• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

26

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Peternakan adalah

kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam

perencanaan pembangunankarena dampaknya yangsignifikan bagi kinerja

Dinas Peternakan dimasa datang.Informasi tersebut disusun dengan

nomenklatur berikut.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan SKPD

Identifikasi permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi terhadap

pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur diperlukan dalam

rangka pembangunan pertanian di Provinsi Jawa Timur 5 (lima) tahun

kedepan. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Dinas PeternakanProvinsi Jawa Timur

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan SKPD Permasalahan

(KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Gambaran

pelayanan

SKPD

Angka prevalensi penyakit PHMS brucellosis masih tinggi yakni diatas 2,5% pada ternak sapi perah SOP pengendalian penyakit Brucellosis oleh Kementan - Penyediaan vaksin brucella yang masih belum sesuai dengan jumlah ternak rentan - Rendahnya pembiayaan untuk kompensasi terhadap pemotongan sapi yang posisif brucella - Rendahnya kesadaran peternak akan arti penting penyakit brucellsosis - Masih ada Lalu

lintas ternak antar Provinsi yang ilegal

Kurangnya SDM teknis (medis dana paramedis veteriner)

Nilai titer antibody penyakit PHMS Flu burung masih rendah yakni di bawah 70% pada unggas SOP pengendalian penyakit Flu Burung oleh Kementan - Penyediaan vaksin Flu Burung yang masih belum sesuai dengan jumlah ternak rentan - Rendahnya pembiayaan untuk kompensasi terhadap pemusnahan unggas yang posisif flu burung

Masih ada Lalu lintas ternak antar Provinsi yang ilegal

- Kurangnya SDM teknis (medis dana paramedis veteriner)

- Kurangnya fasilitas laboratorium untuk melakukan diagnosis secara tepat dan cepat

(2)

27

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan SKPD Permasalahan (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Prosentase residu antibiotika pada bahan asal hewan masinh tinggi (29%)

SNI

01-6366-2000 Dukungan anggaran sangat terbatas untuk meningkatkan jumlah sampel yang representatif Shearing kab/kota dalam upaya pengambilan sampel Peredaran obat hewan illegal cukup tinggi PP no 78 1992 Sarana pengujian di KEMENTAN dan biayanya sangat mahal Jumlah pengawas obat hewan di kabupaten/kota Masih banyak unit

usaha produk hewan yang belum di audit NKV UU No. 18/2009, PP NO. 95/2012, Permentan No. 381/2005 Kurangnya sarana dan prasarana pelaksanaan audit dan sosialisasi NKV Sarana dan prasarana transportasi belum memadai Kompetensi SDM terbatas Lab. Kesmavet di Jawa Timur masih belum ada yang terakreditasi

UU No. 18/2009,

PP NO. 95/2012 Kurangnya sarana dan prasarana untuk menuju proses akreditasi lab. Kesmavet - Kompetensi SDM yang terbatas Presentase kelompok peternak yang melakukan recording mencapai 30% Sasarankelompok yang melakukan recording = 70% Keterbatasan jumlah pegawas bibit ternak Sarana recording

belum memadai SDM dan sarana yang terbatas

Surat Keterangan Layak Bibit yang diterbitkan UPTD belum dapat dilakukan Sasaran SKLB yang diterbitkan UPT=10% Keterbatasan jumlah pegawas bibit ternak Permintaan terhadap bibit yang mempunyai SKLB masih kurang

SDM dan sarana yang terbatas

Kajian

Renstra

Kementerian

Pertanian

Pencapaian produksi peternakan dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksi

dan populasi - Ketersediaan potensi Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak - Keterbatasan anggaran - Inovasi dan teknologi peternakan - Aksesbilitas permodalan bagi peternak - Membanjirnya produk impor - Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana peternakan dan kesehatan hewan - Sistem perbenihan

dan perbibitan belum berjalan optimal. - Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan - Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak - Kurang optimalnya

kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan - Rendahnya produktivitas ternak - Keterbatasan SDM peternakan dan kesehatan hewan

Kajian

Renstra

Kab/ Kota

Pencapaian produksi peternakan dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksi

dan populasi - Ketersediaan potensi Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak - Keterbatasan anggaran - Inovasi dan teknologi peternakan - Aksesbilitas permodalan bagi peternak - Membanjirnya produk impor - Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana peternakan - Sistem perbenihan

dan perbibitan belum berjalan optimal. - Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan - Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak - Kurang optimalnya

kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan

Kajian

RTRW

- Karakter masyarakat petani yang masih tradisional - Perda Jawa Timur No 5 Tahun 2012 - Permentan No 50 Tahun Belum dilakukan pemetaan dan penetapan kawasan peternakan Minat peternak terhadap komoditas ternak yang akan dikembangkan - Pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai keterkaitan dengan

(3)

28

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(individual farming) - Luas lahan rata-rata <0,25 ha dan pendapatan peternak rendah - Masih tingginya angka kemiskinan peternak - Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan dan hasil pemasaran perdesaan - Rendahnya kualitas hasil produk peternakan sehingga daya saing rendah - Kepemilikan ternak yang belum memenuhi standar usaha (hanya 1-2 ekor/peternak) sedangkan standarnya 4-5 ekor/peternak - Belum optimalnya penggunaan sumberdaya alam dan SDM yang mendukung agribisnis peternakan 2012 berdasarkan

potensi pusat distribusi pakan ternak - Mempertahankan sumberdaya genetik sebagai potensi daerah - Pengembangan kawasan peternakan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan daerah dengan keunggulan komparatif dan kompetitif - Kawasan peternakan yang berpotensi penularan penyakit zoonosis ditempatkan terpisah dengan permukiman penduduk. - Peningkatan populasi ternak melalui peningkatan mutu genetik. - Mengoptimalkan fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk pelayanan dan perlindungan masyarakat - Meningkatkan kualitas kesehatan hewan dan produk pangan asal hewan melalui tindak pengamanan ternak sesuai dengan prosedur pengamanan penyakit hewan menular. - Peningkatan pengendalian pemotongan hewan betina produktif - Meningkatkan pembinaan teknis terpadu dalam rangka mempertahankan potensi Jawa Timur sebagai gudang Nasional ternak sapi potong. - Peningkatan peran-serta Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur dalam rangka mendukung program

pembangunan peternakan di Jawa Timur.

(4)

29

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan SKPD Permasalahan (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Kajian KLHS

- Kebanyakan peternak telah menerapkan eco-farming yaitu pengelolaan limbah ternak menjadi bahan yang bermanfaat seperti untuk pupuk dan biogas - Masih ada pemeliharaa n ternak yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga menimbulka n polusi bau - Penyebaran penyakit hewan menular kepada manusia - Seiring dengan meningkatny a populasi ternak mengakibatk an peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutamanya yang berasal dari hewan ternak besar Permendagri Nomor 67 Tahun 2012 Pembinaan good farming practice perlu diintensifkan Belum dilakukan kajian akademis terhadap KLHS - Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis - Manajemen pakan dan pengelolaan limbah - Penetapan kawasan peternakan sesuai dengan potensi setempat

isu-isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari

faktor-faktor eksternal lainnyadapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

No Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tujuan Millenium Development Goal’s antara lain menanggulangi kemiskinan dan kelaparan dengan demikian diperlukan komitmen pengurangan tingkat kemiskinan dan pemenuhan

Swasembada daging 2014 dan swasembada susu 2020

Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau sebesar 24,1% berdasarkan hasil Sensus

(5)

30

baru muncul dan yang muncul kembali (emerging and re-emerging animal

diseases) yang dapat menular ke

manusia (zoonosis).Wabah Zoonosis dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, atau pertahanan dan keamanan.

lintas ternak antar Provinsi Brucellosis

3 Liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan ancaman membanjirnya produk impor yang dapat mengancam kelangsungan usaha peternak lokal

Maraknya peredaran daging impor di pasar tradisional sebagai akibat dibukanya keran impor daging oleh Pemerintah Pusat.Hal ini dapat berpengaruh pada penurunan minat budidaya peternakan

Usaha peternakan Jawa Timur masih didominasi oleh para peternak skala kecil dan merupakan mata pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil dan produktivitas yang rendah

4 Adanya tuntutan perlakuan terhadap hewan ternak hendaknya mengikuti prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare). Pengabaian terhadap animal welfare berpotensi menjadi salah satu hambatan dalam perdagangan internasional. Perlu untuk mempercepat penerapan kesejahteraan hewan agar mampu meningkatkan daya saing produk di pasar bebas.

Berdasarkan ketentuan UU No 18 Tahun 2009, pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong yang berstandar NKV guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal.

Masih banyak

pemotongan illegal diluar RPH serta masih sedikit RPH yang ber-NKV.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah terpilih di Provinsi Jawa Timur dalam hubungannya

dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa

Timur dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi

Jawa Timurterhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil

Gubernur

Visi: Jawa Timur lebih sejahtera, berakhlak, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing.

No KDH dan Wakil KDH terpilih Misi dan Program Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

Misi 2 : Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif,mandiri, dan berdaya saing, berbasis

agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi.

1 Program peningkatan Produksi

Peternakan - Produksi dan produktifitasternak yang masih di bawah kinerja yang diharapkan. - Kurangnya SDM teknis peternakan dan kesehatan - Dukungan pemerintah melalui APBN. - Ternak sapi

(6)

31

- wilayah perbibitan, budidaya

dan pembesaran belumdipetakan dan ditetapkan.

- pemberantasan penyakit hewan ternak masih belum tertangani dengan baik terutama penyakit-penyakit yang bersifat sporadis dan belum mampu dibebaskan seperti flu burung dan brucellosis pada sapi perah.

hewan. - Kurangnya sarana dan prasarana. - Kurangnya tenaga medis veteriner dan paramedis veteriner. - Kurangnya sarana dan prasarana lembaga kesehatan hewan seperti puskeswan dan check point. potong dan sapi perah merupakan komoditas utama dan andalan di Jawa Timur. - Partisipasi pemerintah kab/kota.

2 Program Pengembangan Agribisnis

Peternakan - Data dan informasi di tingkat kelompok peternak masih minim. - Minimnya pemanfaatan teknologi - akses produk impor peternakan mengancam peternak lokal sehingga dapat menurunkan minat pada subsektor peternakan. - Diversisifikasi produk pascapanen telah banyak dilakukan. - Teknologi pascapanen.

3 Program Peningkatan Kapasitas SDM

Non Aparatur Peternakan - Belum mantapnya sistem dan pelayanan pembinaan kelompok peternak. - Jumlah tenaga pendamping

penyuluh peternakan masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kelompok peternak yang ada.

- Kualitas sdm kelompok peternak relatif masih rendah. - Partisipasi pemerintah kab/kota.

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pertanian dan Kabupaten/ Kota

Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis Kementerian Pertanian

2010-2014, permasalahan pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

beserta 31faktor penghambat dan 31faktor pendorong keberhasilan

pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.4.berikut

Tabel. 3.4

Permasalahan Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan

Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Pelayanan SKPD Provinsi Permasalahan Penghambat Sebagai Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Produksi Daging, Telur,

Susu

Rendahnya produktivitas

ternak

Ketersediaan

Sumber daya

manusia dan

sarana

prasarana

dalam

Potensi

ternak di

masing-masing

wilayah

(7)

32

peningkatan

produksi dan

populasi

ternak

Kurangnya ketersediaan

infrastruktur, sarana

prasarana peternakan dan

kesehatan hewan

Keterbatasan

anggaran

Komitmen

pemerintah

Kab/ Kota

Sistem perbenihan dan

perbibitan belum berjalan

optimal.

Keterbatasan akses

peternak terhadap

permodalan

Lemahnya kapasitas dan

kelembagaan peternak

Kurang optimalnya kinerja

dan pelayanan birokrasi

perternakan

Rendahnya produktivitas

ternak

Keterbatasan SDM

peternakan dan kesehatan

hewan

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Timur tahun 2011-2031dan KLHS, maka permasalahan pelayanan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta faktor penghambat dan faktor

pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 3.6.

Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata

Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya

No

Wilayah terkait Tugas dan

Rencana Tata Ruang

Fungsi SKPD

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1

Kawasan budidaya

Pengembangan kawasan

peternakan yang mempunyai

keterkaitan dengan pusat

distribusi pakan ternak

Belum

dilakukan

pemetaan

dan

penetapan

kawasan

Minat

peternak

terhadap

komoditas

ternak yang

akan

(8)

33

peternakan

berdasarkan

potensi

dikembangk

an

Peningkatan peran-serta

Pemerintah kabupaten/kota

di Jawa Timur dalam rangka

mendukung program

pembangunan peternakan di

Jawa Timur.

Meningkatkan pembinaan

teknis terpadu dalam rangka

mempertahankan potensi

Jawa Timur sebagai gudang

Nasional ternak sapi potong.

Peningkatan pengendalian

pemotongan hewan betina

produktif

Meningkatkan kualitas

kesehatan hewan dan

produk pangan asal hewan

melalui tindak pengamanan

ternak sesuai dengan

prosedur pengamanan bio

security hazard

Mengoptimalkan fungsi

peternakan dan kesehatan

hewan untuk pelayanan dan

perlindungan masyarakat

Peningkatan populasi ternak

melalui peningkatan mutu

genetik

Kawasan peternakan yang

berpotensi penularan

penyakit zoonosis

ditempatkan terpisah

dengan permukiman

penduduk.

Pengembangan kawasan

peternakan diarahkan

kepada pengembangan

komoditas ternak unggulan

daerah dengan keunggulan

komparatif dan kompetitif

Mempertahankan

sumberdaya genetik sebagai

potensi daerah

(9)

34

No Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi SKPD Pelayanan SKPD Permasalahan Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

Seiring dengan

meningkatnya populasi

ternak mengakibatkan

peningkatan emisi gas

rumah kaca yang berasal

dari kotoran ternak dan

proses pencernaan,

terutamanya yang berasal

dari hewan ternak besar

Pengendalian dan

penanggulangan penyakit

hewan menular strategis

Belum

dilakukan

kajian

akademis

terhadap

KLHS

Pembinaan

good

farming

practice

perlu

diintensifkan

Kebanyakan peternak telah

menerapkan eco-farming

yaitu pengelolaan limbah

ternak menjadi bahan yang

bermanfaat seperti untuk

pupuk dan biogas

Penetapan kawasan

peternakan sesuai dengan

potensi setempat

Masih ada pemeliharaan

ternak yang dekat dengan

permukiman penduduk

sehingga menimbulkan

polusi bau

Manajemen pakan dan

pengelolaan limbah

Penyebaran penyakit hewan

menular kepada manusia

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan hasil review faktor-faktor pelayanan Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Timur yang meliputi : analisa Renstra Kementerian

Pertanian; analisa Renstra SKPD lingkup Peternakan Kabupaten/Kota;

analisa Rencana Tata Ruang Wilayah dan analisa KLHS, maka dapat

ditentukan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :

a.

Adanya tuntutan perlakuan terhadap hewan ternak hendaknya

mengikuti prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare).

Pengabaian terhadap animal welfare berpotensi menjadi salah satu

hambatan dalam perdagangan internasional. Perlu untuk

mempercepat penerapan kesejahteraan hewan agar mampu

meningkatkan daya saing produk di pasar bebas.

b.

Liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan ancaman

membanjirnya produk impor yang dapat mengancam kelangsungan

(10)

35

usaha peternak lokal. Usaha peternakan Jawa Timur masih

didominasi oleh para peternak skala kecil dan merupakan mata

pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana

karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil

dan produktivitas yang rendah. Diperlukan penumbuhan daya saing

produk peternakan lokal.

c.

Perubahan iklim global menyebabkan wabah penyakit-penyakit

hewan yang baru muncul dan yang muncul kembali (emerging and

re-emerging animal diseases) yang dapat menular ke manusia

(zoonosis). Wabah Zoonosis dapat menimbulkan dampak yang

signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, atau pertahanan dan

keamanan. Diperlukan pengendalian penyakit hewan menular yang

lebih intensif.

d.

Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, sapi perah dan

kerbau sebesar 24,1% berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013.

Penurunan populasi ini dapat berpengaruh pada produksi hasil

peternakan. Diperlukan usaha peningkatan populasi.

e.

Belum terintegrasinya usaha peternakan dengan potensi lahan

usaha yang tersedia, akibat belum terpadunya pengembangan

wilayah dengan penetapan komoditas unggulan disetiap

Kabupaten, sehingga menyulitkan dalam mengalokasikan kegiatan

yang tepat untuk masing-masing wilayah/ tidak fokus serta

menyebabkan input produksi menjadi relatif tinggi dan menurunkan

daya saing produk, sehingga perlunya pemetaan dan penetapan

kawasan sesuai dengan potensi wilayahnya.

f.

Berdasarkan ketentuan UU No 18 Tahun 2009, pemotongan hewan

yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong yang

berstandar NKV guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat,

utuh dan halal. Namun masih banyak pemotongan illegal diluar

RPH serta masih sedikit RPH yang ber-NKV.

g.

Pertumbuhan sektor peternakan melambat, dari 3,92% tahun 2009

menjadi 1,03% tahun 2013. Demikian pula kontribusi terhadap

PDRB menurun dari 3,07% tahun 2009 menjadi 2,25% tahun 2013.

Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur periode

2014-2019 sebesar 7-8%, kontribusi dari sub sektor peternakan

ditarget kan sebesar lebih dari 4 % per tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan

Menyatakan Pasal 7 ayat (2) huruf g Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Skenario II - Model Production Capacity Supply Distribute to customer Water Lost Umbulan Kali Surabaya Water Loss Ratio Adequacy Ratio KARSM (Drink Water) Government Commerce

5 Sistem Use Case Sisfo Pemesanan Lapangan Futsal berbasis SaaS Cloud Computing .... 7 Class Pimpinan Futsal

 pembentukan Berdasarkan Keputusan Lurah/Kepala Desa Jumlah pengurus 24 orang.. Alamat kantor

 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Kalimantan Tengah pada Januari 2015 tercatat sebesar 105,42 atau mengalami peningkatan sebesar 1,60 persen dibandingkan dengan bulan

Berdasarkan hasil yang di peroleh berdasarkan tindakan sosial yang di lakukan pemuka agama Islam terhadap komunitas punk , diantara nya Pemuka agama Islam yang

Apabila otonomi telah diberikan dan tanggung jawab dapat terbentuk, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh PT Millennium Pharmacon International Tbk dalam