokok program dan kegiatan
tahunan sebagai acuan penyusunan rencana kegiatan tahunan unit kerja.
3.
Kepala Unit Kerja Eselon II mengajukan usulan kegiatan dan rencana kerja
disertai dengan rencana anggaran untuk 2 (dua) tahun mendatang
berpedoman pada kebijakan umum, program utama, Renstra BATAN, program
prioritas dan penunjang sebagaimana tercantum dalam Renstra Unit Kerja
Eselon II. Usulan kegiatan dari unit kerja Eselon II dirumuskan dan disusun
dalam format baku yang disiapkan oleh Biro Perencanaan.
4.
Usulan kegiatan terdiri dari beberapa sub kegiatan dan setiap sub kegiatan
dapat terdiri dari beberapa unit penelitian maupun non penelitian
5.
Usulan kegiatan dan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada butir 3 dibahas
dalam forum rapat koordinasi masing-masing Unit Kerja Eselon I.
6.
Usulan kegiatan dan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada butir 4 serta
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) merupakan bahan masukan
dalam Rapat Kerja Tahunan, untuk ditetapkan sebagai Rancangan Rencana
Kerja BATAN.
BATAN
- 7 -
7.
Rancangan Rencana Kerja sebagaimana dimaksud pada butir 5 memuat
Kebijakan, Program, Kegiatan yang dilengkapi sasaran kinerja, dan biaya yang
dibutuhkan, disusun dalam format baku yang disiapkan oleh Biro Perencanaan.
8.
Rancangan Rencana Kerja BATAN akan menjadi pedoman untuk penetapan
pagu indikatif oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Departemen Keuangan
dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang kemudian
akan disahkan menjadi pagu sementara oleh DPR.
9.
Kepala BATAN melalui Kelompok Pakar
(Peer Group)
menilai semua usulan
kegiatan unit kerja Eselon II berdasarkan pagu indikatif dengan berpedoman
pada dokumen perencanaan BATAN
(Grand Strategy)
, Renstra BATAN, Renstra
Unit Kerja Eselon II, dan rekomendasi hasil rapat kerja tahunan sebagaimana
dimaksud dalam butir 5.
II.2.2. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Litbangyasa
1.
Usulan kegiatan yang telah mendapat rekomendasi Kelompok Pakar
(Peer
Group)
dijadikan acuan dalam menyusun RKA Satuan Kerja (Satker).
2.
Satker menyusun RKA berdasarkan pagu sementara, Standar Biaya Umum
(SBU), Standar Biaya Khusus (SBK), Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) yang
dilengkapi dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB), Kerangka Acuan (Term of
Reference/TOR), dan data dukung lainnya disampaikan kepada Biro
Perencanaan. RAB memuat besar anggaran diantaranya terdiri dari bahan,
biaya orang/bulan, dan peralatan (mesin/jam).
3.
Biro Perencanaan menghimpun dan menganalisis RKA Satker untuk disusun
menjadi konsep Rencana Kerja dan Anggaran Kementrerian Lembaga (RKA-KL)
BATAN, selanjutnya bersama Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Departemen
Keuangan dan Bappenas melakukan penelaahan konsistensi kesesuaian
anggaran dan kesesuaian program dengan RKP sebagai konsep DIPA.
4.
Biro Perencanaan bersama Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)
Departemen Keuangan melakukan penelaahan kesesuaian satuan anggaran
pada konsep DIPA dan selanjutnya disahkan menjadi DIPA.
BATAN
- 8 -
II.2.3. Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Litbangyasa
1.
Setelah RKA-KL dibagikan oleh kepala BATAN kepada kepala satuan kerja,
maka setiap kepala satuan kerja wajib menyusun POK untuk memperlancar
pelaksanaan kegiatan dan dilaksanakan mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku.
2.
POK yang telah disusun disampaikan kepada Deputi terkait/Sekretaris Utama
melalui Biro Perencanaan untuk memperoleh persetujuan, menggunakan format
baku yang disiapkan oleh Biro Perencanaan
3.
Kepala Satker wajib menunjuk dan menetapkan pejabat pengelola anggaran
sebagaimana diatur dalam Perka BATAN tentang Pedoman Penyusunan dan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BATAN.
4.
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran diperlukan adanya
perubahan kegiatan dan sasaran, maka kepala Satker wajib merevisi dokumen
anggaran (POK maupun DIPA), sebagaimana diatur dalam Prosedur Pengajuan
Usulan Revisi DIPA dan POK BATAN (Buku Seri D Nomor 19/D1/KU 00/Tahun
2007).
II.2.4. Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran
1.
Laporan/Kegiatan Litbangyasa
Laporan kegiatan penelitian/non penelitian yang disusun untuk kepentingan
pemantauan, pengendalian, dan evaluasi harus dilengkapi dengan:
a.
Laporan triwulan kegiatan penelitian/non penelitian dari masing-masing
pelaksana kegiatan disusun dalam format baku yang disiapkan oleh Biro
Perencanaan.
b.
Kepala Unit Kerja Eselon II diwajibkan menyusun laporan penelitian/non
penelitian triwulan dan tahunan, menggunakan format baku yang disiapkan
ke Biro Perencanaan.
c.
Laporan penelitian/non penelitian sebagaimana dimaksud pada huruf b
disampaikan kepada Biro Perencanaan dengan tembusan kepada Deputi
terkait/Sekretaris Utama;
BATAN
- 9 -
d.
Setiap akhir tahun penanggung jawab kegiatan penelitian/non penelitian
wajib membuat laporan teknis kegiatan disampaikan kepada Biro
Perencanaan melalui Kepala Unit Kerja Eselon II;
e.
Pada awal tahun anggaran Kepala Unit Kerja Eselon II menyusun
penetapan kinerja sebagai dasar penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP);
f.
Kepala Satker wajib menyampaikan Laporan Kinerja secara hirarkis setiap
triwulan untuk memenuhi PP No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan
laporan tahunan untuk memenuhi PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah kepada Pejabat Eselon I yang
terkait dan Biro Perencanaan dengan menggunakan format yang
ditentukan;
g.
Kepala BATAN menyampaikan Laporan ringkas mengenai Kinerja Tahunan
kepada Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN),
berupa ringkasan LAKIP (dengan tembusan kepada Menteri Negara Riset
dan Teknologi).
h.
Kepala BATAN menyampaikan LAKIP kepada Presiden dan Wakil Presiden
dengan tembusan ke Menpan dan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
2.
Laporan Keuangan
Dalam rangka pertanggungjawaban keuangan yang dikoordinasikan oleh Biro
Umum, setiap lembaga (BATAN) wajib menyelenggarakan sistem akuntansi
dan menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan
berupa Laporan Realisasi Anggaran dan neraca keuangan. Laporan keuangan
semester dilengkapi dengan Catatan Atas Laporan Keuangan dan Pernyataan
Tanggung Jawab, serta telah dilakukan
review
oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Catatan: Khusus untuk Laporan Keuangan Bulanan, Biro
Perencanaan melakukan penyusunan laporan Realisasi Penggunaan Anggaran.
BATAN
- 10 -
II.2.5. Evaluasi Internal Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi internal pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh unit kerja. Kepala
unit kerja menunjuk Kepala Bidang/Bagian Tata Usaha untuk melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan berdasarkan laporan kegiatan penelitian/non
penelitian yang dibuat oleh pelaksana kegiatan dan merekomendasikan tindak
lanjut terhadap hasil yang dilaporkan.
II.2.6. Pengawasan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran Litbangyasa
1.
Pengawasan terhadap pelaksanaan Program/Kegiatan anggaran dilakukan oleh:
BPK, BPKP, Kepala BATAN, Deputi terkait/Sekretaris Utama, Kepala Satker dan
Inspektorat;
2.
Kepala Satker melakukan pemeriksaan kas bendahara sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan sekali. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Kas;
3.
Pengawasan terhadap Satker dilaksanakan oleh Inspektorat berdasarkan surat
tugas dari Kepala BATAN. Setiap Satker wajib menyiapkan semua dokumen
yang diperlukan;
4.
Inspektorat berkewajiban melakukan Evaluasi LAKIP Satker di lingkungan
BATAN.
5.
Ruang lingkup pengawasan meliputi pengawasan sebelum pelaksanaan (
Pre-audit
), pengawasan saat pelaksanaan (
Current Audit
) dan pengawasan setelah
pelaksanaan (
Post Audit
). Pengawasan sebelum pelaksanaan (
Pre-audit
)
mencakup:
a.
perencanaan yang berkaitan dengan Tugas dan Fungsi yang dituangkan
dalam Rencana Strategis, Program, Kegiatan, Penetapan Kinerja, RKA,
Sasaran, dan Keluaran;
b.
perencanaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM);
c.
perencanaan penyusunan anggaran, meliputi perencanaan usulan
kegiatan;
BATAN
- 11 -
6.
Pengawasan saat pelaksanaan (
Current Audit
) dan pengawasan setelah
pelaksanaan (
Post Audit
) mencakup: pelaksanaan tugas dan fungsi, aspek
sumber daya manusia, aspek keuangan meliputi pengelolaan dan
penatausahaan keuangan negara penerimaan dan pengeluaran, aspek sarana
dan prasarana meliputi pengelolaan dan penatausahaan Barang Milik Negara
(BMN), proses pengadaan barang/jasa; dan metode kerja.
7.
Inspektorat melakukan review atas laporan keuangan dan laporan kinerja
tahunan sebelum laporan tersebut disampaikan oleh Kepala BATAN kepada
instansi lain yang terkait;
8.
Satker wajib melakukan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan sesuai
dengan saran dan rekomendasi dalam Laporan Hasil Audit (LHA), Laporan
tindak lanjut hasil pemeriksaan dituangkan dalam laporan ini dan disampaikan
kepada Kepala BATAN dengan tembusan kepada Inspektorat dilengkapi dengan
data dukung.
II.3.
Pendanaan
Sumber dana yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan litbangyasa berasal dari
APBN dan sumber-sumber lain yang diperoleh dengan cara
outsourcing
melalui program kerja
sama dengan luar negeri (IAEA, RCA, dll) atau dalam negeri (program insentif, kemitraan, dll)
sejauh tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip yang
digunakan dalam kerja sama kegiatan litbangyasa adalah kesetaraan dan saling
menguntungkan. Mekanisme pendanaan mengacu kepada Juklak Manajemen Penguatan
Kelembagaan Iptek Nuklir.
BATAN
- 12 -
BAB III
PENYIAPAN USULAN KEGIATAN
III.1. Persiapan dan Pengusulan
Persiapan dan pengusulan kegiatan litbangyasa di laksanakan sebagai berikut:
1.
Data atau informasi dari RPJPN, RPJMN, KPJM, ARN, dan RKP dipakai peneliti sebagai
sumber acuan pembuatan program litbangyasa BATAN.
2.
Kelompok peneliti di unit kerja menentukan beberapa judul kegiatan litbangyasa yang
terkait dengan Renstra BATAN/Kedeputian/Unit Kerja.
3.
Pemilihan judul kegiatan litbangyasa dilakukan sesuai dengan sasaran utama/program
prioritas/arahan dan kebijakan pimpinan dan hasil rapat kerja BATAN.
4.
Kelompok peneliti dari unit kerja menyusun proposal dokumen kegiatan litbangyasa dengan
memperhatikan tusi unit kerja masukan dari unit-unit kerja yang terkait, hasil kegiatan
tahun sebelumnya dan informasi pasar serta kegiatan litbangyasa lain yang terkait.
5.
Proposal dokumen kegiatan litbangyasa diajukan ke Kepala Unit Kerja dengan
memperhatikan rekomendasi KPTP atau KPTF untuk disetujui dan disahkan selanjutnya
dikirim ke BP untuk dilakukan proses seleksi.
6.
KPTP dan KPTF beranggotakan para pejabat fungsional peneliti dan non peneliti. Anggota
KPTP minimal telah menduduki jabatan fungsional yang setara dengan golongan IVa dan
berlatar belakang pendidikan minimal S1 eksakta. KPTF beranggotakan pejabat fungsional
dengan jabatan yang setara dengan golongan IIIc. KPTP dan KPTF diangkat dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Unit Kerja.
7.
Kepala kelompok adalah pejabat fungsional senior yang dipilih oleh Kepala Unit Kerja
dengan mempertimbangkan kompetensi/keahliannya. Kepala Kelompok diangkat dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN.
III.2. Pemeriksaan/Seleksi
Pemeriksaan dan seleksi usulan kegiatan litbangyasa diperlukan untuk mengetahui
kelayakan dan tingkat keberhasilan dari usulan kegiatan yang diajukan. Pemeriksaan dan
penyeleksian kegiatan litbangyasa dilaksanakan sebagai berikut:
1.
Proses seleksi usulan dokumen litbangyasa dari masing-masing unit kerja dilakukan oleh
peer group
dan dikoordinasikan oleh BP;
BATAN
- 13 -
2.
Peer group
untuk penelitian yang dibiayai oleh DIPA BATAN ditunjuk oleh Kepala BATAN.
Sedangkan
peer group
untuk kegiatan riset kompetitif yang dibiayai oleh DIPA eksternal
BATAN ditunjuk oleh Kepala BATAN dengan mempertimbangkan kualifikasi anggotanya
yaitu minimal berpendidikan S2 eksakta dan minimal memiliki jenjang peneliti madya atau
setara.
3.
Dokumen usulan kegiatan yang diperiksa minimal harus memuat hal utama sebagai
berikut: penggunaan SDM, alokasi waktu yang disediakan, sarana dan prasarana yang
tersedia dengan kondisi laik operasi, dana yang diperlukan, tujuan, sasaran, luaran, dan
dampak dari pemanfataan luaran dan metode penelitian yang dipakai;
4.
Pemeriksa harus menilai tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian kegiatan/penelitian yang diajukan, berdasarkan informasi atau data yang
dikemukakan pada Butir 3;
5.
Pemeriksa juga harus menilai kelengkapan isi dokumen seperti tujuan, sasaran, hasil,
manfaat, indikator keberhasilan secara kualitatif dan kuantitatif;
6.
Hasil pemeriksaan oleh
peer group
merupakan rekomendasi bagi Kepala BATAN untuk
menentukan kelayakan dari usulan kegiatan. Kepala BATAN menyampaikan hasil penilaian
kepada Kepala Unit Kerja Pengusul melalui BP;
7.
Kepala Unit Kerja meneruskan hasil penilaian Kepala BATAN kepada para peneliti/pengusul
untuk diketahui atau ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi.
III.3. Persetujuan dan Pengesahan
Proses persetujuan serta pengesahan usulan kegiatan dilakukan berdasarkan hasil
seleksi yang dilakukan. Usulan kegiatan yang dinilai tidak layak diproses lanjut dikembalikan
kepada pengusul kegiatan melalui unit kerja. Tindak lanjut dari usulan kegiatan litbangyasa
yang layak adalah:
1.
Perbaikan dan penyempurnaan proposal litbangyasa oleh peneliti, setelah mendapatkan
persetujuan dari Kepala Unit Kerja dikirim kembali ke BP.
2.
Usulan kegiatan yang telah diperbaiki selanjutnya oleh BP disusun dan dirumuskan menjadi
Program Litbangyasa BATAN setelah ditandatangani Kepala BATAN.
BATAN
- 14 -
BAB IV
PELAKSANAAN LITBANGYASA
IV.1. Bentuk Kegiatan Litbangyasa
Kegiatan Litbangyasa dapat dilaksanakan di laboratorium, di lapangan, atau keduanya
melalui berbagai cara pendekatan, yaitu dengan pendekatan eksperimental, survei, pemodelan,
rancang desain dan rancang bangun. Berbagai cara pendekatan selalu diawali dengan
penyusunan dugaan teoritis atau hipotesis, dan asumsi. Setiap kegiatan litbangyasa bertujuan
untuk menghimpun data atau informasi yang diperlukan untuk membuktikan atau menguji
kebenaran atau ketidak-benaran dari hipotesis, dugaan, dan asumsi yang telah disusun pada
tahapan paling awal dari perancangan dan perencanaan kegiatan litbangyasa.
Pelaksanaan kegiatan litbangyasa dilakukan oleh pejabat fungsional teknis (peneliti,
perekayasa, pranata nuklir, dsb) dan pejabat fungsional penunjang (non teknis) yang
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior atau pejabat fungsional yang ditunjuk. Yang
dimaksud pejabat fungsional dalam litbangyasa di antaranya meliputi pejabat fungsional teknis
yaitu peneliti, pranata nuklir, perekayasa, pengawas radiasi dan pejabat fungsional non teknis
sebagai penunjang seperti arsiparis, pustakawan dsb. Kegiatan litbangyasa di setiap unit kerja
harus mengacu pada dokumen perencanaan yang dituangkan dalam Program Litbangyasa
BATAN dan disahkan oleh Pejabat Eselon II BATAN. Pelaksanaan kegiatan litbangyasa yang
melibatkan unit kerja dari instansi lain harus dipayungi oleh aturan yang disepakati oleh para
pihak yang terkait, yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing, sebagaimana diatur di
dalam Juklak Manajemen Penguatan Kelembagaan Iptek Nuklir.
IV.2. Bentuk Luaran dan Pemanfaatannya
Bentuk luaran kegiatan litbangyasa dan pemanfaatannya harus sudah dirumuskan sejak
awal dari perancangan dan perencanaan kegiatan litbangyasa. Bentuk luaran bergantung pada
kegiatan litbangyasa (penelitian dasar, terapan, pengembangan, atau perekayasaan) dan cara
pendekatan yang digunakan (eksperimental, survei, pemodelan, rancang desain dan rancang
bangun).
Bentuk luaran dan pemanfaatan hasil kegiatan litbangyasa dapat dilaksanakan dengan
berbagai cara, antara lain:
BATAN
- 15 -
•
Informasi ilmiah yang diterbitkan sebagai publikasi ilmiah merupakan partisipasi nyata dari
para peneliti dan fungsional BATAN dalam pengembangan dan pemanfaatan iptek nuklir di
berbagai bidang kehidupan manusia.
•
Informasi yang didokumentasikan dalam bentuk peta untuk dimanfaatkan dalam kebijakan
pengelolaan sumber daya alam di bidang nuklir.
•
Penemuan (invensi) berupa proses atau cara baru dan produk yang dipatenkan untuk
dimanfaatkan dalam kegiatan industri agar lebih efisien, murah, dan memiliki daya saing
yang lebih tinggi.
•
Informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas nasional dalam
mengembangkan dan memanfaatkan iptek nuklir di bidang energi, pertanian, industri,
pelayanan kesehatan, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
•
Metode atau cara baru yang dapat dimanfaatkan dan didayagunakan dalam pengoperasian
dan pemeliharaan perangkat nuklir.
•
Prototipe atau produk baru yang masih perlu dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
•
Paket teknologi yang siap didiseminasikan agar dapat dimanfaatkan oleh kalangan dunia
usaha dan masyarakat luas untuk meningkatkan produktivitas usaha dan daya saing.
•
Produk baru misalnya varietas tanaman yang sudah teruji siap disebarluaskan agar bisa
dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk meningkatkan
produktivitas usaha. Penyebarluasan produk baru tersebut dilakukan melalui PDIN.
•
Kemampuan BATAN untuk dimanfaatkan dalam melaksanakan layanan jasa penelitian
misalnya analisis kimia di bidang industri dan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan serta pertanian dan layanan kesehatan, serta inovasi teknologi. Pelaksanaan
pemanfaatan kemampuan tersebut dikoordinasikan oleh PKTN.
IV.3. Arah Kegiatan Litbangyasa
Program dan kegiatan litbangyasa dilaksanakan dengan mengacu kepada Renstra
(BATAN, Kedeputian, Unit Kerja) dan kebijakan kepala BATAN dengan tujuan untuk
memperkuat enam pilar kompetensi BATAN yaitu:
Aplikasi Teknologi Isotop dan radiasi (ATIR);
Pembuatan Isotop dan Senyawa Bertanda (PISB);
BATAN
- 16 -
Pengelolaan Limbah Radioaktif (PLR);
Rekayasa dan Pembuatan Perangkat Instrumentasi Nuklir (RPPIN);
Daur Bahan Bakar Nuklir (DBBN); dan
Teknologi Reaktor Daya (TRD).
Penguatan pilar kompetensi BATAN diartikan untuk mengembangkan dan memperluas
pemanfaatan iptek nuklir dalam rangka meningkatkan peran dan kontribusi nyata BATAN dalam
mengatasi masalah pangan, energi, industri, pelayanan kesehatan, pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan.
IV.4. Ruang Lingkup dan Unit Kerja Pelaksana
Kegiatan litbangyasa di BATAN mencakup kegiatan sebagai berikut:
•
Pemanfataan dan pengembangan teknologi isotop dan radiasi yang meliputi
pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang kebumian dan lingkungan;
pengembangan dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang proses radiasi; dan
pengembangan dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang pertanian. Kegiatan ini
terutama dilaksanakan oleh Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi.
•
Penelitian dan pengembangan di bidang bahan industri nuklir, karakterisasi dan analisis
pengembangan teknologi pembuatan bahan polimer dan biomaterial untuk industri
kesehatan dan pertanian; dan penelitian dan pengembangan untuk mengatasi masalah
lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir.
•
Penelitian dan pengembangan di bidang dosimetri, biomedika nuklir, kedokteran nuklir, dan
metrologi radiasi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Keselamatan dan
Metrologi Radiasi.
•
Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi akselerator, fisika nuklir, dan teknologi
proses bahan nuklir, dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.
•
Pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka, meliputi pendayagunaan
dan pengembangan teknologi produksi radioisotop; pendayagunaan dan pengembangan
teknologi radiofarmaka; dan pendayagunaan serta pengembangan pemanfaatan dan
operasi siklotron. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka.
•
Penelitian dan pengembangan di bidang fisika bahan, fisika dan termohidrolik reaktor, fisika
radiasi, dan lingkungan, serta instrumentasi nuklir, senyawa bertanda dan radiometri.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri.
BATAN
- 17 -
•
Pengembangan teknologi pengelolaan limbah radioaktif, yang meliputi antara lain
pengembangan teknologi penyimpanan lestari dan mobilisasi limbah radioaktif;
pengembangan teknologi pengelolaan limbah, dekontaminasi dan dekomisioning fasilitas
nuklir, dan litbang radioekologi kelautan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif.
•
Perekayasaan di bidang perangkat nuklir, yang meliputi perekayaasaan elektromekanik
nuklir dan struktur serta rancang bangun sipil; perekayasaan instrumentasi kesehatan,
keselamatan nuklir, dan lingkungan; dan perekayasaan instrumentasi reaktor dan industri.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir.
•
Pengembangan teknologi bahan bakar nuklir mencakup kegiatan: pengembangan teknologi
produksi bahan bakar nuklir dan daur ulang; pengembangan radiometalurgi dan analisis
fisiko kimia serta teknik uji pasca iradiasi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir.
•
Pengembangan geologi dan teknologi pertambangan bahan galian nuklir; pelaksanaan
eksplorasi bahan galian nuklir dan penyelidikan geologi nuklir; pelaksanaan evaluasi
cadangan dan pengkajian penerapan teknik pertambangan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
Pusat Pengembangan Geologi Nuklir.
•
Pengembangan perencanaan sistem energi nasional opsi nuklir, pengembangan sistem dan
teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), pengkajian kelayakan tapak PLTN, dan
pengembangan alih teknologi PLTN. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan
Energi Nuklir.
•
Pelaksanaan operasi reaktor riset dan pengolahan limbah; akuntansi bahan nuklir dan
pengelolaan elemen bahan bakar nuklir; pelaksanaan analisis dan pengkajian keselamatan
operasi reaktor riset dan keselamatan kerja. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Reaktor
Serba Guna.
•
Penelitian dan pengembangan (litbang) fisika reaktor; termohidrolika reaktor;
pengembangan perisai radiasi; analisis keselamatan reaktor; analisis dan simulasi
kecelakaan reaktor serta pengembangan budaya keselamatan; pengkajian dan
pengembangan desain dari sistem dan teras reaktor generasi lanjut. Rangkaian kegiatan ini
dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir.
BATAN
- 18 -
IV.5. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam lingkup Unit Kerja Eselon II (Pusat) dalam juklak ini
didefinisikan secara sederhana sebagai upaya pembagian tugas dan tanggung jawab.
Pembagian tugas ini terdiri dari (i) pembagian tugas antara Kepala Unit Kerja (sebagai
penanggung jawab suatu kegiatan) dengan Kepala Bidang (penanggung jawab sub kegiatan).
Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sub kegiatan dan diperlukan
pembagian tugas (ii) antara Kepala Bidang dengan Kepala Kelompok (Kepala Sub Bidang); dan
(iii) pembagian tugas antara Kepala Kelompok sebagai pemimpin pelaksana beberapa unit sub
kegiatan dengan penanggungjawab unit sub kegiatan penelitian.
Tanggung jawab dan tugas pokok dari Kepala Unit Kerja sebagai penanggung jawab
kegiatan adalah:
1.
Kepala Unit Kerja bertanggung jawab terhadap kelancaran, keberhasilan dan keselamatan
dari pelaksanaan kegiatan litbangyasa BATAN dengan menerapkan sistem manajemen
mutu terpadu dan mengembangkan budaya keselamatan kerja dan keselamatan
lingkungan.
2.
Kepala Unit Kerja selaku penanggung jawab kegiatan melaksanakan verifikasi dan telaahan
terhadap kelayakan usulan kegiatan baik dari aspek teknis ilmiah maupun anggaran.
Usulan kegiatan dari unit kerja dilaksanakan dengan menerapkan sistem manajemen mutu,
standar teknis (baik nuklir maupun non nuklir) dan standar non teknis. Untuk itu Kepala
Unit Kerja menetapkan petunjuk teknis (juknis) tentang sistem pengusulan dan penilaian
kelayakan kegiatan litbangyasa.
3.
Kepala Unit Kerja mengesahkan dan menyampaikan usulan kegiatan litbangyasa kepada
Kepala BATAN melalui Kepala Biro Perencanaan sebagai bahan untuk penyusunan dan
perumusan Program Litbangyasa BATAN.
4.
Mengkoordinasikan para penanggung jawab sub kegiatan (Kepala Bidang) dalam
penjabaran Program Litbangyasa BATAN ke dalam kegiatan dan sejumlah sub kegiatan unit
kerja.
5.
Menjabarkan Progam dan Anggaran Litbangyasa BATAN yang telah ditandatangani Kepala
BATAN kedalam kegiatan unit kerja dengan mempertimbangkan usulan dan masukan dari
Kepala Bidang sebagai Penanggung Jawab sub kegiatan di unit kerja.
BATAN
- 19 -
6.
Menjabarkan kegiatan dan anggaran unit kerja ke dalam sejumlah topik sub kegiatan
litbangyasa. Dalam pelaksanaannya Kepala Unit Kerja dapat membentuk Tim Ahli yang
terdiri dari para pejabat fungsional senior dalam wadah KPTP (Komisi Pembina Tenaga
Peneliti) atau KPTF (Komisi Pembina Tenaga Fungsional).
7.
Kepala Unit Kerja menetapkan kegiatan litbangyasa yang diprioritaskan dan perlu dipacu
serta memantau secara ketat pelaksanaannya.
8.
Mengkoordinasikan pengadaan bahan barang peralatan yang diperlukan untuk kegiatan
litbangyasa agar pelaksanaannya tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi sebagaimana
permintaan para pelaksana kegiatan.
9.
Memfasilitasi terwujudnya kerja sama antar pelaksana kegiatan litbangyasa baik yang
berasal dari lingkungan unit kerjanya maupun yang berasal dari unit kerja lain di BATAN.
10.
Kepala Unit Kerja bersama-sama dengan Kepala Bidang melaksanakan telaahan terhadap
potensi sumberdaya litbangyasa di dalam lingkup kewenangannya serta merancang strategi
dan cara pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kontribusi dan peran BATAN dalam
memecahkan berbagai masalah pembangunan.
11.
Bersama-sama Kepala Bidang, Kepala Unit Kerja melakukan perencanaan pengadaan dan
pembinaan SDM untuk meningkatkan kapasitas unit kerja dan kinerja pelaksanaan kegiatan
litbangyasa.
12.
Memastikan seluruh kegiatan litbangyasa nuklir dalam lingkup kewenangannya
diselenggarakan dengan menerapkan manajemen sistem mutu dan standar keselamatan
nuklir. Untuk itu Kepala Unit Kerja mempunyai tugas menyusun petunjuk teknis tentang
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan litbangyasa yang berada dalam lingkup
kewenangannya.
13.
Melaksanakan monev serta wasdal secara konsisten (berkelanjutan) dan diselenggarakan
secara teratur (berkala) dengan tujuan agar dapat melakukan deteksi dan koreksi dini
terhadap penyimpangan kegiatan dari rencana yang telah ditetapkan dan disetujui.
14.
Secara berkala menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
litbangyasa kepada Kepala BATAN melalui Biro Perencanaan dan Inspektorat.
BATAN
- 20 -
Tanggung jawab dan tugas pokok Kepala Bidang adalah:
1.
Kepala Bidang bertanggung jawab terhadap kelancaran dan keberhasilan serta
keselamatan pelaksanaan sub kegiatan di bidang yang dipimpin. Untuk itu Kepala Bidang
harus melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam pemakaian peralatan dan sarana
litbang lainnya oleh para peneliti baik yang berasal dari dalam unit kerja yang dia pimpin
maupun yang dari luar unit kerja.
2.
Menyiapkan dan menyampaikan bahan masukan kepada Kepala Unit Kerja baik yang
bersifat ilmiah teknis maupun adminstratif untuk perencanaan dan penyusunan usulan
kegiatan dalam rangka penyusunan dan perumusan Program Litbangyasa BATAN.
3.
Secara berkala memantau, mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan sub kegiatan baik
dari aspek teknis ilmiah, maupun administratif kepada Kepala Unit Kerja.
4.
Mengelola dan memelihara peralatan, sarana, dan fasilitas kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
5.
Membina dan mengembangkan kemampuan teknis ilmiah bawahannya.
Tanggung jawab dan tugas pokok Kepala Kelompok adalah:
1.
Kepala Kelompok sebagai pemimpin dari pelaksana unit sub kegiatan litbangyasa
bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan beberapa unit kegiatan litbangyasa
,
baik dari aspek mutu teknis ilmiah dari luaran maupun tertib administrasi pelaksanaan
anggaran.
2.
Dengan dukungan dari para penanggungjawab unit sub kegiatan, Kepala Kelompok
menyiapkan, menyusun, dan menyampaikan usulan kegiatan litbangyasa kepada Kepala
Bidang sebagai bahan masukan untuk penyusunan usulan kegiatan unit kerja.
3.
Bersama-sama penanggung jawab sub kegiatan, Kepala Kelompok menjabarkan kegiatan
litbangyasa di unit kerja menjadi sub kegiatan dan beberapa unit sub kegiatan.
4.
Bersama-sama para penanggung jawab penelitian, Kepala Kelompok menyusun rencana
kerja, yang antara lain mencakup: menyusun jadwal dan pelaku setiap jenis unit sub
kegiatan; melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab dengan menganut asas
pemerataan; melakukan persiapan awal dengan melaksanakan pendataan terhadap sarana,
peralatan dan bahan penelitian yang sudah tersedia dan yang masih perlu disediakan.
BATAN
- 21 -
5.
Kepala Kelompok melakukan pemantauan
beberapa unit sub kegiatan litbangyasa dan
secara berkala menyampaikan laporan kemajuan kepada Kepala Bidang dan Kepala Unit
Kerja.
BATAN
- 22 -
BAB V
HASIL LITBANGYASA DAN PELAPORAN
V.1. Hasil Kegiatan Litbangyasa
Hasil atau produk kegiatan litbangyasa iptek nuklir antara lain berupa karya tulis ilmiah,
dokumen paten, prototip, serta proses teknik produksi dan layanan jasa teknologi. Hasil
litbangyasa tersebut diperoleh sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan maupun hasil
lain yang tidak tersebut dalam perencanaan kegiatan. Hasil litbangyasa perlu disebarluaskan
baik kepada masyarakat ilmiah maupun masyarakat pengguna hasil litbangyasa. Hasil kegiatan
Litbangyasa yang dianggap proven sebelum dimanfaatkan lebih lanjut harus dievaluasi oleh Tim
yang didukung oleh Eselon I Batan. Pemanfaatannya diusahakan agar optimal, aman, dan
berkelanjutan. Metode penyebarluasan, pemanfaatan, serta komersialisasi hasil litbangyasa
dilakukan mengikuti ketentuan dan mekanisme yang berlaku, dan diatur dalam Juklak
Manajemen Diseminasi Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir.
Hasil kegiatan litbangyasa iptek nuklir yang berpotensi menjadi kekayaan intelektual,
pemanfaatannya diatur lebih lanjut dengan mengacu ketentuan yang berlaku. Pengaturan
pengusulan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) dan paten dari kegiatan litbangyasa diatur
dalam Juklak Manajemen Penguatan Kelembagaan Iptek Nuklir. Hasil kegiatan litbangyasa yang
masuk dalam salah satu kategori sebagai HKI (hak cipta/
copy right
, desain industri) menjadi
salah satu indikator penting keberhasilan lembaga litbang. Dalam pelaksanaan kegiatan
litbangyasa, selain produk litbangyasa yang telah direncanakan tidak tertutup kemungkinan
diperoleh hasil lain berupa peralatan dan sarana litbang lain yang harus diperlakukan sebagai
aset negara. Pengaturan dan pelaporan kepemilikan aset hasil kegiatan litbangyasa tersebut
dilakukan dengan mengacu pada aturan dan ketentuan yang berlaku.
V.2. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu bentuk pengendalian kegiatan litbangyasa yang
bertujuan agar pelaksanaan kegiatan litbangyasa tetap berjalan pada jalur yang direncanakan.
Para pelaksana kegiatan litbangyasa wajib memberikan laporan sesuai dengan ketentuan dan
jadwal yang sudah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi, laporan kegiatan litbangyasa harus
memuat perkembangan atau kemajuan kegiatan dan hasil yang diperoleh, kesesuaian dengan
target dan jadwal yang direncanakan, realisasi penggunaan anggaran, permasalahan yang
BATAN
- 23 -
dihadapi dan upaya penyelesaiannya serta rencana kegiatan selanjutnya. Penyusunan laporan
kegiatan litbangyasa mengacu pada ketentuan berikut:
•
Laporan kegitan litbangyasa terdiri dari laporan pelaksanaan kegiatan Triwulan I sampai
dengan IV dan Laporan Teknis Akhir Tahun, yang disusun berdasarkan format baku yang
telah ditentukan. Laporan Triwulan I sampai dengan IV menjelaskan kemajuan kegiatan
litbangyasa, kuantitas pencapaian dan hambatan dalam pelaksanaan.
•
Laporan Triwulan I sampai dengan IV ditandatangani oleh penanggungjawab
penelitian/kegiatan.
•
Kepala Kelompok atau Pejabat Eselon IV dan Kepala Bidang menandatangani laporan
triwulan tersebut sebagai persetujuaan bahwa penelitian/kegiatan telah dilakukan sesuai
dengan usulan yang diajukan.
•
Ketua KPTF menandatangani laporan triwulan sebagai fungsi kendali bahwa
penelitian/kegiatan tersebut telah sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
•
Pejabat Eselon II menandatangani laporan triwulan tersebut sebagai tanda persetujuan
bahwa penelitian benar-benar telah dilaksanakan sesuai usulan dan mencapai target
sesuai dengan yang direncanakan.
•
Laporan Teknis berisi hasil kegiatan litbangyasa yang terdiri dari judul, abstrak,
pendahuluan, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran serta daftar
pustaka.
•
Laporan Teknis dipresentasikan oleh penanggungjawab penelitian/kegiatan dalam forum
kolokium yang diselenggarakan di masing-masing unit kerja tingkat Eselon II. Dalam
forum tersebut laporan teknis dievaluasi oleh KPTF dan direkomendasikan kepada Pejabat
Eselon II apakah penelitian/kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan hasil yang
diinginkan serta layak untuk dipublikasikan. Setelah dilakukan penyempurnaan, KPTF
dapat merekomendasikan laporan teknis yang layak untuk dipresentasikan dalam seminar
nasional atau dimuat dalam jurnal ilmiah yang telah terakreditasi, atau untuk publikasi
lain yang sesuai.
BATAN
- 24 -
BAB VI
PENUTUP
Naskah tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Manajemen Litbangyasa Iptek Nuklir ini
merupakan tata cara pelaksanaan Kebijakan Umum yang berlaku di BATAN, dijabarkan dari
Peraturan Kepala BATAN Nomor 101/KA/VI/2007 tentang Pedoman Manajemen Penelitian,
Pengembangan, Perekayasaan, dan Diseminasi Iptek Nuklir.
Dokumen ini disusun sebagai petunjuk atau acuan bagi setiap unit kerja di BATAN dalam
penyiapan data dan informasi, penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan, serta
pemantauan, evaluasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan litbangyasa iptek nuklir.
Juklak ini disusun sebagai upaya BATAN dalam membangun dan mengembangkan
Sistem Manajemen Mutu Terpadu di dalam pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
perekayasaan, dan diseminasi iptek nuklir agar setiap program litbangyasa dan diseminasi iptek
nuklir disusun berdasarkan suatu rencana yang realistik, dilaksanakan dengan mengutamakan
keselamatan, serta menghasilkan luaran dan produk bermanfaat bagi ilmu pengetahuan,
peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, daya saing nasional, serta
terbangunnya suatu citra positif di kalangan masyarakat awam tentang iptek nuklir dan BATAN.
Dengan demikian kebijakan operasional di setiap unit kerja dalam bentuk prosedur teknis atau
petunjuk teknis harus mengacu dan disusun berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan dalam
juklak ini.
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
-ttd-
HUDI HASTOWO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Plh. Kepala Biro Kerjasama, Hukum,
dan Hubungan Masyarakat
BATAN
LAMPIRAN II KEPUTUSAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR : 093/KA/IV/2009
TANGGAL : 27 April 2009
PETUNJUK PELAKSANAAN
TENTANG
MANAJEMEN DISEMINASI HASIL LITBANGYASA IPTEK NUKLIR
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Kebijakan dan program diseminasi iptek nuklir senantiasa perlu dikaji ulang dan
disesuaikan dengan dinamika dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial politik dan
budaya masyarakat. Hal ini perlu dilakukan agar kemajuan serta keberhasilan yang telah
dicapai dalam pembangunan dan pemanfaatan serta pendayagunaan iptek nuklir dapat
berkontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat terutama teknologi informasi harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh BATAN dalam menumbuhkan serta meningkatkan pemahaman dan
penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir. Masih adanya pandangan yang tidak positif serta
kurangnya pemahaman sebagian masyarakat terhadap teknologi nuklir merupakan tantangan
utama BATAN untuk meningkatkan peran nyata iptek nuklir bagi peningkatan kesejahteraan
dan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui program pemanfaatan hasil litbangyasa
BATAN.
Untuk itu Peraturan Kepala BATAN Nomor 101/KA/VI/2007 tentang Pedoman Manlitbang
perlu dijabarkan lebih lanjut dalam petunjuk pelaksanaan agar program diseminasi dapat
diselenggarakan secara optimal, efisien dan efektif serta terarah dan terukur sehingga secara
bertahap mampu meningkatkan pemahaman serta menumbuhkan persepsi yang benar dan
sikap positif masyarakat tentang program pemanfaatan dan pendayagunaan iptek nuklir bagi
peningkatan kesejahteraan dan perbaikan kualitas hidupnya.
BATAN
- 2 -
Petunjuk pelaksanaan (juklak) manajemen diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir ini
disusun dengan tetap mempertimbangkan dan memperhatikan keterkaitan dengan juklak
lainnya, yaitu juklak manajemen litbangyasa iptek nuklir yang merupakan petunjuk pelaksanaan
untuk menghasilkan dan mengembangkan produk litbangyasa iptek nuklir, serta juklak
manajemen penguatan kelembagaan iptek nuklir yang merupakan juklak pendukung
keberhasilan kegiatan litbangyasa dan diseminasi.
Program Manajemen Diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir terdiri dari program
penelaahan dan evaluasi hasil kegiatan litbangyasa, penyampaian informasi hasil kegiatan
litbangyasa, pendayagunaan hasil kegiatan litbangyasa, kemitraaan, inovasi, layanan jasa dan
pengelolaan informasi iptek nuklir.
I.2.
Maksud dan Tujuan
Juklak Manajemen Diseminasi Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir ini ditetapkan sebagai
pedoman kerja bagi semua unit kerja di lingkungan BATAN dalam perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pengawasan dan pengendalian serta pelaporan
pelaksanaan program diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir dalam rangka mendukung
keberhasilan pelaksanaan program Litbangyasa Iptek Nuklir, dengan tujuan untuk:
1.
Meningkatkan kinerja program penelaahan dan evaluasi untuk menetapkan hasil
litbangyasa iptek nuklir yang layak dan siap untuk disebarluaskan, dimanfaatkan dan
didayagunakan oleh masyarakat.
2.
Meningkatkan mutu penatalaksanaan layanan informasi dan diseminasi hasil litbangyasa
iptek nuklir.
3.
Meningkatkan kerja sama antar lembaga dan layanan kepada masyarakat pengguna dalam
rangka memperluas pemanfaatan hasil litbangyasa BATAN.
4.
Mengoptimalkan proses inovasi produk litbangyasa iptek nuklir disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat pengguna.
5.
Meningkatkan pengelolaan dan sistem layanan informasi untuk mendukung penyebarluasan
hasil litbangyasa di bidang iptek nuklir.
I.3.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Diseminasi Hasil Litbangyasa Iptek
Nuklir meliputi penelaahan dan evaluasi teknis, penyampaian, pemanfaatan, kemitraan, inovasi,
layanan, dan pengelolaan informasi hasil litbangyasa iptek nuklir dan diuraikan sebagai berikut:
BATAN
- 3 -
•
Penelaahan dan Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan litbangyasa BATAN yang dianggap
layak dan telah siap disebarluaskan dan dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna.
•
Penyampaian hasil litbangyasa BATAN melalui penyebarluasan informasi dan pendidikan
masyarakat (
public information
dan
public education
) secara profesional dan proporsional.
•
Pemanfaatan hasil litbangyasa iptek nuklir yang terbukti
(proven technology)
sesuai
kebutuhan masyarakat.
•
Pendayagunaan hasil litbangyasa BATAN yang terbukti (
proven technology
) untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan dan peningkatan daya saing kegiatan ekonomi
masyarakat.
•
Pembinaan jejaring kemitraan dengan lembaga, organisasi masyarakat dan para
pemangku kepentingan dengan tujuan memperluas pemanfaatan iptek nuklir .
•
Inovasi hasil litbangyasa BATAN disesuaikan dengan tuntutan pasar dan masyarakat
pengguna.
•
Layanan jasa iptek nuklir kepada masyarakat pengguna sekaligus untuk meningkatkan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
•
Pengelolaan sistem dan layanan informasi sebagai unsur pendukung penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil litbangyasa iptek nuklir oleh masyarakat.
I.4.
Sistematika
Penulisan Dokumen Juklak Manajemen Diseminasi Iptek Nuklir disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan; memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan
sistematika.
BAB II Persyaratan Pelaksanaan Diseminasi; memuat ketentuan umum, kegiatan diseminasi,
organisasi pelaksana, tahapan pelaksanaan program diseminasi iptek nuklir,
pendanaan, sarana dan prasarana serta mitra kerja.
BAB III Tata Cara Pelaksanaan Diseminasi; memuat kegiatan penyampaian hasil litbangyasa,
kegiatan pendayagunaan hasil litbangyasa, kegiatan kemitraan, serta kegiatan
penyiapan bahan hubungan antar lembaga.
BAB IV Proses Evaluasi Kelayakan Diseminasi; memuat tahapan pengusulan, tahapan
pelaksanaan, dan kriteria evaluasi kegiatan diseminasi.
BAB V Pelaporan
BAB VI Penutup
BATAN
- 4 -
BAB II
PERSYARATAN PELAKSANAAN DISEMINASI
II.1.
Ketentuan Umum
Kegiatan diseminasi litbangyasa iptek nuklir yang dilaksanakan harus mengacu kepada
Renstra Unit Kerja yang terkait sehingga terwujud kesinambungan antara kegiatan yang
direncanakan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk menjamin agar pelaksanaan
kegiatan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir bisa lebih terukur, efektif dan efisien maka
unit kerja pelaksana program diseminasi harus menyusun prosedur teknis yang mengatur
kegiatan penyampaian, pemanfaatan dan kemitraan hasil litbangyasa. Prosedur tersebut harus
disusun dan didiskusikan bersama dengan pejabat struktural/fungsional yang berasal dari unit
kerja penghasil produk litbangyasa dan di-
review
oleh suatu Tim yang ditunjuk dengan
melibatkan Biro Perencanaan.
II.2.
Kegiatan Diseminasi
Dalam rangka meningkatkan peran nyata BATAN dalam kegiatan pembangunan, produk
litbangyasa iptek nuklir yang selama ini telah dihasilkan BATAN dan telah dikaji kelayakannya
perlu disampaikan kepada masyarakat dan dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk usahanya sehingga mampu
meningkatkan penghasilan dan kesejahteraannya. Kegiatan diseminasi iptek nuklir memegang
peranan penting dalam proses alih teknologi dan pemanfaatan hasil litbangyasa BATAN oleh
para pengguna dan pelaku kegiatan ekonomi. Selain itu publikasi ilmiah hasil litbangyasa
BATAN secara reguler dikirim ke IAEA melalui
International Nuclear Information System
(INIS)
agar dapat di-
shared
dengan komunitas ilmiah dari negara lain (anggota INIS). Melalui Pejabat
Penghubung
(liaison officer)
INIS berkewajiban mendiseminasikan INIS ke masyarakat ilmiah
Indonesia agar dapat dimanfaatkan sebagai acuan litbangyasa.
Secara garis besar kegiatan diseminasi iptek nuklir dapat dibagi dalam 4 (empat)
kelompok kegiatan yaitu: 1). kelompok kegiatan penyampaian informasi tentang iptek nuklir
dan hasil litbangyasa, 2). kelompok kegiatan pendayagunaan hasil litbangyasa, 3). kelompok
kegiatan kemitraan iptek nuklir yang bersifat komersial, dan 4). Kelompok khusus kegiatan
diseminasi publikasi ilmiah hasil litbang iptek nuklir, khususnya diseminasi INIS-IAEA.
BATAN