BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
Saat ini tugas Public Relations (PR) dihadapkan dengan fakta bahwa masih banyak usaha yamg memandang sempit peran aktif dari public relations itu sendiri, yang sebenarnya, peran aktif dari public relations tersebut dapat memberikan dampak baik, bagi keberlangsungan suatu usaha. Karena itu, public relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan,
demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.
Pada saat ini masih banyak usaha yang berpandangan remeh dan masih rendahnya tingkat kesadaran pengusaha terhadap peran aktif public relations pada keberlangsungan usaha. Khususnya usaha yang masih bersekala kecil dan sedang pada pengguna peran aktif public relations terhadap barang atau jasa yang ditawarkan, dalam konteks pembangunan citra perusahaan dan pesaing usaha yang semakin ketat.
Lebih lanjut, sekarang ini sudah mulai banyak berkembang bisnis franchise di Indonesia, dan hal ini cukup menggairahkan dengan hal yang dipicu
oleh keinginan anggota masyarakat untuk berwirausaha. Tetapi semua ini memiliki kendala untuk menemukan ide dalam berwirausaha dan kemudian sebuah bisnis franchise kecil datang dengan memberikan solusi. Sebagian besar franchise bermula dari informasi, keingintahuan, kemauan, dan kesempatan,
berwiraswasta dimana mereka dapat menjalankan usahanya dengan aman, senang dan tidak berisiko, namun karena kesempatan dan waktu yang belum memungkinkan maka sementara mereka mengurungkan niatnya, melihat antusias pasar dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pesatnya pertumbuhan usaha dengan sistem franchise di Indonesia juga dapat dilihat dari tumbuhnya kegiatan usaha melalui sistem ini sebesar 3% per tahun. Data Depdag menyebutkan, hingga Juni 2009, tercatat sejumlah 1.010 usaha franchise terdiri dari 260 franchise asing, dan 750 franchise lokal dengan jumlah gerai 42.900 dan menyerap 819.200 tenaga kerja. Sebab lain maraknya pertumbuhan franchise akibat dari pemutusan hubungan kerja yang terjadi semasa krisis juga akan memicu tumbuhnya berbagai business opportunity (BO) baru.
Selain itu, suatu usaha franchise, memiliki keuntungan yang berbeda dengan usaha-usaha bisnis lain, antara lain ialah: a). Biasanya mempunyai produk yang unik, tidak mudah ditiru; b). Mempunyai keunggulan dibandingkan dengan tipe usaha sejenis; c). Mempunyai konsep usaha yang telah terbukti berhasil; d). Produk/jasa yang terjamin; e). Sudah mempunyai nama; f). Adanya standarisasi dan pengoperasian yang jelas dengan (SOP); f). Resiko kerugian yang rendah; g). Ada dukungan yang berkesinambungan dari pemberi franchise kepada penerima franchise seperti bimbingan operasional, pelatihan dan promosi; h). Hak
menjual konsep bisnisnya ke publik (Nugraha, 2009 : 48). Selain itu pemicu maraknya pertumbuhan franchise juga dikarenakan adanya beberapa sebab yang antara lain :1). Longgarnya regulasi untuk bisnis franchise yang ada; 2). Tingkat keuntungan yang jauh lebih tinggi ketimbang suku bunga deposito; 3). Adanya bukti bahwa bisnis franchise menguntungkan; 4). Tingginya minat para pemilik modal untuk ikut memiliki usaha dengan cara franchise; 5). Sulitnya mengurus SDM dan pengawasan jika ekspansi bisnis dikelola sendiri; 6). Mempertahankan kelangsungan bisnis yang sudah dikelola selama puluhan tahun; 7). Pemilik franchise bisa berekspansi tanpa memerlukan banyak modal. 8). Cara paling cepat
mengangkat sebuah merek; 9). Potensi pasar yang masih terbuka. 10). Menciptakan sebuah pasar baru bagi sebuah produk.
Untuk agar dapat selalu bersaing dengan kompetitornya serta melihat begitu pentingnya peran PR dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu / Terintegrasi (KPT), maka penelitian ini akan mengkaji tentang “Peran Public Relations
dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu pada Perusahaan Franchise Kebab
Turki Baba Rafi”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan penelitian dalam Skripsi ini. Perumusan permasalahan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran terpadu (KPT) pada perusahaan franchise Kebab Turki Baba Rafi di Jakarta Barat?
2. Bagaimana peran public relations (PR) dalam melaksanakan komunikasi pemasaran yang terpadu pada perusahaan franchise Kebab Turki Baba Rafi di Jakarta Barat?
3. Menganalisis sistem franchise dalam penerapan komunikasi pemasaran terpadu oleh public relations (PR).
1.3
Pembatasan Masalah
relations, direct response yang dipadukan untuk menghasilkan dampak
komunikasi yang berarti. Komunikasi yang terarah dalam membangun hubungan antara PR (public relationship) bagi sebuah usaha franchise kecil di Jakarta, kepada calon konsumen dapat meningkatkan citra atau image perusahaan serta produk yang disediakan, oleh karena itu sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan diatas, selanjutnya peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian, fungsinya agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas, sehingga dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian.
Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah: Penelitian ini hanya mengkaji peran public relations dalam komunikasi pemasaran terpadu (KPT) pada perusahaan franchise khususnya ” 4 Outlet Kebab Turki Baba Rafi ” yang berlokasi dan menjalankan bisnisnya di wilayah Jakarta Barat.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah :
1. Mengetahui strategi komunikasi pemasaran terpadu (KPT) pada perusahaan franchise Kebab Turki Baba Rafi di Jakarta Barat.
2. Mengetahui peran public relations (PR) dalam menerapkan komunikasi pemasaran yang terpadu pada perusahaan franchise Kebab Turki Baba Rafi di Jakarta Barat.
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat rnemberikan manfaat yang spesifik, baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna dalam rangka implementasi dan pengembangan ilmu mengenai komunikasi pemasaran terpadu (KPT), peran penting dalam manajemen public relations tidak sekedar menjual produk perusahaan, baik barang atau pun jasa semata.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan sumbangan pemikiran dalam bentuk rekomendasi bagi para pengambil kebijakan sebelum membeli franchise dan untuk mengetahui penerapan komunikasi pemasaran terpadu serta public relations pada perusahaan franchise kecil di Jakarta.
3. Bagi Penulis, mendapat tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai arti dan pentingnya penerapan komunikasi pemasaran terpadu serta public relations pada perusahaan franchise kecil di Jakarta. Serta guna
memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, antara teori-teori yang dipelajari diperkuliahan dengan penerapan praktek yang sebenarnya di lapangan.