• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI KEGIATAN UKS DI MIS SAPUGARUT KABUPATEN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI KEGIATAN UKS DI MIS SAPUGARUT KABUPATEN PEKALONGAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI KEGIATAN UKS DI MIS SAPUGARUT

KABUPATEN PEKALONGAN

A.Gambaran Umum MIS Sapugarut Kabupaten Pekalongan

1. Sejarah Singkat Berdirinya MIS Sapugarut

MIS Sapugarut merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar yang ada di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan berbasis islam dibawah naungan Ma'arif NU. MIS Sapugarut berdiri pada tanggal 2 Oktober 1968 atas prakarsa tokoh-tokoh masyarakat, antara lain: 1) H Marzuki Mawardi, 2) H Kaprawi Mawardi, 3) H Abdul Bari Kaprawi, 4) H Imron Masyadi, 5) H Ali Masyadi, 6) H Misbah, 7) Kyai Munajad Toyib, 8) Hj Ramlah, 9) Hj. Zaenab, 10) Badrun Sanusi, dan 11) Mahfudz.

Para tokoh masyarakat beserta masyarakat sapugarut khususnya warga jam'iyah NU bergotong royong mendirikan MIS sapugarut diatas tanah wakaf sekitar 1.035 m2 dengan 8 lokal ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang perpustakaan, 7 ruang kamar mandi. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya terus mengalami pertambahan ruang gedung dalam rangka memenuhi kapasitas siswa yang semakin bertambah.

Dengan bertambahnya usia dari tahun ke tahun MIS sapugarut membenahi baik fisik maupun sarana dan yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas pendidikan, begitu juga yang semula hanya 57 siswa sekarang menjadi 242 siswa. Jumlah guru yang semula hanya 6 orang sekarang menjadi 13 orang. Yang rata-rata berpendidikan Sarjana. Semua itu

(2)

tidak lepas dari peran serta masyarakat yang mendukung kelangsungan kegiatan pendidikan di MIS sapugarut.1

MIS Sapugarut sekarang berstatus terakreditasi A dengan tanggal pendirian 02 Oktober 1968 dengan SK Tanggal dan Surat Keputusan: WK/56/452/PGM/MI/1986. Adapun Nomor Statistik Madrasah: 152032614062, Nomor Identitas Madrasah: 1253/203/002. Nama dan Badan Penyelenggaraa: LP Ma’arif NU dengan Tanggal dan No. Akte Notaris: 103/Tanggal 15 Januari 1986 dan saat ini yang ditunjuk sebagai Kepala Madrasah adalah Sholichin, S.Pd.I

2. Letak Geografi MIS Sapugarut

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Sapugarut merupakan salah satu Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah bercirikan Islam yang berlokasi di Sapugarut Gang 13 Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan Propinsi Jawa Tengah dan telah menempati tanah serta gedung milik sendiri seluas 1003 M³ yang merupakan tanah wakaf yang telah diserahkan dan disertifikatkan atas nama MIS Sapugarut dari salah satu pengurus NU Ranting Sapugarut Kecamatan Buaran kabupaten Pekalongan.

Tanah tersebut telah dipergunakan untuk pergedungan dengan Luas Bangunan: 780 M² diantraranya untuk ruang kelas, perpustakaan, ruang guru, ruang Kepala Madrasah, halaman atau lapangan olah raga dan kegiatan lainnya, tempatnya sangat strategis tidak jauh dari jalan raya sehingga masalah transportasi tidak ada kendala, sebagai pusat kota yang

1 Sholichin, selaku Kepala sekolah di MIS Sapugarut Buaran pekalongan, Wawancara

(3)

berbatasan dengan wilayah Kota Pekalongan dari arah selatan yang berjarak 4 KM.2

Adapun batas wilayahnya adalah sebagai berikut : a. Sebelah selatan dibatasi oleh desa Bligo

b. Sebelah timur dibatasi oleh desa Bligo c. Sebelah utara dibatasi oleh desa Wonoyoso d. Sebelah barat dibatasi oleh desa Coprayan.3 3. Keadaan Guru, Murid dan Penjaga di MIS Sapugarut

Peran guru dalam proses pengajaran bagaikan motor pengerak yang membimbing dan mengarahkan untuk mencapai sasaran yang telah di tentukan, sehingga guru diharapkan mampu menciptakan suasana komunikatif dan edukatif dalam proses pengajaran.

Karyawan di MIS Sapugarut termasuk penjaga bertugas dan bertangung jawab akan kebersihan, keamanan lingkungan sekolah dan menyiapkan kebutuhan guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat data berikut:4

2 Sholichin, selaku Kepala sekolah di MIS Sapugarut Buaran pekalongan, Wawancara

Pribadi yang dilaksanakan pada Senin. 5 Nopember 2014.

3

Data Dokumentasi MIS Sapugarut Buaran Pekalongan, dikutip tanggal 5 Nopember 2014.

4 Data Dokumuentasi MIS Sapugarut Buaran Pekalongan, dikutip tanggal 5 Nopember

(4)

Tabel 1

Data Guru dan Karyawan MIS Sapugarut Buaran Pekalongan

Tahun Pelajaran 2014/20155 NO NAMA Status Pegawai L/ P

TEMPAT dan TANGGAL LAHIR

IJAZAH dan TAHUN

MULAI TUGAS

1 Sholichin, S. Pd.I Swasta L Pekalongan, 15-05-1962 S1/2011 01-05-1990

2 Kunaeroh Swasta P Pekalongan, 14-11-1954 Mualimat,72 01-08-1973

3 Dewi Rahmawati, S.Pd.I Swasta P Pekalongan, 11-01-1963 S1/2011 01-08-1984

4 Abdul Kholiq Swasta L Pekalongan, 08-01-1960 MAS/1980 01-08-1985

5 Nur Afif, S.Pd.I Swasta L Pekalongan, 29-01-1966 S1/2011 01-10-1989

6 Umroh, S.Pd.I Negeri P Pekalongan, 21-06-1972 S1/2010 01-07-1996

7 Shobirin, S.Pd.I Negeri L Pekalongan, 04-04-1968 S1/2012 01/02/2013

8 Mustofa, S.Pd.I Negeri L Batang, 27-07-1978 S1/2011 16-07-2005

9 Nunung Fadhlah, S.Pd.I Negeri P Pekalongan, 15-7-1979 S1/2009 15-07-2013 10 Rakhmat Randyan Yusuf Swasta L Pekalongan, 20-8-1989 Ponpes/2008 01-07-2011 11 Hajam Al Khamdani, S.Kom Swasta L Pekalongan, 17-10-1988 S1/2011 01-07-2011 12 Laela Hijatul Isna, S.Pd Swasta P Pekalongan, 05-04-1990 S1/2009 18-07-2012 13 Ibadurrohman, S.Pd.I Swasta L Pekalongan, 20-01-1987 S1/2009 18-09-2012

14 Agus Swasta L Pekalongan, 20-01-1967 SD 01-06-1980

Sedangkan siswa adalah salah satu faktor penting di dalam belajar mengajar di sekolah, karena siswa-siswalah yang menjadi subyek pendidikan. Siswa memiliki peranan penting dalam rangka cerminan bagi kemajuan sekolah. Keberadaan siswa yang belajar di MIS Sapugarut mendapat pembelajaran, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama.

5 Data Observasi di MIS Sapugarut Buaran Pekalongan, dilaksanakan tanggal 3

(5)

Semakin tinggi prestasi belajar yang diraih oleh siswa-siswanya yang belajar di sekolah tersebut, maka semakin baik mutu pendidikan suatu satuan pendidikan. Untuk mengetahui keadaan siswa di MIS Sapugarut, berikut adalah data siswa dalam 3 tahun terakhir6 dengan data tabel sebagai berikut:

Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas L P Jumlah I 20 21 41 II 25 22 47 III 24 17 41 IV 19 30 49 V 14 16 30 VI 22 18 40 Jumlah 124 124 248 Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas L P Jumlah I 15 24 39 II 20 21 41 III 25 22 47 IV 24 17 41 V 19 30 49 VI 14 16 30 Jumlah 119 130 249 Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas L P Jumlah I 13 12 25 II 15 24 39 III 20 21 41 IV 25 22 47 V 24 17 41 VI 19 30 49 Jumlah 116 126 242

6 Dokumentasi MIS Sapugarut Buaran Pekalongan, dilaksanakan tanggal 3 Nopember

(6)

B.Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Partisipasi Kegiatan UKS di MIS Sapugarut Tahun Pelajaran 2014/2015 1. Pelaksanaan MBS dalam Kegiatan Pendidikan di MIS Sapugarut Tahun

Pelajaran 2014/2015

Sebagai bentuk pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), MIS Sapugarut berupaya melibatkan semua unsur yang ada mulai dari kepala sekolah, guru, masyarakat, sarana prasarana serta unsur terkait lainnya. Kepala sekolah misalnya dalam hal ini sebagai pemegang kendali di sekolah harus mempunyai pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan.

Menurut Bapak Sholichin, S.Pd.I selaku Kepala MIS Sapugarut tugas Kepala Sekolah dalam pelaksanaan MBS dinyatakan sebagai berikut: “Kepala sekolah dalam pelaksanaan MBS dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer dalam peningkatan proses belajar mengajar dengan melakukan supervisi atau pengamatan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran, melakukan pembinaan dan memberikan saran-saran positif kepada guru agar dalam bekerja secara optimal.”7

Hal ini menunjukkan bahwa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS), seorang Kepala Sekolah atau kepala madrasah dituntut untuk mampu mengelola kinerja para guru dengan sebaik-baiknya dan dapat menciptakan suasana kondusif dalam lingkungan kerja sehingga semua dapat berperan dan bekerja secara optimal dalam mencapai visi, misi dan tujuan MIS Sapugarut tersebut.

7 Sholichin, selaku Kepala MIS Sapugarut, Wawancara Pribadi, yang dilaksanakan pada

(7)

Begitupun dengan guru selaku tenaga pendidik dalam pelaksanaan MBS, guru dituntut akan kompetensi sebagaimanan yang dinyatakan oleh Ibu Kunaeroh salah satu guru di MIS Sapugarut dengan pernyataan sebagai berikut:

“Guru harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran juga dituntut untuk berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru juga harus mempersiapkan isi materi pengajaran, bertanggungjawab atas jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik serta keindahan dan kebersihan kelas. Kreativitas dan daya cipta guru untuk mengimplementasikan MBS perlu terus menerus didorong.”8

Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di MIS Sapugarut berdasarkan observasi atau pengamatan menunjukkan bahwa kepemimpinan sekolah dilaksanakan dengan efektif, di mana Kepala Sekolah selaku pemimpin mampu mendorong kepada para guru maupun karyawan untuk dapat melaksankan tugasnya secara optimal, tanpa terkesan dipaksakan oleh Kepala Sekolah tersebut.

Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) diantaranya dengan mengaplikasikan kurikulum yang telah ditetapkan bersama di awal Tahun Pelajaran untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran maupun non pembelajaran di MIS Sapugarut. Pelaksanaan konsep ini ternyata mampu menggugah kemauan para pendidik atau guru sebagai elemen penting di sekolah untuk secara sadar dan bertanggung jawab untuk melakukan inovasi-inovasi pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi belajar, kemampuan, bakat dan keterampilan yang para peserta didik miliki.

8 Kunaeroh, selaku Guru MIS Sapugarut, Wawancara Pribadi, yang dilaksanakan pada

(8)

Begitupun dalam proses pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik di MIS Sapugarut menjalankan proses pembelajaran tanpa merasa diawasi dan terkekang, sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berlangsung dengan tertib lancar dan efektif. Mereka secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah, baik yang bersifat wajib maupun tambahan berupa kegiatan ektrakurikuler yang ada di MIS Sapugarut.

Adapun peran masyarakat yang dikelola oleh pihak MIS Sapugarut dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ditunjukkan dengan keterlibatan masyarakat dalam menentukan kebijakan di MIS Sapugarut tersebut. Dengan demikian keputusan-keputusan yang diambil akan lebik baik khususnya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Masyarakat juga ikut serta dalam mengawasi dan membantu sekolah dalam kegiatan yang ada termasuk kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan atau implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di MIS Sapugarut telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan semua pihak memahami prosedur mutu yang berlaku pada unit kerjanya masing-masing. Di mana pihak sekolah memberikan ruang sepenuhnya kepada para siswa agar mampu berkembang secara optimal melalui program kegiatan ekstrakurikuler, yang mana dalam hal ini mendapat partisipasi dari para orang tua atau masyarakat dalam mengembangkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MIS Sapugarut tersebut.9

(9)

2. Partisipasi Warga Sekolah dalam Kegiatan Ekstrakurikuler UKS di MIS Sapugarut Tahun Pelajaran 2014/2015

a. Kegiatan Kebersihan

Pembinaan lingkungan kehidupan di MIS Sapugarut dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat. Kegiatan bina lingkungan kehidupan sekolah sehat yang kami lakukan meliputi dua hal, yaitu kegiatan bina lingkungan fisik dan kegiatan bina lingkungan mental sosial sehingga tercipta suasana dan kelembagaan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

Jenis-jenis kegiatan dalam rangka menciptakan lingkungan yang sehat di MIS Sapugarut adalah sebagai berikut:

1) Kesehatan Lingkungan Sekolah

Pengawasan kebersihan lingkungan dilaksanakan bersama oleh guru, dan petugas puskesmas setempat.

2) Pengawasan Warung Sekolah

Warung sekolah yang disediakan tidak sekedar warung makan biasa. Selain menyediakan aneka jenis makanan yang bergizi, alat-alat tulis serta berbagai barang keperluan sekolah. Jenis makanan yang tersedia sangat beragam baik makanan berat maupun ringan. Makanan yang disediakan di warung sekolah

(10)

adalah makanan yang kaya akan kandungan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lain-lain. Makanan yang tersedia disajikan dengan baik, tertutup rapi dan terjamin kebersihannya. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik maka warung sekolah menyediakan tenaga tetap yang bertugas melayani para pembeli. Pihak MIS Sapugarut juga menyediakan sarana untuk mencuci tangan maupun peralatan makan dengan air yang bersih, sehingga kebersihan selalu terjaga. Apabila para siswa selesai makan jajan atau melakukan aktivitas dapat mencuci tangan dan mulut di tempat yang telah disediakan tersebut.

Kegiatan kebersihan di MIS Sapugarut melibatkan semua elemen di sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, para guru dan juga para siswa. Pihak sekolah tidak menggantungkan sepenuhnya kepada penajaga atau tukang kebersihan sekolah. Hal ini menunjukkan kegiatan kebersihan dilakukan dengan mengembangkan manajemen berbasis sekolah (MBS).10

b. Pemotongan Kuku

Selain kegiatan kebersihan lingkungan sekolah, di MIS Sapugarut setiap 1 minggu sekali diadakan pemeriksaaan kuku. Kebersihan kuku mencerminkan kebersihan diri anak secara keseluruhan, karena kuku adalah salah satu bagian tubuh yang selalu tumbuh dan panjang, sehingga harus dipotong paling tidak satu minggu sekali, supaya

(11)

kuman-kuman tidak masuk dan bersarang di dalamnya sehingga bisa menimbulkan penyakit bagi anak itu sendiri. Kegiatan pemeriksaan kuku dan pemotongan kuku yang panjang serta kotor yang dilakukan oleh pihak MIS Sapugarut dengan memberikan tugas kepada para guru setiap hari sabtu pagi menjelang kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas masing-masing.

Kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semua murid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut ini dilakukan karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dan dilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu kelompok ini juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di bawah bimbingan dan pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini sangat potensial untuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat.

Kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di MIS Sapugarut yang melaksanakan pelayanan kebersihan kuku secara terencana pada para siswa dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan.11

(12)

Tujuan Kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut adalah tercapainya kebersihan pada diri siswa yang optimal, siswa mempunyai pengetahuan tentang kebersihan kuku dan siswa mempunyai sikap/kebiasaan memelihara diri terhadap kesehatan diri sendiri terutama menjaga kebersihan kuku. Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan UKS adalah:

1) Meningkatnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan kuku

2) Meningkatnya sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kebersihan kuku

3) Dengan adanya pemeriksaan kuku secara rutin dapat menjadikan anak sekolah mampu menjaga dirinya sendiri dengan mencegah terjadinya penyakit serta mampu mengetahui akan pentingnya menjaga kebersihan dirinya sendiri.

Tenaga pelaksana Kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut terdiri dari: tenaga pelaksana di sekolah meliputi petugas UKS, Guru Kelas dan Guru Olahraga. Peran guru dalam kegiatan Kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut antara lain:

1) Memeriksa kebersihan kuku siswa 2) Menyuruh siswa agar memotong kuku

3) Memberikan sanksi apabila siswa tidak memotong kuku.

Peran Petugas UKS dalam kegiatan pemotongan kuku di MIS Sapugarut yaitu terlibat secara penuh dalam pemeriksaan kuku siswa. Pelayanan kesehatan di MIS Sapugarut dilaksanakan dengan kegiatan

(13)

komprehensip. Meliputi: kegiatan peningkatan kesehatan (promotif), kegiatan pencegahan (preventif) serta kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif rehabilitatif)

Adapun jenis-jenis pelayanannya sebagai berikut: 1) Penjaringan kesehatan murid

Penjaringan murid adalah khusus untuk kelas I. Hal ini dilakukan secara rutin tiap tahun pelajaran baru.

2) Pemeriksaan berkala pada siswa

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kesehatan peserta didik secara periodik. Bentuk kegiatannya antara lain: pengukuran tinggi badan, pemeriksaan gigi, penimbangan berat badan, tes ketajaman mata dan lain-lain.

Kegiatan pemeriksaaan dan pemotongan kuku bagi siswa sebagai bagian dari ekstrakurikuler UKS yang melibatkan semua pihak. Pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) terlihat dengan melibatkan peran partisipasi pihak-pihak terkait terhadap program yang diselenggarakan di MIS Sapugarut tersebut, termasuk dari pihak Kepala Sekolah, Dewan guru, masyarakat dan Pengurus atau Komite sekolah serta para siswa sebagai warga sekolah.12

(14)

c. Kegiatan Imunisasi

Pemberian imunisasi dilaksanakan oleh tim medis dari Puskesmas Kecamatan Buaran, bentuk imunisasinya adalah DT dan TT. Penyakit yang tidak bisa diobati di sekolah maka dilakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih baik yaitu ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Di MIS Sapugarut merupakan salah satu kelompok yang strategis untuk diikutsertakan dalam upaya kegiatan imunisasi. imunisasi dilaksanakan melalui kegiatan pokok yang diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Puskesmas. program ini merupakan upaya menjaga kesehatan siswa sejak dini yang dititik beratkan pada upaya penyuluhan dan pemberian vaksin.

Kegiatan imunisasi adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semua murid sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal.

Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dan dilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu kelompok ini juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di bawah bimbingan dan

(15)

pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini sangat potensial untuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat.13

Upaya pendekatan pelayanan kesehatan sebanyak mungkin mengikut-sertakan masyarakat dalam kegiatan penanggulangannya dan masyarakat sekolah dasar merupakan suatu kelompok yang sangat strategis karena usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas, menunjukkan pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang ada di MIS Sapugarut melalui optimalisasi program ekstra kurikuler Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian terhadap keladi tikus oleh Fakultas Farmasi Universutas Pancasila Jakarta dengan menggunakan bahan koleksi Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI menunjukkan bahwa

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah persepsi nilai, emotional branding , dan kepercayaan merek berpengaruh kepada loyalitas pengguna sepeda

Salah satu cara mengidentifikasi lahan ruang luar adalah melalui pemetaan dengan metode Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis. GIS

638/BPBD/2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi

Suatu kondisi B/L yang dikeluarkan dalam kondisinya tidak sesuai dengan keberangkatan kapal yang sesungguhnya karena sesuatu hal misal karena order barang harus dikirim

Pada penelitian ini didapatkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa rata-rata morfologi spermatozoa wistar jantan ( Rattus norvegicus ) setelah diberi perlakuan dengan

kelemahan produk saturation dan konsumen mulai melihat sesuatu yang baru ditawarkan produk pesaing. • Produk saturation sebentar

Hasil penelitian ini menyatakan setiap orang atau rumah tangga yang memiliki kualitas kewirausahaan memiliki kemampuan untuk menciptakan kesempatan kerja, walaupun tidak