UPAYA MENING
MELALUI METOD
DI KELAS IV MA
UNIVERSITAS IS
FAKU
PROGRAM STUDI
GKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMA
DE
COMMONALITIES
(KESAMAAN-KESAM
ADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UM
SIDAYU GRESIK
SKRIPSI
Oleh:
CHALIMATUS SAIDAH
NIM. D07212005
S ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABA
ULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
DI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA
JUNI 2016
ATIKA
AMAAN)
MMAH
AYA
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE
COMMONALITIES
(KESAMAAN-KESAMAAN)
DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UMMAH
SIDAYU GRESIK
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh:
CHALIMATUS SAIDAH
NIM. D07212005
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Chalimatus Saidah, 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Commonalities (Kesamaan-kesamaan) Di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing, Wahyuniati, M.Si.
Kata Kunci :Motivasi Belajar Matematika, Metodecommonalities.
Motivasi belajar matematika di kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik pada materi operasi hitung campuran rendah. Hal ini tercermin pada hasil wawancara pada guru mata pelajaran matematika serta hasil nilai angket yang diisi oleh siswa sebelum dilakukan penelitian jauh dari kategori motivasi tinggi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan metode Commonalitiespada mata pelajaran Matematika kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik? (2) Bagaimana peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metode Commonalities?.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui penerapan metode Commonalities pada mata pelajaran Matematika kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. (2) Mengetahui peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metodeCommonalities.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Penelitian ini dilakukan di kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik 31 siswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK. ... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR RUMUS ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tindakan yang Dipilih ... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Lingkup Penelitian ... 6
F. Signifikansi Penelitian ... 7
BAB II : KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar ... 9
1. Pengertian Motivasi ... 9
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 11
3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar... 13
4. Fungsi Motivasi Belajar.... ... 15
5. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar... 15
6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 16
7. Teori Motivasi Belajar ... 19
8. Indikator Siswa Termotivasi ... 22
B. MetodeCommonalities ... 22
1. Pengertian Metode ... 22
2. Pengertian MetodeCommonalities ... 23
3. Langkah-langkah MetodeCommonalities ...23
4. Kelebihan dan Kekurangan MetodeCommonalities ...24
C. Pembelajaran Matematika... 25
1. Teori Pembelajaran Matematika... 25
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 27
D. Operasi Hitung Campuran ... 30
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 32
B.SettingPenelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 35
C. Variabel yang Diselidiki ... 36
D. Rencana Tindakan ... 36
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 41
F. Indikator Kinerja ... 48
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Pra Siklus... 51
2. Deskripsi Siklus 1 ... 55
3. Deskripsi Siklus II ... 74
B. Pembahasan...93
1. Siklus I ... 93
2. Siklus II ... 95
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 100
B. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek
abstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif yaitu kebenaran
suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah
diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat
kuat dan jelas. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) yang berumur antara 6 atau 7 tahun,
sampai 12 tahun atau 13 tahun. Menurut pieget, kemampuan anak-anak
tampak berada pada fase operasional konkret.1
Pelajaran matematika di SD merupakanbasic atau dasar yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika berfungsi
sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan-bilangan, simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat
membantu memperjelas dan mempermudah menyelesaikan permasalahan
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah
dasar ini diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir
menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.2 Fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung,
mengukur, menurunkan rumus, menggunakan rumus yang diperlukan dalam
1
Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) , 1.
2
2
kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan
statistika, kalkulus dan trigonometri.3
Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari
kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam pengembangan
penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam
segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat
dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara,
meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan,
memberikan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya.4
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan diberikannya
matematika di sekolah adalah kita dapat melihat bahwa matematika sekolah
memegang peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika
untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagai warga negara indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan
seperti yang tertuang dalam UUD 1945, tentunya harus memiliki pengetahuan
minimum. Pengetahuan minimum itu dantaranya adalah matematika. Oleh
3
Depdiknas. Standar Kompetensi Matematika. 2006. 4
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
3
sebab itu, matematika sekolah sangat berarti baik bagi para siswa yang
melanjutkan studi maupun yang tidak.
Bagi mereka yang tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih
tinggi, matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja, dapat
berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan
presentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain. Kalu
diperhatikan pada berbagai media massa, seringkali informasi disajikan dalam
bentuk persen, tabel, bahkan dalam bentuk diagram.
Dengan demikian, agar orang dapat memperoleh informasi yang benar
dari apa yang dibacanya itu, mereka harus memiliki pengetahuan mengenai
persen, cara membaca tabel, dan juga diagram. Dalam hal inilan matematika
memberikan peran pentingnya. Jadi pada dasarnya matematika sangat
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya dari hasil wawancara dengan guru yang dilakukan oleh
peneliti, bahwa anak-anak sekolah dasar kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik memiliki motivasi belajar matematika
yang rendah dan hasil belajar matematika siswa dari 31 peserta didik hanya
rata-rata 43 % yang memiliki motivasi tinggi dan sisanya yaitu 57% dengan
motivasi yang rendah.5
Hal inilah yang membuat guru matematika yang mengajar di kelas in
juga sering mengeluh, karena selain menimbulkan ketidakefektifan kegiatan
5
4
proses pembelajaran, juga berdampak pada pemahaman dan hasil belajar
siswa yang kurang memuaskan.
Membangkitkan motivasi dalam diri siswa merupakan kewajiban dari
seorang pendidik. Pendidik harus mempunyai strategi-strategi untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa untuk belajar.6
Dalam proses pembelajaran Matematika di kelas IV ini guru lebih
sering memberikan tugas, dan melaksanakan pembelajaran apa adanya sesuai
dengan yang ada di buku, tanpa menggunakan variasi pembelajaran baik itu
strategi, metode atau media yang lain. Sehingga anak yang sulit untuk belajar
matematika menjadi tidak semangat ketika proses pembelajaran berlangsung.
Pada akhirnya situasi belajar di kelas berjalan kurang efektif dan hasilnya
kurang memuaskan, hal itulah yang mengakibatkan motivasi siswa di kelas
ini menjadi rendah.
Menurut peneliti, berdasarkan analisisnya di atas, maka masalah untuk
meningkatkan motivasi belajar Matematika dapat ditingkatkan dengan
menggunakan motodeCommonalitiesdalam proses pembelajarannya. Metode Commonalitiesmerupakan salah satu pembelajaran cooperative, oleh karena itu metode Commonalities ini sangat bagus dalam membangun kebersamaan dikelas, selain itu melatih berkomunikasi antar teman, melatih berfikir dan
dan bertukar informasi, serta melatih dalam penguasaan kompetensi.
Diharapkan dengan menggunakan metode ini siswa-siswa akan lebih
termotivasi untuk belajar matematika.
6
5
Dari latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
METODECOMMONALITIES (KESAMAAN-KESAMAAN) DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK”.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan
diuraikan peneliti adalah meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa
kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Commonalities pada mata pelajaran Matematika kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV MI
Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metode
Commonalities?
B. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peneliti pada siswa kelas IV dalam pembelajaran Matematika yaitu dengan
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengunakan metode
Commonalities. Pada metode Commonalities peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar matematika mereka, karena dengan metode
6
mengembangkan potensito live together. Sehingga dalam pembelajaran akan lebih menyenangkan jika mereka bisa belajar dan berbagi pengetahuan
bersama dengan teman sebayanya.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan
Penelitian Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan metode Commonalities pada mata pelajaran Matematika kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu
Gresik.
2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah
mengunakan metodeCommonalities.
D. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil
penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal
tersebut dibawah ini:
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nahdlatul Ummah semester II tahun ajaran 2015/2016, karena kelas ini
terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah terhadap pembelajaran
matematika.
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran matematika kelas IV
semester II, dengan standar kompetensi: 5. menjumlahkan dan
7
operasi hitung campuran. Indikator: 5.4.1 melakukan operasi hitung
campuran pada bilangan bulat, 5.4.2 melakukan operasi hitung
campuran menggunakan garis bilangan.
E. Signifikansi Penelitian
Jika hasil tujuan penelitian tindakan dapat dicapai, maka peneliti
mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat :
Manfaat secara umum:
1. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
matematika dengan pengunaan metodeCommonalities.
2. Dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat
karya ilmiah.
Manfaat secara spesifik:
1. Sekolah
Dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatan mutu tenaga
pendidik, dan peserta didik.
2. Guru
a. Dapat memberikan kontribusi dalam hal inovasi atau variasi metode di
dalam proses pembelajaran.
b. Dapat memberikan masukan kepada tenaga pendidik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas serta untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
8
a. Dapat meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
b. Dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan dalam proses KBM
berlangsung.
c. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Peneliti
Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti
ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi
dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya
sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mc. Donald sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful
Bahri bahwa motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Berarti bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan.5
Menurut M. Utsman Najati sebagaimana yang dikutip oleh Abdul
Rahman Sholeh motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah
laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki
tiga komponen pokok, yaitu :6
a. Menggerakkan. Dalam hal ini menimbulkan kekuatan pada individu,
membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
5
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), hlm 148. 6
0
b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku ke suatu
tujuan tertentu.
c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan
menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan
individu.
Menurut Hoyt dan Miskel sebagaimana yang dikutip oleh Abdul
Rahman Sholeh motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks,
dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan
ketegangan, atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan
menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian
tujuan-tujuan personal. Sedangkan menurut Gage dan Berliner, motivasi
diibaratkan sebagai mesin dan kemudi pada mobil. Mobil tanpa mesin dan
kemudi hanyalah layaknya manusia yang memiliki badan tak bertenaga
dan kendali arah. Padahal dalam pencapaian tujuan seseorang haruslah
memiliki daya dorong bagi pemunculan perilaku dan arah dari proses
pemunculan perilaku tersebut.7
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku
yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan
atau untuk mencapai suatu tujuan.
7
✁✁
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu:8 a. Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa sendiri)
1) Faktor fisik
Yang dimaksud meliputi: nutrisi, kesehatan, dan fungsi-fungsi
fisik (terutama anca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan
akan mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, ceat lelah, dan
sebagainya. Kopndisi fisik yang seperti itu sangat berpengaruh
terhadap proses belajar siswa disekolah. Dengan kekurangan gizi,
siswa akan rentan terhadap penyakit, yang menyebabkan
menurunnya kemampuan belajar, berfikir atau berkonsentrasi.
Panca indera yang baik akan mempermudah siswa dalam mengikuti
proses belajar disekolah.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang
mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor
yang mendorong aktivitas belajar adalah sebagai berikut:
a) Rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang
lebih luas, sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju.
b) Keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan
teman
8
✂✄
c) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang
baru
d) Keinginan untuk mendapat rasa aman apabila menguasai
pelajaran
e) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses
belajar
Sedangkan faktor psikis yang menghambat sebagai berikut:
a) Tingkat kecerdasan yang lemah
b) Gangguan emosional, seperti: merasa tidak aman, tercekam
rasa takut, cemas, dan gelisah
c) Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
1) Faktor non-sosial
Faktor non-sosial yang dimaksud seperti: keadaan udara (cuaca
panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi,
bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana
atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor dapat saling mendukung
maka proses belajar akan berjalan dengan baik.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan
orang tua), baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung
(foto atau suara). Proses belajar akan berlangsung dengan baik
☎✆
bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Pada saat dirumah siswa tetap
mendapat perhatian dari orang tua, baik perhatian material dengan
menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan
mempermudah siswa belajar di rumah.
3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.
Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan
motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, antara lain:9 a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang
mendorong seseorang untuk belajar.
b. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak
memutuskan memberi motivasi ekstrinsik kepada setiapa anak didik.
Tidak pernah ditemukan guru yang memakai motivasi instrinsik dalam
9
✝✞
pengajaran. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk
diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar.
Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik
adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala
sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga
bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu,
motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.
c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
Setiap orang lebih suka dipuji daripada dihukum. Memuji
berarti memberikan penghargaan kepada seseorang atas prestasi yang
diperoleh. Hal inilah yang membuat seseorang akan lebih semangat.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Menguasai sejumlah ilmu pengetahuan merupakan kebutuhan
yang tidak bisa dihindari oleh anak didik. Oleh karena itu, setiap anak
didik selalu mencari cara bagaimana untuk mengembangkan dirinya
dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dalam
kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan. Perhatian,
ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan
yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi
bagi anak didik dalam belajar.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
✟✠
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:10 a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi
karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar.
Sesuatu yang akan dicari dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin
tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum
diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak
didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang
kemudian menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
5. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Bentuk-bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:11
a. Memberi angka (simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak
didik)
10
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), hlm 157. 11
✡6
b. Hadiah (memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan
atau kenangan-kenangan/cenderamata atas prestasi yang dicapai)
c. Kompetensi (persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar)
d. Ego-Involvement(menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu
tantangan)
e. Memberi ulangan
f. Mengetahui hasil
g. Pujian
h. Hukuman
i. Rasa ingin untuk belajar
j. Minat (kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas)
k. Tujuan yang diakui (rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik
oleh anak didik)
6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford sebagaimana yang dikutip oleh
Syaiful Bahri ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan
dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi pelajar anak didik
yaitu:12
a. Menggairahkan anak didik
12
☛☞
Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru harus berusaha
menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu
memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu
dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memlihara minat anak didik
dalam belajar.
b. Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang
realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau yang
tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di
masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara
harapan-harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis.
c. Memberikan insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan
memberikan hadiah kepada anak didik atas keberhasilannya, sehingga
anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
d. Mengarahkan perilaku anak didik
Disini guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak
didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.
Sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik, yaitu:
✌8
2) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana sebagai pemicu
keberhasilan
3) Membangkitkan rasa ingin tahu
4) Melakukan hal yang luar biasa yang tidak diduga oleh anak didik
5) Memanfaatkan apersepsi anak didik
6) Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang
unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar.
7) Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang
sudah dipelajari sebelumnya.
8) Pergunakan simulasi dan permainan.
9) Memberi kesempatan kepada anak didik untuk memperlihatkan
kemahirannya di depan umum.
10) Perkecil konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak
didik dari keterlibatanya dalam belajar, yaitu:
a) Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami
suatu gagasan atau memecahkan suatu permasalahan dengan
tepat.
b) Dari aspek fisik anak merasa ketidaknyamanan.
c) Teguran guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti
sesuatu dari bahan pelajaran yang disampaikan.
d) Anak didik harus berhenti di tengah-tengah aktivitas yang
✍9
e) Anak didik harus melakukan ujian yang materi dan
gagasan-gagasannya belum pernah diajarkan.
f) Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi
tingkat kemampuannya.
g) Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan.
h) Anak didik harus melakukan tes yang
pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat dimengerti atau soal-soalnya terlalu
remeh.
i) Anak didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru.
j) Anak didik harus belajar dengan kecepatan yang sama dengan
anak didik lainnya yang lebih pandai.
k) Anak didik dikelompokkan bersama anak didik yang kurang
pandai dibandingkan dirinya.
l) Anak didik harus duduk mendengarkan penjelasan guru yang
membosankan.
m) Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan
sedikit waktu yang disediakan.
11) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
12) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.
13) Memberikan contoh yang positif.
7. Teori Motivasi Belajar
Teori yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah teori
✎0
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori
ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan
motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu
apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.13 Teori Abraham Maslow
Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya
lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan
pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam
mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok
yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut:14
Gambar 2.1
Bagan Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow
13
M. Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 77. 14
Abdul Rahman Shaleh,Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 135-137.
✏✑
Keterangan:15
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang
bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis
dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang
dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan sebagainya.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security): seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit,
perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan sebagainya.
3. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota
kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), temasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat,
dan sebagainya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan
diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.
Tingkatan atau hierarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksud
sebagai suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih
merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan sewaktu-waktu
bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat kebutuhan mana yang
mendorong seseorang yang akan dimotivasi bertindak melakukan sesuatu.
15
✒✒
8. Indikator Siswa Termotivasi
Hamzah B.Uno (2008: 23) mengemukakan indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa yakni:16 a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi
dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap
kegiatan belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang.
Siswa memiliki harapan dan cita-cita atas materi yang dipelajarinya.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
Siswa merasa termotivasi oleh hadiah atau penghargaan dari guru atau
orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang ia capai.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat ia belajar.
B. MetodeCommonalities
1. Pengertian Metode
Metode adalah cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode bertujuan untuk memberikan kemudahan peserta didik
16
✓✔
dalam menerima suatu materi pelajaran, membangkitkan m]otivasi atau
semangat peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode dapat
mempengaruhi kebiasaan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.17
2. Pengertian MetodeCommonalities
Metode Commonalities adalah termasuk dalam pembelajaran Cooperative. Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan istrinya. Metode yang dikembangkan oleh mereka umumnya lebih
sederhana, tidak terlalu rumit, sehingga mudah diimplementasikan.18 Metode ini juga merupakan metode yang mendorong sebuah
kerjasama siswa dalam membandingkan suatu kesamaan dari suatu
jawaban, isu, topic, penyelesaian masalah dan sebagainya.
3. Langkah-langkah MetodeCommonalities
Adapun langkah-langkah penerapan metode ini adalah:19
a. Guru mengajukan pertanyaan atau tugas yang harus diselesaikan
kelompok.
b. Guru menyediakan bagi setiap kelompok format sebagai berikut:
17
Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinnya, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), Hlm 82.
18
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012). Hlm 213
19
✕✖
Tabel 2.1
Format Lembar Kerja Kelompok pada MetodeCommonalities
1 2 3 4
Nama Tim:
c. Setiap siswa dalam kelompok menuliskan jawaban, isu, topik atau
penyelesaian masalah sesuai dengan tugas yang diajukan guru.
d. Jawaban siswa dibandingkan dengan jawaban sesame rekannya dalam
kelompok.
e. Jawaban yang sama dari keempat anggota kelompok dicatat di bawah
kolom 4. Jika yang sama hanya jawaban dari 3 orang dicatat di bawah
kolom 3. Jika yang sama hanya 2 orang dicatat dibawah kolom 2.
Demikian juga jika hanya 1 orang (artinya tidak ada siswa yang
menjawab sama) ditulis di bawah kolom 1.
f. Terkait kategori apa isu atau topic tersebut, dicari jawabannnya
bersama dan didiskusikan dalam kelompok.
4. Kelebihan dan Kekurangan MetodeCommonalities
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
✗✘
Kelebihan dari metodeCommonalitiesantara lain:20
1. Mendorong kerjasama siswa dalam membandingkan suatu kesamaan
dari suatu jawaban atau penyelesaian masalah.
2. Mendorong siswa lebih percaya diri dalam mencari jawaban atau
menyelesaikan masalah secara individu.
3. Mendorong siswa dalam mencari jawaban yang benar secara
bersama-sama dalam kelompok
Kekurangan dari metodeCommonalitiesantara lain:
1. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk menuliskan
jawabannya, takut tidak sama dengan teman dalam kelompoknya.
2. Perlunya ruang yang cukup karena ruangan harus memungkinkan
cukup bagi siswa yang terdiri atas sejumlah kelompok berisi 4 orang.
C. Pembelajaran Matematika
1. Teori Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.21
20
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
21
✙6
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi
pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi
ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut
akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar
dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui
proses belajar.
Menurut James and James, matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Adapun matematika menurut Johnson dan Rising adalah pola fikir,
pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas
dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika Menurut
Suwarsono adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu: objek bersifat
abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh
aturan-aturan yang ketat.22
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,
22
✚✛
representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti
serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
bilangan.
Nickson berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah
pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan
prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses
internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu
terbangun.23 Pendapat tersebut menandakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung. Proses
pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa. Guru
bukan mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi membantu agar siswa
membentuk sendiri pengetahuannya.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian pembelajaran
matematika, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan serangkaian aktivitas guru dalam memberikan pengajaran
terhadap siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip
matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi,
sehingga konsep atau prinsip itu terbangun dengan metode atau
pendekatan mengajar dan aplikasinya agar dapat meningkatkan
kompetensi dasar dan kemampuan siswa.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
23
✜8
Fungsi pembelajaran matematika adalah sebagai salah satu unsure
masukan instrumental yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan
kebenaran konsisten, dalam system proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan.24
Kemudian fungsi tersebut disempurnakan dengan tujuan
pembelajaran matematika dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 dikemukakan bahwa, mata pelajaran matematika
diajarkan di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampua
sebagai berikut:25
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
24
Anggraeni, et.al, Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar yang Disempurnakan Berdasarkan Suplemen 1999,(Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2000), hlm 68.
25
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
✢9
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:26 a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data
Menurut Depdiknas yang dikutip oleh Ahmad Susanto (2013),
kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah
dasar, sebagai berikut:27
a.
Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
b.
Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangunruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.
c.
Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.d.
Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, danpenaksiran pengukuran.
26
Ibid, hlm 417.] 27
✣0
e.
Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukurantertinggi, terendah, rata-rata, modus (nilai yang selalu muncul),
mengumpulkan, dan menyajikannya.
f.
Memecahkan masalah, melakukan penalaran, danmengorganisasikan gagasan secara matematika.
D. Operasi Hitung Campuran
Operasi hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan
yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi.
Penyelesaian pengerjaan operasi hitung campuran merujuk pada perjanjian
tertentu, yaitu penjumlahan dan pengurangan setingkat. Ini berati manapun
yang ditulis terlebih dahulu, operasi itu yang dikerjakan terlebih dahulu.28 Operasi hitung campuran yang akan dipelajari adalah operasi
hitung campuran antara penjumlahan dan pengurangan.
Tentukan hasil operasi hitung berikut ini dengan menggunakan garis
bilangan!
a. (- 4) + 12–3
b. 110–20 + (-105)
Jawab:
a. (- 4) + 12–3
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jadi,(- 4) + 12–3 = 5
b. 110–20 + (-105)
28
✤✥
-110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Jadi, 110–20 + (-105) = -15
Selain dengan garis bilangan, operasi hitung campuran dapat
dikerjakan secara langsung seperti contoh berikut:
Tanpa menggunakan garis bilangan, tentukan hasil berikut:
a. 25 + (-5)–100
b. 150–(-50) + 40
Jawab:
a. 25 + (-5)–100={ 25 + (-5) }–100 = (25-5)–100 = 20-100 = -80
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode penelitian mengunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan mutu pada
proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti terjun ke lapangan untuk
mengamati dan meneliti secara langsung pada saat guru melakukan proses
pembelajaran atau mengajar. Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan
mengunakan bentuk kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti.
Menurut Susilo, mendefinisikan PTK sebagai sebuah proses penelitian yang
terkendali secara berulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh
guru atau calon guru yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran.
Selain itu menurut, Seharsini, Suhardjono dan Supardi menyatakan mengenai
pengertian PTK dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan –
kelas:31
1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek, dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk mendaptkan data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam hal yang
diminati.
31
✦✦
2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik dalam
waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Karakteristik PTK meliputi; (1) bersifat siklus; (2) bersifat
longitudinal; (3) bersifat partikular spesifik; (4) bersifat parsipatoris; (5)
bersifat emik (bukan etik); (6) bersifat kolaboratif atau kooperatif; (7) bersifat
kauistik; (8) menggunakan konteks alamiah kelas; (9) mengutamakan
kecukupan data bukan keterwakilan; (10) bermaksud mengubah kenyataan,
dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan
bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis; (11) mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar
pembelajaran bermutu; (12) meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru
dalam masalah-masalah pembelajaran; (13) mengeksplorasi dan membuahkan
kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran.
Prinsip-prinsip PTK meliputi; (1) tidak mengganggu KBM; (2) tidak
menyita waktu; (3) metodologi andal; (4) merupakan masalah guru; (5)
konsisten terhadap prosedur etika; (6) permasalahan terkait dalam misi
sekolah.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan
✧★
a. Penerapan metodeCommonalitiesdalam pembelajaran b. Keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran
c. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian
tindakan kelas. Model Kurt Lewin adalah berbentuk spiral yang didasarkan
pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Kurt
Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdapat empat langakah pokok,
meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan atau observasi (observing) dan refleksi (reflecting).32
Alasan peneliti menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt
Lewin adalah, karena dalam pelaksanaannya model PTK ini sangat mudah di
implementasikan di kelas. Karena dalam model penelitian ini jika siklus I
tidak berhasil, maka akan dilanjutkan siklus II tetapi dalam siklus II tidak
merubah metode yang digunakan, hanya saja dapat merubah atau menambah
taktik dalam langkah-langkah pembelajarannya.
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam model penelitian tindakan
dari Kurt Lewin tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan
dalam bentuk spiral, seperti pada gambar di bawah ini.
32
[image:44.612.134.514.101.498.2]
✩✪
Gambar 3.1
Diagram Alur PTK Model Kurt Lewin
B. SettingPenelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Tempat
Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah
Sidayu Gresik pada kelas IV.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada awal semester genap yaitu tanggal 1
Maret 2016 dan 8 Maret 2016
3. Karakteristik Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul
Ummah (MINU) Sidayu Gresik Tahun Pelajaran 2015-2016. Dengan
jumlah siswa 31 siswa dalam satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 13
siswa dan siswa perempuan berjumlah 18 siswa. Kurikulum yang
digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar (KD) Melakukan
✫6
belajar Matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah
Sidayu Gresik yang masih rendah. Untuk melakukan peningkatan motivasi
belajar matematika maka peneliti mengunakan metodeCommonalities.
C. Variabel yang Diselidiki
Penelitian ini mengunakan variabel penerapan metode Commonalities untuk meningkatkan motivasi belajar matematika di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Pada penelitian tersebut
terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:
1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu
Gresik.
2. Variabel Proses : Penerapan metodeCommonalities
3. Variabel Output : Peningkatan motivasi belajar Matematika pada
materi operasi hitung campuran.
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model siklus. Setiap
siklus terdiri atas beberapa tahap, antara lain : tahap membuat rencana
tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi,
dan mengadakan refleksi.
Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan
adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang dengan siklus kedua untuk
memperbaiki kekurangan tersebut. Dan jika sampai siklus kedua peneliti
belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sampai apa
✬✭
Siklus I
1. Menyusun Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, mempersiapkan
media kertas yang diperlukan dalam penerapan metode Commonalities, mempersiapkan instrumen untuk menganalis data mengenai proses
pembelajaran berlangsung yaitu: lembar pertanyaan-pertanyaan untuk
wawancara, lembar observasi guru dan siswa, angket. Selain itu, peneliti
juga merencanakan aspek-aspek yang diamati dan dinilai dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran, yaitu persiapan, kejelasan materi,
pengorganisasian, latihan dan bimbingan, penutup.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan
materi operasi hitung campuran dengan menerapkan metode
Commonalities. Adapun kegiatan yang dilakukan guru sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam “assalamualikum warahmatuallahi
wabarokatuh” dan membaca basmalah “
bismillahirrohmanirrohiim”secara bersama-sama
2. Guru menanyakan kabar siswa-siswi “Bagaimana kabarnya hari ini?”
3. Guru mengecek kehadiran siswa-siswi
✮8
1x, jika guru mengucapkan hijau tepuk 2x, jika guru mengucapkan kuning tepuk 3x”
5. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya dengan bertanya jawab. Seperti: “ dengan
menggunakan garis bilangan, coba tentukan hasil 2- (-3), tentukan pula hasil dari 2 + 3. Apakah hasilnya sama? “.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu:
a) Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan bulat dengan baik
b) Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan menggunakan garis bilangan dengan baik dan
benar.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi selama 5
menit.
2. Siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru mengenai
operasi hitung campuran
3. Siswa mengajukan pertanyaan, jika ada materi yang belum
difahami .
Elaborasi
✯9
2) Dalam kelompok siswa mendengarkan guru menyampaikan
tugas yang harus diselesaikan dengan menggunakan metode
commonalities.
3) Siswa menerima format kelompok (yang sebelumnya sudah
dijelaskan oleh guru dalam metode commonalities). (Terlampir 4)
4. Siswa berkelompok dan sesuai instruksi guru mulai
mengerjakan tugas yang diberikan secara individu. (Terlampir 3)
5. Siswa membandingkan jawaban dengan sesama rekan
kelompoknya
6. Jawaban yang sama akan dicatat dibawah kolom dalam format
yang sudah disediakan.
7. Secara berkelompok siswa mendiskusikan terkait soal yang
diterima dan dicari jawabannya bersama-sama
Konfirmasi
1) Perwakilan kelompok menyampaikan terkait hasil kerja
kelompoknya
2) Siswa mendapat apresiasi yaitu bagi kelompok yang jawaban
dari semua anggota kelompoknya sama.
c. Kegiatan Penutup
✰0
2) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran
hari ini.
3) Guru melakukan umpan balik atas materi operasi hitung campuran
yang telah dipelajari. Umpan balik: coba hitung tanpa
menggunakan garis bilangan -7 + 5–(-3)?
4) Guru memberikan refleksi atas materi yang dipelajari hari ini
dengan memberikan lembar wawancara kepada siswa mengenai
belajar matematika materi operasi hitung campuran hari ini dengan
mengunakan metodecommonalities.
5) Guru menyampaikan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
siswa tugas yaitu mempelajari lagi materi operasi hitung campuran
6) Siswa menerima evaluasi secara individu (dengan mengumpulkan
jawaban baik secara individu atau kelompok)
7) Guru mengajak siswa berdo’a dengan membaca “Hamdalah”
bersama-sama, dan menutup pelajaran dengan mengucap
“Assalamu’alaikum Wr.Wb.”.
3. Tahap Observasi
Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses pembelajaran Matematika materi “operasi hitung
campuran“ dengan menerapkan metode Commonalities di kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik untuk pengumpulan data proses dan
motivasi belajar yang akan dianalisis dan diolah. Hal yang dilakukan
✱✲
selama proses pembelajaran, termasuk aktivitas guru dan siswa. Dalam
pengamatan atau observasi tersebut, guru menggunakan instrument
penelitian berupa lembar pengamatan saat proses pembelajaran. Lembar
pengamatan ini diisi oleh peneliti dan dilaksanakan saat proses
pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama proses
pembelajaran.
b. Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan guru mata
pelajaran tentang hasil temuan-temuan yang diperoleh dalam proses
pembelajaran berlangsung.
c. Jika dalam siklus pertama peneilitian ini belum berhasil atau masih
banyak hal-hal yang perlu diperbaiki, maka peneliti akan melakukan
revisi untuk perbaikan pada siklus kedua.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Sumber Data
a. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode
Commonalities dan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang motivasi siswa selama proses
✳✴
metode Commonalities dan proses pembelajaran berlangsung setelah ada tindakan penerapan metodeCommonalities.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti
adalah teknik wawancara, observasi, angket, dokumentasi. Teknik
pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar
mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara diantarannya sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara merupakan Metode penelitian dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti menggunakan teknik
wawancara ini untuk pengumpulan data pendapat guru dan siswa
mengenai penerapan metode Commonalities dalam mata pelajaran Matematika. Format wawancara guru sebelum PTK terlampir
(lampiran 3). Format wawancara guru sesudah PTK terlampir
(lampiran 4). Format wawancara siswa sebelum PTK terlampir
(lampiran 5). Format wawancara siswa setelah PTK terlampir
(lampiran 6)
b. Observasi
Metode observasi adalah suatu teknik penelitian yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek
baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode observasi dalam
✵✶
guru ketika mengajar dengan menggunakan metode commonalities. Format observasi guru terlampir (Lampiran 7). Aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung. Format observasi siswa
terlampir (Lampiran 8).
c. Angket
Angket atau quesioner ini adalah suatu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan,
atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket
dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data mengenai
motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah adanya tindakan
perbaikan yang menggunakan metodeCommonalitiesini.
Peneliti membuat angket yang ditunjukkan kepada siswa kelas
IV yang terdiri dari 31 siswa. Jumlah instrumen penelitian ini
tergantung pada variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk
penelitian. Kemudian dari variabel tersebut dikembangkan menjadi
indikator. Dari indikator yang telah ditentukan maka dapat disusun
menjadi pernyataan yang terangkum dalam angket. Format angket
motivasi belajar terlampir (Lampiran 11). Jumlah variabel dan
indikator dalam penelitian ini dapat diketahui pada kisi-kisi instrumen
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
No Variabel Indikator Nomor Item Angket Jumlah Item Angket Positif Negatif
✷✷
belajar keinginan berhasil.
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3 4 2 item 3 Adanya harapan dan
cita-cita dimasa yang akan datang.
5 6 2 item 4 Adanya penghargaan dalam
belajar.
7 8 2 item 5 Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar.
9 10 2 item 6 Adanya lingkungan belajar
yang kondusif
11 12 2 item Jumlah butir soal 12 item
d. Dokumentasi
Dokumentasi ialah laporan tertulis yang berupa gambar,
dokemen-dokemen resmi, foto mengenai peristiwa yang isinya
meberikan penjelasan atas gambaran terhadap suatu peristiwa.
Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari foto-foto selama proses
penelitian tindakan kelas berlangsung. Dalam penelitian ini
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada
pada lembaga sekolah sebagai penunjang data.
3. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data perpaduan
dari data kualitatif dan data kuantitatif. Dengan demikian analisis data dari
penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan deskripsi kualitatif
yang dibandingkan pada tiap siklus. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis data sebagai berikut:
a. Analisis Data Angket
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa mata
item. Hasil a
kuantitatif deng
pernah, 2= kada
kemudian dihi
Keterangan:
P= Nilai perol f =Skor perol M =Skor maks
Setelah
rata-rata tingka
rumus sebagai
...
Keterangan :
X = nilai
rata-∑x = jumlah s
n = jumlah se
Setelah
seluruhnya, m
siswa, dihitung
33
Trianto, Mendesain Mo Implementasinya pada Kurik
241. 34
Nana Sudjana, Penilaian H
2011), 109.
angket ini kemudian dianalisis menggunakan
dengan skala 1-3. Adapun interpretasinya adalah
kadang-kadang, 3= selalu. Nilai yang diperoleh se
dihitung menggunakan rumus:33
... (Ru
n:
rolehan akhir angket setiap siswa
rolehan angket setiap siswa
aksimum angket
h dihitung nilai perolehan setiap siswa, kemudia
ngkat motivasi belajar siswa seluruhnya dapat meng
ai berikut:34
... ( Ru
n :
ta-rata
h semua skor siswa
seluruh siswa
h diketahui rata-rata tingkat motivasi bela
maka dapat dihitung prosentase ketuntasan motiv
ung dengan menggunakan rumus:
... (Ru
odel Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Lan rikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTS) (Jakarta: Ken
n Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja
✸✹
kan statistik
lah 1= tidak
h setiap siswa
(Rumus 3.1)
udian dihitung
enggunakan
Rumus 3.2)
lajar siswa
otivasi belajar
(Rumus 3.3)
andasan dan
encana, 2010),
6
Keterangan:
p : Prosenta s : Jumlah (motivasi tingg n : banyak s
Hasil pe
bentuk penyekor Krite No 1. 2. 3. 4.
b. Data Hasil Obs
Observa
siswa sebagai
siswa dalam
campuran deng
yang dilakuka
interpretasinya
pembelajaran
atau tidak ter
yang diamati
menggunakan
35
Kunandar,Penilaian Auten
46
n:
ntase ketuntasan motivasi belajar siswa
ah siswa yang tuntas dalam aspek indikator nggi dan sangat tinggi)
k siswa
penelitian keseluruhan akan diklasifikasikan
[image:55.612.159.513.169.602.2]ekoran nilai dengan menggunakan kriteria sebaga
Tabel 3.2
iteria Ketetapan Hasil Angket Motivasi Setiap Sisw
Kriteria Skor
Sangat Tinggi 86-100
Tinggi 76-85
Cukup Tinggi 66-75
Rendah <66
Observasi Guru dan Siswa
vasi terhadap guru sebagai pengajar dan observe
ai pelajar, akan dicari prosentase kemampuan
proses pembelajaran matematika materi oper
dengan menggunakan metodecommonalities.Hasil kukan terhadap guru ini kemudian dianalisi
nya adalah 1 = jika “Iya” atau terlaksananya
n yang sesuai dengan aspek yang diamati. 0 = jika
terlaksananya aktivitas pembelajaran sesuai deng
ati. Adapun analisis observasi guru dihitung
kan rumus:35
... (Ru
tentik(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), 150.
46
tor motivasi
n ke dalam
gai berikut:
swa
ver terhadap
puan guru dan
operasi hitung
sil observasi
isis dengan
nya aktivitas
jika “Tidak”
engan aspek
ung dengan
Keterangan:
P= Nilai perol f =Skor perol M =Skor maks
Selain it
pembelajaran.
kemudian dia
partisipasi siswa
kurang positif
diamati menun
partisipasi siswa
positif. Adapun
rumus:36
Keterangan:
P= Nilai perol f =Skor perol M =Skor maks
Untuk m ketetapan peni Kri No 1. 36
Kunandar,Penilaian Auten n:
rolehan akhir observasi guru
rolehan observasi guru
aksimum observasi guru
n itu observasi juga dilakukan terhadap siswa sela
n. Hasil observasi yang dilakukan terhadap
dianalisis dengan interpretasinya adalah 1 = Ji
iswa terhadap aspek yang diamati menunjukkan s
itif, 2 = Jika tingkat partisipasi siswa terhadap a
nunjukkan sikap yang cukup positif, 3 = Jik
iswa terhadap aspek yang diamati menunjukkan s
pun analisis observasi siswa dihitung dengan meng
... (Ru
n:
rolehan akhir observasi siswa
rolehan observasi siswa
aksimum observasi siswa
uk memberikan makna terhadap penyekoran, maka
[image:56.612.164.509.224.518.2]penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa sebagai
Tabel 3.3
riteria Ketetapan Hasil Observasi Guru dan Siswa
Kriteria Skor
Amat Baik 91-100
tentik(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), 131.
✺✻
elama proses
p siswa ini
Jika tingkat
n sikap yang
p aspek yang
Jika tingkat
n sikap yang
enggunakan
(Rumus 3.5)
ka digunakan
ai berikut:
✼8
2. Baik 81-90
3. Cukup 71-80
4. Kurang 60-70
5. Sangat kurang < 60
Selain itu ada juga analisis data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang memberikan gambaran tentang suasana serta fakta sesuai
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan untuk
mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Indikator
kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya).
Diharapkan dalam penelitian ini prosentase jumlah siswa motivasi
belajar kategori tinggi menjadi meningkat menjadi ≥ 80%. Diukur dari
motivasi belajar siswa sebelum ada tindakan perbaikan menggunakan metode
Commonalitiesdan sesudah adanya tindakan perbaikan menggunakan metode Commonalities. Hasilnya dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa meliputi keaktifan, partisipasi, dan senang mengikuti proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu juga dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada
siswa mengenai respon motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
✽9
1. Rata-rata nilai angket motivasi setiap siswa minimal mencapai 80
2. Nilai observasi aktivitas guru minimal mencapai 80
3. Nilai observasi aktivitas siswa minimal mencapai 80
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Disini
yang menjadi kolaborator adalah guru yang bersangkutan. Selain menjadi
kolaborator guru juga berperan sebagai observator bersama-sama dengan
peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Mereka bertanggung jawab
penuh pada penelitian tindakan kelas ini. Peneliti dan kolaborator terlibat
sepenuhnya dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada
tiap-tiap siklusnya. Adapun tim peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Guru kolaborasi
Nama : Moh. Hanif, S. Pd. I sebagai guru mata pelajaran Matematika
kelas IV di MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik
Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran,
mengamati pelaksanaan pembelajaran, dan terlibat dalam
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.