• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MINAT BELI MINUMAN KOPI MELALUI APLIKASI FORE COFFEE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MINAT BELI MINUMAN KOPI MELALUI APLIKASI FORE COFFEE"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS MINAT BELI MINUMAN KOPI

MELALUI APLIKASI FORE COFFEE

MICHAEL KHRISNA ADITYA 0324106106

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI JAKARTA

(2)

ABSTRAK

MICHAEL KHRISNA ADITYA, Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Program Studi Perhotelan, 0324106106.

Berkembangnya produksi kopi di Indonesia, menuntut pula setiap perubahan budaya meminum kopi. Dengan meningkatnya konsumsi kopi yang ada pada masyarakat dewasa ini, berdampak terhadap munculnya persaingan usaha bisnis berkonsep kedai kopi untuk memenuhi tingginya kebutuhan konsumen kopi yang semakin beragam. Perkembangan teknologi digitalisasi merupakan sarana yang efektif dalam menciptakan peluang bagi para pembisnis untuk berinovasi dalam memasarkan produknya, seperti munculnya aplikasi mobile. Fore Coffee adalah sebuah start-up bermodel bisnis kedai kopi yang hadir untuk mempersembahkan kopi-kopi berkualitas tinggi bagi seluruh pencinta kopi di tanah air. Didirikan pada Agustus 2018, Fore Coffee lahir untuk turut meramaikan geliat industri kopi yang kian bergairah terutama sejak beberapa tahun terakhir, dan juga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi positif di Indonesia. Penelitian ini focus pada sejauhmana m i n a t b e l i p e l a n g g a n m e l a l u i p e n g g u n a a n a p l i k a s i F o r e Coffee. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan data statistic melalui kuesioner. Hasil mean indicator Minat Beli Pelanggan nilai mean tertinggi didapat dari dimensi M i n a t Transaksional dengan nilai 4,27 yang artinya pelanggan Fore Coffee sangat berminat untuk melakukan pembelian terhadap produk Fore Coffee Bintaro. Dan secara keseluruhan pelanggan Fore Coffee Berminat dalam membeli produk melalui aplikasi Fore Coffee. Berdasarkan hasil jawaban responden pada variabel minat beli pelanggan Fore Coffee, faktor paling rendah yang mempengaruhi minat beli pelanggan adalah Minat Eksploratif dengan nilai rata-rata sebesar 4,12. Dalam mengikuti perkembangan digitalisasi, pelanggan sekarang dimudahkan dapat mencari tahu informasi mengenai produk sebelum membelinya, maka dari itu pihak managemen Fore Coffee perlunya memperbaharui aplikasi Fore Coffee dengan menambahkan secara detail rincian bahan yang digunakan yang bisa dijadikan tolak ukur pelanggan apakah produk sesuai dengan selera pelanggan, kolom notes yang memudahkan pelanggan memberikan informasi seperti less ice / less sugar, dan gambar produk yang tertera di aplikasi dapat di zoom sehingga pelanggan bisa melihat detail gambar produk.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

DAFTAR ISI ………... ii

DAFTAR TABEL ………... iii

DAFTAR GAMBAR ……….. iv BAB I PENDAHULUAN ………... 1 A. Latar Belakang ………... 1 B. Identifikasi Masalah ………... 6 C. Rumusan Masalah ……… 6 D. Tujuan Penelitian ………. 7 E. Sistematika Penulisan ………... 7

BAB II LANDASAN TEORI ………. 9

A. Tinjauan Pustaka ……….. 9

B. Kerangka Berpikir ……… 19

BAB III METODE PENELITIAN ……… 20

A. Metode Penelitian dan unit Analisis Data ……… 20

B. Variabel dan Pengukurannya ……… 21

C. Populasi dan Sampel……….. 24

D. Prosedur Pengumpulan Data ………. 26

E. Metode Analisis………. 28

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 32

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 32

B. Hasil dan Pembahasan ………. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 51

A. Kesimpulan ……….. 51

B.Saran ………. 52

DAFTAR PUSTAKA ………. 53

(4)

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 ……….. 22 Tabel 3.2 ……….. 29 Tabel 3.3 ……….. 30 Tabel 4.1 ……….. 37 Tabel 4.2 ……….. 38 Tabel 4.3 ……….. 40 Tabel 4.4 ……….. 41 Tabel 4.5 ……….. 43 Tabel 4.6 ……….. 44 Tabel 4.7 ……….. 45 Tabel 4.8 ……….. 46 Tabel 4.9 ……….. 47 Tabel 4.10 ……… 48 Tabel 4.11 ……… 49 iii

(5)

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 ……… 3 Gambar 1.2 ……… 5 Gambar 2.1 ……… 19 Gambar 4.1 ……… 38 Gambar 4.2 ……… 40 Gambar 4.3 ……… 41 Gambar 4.4 ……… 42

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan n e g a r a penghasil kopi ke 3 setelah

Brazil dan Vietnam. Kopi di perkenalkan oleh penjajah Belanda sekitar 3

abad lampau, dimana rakyat Indonesia di paksa untuk menanam tanaman

kopi di Batavia namun kemudian dengan cepat mengekspansi produksi kopi ke

wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18. Hal

ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki iklim yang ideal untuk

memproduksi kopi.

Berkembangnya produksi kopi di Indonesia, menuntut pula setiap perubahan

budaya meminum kopi. Jika dulu mayoritas masyarakat awam hanya meminum

kopi hitam panas, di era moderenisasi ini berubah menjadi kopi panas maupun

kopi yang disajikan dingin dengan campuran krim atau susu, yang biasanya

disebut es kopi susu. Es kopi susu menjadi minuman favorit untuk semua

kalangan terutama kaum muda.

Dengan meningkatnya konsumsi kopi yang ada pada masyarakat

dewasa ini, berdampak terhadap munculnya persaingan usaha bisnis

berkonsep kedai kopi untuk memenuhi tingginya kebutuhan konsumen kopi

yang semakin beragam. Keberagamaan ini mengakibatkan perusahaan perlu

(8)

menerapkan konsep pemasaran untuk mencermati perilaku konsumen

dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli

suatu produk.

Perkembangan teknologi digitalisasi merupakan sarana yang efektif dalam

menciptakan peluang bagi para pembisnis untuk berinovasi dalam memasarkan

produknya, seperti munculnya aplikasi mobile. Manfaat terpenting dalam

penggunaan aplikasi mobile adalah penyebaran bermacam-macam informasi

secara umum seperti harga, news feed, akun pengguna, bentuk pemesanan,

messenger, dan lainnya bisa dengan mudah diterima oleh para pelanggan. Jika dilihat dari masalah diatas, banyaknya usaha bisnis yang

menggunakan teknologi digitalisasi sebagai sarana promosi dengan merek

ternama yang menawarkan produk serupa yaitu es kopi susu dengan beragam

variasi produk, hadir salah satu merek yang menarik perhatian saya yaitu Fore

Coffee. Fore Coffee adalah sebuah start-up bermodel bisnis kedai kopi yang

hadir untuk mempersembahkan kopi-kopi berkualitas tinggi bagi seluruh

pencinta kopi di tanah air. Didirikan pada Agustus 2018, Fore Coffee lahir

untuk turut meramaikan geliat industri kopi yang kian bergairah terutama sejak

beberapa tahun terakhir, dan juga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi

positif di Indonesia.

Kedai Fore Coffee hadir dengan gagasan inovatif yang

menggabungkan konsep antara futuristik, ramah lingkungan, dan juga 2

(9)

keunggulan kualitas. Kedai ini memiliki berbagai variasi produk baik untuk

semua kalangan dari espresso base, non coffee, tea by twg, aneka cookies, dan

merchandies.

Tidak hanya itu, Fore Coffee menciptakan kemudahan bagi pelanggan

dalam mengatasi persoalan keterbatasan waktu yang belum disediakan oleh

merek kedai kopi lain yaitu aplikasi ―Fore Coffee‖. Aplikasi Fore bisa diunduh

melalui App Store maupun Google Play Store.

Gambar 1.1

Sumber : App Store dan Google App Store

Fore merupakan perusahaan spesialis kopi pertama yang memanfaatkan

aplikasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis di Indonesia. Segala kemudahan

dan cara pemesanan yang sangat praktis ini menjadikan aplikasi Fore Coffee 3

(10)

kemudian telah diunduh lebih dari 1.000.000 juta lebih di Google App Store

dan mencapai urutan nomor lima Top Free App untuk kategori Food & Drink

di App Store.

Melalui aplikasi Fore Coffee, pelanggan dapat memilih untuk diambil sendiri

ke store terdekat ―Pick Up Only‖ atau dikirim ―Delivery Service‖ sesuai

alamat tujuan. Untuk Delivery Service, Fore Coffee bekerjasama dengan mitra

kurir dari Grab-Food untuk mengantarkan pesanan ke alamat tujuan. Setelah itu,

pilih varian produk apa saja yang akan dipesan dengan mengisi ukuran cup

(reguler / large), espresso (normal / extra shot / double shot), jumlah produk

yang dipesan. Klik tombol Pesan, lalu halaman akan menampilkan rincian

pesanan dan harga. Pelanggan disediakan pilihan metode pembayaran hanya

dapat menggunakan GoPay, Ovo, dan Dana. Pembayaran hanya tervalidasi

dalam kurun waktu 30 detik. Jika lewat dari 30 detik, maka pesanan otomatis

dibatalkan. Setelah pembayaran berhasil pesanan akan segera diproses.

Peneliti memfokuskan penelitian kepada pengaruh varian produk yang

dilihat dari segi minat beli pelanggan pengguna Aplikasi Fore Coffee di Bintaro.

Dimana dapat dilihat dari permasalahan varian produk di Fore Coffee sebagai

berikut :

(11)

Gambar 1.2

Sumber : Zomato

Dapat dilihat dari gambar 1.2 diatas, bahwa terdapat beberapa contoh

masalah mengenai varian produk Fore Coffee. Seperti komentar pelanggan

bahwa Matcha Chizu yang diordernya rasa dari cheese foam yang digunakan

tidak terlalu dominan rasa cheesenya dan minuman yang seharusnya dingin,

tidak berasa dingin sama sekali, kopi yang kurang terasa, terlalu pahit, dan

orderan yang datang tidak sesuai dengan yang di pesan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian

ini diberi judul : ANALISIS MINAT BELI MINUMAN KOPI MELALUI

APLIKASI FORE COFFEE

(12)

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di muka

kemudian muncul beberapa masalah. Masalah tersebut dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

Belum diketahuinya minat beli pelanggan di Fore Coffee Bintaro.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian akan

memiliki batasan – batasan yakni :

a. Penelitian hanya terfokus pada minat beli pelanggan melalui aplikasi

Fore Coffee.

b. Subyek penelitian hanya ditujukan untuk pengguna aplikasi Fore Coffee.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka perumusan

masalah yang dapat diambil adalah :

Sejauhmana minat beli pelanggan melalui penggunaan aplikasi

Fore Coffee?

(13)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan

penelitiannya. Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah :

Mengetahui minat beli pelanggan melalui penggunaan aplikasi Fore

Coffee.

D. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan dalam memperoleh gambaran secara garis besar

tentang masalah yang akan dibahas dalam penulisan proyek akhir ini

akan diuraikan dalam sistematika berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran

mengenai Latar Belakang Penulisan, Identifikasi

Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan masalah,

Tujuan Penelitian, dan Sistematika Penulisan Proyek

Akhir.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini penulis menguraikan secara teoritis dan

sistematis mengenai beberapa teori pendukung penelitian

yang diperoleh dari beberapa sumber yang berkaitan

dan diperlukan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(14)

Pada bab ini penulis membahas tentang Metode dan Unit

Analisis Penelitian, Variable dan Pengukurannya,

Penarikkan sample, Prosedur Pengumpulan Data,

Metode Analisis Data, serta Waktu dan Tempat

Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijabarkan hasil dari data primer

yang diambil mengenai varian produk serta minat beli

pelanggan melalui penggunaan Aplikasi Fore Coffee.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang akan

menarik kesimpulan berdasarkan analisa di dalam Bab

IV. Penulis juga akan mengemukakan Saran yang

diharapkan dapat membangun dan bermanfaat bagi

Fore Coffee, serta bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan pada umumnya maupun para pembaca

khusus.

(15)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Minat Beli

a. Pengertian Keputusan Minat Beli

Keputusan minat beli konsumen adalah tahap di mana pembeli

telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta

mengkonsumsinya. ( Suharno, 2010 : 96)

Keputusan minat beli konsumen didasari pada informasi tentang

keunggulan suaatu produk yang disusun sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan

pembelian. ( Tjiptono, 2008 :

156)

Keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian yang

nyata, apakah membeli atau tidak. ( Swastha dan Handoko, 2008 : 110)

Minat beli adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi

rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari

beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu (Schiffman dan

Kanuk, 2000 : 206).

(16)

Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan keinginan konsumen

yang secara mental dan psikologi mempertimbangkan dalam pembelian

produk. Sebelum membuat keputusan pembelian konsumen dihadapkan

terhadap minat pembelian dimana konsumen memikirkan apakah produk

tersebut akan dibeli ataupun tidak. Sebelum mengambil keputusan konsumen

cenderung memiliki pertimbangan dalam pembelian suatu produk sebelum

pada akhirnya membeli produk tersebut. Produsen cenderung memprediksi

variabel minat beli untuk menerawang bagaimana penjualan produk

kedepannya.

b. Proses Keputusan Minat Beli

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen memiliki

struktur. ( Sunyoto, 2013 : 85 )

Struktur keputusan pembelian antara lain:

1) Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil

keputusan untuk membeli sebuah produk. Konsumen memilki minat

untuk membeli produk dan mempertimbangkan alternatif produk lain.

2) Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen akan

mempertimbangkan ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Perusahaan

harus memperhatikan kesukaan konsumen terhadap produk yang

bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya merek produk.

(17)

3) Keputusan tentang penjual. Konsumen akan memutuskan dimana

produk tersebut akan dibeli sehingga perusahaan harus memperhatikan

bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

4) Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat

mengambil keputusan tentang berapa banyak produk yang harus

dibeli pada suatu waktu. Perusahaan perlu mempersiapkan jumlah

produk sesuai dengan keinginan konsumen yang berbeda.

5) Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat

mengambil keputusan tentang kapan produk harus dibeli sehingga

perusahaan harus mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumsi dalam penentuan waktu pembelian.

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen benar -benar membeli produk. Untuk

sampai ketahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses

pembelian dengan tahapan sebagai berikut:

1) Tahap pengenalan kebutuhan yaitu tahap pertama proses pengambilan

keputusan minat beli pelanggan dimana konsumen mengenali suatu

masalah atau kebutuhan.

2) Pencarian informasi, yaitu tahap proses pengambilan keputusan dimana

konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi.

(18)

3) Evaluasi alternatif, yaitu tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek-merek alternative dalam satu susunan pilihan.

4) Keputusan membeli, yaitu tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli produk.

5) Perilaku pasca pembelian, yaitu tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen mengambil

tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau

ketidakpuasan yang mereka rasakan. Perilaku membeli sangat berbeda

untuk setiap produk. Semakin kompleks keputusan biasanya akan

melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak

pertimbangan.

c. Peran Konsumen Dalam Pembelian

Faktor pendorong yang sangat kuat dalam pengambil keputusan

pembelian konsumen dipengaruhi oleh sejumlah orang memiliki

keterlibatan dalam keputusan pembelian. ( Hasan, 2008 : 138 )

(19)

Konsumen melalui proses dalam keputusan pembelian sebelum

konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Suatu proses pembelian

tidak hanya sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi,

tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.

( Suryani, 2008 : 13 )

Dan orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian

adalah sebagai berikut :

1) Pemrakarsa ( Intitator ) adalah orang yang menyadari pertama kali

adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan berinisiatif

mengususlkan untuk membeli produk tertentu.

2) Pengambil Pengaruh (Influencer) adalah orang yang sering

berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan

nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3) Pengambil Keputusan (Decider) adalah orang berperan sebagai

pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi dibeli,

produk apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana produk

itu dibeli.

4) Pembeli (Buyer) adalah orang yang melakukan pembelian aktual.

5) Pengguna (User) adalah orang yang mengonsumsi atau

menggunakan produk yang dibeli.

(20)

Konsumen akan melalui lima tahap dalam proses pembelian

yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dana prilaku setelah pembelian. Tahapan tersebut

menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan

berakibat setelah pembelian.

Setiap pembeli akan melewati tahap-tahap tersebut untuk setiap pembelian

yang konsumen buat. Ketika konsumen melakukan pembelian yang lebih

rutin konsumen dapat membalik tahap-tahap tersebut. (Suryani, 2008:15)

d. Faktor – Faktor Keputusan Pembeli

Perilaku pembelian seseorang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,

baik faktor internal maupun faktor eksternal merupakan faktor yang

memepengaruhi perilaku pembelian dan berasal dari dalam diri seseorang,

sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku

pembelian dan berasal dari luar kedua faktor ini, yakni faktor internal dan

eksternal memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

Menurut Kotler & Keller (2007 : 166 – 183) ada tiga faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu :

1) Faktor Budaya. Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang

yang paling mendasar, jika makhluk yang lebih rendah 14

(21)

perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia

sebagian besar adalah dipelajari.

2) Faktor sub budaya. Sub budaya mempunyai kelompok – kelompok

sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan

sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam

sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan,

kelompok ras dan wilayah geografis.

3) Faktor kelas sosial. Kelas sosial adalah kelompok dalam

masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat

dan tingkah laku yang sama.

e. Faktor – Faktor Pribadi

1) Usia. Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah - ubah

selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang

berhubungan dengan usianya.

2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa

yang dibeli, seseorang yang memiliki tingkat pekerjaan yang lebih

baik cenderung lebih memilih barang yang akan dibeli. Dengan

adanya kelompok – kelompok pekerjaan, perusahaan dapat

memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan

tertentu.

(22)

3) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat

dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan

produk.

4) Gaya Hidup. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang

diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan dan opini orang tersebut.

Orang- orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial dan pekerjaan

yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.

f. Faktor – Faktor Psikologis

Menurut Kotler & Amstrong (2006 : 144 – 145) ada empat proses

psikologi kunci terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori

mempengaruhi respons konsumen secara fundamental.

1) Motivasi. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup

kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat

mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Kebutuhan yang mendesak

untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari

kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh

suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur

menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai

paling tidak mendesak. Ketika kebutuhan yang paling mendesak

itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator 16

(23)

dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan

kebutuhan paling penting berikutnya.

2) Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan

suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu

adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang

dihadapinya.

3) Belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku

seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

4) Attitudes.Attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka,

dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah

ide.

5) Kepercayaan. Kepercayaan adalah pemikiran bahwa seseorang

mempercayai sesuatu. Dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini

dan iman.Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh

kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku.

g. Indikator Yang Mempengaruhi Minat Beli Pelanggan

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi

melalui indikator - indikator sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

(24)

Hal ini bermaksud yakni konsumen telah memiliki minat untuk

melakukan pembelian produk tertentu yang diinginkan.

2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain. Hal ini bermaksud yakni

seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk membeli akan

menyarankan orang terdekatnya untuk melakukan pembelian produk

yang sama.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan

perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk

tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan

produk prefrensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya

dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.

Varian produk diterapkan oleh perusahan untuk menarik pelanggan

terhadap keputusan pembelian. Dalam hal ini pelanggan menganggap

bahwa varian produk dalam suatu produk dapat membantu dan

mendorong pelanggan membuat keputusan pembelian.

(25)

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Minat Beli 1. Minat Transaksional 2. Minat Refrensial 3. Minat Prefensial 4. Minat Eksploratif Ferdinand (2002:129)

Fore Coffee Bintaro 19

(26)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Unit Analisis Penelitian

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan yang dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan

sebagai suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

( Sugiyono, 2011 : 2 )

Dalam penelitian ini dapat dimengerti bahwa metodologi

penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan kerja atau kegiatan yang

harus di tempuh untuk melaksanakan kegiatan penelitian, yaitu untuk

memperoleh suatu jawaban atau kesimpulan tentang suatu objek yang diteliti.

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2011 : 147)

Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif

yang datanya berupa data hasil angket (questioner). Penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen

(27)

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif ini dituntut

untuk menggunakan banyak angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari data tersebut. (Sugiyono, 2011 : 8)

Unit analisis adalah unit yang diamati dan akan dijelaskan, serta

berupa objek penelitian yang dapat berupa individu perorangan, kelompok

organisasi, masyarakat, hasil karya manusia, instansi dan sebagainya.

(Kusmayadi, 2000 : 73 )

B. Variabel dan Pengukurannya

Dalam sebuah penelitian, pasti adanya keberadaan sebuah atau lebih

Variable. Seperti yang disebutkan, variabel merupakan gejala yang menjadi

fokus peneliti untuk diamati. Dan variabel p e n e l i t i a n adalah atribut a t a u

s i f at at au n i l ai dari orang, objek atau kegiatan yang mempuanyai variasi

tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2008 :39)

Variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014 : 38 )

Dilihat dari hubungan variabel satu dengan variabel lain, maka

macam- macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi Variabel 21

(28)

Independent, Variabel Dependent, Variable Moderator, Variabel Intervening,

dan Variabel Control.

Dikarenakan metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif,

maka penelitian i n i m e m i l i k i 1 ( satu) v a r i a b e l . Variabel pada penelitian ini

yaitu minat beli pelaggan.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala

likert mempunyai tingkatan sangat negatif menjadi sangat positif yang antara

lain:

a. Sangat tidak setuju diberi bobot 1

b. Tidak setuju diberi bobot 2

c. Kurang Setuju diberi bobot 3

d. Setuju diberi bobot 4

e. Sangat Setuju diberi bobot 5

Tabel 3.1

Tabel Variabel, Sub Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran Demografi Jenis Kelamin Laki – laki & Perempuan Nominal

Usia < 15 tahun, 15 – 21 tahun, 22 Interval – 28 tahun, 29 – 35 tahun, >

35 tahun

Pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2/S3 Ordinal 22

(29)

Terakhir

Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa, Pegawai Ordinal Swasta, PNS, Ibu Rumah

Tangga, Lainnya.

Minat Beli Minat Setelah pelanggan melihat Likert Pelanggan Transaksional varian produk di aplikasi Fore Ordinal

Coffee, pelanggan memiliki minat untuk melakukan pembelian produk

Minat Pelanggan merefrensikan Likert, Referensial kepada teman/keluarganya Ordinal

untuk membeli produk Fore Coffee

Minat Fore Coffee menyediakan Likert, Preferensial pilihan produk lainnya sesuai

dengan kebutuhan pelanggan

Ordinal

Minat Pelanggan mencari informasi Likert, Eksploratif mengenai produk melalui Ordinal

Aplikasi Fore Coffee

Berikut penjelasan dari skala pengukuran dalam operasionalisasi variabel:

a. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang suatu gejala atau fenomena sosial. (Sugiyono, 2010 : 134 )

b. Skala nominal adalah skala yang hanya mendasar pada

pengelompokkan atau pengkategorian peristiwa atau fakta, seperti 23

(30)

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. (Suharsaputra, 2012:

72)

c. Skala interval adalah skala pengukuran yang memiliki jarak satu

tingkat dengan yang lain. Dalam skala interval, pengukuran yang ada

sangat teratur dan memiliki jarak yang sama antara masing-masing

peringkat dan jarak ini konstan berurutan. (Suharsaputra, 2012: 73)

d. Skala o r d i n a l a d a l a h data hasil pengamatan diklasifikasikan

ke dalam kategori-kategori, dan diantara kategori ada suatu urutan.

Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sifatnya membedakan

dan mengurutkan. Misalnya seseorang diminta untuk mengurutkan tiga

buah produk berdasarkan tingkat kepuasan terhadap produk.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan subyek penelitian, populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya diartikan

sebagai orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

(Sugi yono, 2010: 117)

Dalam sebuah penelitian harus ada yang dijadikan objek

penelitian dimana disebut sebagai sampel atau contoh. Contoh adalah 24

(31)

bagian yang dipergunakan untuk tujuan penelitian populasi atau

aspek-aspeknya. (K u s m a y a d i , 2000: 129)

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti atau

dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini.

(Arifin, 2011 : 215 )

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode Accidental sampling. Accidental Sampling adalah mengambil

responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data

dan dengan kriteria utamanya adalah orang tersebut merupakan konsumen

atau pembeli. (Sugiyono, 2014: 85)

Untuk mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampel

digunakan rumus Slovin (Umar, 2013:78) sebagai berikut :

Di mana :

Keterangan :

n = Numbers of sample ( jumlah sampel )

N = Total Population ( jumlah seluruh anggota populasi ) e = Error Tolarance ( persen kelonggaran ketidaktelitian

karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir)

(32)

Pelanggan yang memesan produk Fore Coffee melalui aplikasi setiap

harinya sebanyak 10.000 cup, jumlah pengunjung perhari dikalikan dengan 1

bulan = 30 hari, sehingga dimasukkan ke dalam rumus slovin adalah sebagai

berikut.

n = 300.000

1 + (300.000 (0.1)2)

n = 300.000 = 99,966 n = 100

3.001

Sehingga sampel yang akan diambil sebanyak 100 responden.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Suatu data sangatlah diperlukan untuk sebuah penelitian. Data

adalah sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk bilangan yang

dihasilkan dari pengukuran atau perhitungan. (Noor, 2014 : 13 )

Dalam penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data

Primer dan data Sekunder. Data primer yang p e n u l i s dapatkan

b e r a s a l dari observasi, wawancara, dan kuisioner. Sedangkan data

sekunder yang dapatkan berasal dari studi literatur. Dalam pengumpulan

data ini menggunakan beberapa macam metode pengumpulan data dan tentu

saja hal itu disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti.

(33)

Data Primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan

teknik sebagai berikut:

a. Angket (kuisioner). Angket adalah sejumlah pertanyaan yang di

ajukan kepada responden secara tertulis. Daftar pertanyaan

ditunjukan pada responden terutama yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti dan dijawab dengan jawaban yang tersedia oleh

responden.

b. Observasi. Observasi adalah mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis fenomena yang diselidiki. Metode observasi

digunakan untuk mengumpulkan bahan keterangan mengenai kenyataan

yang hendak dipelajari dan diteliti di lokasi penelitian.

c. Wawancara. Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh

dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan (Moleong, 2012 : 118).

Data sekunder digunakan untuk menunjang data primer yang diperoleh

berdasarkan penelitian lapangan. Data sekunder diperoleh dari studi

kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan diambil dari

buku-buku dan laporan penelitian yang berhubungan dengan proyek akhir ini.

Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data atau bahan-bahan

yang diperlukan, dan jugamemperoleh teori yang berkaitan dengan 27

(34)

masalah yang diteliti. Metode ini diperlukan untuk kelengkapan serta

perbandingan secara teoritis.

E. Metode Analisis

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang

diukur memang benar-benar v a r i a b e l y a n g h e n d a k d i t e l i t i . (Haryadi dan

Julianti, 2011: 35)

Semua data yang terkumpul dalam sebuah penelitian harus

valid. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya ya n g dapat d i l a p o r k a n . Dengan demikian data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan peneliti

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. (Sugiyono, 2014:

267)

Dari u j i validitas variabel yang dilakukan dengan mengambil

jawaban 100 responden dan tingkat kesalahan 5%. Semua pernyataan

dikatakan valid jika r hitung > r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau kekuatana yang

ditujukan oleh instrumen pengukuran. Maka dapat dikatakan bahwa

reliabilitas mengukur kestabilan dan konsistensi konstruk pertanyaan yang 28

(35)

merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam sebuah kuisioner.

(Umar, 2008: 126 )

Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan

dalam penelitian keperilakuan mempunyai kendala sebagai alat ukur,

diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke

waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah.

Menurut Sekaran (2006 : 40) Indikator pengukuran reliabilitas

yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel Indikator Pengukuran Reliabilitas

Alpha atau hitung r Keterangan

0.8 – 1. 0 Reliabilitas baik

0.6 – 0.799 Reliabilitas diterima

< 0.6 Reliabilitas kurang baik

3. Analisa Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan ringkasan jawaban yang diberikan

responden terhadap pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner.

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang ditinjau dari nilai minimum, maksimum, mean dan

standar deviasi. Nilai minimum adalah skor jawaban terendah yang 29

(36)

diberikan oleh responden, maksimum adalah skor jawaban tertinggi, nilai

mean adalah nilai rata-rata dari keseluruhan responden terhadap

pernyataan pada variabel yang diteliti, sedangkan standar deviasi

menunjukkan variasi dari sebaran data atas jawaban responden.(Yamin,

2009 : 98 )

Analisis deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel bebas dan variabel terikat. Dalam

analisis ini dilakukan pembahasan bagaimana pengaruh varian produk

terhadap keputusan minat beli pelanggan melalui aplikasi Fore Coffee yang

digunakan berdasarkan rata- rata (mean)dari masing-masing variabel. Nilai

rata-rata ini didapatkan dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam

setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Indikator pengukuran analisa deskriptif sebagai berikut :

Tabel 3.3

Indikator Pengukuran Analisa Deskriptif

Nilai Rata – Rata (X) Minat Beli Pelanggan 1,00 < x 1,80 Sangat Tidak Berminat

1,80 < x < 2,60 Tidak Berminat

2,60 < x < 3,40 Cukup Berminat

3,40 < x < 4,20 Berminat

4,20 < x < 5,00 Sangat Berminat

(37)

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui kuisioner online menggunakan Google

Form yang ditujukan untuk semua kalangan pengguna aplikasi Fore Coffee Bintaro. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan October hingga bulan November

2019.

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Umum Objek Penelitian

Fore Coffee adalah sebuah start-up bermodel bisnis kedai kopi yang

hadir untuk mempersembahkan kopi-kopi berkualitas tinggi bagi seluruh

pencinta kopi di tanah air. Elisa Suteja, Deputi CEO di Fore Coffee memiliki

keinginan untuk membangun coffee shop-nya sendiri diawali dengan melihat

karakteristik pembeli kopi di Indonesia. Ia mengakui bahwa konsumen kopi di

Indonesia memiliki perilaku membeli yang agak unik, seiring dengan

tumbuhnya perusahaan on-demand seperti Go-Jek dan Grab. Menurut Elisa,

dengan munculnya layanan antar pesan online seperti itu, masyarakat

Indonesia tidak perlu lagi bingung mau buka usaha di mana. Semua cukup

dilakukan di rumah. Ini juga yang mendorong Elisa untuk menjadikan Fore

Coffee ― tidak hanya sebagai sekadar coffee shop.‖ Ia ingin kedainya menjadi

sebuah solusi yang mengunggulkan pengalaman menyeruput kopi dengan

menggunakan mesin penyeduh terbaik, tanpa mengesampingkan kekhususan

rasa dari varian biji kopinya. Didirikan pada Agustus 2018, Fore Coffee lahir

untuk turut meramaikan geliat industri kopi yang kian bergairah terutama sejak

(39)

beberapa tahun terakhir, dan juga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi

positif di Indonesia.

2. Konsep Objek Penelitian

Kedai Fore Coffee hadir dengan gagasan inovatif yang menggabungkan

konsep antara futuristik, ramah lingkungan, dan juga keunggulan kualitas.

Konsep ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Futuristik. Semua gerai dan cabang Fore Coffee menggunakan mesin-mesin

berteknologi tinggi, mulai dari mesin espresso (memakai standar mesin Kees

van der Westen yang terkenal canggih baik dari segi fitur maupun

kualitasnya), mesin grinder Mazzer, hingga alat-alat lain yang digunakan di

sepanjang proses pembuatan kopinya. Dengan dukungan mesin-mesin

canggih ini, tujuannya tentu saja untuk memberikan kopi-kopi terbaik yang

disajikan dengan sepenuh hati bagi seluruh pelanggannya.

Setiap outlet dan gerai Fore Coffee memiliki ciri khas khusus, yaitu tampilan

desain interior yang serba putih dengan berbagai dekorasi tanaman, juga

konstruksi vertical garden. Ke gerai Fore Coffee manapun Anda pergi, Anda

akan mendapati ciri khas demikian. Hal ini sekaligus menjadi semacam

peneguhan terhadap komitmen dan semangat penyelamatan lingkungan yang

Fore usung sejak awal.

Metode pencahayaan yang terang dan penggunaan warna-warna cerah

minimalis yang mengesankan konteks futuristik dan modern juga merupakan 33

(40)

signature theme dari desain interior Fore Coffee. Dengan kata lain, konsep

desain interior setiap gerai Fore Coffee yang menggabungkan konsep alami

(hijau) dan putih ini seolah menterjemahkan bahwa mereka mereka ingin

membawa sepotong suasana hutan yang segar di tengah lingkungan

perkotaan yang modern dan cenderung sibuk. Memberikan suasana yang

nyaman dan relaksasi bagi pelanggan.

b. Eco-friendly. Sebagian besar material yang digunakan untuk menyajikan

berbagai menu di Fore Coffee merupakan bahan yang ramah lingkungan.

Sebagai salah satu pelaku industri kopi yang karenanya juga turut memegang

peranan penting dalam keberlangsungan lingkungan hidup (environmental

sustainability), Fore Coffee ingin berkontribusi dan memberikan dampak

positif untuk alam sekitar. Hal ini bersinergi dengan konsep

FOREnvironment dan FOREcosystem yang dianutnya. Fore Coffee yang

telah menerima kebaikan alam berupa hasil bumi kopi ingin mengembalikan

kebaikan yang sama bagi alam. Dari bumi untuk bumi, FOREarth.

(41)

c. Kualitas. Fore Coffee hanya menggunakan kopi-kopi Arabica pilihan dari

berbagai daerah di Indonesia, dan didapatkan secara langsung dari perkebunan-

perkebunan organik dengan mengusung prinsip direct and fair trade. Selain agar

dapat mengawasi secara langsung kualitasnya—hanya kopi berkualitas terbaiklah

yang akan digunakan, prinsip ini juga dimaksudkan untuk membantu

meningkatkan taraf hidup para petani lokal.

Setelahnya, kopi-kopi yang telah melewati proses seleksi ini akan disangrai sendiri

untuk menjaga kesegarannya, dengan menggunakan mesin roasting yang juga

berteknologi tinggi dan oleh roaster berpengalaman. Selanjutnya, kopi-kopi ini

akan diolah secara professional oleh para barista terlatih untuk menyajikan yang

terbaik sesuai dengan pesanan dan keinginan pelanggan.

3. Varian Produk Objek Penelitian

Sejumlah menu kopi yang ditawarkan Fore Coffee pun bervariasi, bukan hanya

espresso-based yang umumnya dicari penggemar berat kopi saja tapi juga menu-menu minuman lain yang dibuat dengan berbagai campuran seperti susu dan sirup.

Minuman-minuman ini umumnya ditujukan bagi pelanggan yang ingin menikmati

menu yang lebih ringan dan flavorful dimana komposisinya tetap menggunakan bahan

berkualitas tinggi, antara lain fresh milk yang bermutu bagus dan juga sirup-sirup

berbahan alami sehingga sehat untuk dikonsumsi.

Varian Menu Fore Coffee sebagai berikut :

a. Espresso – based : Espresso, hot/ice americano,cold brew, hot/ice cappucino,

hot/ice latte, hot/ice mocha, iced aren latte, iced pandan latte, ice chizu 35

(42)

macchiato, hot/ice hanami latte, hot/ice honey latte, hot/ice watermelon latte,

hot/ice roasted latte, hot/ice soy latte, hot/ice soy coconut latte.

b. Non coffee : Iced matcha chizu, iced hojicha chizu, iced choco chizu, hot /

iced creamy chocolate, hot / ice creamy nuts, hot / iced creamy matcha latte,

iced biscuit chizu.

c. Tea by TWG : Earl grey, english breakfast, grand wedding tea, jasmine queen

tea, follow me tea, creme caramel tea, chamomile.

d. Others : Red velvet / Pandan / Peanut butter / chocolate mint cookies, cacao /

chili lime / roasted / seasalt cashew nuts, granola bites chocolate, popcorn

chocolate caramel, mineral water.

e. Merchandise : Beige / Black / Olive / Lead grey Fore wallmug dan Stainless

straw.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang menggunakan

aplikasi Fore Coffee. Sebagai sampel yang diambil sebanyak 100 orang untuk

mengisi kuesioner online yang telah dibagikan. Demografi responden dibagi

menjadi 4 bagian yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. 36

(43)

a. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki - laki 34 34,0 34,0 34,0

Wanita 66 66,0 66,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin

wanita sebanyak 66 orang dengan persentase 66 % , dan jenis kelamin pria sebanyak

34 orang dengan persentase 34 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan

Fore Coffee yang menggunakan aplikasi didominasikan oleh wanita. Hal ini

disebabkan adanya perubahan gaya hidup. Dimana wanita cenderung menggunakan

media sosial untuk mencari dan mempublikasikan suatu produk yang wanita

dibutuhkan dan diinginkan, dengan mengutamakan tampilan visual produk yang

bagus untuk difoto.

(44)

JENIS

KELAMIN

Wanita Pria 3 4 % 6 6 % Gambar 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Identitas Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Usia

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent Valid 15 - 21 69 69,0 69,0 69,0 tahun 22 - 28 24 24,0 24,0 93,0 tahun 29 - 35 7 7,0 7,0 100,0 38

(45)

tahun

Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden berusia 15 – 21

tahun berjumlah 69 orang dengan persentase 69%, sedangkan usia 22 – 28

tahun berjumlah

24 orang dengan persentase 24 % , dan responden dengan usia 29 – 35 tahun

berjumlah 7 orang dengan persentase 7 % . Responden yang berusia 15 – 21

tahun dapat mendominasi dikarenakan produk Fore Coffee memiliki varian

produk yang mengikuti trend di masa kini seperti Biscuit Chizu dan Matcha

Chizu. Dimana

remaja lebih tertarik untuk membeli varian produk yang trend di masa kini.

USIA

< 15 tahun 15 - 21 tahun 22 - 28 tahun 29 - 35 tahun > 35 tahun [PERCENTAGE ] ENTAGE ] [PERCEN ] 39

(46)

Gambar 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

c. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan_Terakhir

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid SMA 76 76,0 76,0 76,0 S1 23 23,0 23,0 99,0 S2/S3 1 1,0 1,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan data responden dengan pendidikan terakhir

SMA sebanyak 76 orang dengan persentase 76% , S1 sebanyak 23 orang dengan

persentase 23%, dan S2 / S3 sebanyak 1 orang dengan persentase 1% . Jumlah

responden dengan pendidikan terakhir SMA mendominasi diindikasikan karena Fore

Coffee meyediakan varian produk tidak hanya kopi saja, namun non kopi yang cocok

untuk kalangan muda. Dimana tidak semua kalangan muda mengkonsumsi kopi. 40

(47)

PENDIDIKAN TERAKHIR

SD SMP SMA S1 S2 / S3 1% 23% 76% Gambar 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir

d. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pelajar/Mahasiswa 83 83,0 83,0 83,0 Pegawai swasta 12 12,0 12,0 95,0 PNS 4 4,0 4,0 99,0 lainnya 1 1,0 1,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2019

(48)

Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan data responden yang bekerja sebagai

Pelajar/Mahasiswa sebanyak 83 orang dengan persentase 83%, pegawai swasta

sebanyak 12 orang dengan persentase 12%, PNS sebanyak 4 orang dengan persentase

4%, dan pekerjaan lainnya yang tidak tercantum pada kuisioner sebanyak 1 orang

dengan persentase 1% . Jumlah pelajar/mahasiswa yang mendominasi diindikasikan

karena varian produk Fore Coffee memiliki range harga dari Rp. 20.000 – Rp.34.000

yang terjangkau untuk pelajar/mahasiswa.

PEKERJAAN

Pelajar / Mahasiswa Pegawai Swasta PNS Lainnya Ibu Rumah Tangga

1% 12% 4%

83%

Gambar 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

(49)

3. Uji Validasi

Uji validitas berguna untuk menguji variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, dimana jumlah variabel dalam penelitian ini memuat 9

pernyataan.

Tabel dibawah ini merupakan hasil uji validitas yang dilakukan dalam

sistem SPSS :

Tabel 4.5

Uji Validitas

No Variabel r tabel r hitung Keterangan

Minat Transaksional 1 X1 0,1966 0,673 Valid Minat Refrensial 2 X2 0,1966 0,736 Valid Minat Preferensial 3 X3 0,1966 0,762 Valid Minat Eksploratif 4 X4 0,1966 0,668 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

Penyebaran kuisioner dengan banyak 100 responden dengan signifikan 5%,

maka dapat dihitung :

df = N – 2

(50)

df = 100 – 2

df = 98

Dilihat dari perhitungan diatas, sesuai website yang diproduksi oleh Junaidi (2010)

bahwa r tabel df = 98 sebesar 0,1966. Apabila r hitung > r tabel dapat dinyatakan valid,

maka pertanyaan yang valid dapat dikatakan layak untuk disebar kepada responden.

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi variabel penelitian. Untuk

mengukur uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach’s

Alfa. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai kofisien Alfa lebih

besar dari pada 0,60. Berikut adalah hasil uji reabilitas dalam penelitian ini :

Tabel 4.6

Uji Reliabilitas Varian Produk Dan Minat Beli

Reliability Statistic

Cronbach’s Alpha N of items

.873 4

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai Cronbach’s Alpha untuk varian produk dan

minat beli pelanggan sebesar 0,873. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan

termaksud dalam indikator reliabilitas baik.

(51)

5. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pernyataan pada kuisioner yang telah diajukan kepada responden

diperoleh berbagai macam tanggapan dari responden tersebut dapat dilihat seperti

tabel di bawah ini :

Minat Pelanggan

Berdasarkan jawaban responden yang dikumpulkan melalui kuisioner dari

variabel minat beli pelanggan, maka dapat diketahui gambaran jawaban responden

dari masing – masing pernyataan sebagai berikut :

1. Minat Transaksional

Tabel 4.7

Setelah pelanggan melihat varian produk di fore coffee, pelanggan

memiliki minat untuk melakukan pembelian produk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0

Kurang Setuju 11 11,0 11,0 12,0

Setuju 48 48,0 48,0 60,0

Sangat Setuju 40 40,0 40,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2019

(52)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden sebanyak 1% atau 1 orang

menyatakan tidak setuju, 11% atau 11 orang menyatakan kurang setuju, 48% atau 48

orang menyatakan setuju, 40% atau 40 orang menyatakan sangat setuju. Hasil ini

menunjukkan bahwa setelah melihat varian produk di Fore Coffee, pelanggan memiliki

minat untuk membeli produk Fore Coffee.

2. Minat Referensial

Tabel 4.8

Pelanggan merekomendasikan kepada teman / keluarganya untuk membeli

produk Fore Coffee

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid Tidak Setuju 4 4,0 4,0 4,0 Kurang Setuju 11 11,0 11,0 15,0 Setuju 49 49,0 49,0 64,0 Sangat Setuju 36 36,0 36,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

(53)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden sebanyak 4% atau 4 orang

menyatakan tidak setuju, 11% atau 11 orang menyatakan kurang setuju, 49% atau 49

orang menyatakan setuju, dan 36% atau 36 orang menyatakan sangat setuju. Hasil ini

menunjukkan bahwa pelanggan setuju bahwa akan merekomendasikan kepada teman

/ keluarga untuk melakukan pembelian produk di Fore Coffee.

3. Minat Preferensial

Tabel 4.9

Fore coffee menyediakan pilihan produk lain sesuai dengan kebutuhan pelanggan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0 Tidak Setuju 2 2,0 2,0 3,0 Kurang Setuju 10 10,0 10,0 13,0 Setuju 55 55,0 55,0 68,0 Sangat Setuju 32 32,0 32,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

(54)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden sebanyak 1% atau 1 orang

menyatakan sangat tidak setuju, 2% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 10% atau

10 orang menyatakan kurang setuju, 55% atau 55 orang menyatakan setuju, dan 32%

atau 32 orang menyatakan sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pelanggan

setuju bahwa Fore Coffee menyediakan pilihan produk lainnya sesuai dengan

kebutuhan pelanggan.

4. Minat Eksplolatif

Tabel 4.10

Pelanggan mencari informasi mengenai produk melalui aplikasi fore coffee

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid Tidak Setuju 4 4,0 4,0 4,0 Kurang Setuju 18 18,0 18,0 22,0 Setuju 40 40,0 40,0 62,0 Sangat Setuju 38 38,0 38,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

(55)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden sebanyak 4% atau 4 orang

menyatakan tidak setuju, 18% atau 18 orang menyatakan kurang setuju, 40%

atau 40 orang menyatakan setuju, dan 38% atau 38 orang menyatakan sangat

setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa pelanggan setuju bahwa pelanggan

mencari informasi mengenai produk melalui aplikasi Fore Coffee.

5. Analisa Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan ringkasan jawaban

yang diberikan responden terhadap pernyataan di dalam kuisioner. Penilaian

terhadap variabel penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi.

Tabel 4.11

Nilai Rata – rata Minat Beli Pelanggan

N Rata – rata sub variabel Total Mean Minat Transaksional X1 100 4,27 4,1775 Minat Refrensial X2 100 4,17 Minat Preferensial X3 100 4,15 Minat Eksploratif X4 100 4,12 Valid N 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2019

(56)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas didaptkan hasil rata – rata sub variabel

minat beli pelanggan sebagai berikut :

1. Rata – rata indikator X1 yaitu Minat Transaksional sebesar 4,27 yang

artinya sangat berminat. Maka, pelanggan sangat berminat untuk

melakukan pembelian produk Fore Coffee.

2. Rata – rata indikator X2 yaitu Minat Referensial sebesar 4,17 yang

aritnya berminat. Maka, pelanggan Fore Coffee berminat untuk

merekomendasikan kepada teman / keluarganya untuk membeli produk

Fore Coffee.

3. Rata – rata indikator X3 yaitu Minat Preferensial sebesar 4,15 yang

artinya berminat. Maka, Fore Coffee menyediakan pilihan produk

lainnya dari kopi sampai non kopi sesuai dengan kebutuhan pelanggan

sehingga pelanggan berminat dengan varian produk Fore Coffee.

4. Rata – rata indikator X4 yaitu Minat Eksploratif sebesar 4,12 yang

artinya berminat. Maka, pelanggan berminat untuk mencari informasi

terlebih dahulu mengenai produk melalui aplikasi Fore Coffee.

Nilai rata – rata (mean) minat beli pelanggan adalah 4,1775 yang artinya

berminat karena berada pada interval 3,40 < x < 4,20, hal ini menunjukkan

bahwa responden berminat untuk membeli varian produk Fore Coffee.

(57)

78

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai analisis

pengaruh varian produk terhadap minat beli pelanggan melalui Aplikasi

Fore Coffee Di Bintaro, maka dapat ditarik kesimpulan dan memberikan

beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak manajemen Fore Coffee.

A. KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian yaitu untuk

mengetahui adanya pengaruh varian produk terhadap minat beli pelanggan

melalui aplikasi Fore Coffee, maka peneliti berusaha untuk membuat

kesimpulan berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada bab

sebelummnya :

Hasil mean indicator Minat Beli Pelanggan nilai mean tertinggi didapat

dari dimensi Minat Transaksional dengan nilai 4,27 yang artinya pelanggan

Fore Coffee sangat berminat untuk melakukan pembelian terhadap produk Fore

Coffee Bintaro. Dan secara keseluruhan pelanggan Fore Coffee Berminat dalam

membeli produk melalui aplikasi Fore Coffee.

(58)

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan

maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Berdasarkan hasil jawaban responden pada variabel minat beli

pelanggan Fore Coffee, faktor paling rendah yang mempengaruhi

minat beli pelanggan adalah Minat Eksploratif dengan nilai rata-rata sebesar

4,12. Dalam mengikuti perkembangan digitalisasi, pelanggan sekarang

dimudahkan dapat mencari tahu informasi mengenai produk sebelum

membelinya, maka dari itu pihak managemen Fore Coffee perlunya

memperbaharui aplikasi Fore Coffee dengan menambahkan secara detail

rincian bahan yang digunakan yang bisa dijadikan tolak ukur pelanggan

apakah produk sesuai dengan selera pelanggan, kolom notes yang

memudahkan pelanggan memberikan informasi seperti less ice / less sugar,

dan gambar produk yang tertera di aplikasi dapat di zoom sehingga pelanggan

bisa melihat detail gambar produk.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. (2008). Marketing. Yogyakarta. Media Pressindo.

Arifin. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Basu Swastha, dan T. Hani Handoko. (2008). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Danang, Sunyoto. (2013). Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika AditamaAnggota Ikapi.

Ferdinand, Augusty. (2002). Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Husein Umar. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, (2006). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12, Terjemahan: Bob Sabran, M.M, Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip dan Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas, PT. Indeks, Jakarta.

Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. (2007). “Marketing Management”. by Pearson

Kusmayadi dan Sugiarto. E. (2000). Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 23.

Noor, Juliansyah. (2014).Metodologi Penelitian. Kencana. Jakarta.

Tjiptono, Fandy, (2008) .Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Sarjono, Haryadi., dan Julianita, Winda. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Penerbit Salemba empat, Jakarta.

(60)

Schiffman and Lazar Kanuk, (2000). Costumer Behavior, Internasional Edition, Prentice Hlm. 31.

Sugiyono. (2001). Metode Penilaian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. (2010). Belajar Analisis Data Sampel. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung : Alfabeta.

Suharno. (2010). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: UNY Press. Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama

Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen; Implikasi Pada Strategi Pemasaran.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Uma Sekaran, (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.

Yamin, M. (2009).Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group).

(61)

LAMPIRAN

KUISIONER MINAT BELI PELANGGAN MELALUI APLIKASI FORE COFFEE

Kepada:

Yth. Para Responden

Mohon kesediaan anda mengisi kuisioner dibawah ini dengan jujur dan

benar. Data atau informasi yang terkumpul akan digunakan untuk keperluan

penelitian. Saya mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan, partisipasi dan

kerjasama yang anda berikan.

Hormat saya,

IDENTITAS RESPONDEN

Isilah identitas berikut ini dengan jujur. Berilah tanda silang (x)

pada jawaban sesuai identitas asli :

1. Jenis Kelamin :

a. Pria

b. Wanita

2. Usia Anda:

a. < 15 tahun

Gambar

Gambar 1.2  Sumber : Zomato
Tabel    dibawah    ini    merupakan    hasil    uji    validitas yang dilakukan dalam  sistem SPSS :
Tabel   4.7   menunjukkan   bahwa   responden   sebanyak   1%   atau   1   orang  menyatakan tidak setuju, 11% atau 11 orang menyatakan kurang setuju, 48% atau 48  orang  menyatakan   setuju,  40%  atau  40  orang  menyatakan  sangat  setuju
Tabel  4.8  menunjukkan  bahwa  responden  sebanyak  4%  atau  4  orang  menyatakan tidak setuju, 11% atau 11 orang menyatakan kurang setuju, 49% atau 49  orang menyatakan setuju, dan 36% atau 36 orang menyatakan sangat setuju
+3

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien beta pada variabel kepercayaan pelanggan sebesar 0,465 artinya setiap perubahan variabel kepercayaan pelanggan (X2) sebesar satu satuan, maka akan

Word Of Mouth yang diajukan untuk responden pelanggan Legend Coffee Yogyakarta adalah valid karena dilihat dari nilai r hitung &gt; r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap minat beli konsumen melalui pemasaran media sosial

2) Nilai tambah yang didapat dari pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee di Desa Sagalaherang adalah Rp 59.648/kg bahan baku. Angka ini merupakan selisih antara nilai

Hal ini tentu membuka peluang mengembangkan bisnis online untuk mengenalkan sekaligus menjual produk sehingga dapat menimbulkan minat beli dari pelanggan melalui

Sedangkan, jika dilihat dari jawaban responden dengan nilai mean terendah variabel niat beli sebesar 3,12 dengan pernyataan bahwa semakin bagus niat beli

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...17 Tabel 3.1 Operasional Variabel...23 Tabel 3.2 Skala Likert Pilihan dan Nilai Jawaban untuk Tiap Item Pernyataan...27 Tabel 3.3

Pada variabel Minat Beli, hasil mean tertinggi dari variabel minat beli yaitu indikator ke 2, dengan nilai 3.98 yaitu “Saya berminat membeli produk Whey To Go karena saya sadar akan