• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlukah Transformasi Teologi Gerakan dakam Bermuhammadiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlukah Transformasi Teologi Gerakan dakam Bermuhammadiyah"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Perlukah Transformasi Teologi Gerakan dakam

Bermuhammadiyah?

OLEH: MUHAMMAD ALFIAN

MUHAMMADIYAH menyatakan dirinya sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yang beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SwT. Muhammadiyah menisbahkan diri kepada nama Muhammad, Nabi dan Rasul akhir zaman dengan harapan dan tujuan untuk mengikuti jejak risalah Muhammad saw dalam mendakwahkan Agama Islam kepada seluruh umat manusia khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Sehingga menjadi rahmatan lil ‘alamin. Tugas Rasulullah sungguh luas dan fundamental, sehingga misi Muhammadiyah-pun memang tidaklah ringan.

Muhammadiyah memiliki misi dalam kehidupan umat dan bangsa sebagaimana tercantum dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, bahwa Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam, dengan bekerja keras untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlaq, dan muamalat duniawiyah dalam kehidupan. Muhammadiyah mengajak seluruh lapisan masyarakat yang telah mendapat karunia dari Allah SwT berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Rl yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara dan bangsa yang adil dan makmur yang dindhai Allah SwT. Misi Muhammadiyah secara lebih operasional dijabarkan ke dalam amal usaha-usaha Muhammadiyah, yang terinci dalam anggaran dasarnya yang kemudian dijabarkan dalam program kerja Muhammadiyah lima tahunan.

TantanganBaru

Kini Muhammadiyah menghadapi tantangan yang makin besar dan kompleks dalam kehidupan umat dan bangsa. Pertama. dalam kehidupan umat Islam, Muhammadiyah dituntut untuk menjadi subyek perubahan yang berada di shaf depan sebagaimana peran sejarah yang telah dimainkan sebagai gerakan Islam pembaharu. Peran pembaharu ini baik dalam pemantapan keyakinan umat Islam di tengah tantangan zaman modern yang bersifat sekuler dan materialistik, maupun dalam pengembangan pemikiran umat Islam ke arah kemajuan tanpa tercerabut dari akar Islam. Sedangkan agenda terbesar bagi Umat Islam dalam amaliyah adalah pemberdayaan umat di bidang ekonomi, politik, dan budaya menuju kekualan civil society yang tangguh sehingga menjadi umat pilihan (khoir al-ummah). Kedua, dalam kehidupan berbangsa, Muhammadiyah ditantang untuk menjadi kekuatan Islam yang berdiri di depan dalam melakukan reformasi kehidupan bangsa ditengah-tengah suasana kemandegan dan kehidupan yang sarat masalah krusial. Dalam kehidupan politik, bagaimana ikut mendorong demokratisasi yang nyata. Dalam kehidupan ekonomi, dapat mendorong keadilan dan distribusi hasil pembangunan bagi seluruh rakyat.

Alternatif PengembanganMuhammadiyah

(2)

sebagai organisasi atau persyarikatan, bergerak dalam dataran praktis. Sedangkan Muhammadiyah sebagai faham, bergerak pada dataran konsepsi atau pemikiran yang berkembang di masyarakat. Secara ideal, seharusnya, dua sisi ini bergabung sebagaimana sebuah mata uang. Artinya, Muhammadiyah sebagai faham dalam realitanya mampu dirasakan dan dilihat oleh segenap pimpinan dan simpatisan Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan. Sebaliknya, Muhammadiyah sebagai persyarikatan terasa spirit dan dinamikanya mampu berperan aktif yang disebabkan oleh semangat atas faham Muhammadiyah tersebut.

Namun, dalam perkembangannya, terlihat adanya kecenderungan yang semakin jauh dan yang diharapkan dan semakin tidak seimbangnya besar antara dua sisi mata uang tersebut. Muhammadiyah sebagai organisasi telah berkembang dengan segenap amal usahanya, namun kehilangan spirit dan dinamikanya, karena semakin mengeringnya semangat faham Muhammadiyah. Sebaliknya, Muhammadiyah sebagai organisasi juga mengalami penurunan dalam penerapannya sehingga tertinggal jauh dari ide dan faham yang seharusnya diembannya.

Dalam teori sosiologi telah dikenal adanya siklus organisasi sosial, dimana suatu organisasi sosial pada saatnya akan berkembang menjadi besar dan untuk selanjutnya menuju klimaks, yang kemudian bergerak menuju anti-klimaks. Ada ambang batas, dimana suatu organisasi akan mencapai titik jenuh (kulminasi) untuk kemudian akan mengalami kemerosotan. Muhammadiyah sebagai organisasipun, pada saatnya akan mengalami hal yang demikian jika tidak diantisipasi sebelumnya.

Persoalannya, apakah dengan merosotnya Muhammadiyah sebagai organisasi, berarti pula meredupnya faham Muhammadiyah? Jawabannya bisa ya dan tidak. Jika Jawabannya ya, seandainya faham Muhammadiyah hanya bergantung kepada organisasi Muhammadiyah yang notabene sumber daya manusia dan kinerja di Muhammadiyah tidak bekembang dengan baik, maka berarti melemahlah faham Muhammadiyah. Jika jawabannya tidak, faham Muhammadiyah kemudian tidak hanya dikembangkan oleh Muhammadiyah sebagai satu-satunya organisasi. Tetapi ada semacam varian lain dan Muhammadiyah, yang kemudian dapat melanjutkan estafet pengembangan Muhammadiyah.

Dengan melihat kecenderungan semacam itu, maka aktualisasi pengembangan faham Muhammadiyah mampu dilaksanakan dengan dua altenatif, yaitu: Pertama, Muhammadiyah sebagai organisasi perlu melakukan perubahan orientasi dan pengembangan organisasi secara fisik kepada peningkatan kualitas organisasi. Bila perlu, Muhammadiyah harus berani melakukan rekonstruksi dan restrukturisasi organisasi, dalam rangka penyegaran dan pembaharuan organisasi.

(3)

lainnya. Dengan demikian, Muhammadiyah tidak berjuang sendirian dan menjadi organisasi yang menyelesaikan persoalan keumatan secara merata.

Walahu alam bis showab.

Penulis adalah Ketua DPD IMM Jawa Tengah, Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Klaten dan sebagai agen Majalah tengah bulanan Suara Muhammadiyah.

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Narasumber juga memberikan hasil penilaian dari validasi media dari segi komponen materi dengan nilai 90% yang tergolong sangat baik penilaian ini diberikan oleh

 Dalam pertambangan, yang ingin diketahui adalah berapa besar kadar bijih yang menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan bijih

Kesulitan Yang Dihadapi Kepala Madrasah Dalam Membangun Budaya Kerja Produktif Guru Kesulitan dalam membangun budaya kerja yang dihadapi kepala Madrasah Aliyah An Nusyur antara lain;

Berdasarkan taraf regenerasinya, hutan mangrove pantai timur Sumatera Utara mirip dengan hutan mangrove di Aceh Singkil (Soehardjono, 1999), yakni berada pada taraf

F9 Penguasaan bahasa Melayu yang baik oleh kaum-kaum lain Mana-mana jawapan munasabah. Maksimum

Tempurung kelapa disiapkan dalam pembuatan asap cair, kemudian ikan pora-pora asap dikeringkan dengan sumber panas yang berbeda (matahari, listrik dan gas) sumber

STEL batas paparan jangka pendek: 2) batas paparan jangka pendek: nilai batas yang di atasnya paparan hendaknya tidak terjadi dan yang terkait dengan jangka 15-menit (kecuali

ditemukan dalam gua adalah biota-biota yang sudah menyesuaikandengan kondisi mikroklimat gua, sehingga ditemukan spesies-spesies yang secara fisiologis, morfologis