• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PELAYANAN BKPSDM

Bertolak pada kondisi Internal Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia serta kondisi eksternal kepegawaian Kota Serang , dengan memperhatikan Isu strategis Pembangunan Kota Serang yang tertuang dalam dokumen RPJMD, maka beberapa permasalahan yang terkait dengan tupoksi pada Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Serang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

3.1.1. Kompetensi pegawai (aparatur)

Kondisi umum pada tata kelola pemerintahan di daerah otonomi baru seperti Kota Serang sama seperti pada daerah otonomi baru lainnya yang lahir di era reformasi saat ini yaitu ketersediaan yang minim atas sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas, fungsi dan beban kerja yang diembannya di setiap satuan kerja perangkat daerah (OPD).

Berdasarkan data kepegawaian, komposisi pegawai struktural yang berasal dari pegawai fungsional masih mendominasi komposisi pegawai pemerintah di Kota Serang sampai saat ini. Hal tersebut dapat dipahami karena berdasarkan kebutuhan di setiap OPD untuk mengisi kekosongan jabatan hanya dimungkinkan melalui perpindahan pegawai yang berasal dari daerah lain atau dari provinsi dan mutasi pegawai fungsional ke struktural karena kapasitas golongan pegawai fungsional rata-rata dapat memenuhi standard kepangkatan atas jabatan tersebut.

Hal tersebut tentu berdampak pada nilai kompetensi pegawai yang belum sesuai bila dibandingkan dengan beban kerja, tugas dan fungsi yang diemban sesuai ketentuan yang berlaku.

Kondisi tersebut pada kelanjutannya memberikan dampak tantangan bagi kelembagaan Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam membina dan mengembangkan kapasitas sumber daya aparatur

(2)

pemerintah agar dapat meningkatkan kompetensi baik secara struktural maupun kompetensi teknis dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta beban kerja yang harus dilaksanakan.

3.1.2. Kondisi Pola Karir Pegawai

Gambaran umum isu strategis kepagawaian di Kota Serang terkait atas masih rendahnya kompetensi dan kapabilitas sumber daya aparatur yang ada saat ini sebagaimana dijelaskan di atas, menimbulkan isu strategis lainnya yaitu yang menyangkut belum adanya pedoman pola karir aparatur berdasarkan pertimbangan objektif atas potensi dan kompetensi aparatur sesuai dengan kebutuhan tupoksi masing-masing OPD.

3.1.3. Disiplin Pegawai

Disiplin pegawai dapat bermakna sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku pegawai pemerintah (ASN) berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat.

Aspek disiplin pegawai masih menjadi pusat perhatian (isu strategi) pemerintah baik pusat maupun daerah, termasuk Pemerintah Daerah Kota Serang karena hal itu terkait erat dengan cita-cita reformasi birokrasi dan peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

3.1.4. Rendahnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik internal maupun lintas OPD.

Pencapaian kinerja kelembagaan internal sesungguhnya merupakan sebuah kondisi yang terbentuk berdasarkan harmoni antar bidang-bidang secara internal maupun lintas kelembagaan lainnya (OPD) dalam bingkai koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik yang menyangkut dimensi perencanaan kelembagaan, penganggaran dan pengendalian.

Kondisi koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi lintas bidang internal maupun lintas OPD masih dirasakan rendah dan masih menjadi isu strategis pengembangan pelayanan manajemen kepegawaian.

(3)

3.1.5. Kondisi Sarana Prasarana Penunjang Kinerja Internal

Kondisi sarana prasarana penunjang kinerja internal dirasakan masih belum memadai. Sampai saat ini Badan Kepegawaian dan Pengembenagan SUmber Daya Manusia Kota Serang masih belum memiliki kantor yang mandiri dan representatif dalam melayani kebutuhan manajemen kepegawaian di lingkungan Pemerintah Kota Serang.

Pada sisi lainnya kebutuhan akan fasilitas sarana prasarana penunjang kinerja seperti sarana mobilitas, alat kerja, sistem informasi dan sarana pendidikan dan pelatihan aparatur masih membutuhkan peningkatan di masa depan dan masih menjadi isu strategis internal terkait peningkatan pelayanan manajemen kepagawaian.

3.1.6. Standard Pelayanan Kinerja Kelembagaan

Isu strategis lainnya yang terkait dengan internal kelembagaan BKPSDM adalah belum terdapatnya standardisasi pelayanan manajemen kepagawaian daerah berdasarkan pada pengembangan standard pelayanan minimal (SPM), standard operating procedure (SOP) dan standard sistem pelayanan berbasis teknologi informasi.

Dalam rangka peningkatan kinerja kelembagaan, setiap lembaga pemerintah perlu untuk merancang standardisasi pelayanan yang tepat, cepat, mudah, sistematis dan akuntabel sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembinaan dan pengembangan sumber daya aparatur pemerintah

Penyelesaian berbagai permasalahan yang menyangkut isu-isu strategis di bidang pengelolaan manajemen kepegawaian yangberkembang saat ini memerlukan terobosan strategi dan kebijakan yang terarah, realisitis dan akuntabel sebagai bagian atas perbaikan kondisi menuju tingkat pelayanan kepegawaian yang lebih optimal.

Permasalahan – permasalahan pelayanan BKPSDM dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :

(4)

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi BKPSDM

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini (Tahun 2017) Standar yang digunakan Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan OPD Internal (Didalam Kewenangan BKPSDM) Eksternal ( Diluar Kewenan gan BKPSDM ) 1 2 3 4 5 6 Kompetensi aparatur Belum sesuai dengan beban kerja, tugas dan fungsi yang diemban PP 100/2000 jo PP 13/2002 Belum meratanya antara beban kerja dengan kompetensi aparatur Belum adanya penilaian beban kerja setiap OPD OPD yang Tersebar Kondisi pola karir Belum ada pedoman pola karir PP 100/2000 jo PP 13/2002 Jenjang karir aparatur Adanya peraturan yang mendukun g pola karir OPD yang Tersebar Disiplin pegawai Masih kurangnya tingkat kedisiplinan pegawai Kota Serang PP 53/2010 Perka BKN 21/2010 Tingkat kesadaran dan rasa tanggung jawab aparatur masih rendah Belum ada sanksi yang berat OPD yang Tersebar Rendahnya koordinasi, Dalam pelaksanaannya PP 41/2007 Belum sepenuhnya Masih banyak Pelayanan tidak

(5)

integrasi, sinkronisasi baik internal maupun lintas OPD koordinasi, integrasi dan sinkronisasi internal maupun lintas OPD belum maksimal tercipta koordinasi antar bidang OPD yang tidak mematuhi aturan yang berlaku terkoordinasi dengan baik Kondisi sarana prasarana penunjang kinerja internal BKPSDM belum punya gedung sendiri dan sarana prasarana masih kurang memadai

Perwal 57/2009 Masih belum memadai Anggaran yang tersedia terbatas Pelayanan belum optimal Standard pelayanan kinerja kelembagaa n

Sudah ada SOP BKPSDM, akan tetapi belum maksimal dalam pelaksanaanya Keputusan Walikota Serang, No:060/Kep.50-Org/2014 Belum diterapkannya SOP secara maksimal dalam melaksanakan tupoksinya Belum adanya sanksi bila SOP belum dilaksana kan secara maksimal Pelayanan kepegawaian belum sesuai rencana

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SERANG TERPILIH

Sebagai sebuah daerah otonom baru yang mempunyai posisi geostrategis yang baik , Kota Serang jelas memiliki berbagai permasalahan pembangunan yang secara umum tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Serang 2014 - 2018. Adapun permasalahan pembangunan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Masalah Sumber Daya dan Kelembagaan Pemerintah Daerah

1. Sumber Daya Aparatur yang professional, berkinerja tinggi dan sejahtera; 2. Kelembagaan Pemerintah daerah yang efektif dan efisien;

(6)

b. Masalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah. 1. Infrastruktur wilayah;

2. Aksessibilitas dan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan; 3. Kemiskinan dan kesempatan kerja;

4. Pengendalian pemanfaatan ruang dan isu kelestarian lingkungan hidup dalam pemanfaatan potensi Sumber daya Alam;

5. Ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta kualitas dan stabilitas kehidupan politik;

6. Revitalisasi budaya dan kearifan local dalam memantapkan jatidiri kota dan masyarakat.

Berdasarkan kondisi permasalahan pembangunan tersebut di atas dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, berbasis pada penggalian aspirasi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi Pemerintah Kota Serang pada Tahun 2014 - 2018 adalah :

“Terwujudnya Kota Serang Madani Sebagai Kota Pendidikan Yang Bertumpu Pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian Dan Budaya.”

Pada hakekatnya Visi ini menggambarkan Kota Serang sebagai ruang bermukim dan berinteraksi yang dihuni oleh masyarakat heterogen menurut status sosial, identitas etnik (genealogi, bahasa, adat istiadat, dan tradisi), agama dan mata pencaharian. Secara harafiah, visi tersebut dapat dimaknai sebagai kota pendidikan, yang bertumpu pada perdagangan, jasa, pertanian dan budaya sebagai kota pemukiman berkategori urban dengan kualitas ruang fisik dan sosial yang dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat berstandar kota dalam dimensi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.

Di dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Serang 2014 - 2018 terdapat penjelasan makna atas visi yang ditetapkan sebagai berikut :

- Kota Serang Madani bermakna sebuah cita-cita untuk menjadikan Kota Serang yang memiliki ciri sebagaimana masyarakat Madinah yang pernah terwujud nyata di masa Rasulullah SAW., yaitu kota yang baldhatun

(7)

thoyibatun warobbun ghofur sehingga menjadi kota dan masyarakat yang

maju, adil, damai, sejahtera, dan modern. Dalam konteks historis, karakter madani ini pernah terbangun di era Kesultanan Islam Banten yang berpusat di kawasan Banten Lama, sehingga cita-cita ini menemukan relevansinya dengan jejak sejarah Kota Serang di masa lalu yang pada satu sisi merupakan kekayaan historis dan kultural Kota Serang dan di sisi lain dapat direvitalisasi sebagai karakter yang akan dihidupkan kembali sebagai wajah Kota Serang masa kini dan nanti.

Dalam konteks relevansinya dengan visi RPJMD Provinsi Banten tahun 2012-2017 yaitu “Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa”, maka visi Kota Serang Madani ini memiliki korelasi yang sangat signifikan dengan visi pemerintah provinsi di atas, mengingat bahwa madani secara terminologis merupakan manifestasi dari karakter masyarakatnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Singkatnya, Kota Serang Madani merupakan visi yang meletakkan iman dan taqwa sebagai fundamen dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

- Kota Serang sebagai Kota Pendidikan, merupakan upaya merevitalisasi eksistensi Kota Serang yang secara historis pernah menjadi centre of

excellent dalam konteks pendidikan, baik pendidikan agama yang berbasis

pondok pesantren maupun pendidikan umum yang telah berkembang sejak jaman kolonialisme Belanda. Visi ini relevan untuk ditawarkan mengingat kondisi terkini Kota Serang yang masih mewarisi sejumlah karakter dan potensi sebagai kota pendidikan.Faktanya saat ini Kota Serang menjadi destinasi pendidikan agama, dasar dan menengah bagi masyarakat Kota Serang dan sekitarnya, serta destinasi pendidikan tinggi tidak hanya bagi masyarakat Provinsi Banten namun juga telah diakses secara nasional oleh masyarakat dari seluruh penjuru nusantara. Dan seiring dengan perkembangan sektor pendidikan tersebut, maka di masa depan Kota Serang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai Kota Pendidikan sebagai salah satu jatidirinya.

- Kota yang bertumpu pada potensi perdagangan dan jasa, juga merupakan manifestasi dari komitmen dan upaya upaya untuk merevitalisasi sektor perdagangan dan jasa yang secara historis pernah

(8)

tumbuh dan berkembang hingga pada skala mancanegara dengan Pelabuhan Karangantu sebagai Bandar utama sekaligus titik pertumbuhannya. Posisi Kota Serang yang berdekatan dengan pintu masuk dan keluar Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera, potensi pengembangan kawasan industri padat modal dan berskala besar di wilayah Kota Cilegon, serta potensi berkembang pesatnya perdagangan skala besar di Tangerang dan sekitarnya, maka Kota Serang memiliki kesempatan untuk menjadi titik simpul pertukaran barang dan jasa bagi wilayah-wilayah titik pertumbuhan yang ada di sekitarnya tersebut. Berkembangnya permukiman di Kota Serang saat ini merupakan dampak dari perkembangan perekonomian di titik-titik pertumbuhan dimaksud, yang dapat menjadi indikasi potensial bagi tumbuhnya sektor perdagangan dan jasa di masa depan.

- Kota yang bertumpu pada potensi pertanian, juga masih relevan untuk ditawarkan sebagai visi mengingat bahwa transformasi kota yang baik haruslah berjalan secara alamiah sehingga masyarakat pun dapat ikut beradaptasi dan bertransformasi seiring dengan perkembangan kota. Dalam konteks inilah maka mendayagunakan potensi pertanian (dalam arti luas) yang secara alamiah mengkonstruksi karakteristik fisiologis Kota Serang adalah sebuah pilihan strategis yang memiliki nilai aksiologis tinggi yang dalam jangka menengah dapat menyelamatkan sebagian besar masyarakat Kota Serang yang masih sangat bergantung pada sektor agraris (pertanian, perkebunan, kehutanan) dan maritim (perikanan tangkap dan budidaya), yang pada kedua sektor ini umumnya menjadi kantung-kantung kemiskinan. Kedua, mendayagunakan potensi alamiah yang dimiliki di kedua sektor tersebut guna menyerap tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah yang masih banyak terdapat di Kota Serang saat ini. Dan Ketiga, dapat menyelamatkan ekologi Kota Serang yang lebih memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi dalam konteks ekologis sebagai kondisi alamiahnya ketimbang didayagunakan sebagai kawasan ekonomi sekunder. Dengan demikian sejumlah wilayah persawahan produktif dapat diselamatkan dari alih fungsi lahan yang cenderung tak terkendali.Dalam jangka menengah, revitalisasi pertanian ini juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan pangan Kota

(9)

Serang sehingga dapat mengurangi dampak dari fluktuasi ekonomi makro terhadap keterpenuhan kebutuhan primer masyarakat Kota Serang.

- Kota yang bertumpu pada potensi budaya, merupakan manifestasi dari komitmen dan upaya untuk: (1) membina dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan daerah untuk direvitalisasi sebagai jatidiri kota dan masyarakat Kota Serang sehingga dapat mewarnai segenap aktivitas dan kehidupan masyarakat sehari-hari, serta mewarnai kehidupan pemerintahan daerah; (2) merevitalisasi nilai-nilai historis Kesultanan Islam Banten yang situsnya berada di wilayah Kota Serang. Upaya revitalisasi itu ditransformasikan pada aktivitas ekonomi kreatif di sektor pariwisata sehingga memiliki dampak ekonomi yang tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat Kota Serang. Eksistensi Kota Serang saat ini sebagai destinasi wisata reliji berskala nasional merupakan potensi yang dapat terus dikembangkan di masa depan; (3) melihara dan mengembangkan potensi seni dan budaya daerah untuk dieksploitasi nilai ekonominya bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan demikian, Kota Serang dapat mewujudkan salah satu jatidirinya sebagai Kota pewaris nilai-nilai Kesultanan Islam Banten yang pada masanya pernah mencapai puncak kejayaan.

Dalam rangka pencapaian visi daerah yang merupakan perwujudan kehendak masyarakat bagi perbaikan kualitas pembangunan daerah di masa yang akan datang, maka perlu penetapan misi. Karenanya, misi pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari visi yang dirumuskan dalam bentuk aktivitas yang menggambarkan upaya mewujudkan visi tersebut. Misi yang akan dirumuskan dibangun berdasarkan 5 (lima) pilar pembangunan, yaitu:

1. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur;

2. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan; 3. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Kesehatan;

4. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan serta Optimalisasi Potensi Pertanian dan Kelautan

5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan, Hukum, dan Peningkatan Penghayatan terhadap Nilai Agama.

(10)

1 Peningkatan pemahaman dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai wujud peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2 Pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tinggi;

3 Peningkatan sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;

4 Peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mengangkat kualitas kehidupan;

5 Perwujudan kemandirian masyarakat berperilaku sehat

6 Pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jati diri serta kepribadian bangsa;

7 Peningkatan dan penghormatan terhadap supremsi hukum serta hak asasi manusia;

8 Penciptaan keterbukaan dengan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang sehat;

9 Penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good government)

10 Penciptaan sistem keamanan dan keterlibatan yang mantap dan terkendali serta stabilitas politik yang kondusif dan demokratis

11 Terciptanya pembangunan Kota Serang sesuai fungsinya yang berpedoman pada rencana tata ruang kota sehingga terwujudnya Kota Serang Madani.

Selanjutnya misi sebagaimana dimaksud diformulasi dengan melakukan harmonisasi terhadap dari 11 (sebelas) misi yang ditawarkan oleh Kepala Daerah terpilih pada Pemilukada tahun 2013. Ke-11 misi tersebut kemudian dielaborasi dan diklasifikasi substansinya berdasarkan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Serang, yang dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) misi sebagai berikut:

Misi 1: Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-9 Walikota yaitu “penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa”, serta misi ke-8 yaitu “penciptaan keterbukaan dengan mengembangkan sistem

informasi dan komunikasi yang sehat”

(11)

kualitas hidup masyarakat. Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-3 Walikota yaitu “peningkatan sumber daya manusia dengan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi”, dan misi ke-5 yaitu

“perwujudan kemandirian masyarakat berperilaku sehat”.

Misi 3: Menyediakan prasarana dan sarana wilayah sebagai pendorong kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, serta pengendalian tata ruang kota yang berwawasan lingkungan.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-11 Walikota yaitu “terciptanya pembangunan Kota Serang sesuai fungsinya yang

berpedoman pada rencana tata ruang kota yang berwawasan lingkungan sehingga terwujud Kota Serang Madani”.

Misi 4: Meningkatkan perekonomian daerah melalui penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil menengah dan koperasi, serta industri yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sosial secara berkelanjutan.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-2 Walikota yaitu “pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tinggi”, dan misi ke-4 yaitu “peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu

mengangkat kualitas kehidupan”,

Misi 5: Mewujudkan iklim kehidupan sosial dan politik yang relijius, berbudaya, aman, dan tertib melalui revitalisasi kearifan lokal masyarakat, serta pembinaan seni, budaya, dan olahraga di kalangan masyarakat dan generasi muda.

Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-1 Walikota yaitu “peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai wujud peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa”,

misi ke-6 yaitu “pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk

meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jatidiri serta kepribadian bangsa”, misi ke-7 yaitu “penegakkan dan penghormatan terhadap supremasi hukum serta hak azasi manusia”, sertamisi ke-10 yaitu

“penciptaan sistem keamanan dan ketertiban yang mantap dan terkendali

(12)

Selanjutnya untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih perlu adanya identifikasi faktor penghambat dan pendorong dalam pelayanan . Faktor penghambat dan pendorong tersebut dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 3.2

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Serang Tahun 2014 – 2018

VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”

NO Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Serang Tahun 2014 – 2018

Permasalahan Pelayanan OPD Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5

1 Misi 1: Melaksanakan tatakelola pemerintah yang baik, bersih, dan berwibawa.

1 Program Pembinaan dan

Pengembangan Aparatur Melaksanakan Pembinaan dan Pengembanga n Aparatur dalam rangka mewujudkan tatakelola pemerintah yang lebih baik dan berwibawa Sarana dan prasarana yang belum memadai Terbatasnya anggaran yang tersedia Adanya Peraturan Perundang-undangan yang menjadi pedoman Tersedianya SDM

2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan bagi Aparatur untuk Prajabatan dan Diklat dalam Belum dapat menyelenggaraka n Diklat secara mandiri Masih banyak Adanya fasilitasi dari Lembaga Diklat Provinsi dan LAN

(13)

Jabatan Aparatur yang belum

melaksanakan Diklat Dalam Jabatan

3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN/LEMBAGA,PROVINSI /KABUPATEN/KOTA

Konsentrasi perencanaan pembangunan di bidang aparatur pemerintah pada kementerian maupun OPD terkait di Provinsi dapat digeneralisasi pada beberapa hal substansial sebagai berikut:

1. Isu permasalahan tentang tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih masih didominasi pada konsentrasi upaya peningkatan profesionalisme aparatur sebagai komponen utama penggerak perubahan tata kelola pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Permasalahan tentang peningkatan profesionalisme sumber daya manusia aparatur pemerintah sangat terkait erat dengan permasalahan umum proporsionalitas SDM aparatur dan kesesuaiannya dengan beban kerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi kelembagaan terkait.

2. Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah merupakan upaya yang bersifat berkelanjutan melalui pembinaan dan pengembangan baik yang menyangkut pembinaan kapasitas melalui pengembangan peraturan atas pola karir aparatur, peningkatan disiplin dan etos kerja, peningkatan kesejahteraan . Adapun pengembangan aparatur dapat melalui peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan OPD

Faktor –faktor yang menjadi kekuatan internal pada BKPSDM Kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Memiliki perencanaan strategis sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga;

(14)

2. Badan Kepegawaian dan Pengembenagan SUmber Daya Manusia memiliki kewenangan dalam mengelola manajemen kepegawaian di Pemerintah Kota Serang;

3. Badan Kepegawaian dan Pengembenagan SUmber Daya Manusia memiliki kapasitas dan pengalaman yang baik dalam mengelola manajemen kepegawaian di Pemerintah Kota Serang;

4. Adanya Komitmen yang tinggi dari pimpinan lembaga dalam pengelolaan manajemen kepegawaian;

5. Dukungan sarana prasarana penunjang kinerja pengelolaan manajemen kepegawaian.

Adapun faktor-faktor yang menjadi kelemahan Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut :

1. Masih lemahnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik internal maupun eksternal dalam perencenaan, penganggaran dan pengendalian kepegawaian; 2. Belum optimalnya kualitas layanan administrasi, pendidikan dan pelatihan

kepegawaian;

3. Belum meratanya perbandingan antara kapasitas beban kerja antar pegawai yang ada di BKPSDM

Faktor-faktor eksternal yang menghasilkan peluang bagi BKPSDM Kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Terdapatnya dukungan lembaga-lembaga lainnya dalam pembinaan dan pengembangan kepegawaian seperti BKN,Kanreg,LAN,BKPSDM Prov.,Perguruan Tinggi , Badan Diklat dan media massa serta lembaga lainnya; 2. Tersedianya sumber dana

3. Terdapatnya penambahan kebutuhan aparatur di masa yang akan dating

4. Terdapatnya Undang – Undang dan Peraturan yang terkait dengan kepegawaian;

5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mampu menunjang kinerja lembaga;

6. Komitmen Kota Serang dalam mengembangkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih melalui pembinaan dan pengembangan aparatur.

(15)

Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi BKPSDM Kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Terdapatnya tuntutan para pemangku kepentinga (stakeholders) atas pelayanan pengelolaan manajemen kepegawaian yang cepat,akuntabel,efektif dan efisien;

2. Terdapatnya tuntutan masyarakat atas aparatur pemerintah yang berdedikasi, professional,akuntabel, bersih dan bebas KKN;

3. Belum terpenuhinya proporsionalitas,kuantitas, kualitas dan distribusi sumber daya aparatur yang berbasis kompetensi berdasarkan pada kebutuhan analisa jabatan dan analisa beban kerja OPD;

4. Rendahnya sinergitas lintas sektoral dan lintas OPD dalam pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur;

5. Lemahnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknplogi informasi yang dapat berakibat pada pelayanan yang tidak efektif dan efisien; 6. Rendahnya pembinaan internal pegawai pada masing-masing OPD terkait

sosialisasi atas berbagai peraturan dan kebijakan kepegawaian.

3.4. TELAHAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Badan Kepegawaian dan Pengembenagan SUmber Daya Manusia tidak berpengaruh langsung terhadap kajian telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis, akan tetapi berpengaruh pada sumber daya aparatur yang mengemban dan mempunyai tugas dan fungsi di bidang perencanaan tata ruang wilayah di Pemerintahan Kota Serang .

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Isu-isu strategis adalah permasalahan-permasalahan yang penting terkait dengan pembangunan di bidang kepegawaian sesuai tugas dan fungsi kelembagaan. Isu – isu strategis pelayanan kepegawaian ada beberapa criteria sebagai berikut :

(16)

2. Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kebijakan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya;

3. Memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan dalam rangka peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih;

4. Memiliki daya ungkit yang besar terhadap pembangunan daerah;

5. Bersifat internal(kelembagaan) dan eksternal (pelayanan kelembagaan) 6. Bersifat jangka menengah dan jangka panjang.

Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan isu-isu strategis di bidang kepegawaian dapat dibagi pada dua dimensi yaitu dimensi internal dan eksternal sebagaimana tergambar pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Perumusan Isu-Isu Strategis

NO. DIMENSI URAIAN ISU

STRATEGIS SASARAN

INTERNAL 1. Standarisasi Kinerja Pelayanan Kelembagaan

1. Standardisasi Sistem dan Prosedur (SPM/SOP); 2. Standardisasi Sistem

Informasi Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; 3. Peningkatan Kapasitas SDM internal (profesionalisme dan disiplin). 2. Sarana Prasarana Penunjang kinerja Kelembagaan 1. Gedung Perkantoran; 2. Sarana Mobilitas aparatur; 3. Sarana Pengolahan dan

Integrasi Data; EKSTERNAL 1. Kualitas dan

Kuantitas Aparatur Pemerintah Kota Serang

1. Rekruitmen/Pengadaan , Pola Karir Aparatur, Pegawai Berbasis Kompetensi;

2. Pembinaan dan Pengembangan Aparatur; 3. Peningkatan Disiplin dan

Etos Kerja Aparatur 2. Koordinasi dan

Integrasi Lintas Sektor/OPD dan

1. Perencanaan Kepegawaian;

(17)

Lintas Stakeholders Pegawai Sesuai Kebutuhan dan Beban Kerja Aparatur;

Referensi

Dokumen terkait

Capaian penerimaan Pajak Daerah tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,43 persen dengan total 16,43 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, dimana pada Triwulan I

Menguji dan menganalisis pengaruh bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi penjuaalan, personal selling dan publisitas secara parsial terhadap kepuasan

Secara fisik tampak pula bahwa populasi Alor menunjukkan kesamaan dengan populasi dari Papua .1 Penelitian lain 6,7 yang men- dasarkan pada analisis komposisi percampuran

58 LEUWILIANG CIBEBER II kampung Cibeber Opat RW 1 NON PROGRAM - Rehabilitasi Jalan Lingkungan DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH. 59 LEUWILIANG CIBEBER II kampung

Beban emergency pada prioritas dua terdiri dari 9 unit komputer yang terdapat pada 5 unit di jurusan teknik elektro dan 4 unit di jurusan teknik mesin.. 4.2.3

Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian seni, pengertian desain, dan keterkaitan antara seni dan desain dilihat

Sehati tersebut penulis mendapatkan ide untuk membuat sebuah program perancangan sistem pendukung keputusan berbasis website menggunakan metode perhitungan SAW (Simple

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa konsep dakwah merupakan cerminan dari unsur-unsur dakwah, sehingga gagasan dan pelaksanaan dakwah tidak terlepas dari suatu