1
ANALISIS MINAT BELI MINUMAN KOPI
MELALUI APLIKASI FORE COFFEE
MICHAEL KHRISNA ADITYA 0324106106
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI JAKARTA
ABSTRAK
MICHAEL KHRISNA ADITYA, Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Program Studi Perhotelan, 0324106106.
Berkembangnya produksi kopi di Indonesia, menuntut pula setiap perubahan budaya meminum kopi. Dengan meningkatnya konsumsi kopi yang ada pada masyarakat dewasa ini, berdampak terhadap munculnya persaingan usaha bisnis berkonsep kedai kopi untuk memenuhi tingginya kebutuhan konsumen kopi yang semakin beragam. Perkembangan teknologi digitalisasi merupakan sarana yang efektif dalam menciptakan peluang bagi para pembisnis untuk berinovasi dalam memasarkan produknya, seperti munculnya aplikasi mobile. Fore Coffee adalah sebuah start-up bermodel bisnis kedai kopi yang hadir untuk mempersembahkan kopi-kopi berkualitas tinggi bagi seluruh pencinta kopi di tanah air. Didirikan pada Agustus 2018, Fore Coffee lahir untuk turut meramaikan geliat industri kopi yang kian bergairah terutama sejak beberapa tahun terakhir, dan juga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi positif di Indonesia. Penelitian ini focus pada sejauhmana m i n a t b e l i p e l a n g g a n m e l a l u i p e n g g u n a a n a p l i k a s i F o r e Coffee. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan data statistic melalui kuesioner. Hasil mean indicator Minat Beli Pelanggan nilai mean tertinggi didapat dari dimensi M i n a t Transaksional dengan nilai 4,27 yang artinya pelanggan Fore Coffee sangat berminat untuk melakukan pembelian terhadap produk Fore Coffee Bintaro. Dan secara keseluruhan pelanggan Fore Coffee Berminat dalam membeli produk melalui aplikasi Fore Coffee. Berdasarkan hasil jawaban responden pada variabel minat beli pelanggan Fore Coffee, faktor paling rendah yang mempengaruhi minat beli pelanggan adalah Minat Eksploratif dengan nilai rata-rata sebesar 4,12. Dalam mengikuti perkembangan digitalisasi, pelanggan sekarang dimudahkan dapat mencari tahu informasi mengenai produk sebelum membelinya, maka dari itu pihak managemen Fore Coffee perlunya memperbaharui aplikasi Fore Coffee dengan menambahkan secara detail rincian bahan yang digunakan yang bisa dijadikan tolak ukur pelanggan apakah produk sesuai dengan selera pelanggan, kolom notes yang memudahkan pelanggan memberikan informasi seperti less ice / less sugar, dan gambar produk yang tertera di aplikasi dapat di zoom sehingga pelanggan bisa melihat detail gambar produk.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……….. i
DAFTAR ISI ………... ii
DAFTAR TABEL ………... iii
DAFTAR GAMBAR ……….. iv BAB I PENDAHULUAN ………... 1 A. Latar Belakang ………... 1 B. Identifikasi Masalah ………... 6 C. Rumusan Masalah ……… 6 D. Tujuan Penelitian ………. 7 E. Sistematika Penulisan ………... 7
BAB II LANDASAN TEORI ………. 9
A. Tinjauan Pustaka ……….. 9
B. Kerangka Berpikir ……… 19
BAB III METODE PENELITIAN ……… 20
A. Metode Penelitian dan unit Analisis Data ……… 20
B. Variabel dan Pengukurannya ……… 21
C. Populasi dan Sampel……….. 24
D. Prosedur Pengumpulan Data ………. 26
E. Metode Analisis………. 28
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 32
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 32
B. Hasil dan Pembahasan ………. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 51
A. Kesimpulan ……….. 51
B.Saran ………. 52
DAFTAR PUSTAKA ………. 53
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 ……….. 22 Tabel 3.2 ……….. 29 Tabel 3.3 ……….. 30 Tabel 4.1 ……….. 37 Tabel 4.2 ……….. 38 Tabel 4.3 ……….. 40 Tabel 4.4 ……….. 41 Tabel 4.5 ……….. 43 Tabel 4.6 ……….. 44 Tabel 4.7 ……….. 45 Tabel 4.8 ……….. 46 Tabel 4.9 ……….. 47 Tabel 4.10 ……… 48 Tabel 4.11 ……… 49 iii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 ……… 3 Gambar 1.2 ……… 5 Gambar 2.1 ……… 19 Gambar 4.1 ……… 38 Gambar 4.2 ……… 40 Gambar 4.3 ……… 41 Gambar 4.4 ……… 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan n e g a r a penghasil kopi ke 3 setelah
Brazil dan Vietnam. Kopi di perkenalkan oleh penjajah Belanda sekitar 3
abad lampau, dimana rakyat Indonesia di paksa untuk menanam tanaman
kopi di Batavia namun kemudian dengan cepat mengekspansi produksi kopi ke
wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18. Hal
ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki iklim yang ideal untuk
memproduksi kopi.
Berkembangnya produksi kopi di Indonesia, menuntut pula setiap perubahan
budaya meminum kopi. Jika dulu mayoritas masyarakat awam hanya meminum
kopi hitam panas, di era moderenisasi ini berubah menjadi kopi panas maupun
kopi yang disajikan dingin dengan campuran krim atau susu, yang biasanya
disebut es kopi susu. Es kopi susu menjadi minuman favorit untuk semua
kalangan terutama kaum muda.
Dengan meningkatnya konsumsi kopi yang ada pada masyarakat
dewasa ini, berdampak terhadap munculnya persaingan usaha bisnis
berkonsep kedai kopi untuk memenuhi tingginya kebutuhan konsumen kopi
yang semakin beragam. Keberagamaan ini mengakibatkan perusahaan perlu
menerapkan konsep pemasaran untuk mencermati perilaku konsumen
dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
suatu produk.
Perkembangan teknologi digitalisasi merupakan sarana yang efektif dalam
menciptakan peluang bagi para pembisnis untuk berinovasi dalam memasarkan
produknya, seperti munculnya aplikasi mobile. Manfaat terpenting dalam
penggunaan aplikasi mobile adalah penyebaran bermacam-macam informasi
secara umum seperti harga, news feed, akun pengguna, bentuk pemesanan,
messenger, dan lainnya bisa dengan mudah diterima oleh para pelanggan. Jika dilihat dari masalah diatas, banyaknya usaha bisnis yang
menggunakan teknologi digitalisasi sebagai sarana promosi dengan merek
ternama yang menawarkan produk serupa yaitu es kopi susu dengan beragam
variasi produk, hadir salah satu merek yang menarik perhatian saya yaitu Fore
Coffee. Fore Coffee adalah sebuah start-up bermodel bisnis kedai kopi yang
hadir untuk mempersembahkan kopi-kopi berkualitas tinggi bagi seluruh
pencinta kopi di tanah air. Didirikan pada Agustus 2018, Fore Coffee lahir
untuk turut meramaikan geliat industri kopi yang kian bergairah terutama sejak
beberapa tahun terakhir, dan juga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi
positif di Indonesia.
Kedai Fore Coffee hadir dengan gagasan inovatif yang
menggabungkan konsep antara futuristik, ramah lingkungan, dan juga 2
keunggulan kualitas. Kedai ini memiliki berbagai variasi produk baik untuk
semua kalangan dari espresso base, non coffee, tea by twg, aneka cookies, dan
merchandies.
Tidak hanya itu, Fore Coffee menciptakan kemudahan bagi pelanggan
dalam mengatasi persoalan keterbatasan waktu yang belum disediakan oleh
merek kedai kopi lain yaitu aplikasi ―Fore Coffee‖. Aplikasi Fore bisa diunduh
melalui App Store maupun Google Play Store.
Gambar 1.1
Sumber : App Store dan Google App Store
Fore merupakan perusahaan spesialis kopi pertama yang memanfaatkan
aplikasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis di Indonesia. Segala kemudahan
dan cara pemesanan yang sangat praktis ini menjadikan aplikasi Fore Coffee 3
kemudian telah diunduh lebih dari 1.000.000 juta lebih di Google App Store
dan mencapai urutan nomor lima Top Free App untuk kategori Food & Drink
di App Store.
Melalui aplikasi Fore Coffee, pelanggan dapat memilih untuk diambil sendiri
ke store terdekat ―Pick Up Only‖ atau dikirim ―Delivery Service‖ sesuai
alamat tujuan. Untuk Delivery Service, Fore Coffee bekerjasama dengan mitra
kurir dari Grab-Food untuk mengantarkan pesanan ke alamat tujuan. Setelah itu,
pilih varian produk apa saja yang akan dipesan dengan mengisi ukuran cup
(reguler / large), espresso (normal / extra shot / double shot), jumlah produk
yang dipesan. Klik tombol Pesan, lalu halaman akan menampilkan rincian
pesanan dan harga. Pelanggan disediakan pilihan metode pembayaran hanya
dapat menggunakan GoPay, Ovo, dan Dana. Pembayaran hanya tervalidasi
dalam kurun waktu 30 detik. Jika lewat dari 30 detik, maka pesanan otomatis
dibatalkan. Setelah pembayaran berhasil pesanan akan segera diproses.
Peneliti memfokuskan penelitian kepada pengaruh varian produk yang
dilihat dari segi minat beli pelanggan pengguna Aplikasi Fore Coffee di Bintaro.
Dimana dapat dilihat dari permasalahan varian produk di Fore Coffee sebagai
berikut :
Gambar 1.2
Sumber : Zomato
Dapat dilihat dari gambar 1.2 diatas, bahwa terdapat beberapa contoh
masalah mengenai varian produk Fore Coffee. Seperti komentar pelanggan
bahwa Matcha Chizu yang diordernya rasa dari cheese foam yang digunakan
tidak terlalu dominan rasa cheesenya dan minuman yang seharusnya dingin,
tidak berasa dingin sama sekali, kopi yang kurang terasa, terlalu pahit, dan
orderan yang datang tidak sesuai dengan yang di pesan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian
ini diberi judul : ANALISIS MINAT BELI MINUMAN KOPI MELALUI
APLIKASI FORE COFFEE
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di muka
kemudian muncul beberapa masalah. Masalah tersebut dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
Belum diketahuinya minat beli pelanggan di Fore Coffee Bintaro.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian akan
memiliki batasan – batasan yakni :
a. Penelitian hanya terfokus pada minat beli pelanggan melalui aplikasi
Fore Coffee.
b. Subyek penelitian hanya ditujukan untuk pengguna aplikasi Fore Coffee.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka perumusan
masalah yang dapat diambil adalah :
Sejauhmana minat beli pelanggan melalui penggunaan aplikasi
Fore Coffee?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan
penelitiannya. Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah :
Mengetahui minat beli pelanggan melalui penggunaan aplikasi Fore
Coffee.
D. Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan dalam memperoleh gambaran secara garis besar
tentang masalah yang akan dibahas dalam penulisan proyek akhir ini
akan diuraikan dalam sistematika berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran
mengenai Latar Belakang Penulisan, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan masalah,
Tujuan Penelitian, dan Sistematika Penulisan Proyek
Akhir.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini penulis menguraikan secara teoritis dan
sistematis mengenai beberapa teori pendukung penelitian
yang diperoleh dari beberapa sumber yang berkaitan
dan diperlukan dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis membahas tentang Metode dan Unit
Analisis Penelitian, Variable dan Pengukurannya,
Penarikkan sample, Prosedur Pengumpulan Data,
Metode Analisis Data, serta Waktu dan Tempat
Penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijabarkan hasil dari data primer
yang diambil mengenai varian produk serta minat beli
pelanggan melalui penggunaan Aplikasi Fore Coffee.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang akan
menarik kesimpulan berdasarkan analisa di dalam Bab
IV. Penulis juga akan mengemukakan Saran yang
diharapkan dapat membangun dan bermanfaat bagi
Fore Coffee, serta bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya maupun para pembaca
khusus.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Minat Beli
a. Pengertian Keputusan Minat Beli
Keputusan minat beli konsumen adalah tahap di mana pembeli
telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta
mengkonsumsinya. ( Suharno, 2010 : 96)
Keputusan minat beli konsumen didasari pada informasi tentang
keunggulan suaatu produk yang disusun sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan
pembelian. ( Tjiptono, 2008 :
156)
Keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian yang
nyata, apakah membeli atau tidak. ( Swastha dan Handoko, 2008 : 110)
Minat beli adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi
rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari
beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu (Schiffman dan
Kanuk, 2000 : 206).
Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan keinginan konsumen
yang secara mental dan psikologi mempertimbangkan dalam pembelian
produk. Sebelum membuat keputusan pembelian konsumen dihadapkan
terhadap minat pembelian dimana konsumen memikirkan apakah produk
tersebut akan dibeli ataupun tidak. Sebelum mengambil keputusan konsumen
cenderung memiliki pertimbangan dalam pembelian suatu produk sebelum
pada akhirnya membeli produk tersebut. Produsen cenderung memprediksi
variabel minat beli untuk menerawang bagaimana penjualan produk
kedepannya.
b. Proses Keputusan Minat Beli
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen memiliki
struktur. ( Sunyoto, 2013 : 85 )
Struktur keputusan pembelian antara lain:
1) Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli sebuah produk. Konsumen memilki minat
untuk membeli produk dan mempertimbangkan alternatif produk lain.
2) Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen akan
mempertimbangkan ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Perusahaan
harus memperhatikan kesukaan konsumen terhadap produk yang
bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya merek produk.
3) Keputusan tentang penjual. Konsumen akan memutuskan dimana
produk tersebut akan dibeli sehingga perusahaan harus memperhatikan
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
4) Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat
mengambil keputusan tentang berapa banyak produk yang harus
dibeli pada suatu waktu. Perusahaan perlu mempersiapkan jumlah
produk sesuai dengan keinginan konsumen yang berbeda.
5) Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat
mengambil keputusan tentang kapan produk harus dibeli sehingga
perusahaan harus mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumsi dalam penentuan waktu pembelian.
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen benar -benar membeli produk. Untuk
sampai ketahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses
pembelian dengan tahapan sebagai berikut:
1) Tahap pengenalan kebutuhan yaitu tahap pertama proses pengambilan
keputusan minat beli pelanggan dimana konsumen mengenali suatu
masalah atau kebutuhan.
2) Pencarian informasi, yaitu tahap proses pengambilan keputusan dimana
konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi.
3) Evaluasi alternatif, yaitu tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek-merek alternative dalam satu susunan pilihan.
4) Keputusan membeli, yaitu tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli produk.
5) Perilaku pasca pembelian, yaitu tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen mengambil
tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau
ketidakpuasan yang mereka rasakan. Perilaku membeli sangat berbeda
untuk setiap produk. Semakin kompleks keputusan biasanya akan
melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak
pertimbangan.
c. Peran Konsumen Dalam Pembelian
Faktor pendorong yang sangat kuat dalam pengambil keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh sejumlah orang memiliki
keterlibatan dalam keputusan pembelian. ( Hasan, 2008 : 138 )
Konsumen melalui proses dalam keputusan pembelian sebelum
konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Suatu proses pembelian
tidak hanya sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi,
tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.
( Suryani, 2008 : 13 )
Dan orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian
adalah sebagai berikut :
1) Pemrakarsa ( Intitator ) adalah orang yang menyadari pertama kali
adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan berinisiatif
mengususlkan untuk membeli produk tertentu.
2) Pengambil Pengaruh (Influencer) adalah orang yang sering
berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan
nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3) Pengambil Keputusan (Decider) adalah orang berperan sebagai
pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi dibeli,
produk apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana produk
itu dibeli.
4) Pembeli (Buyer) adalah orang yang melakukan pembelian aktual.
5) Pengguna (User) adalah orang yang mengonsumsi atau
menggunakan produk yang dibeli.
Konsumen akan melalui lima tahap dalam proses pembelian
yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dana prilaku setelah pembelian. Tahapan tersebut
menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan
berakibat setelah pembelian.
Setiap pembeli akan melewati tahap-tahap tersebut untuk setiap pembelian
yang konsumen buat. Ketika konsumen melakukan pembelian yang lebih
rutin konsumen dapat membalik tahap-tahap tersebut. (Suryani, 2008:15)
d. Faktor – Faktor Keputusan Pembeli
Perilaku pembelian seseorang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik faktor internal maupun faktor eksternal merupakan faktor yang
memepengaruhi perilaku pembelian dan berasal dari dalam diri seseorang,
sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian dan berasal dari luar kedua faktor ini, yakni faktor internal dan
eksternal memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.
Menurut Kotler & Keller (2007 : 166 – 183) ada tiga faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu :
1) Faktor Budaya. Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang
yang paling mendasar, jika makhluk yang lebih rendah 14
perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia
sebagian besar adalah dipelajari.
2) Faktor sub budaya. Sub budaya mempunyai kelompok – kelompok
sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan
sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam
sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan,
kelompok ras dan wilayah geografis.
3) Faktor kelas sosial. Kelas sosial adalah kelompok dalam
masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat
dan tingkah laku yang sama.
e. Faktor – Faktor Pribadi
1) Usia. Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah - ubah
selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang
berhubungan dengan usianya.
2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa
yang dibeli, seseorang yang memiliki tingkat pekerjaan yang lebih
baik cenderung lebih memilih barang yang akan dibeli. Dengan
adanya kelompok – kelompok pekerjaan, perusahaan dapat
memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan
tertentu.
3) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat
dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan
produk.
4) Gaya Hidup. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang
diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan dan opini orang tersebut.
Orang- orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial dan pekerjaan
yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
f. Faktor – Faktor Psikologis
Menurut Kotler & Amstrong (2006 : 144 – 145) ada empat proses
psikologi kunci terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori
mempengaruhi respons konsumen secara fundamental.
1) Motivasi. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup
kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat
mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Kebutuhan yang mendesak
untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari
kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh
suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur
menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai
paling tidak mendesak. Ketika kebutuhan yang paling mendesak
itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator 16
dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan
kebutuhan paling penting berikutnya.
2) Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan
suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu
adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang
dihadapinya.
3) Belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.
4) Attitudes.Attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka,
dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah
ide.
5) Kepercayaan. Kepercayaan adalah pemikiran bahwa seseorang
mempercayai sesuatu. Dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini
dan iman.Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh
kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku.
g. Indikator Yang Mempengaruhi Minat Beli Pelanggan
Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi
melalui indikator - indikator sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
Hal ini bermaksud yakni konsumen telah memiliki minat untuk
melakukan pembelian produk tertentu yang diinginkan.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain. Hal ini bermaksud yakni
seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk membeli akan
menyarankan orang terdekatnya untuk melakukan pembelian produk
yang sama.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk
tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefrensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
Varian produk diterapkan oleh perusahan untuk menarik pelanggan
terhadap keputusan pembelian. Dalam hal ini pelanggan menganggap
bahwa varian produk dalam suatu produk dapat membantu dan
mendorong pelanggan membuat keputusan pembelian.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Minat Beli 1. Minat Transaksional 2. Minat Refrensial 3. Minat Prefensial 4. Minat Eksploratif Ferdinand (2002:129)
Fore Coffee Bintaro 19
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Unit Analisis Penelitian
Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan yang dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan
sebagai suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
( Sugiyono, 2011 : 2 )
Dalam penelitian ini dapat dimengerti bahwa metodologi
penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan kerja atau kegiatan yang
harus di tempuh untuk melaksanakan kegiatan penelitian, yaitu untuk
memperoleh suatu jawaban atau kesimpulan tentang suatu objek yang diteliti.
Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2011 : 147)
Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif
yang datanya berupa data hasil angket (questioner). Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif ini dituntut
untuk menggunakan banyak angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari data tersebut. (Sugiyono, 2011 : 8)
Unit analisis adalah unit yang diamati dan akan dijelaskan, serta
berupa objek penelitian yang dapat berupa individu perorangan, kelompok
organisasi, masyarakat, hasil karya manusia, instansi dan sebagainya.
(Kusmayadi, 2000 : 73 )
B. Variabel dan Pengukurannya
Dalam sebuah penelitian, pasti adanya keberadaan sebuah atau lebih
Variable. Seperti yang disebutkan, variabel merupakan gejala yang menjadi
fokus peneliti untuk diamati. Dan variabel p e n e l i t i a n adalah atribut a t a u
s i f at at au n i l ai dari orang, objek atau kegiatan yang mempuanyai variasi
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2008 :39)
Variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014 : 38 )
Dilihat dari hubungan variabel satu dengan variabel lain, maka
macam- macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi Variabel 21
Independent, Variabel Dependent, Variable Moderator, Variabel Intervening,
dan Variabel Control.
Dikarenakan metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif,
maka penelitian i n i m e m i l i k i 1 ( satu) v a r i a b e l . Variabel pada penelitian ini
yaitu minat beli pelaggan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala
likert mempunyai tingkatan sangat negatif menjadi sangat positif yang antara
lain:
a. Sangat tidak setuju diberi bobot 1
b. Tidak setuju diberi bobot 2
c. Kurang Setuju diberi bobot 3
d. Setuju diberi bobot 4
e. Sangat Setuju diberi bobot 5
Tabel 3.1
Tabel Variabel, Sub Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran Demografi Jenis Kelamin Laki – laki & Perempuan Nominal
Usia < 15 tahun, 15 – 21 tahun, 22 Interval – 28 tahun, 29 – 35 tahun, >
35 tahun
Pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2/S3 Ordinal 22
Terakhir
Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa, Pegawai Ordinal Swasta, PNS, Ibu Rumah
Tangga, Lainnya.
Minat Beli Minat Setelah pelanggan melihat Likert Pelanggan Transaksional varian produk di aplikasi Fore Ordinal
Coffee, pelanggan memiliki minat untuk melakukan pembelian produk
Minat Pelanggan merefrensikan Likert, Referensial kepada teman/keluarganya Ordinal
untuk membeli produk Fore Coffee
Minat Fore Coffee menyediakan Likert, Preferensial pilihan produk lainnya sesuai
dengan kebutuhan pelanggan
Ordinal
Minat Pelanggan mencari informasi Likert, Eksploratif mengenai produk melalui Ordinal
Aplikasi Fore Coffee
Berikut penjelasan dari skala pengukuran dalam operasionalisasi variabel:
a. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena sosial. (Sugiyono, 2010 : 134 )
b. Skala nominal adalah skala yang hanya mendasar pada
pengelompokkan atau pengkategorian peristiwa atau fakta, seperti 23
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. (Suharsaputra, 2012:
72)
c. Skala interval adalah skala pengukuran yang memiliki jarak satu
tingkat dengan yang lain. Dalam skala interval, pengukuran yang ada
sangat teratur dan memiliki jarak yang sama antara masing-masing
peringkat dan jarak ini konstan berurutan. (Suharsaputra, 2012: 73)
d. Skala o r d i n a l a d a l a h data hasil pengamatan diklasifikasikan
ke dalam kategori-kategori, dan diantara kategori ada suatu urutan.
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sifatnya membedakan
dan mengurutkan. Misalnya seseorang diminta untuk mengurutkan tiga
buah produk berdasarkan tingkat kepuasan terhadap produk.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan subyek penelitian, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya diartikan
sebagai orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
(Sugi yono, 2010: 117)
Dalam sebuah penelitian harus ada yang dijadikan objek
penelitian dimana disebut sebagai sampel atau contoh. Contoh adalah 24
bagian yang dipergunakan untuk tujuan penelitian populasi atau
aspek-aspeknya. (K u s m a y a d i , 2000: 129)
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti atau
dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini.
(Arifin, 2011 : 215 )
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode Accidental sampling. Accidental Sampling adalah mengambil
responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data
dan dengan kriteria utamanya adalah orang tersebut merupakan konsumen
atau pembeli. (Sugiyono, 2014: 85)
Untuk mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampel
digunakan rumus Slovin (Umar, 2013:78) sebagai berikut :
Di mana :
Keterangan :
n = Numbers of sample ( jumlah sampel )
N = Total Population ( jumlah seluruh anggota populasi ) e = Error Tolarance ( persen kelonggaran ketidaktelitian
karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir)
Pelanggan yang memesan produk Fore Coffee melalui aplikasi setiap
harinya sebanyak 10.000 cup, jumlah pengunjung perhari dikalikan dengan 1
bulan = 30 hari, sehingga dimasukkan ke dalam rumus slovin adalah sebagai
berikut.
n = 300.000
1 + (300.000 (0.1)2)
n = 300.000 = 99,966 n = 100
3.001
Sehingga sampel yang akan diambil sebanyak 100 responden.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Suatu data sangatlah diperlukan untuk sebuah penelitian. Data
adalah sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk bilangan yang
dihasilkan dari pengukuran atau perhitungan. (Noor, 2014 : 13 )
Dalam penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data
Primer dan data Sekunder. Data primer yang p e n u l i s dapatkan
b e r a s a l dari observasi, wawancara, dan kuisioner. Sedangkan data
sekunder yang dapatkan berasal dari studi literatur. Dalam pengumpulan
data ini menggunakan beberapa macam metode pengumpulan data dan tentu
saja hal itu disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti.
Data Primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
teknik sebagai berikut:
a. Angket (kuisioner). Angket adalah sejumlah pertanyaan yang di
ajukan kepada responden secara tertulis. Daftar pertanyaan
ditunjukan pada responden terutama yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti dan dijawab dengan jawaban yang tersedia oleh
responden.
b. Observasi. Observasi adalah mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis fenomena yang diselidiki. Metode observasi
digunakan untuk mengumpulkan bahan keterangan mengenai kenyataan
yang hendak dipelajari dan diteliti di lokasi penelitian.
c. Wawancara. Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh
dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan (Moleong, 2012 : 118).
Data sekunder digunakan untuk menunjang data primer yang diperoleh
berdasarkan penelitian lapangan. Data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan diambil dari
buku-buku dan laporan penelitian yang berhubungan dengan proyek akhir ini.
Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data atau bahan-bahan
yang diperlukan, dan jugamemperoleh teori yang berkaitan dengan 27
masalah yang diteliti. Metode ini diperlukan untuk kelengkapan serta
perbandingan secara teoritis.
E. Metode Analisis
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang
diukur memang benar-benar v a r i a b e l y a n g h e n d a k d i t e l i t i . (Haryadi dan
Julianti, 2011: 35)
Semua data yang terkumpul dalam sebuah penelitian harus
valid. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya ya n g dapat d i l a p o r k a n . Dengan demikian data
yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. (Sugiyono, 2014:
267)
Dari u j i validitas variabel yang dilakukan dengan mengambil
jawaban 100 responden dan tingkat kesalahan 5%. Semua pernyataan
dikatakan valid jika r hitung > r tabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau kekuatana yang
ditujukan oleh instrumen pengukuran. Maka dapat dikatakan bahwa
reliabilitas mengukur kestabilan dan konsistensi konstruk pertanyaan yang 28
merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam sebuah kuisioner.
(Umar, 2008: 126 )
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan
dalam penelitian keperilakuan mempunyai kendala sebagai alat ukur,
diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke
waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah.
Menurut Sekaran (2006 : 40) Indikator pengukuran reliabilitas
yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tabel Indikator Pengukuran Reliabilitas
Alpha atau hitung r Keterangan
0.8 – 1. 0 Reliabilitas baik
0.6 – 0.799 Reliabilitas diterima
< 0.6 Reliabilitas kurang baik
3. Analisa Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan ringkasan jawaban yang diberikan
responden terhadap pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner.
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang ditinjau dari nilai minimum, maksimum, mean dan
standar deviasi. Nilai minimum adalah skor jawaban terendah yang 29
diberikan oleh responden, maksimum adalah skor jawaban tertinggi, nilai
mean adalah nilai rata-rata dari keseluruhan responden terhadap
pernyataan pada variabel yang diteliti, sedangkan standar deviasi
menunjukkan variasi dari sebaran data atas jawaban responden.(Yamin,
2009 : 98 )
Analisis deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel bebas dan variabel terikat. Dalam
analisis ini dilakukan pembahasan bagaimana pengaruh varian produk
terhadap keputusan minat beli pelanggan melalui aplikasi Fore Coffee yang
digunakan berdasarkan rata- rata (mean)dari masing-masing variabel. Nilai
rata-rata ini didapatkan dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam
setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden.
Indikator pengukuran analisa deskriptif sebagai berikut :
Tabel 3.3
Indikator Pengukuran Analisa Deskriptif
Nilai Rata – Rata (X) Minat Beli Pelanggan 1,00 < x 1,80 Sangat Tidak Berminat
1,80 < x < 2,60 Tidak Berminat
2,60 < x < 3,40 Cukup Berminat
3,40 < x < 4,20 Berminat
4,20 < x < 5,00 Sangat Berminat
F. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui kuisioner online menggunakan Google
Form yang ditujukan untuk semua kalangan pengguna aplikasi Fore Coffee Bintaro. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan October hingga bulan November
2019.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Umum Objek Penelitian
Fore Coffee adalah sebuah start-up bermodel bisnis kedai kopi yang
hadir untuk mempersembahkan kopi-kopi berkualitas tinggi bagi seluruh
pencinta kopi di tanah air. Elisa Suteja, Deputi CEO di Fore Coffee memiliki
keinginan untuk membangun coffee shop-nya sendiri diawali dengan melihat
karakteristik pembeli kopi di Indonesia. Ia mengakui bahwa konsumen kopi di
Indonesia memiliki perilaku membeli yang agak unik, seiring dengan
tumbuhnya perusahaan on-demand seperti Go-Jek dan Grab. Menurut Elisa,
dengan munculnya layanan antar pesan online seperti itu, masyarakat
Indonesia tidak perlu lagi bingung mau buka usaha di mana. Semua cukup
dilakukan di rumah. Ini juga yang mendorong Elisa untuk menjadikan Fore
Coffee ― tidak hanya sebagai sekadar coffee shop.‖ Ia ingin kedainya menjadi
sebuah solusi yang mengunggulkan pengalaman menyeruput kopi dengan
menggunakan mesin penyeduh terbaik, tanpa mengesampingkan kekhususan
rasa dari varian biji kopinya. Didirikan pada Agustus 2018, Fore Coffee lahir
untuk turut meramaikan geliat industri kopi yang kian bergairah terutama sejak
beberapa tahun terakhir, dan juga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi
positif di Indonesia.
2. Konsep Objek Penelitian
Kedai Fore Coffee hadir dengan gagasan inovatif yang menggabungkan
konsep antara futuristik, ramah lingkungan, dan juga keunggulan kualitas.
Konsep ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Futuristik. Semua gerai dan cabang Fore Coffee menggunakan mesin-mesin
berteknologi tinggi, mulai dari mesin espresso (memakai standar mesin Kees
van der Westen yang terkenal canggih baik dari segi fitur maupun
kualitasnya), mesin grinder Mazzer, hingga alat-alat lain yang digunakan di
sepanjang proses pembuatan kopinya. Dengan dukungan mesin-mesin
canggih ini, tujuannya tentu saja untuk memberikan kopi-kopi terbaik yang
disajikan dengan sepenuh hati bagi seluruh pelanggannya.
Setiap outlet dan gerai Fore Coffee memiliki ciri khas khusus, yaitu tampilan
desain interior yang serba putih dengan berbagai dekorasi tanaman, juga
konstruksi vertical garden. Ke gerai Fore Coffee manapun Anda pergi, Anda
akan mendapati ciri khas demikian. Hal ini sekaligus menjadi semacam
peneguhan terhadap komitmen dan semangat penyelamatan lingkungan yang
Fore usung sejak awal.
Metode pencahayaan yang terang dan penggunaan warna-warna cerah
minimalis yang mengesankan konteks futuristik dan modern juga merupakan 33
signature theme dari desain interior Fore Coffee. Dengan kata lain, konsep
desain interior setiap gerai Fore Coffee yang menggabungkan konsep alami
(hijau) dan putih ini seolah menterjemahkan bahwa mereka mereka ingin
membawa sepotong suasana hutan yang segar di tengah lingkungan
perkotaan yang modern dan cenderung sibuk. Memberikan suasana yang
nyaman dan relaksasi bagi pelanggan.
b. Eco-friendly. Sebagian besar material yang digunakan untuk menyajikan
berbagai menu di Fore Coffee merupakan bahan yang ramah lingkungan.
Sebagai salah satu pelaku industri kopi yang karenanya juga turut memegang
peranan penting dalam keberlangsungan lingkungan hidup (environmental
sustainability), Fore Coffee ingin berkontribusi dan memberikan dampak
positif untuk alam sekitar. Hal ini bersinergi dengan konsep
FOREnvironment dan FOREcosystem yang dianutnya. Fore Coffee yang
telah menerima kebaikan alam berupa hasil bumi kopi ingin mengembalikan
kebaikan yang sama bagi alam. Dari bumi untuk bumi, FOREarth.
c. Kualitas. Fore Coffee hanya menggunakan kopi-kopi Arabica pilihan dari
berbagai daerah di Indonesia, dan didapatkan secara langsung dari perkebunan-
perkebunan organik dengan mengusung prinsip direct and fair trade. Selain agar
dapat mengawasi secara langsung kualitasnya—hanya kopi berkualitas terbaiklah
yang akan digunakan, prinsip ini juga dimaksudkan untuk membantu
meningkatkan taraf hidup para petani lokal.
Setelahnya, kopi-kopi yang telah melewati proses seleksi ini akan disangrai sendiri
untuk menjaga kesegarannya, dengan menggunakan mesin roasting yang juga
berteknologi tinggi dan oleh roaster berpengalaman. Selanjutnya, kopi-kopi ini
akan diolah secara professional oleh para barista terlatih untuk menyajikan yang
terbaik sesuai dengan pesanan dan keinginan pelanggan.
3. Varian Produk Objek Penelitian
Sejumlah menu kopi yang ditawarkan Fore Coffee pun bervariasi, bukan hanya
espresso-based yang umumnya dicari penggemar berat kopi saja tapi juga menu-menu minuman lain yang dibuat dengan berbagai campuran seperti susu dan sirup.
Minuman-minuman ini umumnya ditujukan bagi pelanggan yang ingin menikmati
menu yang lebih ringan dan flavorful dimana komposisinya tetap menggunakan bahan
berkualitas tinggi, antara lain fresh milk yang bermutu bagus dan juga sirup-sirup
berbahan alami sehingga sehat untuk dikonsumsi.
Varian Menu Fore Coffee sebagai berikut :
a. Espresso – based : Espresso, hot/ice americano,cold brew, hot/ice cappucino,
hot/ice latte, hot/ice mocha, iced aren latte, iced pandan latte, ice chizu 35
macchiato, hot/ice hanami latte, hot/ice honey latte, hot/ice watermelon latte,
hot/ice roasted latte, hot/ice soy latte, hot/ice soy coconut latte.
b. Non coffee : Iced matcha chizu, iced hojicha chizu, iced choco chizu, hot /
iced creamy chocolate, hot / ice creamy nuts, hot / iced creamy matcha latte,
iced biscuit chizu.
c. Tea by TWG : Earl grey, english breakfast, grand wedding tea, jasmine queen
tea, follow me tea, creme caramel tea, chamomile.
d. Others : Red velvet / Pandan / Peanut butter / chocolate mint cookies, cacao /
chili lime / roasted / seasalt cashew nuts, granola bites chocolate, popcorn
chocolate caramel, mineral water.
e. Merchandise : Beige / Black / Olive / Lead grey Fore wallmug dan Stainless
straw.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang menggunakan
aplikasi Fore Coffee. Sebagai sampel yang diambil sebanyak 100 orang untuk
mengisi kuesioner online yang telah dibagikan. Demografi responden dibagi
menjadi 4 bagian yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. 36
a. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki - laki 34 34,0 34,0 34,0
Wanita 66 66,0 66,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin
wanita sebanyak 66 orang dengan persentase 66 % , dan jenis kelamin pria sebanyak
34 orang dengan persentase 34 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan
Fore Coffee yang menggunakan aplikasi didominasikan oleh wanita. Hal ini
disebabkan adanya perubahan gaya hidup. Dimana wanita cenderung menggunakan
media sosial untuk mencari dan mempublikasikan suatu produk yang wanita
dibutuhkan dan diinginkan, dengan mengutamakan tampilan visual produk yang
bagus untuk difoto.
JENIS
KELAMIN
Wanita Pria 3 4 % 6 6 % Gambar 4.1Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Identitas Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent Valid 15 - 21 69 69,0 69,0 69,0 tahun 22 - 28 24 24,0 24,0 93,0 tahun 29 - 35 7 7,0 7,0 100,0 38
tahun
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden berusia 15 – 21
tahun berjumlah 69 orang dengan persentase 69%, sedangkan usia 22 – 28
tahun berjumlah
24 orang dengan persentase 24 % , dan responden dengan usia 29 – 35 tahun
berjumlah 7 orang dengan persentase 7 % . Responden yang berusia 15 – 21
tahun dapat mendominasi dikarenakan produk Fore Coffee memiliki varian
produk yang mengikuti trend di masa kini seperti Biscuit Chizu dan Matcha
Chizu. Dimana
remaja lebih tertarik untuk membeli varian produk yang trend di masa kini.
USIA
< 15 tahun 15 - 21 tahun 22 - 28 tahun 29 - 35 tahun > 35 tahun [PERCENTAGE ] ENTAGE ] [PERCEN ] 39
Gambar 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
c. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan_Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent Valid SMA 76 76,0 76,0 76,0 S1 23 23,0 23,0 99,0 S2/S3 1 1,0 1,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan data responden dengan pendidikan terakhir
SMA sebanyak 76 orang dengan persentase 76% , S1 sebanyak 23 orang dengan
persentase 23%, dan S2 / S3 sebanyak 1 orang dengan persentase 1% . Jumlah
responden dengan pendidikan terakhir SMA mendominasi diindikasikan karena Fore
Coffee meyediakan varian produk tidak hanya kopi saja, namun non kopi yang cocok
untuk kalangan muda. Dimana tidak semua kalangan muda mengkonsumsi kopi. 40
PENDIDIKAN TERAKHIR
SD SMP SMA S1 S2 / S3 1% 23% 76% Gambar 4.3Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir
d. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pelajar/Mahasiswa 83 83,0 83,0 83,0 Pegawai swasta 12 12,0 12,0 95,0 PNS 4 4,0 4,0 99,0 lainnya 1 1,0 1,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2019
Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan data responden yang bekerja sebagai
Pelajar/Mahasiswa sebanyak 83 orang dengan persentase 83%, pegawai swasta
sebanyak 12 orang dengan persentase 12%, PNS sebanyak 4 orang dengan persentase
4%, dan pekerjaan lainnya yang tidak tercantum pada kuisioner sebanyak 1 orang
dengan persentase 1% . Jumlah pelajar/mahasiswa yang mendominasi diindikasikan
karena varian produk Fore Coffee memiliki range harga dari Rp. 20.000 – Rp.34.000
yang terjangkau untuk pelajar/mahasiswa.
PEKERJAAN
Pelajar / Mahasiswa Pegawai Swasta PNS Lainnya Ibu Rumah Tangga1% 12% 4%
83%
Gambar 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
3. Uji Validasi
Uji validitas berguna untuk menguji variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, dimana jumlah variabel dalam penelitian ini memuat 9
pernyataan.
Tabel dibawah ini merupakan hasil uji validitas yang dilakukan dalam
sistem SPSS :
Tabel 4.5
Uji Validitas
No Variabel r tabel r hitung Keterangan
Minat Transaksional 1 X1 0,1966 0,673 Valid Minat Refrensial 2 X2 0,1966 0,736 Valid Minat Preferensial 3 X3 0,1966 0,762 Valid Minat Eksploratif 4 X4 0,1966 0,668 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Penyebaran kuisioner dengan banyak 100 responden dengan signifikan 5%,
maka dapat dihitung :
df = N – 2
df = 100 – 2
df = 98
Dilihat dari perhitungan diatas, sesuai website yang diproduksi oleh Junaidi (2010)
bahwa r tabel df = 98 sebesar 0,1966. Apabila r hitung > r tabel dapat dinyatakan valid,
maka pertanyaan yang valid dapat dikatakan layak untuk disebar kepada responden.
4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi variabel penelitian. Untuk
mengukur uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach’s
Alfa. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai kofisien Alfa lebih
besar dari pada 0,60. Berikut adalah hasil uji reabilitas dalam penelitian ini :
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Varian Produk Dan Minat Beli
Reliability Statistic
Cronbach’s Alpha N of items
.873 4
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai Cronbach’s Alpha untuk varian produk dan
minat beli pelanggan sebesar 0,873. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan
termaksud dalam indikator reliabilitas baik.
5. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pernyataan pada kuisioner yang telah diajukan kepada responden
diperoleh berbagai macam tanggapan dari responden tersebut dapat dilihat seperti
tabel di bawah ini :
Minat Pelanggan
Berdasarkan jawaban responden yang dikumpulkan melalui kuisioner dari
variabel minat beli pelanggan, maka dapat diketahui gambaran jawaban responden
dari masing – masing pernyataan sebagai berikut :
1. Minat Transaksional
Tabel 4.7
Setelah pelanggan melihat varian produk di fore coffee, pelanggan
memiliki minat untuk melakukan pembelian produk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 11 11,0 11,0 12,0
Setuju 48 48,0 48,0 60,0
Sangat Setuju 40 40,0 40,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2019
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden sebanyak 1% atau 1 orang
menyatakan tidak setuju, 11% atau 11 orang menyatakan kurang setuju, 48% atau 48
orang menyatakan setuju, 40% atau 40 orang menyatakan sangat setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa setelah melihat varian produk di Fore Coffee, pelanggan memiliki
minat untuk membeli produk Fore Coffee.
2. Minat Referensial
Tabel 4.8
Pelanggan merekomendasikan kepada teman / keluarganya untuk membeli
produk Fore Coffee
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent Valid Tidak Setuju 4 4,0 4,0 4,0 Kurang Setuju 11 11,0 11,0 15,0 Setuju 49 49,0 49,0 64,0 Sangat Setuju 36 36,0 36,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden sebanyak 4% atau 4 orang
menyatakan tidak setuju, 11% atau 11 orang menyatakan kurang setuju, 49% atau 49
orang menyatakan setuju, dan 36% atau 36 orang menyatakan sangat setuju. Hasil ini
menunjukkan bahwa pelanggan setuju bahwa akan merekomendasikan kepada teman
/ keluarga untuk melakukan pembelian produk di Fore Coffee.
3. Minat Preferensial
Tabel 4.9
Fore coffee menyediakan pilihan produk lain sesuai dengan kebutuhan pelanggan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0 Tidak Setuju 2 2,0 2,0 3,0 Kurang Setuju 10 10,0 10,0 13,0 Setuju 55 55,0 55,0 68,0 Sangat Setuju 32 32,0 32,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden sebanyak 1% atau 1 orang
menyatakan sangat tidak setuju, 2% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 10% atau
10 orang menyatakan kurang setuju, 55% atau 55 orang menyatakan setuju, dan 32%
atau 32 orang menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pelanggan
setuju bahwa Fore Coffee menyediakan pilihan produk lainnya sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
4. Minat Eksplolatif
Tabel 4.10
Pelanggan mencari informasi mengenai produk melalui aplikasi fore coffee
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent Valid Tidak Setuju 4 4,0 4,0 4,0 Kurang Setuju 18 18,0 18,0 22,0 Setuju 40 40,0 40,0 62,0 Sangat Setuju 38 38,0 38,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden sebanyak 4% atau 4 orang
menyatakan tidak setuju, 18% atau 18 orang menyatakan kurang setuju, 40%
atau 40 orang menyatakan setuju, dan 38% atau 38 orang menyatakan sangat
setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pelanggan setuju bahwa pelanggan
mencari informasi mengenai produk melalui aplikasi Fore Coffee.
5. Analisa Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan ringkasan jawaban
yang diberikan responden terhadap pernyataan di dalam kuisioner. Penilaian
terhadap variabel penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi.
Tabel 4.11
Nilai Rata – rata Minat Beli Pelanggan
N Rata – rata sub variabel Total Mean Minat Transaksional X1 100 4,27 4,1775 Minat Refrensial X2 100 4,17 Minat Preferensial X3 100 4,15 Minat Eksploratif X4 100 4,12 Valid N 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4.11 di atas didaptkan hasil rata – rata sub variabel
minat beli pelanggan sebagai berikut :
1. Rata – rata indikator X1 yaitu Minat Transaksional sebesar 4,27 yang
artinya sangat berminat. Maka, pelanggan sangat berminat untuk
melakukan pembelian produk Fore Coffee.
2. Rata – rata indikator X2 yaitu Minat Referensial sebesar 4,17 yang
aritnya berminat. Maka, pelanggan Fore Coffee berminat untuk
merekomendasikan kepada teman / keluarganya untuk membeli produk
Fore Coffee.
3. Rata – rata indikator X3 yaitu Minat Preferensial sebesar 4,15 yang
artinya berminat. Maka, Fore Coffee menyediakan pilihan produk
lainnya dari kopi sampai non kopi sesuai dengan kebutuhan pelanggan
sehingga pelanggan berminat dengan varian produk Fore Coffee.
4. Rata – rata indikator X4 yaitu Minat Eksploratif sebesar 4,12 yang
artinya berminat. Maka, pelanggan berminat untuk mencari informasi
terlebih dahulu mengenai produk melalui aplikasi Fore Coffee.
Nilai rata – rata (mean) minat beli pelanggan adalah 4,1775 yang artinya
berminat karena berada pada interval 3,40 < x < 4,20, hal ini menunjukkan
bahwa responden berminat untuk membeli varian produk Fore Coffee.
78
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai analisis
pengaruh varian produk terhadap minat beli pelanggan melalui Aplikasi
Fore Coffee Di Bintaro, maka dapat ditarik kesimpulan dan memberikan
beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi pihak manajemen Fore Coffee.
A. KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian yaitu untuk
mengetahui adanya pengaruh varian produk terhadap minat beli pelanggan
melalui aplikasi Fore Coffee, maka peneliti berusaha untuk membuat
kesimpulan berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada bab
sebelummnya :
Hasil mean indicator Minat Beli Pelanggan nilai mean tertinggi didapat
dari dimensi Minat Transaksional dengan nilai 4,27 yang artinya pelanggan
Fore Coffee sangat berminat untuk melakukan pembelian terhadap produk Fore
Coffee Bintaro. Dan secara keseluruhan pelanggan Fore Coffee Berminat dalam
membeli produk melalui aplikasi Fore Coffee.
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan
maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil jawaban responden pada variabel minat beli
pelanggan Fore Coffee, faktor paling rendah yang mempengaruhi
minat beli pelanggan adalah Minat Eksploratif dengan nilai rata-rata sebesar
4,12. Dalam mengikuti perkembangan digitalisasi, pelanggan sekarang
dimudahkan dapat mencari tahu informasi mengenai produk sebelum
membelinya, maka dari itu pihak managemen Fore Coffee perlunya
memperbaharui aplikasi Fore Coffee dengan menambahkan secara detail
rincian bahan yang digunakan yang bisa dijadikan tolak ukur pelanggan
apakah produk sesuai dengan selera pelanggan, kolom notes yang
memudahkan pelanggan memberikan informasi seperti less ice / less sugar,
dan gambar produk yang tertera di aplikasi dapat di zoom sehingga pelanggan
bisa melihat detail gambar produk.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan. (2008). Marketing. Yogyakarta. Media Pressindo.
Arifin. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Basu Swastha, dan T. Hani Handoko. (2008). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta
Danang, Sunyoto. (2013). Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika AditamaAnggota Ikapi.
Ferdinand, Augusty. (2002). Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Husein Umar. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, (2006). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12, Terjemahan: Bob Sabran, M.M, Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip dan Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas, PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. (2007). “Marketing Management”. by Pearson
Kusmayadi dan Sugiarto. E. (2000). Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 23.
Noor, Juliansyah. (2014).Metodologi Penelitian. Kencana. Jakarta.
Tjiptono, Fandy, (2008) .Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Sarjono, Haryadi., dan Julianita, Winda. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Penerbit Salemba empat, Jakarta.
Schiffman and Lazar Kanuk, (2000). Costumer Behavior, Internasional Edition, Prentice Hlm. 31.
Sugiyono. (2001). Metode Penilaian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. (2010). Belajar Analisis Data Sampel. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung : Alfabeta.
Suharno. (2010). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: UNY Press. Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama
Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen; Implikasi Pada Strategi Pemasaran.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Uma Sekaran, (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.
Yamin, M. (2009).Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group).
LAMPIRAN
KUISIONER MINAT BELI PELANGGAN MELALUI APLIKASI FORE COFFEE
Kepada:
Yth. Para Responden
Mohon kesediaan anda mengisi kuisioner dibawah ini dengan jujur dan
benar. Data atau informasi yang terkumpul akan digunakan untuk keperluan
penelitian. Saya mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan, partisipasi dan
kerjasama yang anda berikan.
Hormat saya,
IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas berikut ini dengan jujur. Berilah tanda silang (x)
pada jawaban sesuai identitas asli :
1. Jenis Kelamin :
a. Pria
b. Wanita
2. Usia Anda:
a. < 15 tahun