• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP BKP YOGYA 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP BKP YOGYA 2013"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 disusun.

LAKIP ini menyajikan capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam bidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Keberhasilan dibidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati tentunya bukan merupakan keberhasilan dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara institusional, namun merupakan keberhasilan yang dicapai dari dukungan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).

Beberapa capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara ringkas dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1

Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati

100%x9.990 = 9.990

10.739 107,49%

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

100% 100% 100%

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

≤1 % 0.1 % 100%

Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)

5 % x 82,49 = 86,62

82,61 0,14 %

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan perkarantinaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan merupakan salah satu sektor dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa indonesia menuju masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, mandiri dan bermartabat.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah atas akuntabilitas kinerja yang telah ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun dan sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada publik serta dalam rangka mewujudkan Good Governance.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagai Satker mandiri dibawah Badan Karantina Pertanian sebagai instansi pemerintah mempunyai kewajiban menyusun LAKIP yang merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik serta menjadi media informasi kepada publik mengenai capaian kinerja yang telah dilakukan BKP Kelas II Yogyakarta selama tahun 2013.

(3)

Terkait tugas BKP Kelas II sebagai instansi yang melaksanakan tugas perkarantinaan melindungi kelestarian hayati hewani dan nabati serta pengawasan kemanan pangan. Badan Karantina Pertanian mempunyai peran yang sangat strategis dalam menjaga kesinambungan bidang pangan dan pengembangan agribisnis melalui pencegahan masuknya hama dan penyakit pengganggu hewan dan tumbuhan karantina di seluruh wilayah RI

B. Tugas Pokok Dan Fungsi

1. Kedudukan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, adalah merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

2. Tugas Pokok

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

3. Fungsi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;

b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

(4)

g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

h. Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;

i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;

4. Wilayah Kerja

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai wilayah kerja : a. Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta;

b. Bandar Udara Adisumarmo Solo; c. Kantor Pos Besar Yogyakarta.

C. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/2008 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagaimana gambar berikut :

Struktur Organisasi

[image:4.595.129.517.488.740.2]

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta

Gambar 1. Gambar Susunan Organisasi BKP Kelas II Yogyakarta KEPALA

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Karantina Tumbuhan Seksi Karantina

Hewan

(5)

D. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya LAKIP ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selama Tahun 2013. Capaian kinerja (performance results) 2013 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Adapun sistematika penyusunan LAKIP adalah sebagai berikut :

Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif);

Bab I Pendahuluan, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi, aspek strategis yang berisi prioritas BKP Kelas II Yogyakarta sejalan dengan RPJMN serta struktur organisasi;

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja);

Bab III Akuntabilitas Kinerja, dalam bab ini diuraikan sasaran-sasaran organisasi, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja;

Bab IV Penutup

(6)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RJPMN 2010-2014

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/ lembaga dan lintas kementerian/ lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 yang merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. RPJMN 2010-2014 selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/ lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/ lembaga (Renstra-KL).

Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM berbeda dalam setiap tahapannya. RPJM ke-2 (2010-2014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia disegala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.

Program pembangunan nasional 2010-2014 telah ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional, yaitu:

1. Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. 2. Perbaikan tata kelola pemerintahan.

3. Penegakan pilar demokrasi.

(7)

Dari lima agenda pembangunan tersebut kemudian ditetapkan 11 (sebelas) program prioritas nasional, yaitu (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan kemiskinan; (5) Ketahanan pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim ivestasi dan usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan hidup dan bencana; (12) Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska konflik; (11) Kebudayaan, kreativitas, dan Inovasi teknologi.

B. Rencana Strategis 2010-2014

Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen dalam upaya terencana dan sistematis dalam peningkatan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penerbitan, penyempurnaan dan pebaharuan terhadap sistem dalam pelayanan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati.

Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan salah satu wujud operasional dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian. Renstra dibuat dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pemerintahan yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pertanian yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun ke-2 pada 2010-2014, maupun Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2010-2014.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina, Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, maka salah satu strategi dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewani dan nabati melalui penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.

(8)

perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka dibuatlah dokumen Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta.

C. Visi Dan Misi

1. Visi :

Menjadi Instansi yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian sumber daya alami hayati hewani dan nabati serta keamanan pangan di Propinsi DIY dan Jateng.

2. Misi :

a. Melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan untuk melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati di Provinsi DIY dan Jateng.

b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Provinsi DIY dan Jateng. c. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.

d. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka peningkatan akselerasi ekspor komoditas pertanian di Provinsi DIY dan Jateng.

D. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Dokumen Penetapan Kinerja adalah merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi.

(9)
[image:9.595.118.540.248.440.2]

Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2

Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Pelayanan karantina pertanian dan

pengawasan keamanan hayati

Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati

100 %

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

100 %

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

≤ 1 %

Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)

(10)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembanding capaian kinerja sasaran. Metode pembanding capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kerja yang diintegrasikan dengan realisasi kinerja yang yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3

Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati

100%x10.000 = 10.000

10.739 107,49%

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

100% 100% 100%

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

≤1 % 0 % 100 %

Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)

10 % x 81,29 = 8,12=89,41

82,49 8,52 %

(11)

perbaikan penanganan dimasa mendatang. Analisis capaian kinerja tersebut selengkapnya tertuang dalam bagian berikut ini.

B. Analisis Capaian Kinerja

[image:11.595.134.542.297.386.2]

1. Indikator kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4

Capaian Indikator Kinerja Realisasi Target Operasional Sertifikasi Dan Pengawasan Keamanan Hayati

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Realisasi target

operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati

100% x 10.000 = 10.000

13.340 107,49%

Frekuensi kegiatan operasional Tahun 2013 berjumlah 13.340 yang terdiri dari sertifikasi karantina hewan 7.039 sertifikat dan 6.301 sertifikat karantina tumbuhan. Target pada Tahun 2013 sebesar 100% dari Tahun 2012 atau sejumlah 9.990 sertifikat. Dengan demikian capaian kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati sebesar 107,49%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5

Realisasi Kegiatan Karantina Hewan dan Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta

Tahun 2013

Kegiatan Impor Ekspor Domas Dokel Jumlah

Tahun 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

KH 9 25 480 511 1.427 2.140 3.562 4.363 5.540 7.039

KT 39 498 1.236 1.236 190 155 3.734 4.412 5.199 6.301

[image:11.595.125.544.620.726.2]
(12)

a. Sosialisasi yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melapor kepada petugas karantina pertanian.

b. Peningkatan pengiriman burung ke Kalimantan dan Sumatera.

c. Kerjasama dan koordinasi instansi terkait telah mampu meningkatkan peran aktif para pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan perkarantinaan dan meningkatkan pemahaman akan arti penting karantina pertanian.

2. Indikator kinerja tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6

Capaian Indikator Kinerja Tingkat Kesesuaian Operasional Tindakan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati Terhadap Kebijakan Standar,

Teknik, dan Metode Yang Diberlakukan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

100% 100% 100%

(13)

3. Indikator kinerja prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7

Capaian Indikator Kinerja Prosentase Penolakan Kiriman Barang Ekspor Yang Disertifikasi Karantina Pertanian

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

≤1 % 0.06 % 100 %

[image:13.595.126.543.513.631.2]

Frekuensi ekspor komoditas selama 5 tahun pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8

Frekuensi Ekspor Komoditas Pertanian

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013

Frekuensi KH 631 444 477 480 511

Frekuensi KT 668 468 1.060 1.236 1.236

Jumlah 1.229 912 1.537 1.716 1.747

(14)

komoditas salk dari Negara China. Ini membuktikan bahwa selama ini tingkat akurasi dalam penerbitan sertifikat kesehatan komoditas ekspor sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Kegiatan ekspor komoditas karantina hewan meliputi pengiriman hewan hidup yang diekspor berupa kelinci sebanyak 25 ekor dengan frekuensi pengiriman 1 (satu) kali ke Malaysia, dan kumbang sebanyak 82.127 ekor dengan frekuensi pengiriman 33 kali ke Jepang. Bahan Asal Hewan yang di ekspor berupa sarang burung walet sebanyak 424,5 kg dengan frekuensi 19 kali pengiriman ke negara Cina, Hongkong, Canada dan USA. Sedang untuk ekportasi Hasil Bahan Asal Hewan berupa kulit jadi (finished leather), sarung tangan kulit (gloves) dan tas kulit sebanyak 110.511.8 kg dengan frekuensi 425 kali ke negara Asia Timur (seperti China, Hongkong, Korea) dan didominasi negara tujuan Vietnam. Frekuensi kegiatan ekspor Tahun 2013 sebanyak 480 kali, jika dibandingkan dengan Tahun 2012 mengalami kenaikan yang tidak banyak

Frekuensi kegiatan sertifikasi ekspor karantina tumbuhan sebanyak 1.236 kali. Jika dibanding tahun 2011 sebesar 1.086 kali berarti frekuensi ekspor naik 14 % dengan hitungan satuan berat sebesar 5.593.752,19 kg, satuan batang sejumlah 142.509 batang, kedua satuan ini pengalami penurunan, sedangkan untuk satuan kubikasi 299.655,70 M3 mengalami peningkatan 91%. Satuan hitungan kemasan frekuensinya hanya 1 kali sebanyak 5.000 kemasan. Komoditas yang diekspor diantaranya : buah salak, buah kelapa, rempah-rempah, daun pakis, kayu (moulding), furniture, benih sayuran, dan tembakau kering. Ekspor buah salak ke China sebanyak 322 kali atau 229.001,69 kg, daun pakis 64 kali atau 1.262.883,65 kg, rempah-rempah ke Malaysia, ke Perancis, dan Amerika sebanyak 130 kali atau 139.138,68 kg. Furniture dan kayu olahan sebanyak 415 kali atau 19.757,74 M3. Ekspor salak dengan tujuan ke China.

(15)
[image:15.595.133.542.309.386.2]

Tabel 9

Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)

10 % x 81,29 = 8,12=89,41

82,49 8,52 %

Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mempunyai wilayah kerja di Bandar Uadara Adisutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adisumarmo Solo, dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2012 mendapat nilai 82,49 (SANGAT BAIK), dan pada Tahun 2012 kami ditargetkan oleh pusat untuk mendapat kenaikan 10% (8,12) dari tahun sebelumnya sehingga menjadi 89,41 (SANGAT BAIK).

IKM pada Tahun 2013 hanya sebesar 82,49 (SANGAT BAIK), atau hanya mendapat tambahan senilai 89,41 – 82,49 = 6,92 atau 8,52% dari 8,12. Walaupun dari nilai yang ditargetkan tidak tercapai, namun nilai IKM dapat dipertahankan dalam kategori SANGAT BAIK, yaitu dari 81,29 pada tahun yang lalu menjadi 82,49 pada tahun ini. Capaian yang tidak memenuhi target ini disebabkan antara lain sebagai berikut:

a. Target yang dicanangkan terlalu tinggi;

(16)

c. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak sempat mengisi kuisioner;

5. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini:

Tabel 10 Realisasi Anggaran

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

Uraian Pagu Revisi Realisasi Capaian

(%) Belanja

Pegawai 2.958.189.000 3.212.413.000 3.207.103.006 99,83 Belanja

Barang 3.489.017.000 3.489.017.000 3.355.213.428 96,17

Belanja

Modal 4.916.933.000 4.916.933.000 4.893.010.000 99,51

Jumlah 11.364.139.000 11.618.363.000 11.455.326.434 98.60

Realisasi anggaran belanja pegawai tahun 2013 melampui pagu yang tersedia, yaitu dari pagu Rp2.958.189.000,00 terealisasi sebesar Rp3.207.103.006,00 atau sebesar 108,41% sehingga terdapat pagu minus. Agar dalam laporan keuangan tidak terdapat pagu minus maka dilakukan revisi DIPA. Capaian anggaran belanja pegawai setelah revisi dari pagu Rp3.212.413.000,00 terealisasi sebesar Rp3.207.103.006,00 atau 99,83%.

Kenaikan realisasi belanja pegawai disebabkan adanya mutasi masuk 7 pegawai PNS dari UPT lain ke Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, serta adanya kenaikan gaji 10% dan perubahan harga beras PNS.

(17)

pegawai 99,83% dan belanja modal 99,51%, maka capaian belanja barang yang paling rendah. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan biaya perjalanan dinas tidak dapat terserap secara maksimal karena memang sudah tidak diperlukan lagi mengingat sasaran dan tujuan kegiatan telah tercapai.

Sedangkan untuk belanja modal capaian mencapai 99,55%. Sisa dari yang tidak terserap ini adalah merupakan biaya optimalisasi dari hasil lelang beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa.

6. Outcome

Bahwa keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan tupoksi: mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara RI; mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah keluarnya, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari wilayah negara RI apabila negara tujuan menghendakinya.

(18)

BAB IV P E N U T U P A. Kesimpulan

Laporan pertanggungjawaban pencapaian kinerja Badan Kepegawaian Negara (BKN) tahun 2012 yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis BKN 2010-2014 tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini. Secara umum capaian kinerja BKN di tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut:

Laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro di bidang pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati.

(19)

akuntabilitas sesuai apa yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada Tahun 2013.

Dimasa mendatang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta akan senantiasa melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini sehingga terwujud transparansi dan akuntabilitas sesuai yang kita ingin wujudkan bersama.

Gambar

Gambar 1. Gambar Susunan Organisasi BKP Kelas II Yogyakarta
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 8
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain : Prevalensi Depresi dan Gambaran Stressor Psikososial pada Remaja Sekolah Umum

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, cara dan alat – alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga kekayaan

Secara umum, perlakuan terbaik dalam memperpanjang masa simpan serta mempertahankan mutu buah pepaya ‘California’ adalah perlakuan K 0 W 1 (kitosan 0% dan plastic wrapping)

Dari Tabel 1 dapat dilihat kegiatan selama PKL yang dilakukan baik kegiatan lapangan maupun kegiatan lainnya seperti pemberian tali asih dan ganti rugi lahan milik warga yang

Titik tanam yang akan dipancang harus bebas dari tunggul kayu dengan jarak minimum 1.5 meter dari kiri dan kanan jalur tanaman.. PEMBUATAN TAPAK KUDA

Perawatan jalan utama secara mekanis dapat juga ditentukan sesuai dengan topografi, yaitu untuk daerah bergelombang 300m/JKT untuk Road greder dan 250 m/JKT untuk Rood

Persentase Ibu Hamil yang dilakukan pemeriksaan Sifilis Jumlah tenaga kontrak pada Dinas Kesehatan, 29 Puskesmas dan 2 RSUD (Sungai Lilin dan Bayung Persentase kasus TBC

Seminar tentang Pembelajaran Sains dan Matematika yang menarik dan menantang yang diselenggarakan pada 12 Januari 2008 oleh Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya