• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU."

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Wulandari 11101241039

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Segala sesuatu yang kamu miliki, seberapa banyak yang kamu miliki, apapun kondisinya gunakan dengan wajar dan bijak”

(Anonim)

“Jaga segala yang kamu miliki, tak peduli seberapa besarnya”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga karya ini telah terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku yang selalu menyayangi, mencintai, dan mendukung semua usahaku

(7)

vii

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU

Oleh: Wulandari 11101241039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penggunaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu; (2) pemeliharaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu; (3) penyimpanan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu; (4) kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian evaluasi. Populasi penelitian terdiri dari 36 sekolah, dengan responden sebanyak 36 kepala sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket semi terbuka, observasi, dan studi dokumen. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menguji validitas isi yang dihitung menggunakan rumus Koefisien Reprodusibilitas dan

Koefisien Skalabilitas, sedangkan uji reliabilitas instrumen dihitung menggunakan

rumus KR20. Teknik analisis data yang digunakan yaitu persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penggunaan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu sudah baik dengan persentase sebesar 74%; (2) penyimpanan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu sudah baik dengan persentase sebesar 77%; (3) pemeliharaan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu sudah baik dengan persentase sebesar 81%; dan (4) kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu baik dengan persentase sebesar 79%.

(8)
(9)

ix

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

(10)

x

2. Jenis Sarana Prasarana ... 10

B. Pengelolaan Sarana Prasarana ... 12

1. Pengertian Pengelolaan ... 12

2. Tujuan Pengelolaan ... 13

3. Pengertian Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan... 14

4. Tujuan Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan ... 15

5. Fungsi- fungsi Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan ... 16

C. Standar Sarana Prasarana Pendidikan ... 21

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

E. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

C. Variabel Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 35

E. Subyek dan Populasi Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrumen Penelitian ... 38

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

I. Teknin Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 42

(11)

xi

1. Penggunaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan

Semanu ... 44

2. Penyimpanan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 47

3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 51

4. Kondisi Sarana Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 55

C. Pembahasan ... 56

1. Penggunaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 56

2. Penyimpanan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 62

3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 69

4. Kondisi Sarana Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 74

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sarana di Ruang Kelas ... 23

Tabel 2. Sarana di Perpustakaan ... 24

Tabel 3. Sarana Laboratorium IPA ... 25

Tabel 4. Sarana Ruang Pimpinan ... 26

Tabel 5. Sarana Ruang Guru ... 27

Tabel 6. Sarana Tempat Ibadah ... 27

Tabel 7. Sarana Ruang UKS ... 28

Tabel 8. Sarana Toilet dan Kamar Mandi ... 29

Tabel 9. Sarana Gudang ... 29

Tabel 10. Sarana Tempat bermain/ berolahraga ... 31

Tabel 11. Daftar Nama Sekolah... 36

Tabel 12. Kategori Persentase Pengelolaan Sarana Prasarana SD ... 42

Tabel 13. Daftar Gugus dan Sekolah di UPT Kecamatan Semanu ... 43

Tabel 14. Persentase Indikator Rasio Kebutuhan Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu... 46

Tabel 15. Persentase Indikator Fungsi Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Seanu ... 47

Tabel 16. Persentase Indikator Tertata dalam Penyimpanan Sarana dan Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 49

Tabel 17. Persentase Indikator Aman dalam Penyimpanan Sarana dan Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 50

Tabel 18. Persentase Indikator Waktu Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu... 52

Tabel 19. Persentase Indikator Sifat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 53

Tabel 20. Rekapitulasi Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 54

(13)

xiii

Tabel 22. Persentase Rekapitulasi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 62 Tabel 23. Persentase Rekapitulasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi- kisi Instrumen ... 86

Lampiran 2. Angket Penelitian ... 88

Lampiran 3. Rekapitulasi Data Hasil Uji Validitas ... 102

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 105

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 107

Lampiran 6. Surat Perizinan Penelitian ... 119

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam memajukan negara. Sistem Pendidikan yang baik akan melahirkan manusia yang berkualitas, sehingga bisa membangun bangsa dan negara. Seperti yang tercantum dalam UU No 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tujuan pendidikan yaitu “…untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Manajemen diperlukan untuk mengelola seluruh komponen pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan, terutama pada pendidikan dasar. Manajemen merupakan istilah yang tidak asing lagi di dunia kerja bahkan dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, manajemen sering disebut dengan Manajemen Pendidikan. Manajemen sangat diperlukan oleh dunia pendidikan untuk mengatur dan mengelola segala komponen pendidikan, demi kelancaran proses pendidikan. Banyak hal yang diatur dalam manajemen pendidikan salah satunya yaitu sarana prasarana pendidikan.

(17)

2

sekolah); ruang guru; tempat ibadah; ruang UKS; jamban (toilet); gudang; ruang sirkulasi; dan tempat bermain/ berolahraga. Beberapa sarana prasarana tersebut yang setidaknya harus dimiliki sekolah, dan harus dikelola.

Pengelolaan sarana prasarana (Suryosubroto, 2004:116) meliputi: penentuan kebutuhan; pengadaan; pemakaian; pencatatan; dan pertanggungjawaban. Pengelolaan sarana prasarana dilakukan untuk menjaga kondisi sarana dan prasarana agar tetap baik. Pada proses pengelolaan sarana prasarana ada bagian penting yang harus diperhatikan yaitu penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan, karena ketiga proses tersebut yang paling berpengaruh terhadap kondisi sarana prasarana pendidikan. Cara menggunakan, menyimpan, dan memelihara sebuah sarana atau prasarana pendidikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi sarana atau prasarana tersebut. Jika suatu sarana prasarana pendidikan digunakan sesuai fungsinya, kemudian disimpan di tempat yang aman dan sesuai ketentuan, serta dilakukan pemeliharaan secara berkala maka kondisi sarana prasarana akan tetap terjaga dan kebermanfaatannya akan lebih lama.

(18)

3

diperlukan, agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Apabila pengelolaan dilakasanakan dengan baik, maka kondisi sarana prasarana akan terjaga sehingga proses pembelajaran akan berjalan lancar. Namun kondisi sebenarnya di lapangan sarana prasarana belum sesuai yang diharapkan.

UPT Kecamatan Semanu terdiri dari 32 SD/MI Negeri dan 4 MI Swasta. Sekolah di UPT Kecamatan Semanu memiliki sarana dan prasarana yang bervariasi, ada sekolah yang memiliki sarana prasarana lengkap sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan ada yang memilki sarana prasarana belum lengkap. Sekolah yang belum memiliki sarana prasarana sesuai SPM misalanya belum memiliki ruang UKS, ruang perpustakaan yang memadai, gudang yang memdai, dan lahan bermain berolahraga yang terlalu sempit. Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru yang menangani sarana prasarana di beberapa sekolah di wilayah UPT Kecamatan Semanu ini masih dijumpai masalah terkait penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan.

(19)

4

pencatatan peminjaman. Selain itu koleksi perpustakaan juga belum lengkap, dan masih seadanya.

Salah satu sekolah belum menggunakan gudang sebagai tempat penyimpanan sarana prasarana secara maksimal, sehingga penataan kurang teratur. Gudang dan mushola menjadi satu ruangan, namun diberi penyekat, sehingga gudang terlihat sempit. Gudang digunakan untuk menyimpan meja, kursi, dan peralatan praktik yang sudah rusak. Selain itu gudang juga digunakan untuk menyimpan peralatan ekstra drumband dan juga karawitan. Beberapa alat KIT IPA juga disimpan di sana. Meja, kursi, komputer dan beberapa model kerangka manusia yang rusak ditumpuk begitu saja di dalam gudang.

Beberapa sekolah belum memiliki laboratorium IPA, sehingga memanfaatkan kelas sebagai laboratorium IPA. Peralatan IPA disimpan di dalam kelas yang paling sering menggunakan alat tersebut, sehingga penyimpanannya tercecer. Alat praktik dan alat peraga IPA yang sering digunakan disimpan di dalam kelas agar memudahkan siswa saat akan menggunakannya. Peralatan IPA yang disimpan di dalam kelas yaitu alat peraga gerhana matahari, gerhana bulan, dan tata surya.

(20)

5

Beberapa peralatan ekstrakurikuler telah rusak, sehingga kegiatan ekstra sedikit terhambat. Perbaikan peralatan ekstrakurikuler terhambat oleh biaya. Peralatan yang rusak ialah beberapa peralatan drumdband, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu peralatan karawitan juga masih beberapa yang tidak berfungsi secara maksimal.

Kondisi untuk sekolah swasta di UPT Semanu berdasarkan observasi juga masih jauh dari sempurna. Seperti kondisi yang ada di MI Yappi Sendang yang belum memiliki perpustakaan. Penggunaan bahan ajar juga belum satu buku untuk satu anak, karena kekurangan bahan ajar. Kondisi salah satu gedung yaitu gedung untuk ruang guru, kelas V dan kelas VI atapnya rusak dan bocor ketika musim hujan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh sekolah yaitu dengan melakukan kerja bakti untuk memperbaiki atap gedung bekerja sama dengan wali murid siswa.

(21)

6 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sarana prasana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu, sebagai berikut:

1. Belum semua sekolah memiliki ruang perpustakaan tersendiri, sehingga penggunaan belum bisa dimaksimalkan.

2. Koleksi perpustakaan sekolah masih terbatas.

3. Sebagian sekolah memiliki gudang dan mushola yang menjadi satu ruangan, sehingga tempat penyimpanan terbatas.

4. Beberapa sekolah menyimpan sarana prasarana di gudang belum ditata secara rapi dan teratur.

5. Sebagian sekolah memiliki gedung dan atap sekolah rusak dan bocor ketika musim hujan.

6. Beberapa sekolah belum memiliki laboratorium, dan masih memanfaatkan kelas.

C. Batasan Masalah

(22)

7 D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil penilaian penggunaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

2. Bagaimana hasil penilaian pemeliharaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

3. Bagaimana hasil penilaian penyimpananan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

4. Bagaiman hasil penilaian kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu dibandingan dengan Permen No. 24 Tahun 2007? E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penilaian :

1. Penggunaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

2. Pemeliharaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

3. Penyimpananan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

(23)

8 F. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretik:

1. Hasil penelitian ini bisa sebagai referensi untuk menambah pengetahuan terkait sarana prasarana sekolah dasar.

2. Hasil penelitan ini bisa sebagai dasar dan masukan untuk dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis:

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk mengelola sarana prasarana di sekolah dasar.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.

(24)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Sarana Prasarana

1. Pengertian Sarana Prasarana

Prasarana ditinjau dari arti kata (H. M Daryanto, 2011:51) adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan, sedangkan sarana ialah alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut (Mujamil Qomar, 2007:170) sarana pendidikan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dalam pembelajaran, sedangkan prasarana pendidikan ialah fasilitas penunjang yang tidak langsung digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut (Suharno, 2008:30) secara ringkas menyebutkan bahwa sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, sedangkan prasarana ialah yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

(25)

10 2. Jenis Sarana Prasarana

Sarana pendidikan menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2004:2) dikelompokan berdasarkan sudut pandang : “(1) habis tidaknya dipakai; (2)

bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.” Jenis sarana pendidikan berdasarkan pengelompokan

tersebut dijabarkan oleh Ibrahim Bafadal (2004:2) yaitu: a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

1. Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, misalnya kapur tulis dan bahan kimia yang digunakan dalam pemebelajaran IPA.

2. Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus- menerus dalam waktu yang relatif lama, misalnya bangku sekolah, mesin tulis, globe, dan alat olahraga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya 1. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, misalnya bangku lemari arsip dan bangku sekolah.

2. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sulit untuk dipindahkan, misalnya peralatan yang berkaitan dengan Perusahaan Air Minum Daerah.

c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

1. Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, misalnya kapur tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.

(26)

11

Prasarana pendidikan menurut Ibrahim Bafadal (2004:3) dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.

2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharsimi AK dalam B. Suryosubroto (2004:114) dapat dikelompokkan menjadi:

a. “Alat pelajaran, b. Alat peraga, c. Media Pengajaran.”

Ruang lingkup fasilitas sekolah antara lain (Popi Sopiatin, 2010:71-87): a. Lahan

(27)

12

B. Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan sering disamakan dengan istilah manajemen, yaitu menurut Maman Ukas yang dikutip oleh Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013:23) menyebutkan bahwa “manajemen berasal dari kata to manage yang

berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.”

Berdasarkan pendapat tersebut berarti mengelola bisa diasumsikan sama dengan manajemen, dan pengertian pengelolaan bisa diartikan sama dengan pengerian manajemen.

Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013:26):

“manajemen adalah suatu proses khas terdiri dari tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya.”

Suharno (2008:2) juga berpendapat bahwa manajemen adalah “suatu

proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efekif dan efisien.” Secara ringkas (Engkoswara dan Aan Komariah, 2011:85)

(28)

13

seni terlihat dari perbedaan cara seseorang dalam memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas berarti manajemen bisa diartikan sebagai proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak yang dilaksanakan pemimpin, sampai pengendalian untuk memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga tujuan bisa dicapai melalui cara terentu sesuai gaya pemimpin.

2. Tujuan Pengelolaan

Tujuan dilaksanakannya pengelolaan, atau sering disebut dengan manajemen yaitu agar rencanan pendidikan dapat dilaksanakan secara sistematis, dan dapat dievalusi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mancapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien (Engkoswara & Aan Komariah, 2011:89). Menurut Shrode dan Voich (Nanang Fattah, 2004:15) secara singkat menyebutkan tujuan manajemen adalah produktivitas dan kepuasan, yang mencakup peningkatan mutu pendidikan pada lulusannya, keuntungan yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah dan nasional, serta tanggung jawab sosial.

Menurut Didin Kurniadin & Iman Machali (2013:125) tujuan manajemen pendidikan yaitu:

a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(29)

14

c. Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidikan dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidikan dan tenaga kependidikan sebagai manajer).

d. Terciptanya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

e. Terbekalinya tenaga kependidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultasi manajemen pendidikan).

f. Teratasinya masalah mutu pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas maka tujuan adanya pengelolaan yaitu untuk mengatur pelaksanaan dari rencana- rencana pendidikan yang telah ditetapkan agar semua tujuan pendidikan bisa tercapai.

3. Pengertian Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan

Pengelolaan sarana prasarana pendidikan Menurut Rosivia (2014) “pengelolaan sarana prasarana merupakan proses pengurusan sarana

prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, alat- alat dan media pembelajaran lainnya agar tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien.”

Hadari Nawawi (1985:62) menyebutkan bahwa pengelolaan sarana prasarana adalah “usaha pelayanan bagi personal dalam satuan kerja di lingkungan suatu organisasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.” Sedangkan A.L Hartani (2011:136) mengartikan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah “suatu aktivitas menyeluruh yang dimulai

(30)

15

sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

4. Tujuan pengelolaan sarana prasarana pendidikan

Tujuan dilaksanakannya pengelolaan sarana prasarana pendidikan yaitu untuk menciptakan sekolah bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi guru maupun siswa, serta untuk menyediakan alat- alat atau fasilitas belajar yang memadai, dan mendukung proses pendidikan dan pengajaran (Suharno, 2008:30). Tujuan pengelolaan sarana prasarana menurut A.L Hartani (2011:138) ialah:

“sistem organisasi yang efektif serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan para tenaga terampil untuk meningkatkan pemanfaatan dan pendapatan dari properti tersebut dan bersamaan dengan itu pula menjamin serta melindungi properti dan peralatan dari kerusakan serta limbah dengan cara pemeliharaan yang baik dan benar.”

(31)

16

5. Fungsi- fungsi pengelolaan sarana prasarana pendidikan

Fungsi pengelolaan sarana prasarana pendidikan yaitu diantaranya: perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, dan penataan (Suharno, 2008:30). Kegiatan atau fungsi pengelolaan sarana prasarana menurut Mujamil Qomar (2007:171) meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, dan penataan.

Pendapat lain menurut B. Suryosubroto (2004:115) fungsi pengelolaan sarana prasarana meliputi: penentuan kebutuah, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan/ pengurusan, pertanggungjawaban. Ibarahim Bafadal (2004:8) berpendapat bahwa fungsi pengelolaan sarana prasarana pendidikan yaitu: “(1) pengadaan; (2) pendistribusian; (3) penggunaan dan pemeliharaan; (4) inventarisasi; dan (5) penghapusan perlengkapan pendidikan.”

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka secara singkat fungsi pengelolaan sarana prasarana yaitu perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan penghapusan.

Berdasarkan pendapat dari Departemen Pekerjaan Umum(2008) menyebutkan tujuan penggunaan dan pemanfaatan yaitu “a. Untuk

(32)

17

penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan yang baik akan memberikan jaminan kualitas sarana dan prasarana. Oleh karena itu pada penelitian ini pengelolaan sarana prasarana pendidikan fokus pada penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan sehingga fungsi yang akan dibahas pada kajian ini yaitu fungsi penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi- fungsi tersebut.

a. Penggunaan

Penggunaan sarana prasarana dapat dikatakan memanfaatkan sarana prasarana untuk menunjang pencapaian tujuan. Dikatakan oleh B. Suryosubroto (2004:116) penggunaan sarana dibedakan menjadi barang habis pakai, dan barang tidak habis pakai. Berkaitan dengan pemakaian sarana prasarana pendidikan ada prinsip efektivitas dan efisiensi (Ibrahim Bafadal, 2004:42). Efektif berarti sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien berkaitan dengan penggunaan sumber daya secara ekonomis, seminimal mungkin (H.M Daryanto, 2011:2).

Pada proses pemakaian seorang pengelola sarana dan prasarana sekolah harus mengetahui petunjuk teknis penggunaan sarana dan prasarana pendidikan. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh pengelola sarana dan prasaran sekolah yaitu:

a. Memahami dan mengkaji petunjuk teknis penggunaan sarana prasarana; b. Menyampaikan petunjuk teknis tersebut kepada semua personel yang

akan menggunakan;

(33)

18

d. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penggunaan sarana dan prasarana sekolah (Ibrahim Bafadal, 2004:43).

Kegitan yang harus dilakukan oleh guru saat menggunakan alat pelajaran menurut (Suharsimi Arikunto, 1988:86) yaitu : a) siswa harus diberitahu dan diawasi bagaimana cara menggunakan alat pelajaran, serta b) mengikutsertakan siswa dalam pengaturan kembali atau menyimpan kembali alat pelajaran ke tempat semula.

b. Penyimpanan

Menurut pendapat Syahril (Rosivia, 2014) “penyimpanan adalah

menampung/ mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun yang sudah didistribusikan, disebut penyimpanan.” Penyimpanan yang baik akan berdampak pada penggunaan yang efektif dan efisien (Ibrahim Bafadal, 2004:43). Pada proses penyimpanan ini akan dilakukan penataan sarana prasarana, sehingga istilah penyimpanan dan penataan bisa digunakan bersamaan pada kajian ini, menyimpan bisa diartikan sama dengan menata.

Kriteria penyimpanan yang baik menurut Yusak Burhanuddin (1998:8) secara ringkas yaitu tempat penyimpanan memadai, dan praktis sehingga mudah ditemukan, serta keamanan yang terpelihara. Sedangkan (H.M Daryanto, 2011:52) menyebutkan kriteria penyimpanan secara ringkas ialah: a. Sarana prasarana harus disimpan di tempat yang bebas dari faktor

(34)

19

b. Memudahkan dalam sirkulasi sarana prasarana, mengambil dan menyimpan kembali;

c. Mudah ditemukan sewaktu- waktu digunakan; d. Persedian lama harus lebih dulu digunakan; e. Diinventaris secara berkala;

f. Tanggung jawab pelakasanaan penyimpanan harus jelas dan terperinci, sehingga mudah dipahami oleh semua pihak.

Berdasarkann pendapat tersebut berarti dalam penyimpanan sarana prasarana pendidikan harus memperhatikan urutan penyimpanan sehingga mudah ditemukan, serta kondisi ruang penyimpanan jauh dari gangguan sehingga kamanan terjamin.

c. Pemeliharaan atau perawatan

Perawatan dilaksanakan untuk menjaga agar kondisi sarana prasarana tetap terjaga, dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Pemeliharaan sarana prasarana merupakan kegiatan pengaturan yang dilaksanakan guna menjaga sarana prasana agar dalam kondisi baik dan siap digunakan untuk mencapai tujuan (Bowang Darmawan, 2014). Menurut Gunawan (Rosivia,2014) “pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk menjaga agar barang tetap dalam kegiatan baik dan berfungsi dengan baik juga.”

(35)

20

b. Untuk optimalisasi hasil apabila sewaktu-waktu dipergunakan (alat-alat

must be ready to use ).

c. Untuk menjamin keselamatan yang menggunakan.

Jenis perawatan sarana prasarana sekolah berdasarkan sifatnya yaitu: a. Pemeliharaan bersifat pengecekan;

b. Pemeliharaan bersifat pencegahan; c. Pemeliharaan bersifat perbaikan ringan;

d. Pemeliharaan bersifat perbaikan berat (Ibrahim Bafadal, 2004:49). Jenis perawatan sarana prasarana sekolah berdasarkan kurun waktu:

a. Pemeliharaan sehari-hari, pemeliharaan menjadi tanggung jawab pegawai yang menggunakan sarana parasarana.

b. Pemeliharaan berkala, pemeliharaan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Piet A. Sahertian, 1994:196).

Langkah-langkah dalam perawatan menurut Mujamil Qomar (2007:175) yaitu:

a. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.

b. Membuat daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang ada di sekolah.

c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas sekolah.

d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing- masing bagian di sekolah.

e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarna sekolah.

(36)

21

a. Pemeliharaan perabot sekolah dilakukan setiap hari dengan membersihkan, menata kembali, memperbaiki bila terjadi kerusakan ringan, serta pemeliharaan berkala.

b. Pemeliharaan bangunan sekolah dilakukan setiap hari dengan membersihkan, pengecetan secara berkala, mengganti genteng yang bocor.

c. Pemeliharaan buku-buku dilakukan setiap hari dengan membersihkan debu, memberi sampul, dan secara berkala menyemprot dengan obat anti hama.

d. Pemeliharaan alat praktik dan alat peraga dilakukan setiap hari dengan membersihkan alat sesuai petunjuk, secara berkala melakukan perbaikan alat yang perlu diservis atau diganti suku cadangnya.

C. Evaluasi Pengelolaan Sarana Prasarana 1. Konsep Evaluasi

Evaluasi menurut Bloom yang dikutip oleh Daryanto (2005:1) ialah “pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam

kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.” Sedangkan menurut Suharsimi & Cepi (2007:1) mengartikan evaluasi ialah “ialah kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.”

(37)

22

membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.”

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka evaluasi bisa diartikan sebagai penilaian tingkat pencapaian suatu kegiatan yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Evaluasi pengelolaan sarana prasarana bisa diartikan sebagai penilaian hasil pengelolaan sarana prasarana pendidikan yang dibandingkan dengan suatu kriteria tertentu, pada penelitian ini dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Sarana Prasarana Pendidikan yang mengacu pada Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007.

2. Standar Sarana Prasarana Pendidikan

Standar Sarana Prasarana Sekolah Dasar menurut Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007 mengenai Standar Pelayanan Minimal Sarana Prasarana Sekolah ialah:

1. Standar Ruang Kelas Sekolah Dasar

a. Banyak minimal ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. b. Kapasitas maksimal ruang kelas 28 peserta didik.

c. Rasio minimal ruang kelas 2m2/ peserta didik, luas minimal ruang kelas minimal 30m2, dengan lebar minimal 5m.

(38)

23

Tabel 1. Sarana di Ruang Kelas

No. Jenis Rasio Deskripsi perlengkapan kelas, tertutup, dan terkunci.

6. Rak hasil karya peserta didik

1 buah/ ruang Ukuran memadai untuk meletakkan hasil karya seluruh peserta didik yang

2. Standar Ruang Perspustakaan Sekolah Dasar

a. Luas minimal ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. b. Dilengkapi jendela, dan pencahayaan memadai.

(39)

24

Tabel 2. Sarana di Perpustakaan

No. Jenis sarana Rasio Deskripsi

1. Buku teks pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eks/ mata pelajaran/ sekolah

3. Buku Pengayaan 840 judul/ sekolah Terdiri dari 60% non fiksi, dan 40% fiksi 4. Buku referensi 10 judul/ sekolah Minimal Kamus Bahasa Indonesia, kamus

Bahasa Inggris, ensiklopedi, buku statistic daerah, buku telepon, kitab undang- undang dan peraturan, dan kitab suci. 5. Sumber belajar

lain

10 judul/sekolah Minimal meliputi majalah, surat kabar, globe, peta, gambar pahlawan nasional, CD pembelajaran, dan alat peraga matematika

6. Rak buku 1 set/ sekolah Dapat menampung semua koleksi

Memungkinkan peserta didik dapat menjangkau dengan mudah

7. Rak majalah 1 buah/ sekolah Dapat menampung semua koleksi majalah Memungkinkan peserta didik dapat menjangkau dengan mudah

8. Rak surat kabar 1 buah/ sekolah Dapat menampung semua koleksi surat kabar

Memungkinkan peserta didik dapat menjangkau dengan mudah

9. Meja baca 10 buah/ sekolah Kuat, stabil, mudah dipindahkan pesert didik, dan nyaman digunakan

10. Kursi baca 10 buah/ sekolah Kuat, stabil, mudah dipindahkan pesert didik, dan nyaman digunakan

11. Kursi kerja 1 buah/ petugas Kuat dan stabil, memadai untuk bekerja. 12. Meja kerja/

sirkulasi

1 buah/ petugas Kuat dan stabil, memadai untuk bekerja. 13. Lemari katalog 1 buah/ sekolah Cukup untuk menyimpan kartu katalog,

lemari bisa diganti dengan meja untuk menempatkan katalog.

14. Lemari 1 buah/ sekolah Memadai untuk menampung peralatan pengelolaan perpustakaan

(40)

25 3. Standar Laboratorium IPA Sekolah Dasar

a. Laboratorium IPA biasa memanfaatkan ruang kelas.

b. Laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam percobaan.

Tabel 3. Sarana Laboratorium IPA

No Jenis Sarana Rasio Deskripsi

1 Lemari 1 buah/

sekolah

Ukuran memadai, tertutup, dapat dikunci, bisa memanfaatkan lemari yang terdapat di ruang kelas

2 Model kerangka

manusia

1 buah/ sekolah

Tinggi minimal 125 cm, mudah dibawa.

3 Model tubuh manusia 1 buah/

sekolah

Tinggi minimal 125 cm, mudah diamati, dan mudah dibongkar pasang.

3 Globe 1 buah/

sekolah

Diameter minimal 40 cm.

(41)

26 4. Standar Sarana Ruang Pimpinan

a. Luas minimal ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimal 3 m.

b. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci dengan baik.

Tabel 4. Sarana Ruang Pimpinan

No Jenis Sarana Rasio Deskripsi

1 Kursi pimpinan 1 buah/ ruang Kuat, stabil, nyaman digunakan 2 Meja Pimpinan 1 buah/ ruang Kuat, stabil, nyaman digunakan

3 Kursi dan meja tamu 1 set/ puang Memadai untuk 5 orang duduk dengan nyaman

4 Lemari 1 buah/ ruang Memadai untuk menyimpan

perlengkapan pimpinan, tertutup dan dapat dikunci.

5 Papan statistik 1 buah/ ruang Ukuran minimum 1m2

6 Simbol kenegaraan 1 set/ ruang Terdiri dari bendera merah putih, garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden RI

5. Standar sarana Ruang Guru

a. Rasio minimal luas ruang guru 4m2/ pendidik, dan luas minimal 32 m2. b. Ruang guru mudah diacapai dari halaman sekolah ataupun dari luar

(42)

27

Tabel 5. Sarana Ruang Guru

No Jenis Sarana Rasio Deskripsi

1 Kursi kerja 1 buah/ guru Kuat, stabil, nyaman digunakan 2 Meja kerja 1 buah/ guru Kuat, stabil, nyaman digunakan 3 Lemari 1 buah/ guru atau 1

buah yang digunakan bersama oleh guru

Memadai untuk menyimpan perlengkapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran

4 Papan statistic

1 buah/ sekolah Minimal berukuran 1 m2 5 Papan

pengumuman

1 buah/ sekolah Minimal berukuran 1 m2 6 Tempat

6. Standar Sarana Tempat Ibadah

Banyak tempat ibadah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan, dengan luas minimal 12 m2.

Tabel 6. Sarana Tempat Ibadah

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Lemari/ rak 1 buah/ tempat ibadah

Memadai untuk menyimpan perlengkapan ibadah

(43)

28

Tabel 7. Sarana Ruang UKS

No Jenis Rasio Deskripsi

6 Perlengkapan P3K 1 set/ ruang Tidak kadaluarsa

7 Tandu 1 buah/ ruang

8 Selimut 1 buah/ ruang

9 Tensimeter 1 buah/ ruang 10 Thermometer badan 1 buah per ruang 11 Timbangan badan 1 buah/ ruang 12 Pengukur tinggi badan 1 buah/ ruang 13 Tempat sampah 1 buah/ ruang 14 Tempat cuci tangan 1 buah/ ruang 15 Jam dinding 1 buah ruang

8. Standar toilet dan kamar mandi

a. Minimal terdapat 1 unit toilet untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit untuk 50 peserta didik wanita, dan 1 unit toilet untuk guru.

b. Minimal terdapat 3 toilet setiap sekolah. c. Luas minimal 1 toilet 2 m2.

(44)

29

Tabel 8. Sarana Toilet dan Kamar Mandi

No Jenis Rasio Deskripsi

a. Berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang, tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran.

b. Luas minimum 30% dari total seluruh ruang pada bangunan, minimal lebar 1,8 m dan tinggi 2,5 m.

(45)

30

d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.

e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga, jika panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimal dua buah tangga.

f. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat maksimal 25 m.

g. Lebar tangga minimal 1,5 m, tinggi maksimal anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangga yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm.

h. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan yang cukup. 11. Standar tempat bermain/ berolahraga

a. Tempat bermain/ berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. b. Rasio minimal luas tempat bermain berolahraga 3 m2/ peserta didik,

satuan pendidikan dengan peserta didik kurang dari 167 siswa luas minimum tempat bermain/ olahraga 500 m2.

c. Tempat bermain/ berolahraga berupa ruang terbuka ditanami pohon penghijauan.

d. Tempat bermain/ berolahraga berada di tempat yang tidak mengganggu pembelajaran di kelas.

(46)

31

Tabel 10. Sarana Tempat Bermain/ berolahraga

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Tiang bendera 1 buah/ sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku.

1 set/ sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, dan bak loncat 7 Peralatan seni

budaya

1 set/ sekolah Disesuaikan dengan potensi masinng-masing pendidikan

D. Hasil Penelitian yang Relevan

(47)

32

sangat lengkap (88%), ruang TU sangat lengkap (90%), UKS sangat lengkap (87%), Toilet sangat lengkap (76%), tempat bermain sangat lengkap (88%), tempat ibadah sangat lengkap (92%). Faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi sarana dan prasarana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Bantul menurut guru penggunaan sangat baik (85%), pemeliharaan (80%), dan penyimpanan (77%).

Penelitian dari Ferry Dwi Hidayanto (2011) mengenai Pengelolaan Sarana dan Prasaran Pendidikan SMP Negeri se-Kecamatan Pengasih, Kulon Progo menunjukkan hasil secara ringkas yaitu:

a. Perencanaan kebutuhan sarana prasarana pendidikan SMP Negeri se- Kecamatan Pengasih telah dilakukan dengan baik.

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan mencakup tata tertib penggunaan dan peminjaman, inventarisasi dilakukan sesuai dengan pengarahan dari dinas, sudah memiliki tempat penyimpanan terstandar namun belum sepenuhnya dapat menampung sarana dan prasarana yang dimiliki, perawatan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

c. Penghapusan sarana prasarana pendidikan diawali dengan menganalisis keadaan melalui pemeriksaan rutin, membuat berita acara penghapusan daengan persetujuan kepala sekolah untuk diajukan ke pemerintah daerah. d. Hambatan yang ditemui yaitu sebagian besar tentang keterbatasan tenaga, dan

(48)

33

e. Solusi terhadap hambatan yaitu mengadakan koordinasi dengan komite sekolah mengenai anggaran dana dan lebih mengoptimalkan tenaga yang ada dengan mengikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang sesuai.

Penelitian selanjutnya yang dilaksanakan oleh Agus Ari Wibowo (2011) di SD se-Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah tahun 2011 menunjukan Hasil penelitian menunjukkan keberadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani SD se-Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah tahun 2011 yaitu: SD N Mendiro mampu menyediakan sarana dan prasarana sebesar separuh dari standar nasional pendidikan, SD N Sembungan kurang dari separuh, SD N Pengkol lebih dari separuh, SD N Gegulu lebih dari separuh dan SD N Banarejo separuh. Keberadaan sarana dan prasarana di lima SD masih belum memenuhi standar nasional pendidikan, hal tersebut terlihat dari sejumlah sarana dan prasarana yang belum terpenuhi disetiap sekolah.

Persamaan penelitian yang akan dilaksanakan dengan beberapa penelitan di atas yaitu peneliti akan meneliti mengenai ketersediaan dan kondisi sarana prasarana sekolah. Sarana prasarana dilihat kesesuaiannya dengan standar pelayanan minimal sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan perbedaan yang ada dalam penelitian ini ialah tempat penelitian, dan jenjang pendidikan. Selain itu ada perbedaan yaitu tidak hanya melihat ketersediaan kondisi tetapi juga ingin melihat bagaimana penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana prasarana.

E. Kerangka Pikir

(49)

34

pemeliharaan dan penghapusan suatu sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Fungsi pengelolaan sarana prasarana yaitu: perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pendistribusian, pemakian, pemeliharaan, penyimpanan, dan penghapusan.

Jenis Sarana Prasarana sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Minimal Sarana Prasarana Pendidikan yaitu: ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, tempat ibadah, ruang UKS, jamban atau toilet, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/ berolahraga. Jenis sarana dan kondisi sarana prasarana sekolah dasar idealnya memenuhi kriteria minimal sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri tersebut.

(50)

35

(51)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitan evaluasi. Evaluasi menurut Sugiyono (2011:9) ialah “bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk

membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan”. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk

menilai pengelolaan sarana prasarana pendidikan dilihat berdasarkan cara penggunaan, penyimpanan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Madrasah Negeri dan Swasta kecamatan Semanu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015- 8 April 2015.

C. Variabel Penelitian

Variabel menurut Fraenkel & Wallen dalam Zainal Arifin (2011:185) yaitu suatu kejadian yang bervariasi, jika diukur menghasilkan skor yang bervariasi. Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu efektivitas pengelolaan sarana prasarana.

D. Definisi Operasional

(52)

37

berolahraga. Efektivitas pengelolaan sarana prasarana ialah ketercapaian pengelolaan sarana prasarana dilihat dari kondisi sarana prasarana yang dilihat berdasarkan cara penggunaan, penyimpanan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan.

Penggunaan sarana prasarana ialah proses pemanfaatan sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan lembaga dan fungsi sarana prasarana tersebut. Penyimpanan sarana prasarana ialah kegiatan menyimpan, meletakkan, dan menaruh sarana sesuai dengan ketentuan agar sarana prasarana aman, tertata, mudah ditemukan, dan tidak cepat rusak. Sedangkan perawatan atau pemeliharaan sarana prasarana ialah kegiatan memperbaiki, ataupun merawat sarana prasarana secara harian maupun berkala agar memperpanjang nilai guna atau usia pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut.

E. Subyek dan Populasi Penelitian

(53)

38

Tabel 11. Daftar Nama Sekolah

No. Nama Sekolah No. Nama Sekolah No. Nama Sekolah

Metode Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan angket atau kuesioner. Kuesioner ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 2002:128). Responden pada penelitian ini yaitu kepala sekolah yang diminta untuk menjawab atau mengisi angket yang diberikan dengan memberikan pendapat atau alasan dari jawabannya, atau angket terbuka.

2. Studi Dokumen

(54)

39 3. Observasi

Teknik pengumpulan data yang selanjutnya yaitu melalui observasi atau pengamatan. Peneliti melakukan pengamatan tentang kondisi sarana yang ada di sekolah. Mulai dari ketersediaan sarana prasarana, keadaan sarana prasarana, dan kelengkapan sarana prasarana. Pengamatan dilakukan untuk memperkuat penggalian data yang diperoleh dari angket.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian diartikan sebagai alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang diinginkan oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002:136). Instrumen atau alat yang digunukan dalam pnelitian ini yaitu angket, pedoman dokumentasi, dan pedoman observasi. Angket yang digunakan yaitu angket semi terbuka dengan memberikan kesempatan kepada responden untuk berpendapat. Responden menjawab pertanyaan dengan pernyataan yang telah disediakan oleh peneliti yaitu alternatif jawaban “Ya” atau “Tidak”, dan disertai dengan alasan. Kisi-kisi instrumen dan pedoman penelitian terlampir pada lampiran no 1, halaman 88.

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(55)

40

2011:299) “jumlah unit studi yang dipakai untuk reliabilitas sekurangnya adalah 10% dari total populasi unit studi.” Karena jumlah populasi 36 sekolah, maka yang dipakai untuk uji coba ialah 4 sekolah. Jumlah populasi hanya 36 sekolah dengan responden 36 orang, maka uji coba akan dilakukan diluar populasi. Analisis hasil uji coba untuk angket dengan skala guttman menurut Masri Singarimbun & Sofian Effendi dalam (1989:118) dilakukan dengan rumus Koefisien Reprodusibilitas dan Rumus Koefisien Skalabilitas, adapun rumus Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalablitas sebagai berikut:

Kr = 1-(e/n)

Keterangan:

e = jumlah kesalahan/ nilai error

n = jumlah pernyataan dikali jumlah responden

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien reprodusibiltas memiliki nilai >0, 90.

Ks = 1-(e/x)

Keterangan:

e = jumlah kesalahan/nilai error x = 0,5 (n–jumlah jawaban “ya”)

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien skalabilitas memiliki nilai > 0, 60

Hasil Uji validitas yaitu instrumen telah valid, karena koefisien reprodusibilitas 0,98 > 0,90 dan koefisien skalabilitas 0,68 > 0,60 sehingga instrumen dikatakan valid.

(56)

41

Instrumen diujicobakan sekali kemudian dianalisis dengan rumus KR 20 (Kuder

Richardson) dengan rumus (Sugiyono, 2007:359):

ri

=

{

}

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

qi = 1- pi

= varians total

Instrumen dikatakan reliabel menurut Suharsimi (Slamet Lestari, 2012:22) apabila nilai koefisien > 0,60.

Hasil uji reliabilitas rumus KR20 dengan bantuan Ms Excell yaitu sebesar 0,64 > 0,60, maka instrumen dikatakan reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik persentase atau distribusi frekuensi yang menurut Deni Darmawan (2013:178) “Distribusi frekuensi mengindikasikan jumlah dan persentase responden, serta objek yang masuk ke dalam kategori yang ada”. Adapun langkah

dalam analisis data menurut S. Margono (Nurul Zuriah, 2006:199) secara ringkas ialah:

1. Penggolongan jawaban,

2. Pemberian skor untuk setiap jawaban,

(57)

42

Keterangan:

f% = Frekuensi dalam persen

f = Frekuensi N = Jumlah Subyek

4. Mendiskripsikan hasil presentase ke dalam lima kategori

Tabel 12. Kategori Persentase Pengelolaan Sarana Prasarana SD

No Interval Kategori

1. 81%- 100% Sangat Baik

2. 61%- 80% Baik

3. 41%- 60% Cukup Baik 4. 21%- 40% Kurang Baik

5. 0%- 20% Tidak Baik

(58)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

UPT Kecamatan Semanu merupakan salah satu UPT yang ada di kabupaten Gunungkidul. Di UPT Kecamatan Semanu ada 36 SD/MI, terdiri dari 31 Sekolah Dasar Negeri, 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri, dan 4 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. 36 sekolah tersebut terbagi menjadi 5 gugus, terdiri dari gugus Pacarejo, gugus Semanu, gugus Ngeposari, gugus Candirejo, dan gugus Dadapayu. Berikut tabel nama-nama sekolah di UPT Kecamatan Semanu:

Tabel 13. Tabel Daftar Gugus dan Sekolah di UPT Kecamatan Semanu

(59)

44

Kondisi sarana dan prasarana di setiap sekolah di UPT Kecamatan Semanu sangat bervariasi, ada yang kondisinya lengkap dan masih bisa difungsikan, namun ada juga yang memiliki sarana prasarana tidak lengkap dan beberapa tidak bisa difungsikan lagi. Di sekolah negeri rata-rata mereka telah memiliki fasilitas seperti printer, alat peraga, dan buku buku yang lengkap. Namun untuk kondisi di madrasah swasta untuk printer masih menggunakan milik pribadi. Alat peraga di madrasah swasta belum lengkap, dan beberapa sudah rusak, bahkan ada yang tidak memiliki alat peraga.

Dilihat dari gedung dan kondisi kelas sekolah-sekolah di UPT Kecamatan Semanu juga sangat bervariasi. Beberapa sekolah memiliki gedung yang sangat layak, karena baru mendapat bantuan rehab gedung. Numun ada pula beberapa sekolah terutama untuk swasta memiliki gedung yang sangat tidak layak, selain kondisi gedung yang rusak, jumlah ruang kelasnya pun tidak sesuai dengan rombel.

B. Hasil Penelitian

(60)

45

untuk jawaban “ya” dan skor 0 untuk jawaban “tidak”. Hasil penelitian kondisi

sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu ialah sebagai berikut: 1. Penggunaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan

Semanu

(61)

46

Tabel 14. Persentase Indikator Rasio Kebutuhan Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

No. Pernyataan Jawaban Tidak Jawaban Ya Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ruang Kelas

1. Jumlah ruang kelas sesuai rombel 4

11% 32 89%

5. Rak cukup untuk menyimpan semua

koleksi 10 28% 26 72% Baik 10. Ruang tamu di ruang pimpinan bisa

(62)

47

Berdasarkan tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa indikator rasio kebutuhan memperoleh jumlah rata-rata jawaban “ya” sebanyak 27,8 dengan persentase 77% dalam kategori baik. Jumlah rata-rata jawaban “tidak” sebanyak 8,2 dengan rata-rata persentase sebesar 23%. Berdasarkan tabel tersebut berarti sebagian besar sekolah di UPT Kecamatan Semanu dalam menggunakan saran dan prasarana pendidikan telah sesuai dengan rasio yang telah ditentukan dalam Standar Pelayanan Minimal Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Sub variabel penggunaan sarana dan prasarana pendidikan selain menggunakan indikator rasio kebutuhan juga menggunakan indikator fungsi sarana prasarana (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang UKS, ruang sirkulasi/ koridor, dan halaman sekolah). Berikut tabel penyajian data indikator fungsi penggunaan sarana dan prasarana pendidikan:

Tabel 15. Persentase Indikator Fungsi Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

No. Pernyataan

Jawaban Tidak Jawaban Ya

Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ruang Kelas

21. Ruang kelas sebagai pusat tempat belajar

mengajar 0 0% 36 100% Sangat Baik

Ruang Perpustakaan

22. Ruang perpustakaan dimanfaatkan siswa untuk

belajar dan mengerjakan tugas sekolah 8 22% 28 77% Baik

Laboratorium IPA

23. Proses percobaan IPA dilakukan di laboratorium

IPA 34 94% 2 6%

Sangat Kurang

Ruang UKS

24. Ruang UKS juga digunakan untuk ruang

konseling. 24 67% 12 33% Kurang

Ruang Sirkulasi/ Koridor

25. Ruang sirkulasi atau koridor digunakan untuk

interaksi peserta didik dan kegiatan lainnya 13 36% 23 63% Baik

Halaman Sekolah

26. Halaman sekolah berfungsi sebagai tempat olahraga 3 8% 33 91% Sangat Baik

27. Halaman sekolah digunakan untuk kegiatan

upacara 1 3% 35 97% Sangat Baik

28. Halaman sekolah digunakan untuk kegiatan

ekstrakurikuler 0 0% 36 100% Sangat Baik

(63)

48

Berdasarkan tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa indikator fungsi sarana prasarana pendidikan (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang UKS, ruang sirkulasi/ koridor, dan halaman sekolah) memperoleh rata-rata jawaban “ya” sebanyak 25,63 dengan persentase sebesar 71% dalam kategori baik. Jumlah

rata-rata jawaban “tidak” sebanyak 10,38 dengan persentase sebesar 29%. Berdasarkan tabel tersebut berarti sebagian besar sekolah di UPT Kecamatan Semanu dalam menggunakan sarana dan prasarana pendidikan telah sesuai dengan fungsi dari sarana dan prasarana pendidikan.

2. Penyimpanan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

(64)

49

Tabel 16. Persentase Indikator Tertata dalam Penyimpanan Sarana dan Prasarana di UPT Kecamatan Semanu

No. Pernyataan Jawaban Tidak Jawaban Ya Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ruang Kelas

1

Sarana (misalnya bord marker/ kapur, penghapus, buku pelajaran, daftar absen, alat peraga, hasil karya siswa, dll) di ruang kelas mudah diambil dan dikembalikan

0 0% 36 100% Sangat

Baik

2 Meja dan kursi selalu dirapikan setiap

pulang sekolah 1 3% 35 97%

Sangat Baik 3 Koleksi perpustakaan ditata secara urut

sesuai klasifikasi yang ada di sekolah 12 33% 24 67% Baik

Ruang Perpustakaan

4 Koleksi perpustakaan mudah ditemukan 5 14% 31 86% Sangat

Baik

Laboratorium IPA

5 Alat praktik IPA disimpan sesuai jenis

alatnya 7 19% 29 81% Baik

6 Alat praktik IPA mudah disimpan dan

ditemukan kembali di tempat penyimpanan 3 8% 33 92%

Sangat Baik

Ruang Kepala Sekolah

7

Sarana (misalnya dokumen, ATK, komputer, printer, dll) di ruang kepala sekolah ditata rapi

4 11% 32 89% Sangat

Baik

8

Sarana (misalnya dokumen, ATK, komputer, printer, dll) di ruang kepala sekolah mudah diambil dan dikembalikan

3 8% 33 92% Sangat

Baik

Ruang Guru

9

Sarana (misalnya daftar penilaian, ATK, buku tugas siswa, buku pelajaran, komputer, printer, dll) di ruang guru tertata rapi

1 3% 35 97% Sangat

Baik

10

Sarana (misalnya daftar penilaian, ATK, buku tugas siswa, buku pelajaran, komputer, printer, dll di ruang guru mudah diambil dan dikembalikan

1 3% 35 97% Sangat

Baik

Tempat Ibadah

11 Peralatan ibadah disimpan rapi di almari atau

rak 11 31% 25 69% Baik

Ruang UKS

12 Perlengkapan UKS disimpan sesuai jenisnya 9 25% 27 75% Baik

Gudang

13 Sarana prasarana yang disimpan di gudang

tertata rapi sesuai jenisnya 14 39% 22 61% Baik

14 Barang di gudang mudah ditemukan 10 28% 26 72% Baik

Rata- rata 5,79 16% 30,21 84% Sangat

(65)

50

Berdasarkan tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa indikator tertata pada penyimpanan sarana prasarana pendidikan di UPT Kecamatan Semanu memperoleh Jumlah rata- rata jawaban “ya” sebesar 30,21 dengan rata-rata persentase sebesar 84% dalam kategori sangat baik. Jumlah rata-rata jawaban “tidak” sebanyak 5,79 dengan persentase sebesar 16%. Berdasarkan tabel tersebut

berarti sebagian besar sekolah di UPT Kecamatan Semanu dalam menyimpan sarana dan prasarana pendidikan telah tertata, sehingga mudah ditemukan dan diambil. Sub variabel penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan selain menggunakan indikator tertata juga menggunakan indikator aman dalam menyimpan sarana prasarana pendidikan. Berikut tabel penyajian data indikator aman dalam penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan:

Tabel 17. Persentase Indikator Aman dalam Penyimpanan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

No. Pernyataan

Jawaban Tidak Jawaban Ya

Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ruang Kelas

1

Sarana (misalnya bord marker/ kapur, penghapus, buku pelajaran, daftar absen, alat peraga, hasil karya siswa, dll) di ruang kelas terhindar dari rayap atau tikus

3 8% 33 92% Sangat

10 Perlengkapan UKS disimpan di tempat yang aman, dan

(66)

51

Berdasarkan tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa indikator aman pada penyimpanan sarana prasarana pendidikan di UPT Kecamatan Semanu memperoleh rata- rata jumlah jawaban “ya” sebesar 25,55 dengan persentase sebesar 71% dalam kategori baik. Jumlah rata-rata jawaban “tidak” sebanyak 10,45 dengan persentase sebesar 29%. Berdasarkan tabel tersebut berarti sebagian besar sekolah di UPT Kecamatan Semanu dalam menyimpan sarana dan prasarana pendidikan telah aman dan terhindar dari gangguan atau bahaya baik serangga maupun pencurian.

3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

(67)

52

Tabel 18. Persentase Indikator Waktu Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

No. Pernyataan Jawaban Tidak Jawaban Ya Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ruang Kelas 4 Dilakukan penyemprotan obat bebas hama

untuk koleksi perpustakaan secara berkala 31 86% 5 14%

Sangat

12 Peralatan di ruang UKS dibersihkan secara

berkala 5 14% 31 86%

15 Membersihkan ruang sirkulasi atau koridor setiap

hari 14 39% 22 61% Baik

Halaman Sekolah

16 Membersihkan halaman sekolah setiap hari 1 3% 35 97% Sangat Baik

17 Dilakukan perawatan alat olahraga dan kesenian secara berkala 4 11% 32 89% Sangat Baik

Rata- rata

7,88 22% 28,12 78% Baik

(68)

53

sebanyak 7,88 dengan persentase sebesar 22%. Berdasarkan tabel tersebut berarti sebagian besar sekolah di UPT Kecamatan Semanu dalam memelihara dan merawat sarana prasarana pendidikan telah dilaksanakan dengan baik, secara rutin sesuai waktu yang telah ditentukan.

Sub variabel pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan selain menggunakan indikator waktu juga menggunakan indikator sifat dalam memelihara sarana prasarana pendidikan. Berikut tabel penyajian data indikator sifat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan:

Tabel 19. Persentase Indikator Sifat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

No. Pernyataan

Jawaban Tidak Jawaban Ya

Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ruang Kelas

1 Mengecek kondisi penerangan

kelas 0 0% 36 100%

Sangat Baik

2 Memperbaiki meja dan kursi

siswa yang rusak 2 6% 34 94%

Sangat Baik

Laboratorium IPA

3 Memperbaiki alat peraga yang

rusak 21 58% 15 42% Cukup

Toilet

4 Mengecek kondisi saluran air 3 8% 33 92% Sangat

Baik

Halaman Sekolah

5 Mengecek kondisi alat olah

(69)

54

Berdasarkan tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa indikator sifat pada pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di UPT Kecamatan Semanu memperoleh rata-rata jawaban “ya” sebesar 30,33 dengan persentase sebesar 84% dalam kategori sangat baik. Jumlah rata-rata jawaban “tidak” sebanyak 5,67 dengan persentase sebesar 16%. Berdasarkan tabel tersebut berarti sebagian besar sekolah di UPT Kecamatan Semanu telah melakukan pengecekan dan perbaikan sarana dan prasarana agar kondisi sarana prasarana selalu terjaga.

4. Kondisi Sarana Prasarana di UPT Kecamatan Semanu

Kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu diperoleh berdasarkan pengamatan keadaan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu. Berikut tabel penyajian rekapitulasi kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu:

Tabel 20. Rekapitulasi Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

No. Jenis Sarana Rata-rata Persentase Kategori

1 Ruang Kelas 34,30 95% Sangat Baik

11 Tempat Bermain Berolahraga 30,40 84% Sangat Baik

(70)

55

Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu dalam kondisi baik dengan persentase sebesesar 79% dengan rata- rata 28,44. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi sarana prasarana sekolah dasar secara keseluruhan sudah baik.

C. Pembahasan

1. Penggunaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

Berdasarkan tabel 14 dan tabel 15 pada penyajian data bisa dilihat persentase masing-masing indikator. Berikut adalah rekapitulasi persentase sub variabel penggunaan:

Tabel 21. Persentase Rekapitulasi Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu

(71)

56

prasarana sesuai fungsi lebih kecil dari penggunaan sarana sesuai rasio kebutuhan.

Rasio ialah kesesuaian jumlah sarana prasarana dengan jumlah peserta didik, dan tempat penyimpanan. Rasio ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar di UPT Kecamatan Semanu berdasarkan tabel 14 sebanyak 88% telah sesuai dengan jumlah rombongan belajar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan menyebutkan bahwa “banyak minimum ruang kelas sama dengan banyaknya

rombongan belajar.” Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu sebagian besar jumlah ruang kelas yang dimiliki telah sesuai dengan jumlah rombongan belajarnya.

(72)

57

Kecamatan Semanu telah cukup untuk menyimpan buku koleksi perpustakaan.

Ruang laboratorium IPA di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu hanya ada satu sekolah yang sudah memiliki ruang tersendiri untuk laboratorium IPA. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 menyebutkan bahwa di sekolah dasar “laboratorium IPA bisa memanfaatkan ruang kelas.” Berdasarkan peraturan tersebut berarti sekolah

(73)

58

Ruang pimpinan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 minimal memiliki ruang tamu yang bisa menampung 5 orang duduk dengan nyaman. Namun berdasarkan tabel 14 ada 3 sekolah yang belum memiliki ruang tamu yang cukup untuk manampung 5 orang, bahkan masih ada 4 sekolah yang belum memiliki ruang pimpinan. Ruang pimpinan masih menjadi satu dengan ruang guru karena keterbatasan ruangan. Berdasarkan pengamatan sekolah yang memiliki ruang pimpinan kepala sekolah jarang berada di ruangannya. Beberapa kepala sekolah meskipun telah memiliki ruang pimpinan tetap berada di ruang guru, dan bekerja di ruang guru.

Meskipun ruang pimpinan belum semua sekolah memiliki, tetapi untuk ruang guru semua sekolah di UPT Kecamatan Semanu telah memiliki ruang guru. Rasio meja dan kursi di ruang guru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 menyebutkan bahwa “minimal satu kursi kerja dan satu meja kerja digunakan untuk satu guru.” Namun ternyata

di UPT Kecamatan Semanu masih ada 11 sekolah atau sebanyak 31% sekolah belum menyediakan satu meja dan kursi untuk satu guru. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah meja dan kursi kerja maupun keterbatasan ruangan.

(74)

59

tersebut sebagaian besar sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu telah bisa melakukan penanganan dini terhadap siswa yang mengalami gangguan kesehatan, karena sekolah telah dilengkapi dengan peralatan P3K.

Toilet merupakan prasarana penting yang harus ada di tempat-tempat umum terutama sekolah. Berdasarkan tabel 14 bisa diketahui bahwa semua sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu telah memiliki toilet. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 menyebutkan bahwa “Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit

jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.

Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit”. Di UPT Kecamatan Semanu

ada 23 sekolah atau 63% sekolah yang telah memiliki toilet terpisah antara toilet

guru, toliet siswa putra, dan toilet siswa putri. Sebanyak 13 sekolah belum

memiliki toilet terpisah, bahkan masih ada sekolah yang memiliki satu toilet per

sekolah. Ada juga sekolah yang memiliki 1 toilet untuk guru, dan satu toilet

untuk siswa.

Gambar

Tabel 2. Sarana di Perpustakaan
Tabel 3.  Sarana Laboratorium IPA
Tabel 4.  Sarana Ruang Pimpinan
Tabel 6. Sarana Tempat Ibadah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut memperlihatkan bahwa dari loyalitas konsumen pada kartu seluler XL pada masyarakat Nagari Talang Babungo Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok yang

Saran dari hasil penelitian ini adalah (1) penelitian ini dapat dikembangkan melalui bidang kajian lain, (2) satuan lingual yang ditemukan dapat ditambahkan dalam kamus, (3) perias

Dalam keterkaitan itu, konflik otoritatif intra agama yang terjadi di Sampang antara aliran Sunni dan Syi‟ah merupakan prahara aliran yang telah

[r]

BAB Tidak Berdarah Lagi Berkat Obat AmbeJOSS_Wasir atau ambeien adalah penyakit dimana anus mengalami pembengkakan, bila sudah parah atau stadium atas penderita

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis, seperti: yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan

Berdasarkan tabel 4.6 rekapitulasi di atas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan pada kuesioner yang peneliti sebarkan mengenai tanggapan tentang

Konseptual (Bandung: Mizan, 1994), 102. Montgomery Watt, Richard Bell, Pengantar al-Qur’an , Terj.. penghapusan hukum wasiat oleh hukum warisan. 14 al-Qattan memberikan