NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Pergerakan IHSG dalam pekan lalu tetap bertahan di lower band, atau tertahan dibawah MA 20, sinyal tersebut memperlihatkan pola negatif bagi IHSG dalam pekan ini. Pelemahan yang terjadi atas indeks dalam dua hari terakhir pada pekan lalu telah membentuk sinyal dari indikator MACD mampun Stochastic mengkonfirmasikan negatif bagi IHSG.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4584.25 104.759 5,661.38 5,536.86
LQ-45 775.122 22.807 1,797.87 3,917.81
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Setelah lima hari berturut-turut melemah, IHSG akhirnya menguat sebesar 2,34% ke level 4.584,25 walaupun investor asing melakukan net sell lebih dari Rp1 triliun. Kecemasan atas dampak devaluasi China mulai reda setelah hari Kamis (13/08) People’s Bank of China (PBOC) hanya menurunkan nilai tukar Yuan sebesar 1,1%. Devaluasi yang makin kecil dari 1,9% pada Selasa dan 1,6% pada Rabu mulai mengurangi kecemasan atas Yuan yang semakin melemah. Ditambah lagi, bank sentral China menyatakan bahwa tidak ada basis yang kuat lagi untuk depresiasi Yuan. Apalagi ekonomi China secara fundamental masih cukup kuat. China masih memiliki kondisi ekonomi yang kuat, neraca perdagangan yang positif, posisi fiskal yang masih berada di level aman dan cadangan devisa yang masih sangat besar. Dari domestik, Bank Indonesia menyatakan tren depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dolar AS terus berlanjut terutama didorong oleh penguatan dolar AS secara global. Hal terutama dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan AS atau Fed Rate dan penyelesaian krisis Yunani diimbangi perkembangan positif di global dan domesik. Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, depresiasi nilai tukar rupiah meningkat tajam akibat devaluasi mata uang Yuan. Berita lain dari domestik, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa ada tiga persoalan terkait pangan, fiskal dan investasi yang perlu menjadi prioritas untuk diselesaikan oleh tim ekonomi dalam waktu dekat. Dari global, saham-saham di AS berakhir mixed pada perdagangan Rabu (12/08) dipimpin oleh sektor energi yang melemah beberapa hari terakhir dikarenakan oleh kekhawatiran akan perlambatan ekonomi China. Dari regional, saham di bursa Jepang rebound seiring perlambatan laju devaluasi Yuan. Indeks Nikkei rebound 0,99% ke level 20.595,55. Saham-saham yang mengandalkan pasar China seperti mesin Komatsu dan operator department store Isetan menguat. Penguatan bursa juga terjadi di indeks Shanghai Composite dan Hangseng yang masing-masing menguat 1.76% dan 0.43% setelah efek devaluasi Yuan mereda. Selanjutnya, indeks bursa Eropa juga rebound tajam pada awal perdagangan Kamis (13/08). Saham-saham perusahaan otomotif mulai rebound setelah anjlok dalam 2 hari terakhir terseret devaluasi yuan dan penurunan volume penjualan mobil di China.
Kekhawatiran terhadap Cina terkait dengan devaluasi Yuan yang dilakukan otoritas moneter masih tetap membayangi ketakutan pelaku pasar. Jika Bank Sentral Cina kembali menurunkan mata uangnya diperkirakan dapat menjadi tekanan bagi indeks saham global. Kecemasan tersebut dapat menyeret tekanan bagi indeks bursa saham indonesia. Sementara itu, Bank sentral Cina pada hari Rabu mengintervensi mata uang Yuan, atau hanya terpaut sehari setelah melakukan devaluasi mata uang Yuan. Hal ini mengindikasikan tantangan baru bagi bank sentral untuk mencegah nilai tukar Yuan jatuh bebas akibat kondisi pelambatan ekonomi. Akhirnya PBOC perlu mengelola ekspektasi market agar Yuan tidak jatuh terlalu tajam sehingga menimbulkan krisis keyakinan terhadap ekonomi Cina. Mata uang Yuan melambung sekitar 1% terhadap Dolar, setelah PBOC melakukan intervensi dengan menjual Dollar agar menopang nilai tukar Yuan. Sebelumnya PBOC memberikan kejutan pada para pelaku pasar, dengan menerapkan devaluasi di saat bersamaan mengurangi kontrol pada nilai tukar agar dapat bergerak sesuai kondisi pasar bebas bergantung pada supply dan demand dan bukan ditentukan arahnya oleh pemerintah Cina. Kecemasan dari Cina yang mereda, tentunya para pelaku bursa saham Indonesia bisa beralih pada langka yang dilakukan oleh presiden Jokowi-Jk dalam melakukan reshuflle cabinet. Keputusan yang diambil oleh presiden dengan menempat Damin Nasution sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian diharapkan oleh pasar dapat memberikan pencerahan bagi perekonomian Indonesia. Darmin Nasution sebagai sosok yang pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Direktur Jenderal Pajak, Kepala Bapepam-LK dan lain sebagainya diharapkan dapat membenahi perekonomian yang tengah mengalami perlambatan. Sisi lain, pelaku pasar juga mewaspadai gejolak dari nilai tukar rupiah yang rentan mengancam kembali. Gejolak nilai tukar rupiah tersebut dipicu oleh langkah yang dilakukan otoritas moneter Cina yang melakukan devaluasi Yuan. Apabila PBOC kembali melakukan intervensi terhadap Yuan, maka diperkirakan mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Rupiah pada perdagangan hari Rabu relatif lebih stabil dibandingkan ketika Cina melakukan devaluasi Yuan. Cina tengah berupaya untuk memasukan mata uang yuan sebuah Special Drawing Rights (SDR) IMF. Meredanya tekananan dari Cina dan hasil resuflle cabinet yang dipandang positif, maka terbuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatannya pada hari ini.
DAILY REPORT
14 Agustus 2015
•Negosiasi PGAS-PLN terkendala harga •WIKA bidik pelabuhan Sorong
•WIKA membukukan kontrak baru Rp 14 triliun •ACST naikkan target menjadi Rp 2,5 triliun
•GAR, induk usaha SMAR akan bangun 2 pabrik biodiesel •Pefindo beri peringkat idBBB+ pada BWPT
•Margin ITMG turun signifikan •BUMI percepat restrukturisasi utang
•KAEF targetkan pendapatan tahun 2015 tumbuh 15% YoY, laba 8% •Anak & cucu usaha TOWR revolving loan facility Rp 350 miliar •Rugi bersih EXCL naik 91,2% YoY pada semester I-2015 •Outlook MPPL dan MPPA turun jadi negatif
•TAM, anak usaha ASII targetkan pangsa pasar tahun 2015 32-33% •ASII melalui YDBA bangun lembaga keuangan mikro
•BMRI & Sebangsa hadirkan platform aplikasi Sahabat BMI •BABP akan right issue senilai Rp 500 miliar
•NISP kerja sama dengan BBCA luncurkan e-money •BLTA terancam pailit
•Gaikindo revisi target penjualan mobil 2015 jadi 950 ribu-1 juta •Menko Kemaritiman pesimis program PLT tercapai di 2019 •FKSSK perkuat sinergi kebijakan jaga stabilitas dan ekonomi •BI optimis bauran kebijakan dapat jaga & pacu stabilitas ekonomi
Support Level 4510/4436/4391
Resistance Level 4629/4675/4749
Major Trend Down
14 August 2015
14 August 2015
Pembicaraan harga gas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung antara Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Perusahaan Listrik Negara masih terkendala mengenai harga gas. PGAS menawarkan formula harga gas disamakan dengan harga solar. Patokan harga solar dipilih karena sebagian pembangkit listrik PLN menggunakan tenaga solar.
Wijaya Karya (WIKA) akan mendekati Pelindo II untuk menggarap proyek Pelabuhan Sorong di Papua Barat. Perseroan berminat menjadi kontraktor sekaligus investor pada proyek yang diperkirakan senilai Rp 3 triliun tersebut. Rencana pengembangan Pelabuhan Sorong dilakukan pada 2016 hingga 2019 dan memiliki kapasitas 15 juta ton.
Wijaya Karya (WIKA) membukukan kontrak baru sebesar Rp 14 triliun hingga akhir Juli 2015, setara dengan 44,24% dari target tahun ini yang mencapai Rp 31,64 triliun. Kontrak dari pemerintah akan berkontribusi lebih dari 50% tahun ini. Salah satu megaproyek yang akan digarap perseroan adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Setelah hampir merealisasikan seluruh target kontrak baru pada tahun ini, Acset Indonusa (ACST) merevisi target kontrak baru menjadi lebih tinggi yakni Rp 2,5 triliun. Target tersebut lebih tinggi 25% dari target awal yang ditetapkan pada awal tahun ini yang mencapai Rp 2 triliun. Adapun proyek baru perseroan di antaranya adalah pengerjaan proyek pembangunan gedung Thamrin 9 dan Indonesia 1. Saat ini, ACST juga sedang merintis pengerjaan proyek infrastruktur dengan melakukan pekerjaan pembangunan pintu tol dan pelebaran jalan tol untuk proyek Astra.
Anak usaha Sarana Menara Nusantara (TOWR), yaitu PT Protelindo, serta anak usaha Protelindo yaitu PT Iforte Solusi Onfotek, telah menandatangani Revolving Loan Facility Agreement senilai Rp 350 miliar pada 11 Agustus 2015. Perjanjian dilakukan antara Iforte sebagai peminjam dan PT Protelindo sebagai penanggung serta Bank DBS Indonesia sebagai agen dan pemberi pinjaman. Nilai pinjaman dari DBS sebesar Rp 350 miliar yang jatuh tempo pada 11 Agustus 2016. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga JIBOR ditambah dengan marjin yang berlaku sebesar 2,15% per tahun untuk periode bunga 1 bulan dan 2,35% per tahun untuk periode bunga 3 bulan. Dana yang diraih dari DBS ini akan digunakan iForte untuk melunasi pinjaman iForte dan keperluan korporasi yang bersifat umum.
Bumi Resources (BUMI) optimistis proses restrukturisasi atas utang senilai total USD 3,95 miliar dapat selesai akhir tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2015, perseroan memiliki pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dengan nilai USD 3,57 miliar dan obligasi konversi mencapai USD 375 juta. BUMI berencana menurunkan sekitar USD 2 miliar pada akhir 2015. Perseroan terbuka terhadap segala opsi yang ada termasuk konversi utang menjadi saham, partner strategis atau penjualan aset.
Margin bersih Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun dari 15,37% menjadi hanya 7,03%. Margin kotor juga turun 204 bps dari 23,17% menjadi 21,13%. Pendapatan turun 14,57% YoY menjadi USD 824,52 juta, sementara laba bersih turun hingga 60,89% YoY menjadi USD 58,03 juta. Perseroan menjaga margin kotor di kisaran 19-20% tahun ini. Harga jual rata-rata berada di antara USD 57-58 per ton, lebih rendah dari 2014 sebesar USD 67,1 per ton. Tahun ini, ITMG menargetkan produksi 30 juta ton dan penjualan 29,5 juta ton batubara.
Induk usaha Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART), yaitu Golden Agri Resources Ltd., ingin meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia. Perseroan akan membangun 2 pabrik biodiesel di Indonesia dengan kapasitas masing-masing 200.000 ton per tahun. Biaya pembangunan pabrik itu sekitar USD 150 juta-USD 200 juta. Sumber dana berasal dari kas. Pabrik pertama diperkirakan selesai pada semester I 2016 dan pabrik II pada semester II 2016.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat Eagle High Plantations (BWPT) dan Obligasi I/2010 perusahaan di "idBBB+". Namun peringkat Perusahaan pada Creditwatch dengan implikasi negatif mengantisipasi risiko pembiayaan kembali utang yang akan jatuh tempo dan ekspektasi terjadinya pelemahan proteksi arus kas mengingat kemungkinan penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) dan tingginya posisi utang Perusahaan. Peringkat tersebut mencerminkan profil perkebunan yang baik dengan luas area tertanam dan land bank yang lebih besar setelah akuisisi, potensi kenaikan produksi CPO, dan kuatnya permintaan domestik terhadap minyak kelapa sawit. Namun peringkat tersebut juga dibatasi oleh struktur permodalan Perusahaan yang agresif dan proteksi arus kas yang lemah, struktur biaya yang relatif tinggi pada jangka pendek hingga menengah, dan eksposur terhadap cuaca yang kurang baik dan fluktuasi harga komoditas.
Kimia Farma (KAEF) menargetkan pendapatan sebesar Rp 5,2 triliun pada akhir tahun 2015, atau tumbuh 15% dibandingkan pendapatan Rp 4,52 triliun pada akhir tahun 2014. Perseroan optimis pertumbuhan double digit, karena perusahaan akan menggarap proyek obat generik melalui tender katalog elektronik (catalog) di semester II 2015. Selain proyek e-catalog, Kimia Farma akan mencari pendapatan dari pendirian apotek yang sudah mencapai 650 apotek per semester I 2015 dengan target 700 apotek di akhir tahun 2015. KAEF menargetkan laba tahun 2015 sebesar Rp 255 miliar, atau tumbuh 8% YoY dari Rp 236 miliar per akhir tahun 2014.
Standard & Poor (S&P) merevisi outlook bagi Multipolar (MLPL) bersama dengan anak usahanya Matahari Putra Prima (MPPA) menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Hal ini dipengaruhi oleh EBITDA dan margin perseroan pada semester I-2015 yang berada di bawah proyeksi, akibat kerugian yang ditanggung dari operasi nonritel yang terus berlanjut, serta berhentinya operasi Hypermart di China. Kedua emiten tersebut memperoleh peringkat B+ untuk kredit korporasi jangka panjang.
Astra International (ASII) melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) mendirikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). LKM dibentuk untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan masyarakat di daerah dalam mendapatkan akses pembiayaan. Saat ini perseroan telah memiliki 10 LKM yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya di wilayah Sulawesi dan Kalimantan. Modal awal pembentukan 1 LKM sekitar Rp 350 juta. Sedangkan berikut dana investasi seperti gedung, peralatan, kendaraan dan lain-lain mencapai Rp 750 juta. Laba yang diperoleh dari 10 LKM ini dikembalikan ke LKM itu sendiri yang merupakan milik masyarakat setempat.
Toyota Astra Motor (TAM), anak usaha Astra International (ASII), menargetkan penguasaan pangsa pasar tahun 2015 di kisaran 32% - 33%. Target perseroan sebesar 15% dari total pasar. Target pangsa pasar perseroan tidak turun, tapi volume turun karena pasar turun.
14 August 2015
14 August 2015
Pelemahan nilai tukar Rupiah menyebabkan XL Axiata (EXCL) membukukan kenaikan rugi bersih hingga 91,2% YoY menjadi Rp 850,89 miliar pada semester I-2015. Rugi selisih kurs yang dibukukan oleh perseroan meningkat 458% YoY dari menjadi Rp 1,39 triliun. Pendapatan yang dibukukan EXCL juga turun tipis 3,9% YoY menjadi Rp 11,09 triliun pada semester I-2015.
Bank Mandiri (BMRI) bersama PT Sebangsa Bersama (Sebangsa) menghadirkan aplikasi Sahabat BMI yang merupakan sosial media di atas platform Sebangsa untuk Buruh Migran Indonesia (BMI). Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengakses informasi dan berita ter-updafe dari Indonesia serta berbagai hal yang terkait dengan BMI. Aplikasi ini didesain untuk menghubungkan BMI-BMI di seluruh dunia, sehingga terbentuk satu komunitas global BMI yang memiliki rasa kebersamaan dan semangat nasionalisme kuat untuk bersama-sama maju dan meraih kehidupan yang lebih baik. Bank MNC Internasional (BABP) berencana melakukan penerbitan
saham baru (
rights issue
) dengan nilai mencapai Rp 500 miliar.Proses rights issue akan dilakukan di bulan September atau Oktober 2015. Perseroan tengah meminta ijin dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dana segar ini akan digunakan untuk meperbesar ruang kredit, sejalan dengan target pertumbuhan kredit perseroan sebesar 20%. Perseroan akan mengunakannya untuk pengembangan sistem dan sedang mengembangan infrastruktur.
Bank OCBC NISP (NISP) akan meluncurkan produk uang elektronik melalui skema co-branding bekerja sama dengan Bank Central Asia (BBCA). Kerja sama tersebut digelar untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang diinisiasi Bank Indonesia (BI). Melalui kolaborasi dengan BCA, nantinya nasabah Bank OCBC NISP dapat menggunakan kartu Flazz OCBC NISP di berbagai merchant dan infrastruktur produk uang elektronik tersebut. Hingga kini BCA telah memiliki 7 juta kartu Flazz dengan 102.000 electronic data capture (EDC). Selain itu, juga terdapat lebih dari 70.000 merchant yang menggunakam Flazz. Dengan kerja sama itu kartu co-branding Bank OCBC NISP dan BCA dapat dimanfaatkan di seluruh merchant dan EDC tersebut.
Berlian Laju Tanker (BLTA) terancam pailit setelah beberapa krediturnya mengajukan pembatalan perjanjian perdamaian di Pengadilan Niaga (PN) Jakarta Pusat. Para kreditur itu antara lain, PT Trojan International, PT Pacific Indocorpora, PT Samitra Artha Laksita, Feryanto Fulbertus, Nico Handoyo dan Agustinus Gondowijoyo. Keenam kreditur itu mengajukan permohonan pembatalan itu, karena hak-haknya belum dipenuhi oleh BLTA atau belum menerima pembayaran sampai saat ini. Nilai obligasi tersebut mencapai Rp 500 miliar.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kembali merevisi target total penjualan mobil
secara
wholesales
tahun 2015 di kisaran 950.000 unit - 1 juta unit.Perhitungan tersebut mengacu pada penjualan pada periode Januari-Juli 2015 yang hanya mencapai 581.941 unit, dibandingkan pada periode yang sama tahun 2014 yang mencapai 733.444 unit. Gaikindo memperkirakan penjualan pada Agustus hingga November 2015 hanya di kisaran 80.000 unit per bulan. Pada Desember 2015, jumlahnya diprediksi hanya sekitar 70.000 unit, karena hari kerja yang lebih pendek terpotong libur Natal dan tahun baru. Selain itu angka revisi dikeluarkan karena Gaikindo melihat pasar pada minggu pertama Agustus yang tidak mengalami pergerakan berarti. Sebelumnya Gaikindo
menargetkan total penjualan mobil sebanyak 1,2 juta unit. Jumlah tersebut mengacu pada pencapaian tahun 2014 sebanyak 1,208 juta unit, dengan asumsi pelambatan ekonomi yang akan membuat pasar stagnan. Namun kondisi makro ekonomi yang tak kunjung membaik pada bulan Ramadhan, maka Gaikindo menurunkan target di kisaran 1,05 juta unit - 1,1 juta unit. Perkiraan penjualan per bulan pada Agustus hingga Desember pun mengacu pada harapan bergeraknya roda perekonomian yang terstimulus proyek pembangunan pemerintah. Penurunan target dilakukan karena daya beli masyarakat terhadap mobil masih lesu. Angka revisi tersebut mengacu pada nilai tukar rupiah sebesar Rp 13.300 per USD.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, menilai program pembangkit listrik 35.000 MW yang ditargetkan selesai pada tahun 2019 sulit dicapai. Apalagi masih ada tambahan sisa target pembangunan pembangkit listrik di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak 7.000 MW, sehingga total mencapai 42.000 MW. Kementerian ESDM telah menetapkan 109 proyek dalam program tersebut dengan rincian daya total mencapai 36.585 MW, terdiri atas 74 proyek berkapasitas 25.904 MW yang dikerjakan pengembang listrik swasta (independent power producers/IPP) dan sisa 35 proyek berdaya 10.681 MW dikerjakan PT PLN (Persero). Total kebutuhan investasi proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 1.127 triliun, terdiri atas Rp 512 triliun untuk proyek yang dikerjakan PLN dan Rp 615 triliun dikerjakan swasta.
Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) berkomitmen untuk memperkuat sinergi kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan kebijakan dalam jangka pendek difokuskan pada dua isu utama, yaitu kebijakan untuk meningkatkan investasi baik dari sisi pemerintah maupun swasta. Selain itu kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam rangka menjaga konsumsi domestik. Untuk meningkatkan investasi, anggota FKSSK sesuai dengan kewenangan masing-masing telah mrngeluarkan kebijakan percepatan belanja serta stimulus untuk meningkatkan investasi korporasi dan daya saing produk dalam negeri, termasuk kebijakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam rangka menjaga konsumsi domestik, anggota FKSSK telah bersinergi untuk memberikan insentif guna menambah daya beli masyarakat, menurunkan harga barang dan jasa serta meningkatkan ketersediaan kredit yang disalurkan melalui lembaga keuangan.
Bank Indonesia optimis bauran kebijakan yang dilakukan mampu menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan serta memacu pertumbuhan ekonomi. Di bidang kebijakan moneter, BI menempuh kebijakan prudent untuk mencapai target inflasi 4%±1%, menjaga kecukupan likuiditas perekonomian, dan memperkuat jaringan pengendalian inflasi di pusat dan daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Bank Indonesia juga melakukan stabilisasi di pasar valuta asing sebagai respons terhadap tekanan yang terjadi pada nilai tukar rupiah. Di bidang stimulus perekonomian, BI melonggarkan aturan loan to value (LTV) untuk meningkatkan kredit properti dan menurunkan uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB). BI juga mendorong kredit sektor UMKM melalui insentif kepada perbankan yang menyalurkan kredit ke UMKM dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha UMKM.
14 August 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 41,99 -0,24 TLKM (US) 41 14.008 -692
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,81 0,02 ANTM (GR) 0,03 461 -15
Gold (US$)/Ounce 1114,80 -0,35
Nickel (US$)/MT 10455,00 -145,00
Tin (US$)/MT 15000,00 -125,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 59,25 -3,15
Coal (RB) (US$)/MT* 55,70 -7,66
CPO (ROTH) (US$)/MT 602,50 2,50
CPO (MYR)/MT 1963,50 -38,50
Rubber (MYR/Kg) 681,50 2,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,84 0,72
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17408,25 0,03 -2,33 15,71 14,43 2,95 2,77 5.272,3
USA NASDAQ COMPOSITE 5033,56 -0,21 6,28 22,15 19,21 3,59 3,27 7.952,3
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6568,33 -0,04 0,03 16,07 14,42 1,85 1,77 1.615,8
CHINA SHANGHAI SE A SH 4143,09 1,76 22,24 16,16 14,25 1,94 1,76 5.050,7
CHINA SHENZHEN SE A SH 2405,54 2,21 62,71 33,81 25,97 4,13 3,66 3.516,8
HONG KONG HANG SENG INDEX 24018,80 0,43 1,75 11,82 10,81 1,25 1,16 1.910,7
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4584,25 2,34 -12,30 14,82 12,66 2,33 2,07 319,0
JAPAN NIKKEI 225 20595,55 0,99 18,02 19,49 17,64 1,77 1,65 3.064,3
MALAYSIA KLCI 1621,62 0,73 -7,93 15,15 13,89 1,76 1,66 235,6
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3091,78 0,99 -8,12 13,10 12,06 1,15 1,09 363,9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.767,50 -32,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0002
EUR/IDR 15.359,44 32,78 EUR / USD 1,12 0,0006
JPY/IDR 110,67 0,16 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.851,24 -6,68 SGD / USD 0,72 -0,0002
AUD/IDR 10.148,44 51,89 AUD / USD 0,74 0,0011
GBP/IDR 21.496,85 -19,46 GBP / USD 1,56 0,0003
CNY/IDR 2.151,76 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0003
MYR/IDR 3.421,35 -11,03 MYR / USD 0,25 -0,0008
KRW/IDR 11,69 -0,05 100 KRW / USD 0,08 -0,0003
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.89
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
14 August 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description July-15 June-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 1.90 0.96 SBI (9M) 6,66058
Inflation YOY % 7.26 7.26 SBIS (9M) 6,66058
Inflation MOM % 0.93 0.54
Foreign Reserve (USD) 107.55 Bn 108.03 Bn
GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
14 Aug Indonesia BoP Current Account Balance Defisit naik menjadi $5238 juta dari $3848 juta
14 Aug US PPI MoM Turun menjadi 0.1% dari 0.4%
14 Aug US PPI YoY Turun menjadi -0.9% dari -0.7%
14 Aug US Industrial Production MoM Turun menjadi 0.2% dari 0.3%
14 Aug US Capacity Utilization Turun menjadi 77.8% dari 78.4%
14 Aug US Manufacturing Production Naik menjadi 0.4% dari 0.00%
17 Aug US Empire Manufacturing Naik menjadi 4.80 dari 3.86
18 Aug Indonesia Trade Balance Naik menjadi $511 juta dari $477 juta
18 Aug Indonesia Total Exports YoY Naik menjadi -10.00% dari -12.78%
18 Aug Indonesia Total Imports YoY Naik menjadi -15.00% dari -17.42%
18 Aug Indonesia BI Reference Rate Tetap 7.50%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 6400 5.35 13.80 EMTK IJ 10500 -7.89 -5.32 UNVR IJ 37100 3.78 10.80 UNTR IJ 19200 -0.52 -0.39 BBRI IJ 10025 3.35 8.33 GGRM IJ 46500 -0.37 -0.35 BMRI IJ 9100 3.41 7.27 SMMT IJ 1700 -5.56 -0.33 PGAS IJ 3410 5.90 4.83 ICBP IJ 12250 -0.41 -0.31 KLBF IJ 1545 6.19 4.43 BDMN IJ 3700 -0.80 -0.30 SCMA IJ 2735 9.40 3.60 ABDA IJ 7400 -5.73 -0.29 INTP IJ 19075 5.10 3.57 AUTO IJ 1755 -3.04 -0.28 INDF IJ 6175 6.47 3.45 BRAM IJ 3100 -13.89 -0.24 TLKM IJ 2825 0.89 2.64 BUKK IJ 870 -7.45 -0.19
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
Gelombang Seismic Indonesia
14 August 2015
14 August 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
HMSP 1033.00 Cash Dividend 18 Aug-15 19 Aug-15 21 Aug-15 09 Sep-15
CTRA TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CTRS TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CTRP TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA
SRAJ Rights Issue 3:2 200.00 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep – 14 Sep’15
ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15
10 Sep – 16 Sep’15
BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15
15 Sep – 21 Sep’15
MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15 25 Sep – 01 Oct’15
HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15 05 Oct – 09 Oct’15
UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep’15
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
RIMO RUPSLB 14-Aug-15
ITMA RUPST 14-Aug-15
BRAU RUPSLB 19-Aug-15
PGLI RUPSLB 19-Aug-15
CMNP RUPST/LB 19-Aug-15
MLBI RUPSLB 20-Aug-15
STAR RUPSLB 20-Aug-15
SUPR RUPSLB 20-Aug-15
SRAJ RUPSLB 24-Aug-15
BNII RUPSLB 24-Aug-15
DNET RUPSLB 25-Aug-15
ADHI RUPSLB 27-Aug-15
14 August 2015
14 August 2015
ASII
TRADING BUY
S1 6175 R1 6550 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 5800 R2 6925
Closing
Price 6400
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp 6175-Rp 6550
•Entry Rp 6400, take Profit Rp 6550
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 32.55 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) -38.71 Positif
Bollinger Band (Mid) 6600 Negatif
MA5 6350 Positif 6,000 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500
February March April May Jun Jul August
ASII Downward Sloping Channel
6,400 6,400 6,400 6,350 6,325 5,987.5 5,987.5 6,490.63 6,600 6,840.91 6,840.91 6,875 7,034.65 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 16.03, Stochastic %K = 20.72, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 16.0337 16.0337 20.7207 20.7207 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = 43.84, Signal() = 61.16
43.8415 61.1575 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = -38.71, Volume() = 18,817,400.00
-38.1479 -38.7131 0.00000 18,817,400 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
ASII - William's % R(14) = -51.35, Volume() = 18,817,400.00 -51.3514
18,817,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
KLBF
TRADING BUY
S1 1490 R1 1590 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 1430 R2 1650
Closing
Price 1545
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp 1490-Rp 1590
•Entry Rp 1545, take Profit Rp 1590
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 14.62 Positif
MACD -24.84 Negatif
True Strength Index (TSI) -58.25 Positif
Bollinger Band (Mid) 1660 Negatif
MA5 1572 Negatif 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900
February March April May Jun Jul August
KLBF 1,609.38 1,572 1,545 1,545 1,545 1,399.73 1,399.73 1,650 1,659.5 1,690 1,734.91 1,745 1,745 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 15.84, Stochastic %K = 22.22, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 15.8382 15.8382 22.2222 22.2222 80 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = 24.30, Signal() = 25.97 24.2969 25.9656 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 KLBF - TSI(3,5,3) = -58.25, Volume() = 114,045,800.00 -58.2537 -62.2429 0.00000 114,045,80 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 KLBF - William's % R(14) = -58.82, Volume() = 114,045,800.00 -58.8235 114,045,80
14 August 2015
14 August 2015
BMRI
TRADING BUY
S1 8900 R1 9300 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 8700 R2 9500
Closing
Price 9100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp 8900-Rp 9300
•Entry Rp 9100, take Profit Rp 9300
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 26.28 Positif
MACD -103.88 Negatif
True Strength Index (TSI) -48.30 Positif
Bollinger Band (Mid) 9660 Negatif
MA5 9245 Negatif 8,400 9,000 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600
February March April May Jun Jul August
BMRI Downward Sloping Channel
9,325 9,245 9,100 9,100 9,100 8,456.82 8,456.82 9,418.75 9,660 9,927.27 9,927.27 10,075 10,352.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 17.87, Stochastic %K = 19.16, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
19.1568 17.8717 17.8717 19.1568 20 80 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 BMRI - MACD (5,3) = 103.71, Signal() = 103.48
103.476 103.713 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BMRI - TSI(3,5,3) = -48.30, Volume() = 37,083,400.00
-41.9762 -48.3014 0.00000 37,083,400 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
BMRI - William's % R(14) = -62.90, Volume() = 37,083,400.00 -62.903237,083,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
COWL
TRADING BUY
S1 615 R1 650 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 590 R2 675
Closing
Price 635
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral •Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 615-Rp 675 •Entry Rp 635, take Profit Rp 675
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 24.81 Positif
MACD 2.27 Positif
True Strength Index (TSI) 31.83 Positif
Bollinger Band (Mid) 607 Positif
MA5 604 Positif 540.0 560.0 580.0 600.0 620.0 640.0 660.0 680.0 700.0
February March April May Jun Jul August
COWL Wedge 604 603.75 596.25 596.25 596.25 590 581.694 606.75 615 626.364 635 635 635 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 COWL - Stochastic %D(6,3,3) = 38.33, Stochastic %K = 66.67, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
38.3333 38.3333 20 66.6667 66.6667 80 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 COWL - MACD (5,3) = -6.14, Signal() = -2.66
-6.13599 -2.66235 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 COWL - TSI(3,5,3) = 31.83, Volume() = 4,430,300.00
4.5812 0.00000 31.826 4,430,300 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
COWL - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 4,430,300.00 0.00000
4,430,300
14 August 2015
14 August 2015
KRAH
TRADING BUY
S1 2095 R1 2135 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2055 R2 2175
Closing
Price 2120
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 2095-Rp 2135 •Entry Rp 2120, take Profit Rp 2135
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 92.77 Positif
MACD 44.10 Positif
True Strength Index (TSI) 71.77 Positif
Bollinger Band (Mid) 1835 Positif
MA5 2055 Positif 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000
February March April May Jun Jul August
KRAH Upward Sloping Channel
1,935 1,834.75 1,638.27 1,638.27 1,611.75 1,611.75 1,443.82 2,005 2,024.38 2,055 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KRAH - Stochastic %D(6,3,3) = 90.05, Stochastic %K = 91.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 90.0465
80 20 90.0465 91.7763 91.7763 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 0.0 KRAH - MACD (5,3) = -29.34, Signal() = -29.45
-29.4471 -29.3362 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KRAH - TSI(3,5,3) = 71.77, Volume() = 3,519,200.00
68.8787 0.00000 71.7683 3,519,200 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
KRAH - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 3,519,200.00 0.00000
3,519,200
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ADHI
TRADING BUY
S1 2095 R1 2225 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 1965 R2 2355
Closing
Price 2180
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 2095-Rp 2225 •Entry Rp 2180, take Profit Rp 2225
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 23.65 Positif
MACD -39.80 Positif
True Strength Index (TSI) -40.90 Positif
Bollinger Band (Mid) 2403 Positif
MA5 2159 Positif 1,200 1,800 2,400 3,000 3,600 4,200 4,800 5,400
2015 February March April May Jun Jul August
ADHI Broadening Wedge
2,180 2,180 2,180 2,159 2,030 1,028.75 1,028.75 2,203.13 2,340 2,402.75 2,673.13 3,355 3,355 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 18.89, Stochastic %K = 19.65, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
19.6524 18.8883 18.8883 19.6524 20 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 ADHI - MACD (5,3) = 21.26, Signal() = 30.98
21.2644 30.9823 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADHI - TSI(3,5,3) = -40.90, Volume() = 16,298,600.00
-40.8987 -47.9663 0.00000 16,298,600 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
ADHI - William's % R(14) = -73.72, Volume() = 16,298,600.00 -73.722616,298,600
14 August 2015
14 August 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
13-08-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 19650 19650 20100 17700 18900 20100 21300 Positif Positif Positif 26000 18325
LSIP Trading Sell 1160 1160 1115 1040 1115 1190 1265 Negatif Positif Negatif 1685 1140
SGRO Trading Sell 1660 1660 1635 1580 1635 1690 1745 Negatif Negatif Negatif 1765 1590
Mining
BUMI Trading Sell 50 50 50 50 50 50 50 Positif Positif Negatif 64 50
PTBA Trading Sell 5300 5300 5225 5050 5225 5400 5575 Negatif Positif Negatif 8775 5175
ADRO Trading Sell 498 498 490 474 490 505 520 Negatif Positif Negatif 785 471
MEDC Trading Sell 2450 2450 2425 2385 2425 2465 2505 Negatif Positif Negatif 2730 2310
INCO Trading Sell 1835 1835 1805 1740 1805 1870 1935 Positif Negatif Negatif 2785 1825
ANTM Trading Sell 545 545 530 498 530 560 590 Negatif Positif Negatif 710 473
TINS Trading Sell 595 595 575 540 575 610 645 Negatif Positif Negatif 740 560
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Buy 8850 8850 9000 8400 8700 9000 9300 Negatif Positif Negatif 12350 8625
INTP Trading Buy 19075 19075 19550 17500 18525 19550 20575 Positif Positif Negatif 22450 17975
SMCB Trading Buy 1100 1100 1115 1055 1085 1115 1145 Negatif Positif Negatif 1610 1070
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6400 6400 6550 5800 6175 6550 6925 Negatif Positif Positif 7150 5950
GJTL Trading Sell 600 600 585 545 585 625 665 Negatif Positif Negatif 895 585
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6175 6175 6275 5625 5950 6275 6600 Positif Positif Positif 6775 5600
GGRM Trading Buy 46500 46500 47675 44175 45925 47675 49425 Negatif Positif Negatif 54150 43700
UNVR Trading Buy 37100 37100 38525 33125 35825 38525 41225 Negatif Positif Negatif 41375 35525
KLBF Trading Buy 1545 1545 1590 1430 1490 1590 1650 Negatif Positif Negatif 1745 1405
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1670 1670 1695 1545 1620 1695 1770 Negatif Positif Negatif 1885 1550
PTPP Trading Sell 3840 3840 3735 3535 3735 3935 4135 Negatif Positif Negatif 4190 3405
WIKA Trading Buy 2665 2665 2735 2355 2545 2735 2925 Positif Positif Positif 3190 2435
ADHI Trading Buy 2180 2180 2225 1965 2095 2225 2355 Positif Positif Positif 2795 1985
WSKT Trading Buy 1780 1780 1800 1690 1745 1800 1855 Negatif Positif Positif 1900 1490
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 3410 3410 3485 3115 3300 3485 3670 Negatif Positif Negatif 4350 3155
JSMR Trading Buy 5400 5400 5525 4835 5175 5525 5875 Negatif Positif Positif 6075 5050
ISAT Trading Sell 4255 4255 4205 4115 4205 4295 4385 Negatif Positif Negatif 4420 3975
TLKM Trading Buy 2825 2825 2855 2745 2800 2855 2910 Negatif Negatif Negatif 2970 2785
Finance
BMRI Trading Buy 9100 9100 9300 8700 8900 9300 9500 Negatif Positif Negatif 10400 8525
BBRI Trading Buy 10025 10025 10300 9150 9725 10300 10875 Negatif Positif Negatif 10900 9300
BBNI Trading Buy 4630 4630 4725 4345 4535 4725 4915 Negatif Positif Negatif 5675 4450
BBCA Trading Buy 13200 13200 13325 12575 12950 13325 13700 Negatif Negatif Negatif 13900 12650
BBTN Trading Buy 1155 1155 1175 1075 1125 1175 1225 Negatif Positif Negatif 1255 1090
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 19200 19200 18875 17950 18875 19800 20725 Negatif Negatif Negatif 20750 17850