• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTUSIAS MAHASISWA BAHASA ARAB DALAM MENGIKUTI MUKTAMAR ITHLA VIII DAN KEMAH BAHASA ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANTUSIAS MAHASISWA BAHASA ARAB DALAM MENGIKUTI MUKTAMAR ITHLA VIII DAN KEMAH BAHASA ARAB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANTUSIAS MAHASISWA BAHASA ARAB DALAM MENGIKUTI

MUKTAMAR ITHLA VIII DAN KEMAH BAHASA ARAB

Zulfhaa Amir dan Ilham Fatkhu Romadhon

UIN Alauddin Makassar, Universitas Negeri Malang zulfhaa22@gmail.com

Abstrak

ITHLA (Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Nasional) setiap tahunnya mengadakan Muktamar dan Kemah Bahasa Arab. Muktamar ITHLA VIII dan Kemah Bahasa Arab Internasional 2019 diadakan di Jakarta. Dalam rentetan acara ini, akan diisi dengan berbagai macam agenda antara lain : Seminar Bahasa Arab Internasional, Focused Group Discussion (FGD), Perlombaan bahasa Arab seperti Debat bahasa Arab, Ghna’ Araby, Musabaqah Qira’atul Qutub, dan lain sebagainya. Dengan adanya banyak kegiatan dalam acara ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antusias mahasiswa bahasa Arab dalam mengikuti muktamar ITHLA VIII dan Kemah Bahasa Arab. Metode yang dilakukan melalui survey menggunakan fasilitas google form. Hasil penelitian menjelaskan bahwa bahwa 88 % menunjukkan sangat antusias sekali, 2 % menunjukkan sangat antusias, 10 % menunjukkan cukup antusias, dan 0 % untuk kategori tidak antusias dan tidak sangat antusias.

Kata Kunci: Antusias, Mahasiswa Bahasa Arab, Kemah Bahasa Arab

PENDAHULUAN

Bahasa Arab sebagai bahasa internasional yang dipelajari di berbagai negara, mempunyai peran strategis sebagai menjadi salah satu elemen kemajuan sebuah negara, khususnya dalam kemajuan ekonomi dan pendidikan suatu negara. Munculnya pasar masyarakat ekonomi Asean (MEA) dan Internasional secara menyeluruh serta berbagai scholarship pendidikan internasional merupakan peluang nyata dalam menjadikan bahasa Arab sebagai aset dan investasi. Selain itu,

Akan tetapi menurut pengamatan di beberapa program studi Pendidikan Bahasa Arab maupun sastra Arab, dan jurusan Terjemah bahwa (1) pengajaran bahasa Arab masih banyak yang menggunakan metode konvensional sehingga timbul kurangnya pengaplikasian ilmu kebahahasaaraban atas teori di kelas, (2) kurang minatnya mahasiswa terhadap bahasa Arab daripada bahasa-bahasa lain seperti Inggris, Prancis, Jerman, Mandarin dan sebagainnya (Mawadda : 2016), (3) Lemahnya pemahaman dan ketrampilan berbahasa Arab khususnya dalam kemampuan produktif mahasiswa, (4) Interaksi antara mahasiswa dan pendidik sebatas di kelas saja sehingga tidak menambah pengetahuan yang lebih mendalam dan tidak merubah perilaku pada mahasiswa, (5) Minimnya wadah pengembang potensi mahasiswa dalam hal keilmuan dan

▸ Baca selengkapnya: soal bahasa arab tentang warna

(2)

keorganisasian bahasa Arab, (6) Sedikitnya karaktermahasiswa bahasa Arab yang kompetitif di era digital dan masa revolusi industri 4.0. (7) kapasitas belajar mahasiswa kurang mendalam, (8) Mengingat akan sudah lunturnya nilai-nilai kebudayaan nusantara yang disebabkan oleh kurangnya minat keintelektualan mahasiswa bahasa Arab.

Selain itu, tim peneliti mengamati bahwa beberapa instansi yang mengadakan berbagai kegiatan berbahasa Arab masih kurang maksimal dalam penerapannya sehingga perlu diadakan suatu pelatihan untuk menjawab semua permasalahan di atas. Beberapa hal di atas dapat dibuktikan dengan adanya metode pembelajaran bahasa Arab di Indonesia jauh tertinggal dari metode pembelajaran bahasa asing lainnya (Hanifah : 2011).

Bahkan Bapak Muhadjir Efendi (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) sendiri mengatakan bahwa metode dan pengembangan kurikulum bahasa Arab, mulai dari tingkat madrasah sampai perguruan tinggi agama Islam belum mengalami kemajuan yang berarti. Padahal Usia bahasa Arab sudah mencapai 13-14 abad, tetapi pengembangan kurikulum maupun metode pembelajarannya tertinggal dengan bahasa asing lain (Baskoro: 2015).

Untuk menjawab tantangan dan masalah tersebut, ITHLA (Ittihadu Thalabah Al Lughah Al ‘Arabiyah bi Indunisia) atau Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab se-Indonesia sebagai organisasi yang menaungi 96 instansi perguruan tinggi di se-Indonesia dan memliki anggota puluhan ribu mahasiswa dari jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA). Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Tarjamah Arab (TA) dan Dirasat Islamiyah (DI) turut bertanggungjawab atas kemajuan forum kebahasaan.

ITHLA merupakan organisasi yang dibentuk oleh persatuan mahasiswa Bahasa Arab se-Indonesia. Organisasi ini dideklarasikan di Yogyakarta, tepatnya di villa Hesterenggo II Kaliurang pada tanggal 9 Desember 2012. Organisasi ini terbentuk atas usulan dari salah satu mahasiswa Bahasa Arab yang sadar akan pentingnya kemajuan Bahasa Arab secara Nasional. Sadar akan krisis wadah dalam menyampaikan aspirasi dan membangun komunikasi maka ITHLA hadir sebagai solusinya. ITHLA pun terus mengupayakan perubahan dalam setiap tahunnya guna menyesuaikan tuntutan yang ada. Melakukan berbagai inovasi dan kreativitas baik dalam tingkat wilayah maupun pusat,

(3)

serta menjalin kerjasama dengan berbagai instansi kampus dan pemerintah guna menyeselaraskan visi misi tujuan dan program kerja dalam ithla itu sendiri.

Pada awalnya kampus-kampus yang dalam jajaran Deklarator tidak lebih dari 14 instansi atau kampus misalnya seperti PBA UIN banda Aceh, BSA UIN Jakarta, BSA UIN SGD Bandung, PBA STAIN Kediri, BSA UIN Surabaya, BSA UIN Banten. Namun seiring berjalnnya waktu ITHLA berkembang dan mampu memajukan nama baiknya ke kanca Internasional. Terbukti saat ini sudah ada institusi yang berasal dari Negara lain, salah satunya adalah Negara tetangga yaitu Malaysia.

Dalam hal ini maka sudah jelas dengan adanya wadah bagi mahasiswa bahasa Arab se-Indonesia salah satu hal penting untuk dilakukan adalah adanya penyadaran terhadap arah yang dituju yaitu dengan kemah bahasa Arab (Arabic Camp).

Arabic Camp merupakan salah satu media pembelajaran bahasa Arab melalui aspek lingkungan. Kemah bahasa dapat mengenalkan urgensi masing-masing suatu bahasa sehingga dapat menciptakan kecintaan mahasiswa terhadap suatu bahasa bahkan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mahasiswa. Selain itu dari aspek sosial, dapat menjalim tali silaturrahim antara mahasiswa.

Sebagai wujud gerakan penyadaran tersebut, ITHLA menyelenggarakan kegiatan Muktamar VIII, Kemah Bahasa Arab dan Konferensi Bahasa Arab Internasional Internasional bertemakan “Gerakan Kemandirian Mahasiswa di Era Industri 4.0”. Muktamar merupakan salah satu program kerja tahunan dari ITHLA Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Se-Indonesia yang telah dilaksanakan dari tahun 2012, sebagai wujud nyata dalam upaya menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu elemen kemajuan negara.

Kegiatan ini berisi program-program dengan tujuan penguatan basis kesadaran mahasiswa, pembekalan skill kebahasaan secara cepat dan efektif baik teoretik maupun praktis, dan juga memperkenalkan pola baru pembelajaran bahasa yang ada di forum ITHLA serta pergantian kepengurusan ITHLA baik tingkat pusat maupun wilayah sesuai ketentuan yang sudah disepakati. Dengan demikian target terwujudnya komunitas bahasa yang masif dan berkualitas akan terwujud baik dalam skala regional maupun internasional. Untuk mengetahui tujuan, keseriusan peserta dalam acara ini, peneliti membahas judul sebagaimana berikut “Antusias Mahasiswa Bahasa Arab dalam Mengikuti Muktamar ITHLA VIII dan Kemah Bahasa Arab”

(4)

METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh penyelesaian dari masalah yang ada, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif agar menghasilkan deskripsi yang faktual, dan akurat. Peneliti menggunakan metode kuantitatif karena peneliti ingin menjelaskna apa yang diteliti berdasarkan angket yang diisi oleh mahasiswa bahasa Arab. Selain itu, angket yang digunakan merupakan pertanyaan tertulis yang kemudian akan dijawab oleh mahasiswadan memiliki nilai angka, untuk di olah dan menunjukan hasil yang dapat di deskripsikan berdasarkan golongan skala. Angket tersebut memberikan pertanyaan kepada 70 responden yang masing-masing merupakan perwakilan dari DPW, terkait dengan penelitian yang ada. Pertanyaan yang diajukan akan disebarkan sebelum dan sesudah penelitian yang dilakukan melalui online (Google Forms).

Penelitian ini dilakukan pada kemah bahasa Arab yang berlokasi di Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede Jakarta terletak di Jl. Raya Pd. Gede No.6, RT.1/RW.1, Pinang Ranti, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13560. Dan acara ini berlangsung mulai dari Senin, 25 November 2019 sampai Rabu, 27 November 2019. Dalam penelitian ini menggunbakan populasi target, dimana penelitian ini menggunakan mahasiswa sebagai subjek penelitian. Peneliti merupakan salah satu peserta dalam kegiatan ini sehingga mengikuti acara kemah dan muktamar inin mulai dari awal sampai akhir acara. Peneliti menentukan objek penelitian yaitu sejumlah 60 mahasiswa.

Dalam proses memperoleh data, maka perlu dilakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, mengikuti kegiatan tersebut, pengisian angket, dan dokumentasi. Instrumen penelitian merupakan alat bantu fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap, cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2013: 203).

Dalam penelitian ini, istrumen yang digunakan adalah angket dengan menyusun butiran pertanyaan. Pertanyaan dalam angket ini yaitu mengenai pertanyaan positif dan negative. Pembentukan angket dalam penelitian ini berpedoman pada skala Likert. Bahru, dkk dalam Pranatawijaya (2019) mengatakan bahwa Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau

(5)

kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Di samping itu, Skala ini skala yang mudah difahami dan paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hal itu dikarenakan setiap item pada instrumen yang menggunakan skala Likert tersebut mempunyai gradasi dari yang sangat positif sampai sangat negative. Skala Likert mempunyai lima katagori jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak dapat memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju

Teknik analisis data yakni menghitung hasil angket seberapa antusiasme dalam mengikuti kegiatan kemah bahasa Arab dan muktamar ini. Dalam menganalisis data digunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dilihat dari jumlah terbesar. Jumlah terbesar adalah jumlah dari nilai data kemudian hasil tersebut di deskripsikan. Setelah itu, data angket yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil angket pada setiap item akan diberi skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah diberi skor pada setiap soal agar dapat diketahui seberapa besar antusiasme yang dimiliki oleh subjek pada penelitian. Penentuan skor dari jawaban angket tersebut berdasarkan skala dari pilihan jawaban yaitu seperti pada tabel berikut:

Tabel 1 Penilaian Skor

Dari tabel tersebut dapat difahami bahwa jawaban mahasiswa dengan pernyataan berikut: (1) Jika siswa menuliskan sangat setuju maka skornya adalah 5, (2) Jika siswa menuliskan setuju maka skornya adalah 4, (3) Jika siswa menuliskan netral atau cukup maka skornya adalah 3, (4) Jika siswa menuliskan tidak setuju maka skornya adalah 2, (5) Jika siswa menuliskan tidak setuju maka skornya adalah 1. Untuk mengetahui lima penggolongan skor di atas, maka dilakukan skor Ideal. Dalam menentukan Skor Ideal dari seluruh item maka dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 2 Rumus Skor Ideal

(6)

Banyak mahasiswa yang menjawab yaitu 60 jawaban. Sehingga dari penjelasan di atas maka dapat dilakukan skor Ideal yang berguna sebagai penggologan ranting berdasarkan rumus sebagai berikut :

Tabel 3 Skala Ideal

No. Rumus Nilai Skala

1. Jumlah Mahasiswa X 1 (Setiap

Soal) X 5 (sebagai skor tertinggi) 300

Sangat Antusias

2. Jumlah Mahasiswa X 1 (Setiap Soal)

X 4 (sebagai skor tinggi) 240

Antusias

3. Jumlah Mahasiswa X1 (Setiap Soal)

X 3 (sebagai cukup tinggi) 180

Cukup Antusias (Biasa)

4. Jumlah Mahasiswa X 1 Soal X 2

(sebagai skor kurang tinggi) 120

Kurang Antusias

5. Jumlah Mahasiswa X 1 (Setiap Soal) X 1 (sebagai skor sangat kurang tinggi)

60

Sangat Kurang Antusias

Tabel 5 Pengelolaan Skala

Nilai 241-300 181-240 121-180 61-120 0-60 Skala Sangat Antusias Antusias Cukup Antusias (Biasa) Kurang Antusias Sangat Kurang Antusias

Untuk mengetahui antusiasme yang dimiliki mahasiswa dalam penilaian persentase dari hasil jawaban angket yaitu dengan rumus :

(7)

Kemah Bahasa Arab dan Muktamar ITHLA VIII

Peserta dalam acara ini yaitu seluruh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Pendidikan Bahasa Arab, Tarjamah Bahasa Arab, atau Dirasat Islamiyah di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Biasanya peserta merupakan perwakilan instansi masing-masing di Muktamar ITHLA VIII 10 Orang setiap Instansi/jurusan.

Tujuan Kegiatan ini sendiri yaitu (1) Memberdayakan mahasiswa secara masif dalam kompetisi prestasi bahasa Arab akademis dan nonakademis, (2) Menjalin silaturahim dan kerjasama antar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Tarjamah, Dirasat Islamiyah, dan Bahasa dan Sastra Arab se-Indonesia, (3) Mewujudkan cita-cita Tri Dharma Perguruan Tinggi, (4) Membentuk karakter mahasiswa bahasa Arab yang kompetitif di era digital dan masa revolusi industri 4.0, (5) Sebagai wadah pengembang potensi mahasiswa bahasa Arab dalam hal keilmuan dan keorganisasian.

Acara ini berlangsung tiga hari tiga malam. Adapun rangkaian acara dalam kegiatan ini terbagi menjadi 5 yaitu (1) Seminar internasional Seminar ini akan dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Duta Besar Negara Arab juga Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2) Muktamar ITHLA VIII, (3) Kemah Bahasa Arab (KBA) yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti (a) Workshop Literasi Digital. Workshop ini merupakan pelatihan dalam bidang Desain Grafis, Video Grafis, Media Informasi, dan Jurnalistik. Kegiatan ini diisi oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, Peserta diwajibkan membawa laptop untuk mempermudah kegiatan, (b) Workshop Ekonomi Kreatif. Workshop ini merupakan kegiatan pelatihan kewirausahaan dan media kreatif. Kegiatan ini diisi oleh Badan Ekonomi Kreatif RI, (c) Seminar Nasional Penanganan Terorisme oleh BNPT dan DENSUS 88 (d) Workshop Ketenagakerjaan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI, (e) Focused Group Discussion. Focused Group Discussion (FGD) adalah teknik di mana kegiatan mengumpulkan sekelompok orang untuk membahas topik tertentu, yang bertujuan untuk menarik dari pengalaman pribadi yang kompleks, kepercayaan, persepsi dan sikap peserta melalui interaksi yang dimoderasi (Nyumba et all., 2017:21). FGD kadang-kadang dianggap sama dengan wawancara, terutama semi-terstruktur "satu-ke-satu" dan "kelompok wawancara ”(Parker & Tritter, 2006). Agar dan MacDonald (1995) mengemukakan bahwa kelompok fokus terletak di suatu tempat antara pertemuan

(8)

(mencerminkan fakta bahwa ia secara khusus diorganisasikan terlebih dahulu dan memiliki struktur) dan percakapan (mencerminkan fakta bahwa diskusi tersebut tetap memiliki tingkat spontanitas, dengan individu-individu yang mengambil kontribusi satu sama lain). Dengan berbagai program pada kemah bahasa Arab maka hal tersebut dapat meningkatkan berbagai hal sebagaimana berikut.

1. Peningkatan minat dan semangat mahasiswa untuk belajar bahasa Arab.

2. Peningkatan pemahaman dan ketrampilan berbahasa Arab khususnya dalam kemampuan produktif mahasiswa.

3. Peningkatan interaksi sosial anak sehingga dapat merubah perilaku yang kurang baik pada mahasiswa.

4. Pembentukan wadah pengembang potensi mahasiswa dalam hal keilmuan dan keorganisasian bahasa Arab.l

5. Pembentukan karakter mahasiswa pecinta bahasa Arab yang kompetitif di era digital dan masa revolusi industri 4.0.

6. Peningkatan nilai-nilai kebudayaan nusantara pada mahasiswa yang bahasa Arab.

7. Peningkatan pengetahuan mahasiswa mengenai seluk beluk perlombaan bahasa Arab dan dapat menerapkannya di kegiatan ekstrakulikuler pada sekolah masing-masing

Kegiatan ini melibatkan perwakilan HMJ untuk memaparkan program unggulan sebagai bahasan referensi HMJ lain dalam pengembangan bahasa Arab dan jurusan, (f) Perlombaan, dalam Perlombaan ini terdiri dari Debat Bahasa Arab, Puisi Bahasa Arab, Ghina Araby, dan Musabaqah Qiroatil Kutub (MQK), (4) Talkshow ITHLA, Talkshow ITHLA merupakan agenda talkshow yang membahas tentang ITHLA secara mendalam meliputi: Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, juga program program ITHLA, (5) Pentas Seni, Merupakan acara terakhir sebagai Euphoria Muktamar ITHLA VIII.

Walaupun Kegiatan utama dalam program kerja ITHLA ini sebenarnya adalah rapat tahunan yang dilakukan oleh pengurus-pengurus pusat, namun kehadiran kegiatan-kegiatan menarik seperti seminar nasional maupun internasional dan lomba-lomba juga menambah dari antusias para kader ITHLA untuk ikut andil dalam kegiatan muktamar tersebut. Muktamar yang dilaksanakan di daerah-daerah tertentu setiap DPW

(9)

memberikan kesan berbeda-beda pula. Perbedaan wilayah, suku, budaya sangat jelas ditampilkan dalam pembukaan kegiatan besar ini , tak jarang peserta merasakan nilai persatuan sebagai mahasiswa Bahasa Arab dan terutama sebagai Warga Negara Indonesia.

Antusias Mahasiswa Bahasa Arab dalam Kegiatan Muktamar ITHLA

Antusiasme adalah suatu perasaaan gembira terhadap sesuatu yang terjadi padanya. Dalam KBBI (2002), Antusiasme artinya dapat gelora semangat, gairah, dan minat yang besar. Menurut Anjani (2016) Antusiasme adalah perasaan positif yang dimiliki oleh seseorang, sehingga orang tersebut dapat melakukan sesuatu yang lebih baik untuk memenuhi target yang diinginkan. Dari perkataan di atas dapat difahami bahwa antusias adalah perasaan yang dimiliki seseorang berdasarkan keinginan masing –masing. Antusias merupakan suatu kata sifat sedangkan antusiasme merupakan kata benda atau nomina, akan tetapi kata sifat dari antusiasnya Kedua kata tersebut berkaitan dengan semangat, gairah, atau minat besar (Soekatno, 2019: 1). Dari hal tersebut dapat difahami bahwa antusias merupakan tindakannya sedangkan antusiasme adalah perasaaan yang berasal dari seseorang. Antusiasme juga merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain khususnya dalam lingkup keluarga, sahabat, kerabat dan lain sebagainya. Sehingga antusiasme seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dapat meningkatkan kepribadian sosial seseorang. Oleh karena itu dalam berbagai kegiatan bermasyarakat atau pun berorganisasi diperluakan antusiasme yang tinggi untuk mengjidupkan suatu lembaga kemasyarakatan atau suatu organisasi. Termasuk di dalamnya yaitu antusiasme mahasiswa bahasa Arab terhadap program kemah bahasa Arab yang berbeda-beda. Secara detailnya berikut merupakan hasil analisis antusias mahasiswa bahasa Arab terhadap kemah bahasa Arab dari segi ketertarikan mahasiswa bahasa Arab dalam mengikuti kegiatan kemah dan muktamar tersebut sebagaimana berikut:

(10)

Diagram 1 Tingkat Ketertarikan/ Antusias Mahasiswa 54 2 4 0 0 0 10 20 30 40 50 60

Sangat Tertarik Tertarik Cukup Tertarik Tidak Tertarik Tidak Sangat Tertarik

Nilai

Dari diagram tersebut dapat diiketahui ada 54 mahasiswa bahasa Arab yang sangat tertarik mengikuti kegiatan ini (88 %), ada 2 mahasiswa bahasa Arab yang sangat tertarik mengikuti kegiatan ini (1 %), ada 4 mahasiswa bahasa Arab yang sangat tertarik mengikuti kegiatan ini (10 %),dan untuk kategori tidak tertarik dan tidak sangat tertarik tidak ada yang mengisi. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa rata-rata mahasiswa bahasa arab sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Selain tingkat antusias / ketertarikan, berikut merupakan hasil analisis antusias mahasiswa bahasa Arab terhadap kemah bahasa Arab dari segi persiapan dan kemaksimalan mahasiswa bahasa Arab dalam mengikuti kegiatan kemah dan muktamar tersebut sebagaimana berikut:

Diagram 2 Tingkat Persiapan Mahasiswa

42 14 4 0 0 10 20 30 40 50 100% 75% 50% 25% Nilai

Dari diagram tersebut dapat diiketahui ada 42 mahasiswa bahasa Arab yang persiapannya 100% mengikuti kegiatan ini, ada 14 mahasiswa bahasa yang persiapannya 75 % mengikuti kegiatan ini, ada 4 mahasiswa bahasa Arab yang yang persiapannya 50 % dalam mengikuti kegiatan ini,dan untuk kategori 25 % tidak ada

(11)

yang mengisi. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa rata-rata mahasiswa bahasa arab sudah menyiapkan berbagai hal sebelum mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu ada beberapa problematika dan pertimbangan mahasiswa bahasa Arab sebelum mengikuti kegiatan kemah bahasa Arab dan muktamar tersebut sebagaimana berikut:

Diagram 3 Problematika Mahasiswa Dalam Mengikuti Kegiatan

29 18 4 9 0 5 10 15 20 25 30

HTM Lokasi Pelayanan Tidak ada Problem

Nilai

Dari diagram tersebut dapat diiketahui ada 29 mahasiswa bahasa Arab yang mempunyai problematika HTM dalam mengikuti kegiatan ini, ada 14 mahasiswa bahasa Arab yang mempunyai problematika lokasi yang jauh dalam mengikuti kegiatan ini, ada 4 mahasiswa bahasa Arab yang mempunyai problematika pelayanan panitia dalam mengikuti kegiatan ini,dan ada 9 mahasiswa yang tidak mempunyai problematika dalam mengikuti kegiatan ini sengingga 9 orang ini tidak mempunyai kendala dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa rata-rata mahasiswa bahasa arab sudah menyiapkan berbagai hal sebelum mengikuti kegiatan tersebut.

Dari responden tersebut dalam kegiatan muktamar hal ini berarti kegiatan mukatamar memberikan efek yang baik bagi mahasiswa Bahasa Arab. Bahkan Muktamar ITHLA ke VIII yang diadakan di Jakarta tahun 2019, dihadiri Mahasiswa BSA dan PBA yang wilayahnya cukup jauh dari ibukota Indonesia tersebut. Diantaranya dihadiri oleh mahasiswa dari Negara tetangga Malaysia , mahasiswa dari BSA dan PBA dari UIN Alauddin Makassar, mahasiswa BSA dan PBA UIN Ar-Raniry Aceh di tahun-tahun sebelumnya peserta dari Aceh dan Makassar hanya ada beberapa orang dan di tahun 2019 jumlah pesertanya meningkat sangat pesat. Adapula institusi atau universitas yang juga baru ikut bergabung dengan ITHLA dan menghadiri acara Muktamar di Jakarta seperti IAIN Palu, IAIN Kendari, UNHAS Makassar dan beberapa

(12)

institusi lainnya. Kedatangn para peserta Muktamar memberikan pengaruh baik bagi pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Arab itu sendiri. Setiap tahunnya pun ITHLA menyelenggarakan kegiatan muktamar. Sudah sebanyak delapan kali ITHLA menyelenggarakan program wajib tersebut. Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari perwakilan HMJ masing-masing kampus yang diutus dari berbagai daerah. Seiring berjalannya waktu semakin lama semakin bertambah pula peserta muktamar setiap tahunnya dalam lingkup nasional bahkan kanca internasional. Ini pertanda bahwa kegiatan Muktamar mendapat respond yang cukup baik dari mahasiswa Bahasa Arab. Hal tersebut pun menunjukkan bahwa masalah tentang HTM yang mahal, pelayanan yang kurang baik, lokasi yang jauh tidak mengurungkan niat mahasiswa bahasa Arab dalam mengikuti kegiatan ini dan berkecimpung dengan baik dalam menguikuti kegiatan ini.

Penutup

Kegiatan kemah bahasa Arab dan muktamar memberikan motivasi tersendiri bagi mahasiswa bahasa Arab. Ada 54 mahasiswa bahasa Arab yang sangat tertarik mengikuti kegiatan ini, ada 2 mahasiswa bahasa Arab yang sangat tertarik mengikuti kegiatan ini, ada 3 mahasiswa bahasa Arab yang sangat tertarik mengikuti kegiatan ini,dan untuk kategori tidak tertarik dan tidak sangat tertarik tidak ada yang mengisi.. Dari hal tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa peserta menjadikan kegiatan tersebut sebagai ajang menambah wawasan, edukasi, teman dan yang lebih penting yaitu menambah pengalaman dan wadah menyampaikan aspirasi serta kendala yang dihadapi selama menjadi mahasiswa Bahasa Arab sehingga mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.

DAFTAR RUJUKAN

Baskoro, (2011) Metode Pembelajarannya Bahasa Arab Masih

Tertinggal, ( https://jogja.tribunnews.com/2015/06/11/metode-pembelajarannya-bahasa-arab-masih-tertinggal.) Dikutip pada tanggal 1 September 2020

Hanifah, U. (2011). Media pembelajaran bahasa Arab. Media Pembelajaran Bahasa Arab, 1-251.

Mawadda, (2016). Keterampilan Berbicara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Mahasiswa Alumni Piba (Studi Kasus Prodi PGMI Angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar). Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

(13)

Nyumba, Tobias O, dkk. 2018. The Use of Focus Group Discussion Methodology: Insights From Two Decades of Application in Conservation. Methods in Ecology and Evolution 9, 20-39.

Parker, A., & Tritter, J. (2006). Focus group method and methodology: Current practice and recent debate. International Journal of Research & Method in Education, 29, 23–37.

Departemen Pendidikan Nasional, 2020. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anjani, R. G. V. D. (2016). Fenomena Antusiasme Remaja Mengenai Taman Kota Bandung (Skripsi, FISIP UNPAS).

Soekatno, Revi. 2019. Perbedaan Makna Antara Kata “Antusias” dan “Antusiasme”.

Quora.

https://id.quora.com/Apa-perbedaan-makna-antara-kata-antusias-dan-antusiasme (Diakses 1 September 2020).

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1 Penilaian Skor
Tabel 3 Skala Ideal
Diagram 2 Tingkat Persiapan Mahasiswa
Diagram 3 Problematika Mahasiswa Dalam Mengikuti Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada kenyataannya, dalam membuat perencanaan pembangunan sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan oleh setiap organisasi ternyata tidak semudah yang

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian L-arginin terhadap gambaran kerusakan endotel : ketebalan dan diameter arteri koroner pada jantung mencit

Seperti pada penelitian Karim dkk [5], antenna LPDA cetak yang dibuat memiliki rentang frekuensi yang luas yaitu pada rentang UHF (0,5 GHz – 3 GHz) dengan nilai

Untuk mengembangkan peran dan fungsi Politeknik ATK Yogyakarta serta untuk memenuhi tuntutan pasar global, maka sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

[2] Bledsoe M., D´ıaz L., Naulin R., Linear difference equations with advance: Existence and asymptotic formulae, Applicable Analysis , Vol.. [4] D´ıaz L., Naulin R.,

Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa; jamur endofit yang ditemukan pada sampel tanaman padi yang diambil di Desa Karang Tunggal dan

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Peningkatan Inovasi Pada Responden (Konsumen)