• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017 PERKARA NOMOR 23/PHP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017 PERKARA NOMOR 23/PHP."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017 PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017

PERIHAL

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN BUPATI BIREUN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN BUPATI NAGAN RAYA

ACARA

MENDENGAR JAWABAN TERMOHON, PIHAK TERKAIT, DAN PENGESAHAN ALAT BUKTI

(II)

J A K A R T A

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017 PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017 PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Bupati Bireun Perselisihan Hasil Pemilihan Bupati Nagan Raya PEMOHON

1. M. Yusuf Abdul Wahab dan Purnama Setia Budi (Perkara Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017) 2. Teuku Raja Keumangan dan Said Junaidi (Perkara Nomor 23/PHP.BUP-XV/2017) TERMOHON

KIP Kabupaten Bireun KIP Kabupaten Nagan Raya ACARA

Mendengar Jawaban Termohon, Pihak Terkait, dan Pengesahan Alat Bukti (II) Senin, 20 Maret 2017, Pukul 16.25 – 18.07 WIB

Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Anwar Usman (Ketua)

2) I Dewa Gede Palguna (Anggota)

3) Manahan MP Sitompul (Anggota)

4) Aswanto (Anggota)

Syamsudin Noor Panitera Pengganti

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017

1. Muhammad Reza Maulana 2. Sidik

3. Zulfikar Muhammad

B. Termohon Perkara Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017:

1. Mukhtaruddin 2. Agusni

3. A. Husin 4. Meisal

C. Kuasa Hukum Termohon Perkara Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017:

1. Adi Mansar 2. Guntur Rambe

D. Kuasa Hukum Pihak Terkait Perkara Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017:

1. Basrun Yusuf 2. Ilham Zahri 3. Hendra Setiawan 4. Syauqi

E. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 23/PHP.BUP-XV/2017:

1. A. Muhammad Asrun 2. Ai Latifah Fardiyah 3. M. Jodi Santoso 4. Ismayanti 5. Vivi Ayunita

F. Termohon Perkara Nomor 23/PHP.BUP-XV/2017:

1. Muhammad Yasin 2. Said Mudhar 3. Usman 4. Juni Safriadi

G. Kuasa Hukum Termohon Perkara Nomor 23/PHP.BUP-XV/2017::

1. Petrus Bala Pattyona 2. Juniana Sipayung 3. Arif Budiman

(4)

4. Nuirfidiyanti Maito 5. Paulino Herin

H. Kuasa Hukum Pihak Terkait Perkara Nomor 23/PHP.BUP-XV/2017:

1. Mehbob 2. Muhajir 3. Dimaz Elroy 4. Erma H. A. 5. Yandi Sudarso 6. Ardian Hamdani

(5)

1. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, mohon maaf agak terlambat karena tadi sidangnya juga cukup seru. Baik. Sidang Perkara Nomor 23 dan Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Assalamualaikum wr. wb. Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua. Silakan, Pemohon Nomor 23 memperkenalkan diri lagi.

2. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR

23/PHP.BUP-XV/2017: VIVI AYUNITA KUSUMANDARI

Terima kasih, Yang Mulia. Pada hari ini Kuasa Pemohon Nomor 23, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya atas nama Teuku Raja Keumangan dan Said Junaidi. Hadir Kuasa Hukumnya, yang pertama, Ismayanti sebelah kiri saya, sebelah kanan saya ada M. Jodi Santoso dan Ai Latifah. Di belakang ada Bapak Muhammad Asrun dan saya sendiri Vivi Ayunita. Terima kasih.

3. KETUA: ANWAR USMAN

Nomor ... Termohon Nomor 23, silakan.

4. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR

23/PHP.BUP-XV/2017: PETRUS BALA PATTYONA

Assalamualaikum wr. wb. Perkenalkan, yang mewakili Termohon, Komisi Independen Pemilu Nagan Raya, Kuasa Hukumnya Petrus Bala Pattyona, saya sendiri. Dan didampingi oleh Yanti Maito, Juniana Sipayung, Arif Budiman, dan hadir juga di sini adalah Komisioner KPU, yaitu Ketua, Muhammad Yasin dan anggota, Said Mudhar.

5. KETUA: ANWAR USMAN

Baik. Pihak Terkait Nomor 23?

SIDANG DIBUKA PUKUL 16.25 WIB

(6)

6. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Assalamualaikum wr. wb. Untuk Pihak Terkait, kami hadir Kuasanya, yaitu kami sendiri Mehbob, kemudian Saudara Yandi Sudarso, kemudian Ardian Hamdani, Erma Hari Aljanna, Muhajir, dan Dimaz. Terima kasih.

7. KETUA: ANWAR USMAN

Baik. Nomor 16, Pemohon, silakan.

8. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR

16/PHP.BUP-XV/2017: MUHAMMAD REZA MAULANA

Terima kasih, Yang Mulia, kami Kuasa Hukum Pemohon 16 dari Bireun, yang hadir Muhammad Reza Maulana dan Sidik. Terima kasih.

9. KETUA: ANWAR USMAN

Termohon?

10. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: GUNTUR RAMBE

Hadir, Yang Mulia, dari KIP Bireun, Kuasa Hukumnya, Adi Mansar Guntur Rambe. Kemudian, hadir juga Komisioner, ada Bapak Mukhtaruddin dan Agusni. Terima kasih, Yang Mulia.

11. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, Pihak Terkait?

12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Baik. Terima kasih. Kami dari Pihak Terkait dalam Perkara Nomor 16 yang hadir adalah Kuasa Hukumnya, H. Basrun Yusuf, S.H., Ilham Zahri, S.H., dan Hendra Setiawan. Terima kasih.

13. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, baik. Langsung Termohon Nomor 23 menyampaikan Jawabannya, langsung menanggapi Pokok-Pokok Permohonannya. Silakan.

(7)

14. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: PETRUS BALA PATTYONA

Terima kasih, Majelis. Saya langsung ke Pokok-Pokok Permohonan dan hanya intinya saja.

15. KETUA: ANWAR USMAN

Ya.

16. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: PETRUS BALA PATTYONA

Atas nama Komisi Independen Pemilu Nagan Raya, kami menyampaikan Jawaban, yaitu yang akan ditandatangani oleh Tim Kuasa Hukumnya Petrus Bala Pattyona, Arif Budiman Purba, Juniana Sipayung, Nurfidiyanto Maito, Paulino Herin.

Yang pertama tentang Kewenangan Mahkamah. Pemohon mendalilkan bahwa mempunyai kewenangan untuk dilakukan pemeriksaan di MK, dengan ini Termohon menyampaikan bahwa Permohonan tersebut patut ditolak karena bertentangan dengan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Pasal 8 PMK Nomor 2016 dan Perubahannya tentang Pemilihan Bupati, Gubernur, dan Walikota.

Yang kedua bahwa Permohonan Pemohon mengenai pembatalan hasil penghitungan suara Pemilukada provinsi … Kabupaten Nagan Raya tidak didasari dengan alasan adanya kesalahan penghitungan atau rekapitulasi yang dilakukan Termohon. Permohonan Pemohon hanya ingin melampiaskan ketidakpuasannya saja. Yang kedua bahwa Termohon akan menyampaikan hasil perhitungan rekapitulasi, yaitu bahwa permohonan rekapitulasi ini akan kami sajikan dalam bentuk angka dan persentasi yang akan kami sampaikan dalam bagian tersendiri.

Tentang Legal Standing. Bahwa menurut Termohon, Permohonan diajukan masih dalam substansi, yaitu sesuai tiga hari kerja dan oleh karenanya itu, Permohonan dapat diproses.

Mengenai Penghitungan Suara. Termohon menyajikan data-data perhitungan suara yang terdiri dari daftar pemilih tetap, daftar pemilih dari pindahan, daftar pemilih tambahan penggunaan hak pilih, data pemilih penggunaan hak suara, dan jumlah suara yang dapat disampaikan sebagai berikut.

Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya berdasarkan data kependudukan 15 Juli 2016 adalah 122.611. Jumlah yang terdaftar dalam DPT adalah 119.294. Pemilih yang terdaftar dalam DPPH adalah

(8)

102 orang, pemilih dalam DPPH pengguna KTP Elektronik atau surat keterangan=3.215, sehingga total seluruhnya 122.611.

Daftar Pengguna Hak Pilih. Pengguna hak pilih DPT adalah 95.399 orang. Pengguna hak pilih dalam DPPH=101 orang. Pengguna hak pilih dalam DPPT … DPPTb atau pengguna KTP Elektronik atau surat keterangan adalah 3.204. Jumlah pemilih disabilitas dan penyandang cacat sebanyak 144 orang dan yang menggunakan hak pilih adalah 41 orang. Jumlah suara yang diterima termasuk cadangan 2,5% adalah 122.305 lembar, jumlah suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru coblos sebanyak 72 lembar, jumlah suara yang tidak terpakai adalah 23.529. Jumlah suara yang digunakan adalah 98.704.

Data Perolehan Suara. Jumlah suara sah adalah 96.715 suara. Jumlah suara yang tidak sah adalah 1.989 suara. Total suara yang digunakan adalah 98.704.

Data Perolehan Suara Tiap Pasangan. Pasangan Nomor Urut 1, Teuku Raja Keumangan dan Said Junaidi adalah 35.474 suara. Pasangan Nomor Urut 2, Faisal A. Qubsy dan Mustafar adalah sebanyak 872 suara, Pasangan Nomor Urut 3, drh. Muhammad Zahed dan Samsul Bahri sebanyak 1.267 suara. Nurchalis dan Suyanto, Pasangan Nomor Urut 4 adalah 14.746 suara. Pasangan Nomor Urut 5, H.M. Jamin Idham dan Chalidin sebanyak 44.356.

Menurut Ketentuan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 ... eh, 2016, ada salah ketik, maaf, kami renvoi. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Pasal 8 PMK Nomor 1 Tahun 2017 bahwa selisih perolehan suara yang dapat digugat di Mahkamah berdasarkan hasil penghitungan Termohon adalah 2%, yaitu 2% dari 96.175 atau suara sah, maka selisihnya 1.934 suara, sedangkan perbedaan perolehan suara antara Pemohon Pasangan Nomor 1 dan Nomor 5, yaitu H.M. Jamin Idham dan Chalidin adalah 8.882 suara. Dengan demikian, melebihi ketentuan 2%, yaitu melampaui angka penghitungan persentase sebanyak 1.934 suara.

Dengan demikian, Permohonan Pemohon tidak memenuhi Ketentuan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Pasal 8 PMK Nomor 1 Tahun 2017. Bahwa selisih perbedaan perolehan suara antara Pemohon Nomor Urut 1 dan Pasangan Calon Nomor Urut 5 adalah sebesar 8.882 suara atau melampaui ketentuan, yaitu melebihi 2% dari suara sah.

Bahwa Permohonan Pemohon tidak memenuhi ketentuan pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa kabupaten/kota dengan jumlah penduduk sampai 250.000 jiwa pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat perbedaan paling banyak 2% dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota.

(9)

Bahwa seharusnya Permohonan Pemohon dalam Perkara a quo hanya dapat diajukan jika terdapat perbedaan perolehan suara paling banyak 2% dari suara sah sebanyak 96.715, yaitu sebanyak 1.934.

Bahwa dari data-data di atas, tampak jelas, terbukti, selisih perolehan suara antara Pemohon dengan peraih suara terbanyak, yaitu 8.882 suara, jauh melewati batas yang ditetapkan dalam Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Peraturan-Peraturan PMK. Ketentuan undang-undang tersebut menurut hemat Termohon, tidak dapat dikesampingkan dalam menilai apakah suatu permohonan dalam perkara perselisihan hasil penghitungan suara dapat diterima atau tidak karena berbagai pertimbangan dan fakta-fakta tersebut di atas.

Bahwa kami ingin menanggapi sesuatu kekeliruan yang dibuat oleh Pemohon dalam dalilnya yang menyatakan bahwa penghitungan suara dilakukan secara curang sebagaimana alasan Pemohon yang menyebutkan perolehan suara Pemohon sebanyak 48.617 suara atau 45% dari perolehan suara Pasangan Nomor 5, yaitu Jamin Idham dan Chalidin sebanyak 41.412 ... 422. Karena perolehan suara masing-masing suara tersebut adalah sudah benar dan sesuai dengan hasil rekapitulasi penghitungan suara di tingkat panitia pemilihan kecamatan pada pemilu ... Pemilukada Calon Bupati, Wakil Bupati Nagan Raya yang dilakukan Termohon secara mandiri adil, jujur, tertip penyelenggaraan, keterbukaan, proposional ... profesionalisme, akuntibilitas, efisien, dan efektif sebagaimana ditentukan dalam Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.

Bahwa terhadap dalil Pemohon tersebut mengenai jumlah suara sah yang benar adalah sebanyak 96.715. Sehingga perbedaan perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak berdasarkan penetapan perolehan suara hasil pemilihan yang ditetapkan Termohon adalah kurang-lebih 8%.

Tiga, tentang Tenggat Waktu Pengajuan Permohonan. Pada dasarnya, Permohonan ini dapat diperiksa dan diputuskan karena Permohonan diajukan pada tanggal 23 Februari 2017, jam 16.00 WIB sesudah Termohon menetapkan penghitungan suara pada tanggal 22 Februari 2017, pukul 16.30 WIB, dengan demikian Permohonan dapat diproses.

Permohonan Pemohon dapat kami katakan tidak jelas karena hanya melampiaskan ketidakpuasan dan karena hanya menceritakan kronologis peristiwa, persepsi, atau anggapan Pemohon tanpa didukung oleh data-data yang akurat, relevan sehingga Permohonan ini tidak sesuai dengan Pasal 7 PMK Nomor 1 Tahun 2017 atau Pasal 8 PMK Nomor 2 Tahun 2017. Maka Permohonan harus dikesampingkan dan tidak dapat diterima karena penghitungan perolehan suara setiap TPS yang dicantumkan oleh KPPS hingga KIP telah ditunjukkan sebagai bukti-bukti yang tidak terbantahkan.

(10)

Dalam Pokok Permohonan. Bahwa penetapan calon bupati dan wakil bupati yang memenuhi syarat ... memenuhi syarat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan masuk dalam berita acara rapat pleno pasangan yang dilakukan oleh KIP Nagan Raya sesuai surat Nomor 91/BA.KIP.NR Oktober 2016. Bahwa penghitungan perolehan suara yang dilakukan oleh Termohon telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, disaksikan, dan ditandatangani oleh masing-masing saksi pasangan calon bupati dan wakil bupati, diawasi oleh panwas, PPL, pengawas TPS, serta tidak ada yang menyatakan keberatan di tingkat TPS.

Bahwa formulir C1-KWK dan salinan DPT diberikan ke semua saksi pasanga calon sesuai mandat saksi di TPS dan C-1 salinan DPT juga diberikan kepada PPL atau pengawas di TPS.

Bahwa hasil penghitungan suara di TPS, selanjutnya direkap oleh PPK dalam rapat pleno terbuka di kecamatan, serentak di Kabupaten Nagan Raya, pada tanggal 17 Februari 2017 yang dihadiri oleh masing-masing saksi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya, Panwascam, semua saksi menandatangani hasi rekapitulasi PPK, tidak ada yang menyatakan keberatan dari para saksi maupun wascam ... Panwascam, kecuali Saksi-Saksi Pasangan Urut Nomor 1.

Bahwa keberatan tersebut telah diklarifikasi dalam rapat pleno PPK dan hasilnya tidak terdapat unsur pelanggaran yang dibuktikan dengan formulir C1-KWK Pleno PPK sudah sesuai ketentuan.

Bahwa hasil rekapitulasi perolehan suara di tingkat PPK selanjutnya direkap oleh KIP atau Termohon pada tanggal 22 Februari 2017. Dalam rapat pleno terbuka yang dihadiri oleh semua saksi pasangan, PPK, panwascam, panwaslih, forkominda, dan semua saksi menyatakan tidak ada keberatan kecuali Saksi Nomor Urut 1 dan semua saksi menandatangani rekapitulasi kecuali Saksi Nomor Urut 1.

Bahwa keberatan tersebut telah diklarifikasi oleh Termohon dalam rapat pleno terbuka dan tidak ada unsur-unsur pelanggaran sebagaimana dalam rapat pleno yang disampaikan.

Bahwa Termohon dalam pembentukan KPPS dan PPS sebagai penyelenggara di tingkat TPS terlebih dahulu telah memerintahkan PPS melalui surat Termohon Nomor 809 tanggal 31 Desember 2016 perihal pembentukan KPPS. Salah satu persyaratannya adalah petugas KPPS tersebut belum pernah menjabat dua kali atau dua periode sebagai anggota KPPS.

Bahwa apabila Pemohon membuktikan adanya KPPS yang menda … menjabat dua kali atau lebih, seharusnya Pemohon dapat memberikan tanggapan dan masukan pada saat calon anggota KPPS diumumkan oleh PPS pada masa tahapan masyarakat, yang dimulai pada tanggal 15 November 2016 sampai 14 Januari 2017, bukan diajukan dalam permohonan a quo. Karena semua calon-calon anggota KPPS, semua

(11)

diumumkan ke publik dan harus mendapat tanggapan dari masyarakat, termasuk juga Pemohon Nomor 1.

Bahwa penghitungan perolehan suara sebagaimana telah kami sampaikan di atas, yang tidak perlu kami ulangi lagi.

Menanggapi Permohonan atau penjelasan Pemohon tentang adanya OTK, dapat Termohon jelaskan. Bahwa yang dimaksud dengan OTK dalam proses konferensi oleh Ketua KIP Muhammad Yasin yang menyatakan, “Banyak individu-individu yang mengaku-ngaku dari tim sukses pasangan calon meminta dokumen seperti SK KPPS, tanpa adanya surat resmi yang ditujukan kepada KIP Nagan Raya.”

Tanggapan tentang ijazah Wakil Bupati atas nama Chalidin. Tentang ijazah SMP calon wakil bupati yang disampaikan bahwa wakil bupati yang ber … Calon Wakil Bupati yang bernama Chalidin, S.E. dalam mengajukan persyaratan sebagai calon wakil bupati adalah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan KPU.

Bahwa mengenai surat keterangan yang dikeluarkan oleh Kepala SMP Negeri 4 Seunagan dengan Nomor 421 Tahun 2015 yang ditandatangani oleh Said Ramlana (selaku kepala sekolah) oleh KIP Nagan Raya telah diverifikasi dan dinyatakan oleh KIP bahwa adalah sah dan benar, walaupun ijazah SMP bukan merupakan syarat pencalonan bakal calon. Karena sesuai ketentuan, calon yang memenuhi syarat ijazah minimal SM … SMA atau sederajat.

Bahwa mengenai ... bahwa berdasarkan Berita Acara Panwaslihcam se-Kabupaten Nagan Raya, telah menandatangani Berita Acara hasil pengawasan di semua kecamatan tentang pemungutan suara dan penghitungan suara pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Terakhir, Petitum. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, kami memohon agar Mahkamah dapat menjatuhkan putusan sebagai berikut.

1. Mengabulkan seluruh Eksepsi Termohon.

2. Menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima. Dalam Pokok Perkara.

1. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

2. Menyatakan benar dan tetap berlaku Keputusan KIP Nagan Raya Nomor 11/KPTS-KIP.NR/2017 tentang Penetapan Perolehan Suara Tahap Akhir Hasil Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya, tertanggal 22 Februari 2017, pukul 16.30 WIB.

3. Menetapkan dan mengesahkan Perolehan Suara Tahap Akhir Hasil Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya yang benar sesuai hasil rekapitulasi yang dilakukan secara akurat dan tidak terbantahkan adalah sebagai berikut.

• Pasangan Nomor Urut 1, Teuku Keumangan, S.H., M.H. dan Said Junaidi, S.E. sebanyak 35.474 suara.

(12)

• Pasangan Nomor Urut 2, yaitu Faisal A. Qubsy dan Mustafar, perolehan suara=872 suara.

• Pasangan Nomor 3, yaitu drh. Muhammad Zahed dan Samsul Bahari, perolehan suara sebanyak 1.267 suara.

• Pasangan Nomor 4, yaitu Nurchalis, S.P. dan Suyanto, S.E. sebanyak 14.746 suara.

• Pasangan Nomor 5, yaitu M. Jamin Idham, S.E. dan Chalidin, S.E. sebanyak 44.356 suara.

Sehingga total suara sah adalah 96.715. Dengan demikian, pasangan yang ditetapkan sebagai calon bupati dengan perolehan suara terbanyak adalah no ... Pasangan Nomor 5, yaitu M. Jamin Idham, S.E. dan Chalidin, S.E.

Demikian, Jawaban kami dan Permohonan kami, namun apabila Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. Sekian dan terima kasih.

17. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, terima kasih. Langsung dari Pihak Terkait, silakan.

18. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Assalamualaikum wr. wb. Izinkan kami membaca dalam … untuk/atas nama kuasa Jamin Idham, S.E. dan Chalidin sebagai Pihak Terkait Pasangan Urut Nomor 5.

Dalam Eksepsi, Kewenangan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi tidak berwenang memeriksa dan mengadili Perkara a quo. Menurut Pihak Terkait, Mahkamah Konstitusi berwenang memeriksa dan mengadili Perkara Perselisihan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilih Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya 2017 yang ditunjukkan oleh Pemohon dengan alasan bahwa pada halaman 4, Perbaikan Permohonan, Pemohon menyampaikan bahwa Mahkamah harus terlebih dahulu mengenyampingkan ketentuan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 yang merupakan penghalang untuk pemeriksaan Permohonan a quo.

Namun bahwa menurut Pihak Terkait bahwa berdasarkan pernyataan (suara tidak terdengar jelas) Poin 2 di atas, maka Mahkamah Konstitusi tentu saja tidak dapat mengenyampingkan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 disebabkan Mahkamah Konstitusi dalam kewenangannya mengadili perselisihan hasil pemilihan kepala daerah, akan terikat juga dengan norma-norma yang ada pada pasal ini.

Bahwa ketentuan Pasal 58 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

(13)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 10 Tahun (suara tidak terdengar jelas) yang … yaitu yang menyebutkan bahwa peserta pemilihan bupati dan wakil bupati serta walikota/wakil walikota dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan perolehan suara dengan ketentuan sebagai berikut.

Bahwa untuk jumlah penduduk yang sampai dengan (…)

19. KETUA: ANWAR USMAN

Lewat saja itu.

20. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Lewat, baik. Bahwa terkait dengan (suara tidak terdengar jelas) kabupaten … bahwa dalam pemilihan tingkat kabupaten antara Pemohon dengan suara … peraih suara terbanyak atau Pihak Terkait, yaitu Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor 5, yaitu H.M. Jamin Idham, S.E. dan Chalidin, S.E.

Dalam syarat formal, ambang batas selisih perolehan suara 2% dalam pemilihan tingkat kabupaten antara Pemohon dengan peraih suara terbanyak atau Pihak Terkait dalam pemeriksaan Permohonan a quo adalah tidak tercapai sehingga tidak memenuhi ketentuan Pasal 58 ayat (2).

Mohon, Majelis Yang Mulia, Nomor 6 ada renvoi yaitu mengenyampingkan kami coret.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Mahkamah Konstitusi tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili Permohonan Pemohon a quo dan sudah sepatutnya Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk menolak atau setidak-tidaknya menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima.

Eksespi tentang Kedudukan Legal Standing. Bahwa menurut Pihak Terkait, Pemohon tidak memiliki kedudukan atau legal standing untuk mengajukan Permohonan Perselisihan Perolehan Suara Hasil Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya Tahun 2017, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 158 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua dan … Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 juncto PMK Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 Tahun 2016

(14)

tentang Pedoman Beracara Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 8 PMK Nomor 2 Tahun 2017.

21. KETUA: ANWAR USMAN

Ya. Langsung ke Angka 7, Angka 7!

22. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Bahwa oleh karena Pemohon tidak mempunyai kedudukan hukum legal standing untuk mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan perolehan suara oleh Komisi Independen Pemilihan atau KIP Kabupaten Nagan Raya, maka sudah sepatutnya Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk menolak atau setidak-tidaknya menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima.

Permohonan Pemohon tidak jelas. Bahwa setelah mencermati Permohonan Pemohon, maka sepanjang menyangkut tentang dalil-dalil hasil perselisihan suara dalam Perkara a quo, Pemohon tidak jelas mendalilkan secara konstitusional. Namun, lebih banyak kepada asumsi-asumsi tentang adanya pelanggaran dan kecurangan.

Bahwa selain itu, Pemohon dalam permohonannya tidak menjelaskan tuduhan tentang dugaan pelanggaran dan/atau kecurangan yang dilakukan oleh Termohon dan/atau Pihak Terkait dalam pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya tahun 2017, serta tidak dapat menunjukkan dalam Permohonan pelanggaran tersebut. Signifikan berpengaruh terhadap (suara tidak terdengar jelas) Pemohon dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya.

Bahwa kemudian di dalam Permohonan Pemohon mendalilkan perolehan suara menurut Pemohon, akan tetapi Pemohon tidak merinci dengan jelas dan teliti serta dasar hukum Pemohon untuk menklaim secara sepihak perolehan suara tersebut dan klaim sepihak Pemohon itu tidak didukung dengan data-data dan dokumen-dokumen yang sah dan resmi menurut hukum.

Empat. Bahwa kemudian di dalam Petitum, Pemohon tidak mencantumkan perolehan suara yang benar menurut Pemohon, sebagaimana yang didalilkan dalam Permohonan Perkara a quo. Sehingga Pemohon sangat tidak jelas, kabur, dan tidak mendasar.

Bahwa dengan … untuk itu mohon Yang Mulia Majelis Mahkamah Konstitusi yang memeriksa dan menyidangkan Perkara a quo menolak Permohonan Pemohon atau setidak-tidaknya menyatakan Pemohon dinyatakan tidak jelas (obscuur libel).

Selanjutnya, diteruskan oleh rekan kami.

(15)

23. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: YANDI SUDARSO

Bagian Pokok Permohonan. Pertama, Jawaban kami adalah bahwa mohon apa yang kami sampaikan di dalam Eksepsi, mohon dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan, dengan Pokok Permohonan ... Jawaban kami pada Pokok Permohonan.

Kemudian, kami membantah dengan tegas seluruh dalil-dalil yang disampaikan oleh Pihak Pemohon. Di mana pertama, terkait dengan legalitas penyelenggara pilkada, kami Pihak Terkait dengan ini menyatakan bahwa legalitas Termohon terkait dengan KPPS di sepuluh kecamatan sudah sesuai dengan aturan yang ada, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Termohon pada Jawabannya barusan.

Jadi, kami di sini merenvoi atau menambahkan pada bagian Nomor 5, halaman 10, itu di ... sebagaimana itu kami tambahkan, “Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pihak Termohon di dalam Jawabannya.” Itu kami tambahkan.

Kemudian yang kedua. Terkait dengan pernyataan dan tuduhan dari Pihak Pemohon mengenai penyelenggara tidak melakukan penyelesaian permasalahan dan/atau pelanggaran secara berjenjang, dengan ini kami menyatakan bahwa Termohon selaku penyelenggara sudah melakukan penyelesaian permasalahan dan/atau pelanggaran secara berjenjang, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pemohon dalam Jawabannya. Ini kami juga renvoi sedikit, Nomor 6.

Kemudian, kami tambah (...)

24. KETUA: ANWAR USMAN

Itu kan porsinya Termohon, sebenarnya.

25. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: YANDI SUDARSO

Ya, artinya kami membenarkan, Yang Mulia. Artinya (...)

26. KETUA: ANWAR USMAN

Kan tugasnya itu menanggapi Pemohon ... Permohonan Pemohon (...)

(16)

27. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: YANDI SUDARSO

Ya, artinya kan karena kami waktu itu juga pihak yang ikut sebagai para pihak, tentu kami juga ingin menyatakan karena kami juga melihat kondisi yang ada, Yang Mulia.

28. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, sudahlah. Silakan.

29. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: YANDI SUDARSO

Kemudian, terkait ... kami tambahkan sedikit, terkait tuduhan yang menyatakan Pihak Terkait dalam hal ini wakilnya, tidak pernah sekolah di SMP Negeri 4 Seunagan, maka dengan ini kami sampaikan bahwa menurut keterangan Nomor 421 Tahun 2015, tertanggal 3 November 2015 dan Surat Keterangan Nomor 421 Tahun 2004, tertanggal 12 Juli 2004, yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Seunagan, dengan jelas dan terang telah menyatakan bahwa Pihak Terkait dalam hal ini wakil, yaitu Bapak Chalidin telah lulus dari sekolah tersebut.

Kemudian juga terkait dengan tuduhan atau pernyataan dari Pihak Pemohon yang menyatakan netralitas penyelenggara pilkada. Kami dengan ini juga menyatakan bahwa Termohon sebagai penyelenggara sudah menyelenggarakan pilkada tanpa memihak ke salah satu paslon mana pun dan sesuai dengan aturan yang berlaku, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pihak Termohon. Ini juga kami tambahkan sedikit.

Kemudian, untuk Petitum akan disampaikan oleh kawan kami.

30. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: ARDIAN HAMDANI

Izin, Yang Mulia. Saya Adrian Hamdani, melanjutkan. Petitum. Bahwa berdasarkan dalil tersebut di atas, kami, Pihak Terkait memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa Perkara a quo untuk memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut.

Dalam Eksepsi. Menerima Eksepsi Pihak Terkait untuk seluruhnya. Menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima. Menyatakan sah hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Nagan Raya Tahun 2017 yang telah ditetapkan Termohon.

(17)

Dalam Pokok Perkara. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya atau apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Sekian, terima kasih.

31. KETUA: ANWAR USMAN

Baik. Bukti yang diajukan Termohon … ya, ada klarifikasi sedikit. Silakan, Yang Mulia.

32. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Untuk klarifikasi saja, ya. Di Surat Kuasa kan ada 13 orang, ya, di Permohonan juga ada 13 yang tercantum namanya sebagai Tim Kuasa Pemohon, tapi ada enam yang tidak tanda tangan. Nah, ini mestinya yang tidak tanda tangan, ya tidak dianggap sebagai ikut mengajukan Keterangan, begitu. Walaupun memang bisa secara sendiri-sendiri, begitu. Ini bagaimana ini? Ini ada enam yang tidak ada tanda tangannya. Apa tetap dianggap ikut juga mengajukan Permohonan anunya … Keterangan atau bagaimana? Tanda tangan kuasa lengkap? Boleh, kan boleh sendiri-sendiri atau … tapi ini dicantumkan, kemudian tidak menandatangani. Nah, ini statusnya bagaimana?

33. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Mohon, Yang Mulia walaupun … karena kebetulan beliau ini tetap sebagai kuasa, cuma kebetulan pada waktu kami membuat ini, yang bersangkutan sedang ada di luar kota.

34. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Ya, betul, berarti dia tidak ikut.

35. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Tapi dalam Permohonan ini, kebetulan saya sendiri Mehbob dan Ardian Hamdani hadir.

36. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Ya, maksud saya kan ini ada, ada … apa namanya … ada berapa ini, ada enam yang tidak tanda tangan. Ya, enam tidak tanda tangan. Mestinya dikeluarkan saja nama yang tidak tanda tangan. Karena kalau tidak ini, enggak lengkap jadinya keterangan Saudara. Kan boleh secara

(18)

sendiri-sendiri atau secara bersama-sama, begitu. Bagaimana yang tidak tanda tangan dicoret saja namanya, begitu?

37. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Baik, Yang Mulia.

38. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO

Dianggap saja tidak ikut, ya? Yang tidak tanda tangan, ya?

39. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: MEHBOB

Baik.

40. KETUA: ANWAR USMAN

Bukti dari Termohon, TA-001 sampai dengan TF-009, benar? Ya, sudah diverifikasi dan dinyatakan sah.

Dari Pihak Terkait, PT-1 sampai dengan PT-10, dengan catatan bukti PT-9, nama kepala sekolahnya tidak sesuai dengan daftar bukti. Nanti dicocokkan, ya setelah sidang selesai untuk Pihak Terkait. Untuk PT-1 sampai dengan PT-10 sudah diverifikasi, kecuali yang PT-9 nanti supaya dicocokkan. Dinyatakan sah.

Kemudian, untuk tambahan, ya, Pemohon mengajukan bukti, ya Pemohon, bukti P-47A sampai dengan P-47E, ya benar, ya?

41. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 23/PHP.BUP-XV/2017: VIVI AYUNITA KUSUMANDARI

Benar, Yang Mulia.

42. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, baik, sudah diverifikasi dan dinyatakan sah.

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

(19)

Ya, lanjut ke Perkara Nomor 16. Silakan Termohon, biasa, poin-poinnya saja.

43. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: GUNTUR RAMBE

Ya, terima kasih, Yang Mulia. Termohon dalam Perkara Nomor 16/PHP.BUP-XV/2017, melalui Kuasanya akan mengajukan Jawaban. Yang pertama, Dalam Eksepsi.

1. Kewenangan Mahkamah Konstitusi. Bahwa berdasarkan Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, Pasal 158 ayat (2) huruf b menyatakan, “Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari 25.000 jiwa sampai dengan 500.000 jiwa, pengajuan perselisihan permohonan suara dilakukan apabila terdapat perolehan paling banyak sebesar 1,5% dari total suara sah hasil perhitungan suara tahap akhir,” yang dilakukan oleh Termohon kabupaten/kota (vide bukti TF-1).

Bahwa kemudian, berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016, Pasal 7 ayat (2) menyebutkan, “Pemohon sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) huruf b dan huruf c mengajukan permohonan kepada Mahkamah dengan ketentuan kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 jiwa sampai dengan 500.000 jiwa, pengajuan perselisihan permohonan suara dilakukan jika terdapat perolehan paling banyak 1,5% dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir,” yang dilakukan oleh Termohon (vide bukti TF-3).

Bahwa dari hasil perhitungan suara tahap akhir yang dilakukan oleh Termohon dalam hal ini KIP Kabupaten Bireun diperoleh hasil suara sebagai berikut.

Suara Pemohon sebesar 61.186 suara. Suara pemenang atau Pihak Terkait sebesar 74.292 suara. Jumlah suara sah berdasarkan perhitungan suara akhir sebesar 212.885 suara. Berdasarkan persentase jumlah suara sah jika dibagikan dengan ketentuan 1,5% ambang batas sebagai Pemohon untuk mengajukan gugatan adalah pada angka 3.193 suara.

Bahwa … akan tetapi dalam Perkara a quo, selisih perolehan suara yang diperoleh oleh Pemohon dengan pihak pemenang, dalam hal ini Pihak Terkait, berjumlah 13.106 suara (bukti TF-1).

Bahwa berdasarkan aturan tentang syarat-syarat yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan di atas, mohon kiranya

(20)

Mahkamah yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili Perkara a quo.

2. Eksepsi yang kedua, Yang Mulia, tentang Kedudukan Hukum atau Legal Standing. Segala hal yang telah disampaikan dalam Eksepsi di atas, mohon dimasukkan kembali sehingga tidak perlu diulangi lagi.

Bahwa Termohon … Pemohon tidak memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan permohonan perselisihan perolehan suara tahap akhir pemilihan bupati dan wakil bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagaimana telah dibacakan tadi.

Bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah tersebut di atas, serta dihubungkan dengan fakta-fakta yang terjadi di Kabupaten Bireun dapat diuraikan sebagai berikut.

Bahwa berdasarkan penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan Termohon, selisih jumlah perolehan suara antara Pemohon dengan pihak pemenang adalah 13.106 suara. Hal ini telah melebih ambang batas untuk mengajukan Permohonan sebagaimana Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 Pasal 7 ayat (2) huruf b vide Bukti TF-3.

Eksepsi yang ketiga, Yang Mulia, tentang Waktu Pengajuan Permohonan. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (5) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 juncto Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016, sebagaimana yang pokoknya menyatakan bahwa Permohonan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu paling lambat tiga hari kerja sejak diumumkan penetapan perolehan suara hasil pemilihan oleh KPU atau KIP provinsi kabupaten/kota.

Bahwa penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan diumumkan oleh Termohon KIP Bireun pada hari Rabu, tanggal 22 Februari 2017, pukul 15.20 WIB. Dengan demikian, tenggang waktu tiga hari kerja untuk mengajukan Permohonan adalah pada tanggal 22 Februari 2017 sampai dengan pukul 15.20 sampai dengan hari Jumat, tanggal 24 Februari 2017 pada pukul 24.00 WIB, bukti TF-4.

Bahwa berdasarkan fakta Permohonan Pemohon diajukan ke Mahkamah Konstitusi pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 2017, pada pukul 16.01 WIB pasal … vide bukti TF-4. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, tenggang waktu yang ditelah diuraikan di atas, menurut Termohon, Permohonan Pemohon diajukan telah melewati tenggang waktu pengajuan Permohonan yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

Eksepsi yang keempat, Yang Mulia, tentang Permohonan Pemohon Tidak Jelas. Bahwa pada persidangan pada tanggal 16 Maret 2017, Pemohon melalui kuasanya telah menyerahkan Perbaikan Permohonan. Hal mana telah ... dalam Perbaikan tersebut telah menyalahi hukum acara yang berlaku di Mahkamah, antara lain

(21)

Perbaikan Permohonan telah mengganti substansi Permohonan sehingga menimbulkan ketidakjelasan substansi Permohonan Pemohon. Tenggang waktu untuk menyempurnakan perbaikan Permohonan Pemohon telah lewat waktu, yaitu 3x24 jam, sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2014. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, mohon kiranya Permohonan Pemohon dinyatakan tidak jelas atau kabur.

Yang kelima, Yang Mulia, Eksepsi tentang Kuasa Pemohon Tidak Memenuhi Syarat. Jadi, didasarkan pada Undang-Undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003 yang menyatakan, “Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang Advokat Pasal ... bukti TF-5.”

Bahwa sebagai persyaratan sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang ilmu hukum dan setelah mengikuti pendidikan tinggi ilmu hukum, dan telah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat dilaksanakan oleh organisasi advokat, Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016, bukti TF-5.

Bahwa berdasarkan alasan yang diajukan di atas, cukup alasan bagi Mahkamah untuk menyatakan Kuasa Pemohon tidak memenuhi persyaratan untuk mengajukan Gugatan a quo.

Kemudian dalam Pokok Perkara, Yang Mulia, di bagian (suara tidak terdengar jelas) itu adalah tahapan-tahapan proses dari pemilihan pilkada yang dilakukan oleh Kabupaten Bireun, KIP Bireun, mohon dianggap dibacakan dari halaman 5 sampai dengan halaman 22. Selanjutnya, kami masuk pada Pokok Permohonan yang akan disampaikan oleh rekan kami.

44. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: ADI MANSAR

Terima kasih, Yang Mulia, kami lanjutkan. Pokok Permohonan. Bahwa Termohon menolak secara tegas dalil-dalil dan argumentasi yang disampaikan oleh Pemohon dan seluruh dalil-dalil Eksepsi, secara mutatis-mutandis dianggap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Pokok Perkara ini, sehingga tidak perlu diulangi lagi.

Bahwa Pemohon dalam Permohonannya salah dan keliru telah menolak seluruh hasil rekapitulasi suara yang dilaksanakan oleh Termohon berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Independen Kabupaten Bireun berdasarkan Surat Nomor 33/KptsBireun/II/2017 karena Termohon telah melaksanakan seluruh tahapan dengan baik, dan tidak ada melakukan kekeliruan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maupun PKPU, bukti TD-1.

Bahwa keberatan Pemohon atas keputusan Termohon didasari dengan argumentasi hukum yang salah dan keliru karena telah menyetir

(22)

Keputusan MK Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 yang telah berubah dasar hukumnya dengan lahir Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, sehingga seluruh pelanggaran yang terjadi selama proses tahapan harus diselesaikan di tingkat panwaslih dan mengharuskan Mahkamah Konstitusi hanya memeriksa dan mengadili sengketa hasil perolehan suara sesuai dengan PMK Nomor 1 Tahun 2016, bukti TF-1.

Bahwa dalil Keberatan Pemohon, Poin 10.A, bagian empat, yang berbunyi bahwa Termohon telah menerbitkan dan seterusnya adalah argumentasi yuridis yang kurang berdasar dan mengada-ada karena Termohon membuat Keputusan KIP Nomor 85/Kpts/KIP.Bireun/XII/2016 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017 telah tepat sesuai dengan amar Putusan Perkara Kasasi Nomor 566K/TUN/Pilkada/2016 yang mengabulkan Permohonan Kasasi dari Pemohon kasasi, membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor 1/G/Pilkada/2016 PTUN Medan, tanggal 24 November 2016 yang amarnya.

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan batal Surat Keputusan Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Bireun Nomor 66/Kpts/KIP.Bireun/2016, tanggal 24 Oktober 2016, tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati menjadi Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017.

3. Memerintahkan kepada tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Komisi Independen Kabupaten Bireun Nomor 66 dan seterusnya, tanggal 24 Oktober 2016, tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati menjadi Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017.

4. Memerintahkan tergugat untuk menerbitkan surat keputusan baru sebagai pengganti surat keputusan yang dinyatakan batal tersebut dengan mencantumkan nama penggugat atau pemohon kasasi, H. Saifannur, S.Sos. sebagi Calon Bupati dan Dr. H. Muzakkar Abdul Gani, S.H., M.Si. sebagai Calon Wakil Bupati dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bireun Tahun 2017, bukti TA-12.

Bahwa Termohon mengeluarkan Keputusan KIP Nomor 85/Kpts/KIP.Bireun/XII/2016 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017, telah tepat sesuai dengan amar Putusan Perkara Kasasi Nomor 566 dan seterusnya hingga Pasangan Calon Peserta Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bireun menjadi enam pasangan calon.

Bahwa sebelum Termohon mengeluarkan Keputusan KIP Nomor 85/Kpts dan seterusnya tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017, Termohon telah terlebih dahulu mengeluarkan Putusan KIP Nomor

(23)

84 dan seterusnya Tahun 2016 tentang Pencabutan Keputusan KIP Nomor 66, vide bukti TA-3, TA-5, dan TA-12.

Bahwa apabila Pemohon keberatan dengan diterbitkannya Keputusan KIP Nomor 85/Kpts/KIP.Bireun/XII/2016 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bireun 2017 alangkah bijak dan tepat apabila Pemohon terlebih dahulu mengajukan keberatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh yang mempunyai kompetensi absolut dalam memeriksa dan mengadili sengketa tata usaha negara, apabila benar Pemohon keberatan terhadap Surat Keputusan Termohon a quo, bukti TA-5.

Bahwa Pemohon tidak pernah keberatan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Termohon Nomor 86/Kpts dan seterusnya tentang Perubahan Atas Keputusan Komisi Pemilihan Independen, Pemilihan Kabupaten Bireun Nomor 67/Kpts/KIP.Bireun/2016 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Peseta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun, bukti TA-6.

Bahwa Pemohon ... bahwa Permohonan Pemohon semakin kehilangan arah dan roh karena dalil Pemohon, Poin 3, dalam Pokok Permohonan, halaman 20, intinya pembatalan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bireun, H. Saifannur, S.Sos. dan Dr. H. Muzakkar Abdul Gani, S.H., M.Si., sebab maksud Pemohon a quo mestinya diajukan pada peradilan lain, bukan di Mahkamah. Hal ini dapat dimaknai karena Pemohon kurang mampu memedomani peraturan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota juncto Pasal 7 ayat (2) PMK Nomor 1 Tahun 2016 yang berbunyi, “Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b dan huruf c, mengajukan Permohonan pada Mahkamah dengan ketentuan huruf b, Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 jiwa sampai dengan 500.000 jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat perbedaan paling banyak sebesar 1,5% dari total suara sah hasil perhitungan suara tahap akhir,” yang ditetapkan oleh Termohon, bukti TF-4.

Bahwa walaupun dalil Pemohon ... walaupun dalil Permohonan Pemohon Poin 1, halaman 3 mendalilkan bahwa Pemohon sangat memahami akan eksistensi dan pemberlakuan Ketentuan Pasal 158 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang mendalilkan … dan seterusnya tidak kami ulangi lagi.

Bahwa sesuai dengan dalil Permohonan Pemohon, satu dan lainnya saling bertolak belakang, maka tepat apabila Mahkamah Konstitusi menolak Permohonan Pemohon seluruhnya.

Bahwa argumentasi Pemohon pada halaman 20, Poin 3, huruf A tentang Jumlah Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan

(24)

Wakil Bupati Kabupaten Bireun Tahun 2017 dengan tabel sebagai berikut.

Dengan perolehan suara sebagai berikut.

1. H. Ruslan M. Daud dan Drs. Djamaluddin Idris, perolehan suara=31.208.

2. Dr. H. Amiruddin Idris, S.E., M.Si. dan Drs. Ridwan Khalid=9.321. 3. H. M. Yusuf Abdul Wahab dan Dr. Purnama Setia Budi,

Sp.OG.=61.186 suara.

4. H. Khalili, S.H. dan Yusri, S.Sos, M.Si., M.S., perolehan suaranya 30.192 suara.

5. H. Husaini M. Amin, S.E. dan Azwar, S.Pd., perolehan suaranya 6.686.

6. H. Saifannur, S.Sos. dan Dr. H. Muzakkar Abdul Gani, S.H., M.Si., perolehan suaranya 74.292.

Bahwa tabel di atas membuktikan bahwa Pemohon mengakui bahwa argumentasi hukum yang didalilkannya lemah dan terbukti tidak memenuhi syarat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 jo PMK Nomor 1 Tahun 2016 karena selisih perolehan suara antara Pasangan Calon Nomor 6 (H. Saifannur, S.Sos. dan Muzakkar Abdul Gani) dengan suara Pemohon (H. M. Yusuf Abdul Wahab dan Purnama Setia Budi) lebih dari 1,5%, sebagaimana syarat untuk mengajukan permohonan.

Berdasarkan dalil Termohon di atas, pantas dan patut apabila Permohonan Pemohon untuk ditolak atau tidak dapat diterima.

Bahwa Pemohon pada persidangan tanggal 16 … tidak perlu kami ulangi karena sudah disebutkan di dalam Eksepsi terdahulu.

Bahwa sengketa muncul di tingkat panwaslih ... juga tidak perlu kami ulangi karena sudah disebutkan.

Yang terakhir, Yang Mulia. Bahwa Pemohon mendalilkan terjadi pelanggaran yang cukup sistematis yang dilakukan oleh PPS di seluruh desa. Berjumlah 609 desa merupakan dalil yang kurang dapat dipertanggungjawabkan oleh Pemohon dan terkesan mengada-ada. Karena semua proses, tahapan, pada saat hari pemungutan suara telah dilaksanakan oleh Termohon dan jajarannya sesuai dengan PKPU Nomor 15 Tahun 2016. Sehingga, dalil Permohonan patut untuk ditolak sesuai dengan bukti TD-3 sampai dengan bukti TD-18.

Berdasarkan seluruh Jawaban Termohon yang telah diuraikan di atas, mohon kiranya Mahkamah mengambil putusan yang amarnya sebagai berikut.

45. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: GUNTUR RAMBE

Yang Mulia, mohon. Pada Petitum, dalam Eksepsi, mengabulkan Eksepsi Termohon untuk seluruhnya.

(25)

Dalam Pokok Perkara. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Menyatakan Keputusan KIP Kabupaten Bireun Nomor 33/KPTS/KIPBireun/II/2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017, tanggal 22 Februari 2017 sah dan benar. Menyatakan hasil penghitungan suara sebagaimana tabel yang telah diuraikan di atas, Pasangan Nomor Urut 1, Nomor 2, Nomor 3, Nomor 4, Nomor 5, dan Nomor 6 dinyatakan benar dan sah. Atau dalam peradilan yang baik, Termohon mohon putusan yang seadil-adilnya, ex aequo et bono.

Demikian, Yang Mulia. Kuasa Hukum Termohon, ditandatangani. Terima kasih, Yang Mulia.

46. KETUA: ANWAR USMAN

Ada klarifikasi sedikit dari Majelis Panel. Silakan, Yang Mulia Pak Pal.

47. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Terima kasih, Yang Mulia. Ndak, ini tadi karena yang ditertulis sama yang dibaca tentang buktinya ini lain karena ini penting menurut saya.

Coba halaman 25 ... halaman 25, Saudara Termohon, yang paling atas, halaman 25. Yang Saudara baca tadi itu, yang benar itu bukti TF-3 atau TF-4? Karena tadi yang dibaca di anu ... saya dengar TF-4. Yang mana?

48. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: ADI MANSAR

Maaf, Yang Mulia, TF-3.

49. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

TF-3?

50. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: ADI MANSAR

(26)

51. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Oh, itu yang benar, ya? Ya, ini satu lagi di halaman 4. Jawaban Saudara itu di sini tertulis ... paling atas, huruf C. 0401, tapi Saudara baca tadi 1601, tanpa menyebutkan renvoi, ya. Maksudnya itu direnvoi, begitu?

52. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: ADI MANSAR

Maaf, Yang Mulia. Itu pukul 04.00 WIB maksudnya, Yang Mulia, bukan 16.00.

53. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Oh, tadi dibaca 16 tadi.

54. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: ADI MANSAR

Ya, salah baca, Yang Mulia.

55. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Oh.

56. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: ADI MANSAR

16.00 itu salah baca. Maaf, Yang Mulia.

57. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Baik, baik, terima kasih.

58. KETUA: ANWAR USMAN

Silakan, Pihak Terkait.

59. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

(27)

60. KETUA: ANWAR USMAN

Ya, langsung pada pokok-pokonya saja.

61. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Izinkan, Yang Mulia, Pihak Terkait melalui Kuasa Hukum menyampaikan Keterangan dalam Perkara a quo sebagai berikut.

Terutama dalam Eksepsi tentang Kewenangan Mahkamah Konstitusi. Bahwa berdasarkan Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang menentukan perkara perselisihan penetapan perolehan suara terhadap tahap akhir hasil pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus.

Bahwa yang dimaksud sengketa perselisihan hasil pemilu adalah pada hakikatnya keberatan Pemohon terhadap penetapan hasil pemilu oleh KPU atau KIP dengan medasari alasannya … alasan (...)

62. KETUA: ANWAR USMAN

Itu langsung to the point aja, itu kan penjelasan.

63. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Baik. Kami lanjutkan bahwa setelah Pihak Terkait mempelajari dan meneliti alasan permohonan yang disampaikan oleh Pemohon dalam Perkara a quo, maka Pihak Terkait dapat mengonstatir alasan Pemohon tersebut dalam bentuk sebagai berikut.

a. Kejadian dan bentuk-bentuk pelanggaran mengenai politik uang yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif oleh Pihak Terkait yang berpengaruh terhadap perolehan suara Pemohon.

b. Tindakan Termohon secara melawan hukum meloloskan Paslon H. Saifannur, S.Sos., H. Muzakkar, S.H., M.Si. atau Pihak Terkait yang tidak memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 huruf f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, akan tetapi hanya mendasari pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 556, dan seterusnya.

c. Alasan tentang Panitia Pengawas Pemilihan Bireun tidak mengambil tindakan hukum terhadap adanya kegiatan pratik money politics. d. Alasan tentang adanya teror terhadap atau ancaman yang dilakukan

oleh Paslon Nomor Urut 6 atau Pihak Terkait terhadap Panwaslih Kabupaten Bireun.

e. Alasan tentang panwaslih telah memalsukan nomor laporan dugaan praktik politik uang dengan tujuan untuk tidak dapat melanjutkan

(28)

perkara politik uang itu kepada sentra Gakkumdu karena tidak cukup bukti.

f. Panwaslih tidak menindaklanjuti laporan yang disampaikan oleh pihak lainnya.

g. Panitia pemungutan suara tidak menempelkan formulir C1-KWK pada papan pengumuman.

Bahwa dari alasan permohonan sengketa perselisihan yang disampaikan Pemohon dalam surat Permohonan a quo, ternyata tidak ditemukan satu pun uraian alasan yang berkenaan dengan hasil perhitungan perolehan suara yang ditetapkan oleh Termohon, berbeda dengan perhitungan hasil perolehan suara menurut Pemohon.

Yang kedua, tidak ada satu alasan tentang adanya kesalahan antara hasil rekapitulasi perhitungan suara yang diumumkan Termohon, berbeda dengan hasil rekapitulasi perhitungan yang benar menurut Pemohon.

Pihak Terkait menilai, jika Pemohon mengajukan Permohonan a quo meminta pembatalan keputusan Termohon tentang penetapan rekapitulasi, dan seterusnya adalah semata-mata mendasari permohonannya pada alasan tersebut di atas, maka Pemohon sengketa a quo belum memenuhi alasan substansial permohonan perselisihan hasil perolehan suara, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 75 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi dan belum memenuhi ketentuan Nomor 156 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua dan Undang-Undang dan Peraturan Mahkamah Agung … Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016.

Bahwa Pihak Terkait menilai Mahkamah tidak berwenang memeriksa dan mengadili Perkara Perselisihan a quo karena semuanya berada … yang didalilkan adalah berada di luar kewenangan Mahkamah. Akan tetapi merupakan kewenangan dari panwas, Pengadilan Tata Usaha Negara, kewenangan KPU, kewenangan DKPP, dan kewenangan Mahkamah Agung.

Dua. Keberatan tentang Kedudukan Hukum atau Legal Standing. Bahwa oleh karena jumlah penduduk Kabupaten Bireun adalah 450.554 jiwa, maka berdasarkan Pasal 158 ayat (2) huruf b juncto Pasal 7 ayat (2) huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016, ambang batas untuk dapat mengajukan permohonan perkara PHP ini ke Mahkamah, jika terdapat perbedaan perolehan suara paling banyak 1,5% dari total suara sah hasil perhitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh KPU atau oleh Termohon.

Antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak atau Pihak Terkait berdasarkan penetapan hasil perhitungan suara Termohon dimana secara matematis, perhitungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan matematis, 1,5% dari jumlah total suara sah yang ditetapkan oleh Termohon adalah 200, maaf kami hanya

(29)

menyebutkan jumlah perolehan suara yang disebut oleh pak ... apa … oleh Pemohon, yaitu H. M. Yusuf Abdul Wahab dan dr. Purnama Setiabudi Sp.Og, yaitu 61.186 suara.

Sementara Pasangan Pihak Terkait, H. Saifannur, S.Sos., Dr. H. Muzakkar A. Gani, S.H=74.292 suara. Berdasarkan perhitungan matematis 1,5% dari jumlah total suara sah yang ditetapkan oleh Termohon adalah 212.885 suara. Maka angka selisih suara paling banyak yang menjadi ambang batas untuk dapat mengajukan Permohonan Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan a quo ke Mahkamah adalah apabila angka selisih kurang dari=3.193,27 suara.

Bahwa besaran konkret selisih suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih terbanyak, yaitu Pihak Terkait dalam sengketa a quo berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara Termohon adalah 74.292 suara Pasangan Terkait dikurangi 61.186 suara Pemohon=13.106 suara atau setara dengan 6%.

Bahwa oleh karena selisih suara Pemohon dengan Pihak Terkait sebesar 13.106 suara atau melebihi kurang dari 3.193,27 suara yang disyaratkan oleh ketentuan Pasal 5 ... 158 ayat (2) huruf b juncto Pasal 7 ayat (2) huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016, maka secara hukum, meskipun Pemohon sah sebagai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati beserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017. Namun, berdasarkan Pasal 158 ayat (2) huruf b juncto Pasal 7 ayat (2) huruf b, Pasal 7 ayat (2) huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016, Pemohon bukanlah subjek hukum yang telah memenuhi persyaratan legal standing, mengajukan Permohonan Perkara a quo kepada Mahkamah. Sehingga jelas cukup alasan yuridis bagi Mahkamah untuk menyatakan menerima Eksepsi Pihak Terkait dan menyatakan Permohonan Pemohon dinyatakan tidak dapat diterima.

Bahwa berkaitan dengan pendapat dan pandangan Pemohon pada Angka 3 yang menyandarkan pendapatnya pada beberapa pertimbangan hukum putusan Perkara PUU dan PHPU Mahkamah Konstitusi tahun 2010, 2004, tahun 2008, tahun 2009 agar Mahkamah memperluas penerapan Pasal 158 dalam memeriksa, mengadili Perkara a quo, Pihak Terkait menilai pendapat Pemohon tersebut sangat tidak relevansi diterapkan dalam memeriksa, mengadili, dan memutuskan Perkara PHP a quo karena terdapat perbedaan mendasar antara penghitung … antara pengaturan hukum positif pilkada serentak nomor ... dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dengan pengaturan pemilihan kepala daerah sebelumnya di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007. Sehingga Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tersebut dipandang perlu untuk dilakukan perubahan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.

Penerapan rumusan Pasal 158 secara luas dalam memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara PHP yang diselenggarakan dengan

(30)

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 sama halnya dengan ... sama halnya dengan Mahkamah telah melakukan degradasi keberadaan Undang-Undang Nomor 10 dari sebuah regulasi pelaksanaan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota yang telah diterapkan secara utuh termasuk Pasal 158 dalam dua even pilkada serentak di negeri ... di negara yang berdasarkan hukum itu sendiri.

Jika Mahkamah tidak menggunakan ambang batas, Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dalam Perkara PHP a quo, maka akan melahirkan keputusan yang disparitas dengan putusan Mahkamah dalam perkara pilkada serentak tahun 2015 dan menimbulkan ketidakpastian hukum secara yudikatif.

5. Pendapat Pemohon tersebut hanya menghipnotis tupoksi Mahkamah untuk mundur kembali sebagai lembaga negara superbody satu-satunya yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutuskan semua jenis perkara pelanggaran pemilu ke rezim pemilu sebelumnya. Padahal dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016, yang terakhir diubah dengan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2017, telah dengan tegas menentukan baik jenis pelanggaran sengketa pilkada serentak maupun kompetensi absolut kepada lembaga pemerintah lainnya untuk menyelesaikan sengketa pemilihan gubernur, bupati, dan walikota sesuai tingkatan.

Menurut Pihak Terkait, Mahkamah Konstitusi adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh negara untuk melaksanakan fungsi kewenangan konstitusional sebagai pengawal Undang-Undang Dasar 1945. Dan dalam melaksanakan kewenangan konstitusional tersebut, sebagaimana diatur ... Mahkamah Konstitusi harus memperhatikan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan Peraturan hukum positif lainnya termasuk Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016.

Dalam Pilkada serentak, sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 157 ayat (3) yang menyatakan, ”Perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir, hasil pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi, sampai dibentuknya badan peradilan khusus.”

Dan di dalam Pasal 157 ayat (4) disebutkan bahwa peserta pemilihan dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan perolehan suara oleh KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota kepada Mahkamah Konstitusi.

Dari kedua norma hukum di atas, dapat dipahami bahwa Mahkamah Konstitusi memiliki dua sifat kewenangan dalam memeriksa, mengadili, dan memutuskan Perkara a quo. Yang pertama adalah kompetensi nonperm ... nonpermanen transisional sampai dengan terbentuknya pengadilan khusus.

Yang kedua adalah kewenangan accessoire atau tambahan yang diberikan oleh amanat Undang-Undang Pasal 24 huruf c ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(31)

Bahwa Mahkamah Konstitusi dalam melaksanakan kewenangan tambahan dimaksud haruslah tunduk dan sepenuhnya kepada ketentuan perundang-undangan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai sumber dan landasan kewenangan Mahkamah yang diwajibkan oleh negara untuk melaksanakan Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota bermakna … bukan bermaksud bermakna, Mahkamah adalah mengubah kedudukan dan fungsinya sebagai lembaga konstitusional pemerintah pengawal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Akan tetapi, pada hakikatnya Mahkamah sedang melaksanakan kewenangan tambahan yang bersifat transisional yang diamanatkan oleh undang-undang dan sejalan sesuai dengan kewajiban dan sumpah Mahkamah itu sendiri melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya dengan memegang teguh pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan seluruh peraturan hukum positif sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 21 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi itu sendiri.

Pihak Terkait … Bahwa menurut Pihak Terkait, Mahkamah Konstitusi untuk menjalankan kewenangan nonpermanen dan kewenangan accessoire yang kami sebutkan di atas, mutlak dan tidak ada pilihan hukum, kecuali untuk memperhatikan syarat kumulatif yang harus dipenuhi Pemohon sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 157 ayat (3) dan (4) dan dapat menga … untuk dapat mengajukan sebuah perkara PHP Ke Mahkamah Konstitusi, yaitu harus memenuhi alasan permohonannya dengan alasan-alasan tolak ukur yang menjadi Kewenangan Mahkamah Konstitusi yang ditentukan dalam Pasal 75 tersebut. Mahkamah Konstitusi … 75, yaitu tentang tenggat waktu pengajuan permohonan yang ditentukan dalam 157 ayat (5) dan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 dan kedudukan hukum legal standing Pemohon yang memenuhi ambang batas pengajuan permohonan yang diamanatkan oleh 158 ayat (2) Nomor 10 Tahun 2016 dan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016.

Pihak Terkait memohon kepada Mahkamah agar dalam memeriksa, mengadili, dan memutuskan Perkara PHP a quo, tidak mengambil alih atau menafikkan kewenangan lembaga-lembaga lain yang telah diberikan kompetensi absolut untuk menyelesaikan perkara pelanggaran dalam pilkada serentak (…)

64. KETUA: ANWAR USMAN

(32)

65. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Baik.

66. KETUA: ANWAR USMAN

Lewat itu saja.

67. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Baik, kami lewatkan.

68. KETUA: ANWAR USMAN

Begini, begini. Apa yang di … jadi jangan terlalu jauh itu!

69. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Baik. 9. Bahwa regulasi pembatasan syarat formil ambang batas dalam Pasal 158 ayat (2) Nomor 10 Tahun 2016 telah diakui dan ditindaklanjuti oleh Mahkamah sesuai dengan kewenangan yang diberikan Pasal 86 Undang-Undang Nomor … Peraturan Mahkamah Konstitusi di dalam Pasal 7 ayat (2).

Bahwa pendapat dan pandangan Pemohon yang menawarkan opsi kepada Mahkamah untuk menyandarkan sikap Mahkamah pada pertimbangan hukum putusan perkara PUU dan PHP Mahkamah Konstitusi Tahun 2010, 2004, 2008, 2009 rezim pemilu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 dan mengenyampingkan penerapan ambang batas 158 ayat (2) dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 dalam Perkara PHP a quo adalah sama halnya mengajak Mahkamah sebagai pengawal konstitusi untuk melanggar perundang-undangan dan peraturan Mahkamah Konstitusi itu sendiri.

Dua, Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan.

70. KETUA: ANWAR USMAN

(33)

71. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Baik. Baik. Baik.

72. KETUA: ANWAR USMAN

Apa yang disanggah?

73. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 16/PHP.BUP-XV/2017: BASRUN YUSUF

Bahwa oleh karena Pemohon dalam menentukan … ini tiga hari kerja yang diberikan oleh perundang-undangan untuk mengajukan Permohonan a quo ke Mahkamah didasarkan pada ikan indikator penghitungannya, yaitu sejak diberikan salinan rekapitulasi hasil perhitungan suara pada keesokan harinya tanggal 23 Februari 2017, pukul 10.15 WIB, bukan dihitung sejak hari diumumkan rekapitulasi hasil perhitungan suara Termohon, hari Rabu, tanggal 22 Februari 2017.

Dihubungkan dengan fakta pengakuan Pemohon bahwa sengketa ini diajukan secara online yang didaftarkan pada tanggal 25 Februari 2017, pukul 04.01 WIB dini hari, maka secara hukum terbukti.

a. Pemohon telah salah dalam menghitung dan menentukan tiga hari kerja.

b. Pemohon sengketa a quo telah diajukan … telah diajukan Pemohon … permohonan sengketa a quo telah diajukan Pemohon kepada Mahkamah di luar tenggat waktu tiga hari kerja.

c. Permohonan sengketa ini diajukan dini hari di luar batas jam kerja hari ketiga, yaitu hari Jumat, mulai dari 07.00 pagi sampai dengan jam 24.00 WIB.

d. Permohonan sengketa a quo didaftarkan oleh Pemohon secara online pukul 04.01 WIB dini hari melebihi 4 jam 1 menit di luar tenggat waktu tiga hari kerja yang disediakan oleh perundang-undangan.

Bahwa oleh karena ternyata Permohonan Pemohon diajukan kepada Mahkamah di luar tenggat waktu pengajuan permohonan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 157 ayat (5) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (4) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2017.

Kemudian, sebagaimana Pihak Terkait kemukakan di atas, maka secara yuridis formil telah cukup alasan bagi Mahkamah untuk menyatakan menerima Eksepsi Pihak Terkait dan menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima.

Kemudian Dalam Pokok Perkara ... Dalam Perkara Pokok. Bahwa pada prinsipnya, Pihak Terkait menolak seluruh dalil posita Permohonan dalam Perkara Pokok dan tidak ada hal yang dapat kami akui di sini.

(34)

Dengan mendasari pada uraian-uraian yang telah kami sebutkan di atas, pada prinsipnya, uraian dalam Pokok Perkara ini untuk menghindari pengulangan, kami berpedoman kepada alasan dan keberatan eksepsi kami yang terdahulu.

Oleh karena itu, berkaitan dengan ... yang perlu kami di sini bacakan adalah yang berkaitan dengan menurut Pemohon bahwa Pihak Terkait belum memenuhi ketentuan syarat menurut Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.

Bahwa berkaitan dengan alasan Pemohon tetap berpegang teguh untuk membatalkan Pihak Terkait sebagai paslon karena belum memenuhi syarat formal, syarat sehat jasmani, rohani, dan bebas narkoba adalah alasan Pemohon yang harus ditolak oleh Mahkamah karena terhadap Paslon Pihak Terkait telah dilakukan pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan bebas narkoba pada rumah sakit yang ditunjuk oleh Termohon. Di mana terhadap hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, oleh tim dokter pemeriksa kesehatan paslon terkait telah melakukan kesalahan dalam diagnosa dan menyimpulkan kesehatan Paslon Pihak Terkait, yang selanjut ... tidak memenuhi syarat. Yang selanjutnya, telah digunakan oleh Termohon menjadi dokumen dalam menentukan bahwa Paslon Pihak Terkait belum memenuhi syarat atau TMS.

Kesimpulan dan diagnosa tim kesehatan dan Termohon tersebut telah Pihak Terkait uji secara hukum ke Panwaslih Kabupaten Bireun, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, dan berujung kepada kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang pada akhirnya Mahkamah Agung berkesimpulan dalam pertimbangan hukumnya bahwa hasil tes kesehatan yang dilakukan oleh tim dokter pemeriksa Paslon Pihak Terkait tidak dapat diyakini objektivitas dan tidak relevan dengan kondisi objektif Pihak Terkait. Atas nama H. Saifannur, S.Sos. Sehingga Mahkamah Agung telah mengabulkan kasasi Paslon Pihak Terkait dengan Putusannya Nomor 566/TUN/Pilkada/2016, tanggal 16 Desember 2016, tidak kami bacakan lagi karena ini adalah paralel dengan yang disampaikan oleh Termohon.

Bahwa diloloskannya Pasangan Calon Nomor Urut 6, Pihak Terkait menjadi paslon bupati dan wakil bupati peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bireun Tahun 2017 oleh Termohon adalah berdasarkan.

Satu. Perintah Hukum. Amar Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 566/pilkada/2016 yang bersifat final dan mengikat, serta tidak dapat dilakukan upaya hukum peninjauan kembali, sebagai ditentukan dalam Pasal 154 ayat (10) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.

Dua. Perintah hukum Pasal 154 ayat (11) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang menegaskan KPU provinsi dan/atau KPU kabupaten/kota wajib menindaklanjuti putusan pengadilan tinggi tata

Referensi

Dokumen terkait

Begitu halnya dengan Jovi Adhiguna Hunter yang membawa dirinya kedepan masyarakat luas ( subscriber ) melalui media sosial Youtube, dimana dirinya termasuk dalam seseorang yang

Disiplin terhadap peraturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pasal 3 Ayat 17 yang berbunyi

mengusulkan untuk menerima hipotesis alternatif (ha) dan menolak hipotesis nol (h0), yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar kelompok siswa

Hasil penelitian ini, yaitu perbedaan kelas sosial yang ada pada cerpen “Perkawinan Mustaqimah” karya Zulfaisal Putera yang terbagi menjadi dua, yaitu golongan sangat

Dengan adanya modul pengembangan bimbingan kelompok untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan

Untuk kegiatan sholat wajib dhuhur dan ashar berjamaah siswa berada di tanggung jawab pihak sekolah karena setiap waktunya sholat dhuhur dan sholat ashar siswa di

zingiberi asal Temanggung dan Boyolali yang telah disimpan dalam medium tanah steril selama enam tahun masih tumbuh dengan baik pada medium PDA dan memenuhi cawan Petri setelah

Pengkajian transtivitas terhadap pidato kampanye Ahok pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 menghasilkan tiga simpulan, yakni 1) seluruh tipe transitivitas