IKHTISAR EKSEKUTIF
Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah
akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau
mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 disusun.
LAKIP ini menyajikan capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta Tahun 2012 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan
dalam bidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati. Keberhasilan dibidang pelayanan operasional karantina pertanian
dan pengawasan keamanan hayati tentunya bukan merupakan keberhasilan dari
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara institusional, namun
merupakan keberhasilan yang dicapai dari dukungan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder).
Beberapa capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara
ringkas dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1
Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2012
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati
100%x9.990 = 9.990
10.739 107,49%
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100% 100% 100%
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤1 % 0 % 100%
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
10 % x 81,29 = 8,12=89,41
82,49 8,52 %
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan perkarantinaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan pertanian dan merupakan salah satu sektor dari pembangunan
nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa indonesia
menuju masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, mandiri dan bermartabat.
Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good govermance) merupakan harapan semua pihak, langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain Ketetapan MPR-RI
Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas
Korupsi dan Nepotisme, Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme dan Inpres Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi
Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, dan fungsi, serta peranannya
berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.
B. Tugas Pokok Dan Fungsi 1. Kedudukan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang berdiri berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, adalah
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
2. Tugas Pokok
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
3. Fungsi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK);
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan;
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati;
h. Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan;
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
4. Wilayah Kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai wilayah kerja :
a. Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta;
b. Bandar Udara Adisumarmo Solo;
c. Kantor Pos Besar Yogyakarta.
C. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/2008 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
[image:4.595.139.512.118.359.2]Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Gambar 1. Gambar Susunan Organisasi BKP Kelas II Yogyakarta
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya LAKIP ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selama Tahun 2012. Capaian kinerja
(performance results) 2012 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Adapun sistematika penyusunan LAKIP
adalah sebagai berikut :
Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif);
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi dan sekitar pengantar lainnya;
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen
penetapan kinerja);
Bab III Akuntabilitas Kinerja, dalam bab ini diuraikan sasaran-sasaran organisasi, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja;
Bab IV Penutup Lampiran-lampiran
KEPALA
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Karantina Tumbuhan Seksi Karantina
Hewan
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen dalam upaya terencana
dan sistematis dalam peningkatan kinerja serta cara pencapaiannya melalui
pembinaan, penataan, perbaikan, penerbitan, penyempurnaan dan
pebaharuan terhadap sistem dalam pelayanan perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati.
Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan salah satu
wujud operasional dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian. Renstra
dibuat dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pemerintahan yang
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pertanian yang telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun ke-2 pada
2010-2014, maupun Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun
2010-2014.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina,
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, maka salah satu strategi dalam menjaga
kelestarian sumberdaya alam hayati hewani dan nabati melalui
penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.
Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan
harapan pemberi kewenangan, kebutuhan masyarakat, dan untuk memenuhi
kewajiban penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dibidang
perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka dibuatlah dokumen Renstra Balai
B. Visi Dan Misi 1. Visi :
Menjadi Instansi yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan
kelestarian sumber daya alami hayati hewani dan nabati serta keamanan
pangan di Propinsi DIY dan Jateng.
2. Misi :
a. Melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan untuk melindungi
kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati di Provinsi DIY
dan Jateng.
b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Provinsi DIY dan Jateng.
c. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.
d. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka peningkatan akselerasi
ekspor komoditas pertanian di Provinsi DIY dan Jateng.
C. Penetapan Kinerja Tahun 2012
Dokumen Penetapan Kinerja adalah merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang
dimiliki oleh instansi.
Tujuan penetapan kinerja ini antara lain adalah untuk: meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan peningkatan kinerja aparatur, serta sebagai
wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah dan
dijadikan dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi
Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
Anggaran 2012 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2
Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Pelayanan karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati
Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati
100 %
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100 %
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤ 1 %
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode
pembanding capaian kinerja sasaran. Metode pembanding capaian kinerja
sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kerja yang
diintegrasikan dengan realisasi kinerja yang yang dicapai organisasi. Selanjutnya
akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi
serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Rincian tingkat
capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam
Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3
Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2012
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati
100%x9.990 = 9.990
10.739 107,49%
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100% 100% 100%
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤1 % 0 % 100 %
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
10 % x 81,29 = 8,12=89,41
82,49 8,52 %
Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis
berikut indikator kinerjanya, namun demikian juga terdapat beberapa indikator
kinerja yang tidak berhasil diwjudkan. Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat
perbaikan penanganan dimasa mendatang. Analisis capaian kinerja tersebut
B. Analisis Capaian Kinerja
1. Indikator kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan
keamanan hayati. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4
Capaian Indikator Kinerja Realisasi Target Operasional Sertifikasi Dan Pengawasan Keamanan Hayati
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Realisasi target
operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati
100% x 9.990 = 9.990 10.739 107,49%
Frekuensi kegiatan operasional Tahun 2012 berjumlah 10.739 yang terdiri
dari sertifikasi karantina hewan 5.540 sertifikat dan 5.199 sertifikat karantina
tumbuhan. Target pada Tahun 2012 sebesar 100% dari Tahun 2011 atau
sejumlah 9.990 sertifikat. Dengan demikian capaian kinerja realisasi target
operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati sebesar 107,49%.
Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5
Realisasi Kegiatan Karantina Hewan dan Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Tahun 2012
Kegiatan Impor Ekspor Domas Dokel Jumlah
Tahun 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012
KH 3 9 477 480 1.196 1.427 2.595 3.562 4.271 5.540
KT 49 39 1.086 1.236 187 190 4.398 3.734 5.719 5.199
Keberhasilan capaian ini disebabkan antara lain:
a. Sosialisasi yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk melapor kepada petugas karantina pertanian.
c. Kerjasama dan koordinasi instansi terkait telah mampu meningkatkan
peran aktif para pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan
perkarantinaan dan meningkatkan pemahaman akan arti penting karantina
pertanian.
2. Indikator kinerja tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan
metode yang diberlakukan. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada
[image:10.595.134.538.364.457.2]Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6
Capaian Indikator Kinerja Tingkat Kesesuaian Operasional Tindakan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati Terhadap Kebijakan Standar,
Teknik, dan Metode Yang Diberlakukan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan
100% 100% 100%
Pada Tahun 2012 ditargetkan 100% dapat melaksanakan kegiatan
operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap
kebijakan standar, teknik, dan metode yang dituangkan dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP). Dari catatan pada Tahun 2012, maka realisasi
dari indikator kinerja : Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan
metode yang diberlakukan ternyata dapat memperoleh sampai 100%.
Dengan demikian maka capaian kinerja mencapai 100%.
3. Indikator kinerja prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang
disertifikasi karantina pertanian. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada
Tabel 7
Capaian Indikator Kinerja Prosentase Penolakan Kiriman Barang Ekspor Yang Disertifikasi Karantina Pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
≤1 % 0 % 100 %
Frekuensi ekspor komoditas selama 5 tahun pada Balai Karantina Pertanian
Kelas II Yogyakarta selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini :
Tabel 8
Frekuensi Ekspor Komoditas Pertanian
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Frekuensi KH 459 631 444 477 480
Frekuensi KT 986 668 468 1.060 1.236
Jumlah 1.445 1.229 912 1.537 1.716
Dari 5 (lima) tahun kegiatan ekspor komoditas pertanian yang melalui Balai
Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, sampai sekarang tidak pernah
mengalami adanya penolakan atas kiriman barang ekspor yang disertifikasi
karantina pertanian ataupun adanya Notification of Non - Compliance (NNC) dari pihak luar negeri, atau realisasi adanya NNC 0%. Ini membuktikan
bahwa selama ini tingkat akurasi dalam penerbitan sertifikat kesehatan
komoditas ekspor sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.
Kegiatan ekspor komoditas karantina hewan meliputi pengiriman hewan
hidup yang diekspor berupa kelinci sebanyak 25 ekor dengan frekuensi
pengiriman 1 (satu) kali ke Malaysia, dan kumbang sebanyak 82.127 ekor
dengan frekuensi pengiriman 33 kali ke Jepang. Bahan Asal Hewan yang di
[image:11.595.126.543.346.463.2]ekportasi Hasil Bahan Asal Hewan berupa kulit jadi (finished leather), sarung tangan kulit (gloves) dan tas kulit sebanyak 110.511.8 kg dengan frekuensi 425 kali ke negara Asia Timur (seperti China, Hongkong, Korea) dan
didominasi negara tujuan Vietnam. Frekuensi kegiatan ekspor Tahun 2012
sebanyak 480 kali, jika dibandingkan dengan Tahun 2011 mengalami
kenaikan yang tidak banyak
Frekuensi kegiatan sertifikasi ekspor karantina tumbuhan sebanyak 1.236
kali. Jika dibanding tahun 2011 sebesar 1.086 kali berarti frekuensi ekspor
naik 14 % dengan hitungan satuan berat sebesar 5.593.752,19 kg, satuan
batang sejumlah 142.509 batang, kedua satuan ini pengalami penurunan,
sedangkan untuk satuan kubikasi 299.655,70 M3 mengalami peningkatan
91%. Satuan hitungan kemasan frekuensinya hanya 1 kali sebanyak 5.000
kemasan. Komoditas yang diekspor diantaranya : buah salak, buah kelapa,
rempah-rempah, daun pakis, kayu (moulding), furniture, benih sayuran, dan tembakau kering. Ekspor buah salak ke China sebanyak 322 kali atau
229.001,69 kg, daun pakis 64 kali atau 1.262.883,65 kg, rempah-rempah ke
Malaysia, ke Perancis, dan Amerika sebanyak 130 kali atau 139.138,68 kg.
Furniture dan kayu olahan sebanyak 415 kali atau 19.757,74 M3. Ekspor
salak dengan tujuan ke China.
4. Indikator kinerja peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM). Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9
Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)
10 % x 81,29 = 8,12=89,41
82,49 8,52 %
Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mempunyai wilayah kerja
dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2012 mendapat nilai 82,49
(SANGAT BAIK), dan pada Tahun 2012 kami ditargetkan oleh pusat untuk
mendapat kenaikan 10% (8,12) dari tahun sebelumnya sehingga menjadi
89,41 (SANGAT BAIK).
IKM pada Tahun 2012 hanya sebesar 82,49 (SANGAT BAIK), atau hanya
mendapat tambahan senilai 89,41 – 82,49 = 6,92 atau 8,52% dari 8,12.
Walaupun dari nilai yang ditargetkan tidak tercapai, namun nilai IKM dapat
dipertahankan dalam kategori SANGAT BAIK, yaitu dari 81,29 pada tahun
yang lalu menjadi 82,49 pada tahun ini. Capaian yang tidak memenuhi target
ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
a. Target yang dicanangkan terlalu tinggi;
b. Pengguna jasa/pelanggan di Bandara Adisucipto yang selalu
berganti-ganti;
c. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak
sempat mengisi kuisioner;
5. Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
[image:13.595.128.540.574.730.2]2012 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini:
Tabel 10 Realisasi Anggaran
Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2012
Uraian Pagu Revisi Realisasi Capaian
(%) Belanja
Pegawai 2.958.189.000 3.212.413.000 3.207.103.006 99,83 Belanja
Barang 3.489.017.000 3.489.017.000 3.355.213.428 96,17 Belanja
Modal 4.916.933.000 4.916.933.000 4.893.010.000 99,51
Realisasi anggaran belanja pegawai tahun 2012 melampui pagu yang
tersedia, yaitu dari pagu Rp2.958.189.000,00 terealisasi sebesar
Rp3.207.103.006,00 atau sebesar 108,41% sehingga terdapat pagu minus.
Agar dalam laporan keuangan tidak terdapat pagu minus maka dilakukan
revisi DIPA. Capaian anggaran belanja pegawai setelah revisi dari pagu
Rp3.212.413.000,00 terealisasi sebesar Rp3.207.103.006,00 atau 99,83%.
Kenaikan realisasi belanja pegawai disebabkan adanya mutasi masuk 7
pegawai PNS dari UPT lain ke Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta, serta adanya kenaikan gaji 10% dan perubahan harga beras
PNS.
Untuk belanja barang tahun 2012 capaiannya sebesar 96,17%. Jika
dibandingkan dengan penyerapan jenis belanja lainnya, yakni belanja
pegawai 99,83% dan belanja modal 99,51%, maka capaian belanja barang
yang paling rendah. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan biaya perjalanan
dinas tidak dapat terserap secara maksimal karena memang sudah tidak
diperlukan lagi mengingat sasaran dan tujuan kegiatan telah tercapai.
Sedangkan untuk belanja modal capaian mencapai 99,55%. Sisa dari yang
tidak terserap ini adalah merupakan biaya optimalisasi dari hasil lelang
beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa.
6. Outcome
Bahwa keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan
tupoksi: mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam
wilayah negara RI; mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan
karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke
area lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan
penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah keluarnya,
dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari wilayah negara RI
Pelayanan perkarantinaan yang telah dilaksanakan selama Tahun 2012
terbukti banyak membantu dalam kelancaran lalulintas komoditas pertanian
yang dilalulintaskan melalui Bandara Adisucipto Yogyakarta dan
Adisumarmo Solo baik untuk tujuan perdagangan, penelitian, komsumsi dan
BAB IV P E N U T U P
Laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun
2012 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja,
baik makro maupun mikro di bidang pelayanan karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati.
Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Balai Karantina
Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam melaksanakan berbagai kewajiban. Sangat
disadari bahwa laporan ini belum sempurna menyajikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas sesuai apa yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan
berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta pada Tahun 2012.
Dimasa mendatang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta akan senantiasa
melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini sehingga
terwujud transparansi dan akuntabilitas sesuai yang kita ingin wujudkan bersama.
Kiranya laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta
Tahun 2012 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber