Informasi Dokumen
- Penulis:
- Nabila Pandu Dinilah
- Pengajar:
- Entris Sutrisno, S.Farm.,MH.Kes.,Apt.
- Dr. Patonah, M.Si., Apt.
- Ika Kurnia Sukmawati, M.Si.,Apt.
- Rio Bahtiar, S.Farm.,Apt.
- Sekolah: Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
- Mata Pelajaran: Program Pendidikan Profesi Apoteker
- Topik: Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Pt. Enseval Putera Megatrading Tbk.
- Tipe: laporan
- Tahun: 2018
- Kota: Bandung
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Latar belakang laporan ini berfokus pada pentingnya peran apoteker dalam distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan, serta pemahaman mengenai regulasi yang mengatur praktik kefarmasian di Indonesia. Tujuan dari laporan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang tanggung jawab dan peran mereka di bidang distribusi farmasi.
1.1 Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat. Dalam konteks ini, peran apoteker menjadi sangat penting, terutama setelah diterapkannya regulasi yang memberikan wewenang kepada tenaga kefarmasian dalam mengelola sediaan farmasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab apoteker di pedagang besar farmasi (PBF) sangat diperlukan untuk menjamin kualitas dan keamanan obat yang sampai ke masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah untuk meningkatkan pemahaman calon apoteker mengenai peran mereka dalam distribusi farmasi, serta membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperlukan. Selain itu, PKPA juga bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Distribution Practices (GDP) yang penting dalam distribusi obat.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKPA
Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT. Enseval Putera Megatrading cabang Bandung dari tanggal 16 hingga 30 Januari 2018. Kegiatan praktek dilakukan setiap hari kerja dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan distribusi sediaan farmasi.
II. TINJAUAN UMUM PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran penting dalam pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dalam jumlah besar. PBF harus memenuhi berbagai persyaratan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin mutu dan keamanan produk yang didistribusikan. Dalam konteks ini, pemahaman mengenai tugas dan fungsi PBF sangat diperlukan bagi apoteker yang bertugas di bidang ini.
2.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dalam jumlah besar. PBF harus memiliki seorang apoteker sebagai penanggung jawab yang memastikan bahwa semua kegiatan distribusi memenuhi standar yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
2.2 Tugas dan Fungsi PBF
Tugas utama PBF adalah menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi serta mendistribusikannya ke sarana pelayanan kesehatan. Fungsi PBF juga mencakup membantu pemerintah dalam penyediaan obat-obatan dan memberikan laporan kegiatan secara berkala kepada pihak berwenang untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam operasionalnya.
2.3 Persyaratan Mendirikan PBF
Untuk mendirikan PBF, pemohon harus memenuhi beberapa persyaratan, termasuk berbadan hukum, memiliki NPWP, dan memiliki apoteker sebagai penanggung jawab. Persyaratan ini bertujuan untuk memastikan bahwa PBF dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
2.4 Pemberian Izin PBF
Proses pemberian izin PBF melibatkan pengajuan permohonan kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan berbagai dokumen administratif. Izin ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang, asalkan PBF memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.
2.5 Penyelenggaraan PBF
Penyelenggaraan PBF harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat. PBF juga wajib memiliki izin khusus jika melakukan pengadaan narkotika dan psikotropika, serta harus menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dalam setiap aktivitasnya.
2.6 Tata Cara Penyaluran Perbekalan Farmasi
PBF dilarang menjual obat secara eceran dan menerima resep dokter. Penyaluran obat hanya dapat dilakukan kepada PBF lain atau fasilitas pelayanan kesehatan, dan harus berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani oleh apoteker yang berwenang.
2.7 Gudang di PBF
Gudang PBF harus memenuhi syarat tertentu, termasuk lokasi yang terpisah dari kantor untuk efektivitas pengawasan. Setiap gudang harus memiliki apoteker yang bertanggung jawab dan memenuhi standar penyimpanan untuk menjamin kualitas obat yang disimpan.
2.8 Laporan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
PBF wajib memberikan laporan kegiatan secara rutin kepada pihak berwenang, termasuk laporan penerimaan dan penyaluran obat setiap tiga bulan. Laporan ini penting untuk memastikan bahwa semua kegiatan distribusi dilakukan secara transparan dan sesuai regulasi.
2.9 Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
CDOB merupakan pedoman yang harus diterapkan oleh PBF untuk menjamin kualitas dan keamanan obat selama proses distribusi. Penerapan CDOB bertujuan untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan memastikan bahwa obat yang sampai ke konsumen memenuhi standar yang ditetapkan.
2.10 Sistem Distribusi
Sistem distribusi obat yang baik meliputi manajemen yang efektif dan efisien dalam pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat. PBF harus memastikan bahwa semua proses distribusi dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan kualitas produk.
2.11 Peranan Apoteker di Pedagang Besar Farmasi
Apoteker memiliki peranan penting dalam PBF, termasuk sebagai penanggung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi. Mereka bertugas memastikan bahwa semua kegiatan distribusi memenuhi standar yang ditetapkan, serta memberikan informasi dan edukasi kepada staf dan pelanggan mengenai produk farmasi.
2.12 Sanksi
Pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dapat mengakibatkan sanksi bagi PBF, termasuk pencabutan izin. Oleh karena itu, penting bagi PBF untuk mematuhi semua regulasi dan menjaga kualitas layanan agar tetap dapat beroperasi secara legal.
III. TINJAUAN KHUSUS PT
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Cabang Bandung merupakan salah satu PBF yang berkomitmen untuk memberikan layanan distribusi obat yang berkualitas. Dalam tinjauan ini, akan dibahas mengenai profil perusahaan, kegiatan distribusi, serta peranan apoteker dalam operasional sehari-hari.
3.1 Profil Umum Enseval
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi farmasi dengan visi untuk menjadi mitra terpercaya dalam penyediaan sediaan farmasi. Sejarah perusahaan menunjukkan komitmennya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat dan alat kesehatan melalui jaringan distribusi yang luas.
3.1.1 Sejarah
Didirikan pada tahun tertentu, PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. telah berkembang pesat menjadi salah satu PBF terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini terus berinovasi dalam sistem distribusi untuk memastikan bahwa produk yang didistribusikan selalu memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
3.1.2 Visi dan Misi
Visi PT. Enseval adalah menjadi perusahaan distribusi farmasi yang terdepan dan terpercaya, sementara misinya adalah menyediakan produk farmasi berkualitas tinggi dengan layanan yang memuaskan. Hal ini tercermin dalam setiap aspek operasional perusahaan, dari pengadaan hingga distribusi.
3.1.3 Strategi
Strategi perusahaan mencakup pengembangan jaringan distribusi yang efisien, peningkatan kualitas layanan, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mempercepat proses pengadaan dan distribusi. Dengan strategi ini, PT. Enseval berupaya memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
3.1.4 Bisnis
Bisnis utama PT. Enseval adalah distribusi obat dan alat kesehatan. Perusahaan ini menjalin kerjasama dengan berbagai produsen farmasi untuk memastikan ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
3.2 Tinjauan Umum PT. Enseval Putera Megatrading Cabang Bandung
Cabang Bandung dari PT. Enseval Putera Megatrading beroperasi dengan mengikuti semua regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan lokasi strategis, cabang ini dapat melayani berbagai fasilitas kesehatan di sekitar Bandung dengan cepat dan efisien.
3.2.1 Lokasi
PT. Enseval Putera Megatrading Cabang Bandung berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 344, yang strategis untuk akses distribusi ke berbagai fasilitas kesehatan. Lokasi ini mendukung kelancaran operasional dan mempercepat proses pengiriman produk.
3.2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi di PT. Enseval cabang Bandung dirancang untuk mendukung efisiensi operasional. Terdapat pembagian tugas yang jelas antara apoteker, tenaga teknis, dan staf administrasi, sehingga setiap individu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
3.3 Kegiatan Distribusi
Kegiatan distribusi di PT. Enseval meliputi pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat. Setiap langkah dalam proses distribusi dilakukan dengan mematuhi standar Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk menjamin kualitas dan keamanan produk.
3.3.1 Pengadaan
Pengadaan obat di PT. Enseval dilakukan dengan memilih supplier yang telah terverifikasi dan memenuhi standar kualitas. Proses ini melibatkan pemilihan produk yang tepat dan penentuan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan fasilitas kesehatan.
3.3.2 Penanganan Produk Retur
Penanganan produk retur dilakukan dengan prosedur yang ketat untuk memastikan bahwa produk yang tidak terpakai dapat dikembalikan dan didokumentasikan dengan baik. Hal ini penting untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam operasional perusahaan.
3.3.3 Pendistribusian
Pendistribusian produk dilakukan secara terencana dan terjadwal untuk memastikan bahwa semua fasilitas kesehatan menerima obat tepat waktu. Pengiriman dilakukan dengan kendaraan yang sesuai untuk menjaga kualitas produk selama transportasi.
3.3.4 Penjualan
Penjualan obat di PT. Enseval dilakukan melalui sistem yang terintegrasi, memungkinkan pemantauan stok secara real-time. Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat terkait pengadaan dan distribusi.
3.3.5 Penarikan Kembali (Recall)
Prosedur penarikan kembali produk dilakukan jika terdapat masalah dengan kualitas obat. PT. Enseval memiliki mekanisme yang jelas untuk mengidentifikasi dan menarik produk yang bermasalah dari peredaran untuk melindungi konsumen.
3.3.6 Pemusnahan Obat
Pemusnahan obat dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk memastikan bahwa obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa tidak membahayakan lingkungan. Proses ini melibatkan kerjasama dengan pihak berwenang untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
3.3.7 Pengiriman Barang
Pengiriman barang dilakukan dengan sistem yang efisien untuk memastikan bahwa semua produk sampai di tujuan dengan aman. Setiap pengiriman dilengkapi dengan dokumentasi yang diperlukan untuk keperluan audit dan pemantauan.
3.3.8 Pelaporan
Pelaporan kegiatan distribusi dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa semua aktivitas tercatat dengan baik. Laporan ini penting untuk evaluasi dan perbaikan proses distribusi di masa mendatang.
3.4 Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
PT. Enseval menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk memastikan bahwa semua produk didistribusikan dengan cara yang aman dan efektif. Penerapan CDOB meliputi manajemen mutu, fasilitas, dan prosedur operasional yang sesuai.
3.4.1 Manajemen Mutu
Manajemen mutu di PT. Enseval melibatkan pengawasan yang ketat terhadap semua proses distribusi untuk memastikan bahwa produk yang didistribusikan memenuhi standar kualitas. Tim manajemen mutu bertanggung jawab untuk melakukan audit dan evaluasi secara berkala.
3.4.2 Organisasi, Manajemen dan Personalia
Organisasi di PT. Enseval dirancang untuk mendukung efisiensi operasional. Setiap karyawan memiliki peran yang jelas dan dilatih untuk memahami tanggung jawab mereka dalam menjaga kualitas dan keamanan produk selama proses distribusi.
3.4.3 Bangunan dan Peralatan
Fasilitas di PT. Enseval dilengkapi dengan peralatan modern yang mendukung proses distribusi yang efisien. Bangunan dirancang untuk mematuhi standar keamanan dan kualitas, termasuk ruang penyimpanan yang sesuai untuk berbagai jenis obat.
3.4.4 Operasional
Operasional di PT. Enseval dilakukan dengan prosedur yang jelas untuk setiap tahap distribusi. Proses ini mencakup pengadaan, penyimpanan, dan pengiriman, serta melibatkan kerjasama antar tim untuk memastikan kelancaran setiap aktivitas.
3.4.5 Inspeksi Diri
PT. Enseval secara rutin melakukan inspeksi diri untuk memastikan bahwa semua proses distribusi berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Inspeksi ini membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
3.4.6 Keluhan Obat dan atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan Penarikan Kembali
PT. Enseval memiliki mekanisme untuk menangani keluhan terkait obat dan bahan obat. Setiap keluhan dicatat dan ditangani dengan serius, termasuk melakukan investigasi jika diperlukan untuk memastikan bahwa semua produk yang didistribusikan aman dan berkualitas.
3.4.7 Transportasi
Transportasi produk dilakukan dengan kendaraan yang sesuai untuk menjaga kualitas obat selama perjalanan. Prosedur transportasi mencakup pengawasan suhu dan kondisi penyimpanan untuk memastikan bahwa produk tetap dalam kondisi baik.
3.4.8 Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak
PT. Enseval juga menjalin kerjasama dengan berbagai fasilitas distribusi berdasarkan kontrak untuk memperluas jangkauan distribusi. Kerjasama ini memastikan bahwa produk dapat sampai ke berbagai lokasi dengan lebih efisien.
3.4.9 Dokumentasi
Dokumentasi setiap proses distribusi sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi. PT. Enseval memastikan bahwa semua aktivitas tercatat dengan baik untuk keperluan audit dan evaluasi.
IV. TUGAS KHUSUS
Tugas khusus dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Enseval mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan revisi prosedur operasional standar. Tugas ini memberikan pengalaman praktis yang berharga bagi calon apoteker.
4.1 K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi fokus utama dalam setiap aktivitas di PT. Enseval. Program K3 dirancang untuk melindungi karyawan dari potensi risiko di tempat kerja, serta memastikan bahwa semua prosedur dijalankan dengan aman.
4.2 Revisi SOP
Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa semua prosedur tetap relevan dan sesuai dengan perkembangan terbaru di bidang farmasi. Calon apoteker dilibatkan dalam proses ini untuk memahami pentingnya kepatuhan terhadap SOP.