26
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Peternakan adalah
kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunankarena dampaknya yangsignifikan bagi kinerja
Dinas Peternakan dimasa datang.Informasi tersebut disusun dengan
nomenklatur berikut.
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
Identifikasi permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi terhadap
pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur diperlukan dalam
rangka pembangunan pertanian di Provinsi Jawa Timur 5 (lima) tahun
kedepan. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas PeternakanProvinsi Jawa Timur
Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan SKPD Permasalahan
(KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Gambaran
pelayanan
SKPD
Angka prevalensi penyakit PHMS brucellosis masih tinggi yakni diatas 2,5% pada ternak sapi perah SOP pengendalian penyakit Brucellosis oleh Kementan - Penyediaan vaksin brucella yang masih belum sesuai dengan jumlah ternak rentan - Rendahnya pembiayaan untuk kompensasi terhadap pemotongan sapi yang posisif brucella - Rendahnya kesadaran peternak akan arti penting penyakit brucellsosis - Masih ada Lalulintas ternak antar Provinsi yang ilegal
Kurangnya SDM teknis (medis dana paramedis veteriner)
Nilai titer antibody penyakit PHMS Flu burung masih rendah yakni di bawah 70% pada unggas SOP pengendalian penyakit Flu Burung oleh Kementan - Penyediaan vaksin Flu Burung yang masih belum sesuai dengan jumlah ternak rentan - Rendahnya pembiayaan untuk kompensasi terhadap pemusnahan unggas yang posisif flu burung
Masih ada Lalu lintas ternak antar Provinsi yang ilegal
- Kurangnya SDM teknis (medis dana paramedis veteriner)
- Kurangnya fasilitas laboratorium untuk melakukan diagnosis secara tepat dan cepat
27
Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan SKPD Permasalahan (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Prosentase residu antibiotika pada bahan asal hewan masinh tinggi (29%)SNI
01-6366-2000 Dukungan anggaran sangat terbatas untuk meningkatkan jumlah sampel yang representatif Shearing kab/kota dalam upaya pengambilan sampel Peredaran obat hewan illegal cukup tinggi PP no 78 1992 Sarana pengujian di KEMENTAN dan biayanya sangat mahal Jumlah pengawas obat hewan di kabupaten/kota Masih banyak unit
usaha produk hewan yang belum di audit NKV UU No. 18/2009, PP NO. 95/2012, Permentan No. 381/2005 Kurangnya sarana dan prasarana pelaksanaan audit dan sosialisasi NKV Sarana dan prasarana transportasi belum memadai Kompetensi SDM terbatas Lab. Kesmavet di Jawa Timur masih belum ada yang terakreditasi
UU No. 18/2009,
PP NO. 95/2012 Kurangnya sarana dan prasarana untuk menuju proses akreditasi lab. Kesmavet - Kompetensi SDM yang terbatas Presentase kelompok peternak yang melakukan recording mencapai 30% Sasarankelompok yang melakukan recording = 70% Keterbatasan jumlah pegawas bibit ternak Sarana recording
belum memadai SDM dan sarana yang terbatas
Surat Keterangan Layak Bibit yang diterbitkan UPTD belum dapat dilakukan Sasaran SKLB yang diterbitkan UPT=10% Keterbatasan jumlah pegawas bibit ternak Permintaan terhadap bibit yang mempunyai SKLB masih kurang
SDM dan sarana yang terbatas
Kajian
Renstra
Kementerian
Pertanian
Pencapaian produksi peternakan dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksidan populasi - Ketersediaan potensi Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak - Keterbatasan anggaran - Inovasi dan teknologi peternakan - Aksesbilitas permodalan bagi peternak - Membanjirnya produk impor - Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana peternakan dan kesehatan hewan - Sistem perbenihan
dan perbibitan belum berjalan optimal. - Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan - Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak - Kurang optimalnya
kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan - Rendahnya produktivitas ternak - Keterbatasan SDM peternakan dan kesehatan hewan
Kajian
Renstra
Kab/ Kota
Pencapaian produksi peternakan dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksidan populasi - Ketersediaan potensi Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak - Keterbatasan anggaran - Inovasi dan teknologi peternakan - Aksesbilitas permodalan bagi peternak - Membanjirnya produk impor - Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana peternakan - Sistem perbenihan
dan perbibitan belum berjalan optimal. - Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan - Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak - Kurang optimalnya
kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan
Kajian
RTRW
- Karakter masyarakat petani yang masih tradisional - Perda Jawa Timur No 5 Tahun 2012 - Permentan No 50 Tahun Belum dilakukan pemetaan dan penetapan kawasan peternakan Minat peternak terhadap komoditas ternak yang akan dikembangkan - Pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai keterkaitan dengan28
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(individual farming) - Luas lahan rata-rata <0,25 ha dan pendapatan peternak rendah - Masih tingginya angka kemiskinan peternak - Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan dan hasil pemasaran perdesaan - Rendahnya kualitas hasil produk peternakan sehingga daya saing rendah - Kepemilikan ternak yang belum memenuhi standar usaha (hanya 1-2 ekor/peternak) sedangkan standarnya 4-5 ekor/peternak - Belum optimalnya penggunaan sumberdaya alam dan SDM yang mendukung agribisnis peternakan 2012 berdasarkanpotensi pusat distribusi pakan ternak - Mempertahankan sumberdaya genetik sebagai potensi daerah - Pengembangan kawasan peternakan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan daerah dengan keunggulan komparatif dan kompetitif - Kawasan peternakan yang berpotensi penularan penyakit zoonosis ditempatkan terpisah dengan permukiman penduduk. - Peningkatan populasi ternak melalui peningkatan mutu genetik. - Mengoptimalkan fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk pelayanan dan perlindungan masyarakat - Meningkatkan kualitas kesehatan hewan dan produk pangan asal hewan melalui tindak pengamanan ternak sesuai dengan prosedur pengamanan penyakit hewan menular. - Peningkatan pengendalian pemotongan hewan betina produktif - Meningkatkan pembinaan teknis terpadu dalam rangka mempertahankan potensi Jawa Timur sebagai gudang Nasional ternak sapi potong. - Peningkatan peran-serta Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur dalam rangka mendukung program
pembangunan peternakan di Jawa Timur.
29
Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan SKPD Permasalahan (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kajian KLHS
- Kebanyakan peternak telah menerapkan eco-farming yaitu pengelolaan limbah ternak menjadi bahan yang bermanfaat seperti untuk pupuk dan biogas - Masih ada pemeliharaa n ternak yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga menimbulka n polusi bau - Penyebaran penyakit hewan menular kepada manusia - Seiring dengan meningkatny a populasi ternak mengakibatk an peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutamanya yang berasal dari hewan ternak besar Permendagri Nomor 67 Tahun 2012 Pembinaan good farming practice perlu diintensifkan Belum dilakukan kajian akademis terhadap KLHS - Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis - Manajemen pakan dan pengelolaan limbah - Penetapan kawasan peternakan sesuai dengan potensi setempatisu-isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari
faktor-faktor eksternal lainnyadapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
No Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tujuan Millenium Development Goal’s antara lain menanggulangi kemiskinan dan kelaparan dengan demikian diperlukan komitmen pengurangan tingkat kemiskinan dan pemenuhan
Swasembada daging 2014 dan swasembada susu 2020
Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau sebesar 24,1% berdasarkan hasil Sensus
30
baru muncul dan yang muncul kembali (emerging and re-emerging animal
diseases) yang dapat menular ke
manusia (zoonosis).Wabah Zoonosis dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, atau pertahanan dan keamanan.
lintas ternak antar Provinsi Brucellosis
3 Liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan ancaman membanjirnya produk impor yang dapat mengancam kelangsungan usaha peternak lokal
Maraknya peredaran daging impor di pasar tradisional sebagai akibat dibukanya keran impor daging oleh Pemerintah Pusat.Hal ini dapat berpengaruh pada penurunan minat budidaya peternakan
Usaha peternakan Jawa Timur masih didominasi oleh para peternak skala kecil dan merupakan mata pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil dan produktivitas yang rendah
4 Adanya tuntutan perlakuan terhadap hewan ternak hendaknya mengikuti prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare). Pengabaian terhadap animal welfare berpotensi menjadi salah satu hambatan dalam perdagangan internasional. Perlu untuk mempercepat penerapan kesejahteraan hewan agar mampu meningkatkan daya saing produk di pasar bebas.
Berdasarkan ketentuan UU No 18 Tahun 2009, pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong yang berstandar NKV guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal.
Masih banyak
pemotongan illegal diluar RPH serta masih sedikit RPH yang ber-NKV.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih di Provinsi Jawa Timur dalam hubungannya
dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Timurterhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil
Gubernur
Visi: Jawa Timur lebih sejahtera, berakhlak, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing.No KDH dan Wakil KDH terpilih Misi dan Program Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
Misi 2 : Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif,mandiri, dan berdaya saing, berbasis
agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi.
1 Program peningkatan Produksi
Peternakan - Produksi dan produktifitasternak yang masih di bawah kinerja yang diharapkan. - Kurangnya SDM teknis peternakan dan kesehatan - Dukungan pemerintah melalui APBN. - Ternak sapi
31
- wilayah perbibitan, budidayadan pembesaran belumdipetakan dan ditetapkan.
- pemberantasan penyakit hewan ternak masih belum tertangani dengan baik terutama penyakit-penyakit yang bersifat sporadis dan belum mampu dibebaskan seperti flu burung dan brucellosis pada sapi perah.
hewan. - Kurangnya sarana dan prasarana. - Kurangnya tenaga medis veteriner dan paramedis veteriner. - Kurangnya sarana dan prasarana lembaga kesehatan hewan seperti puskeswan dan check point. potong dan sapi perah merupakan komoditas utama dan andalan di Jawa Timur. - Partisipasi pemerintah kab/kota.
2 Program Pengembangan Agribisnis
Peternakan - Data dan informasi di tingkat kelompok peternak masih minim. - Minimnya pemanfaatan teknologi - akses produk impor peternakan mengancam peternak lokal sehingga dapat menurunkan minat pada subsektor peternakan. - Diversisifikasi produk pascapanen telah banyak dilakukan. - Teknologi pascapanen.
3 Program Peningkatan Kapasitas SDM
Non Aparatur Peternakan - Belum mantapnya sistem dan pelayanan pembinaan kelompok peternak. - Jumlah tenaga pendamping
penyuluh peternakan masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kelompok peternak yang ada.
- Kualitas sdm kelompok peternak relatif masih rendah. - Partisipasi pemerintah kab/kota.
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pertanian dan Kabupaten/ Kota
Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis Kementerian Pertanian
2010-2014, permasalahan pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
beserta 31faktor penghambat dan 31faktor pendorong keberhasilan
pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.4.berikut
Tabel. 3.4
Permasalahan Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Pelayanan SKPD Provinsi Permasalahan Penghambat Sebagai Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Produksi Daging, Telur,
Susu
Rendahnya produktivitas
ternak
Ketersediaan
Sumber daya
manusia dan
sarana
prasarana
dalam
Potensi
ternak di
masing-masing
wilayah
32
peningkatan
produksi dan
populasi
ternak
Kurangnya ketersediaan
infrastruktur, sarana
prasarana peternakan dan
kesehatan hewan
Keterbatasan
anggaran
Komitmen
pemerintah
Kab/ Kota
Sistem perbenihan dan
perbibitan belum berjalan
optimal.
Keterbatasan akses
peternak terhadap
permodalan
Lemahnya kapasitas dan
kelembagaan peternak
Kurang optimalnya kinerja
dan pelayanan birokrasi
perternakan
Rendahnya produktivitas
ternak
Keterbatasan SDM
peternakan dan kesehatan
hewan
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur tahun 2011-2031dan KLHS, maka permasalahan pelayanan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta faktor penghambat dan faktor
pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 3.6.
Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata
Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
No
Wilayah terkait Tugas dan
Rencana Tata Ruang
Fungsi SKPD
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Kawasan budidaya
Pengembangan kawasan
peternakan yang mempunyai
keterkaitan dengan pusat
distribusi pakan ternak
Belum
dilakukan
pemetaan
dan
penetapan
kawasan
Minat
peternak
terhadap
komoditas
ternak yang
akan
33
peternakan
berdasarkan
potensi
dikembangk
an
Peningkatan peran-serta
Pemerintah kabupaten/kota
di Jawa Timur dalam rangka
mendukung program
pembangunan peternakan di
Jawa Timur.
Meningkatkan pembinaan
teknis terpadu dalam rangka
mempertahankan potensi
Jawa Timur sebagai gudang
Nasional ternak sapi potong.
Peningkatan pengendalian
pemotongan hewan betina
produktif
Meningkatkan kualitas
kesehatan hewan dan
produk pangan asal hewan
melalui tindak pengamanan
ternak sesuai dengan
prosedur pengamanan bio
security hazard
Mengoptimalkan fungsi
peternakan dan kesehatan
hewan untuk pelayanan dan
perlindungan masyarakat
Peningkatan populasi ternak
melalui peningkatan mutu
genetik
Kawasan peternakan yang
berpotensi penularan
penyakit zoonosis
ditempatkan terpisah
dengan permukiman
penduduk.
Pengembangan kawasan
peternakan diarahkan
kepada pengembangan
komoditas ternak unggulan
daerah dengan keunggulan
komparatif dan kompetitif
Mempertahankan
sumberdaya genetik sebagai
potensi daerah
34
No Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi SKPD Pelayanan SKPD Permasalahan Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)