• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COMMONALITIES (KESAMAAN-KESAMAAN)DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COMMONALITIES (KESAMAAN-KESAMAAN)DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENING

MELALUI METOD

DI KELAS IV MA

UNIVERSITAS IS

FAKU

PROGRAM STUDI

GKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMA

DE

COMMONALITIES

(KESAMAAN-KESAM

ADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UM

SIDAYU GRESIK

SKRIPSI

Oleh:

CHALIMATUS SAIDAH

NIM. D07212005

S ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABA

ULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

DI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA

JUNI 2016

ATIKA

AMAAN)

MMAH

AYA

(2)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE

COMMONALITIES

(KESAMAAN-KESAMAAN)

DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UMMAH

SIDAYU GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh:

CHALIMATUS SAIDAH

NIM. D07212005

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Chalimatus Saidah, 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Commonalities (Kesamaan-kesamaan) Di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing, Wahyuniati, M.Si.

Kata Kunci :Motivasi Belajar Matematika, Metodecommonalities.

Motivasi belajar matematika di kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik pada materi operasi hitung campuran rendah. Hal ini tercermin pada hasil wawancara pada guru mata pelajaran matematika serta hasil nilai angket yang diisi oleh siswa sebelum dilakukan penelitian jauh dari kategori motivasi tinggi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan metode Commonalitiespada mata pelajaran Matematika kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik? (2) Bagaimana peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metode Commonalities?.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui penerapan metode Commonalities pada mata pelajaran Matematika kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. (2) Mengetahui peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metodeCommonalities.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Penelitian ini dilakukan di kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik 31 siswa.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK. ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR RUMUS ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Lingkup Penelitian ... 6

F. Signifikansi Penelitian ... 7

BAB II : KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar ... 9

1. Pengertian Motivasi ... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 11

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar... 13

4. Fungsi Motivasi Belajar.... ... 15

5. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar... 15

6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 16

7. Teori Motivasi Belajar ... 19

8. Indikator Siswa Termotivasi ... 22

B. MetodeCommonalities ... 22

1. Pengertian Metode ... 22

2. Pengertian MetodeCommonalities ... 23

3. Langkah-langkah MetodeCommonalities ...23

4. Kelebihan dan Kekurangan MetodeCommonalities ...24

C. Pembelajaran Matematika... 25

1. Teori Pembelajaran Matematika... 25

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 27

(9)

D. Operasi Hitung Campuran ... 30

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 32

B.SettingPenelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 35

C. Variabel yang Diselidiki ... 36

D. Rencana Tindakan ... 36

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 41

F. Indikator Kinerja ... 48

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Pra Siklus... 51

2. Deskripsi Siklus 1 ... 55

3. Deskripsi Siklus II ... 74

B. Pembahasan...93

1. Siklus I ... 93

2. Siklus II ... 95

BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek

abstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif yaitu kebenaran

suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah

diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat

kuat dan jelas. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) yang berumur antara 6 atau 7 tahun,

sampai 12 tahun atau 13 tahun. Menurut pieget, kemampuan anak-anak

tampak berada pada fase operasional konkret.1

Pelajaran matematika di SD merupakanbasic atau dasar yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika berfungsi

sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan

bilangan-bilangan, simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat

membantu memperjelas dan mempermudah menyelesaikan permasalahan

yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah

dasar ini diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir

menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.2 Fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung,

mengukur, menurunkan rumus, menggunakan rumus yang diperlukan dalam

1

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) , 1.

2

(11)

2

kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan

statistika, kalkulus dan trigonometri.3

Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari

kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam pengembangan

penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi

dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam

segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat

dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara,

meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan,

memberikan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya.4

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan diberikannya

matematika di sekolah adalah kita dapat melihat bahwa matematika sekolah

memegang peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika

untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebagai warga negara indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan

seperti yang tertuang dalam UUD 1945, tentunya harus memiliki pengetahuan

minimum. Pengetahuan minimum itu dantaranya adalah matematika. Oleh

3

Depdiknas. Standar Kompetensi Matematika. 2006. 4

Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.

(12)

3

sebab itu, matematika sekolah sangat berarti baik bagi para siswa yang

melanjutkan studi maupun yang tidak.

Bagi mereka yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih

tinggi, matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja, dapat

berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan

presentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain. Kalu

diperhatikan pada berbagai media massa, seringkali informasi disajikan dalam

bentuk persen, tabel, bahkan dalam bentuk diagram.

Dengan demikian, agar orang dapat memperoleh informasi yang benar

dari apa yang dibacanya itu, mereka harus memiliki pengetahuan mengenai

persen, cara membaca tabel, dan juga diagram. Dalam hal inilan matematika

memberikan peran pentingnya. Jadi pada dasarnya matematika sangat

bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Kenyataannya dari hasil wawancara dengan guru yang dilakukan oleh

peneliti, bahwa anak-anak sekolah dasar kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah

(MI) Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik memiliki motivasi belajar matematika

yang rendah dan hasil belajar matematika siswa dari 31 peserta didik hanya

rata-rata 43 % yang memiliki motivasi tinggi dan sisanya yaitu 57% dengan

motivasi yang rendah.5

Hal inilah yang membuat guru matematika yang mengajar di kelas in

juga sering mengeluh, karena selain menimbulkan ketidakefektifan kegiatan

5

(13)

4

proses pembelajaran, juga berdampak pada pemahaman dan hasil belajar

siswa yang kurang memuaskan.

Membangkitkan motivasi dalam diri siswa merupakan kewajiban dari

seorang pendidik. Pendidik harus mempunyai strategi-strategi untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa untuk belajar.6

Dalam proses pembelajaran Matematika di kelas IV ini guru lebih

sering memberikan tugas, dan melaksanakan pembelajaran apa adanya sesuai

dengan yang ada di buku, tanpa menggunakan variasi pembelajaran baik itu

strategi, metode atau media yang lain. Sehingga anak yang sulit untuk belajar

matematika menjadi tidak semangat ketika proses pembelajaran berlangsung.

Pada akhirnya situasi belajar di kelas berjalan kurang efektif dan hasilnya

kurang memuaskan, hal itulah yang mengakibatkan motivasi siswa di kelas

ini menjadi rendah.

Menurut peneliti, berdasarkan analisisnya di atas, maka masalah untuk

meningkatkan motivasi belajar Matematika dapat ditingkatkan dengan

menggunakan motodeCommonalitiesdalam proses pembelajarannya. Metode Commonalitiesmerupakan salah satu pembelajaran cooperative, oleh karena itu metode Commonalities ini sangat bagus dalam membangun kebersamaan dikelas, selain itu melatih berkomunikasi antar teman, melatih berfikir dan

dan bertukar informasi, serta melatih dalam penguasaan kompetensi.

Diharapkan dengan menggunakan metode ini siswa-siswa akan lebih

termotivasi untuk belajar matematika.

6

(14)

5

Dari latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

METODECOMMONALITIES (KESAMAAN-KESAMAAN) DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan

diuraikan peneliti adalah meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa

kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode Commonalities pada mata pelajaran Matematika kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV MI

Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metode

Commonalities?

B. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh

peneliti pada siswa kelas IV dalam pembelajaran Matematika yaitu dengan

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengunakan metode

Commonalities. Pada metode Commonalities peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar matematika mereka, karena dengan metode

(15)

6

mengembangkan potensito live together. Sehingga dalam pembelajaran akan lebih menyenangkan jika mereka bisa belajar dan berbagi pengetahuan

bersama dengan teman sebayanya.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan

Penelitian Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan metode Commonalities pada mata pelajaran Matematika kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu

Gresik.

2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah

mengunakan metodeCommonalities.

D. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil

penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal

tersebut dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah

Nahdlatul Ummah semester II tahun ajaran 2015/2016, karena kelas ini

terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah terhadap pembelajaran

matematika.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran matematika kelas IV

semester II, dengan standar kompetensi: 5. menjumlahkan dan

(16)

7

operasi hitung campuran. Indikator: 5.4.1 melakukan operasi hitung

campuran pada bilangan bulat, 5.4.2 melakukan operasi hitung

campuran menggunakan garis bilangan.

E. Signifikansi Penelitian

Jika hasil tujuan penelitian tindakan dapat dicapai, maka peneliti

mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat :

Manfaat secara umum:

1. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

matematika dengan pengunaan metodeCommonalities.

2. Dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat

karya ilmiah.

Manfaat secara spesifik:

1. Sekolah

Dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatan mutu tenaga

pendidik, dan peserta didik.

2. Guru

a. Dapat memberikan kontribusi dalam hal inovasi atau variasi metode di

dalam proses pembelajaran.

b. Dapat memberikan masukan kepada tenaga pendidik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas serta untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

(17)

8

a. Dapat meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan dalam proses KBM

berlangsung.

c. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

4. Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti

ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan

(18)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi

dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya

sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri

seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mc. Donald sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful

Bahri bahwa motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Berarti bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk

mencapai tujuan.5

Menurut M. Utsman Najati sebagaimana yang dikutip oleh Abdul

Rahman Sholeh motivasi adalah kekuatan penggerak yang

membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah

laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki

tiga komponen pokok, yaitu :6

a. Menggerakkan. Dalam hal ini menimbulkan kekuatan pada individu,

membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

5

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), hlm 148. 6

(19)

0

b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku ke suatu

tujuan tertentu.

c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan

menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan

intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan

individu.

Menurut Hoyt dan Miskel sebagaimana yang dikutip oleh Abdul

Rahman Sholeh motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks,

dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan

ketegangan, atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan

menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian

tujuan-tujuan personal. Sedangkan menurut Gage dan Berliner, motivasi

diibaratkan sebagai mesin dan kemudi pada mobil. Mobil tanpa mesin dan

kemudi hanyalah layaknya manusia yang memiliki badan tak bertenaga

dan kendali arah. Padahal dalam pencapaian tujuan seseorang haruslah

memiliki daya dorong bagi pemunculan perilaku dan arah dari proses

pemunculan perilaku tersebut.7

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku

yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan

atau untuk mencapai suatu tujuan.

7

(20)

✁✁

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu:8 a. Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa sendiri)

1) Faktor fisik

Yang dimaksud meliputi: nutrisi, kesehatan, dan fungsi-fungsi

fisik (terutama anca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan

akan mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, ceat lelah, dan

sebagainya. Kopndisi fisik yang seperti itu sangat berpengaruh

terhadap proses belajar siswa disekolah. Dengan kekurangan gizi,

siswa akan rentan terhadap penyakit, yang menyebabkan

menurunnya kemampuan belajar, berfikir atau berkonsentrasi.

Panca indera yang baik akan mempermudah siswa dalam mengikuti

proses belajar disekolah.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang

mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor

yang mendorong aktivitas belajar adalah sebagai berikut:

a) Rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang

lebih luas, sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju.

b) Keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan

teman

8

(21)

✂✄

c) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang

baru

d) Keinginan untuk mendapat rasa aman apabila menguasai

pelajaran

e) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses

belajar

Sedangkan faktor psikis yang menghambat sebagai berikut:

a) Tingkat kecerdasan yang lemah

b) Gangguan emosional, seperti: merasa tidak aman, tercekam

rasa takut, cemas, dan gelisah

c) Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk.

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)

1) Faktor non-sosial

Faktor non-sosial yang dimaksud seperti: keadaan udara (cuaca

panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi,

bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana

atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor dapat saling mendukung

maka proses belajar akan berjalan dengan baik.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan

orang tua), baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung

(foto atau suara). Proses belajar akan berlangsung dengan baik

(22)

☎✆

bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa yang

mengalami kesulitan belajar. Pada saat dirumah siswa tetap

mendapat perhatian dari orang tua, baik perhatian material dengan

menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan

mempermudah siswa belajar di rumah.

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas

belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.

Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan

motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak

hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar

mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, antara lain:9 a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang

mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang

mendorong seseorang untuk belajar.

b. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam

belajar

Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak

memutuskan memberi motivasi ekstrinsik kepada setiapa anak didik.

Tidak pernah ditemukan guru yang memakai motivasi instrinsik dalam

9

(23)

✝✞

pengajaran. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk

diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar.

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik

adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala

sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga

bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu,

motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.

c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

Setiap orang lebih suka dipuji daripada dihukum. Memuji

berarti memberikan penghargaan kepada seseorang atas prestasi yang

diperoleh. Hal inilah yang membuat seseorang akan lebih semangat.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

Menguasai sejumlah ilmu pengetahuan merupakan kebutuhan

yang tidak bisa dihindari oleh anak didik. Oleh karena itu, setiap anak

didik selalu mencari cara bagaimana untuk mengembangkan dirinya

dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dalam

kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan. Perhatian,

ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan

yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi

bagi anak didik dalam belajar.

e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

(24)

✟✠

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:10 a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi

karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar.

Sesuatu yang akan dicari dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin

tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum

diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam

rangka mencari tahu.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak

didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang

kemudian menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

5. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Bentuk-bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:11

a. Memberi angka (simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak

didik)

10

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), hlm 157. 11

(25)

✡6

b. Hadiah (memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan

atau kenangan-kenangan/cenderamata atas prestasi yang dicapai)

c. Kompetensi (persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar)

d. Ego-Involvement(menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu

tantangan)

e. Memberi ulangan

f. Mengetahui hasil

g. Pujian

h. Hukuman

i. Rasa ingin untuk belajar

j. Minat (kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas)

k. Tujuan yang diakui (rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik

oleh anak didik)

6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford sebagaimana yang dikutip oleh

Syaiful Bahri ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan

dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi pelajar anak didik

yaitu:12

a. Menggairahkan anak didik

12

(26)

☛☞

Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru harus berusaha

menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu

memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu

dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memlihara minat anak didik

dalam belajar.

b. Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang

realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau yang

tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di

masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara

harapan-harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis.

c. Memberikan insentif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan

memberikan hadiah kepada anak didik atas keberhasilannya, sehingga

anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

d. Mengarahkan perilaku anak didik

Disini guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak

didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.

Sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik, yaitu:

(27)

✌8

2) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana sebagai pemicu

keberhasilan

3) Membangkitkan rasa ingin tahu

4) Melakukan hal yang luar biasa yang tidak diduga oleh anak didik

5) Memanfaatkan apersepsi anak didik

6) Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang

unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar.

7) Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang

sudah dipelajari sebelumnya.

8) Pergunakan simulasi dan permainan.

9) Memberi kesempatan kepada anak didik untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum.

10) Perkecil konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak

didik dari keterlibatanya dalam belajar, yaitu:

a) Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami

suatu gagasan atau memecahkan suatu permasalahan dengan

tepat.

b) Dari aspek fisik anak merasa ketidaknyamanan.

c) Teguran guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti

sesuatu dari bahan pelajaran yang disampaikan.

d) Anak didik harus berhenti di tengah-tengah aktivitas yang

(28)

✍9

e) Anak didik harus melakukan ujian yang materi dan

gagasan-gagasannya belum pernah diajarkan.

f) Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi

tingkat kemampuannya.

g) Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan.

h) Anak didik harus melakukan tes yang

pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat dimengerti atau soal-soalnya terlalu

remeh.

i) Anak didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru.

j) Anak didik harus belajar dengan kecepatan yang sama dengan

anak didik lainnya yang lebih pandai.

k) Anak didik dikelompokkan bersama anak didik yang kurang

pandai dibandingkan dirinya.

l) Anak didik harus duduk mendengarkan penjelasan guru yang

membosankan.

m) Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan

sedikit waktu yang disediakan.

11) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

12) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

13) Memberikan contoh yang positif.

7. Teori Motivasi Belajar

Teori yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah teori

(29)

✎0

manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik

kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori

ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan

motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu

apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.13 Teori Abraham Maslow

Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya

lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan

pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam

mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok

yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut:14

Gambar 2.1

Bagan Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow

13

M. Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 77. 14

Abdul Rahman Shaleh,Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 135-137.

(30)

✏✑

Keterangan:15

1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang

bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis

dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang

dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan sebagainya.

2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security): seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit,

perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan sebagainya.

3. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota

kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.

4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), temasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat,

dan sebagainya.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan

diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.

Tingkatan atau hierarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksud

sebagai suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih

merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan sewaktu-waktu

bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat kebutuhan mana yang

mendorong seseorang yang akan dimotivasi bertindak melakukan sesuatu.

15

(31)

✒✒

8. Indikator Siswa Termotivasi

Hamzah B.Uno (2008: 23) mengemukakan indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa yakni:16 a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi

dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap

kegiatan belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang.

Siswa memiliki harapan dan cita-cita atas materi yang dipelajarinya.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

Siswa merasa termotivasi oleh hadiah atau penghargaan dari guru atau

orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang ia capai.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat ia belajar.

B. MetodeCommonalities

1. Pengertian Metode

Metode adalah cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan

tertentu. Metode bertujuan untuk memberikan kemudahan peserta didik

16

(32)

✓✔

dalam menerima suatu materi pelajaran, membangkitkan m]otivasi atau

semangat peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode dapat

mempengaruhi kebiasaan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran.17

2. Pengertian MetodeCommonalities

Metode Commonalities adalah termasuk dalam pembelajaran Cooperative. Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan istrinya. Metode yang dikembangkan oleh mereka umumnya lebih

sederhana, tidak terlalu rumit, sehingga mudah diimplementasikan.18 Metode ini juga merupakan metode yang mendorong sebuah

kerjasama siswa dalam membandingkan suatu kesamaan dari suatu

jawaban, isu, topic, penyelesaian masalah dan sebagainya.

3. Langkah-langkah MetodeCommonalities

Adapun langkah-langkah penerapan metode ini adalah:19

a. Guru mengajukan pertanyaan atau tugas yang harus diselesaikan

kelompok.

b. Guru menyediakan bagi setiap kelompok format sebagai berikut:

17

Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinnya, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), Hlm 82.

18

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012). Hlm 213

19

(33)

✕✖

Tabel 2.1

Format Lembar Kerja Kelompok pada MetodeCommonalities

1 2 3 4

Nama Tim:

c. Setiap siswa dalam kelompok menuliskan jawaban, isu, topik atau

penyelesaian masalah sesuai dengan tugas yang diajukan guru.

d. Jawaban siswa dibandingkan dengan jawaban sesame rekannya dalam

kelompok.

e. Jawaban yang sama dari keempat anggota kelompok dicatat di bawah

kolom 4. Jika yang sama hanya jawaban dari 3 orang dicatat di bawah

kolom 3. Jika yang sama hanya 2 orang dicatat dibawah kolom 2.

Demikian juga jika hanya 1 orang (artinya tidak ada siswa yang

menjawab sama) ditulis di bawah kolom 1.

f. Terkait kategori apa isu atau topic tersebut, dicari jawabannnya

bersama dan didiskusikan dalam kelompok.

4. Kelebihan dan Kekurangan MetodeCommonalities

Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

(34)

✗✘

Kelebihan dari metodeCommonalitiesantara lain:20

1. Mendorong kerjasama siswa dalam membandingkan suatu kesamaan

dari suatu jawaban atau penyelesaian masalah.

2. Mendorong siswa lebih percaya diri dalam mencari jawaban atau

menyelesaikan masalah secara individu.

3. Mendorong siswa dalam mencari jawaban yang benar secara

bersama-sama dalam kelompok

Kekurangan dari metodeCommonalitiesantara lain:

1. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk menuliskan

jawabannya, takut tidak sama dengan teman dalam kelompoknya.

2. Perlunya ruang yang cukup karena ruangan harus memungkinkan

cukup bagi siswa yang terdiri atas sejumlah kelompok berisi 4 orang.

C. Pembelajaran Matematika

1. Teori Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik.21

20

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).

21

(35)

✙6

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi

pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi

ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut

akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar

dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui

proses belajar.

Menurut James and James, matematika adalah ilmu tentang logika

mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan

satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam

tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Adapun matematika menurut Johnson dan Rising adalah pola fikir,

pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah

bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas

dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa

simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika Menurut

Suwarsono adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu: objek bersifat

abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan

dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh

aturan-aturan yang ketat.22

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika

merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,

22

(36)

✚✛

representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti

serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan

bilangan.

Nickson berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah

pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan

prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses

internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu

terbangun.23 Pendapat tersebut menandakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung. Proses

pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa. Guru

bukan mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi membantu agar siswa

membentuk sendiri pengetahuannya.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian pembelajaran

matematika, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

merupakan serangkaian aktivitas guru dalam memberikan pengajaran

terhadap siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip

matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi,

sehingga konsep atau prinsip itu terbangun dengan metode atau

pendekatan mengajar dan aplikasinya agar dapat meningkatkan

kompetensi dasar dan kemampuan siswa.

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

23

(37)

✜8

Fungsi pembelajaran matematika adalah sebagai salah satu unsure

masukan instrumental yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan

kebenaran konsisten, dalam system proses belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pendidikan.24

Kemudian fungsi tersebut disempurnakan dengan tujuan

pembelajaran matematika dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

nomor 22 tahun 2006 dikemukakan bahwa, mata pelajaran matematika

diajarkan di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampua

sebagai berikut:25

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

24

Anggraeni, et.al, Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar yang Disempurnakan Berdasarkan Suplemen 1999,(Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2000), hlm 68.

25

Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

(38)

✢9

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:26 a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

c. Pengolahan data

Menurut Depdiknas yang dikutip oleh Ahmad Susanto (2013),

kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah

dasar, sebagai berikut:27

a.

Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan

pecahan.

b.

Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun

ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.

c.

Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.

d.

Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan

penaksiran pengukuran.

26

Ibid, hlm 417.] 27

(39)

✣0

e.

Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran

tertinggi, terendah, rata-rata, modus (nilai yang selalu muncul),

mengumpulkan, dan menyajikannya.

f.

Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan

mengorganisasikan gagasan secara matematika.

D. Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan

yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi.

Penyelesaian pengerjaan operasi hitung campuran merujuk pada perjanjian

tertentu, yaitu penjumlahan dan pengurangan setingkat. Ini berati manapun

yang ditulis terlebih dahulu, operasi itu yang dikerjakan terlebih dahulu.28 Operasi hitung campuran yang akan dipelajari adalah operasi

hitung campuran antara penjumlahan dan pengurangan.

Tentukan hasil operasi hitung berikut ini dengan menggunakan garis

bilangan!

a. (- 4) + 12–3

b. 110–20 + (-105)

Jawab:

a. (- 4) + 12–3

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jadi,(- 4) + 12–3 = 5

b. 110–20 + (-105)

28

(40)

✤✥

-110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

Jadi, 110–20 + (-105) = -15

Selain dengan garis bilangan, operasi hitung campuran dapat

dikerjakan secara langsung seperti contoh berikut:

Tanpa menggunakan garis bilangan, tentukan hasil berikut:

a. 25 + (-5)–100

b. 150–(-50) + 40

Jawab:

a. 25 + (-5)–100={ 25 + (-5) }–100 = (25-5)–100 = 20-100 = -80

(41)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian mengunakan penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan mutu pada

proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti terjun ke lapangan untuk

mengamati dan meneliti secara langsung pada saat guru melakukan proses

pembelajaran atau mengajar. Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan

mengunakan bentuk kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti.

Menurut Susilo, mendefinisikan PTK sebagai sebuah proses penelitian yang

terkendali secara berulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh

guru atau calon guru yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan

terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran.

Selain itu menurut, Seharsini, Suhardjono dan Supardi menyatakan mengenai

pengertian PTK dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan –

kelas:31

1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek, dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk mendaptkan data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam hal yang

diminati.

31

(42)

✦✦

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik dalam

waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Karakteristik PTK meliputi; (1) bersifat siklus; (2) bersifat

longitudinal; (3) bersifat partikular spesifik; (4) bersifat parsipatoris; (5)

bersifat emik (bukan etik); (6) bersifat kolaboratif atau kooperatif; (7) bersifat

kauistik; (8) menggunakan konteks alamiah kelas; (9) mengutamakan

kecukupan data bukan keterwakilan; (10) bermaksud mengubah kenyataan,

dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan

bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis; (11) mengidentifikasi,

menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar

pembelajaran bermutu; (12) meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru

dalam masalah-masalah pembelajaran; (13) mengeksplorasi dan membuahkan

kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran.

Prinsip-prinsip PTK meliputi; (1) tidak mengganggu KBM; (2) tidak

menyita waktu; (3) metodologi andal; (4) merupakan masalah guru; (5)

konsisten terhadap prosedur etika; (6) permasalahan terkait dalam misi

sekolah.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

(43)

✧★

a. Penerapan metodeCommonalitiesdalam pembelajaran b. Keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran

c. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

tindakan kelas. Model Kurt Lewin adalah berbentuk spiral yang didasarkan

pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Kurt

Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdapat empat langakah pokok,

meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan atau observasi (observing) dan refleksi (reflecting).32

Alasan peneliti menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt

Lewin adalah, karena dalam pelaksanaannya model PTK ini sangat mudah di

implementasikan di kelas. Karena dalam model penelitian ini jika siklus I

tidak berhasil, maka akan dilanjutkan siklus II tetapi dalam siklus II tidak

merubah metode yang digunakan, hanya saja dapat merubah atau menambah

taktik dalam langkah-langkah pembelajarannya.

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam model penelitian tindakan

dari Kurt Lewin tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan

dalam bentuk spiral, seperti pada gambar di bawah ini.

32

(44)

[image:44.612.134.514.101.498.2]

✩✪

Gambar 3.1

Diagram Alur PTK Model Kurt Lewin

B. SettingPenelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Tempat

Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah

Sidayu Gresik pada kelas IV.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada awal semester genap yaitu tanggal 1

Maret 2016 dan 8 Maret 2016

3. Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Ummah (MINU) Sidayu Gresik Tahun Pelajaran 2015-2016. Dengan

jumlah siswa 31 siswa dalam satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 13

siswa dan siswa perempuan berjumlah 18 siswa. Kurikulum yang

digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar (KD) Melakukan

(45)

✫6

belajar Matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah

Sidayu Gresik yang masih rendah. Untuk melakukan peningkatan motivasi

belajar matematika maka peneliti mengunakan metodeCommonalities.

C. Variabel yang Diselidiki

Penelitian ini mengunakan variabel penerapan metode Commonalities untuk meningkatkan motivasi belajar matematika di kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Pada penelitian tersebut

terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:

1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu

Gresik.

2. Variabel Proses : Penerapan metodeCommonalities

3. Variabel Output : Peningkatan motivasi belajar Matematika pada

materi operasi hitung campuran.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model siklus. Setiap

siklus terdiri atas beberapa tahap, antara lain : tahap membuat rencana

tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi,

dan mengadakan refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan

adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang dengan siklus kedua untuk

memperbaiki kekurangan tersebut. Dan jika sampai siklus kedua peneliti

belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sampai apa

(46)

✬✭

Siklus I

1. Menyusun Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, mempersiapkan

media kertas yang diperlukan dalam penerapan metode Commonalities, mempersiapkan instrumen untuk menganalis data mengenai proses

pembelajaran berlangsung yaitu: lembar pertanyaan-pertanyaan untuk

wawancara, lembar observasi guru dan siswa, angket. Selain itu, peneliti

juga merencanakan aspek-aspek yang diamati dan dinilai dari pelaksanaan

perbaikan pembelajaran, yaitu persiapan, kejelasan materi,

pengorganisasian, latihan dan bimbingan, penutup.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan

materi operasi hitung campuran dengan menerapkan metode

Commonalities. Adapun kegiatan yang dilakukan guru sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam “assalamualikum warahmatuallahi

wabarokatuh” dan membaca basmalah

bismillahirrohmanirrohiim”secara bersama-sama

2. Guru menanyakan kabar siswa-siswi “Bagaimana kabarnya hari ini?”

3. Guru mengecek kehadiran siswa-siswi

(47)

✮8

1x, jika guru mengucapkan hijau tepuk 2x, jika guru mengucapkan kuning tepuk 3x”

5. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya dengan bertanya jawab. Seperti: “ dengan

menggunakan garis bilangan, coba tentukan hasil 2- (-3), tentukan pula hasil dari 2 + 3. Apakah hasilnya sama? “.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu:

a) Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan pada bilangan bulat dengan baik

b) Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan menggunakan garis bilangan dengan baik dan

benar.

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi selama 5

menit.

2. Siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru mengenai

operasi hitung campuran

3. Siswa mengajukan pertanyaan, jika ada materi yang belum

difahami .

Elaborasi

(48)

✯9

2) Dalam kelompok siswa mendengarkan guru menyampaikan

tugas yang harus diselesaikan dengan menggunakan metode

commonalities.

3) Siswa menerima format kelompok (yang sebelumnya sudah

dijelaskan oleh guru dalam metode commonalities). (Terlampir 4)

4. Siswa berkelompok dan sesuai instruksi guru mulai

mengerjakan tugas yang diberikan secara individu. (Terlampir 3)

5. Siswa membandingkan jawaban dengan sesama rekan

kelompoknya

6. Jawaban yang sama akan dicatat dibawah kolom dalam format

yang sudah disediakan.

7. Secara berkelompok siswa mendiskusikan terkait soal yang

diterima dan dicari jawabannya bersama-sama

Konfirmasi

1) Perwakilan kelompok menyampaikan terkait hasil kerja

kelompoknya

2) Siswa mendapat apresiasi yaitu bagi kelompok yang jawaban

dari semua anggota kelompoknya sama.

c. Kegiatan Penutup

(49)

✰0

2) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran

hari ini.

3) Guru melakukan umpan balik atas materi operasi hitung campuran

yang telah dipelajari. Umpan balik: coba hitung tanpa

menggunakan garis bilangan -7 + 5–(-3)?

4) Guru memberikan refleksi atas materi yang dipelajari hari ini

dengan memberikan lembar wawancara kepada siswa mengenai

belajar matematika materi operasi hitung campuran hari ini dengan

mengunakan metodecommonalities.

5) Guru menyampaikan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan

siswa tugas yaitu mempelajari lagi materi operasi hitung campuran

6) Siswa menerima evaluasi secara individu (dengan mengumpulkan

jawaban baik secara individu atau kelompok)

7) Guru mengajak siswa berdo’a dengan membaca “Hamdalah”

bersama-sama, dan menutup pelajaran dengan mengucap

“Assalamu’alaikum Wr.Wb.”.

3. Tahap Observasi

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses pembelajaran Matematika materi “operasi hitung

campuran“ dengan menerapkan metode Commonalities di kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik untuk pengumpulan data proses dan

motivasi belajar yang akan dianalisis dan diolah. Hal yang dilakukan

(50)

✱✲

selama proses pembelajaran, termasuk aktivitas guru dan siswa. Dalam

pengamatan atau observasi tersebut, guru menggunakan instrument

penelitian berupa lembar pengamatan saat proses pembelajaran. Lembar

pengamatan ini diisi oleh peneliti dan dilaksanakan saat proses

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama proses

pembelajaran.

b. Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan guru mata

pelajaran tentang hasil temuan-temuan yang diperoleh dalam proses

pembelajaran berlangsung.

c. Jika dalam siklus pertama peneilitian ini belum berhasil atau masih

banyak hal-hal yang perlu diperbaiki, maka peneliti akan melakukan

revisi untuk perbaikan pada siklus kedua.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

a. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode

Commonalities dan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang motivasi siswa selama proses

(51)

✳✴

metode Commonalities dan proses pembelajaran berlangsung setelah ada tindakan penerapan metodeCommonalities.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti

adalah teknik wawancara, observasi, angket, dokumentasi. Teknik

pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar

mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data

dengan cara diantarannya sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan Metode penelitian dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti menggunakan teknik

wawancara ini untuk pengumpulan data pendapat guru dan siswa

mengenai penerapan metode Commonalities dalam mata pelajaran Matematika. Format wawancara guru sebelum PTK terlampir

(lampiran 3). Format wawancara guru sesudah PTK terlampir

(lampiran 4). Format wawancara siswa sebelum PTK terlampir

(lampiran 5). Format wawancara siswa setelah PTK terlampir

(lampiran 6)

b. Observasi

Metode observasi adalah suatu teknik penelitian yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek

baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode observasi dalam

(52)

✵✶

guru ketika mengajar dengan menggunakan metode commonalities. Format observasi guru terlampir (Lampiran 7). Aktivitas siswa

selama pembelajaran berlangsung. Format observasi siswa

terlampir (Lampiran 8).

c. Angket

Angket atau quesioner ini adalah suatu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan,

atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket

dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data mengenai

motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah adanya tindakan

perbaikan yang menggunakan metodeCommonalitiesini.

Peneliti membuat angket yang ditunjukkan kepada siswa kelas

IV yang terdiri dari 31 siswa. Jumlah instrumen penelitian ini

tergantung pada variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk

penelitian. Kemudian dari variabel tersebut dikembangkan menjadi

indikator. Dari indikator yang telah ditentukan maka dapat disusun

menjadi pernyataan yang terangkum dalam angket. Format angket

motivasi belajar terlampir (Lampiran 11). Jumlah variabel dan

indikator dalam penelitian ini dapat diketahui pada kisi-kisi instrumen

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

No Variabel Indikator Nomor Item Angket Jumlah Item Angket Positif Negatif

(53)

✷✷

belajar keinginan berhasil.

2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3 4 2 item 3 Adanya harapan dan

cita-cita dimasa yang akan datang.

5 6 2 item 4 Adanya penghargaan dalam

belajar.

7 8 2 item 5 Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar.

9 10 2 item 6 Adanya lingkungan belajar

yang kondusif

11 12 2 item Jumlah butir soal 12 item

d. Dokumentasi

Dokumentasi ialah laporan tertulis yang berupa gambar,

dokemen-dokemen resmi, foto mengenai peristiwa yang isinya

meberikan penjelasan atas gambaran terhadap suatu peristiwa.

Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari foto-foto selama proses

penelitian tindakan kelas berlangsung. Dalam penelitian ini

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada

pada lembaga sekolah sebagai penunjang data.

3. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data perpaduan

dari data kualitatif dan data kuantitatif. Dengan demikian analisis data dari

penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan deskripsi kualitatif

yang dibandingkan pada tiap siklus. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan analisis data sebagai berikut:

a. Analisis Data Angket

Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa mata

(54)

item. Hasil a

kuantitatif deng

pernah, 2= kada

kemudian dihi

Keterangan:

P= Nilai perol f =Skor perol M =Skor maks

Setelah

rata-rata tingka

rumus sebagai

...

Keterangan :

X = nilai

rata-∑x = jumlah s

n = jumlah se

Setelah

seluruhnya, m

siswa, dihitung

33

Trianto, Mendesain Mo Implementasinya pada Kurik

241. 34

Nana Sudjana, Penilaian H

2011), 109.

angket ini kemudian dianalisis menggunakan

dengan skala 1-3. Adapun interpretasinya adalah

kadang-kadang, 3= selalu. Nilai yang diperoleh se

dihitung menggunakan rumus:33

... (Ru

n:

rolehan akhir angket setiap siswa

rolehan angket setiap siswa

aksimum angket

h dihitung nilai perolehan setiap siswa, kemudia

ngkat motivasi belajar siswa seluruhnya dapat meng

ai berikut:34

... ( Ru

n :

ta-rata

h semua skor siswa

seluruh siswa

h diketahui rata-rata tingkat motivasi bela

maka dapat dihitung prosentase ketuntasan motiv

ung dengan menggunakan rumus:

... (Ru

odel Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Lan rikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTS) (Jakarta: Ken

n Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja

✸✹

kan statistik

lah 1= tidak

h setiap siswa

(Rumus 3.1)

udian dihitung

enggunakan

Rumus 3.2)

lajar siswa

otivasi belajar

(Rumus 3.3)

andasan dan

encana, 2010),

(55)

6

Keterangan:

p : Prosenta s : Jumlah (motivasi tingg n : banyak s

Hasil pe

bentuk penyekor Krite No 1. 2. 3. 4.

b. Data Hasil Obs

Observa

siswa sebagai

siswa dalam

campuran deng

yang dilakuka

interpretasinya

pembelajaran

atau tidak ter

yang diamati

menggunakan

35

Kunandar,Penilaian Auten

46

n:

ntase ketuntasan motivasi belajar siswa

ah siswa yang tuntas dalam aspek indikator nggi dan sangat tinggi)

k siswa

penelitian keseluruhan akan diklasifikasikan

[image:55.612.159.513.169.602.2]

ekoran nilai dengan menggunakan kriteria sebaga

Tabel 3.2

iteria Ketetapan Hasil Angket Motivasi Setiap Sisw

Kriteria Skor

Sangat Tinggi 86-100

Tinggi 76-85

Cukup Tinggi 66-75

Rendah <66

Observasi Guru dan Siswa

vasi terhadap guru sebagai pengajar dan observe

ai pelajar, akan dicari prosentase kemampuan

proses pembelajaran matematika materi oper

dengan menggunakan metodecommonalities.Hasil kukan terhadap guru ini kemudian dianalisi

nya adalah 1 = jika “Iya” atau terlaksananya

n yang sesuai dengan aspek yang diamati. 0 = jika

terlaksananya aktivitas pembelajaran sesuai deng

ati. Adapun analisis observasi guru dihitung

kan rumus:35

... (Ru

tentik(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), 150.

46

tor motivasi

n ke dalam

gai berikut:

swa

ver terhadap

puan guru dan

operasi hitung

sil observasi

isis dengan

nya aktivitas

jika “Tidak”

engan aspek

ung dengan

(56)

Keterangan:

P= Nilai perol f =Skor perol M =Skor maks

Selain it

pembelajaran.

kemudian dia

partisipasi siswa

kurang positif

diamati menun

partisipasi siswa

positif. Adapun

rumus:36

Keterangan:

P= Nilai perol f =Skor perol M =Skor maks

Untuk m ketetapan peni Kri No 1. 36

Kunandar,Penilaian Auten n:

rolehan akhir observasi guru

rolehan observasi guru

aksimum observasi guru

n itu observasi juga dilakukan terhadap siswa sela

n. Hasil observasi yang dilakukan terhadap

dianalisis dengan interpretasinya adalah 1 = Ji

iswa terhadap aspek yang diamati menunjukkan s

itif, 2 = Jika tingkat partisipasi siswa terhadap a

nunjukkan sikap yang cukup positif, 3 = Jik

iswa terhadap aspek yang diamati menunjukkan s

pun analisis observasi siswa dihitung dengan meng

... (Ru

n:

rolehan akhir observasi siswa

rolehan observasi siswa

aksimum observasi siswa

uk memberikan makna terhadap penyekoran, maka

[image:56.612.164.509.224.518.2]

penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa sebagai

Tabel 3.3

riteria Ketetapan Hasil Observasi Guru dan Siswa

Kriteria Skor

Amat Baik 91-100

tentik(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), 131.

✺✻

elama proses

p siswa ini

Jika tingkat

n sikap yang

p aspek yang

Jika tingkat

n sikap yang

enggunakan

(Rumus 3.5)

ka digunakan

ai berikut:

(57)

✼8

2. Baik 81-90

3. Cukup 71-80

4. Kurang 60-70

5. Sangat kurang < 60

Selain itu ada juga analisis data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberikan gambaran tentang suasana serta fakta sesuai

data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan

tujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan untuk

mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan penelitian tindakan kelas dalam

meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Indikator

kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya).

Diharapkan dalam penelitian ini prosentase jumlah siswa motivasi

belajar kategori tinggi menjadi meningkat menjadi ≥ 80%. Diukur dari

motivasi belajar siswa sebelum ada tindakan perbaikan menggunakan metode

Commonalitiesdan sesudah adanya tindakan perbaikan menggunakan metode Commonalities. Hasilnya dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa meliputi keaktifan, partisipasi, dan senang mengikuti proses pembelajaran

berlangsung. Selain itu juga dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada

siswa mengenai respon motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

(58)

✽9

1. Rata-rata nilai angket motivasi setiap siswa minimal mencapai 80

2. Nilai observasi aktivitas guru minimal mencapai 80

3. Nilai observasi aktivitas siswa minimal mencapai 80

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Disini

yang menjadi kolaborator adalah guru yang bersangkutan. Selain menjadi

kolaborator guru juga berperan sebagai observator bersama-sama dengan

peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Mereka bertanggung jawab

penuh pada penelitian tindakan kelas ini. Peneliti dan kolaborator terlibat

sepenuhnya dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada

tiap-tiap siklusnya. Adapun tim peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Guru kolaborasi

Nama : Moh. Hanif, S. Pd. I sebagai guru mata pelajaran Matematika

kelas IV di MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik

Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran,

mengamati pelaksanaan pembelajaran, dan terlibat dalam

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Gambar

Gambar 3.1Diagram Alur PTK Model Kurt Lewin
Tabel 3.2Kriteiteria Ketetapan Hasil Angket Motivasi Setiap Sisw
Tabel 3.3
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keywords: Time performance; cost performance; case study; Malaysia; infrastructure projects and building

SASARAN PERUBAHAN PARADIGMA SEHAT (2).. PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN a) Pemenuhan tenaga b) Peningk sarana pelayanan primer c) Pemenuhan prasarana pendukung d) Inovasi

Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat diketahui bahwa waktu tunggu angkutan umum di dalam terminal Cikarang untuk AKDP 1 tidak sesuai dengan ketentuan/syarat dari

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasih karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan

Perencanaan tebal perkerasan beton bersambung tanpa tulangan untuk jalan raya didasarkan pada: (1) Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam modulus reaksi tanah dasar (k); (2)

Untuk itu dalam penulisan ilmiah ini penulis membuat website yang dapat memberikan informasi kepada khalayak ramai yang berhubungan dengan dunia bisnis (e-commerce) yaitu

Berdasarkan kenyataan tersebut penulis tertarik untuk mengambil pada penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Kanker Payudara dengan Pelaksanaan Pemeriksaan

Saat pecah mata entres diperoleh dengan menghitung hari mulai saat okulasi. sampai pada saat mata