1Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia 2Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Email: 883130101@uii.ac.id, Jamaludin.ghafur@uii.ac.id
ABSTRAK
Desa Srimulyo sebagai salah satu desa yang berada di Kecamatan Piyungan yang didesain sebagai salah satu kawasan industri di Kabupaten Bantul yang seka ligus merupakan pusat pertumbuhan ekonomi. Desa Srimulyo berada di kawasan strategis yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul. Hal ini menjadikan Desa Srimulyo mempunyai posisi penting dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah per batasan 3 (tiga) kabupaten dan merupakan wilayah strategis yang berada di lereng pegunungan seribu dengan potensi alam pertanian yang baik.
Wilayah Desa Srimulyo memiliki banyak produk pangan lokal yang dihasilkan para pelaku UKM yang pada gilirannya mampu mewujudkan ketahanan pangan yang salah satu pilarnya adalah tersedianya aneka sumber pangan yang melimpah terutama dari bahan baku lokal. Terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga dapat ditopang melalui diversifika si pangan sehingga terjamin keamanan pangan.
Perencanaan pengembangan UKM di Desa Srimulyo memerlukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan penunjang kemampuan produksi. Untuk mewujudkan komunitas para pelaku usaha industri rumah tangga (UKM) salah satunya dengan saling membentuk jaringan usaha bersama dan mengembangkan kemampuan menciptakan pasar bersama dengan mengembangkan berbagai varian produk yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing usaha.
Peningkatan peran dan daya dukung UKM dengan melibatkan pemerintah desa dan kecamatan sebagai pendukung kebijakan ekonomi wilayah sehingga proses penumbuhan potensi pangan local sebagai andalan kemampuan daerah secara lebih baik. Dalam upaya mewujudkan hal ini dilakukan usaha yang salah satunya adalah pendampingan. Proses pendampingan dan pemberdayaan para UKM diarahkan untuk menggali dan memanfaatkan potensi bahan pangan lokal guna memberikan nilai tambah bagi rekayasa produk pangan yang pada akhirnya mampu meningkatkan nilai ekonomi yang tinggi.
Kata Kunci : UMKM, perencanaan bisnis terpadu, rekayasa produk bahan pangan local
ABSTRACT
Srimulyo village as one of the villages in Sub Piyungan was designed as one of the industrial areas in Bantul district which is also the center of economic growth. Srimulyo village is located in a strategic area, located in the border district of Sleman and Gunung Kidul Regency. It makes Srimulyo village has an important position in the economic growth in the border region three (3) districts as strategic area on the Pegunungan Seribu wich have good agricultural natural potential. Srimulyo Village has a lot of locally produced food products for SMEs, which in turn is able to achieve food security is one of the pillars is the availa bility of a variety of food sources are abundant mainly from local raw ma terials. Realization of household food security can be sustained through diversification to guarantee food safety.
Planning the development of SMEs in the village Srimulyo requires capacity building of human resources and supporting production capabilities. To realize the community of the perpetrators of domestic industrial enterprises (SMEs) one of them with each other form a network of joint ventures and develop the ability to create a common market by developing various products needed to improve business competitiveness.
Increasing the role and the carrying capacity of SMEs to engage village and district government as a supporter of regional economic policies so that the growth potential of local food as a mainstay of the region's ability to better. In a n effort to make this attempt, one of which is PENDAYAGUNAAN HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN DALAM UMKM BERBASIS BAHAN
PANGAN LOKAL
▸ Baca selengkapnya: jelaskan dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan produk pangan hasil peternakan dan perikanan!
(2)mentoring. The process of mentoring and empowerment of SMEs directed to explore and exploit the potential of local food in order to give added value to the engineering of food products thereby increasing the high economic value.
Keywords: SMEs, integrated business planning, product engineering local foodstuffs
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan secara geografis terletak di sisi timur kota Yogyakarta berbatasan dengan
Kabupaten Gungkidul. Jumlah penduduk tahun 2014 sebanyak 16.902 jiwa yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 8.266 jiwa dan perempuan sebanyak 8.636 jiwa. Secara rinci penduduk
berdasarkan kelompok umur dan gender disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Kelompok Umur
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0 – 4 727 653 1.380
Sumber: Data Desa Srimulyo 2014
Berdasarkan sebaran penduduk dan jumlah kelompok umur produktif menjadikan potensi
pengelolaan sumberdaya ekonomi menjadi optimal. Salah satu sumberdaya yang perlu dalam
yang terdiri dari lahan sawah seluas 507,45 ha, lahan bukan sawah seluas 490 ha, dan lahan non
pertaanian seluas 459 ha. Secara umum penggunaan lahan diperuntukkan budidaya tanaman
pangan yang meliputi lahan padi sawah seluas 942,75 ha, lahan padi ladang seluas 5 ha, lahan
jagung 39,05 ha, lahan ubi kayu seluas 63,50, lahan kacang tanah seluas 186 ha, dan lahan
kedelai seluas 5 ha. Dari aspek peternakan kegiatan yang banyak dilakukan penduduk adalah
memelihara sapi potong sebanyak 1.755 ekor, sapi perah sebanyak 5 ekor, ayam petelur
sebanyak 9.125 ekor, ayam pedaging sebanyak 44.094 ekor, ayam buras sebanyak 11.963 ekor,
itik sebanyak 3.207 ekor (Desa Srimulyo, 2014). Berdasarkan paparan data tersebut
menunjukkan bahwa kondisi riil Desa Srimulyo secara sosial ekonomi masyarakat merupakan
masyarakat agraris yang taraf penghidupan ekonominya sangat ditopang oleh hasil-hasil
pertanian.
Dalam konteks ketahanan pangan yang salah satu pilarnya adalah tersedianya aneka
sumber pangan yang melimpah terutama dari bahan baku lokal, maka Desa Srimulyo
mempunyai potensi besar untuk menyediakan berbagai varian produk olahan. Terwujudnya
ketahanan pangan rumah tangga dapat ditopang melalui diversifikasi pangan sehingga terjamin
keamanan pangan. Salah satu langkah terobosan yang perlu dilakukan adalah upaya
mengembangkan sumber pangan lokal menjadi produk olahan yang menarik serta menggugah
selera dan menawarkan asupan gizi masyarakat yang memadai.
Ketersediaan pangan di tingkat desa yang terdiri berbagai varian produk olahan yang
menjamin tersedianya gizi secara memadai dapat dicukupi mulai dari tingkat pedukuhan. Jika
kondisi tersebut dapat terwujud maka ketahan pangan mulai dari tingkat pedusunan, pedesaan,
kabupaten sampai tingkat nasional. Pada tingkat nasional, adanya berbagai keanekaragaman
potensi, produk dan berbagai varian produk olahan di masing masing-masing daerah maka
keterwujudan ketahanan pangan akan diwarnai keanekaragaman ketercukupam pangan yang
berkaitan dengan budaya masyarakat setempat.
Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan khususnya aspek ketersediaan pangan maka
sangat dibutuhkan peran teknologi. Salah satu teknologi yang berperan penting adalah teknologi
pangan. Teknologi pangan berperan penting dalam meningkatkan keanekaragaman pangan,
meningkatkan nilai gizi pangan dan meningkatkan keamanan pangan serta menekan
kehilangan. Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, teknologi pangan n dapat berperan
dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan lokal. Sehingga produk pangan lokal yang
dihasilkan menarik minat konsumen
Beberapa potensi lokal tersebut dapat diberikan nilai tambah ke dalam unit usaha lain
warga pedusunan. Produk yang diolah penduduk menjadi produk olahan yang memiliki nilai
jual tinggi diantaranya pemanfataan jagung, kedelai, ketela, dan nangka. Untuk olahan produk
peternakan berupa pemanfaatan telur bebek, telur ayam, dan daging sebagai subtitusi dari
produk usaha yang sudah ada.
Dalam upaya mendorong banyak pangan lokal dengan kandungan gizi yang beragam,
maka perlu upaya pemanfaatan menjadi olahan pangan yang menarik dan memiliki nilai jual
kompetitif. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan pelatihan penerapan teknologi tepat
guna dalam pengolahan pangan lokal dengan memperhatikan prinsip pangan Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman - Halal (B2SA-H). Hal ini menjadi salah satu upaya dalam rangka
Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal.
2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang ada di lokasi:
a. Kegiatan usaha rumah tangga (UMKM) sudah memiliki usaha turunan produk pertanian,
namun pengolahannya terkendala alat yang kurang memadai dan belum optimalnya
kemampuan SDM sehingga pengelolaan usahanya berjalan apa adanya.
b. Jumlah usaha rumah tangga dengan memanfaatkan hasil pertanian dan peternakan di desa
Srimulyo telah melakukan upaya dengan melakukan aktifitas produksi turunannya dari
hasil pertanian dan perkebunan serta peternakan, dan kecenderungan paling banyak
dilakukan oleh 3 (tiga) dusun di desa Srimulyo, yaitu Ngijo, Jasem dan Jolosutro dengan
jumlah pelaku usaha secara keseluruhan 55 orang.
c. Masih dibutuhkannya alat-alat atau./fasilitas pendukung produksi untuk pengembangan
pengolahan produk makan hasil industri rumah tangga.
3. Tujuan
Target yang akan dicapai melalui KKN PPM adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat memiliki pemahaman pentingnya melakukan diversifikasi terhadap turunan
hasil pertanian dan peternakan untuk produk makanan olahan berbahanbaku lokal.
b. Untuk generasi muda terutama yang belum memiliki pekerjaan tetap di Desa Srimulyo
dapat memanfaatkan peluang usaha untuk mendapatkan pekerjaan secara mandiri.
c. Warga masyarakat dari keluarga petani sekalipun dapat memiliki kemampuan untuk
menghasilkan produk turunan dari hasil pertaniannya dan ternaknya untuk meningkatkan
d. Warga masyarakat memahami metode pemasaran yang sederhana dan efektif melalui
tersedianya : (1) Tenaga pemasar yang kompeten, (2) leaflet, (3) papan nama kelompok
pengrajin
e. Adapun luaran yang diharapkan melalui KKN PPM adalah sebagai berikut :
a) Tersedianya mesin pengolah emping jagung guna memenuhi standar ukuran dan
ketebalan minimal (renyah). sebagai bahan dasar produk.
b) Tersedianya 3 (tiga) jenis alat pencetak produk makanan.
c) Tersedianya 3 jenis alat pemasak yang sehat dan anti lengket (hangus)
d) Tersedianya 6 alat seller untuk packing produk
e) Tersedianya oven untuk pematangan produk makanan
METODE PELAKSANAAN
1. Tahapan dalam Pelaksanaan Kegiatan
Untuk mengatasi permasalahan di atas, rencana tahapan pelaksanaan kegiatan tahapan
adalah sebagai berikut:
a. Persiapan dan Pembekalan yang meliputi:
1) Rekruitmen mahasiswa
2) Sosialisasi ke masyarakat pengguna program KKN-PPM
3) Persiapan mahasiswa dengan mengadakan pembekalan KKN-PPM yang terkait dengan
tema Pengolahan Sabut kelapa dan empon-empon.
4) Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN-PPM
b. Pelaksanaan kegiatan meliputi:
a. Penyuluhan Pangan Lokal melalui Penyusunan Kandungan produk pangan berdasarkan
Prinsip Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
b. Penyuluhan Teknologi pengolahan pangan lokal yang sehat, higenis dan aman bagi
kesehatan.
c. Melakukan identifikasi sebaran penjualan usaha pangan lokal dan Strategi pemasaran
d. Praktek pembuatan pangan lokal berbasis keberagaman, bergizi, seimbang dana aman
(B2SA).
e. Pelatihan disain kemasan produk pangan untuk hasil produk olahan secara sehat dan
aman.
f. Pelatihan pemasaran produk yang efektif, meliputi : (1) pelatihan sumber daya
g. Penyediaan fasilitas produksi untuk mendukung pengolahan berbahan produk seperti
oven, blender, pencetak, pemotong criping dan seller.
2. Volume Pekerjaan Mahasiswa
Mahasiswa yang akan dilibatkan dalam KKN PPM sebanyak 30 yaitu program studi
Farmasi (F) 6 orang, Teknik Industri (TI) 6 orang, Teknik Kimia (TK) 3 orang, Teknik Mesin
(TM) 3 orang, Ekonomi Manajemen (FEM) 3 orang, Ekonomi Akuntansi (FEA) 3 orang dan
Kedokteran (KD) sebanyak 3 orang. Rincian kegiatan yang akan dilaksanakan ditunjukkan
dalam tabel 4.
Tabel 1. Volume Pekerjaan Mahasiswa dalam bentuk JKEM
No Nama Pekerjaan Program JK
penguatan jaringan lokal untu
mendapatkan daya dukung
masyarakat (Karang taruna,
PKK. Kelompok ternak,
kelompok tani) agar ada
pengembangan ekonomi kreatif
terlaksana secara terpadu
Melaksanakan rembug dusun
dengan para UKM dan tokoh
masyarakat di 3 unit = 3 x 4
ada dan bahan local unggulan
bersama kelompok UMKM
untuk menciptakan difersifikasi
produk baru.
Identifikasi produk unggulan
lama dan identifikasi bahan
pangan untuk produk baru di
9 tempat = 9 x 3 JKEM
27 Semua mhs
3
Melaksanakan pengembangan
melalui transfomasi pengetahuan
usaha dan skill untuk mendorong
usaha rumah tangga yang baru
tumbuh / sedang tumbuh agar
Penyuluhan Pangan Lokal
melalui Penyusunan
Kan-dungan produk pangan
ber-dasarkan Prinsip Beragam,
Bergizi, Seimbang dan Aman
9 3 FEA + 3
FEM + 3 F
mampu bertahan dalam
sehat, higenis dan aman bagi
kesehatan di 3 unit = 3 x 3
an berbahan produk seperti
36 FTM + FTI
kemampuan produksi, baik
kualitas dan kuantitasnya
oven, blender, pencetak,
pe-motong criping dan seller 3
unit = 3 x 12 JKEM
Jumlah JKEM setiap mahasiswa 222
Total Volume Kegiatan (n x JKEM) 6660 n= jml mhs
3. Rencana Keberlanjutan Program
a. Potensi yang ada di Desa Srimulyo diharapkan menjadi unggulan desa
b. Kelompok UMKM yang sudah dibina dapat meningkatkan kemitraan dengan pihak lain,
baik pihak swasta ataupun pihak pemerintah
c. KKN PPM ini dapat meningkatkan akselerasi usaha yang sudah dirintis dan dikembangkan
masyarakat Desa Srimulyo.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Realisasi Kegiatan
Program kegiatan KKN UII dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi dan pelaporan.
a. Tahapan Persiapan
Untuk pelaksanaan KKN selalu diawali dengan tahapan persiapan, yaitu mempersiapkan
calon mahasiswa KKN dan mempersiapkan pembekalan bagi mahasiswa.
b. Seleksi Mahasiswa
Tahap persiapan awal adalah menyeleksi mahasiswa pendaftar KKN melalui seleksi
administrasi serta test kesiapan pengetahuan dan kecakapan. Seleksi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan mahasiswa yang dibutuhkan sesuai dengan tema program KKN PPM. Tujuan
seleksi ini dilakukan untuk menemukan mahasiswa yang sesuai harapan program. Seleksi
dilakukan pada waktu 21 s/d 23 Juni 2016.
c. Pembekalan Mahasiswa
Pelaksanaan pembekalan ini bertujuan untuk mendekatkan pemahaman mahasiswa
terhadap kebutuhan tema program yang akan dilaksanakan mahasiswa. Tahapan pembekalan
mahasiswa KKN PPM disesuaikan kebutuhan tema program, yaitu pembekalan materi ilmu
terapan sesuai disiplin ilmu mahasiswa. Mulai materi umum, administrasi, kemasyarakatan,
menggunakan materi 5 bidang, namun isi materi disesuaikan ”tema yang diangkat dalam program suatu wilayah”. Pelaksanaannya dilakukan pada 23 s/d 24 Juli 2016, meliputi :
1. Bidang ” Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Global”.
2. Bidang ”Pengembangan Virtual Environment (VE) untuk pendidikan, pemerintahan dan
bisnis desa”
3. Bidang ”Pengembangan Kawasan Pedesaan untuk peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat”.
4. Bidang ”Pengembangan Lingkungan dan Permikuman yang Cerdas, Lestari dan Berbasis
Potensi wilayah”
5. Bidang ”Kemasyarakatan dan Kewilayahan”
Gambar 1: Pembekalan Program KKN PPM Pembekalan Kemasyarakatan dan Kewilayahan
4. Pengarahan, Pelepasan dan Penerjunan Mahasiswa
Pelaksanaan pengarahan, pelepasan dan penerjunan mahasiswa ini dimaksudkan untuk
pembekalan umum oleh pejabat Rektorat untuk memberikan motivasi, dukungan dan arahan
selama pelaksanaan KKN, diharapkan mahasiswa mampu menjaga diri, bersosialisasi dan
bertugas menyelesaikan kegiatan KKN dengan baik dan benar. Pelaksanaanya pada Selasa 2
Agustus 2016 di Kampus Terpadu UII.
5. Tahapan Realisasi Program
Untuk pelaksanaan KKN telah dilakukan sosialisasi program-program kepada
masyarakat sasaran, yaitu mempersiapkan masyarakat sasaran untuk terlibat kegiatan yang
disepakati bersama masyarakat.
Mahasiswa KKN menjalankan program kegiatan dimulai dari proses pertemuan bersama
masyarakat sasaran, dimaksud mewujudkanatau membangun kesepahaman dan kesepakatan
dalam kerjasama. Program yang disosialisasikan merupakan pedoman pelaksanaan KKN bagi
mahasiswa.
Gambar 3: Rembug warga tentang Program KKN PPM
Berdasarkan program kewirausahaan yang dipaparkan dan disetujui oleh DPL maka
direalisasikan satu rangkaian kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan criping ketelah
secara modern atau menggunakan alat Teknologi Tepat Guna. Dilaksanakan tanggal 2 Agustus
2016 pada jam 19.30 WIB dibalai RW.
6. Tahapan Penyuluhan dan Pelatihan Criping Ketela
Untuk pelaksanaan KKN telah dilakukan sosialisasi program-program dan salah satunya
adalah penyuluhan kewirausahaan yaitu sebagai cara membuka wawasan bagi para UKM dari
berbagai elemen masyarakat. Dilanjutkan pengenalan pembuatan Criping secara modern
menggunakan alat-alat yang tidak lagi manual. Tujuan kegiatan ini untuk memotivasi
masyarakat agar lebih memiliki visi kedepan untuk meningkatkan produksinya dengan
Gambar 4 :
a. Penyuluhan Pangan Lokal dengan Kandungan produk pangan berdasarkan Prinsip
Bera-gam, Bergizi, Seimbang dan Aman. b. Training pembuatan criping
Kegiatan ini juga untuk mendorong para wirausaha baru agar lebih mengedepankan
pemanfaatan potensi lokal seperti ketela untuk memproduksi makanan lokal sebagai salah satu
alternatif usaha masyarakat. Adapun keterlibatan elemen masyarakat cukup baik dimana
keterlibatan ibu-ibu kelompok PKK, posdaya dan wanita tani juga mengambil peran dalam
kegiatan ini. Dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2016 pada 16.00 WIB.
7. Tahapan Penyuluhan dan Pelatihan Emping Jagung
Demikian halnya untuk memperkaya pemanfaatan potensi local yaitu dengan melakukan
pengolahan bahanbaku Jagung hasil panen masyarakat setempat. Hasil pertanian berupa Jagung
manis yang menjadi andalan desa Srimulyo hasil panennya cukup banyak, namun harganya
belum optimal jika hanya dijual mentah. Maka melalui KKN ini warga masyarakat tergerak
setelah mendapat stimulus berupa mesin maka tergerak untuk bekerjasama secara kelompok
untuk menumbuhkan variasi produk makanan lokal.
Gambar 5:
1. Serah terima alat produksi.
2. Penyuluhan Teknologi pengolahan pangan lokal yang sehat, higenis dan aman bagi
kesehatan
3. Praktek Mesin Pemipih Jagung. Jagung dirubah menjadi Emping Jagung
Training pembuatan pangan lokal berbasis hasil pertanian merupakan suatu proses yang
memanfaatkan hasil produksi pertanian yang jumlahnya cukup banyak. Emping Jagung
merupakan bahan pangan yang memiliki muatan lokal yang baik, diharapkan masyarakat dapat
menangkap peluang menjadi aktifitas ekonomi yang lebih baik, terutama bagi keluarga yang
masih tergolong pra sejahtera dan sejahtera 1 (versi BKKBN). Dilaksanakan pada tanggal 5
Agustus 2016 pada 19.00 WIB.
8. Tahapan Praktek Pembuatan Pangan Lokal
Tahapan berikut merupakan tahapan untuk memperkaya variasi produk dengan
pemanfaatan bahan pangan dari potensi lokal. Produk makanan ini memanfatkan telur ayam
peliharaan untuk mendukung pembuatan makanan-makanan yang menggunakan telur sebagai
salah satu bahahn bakunya. Produk makanan atau jajanan berbahan lokal diolah sesuai dengan
standar sehat dan bergizi. Kegiatan ini memotivasi kelompok UKM agar menumbuhkan
usahanya lebih maju dubandingkan sebelumnya.
Gambar 6: Praktek pembuatan pangan lokal berbasis keragaman bergizi, seimbang dan aman.
Beberapa kegiatan dilakukan dalam kurun waktu 3 hari (6,7 dan 8 Agustus 2016) untuk
mempercepat proses pelatihan agar masyarakat bisa mencoba secara mandiri, dan dapat
dilakukan pendampingan untuk tiap UKM (hari yang berbeda). Selain itu percepatan ini
dimaksudkan karena masih ada tahapan lain yang juga harus dilakukan berupa pemanfaatan
Gambar 7:Praktek pembuatan pangan lokal berbasis keragaman bergizi, seimbang dan aman.
Kegiatan pengembangan ekonomi melalui UKM merupakan suatu proses pembelajaran
secara kelompok dan saling belajar satu sama lain. Proses menjadi penting sebagai wahana
untuk saling berbagai ide dalam penciptaan produk makanan dan mengetahui proses pembuatan
yang sehat, aman, bergizi dan proses yang lebih efektif dan efisien.
9. Tahapan Pengembangan dasar-dasar pemasaran bagi para UMKM
Tahapan berikut merupakan tahapan peningkatan wawasan dan skill bagi para pelaku
UMKM dalam upaya meningkatkan serapan produk kepada konsumen (pasar). Upaya ini
sekaligus untuk mendorong UMKM untuk berani melakukan terobosan dalam pemasaran
Gambar 8: Salah satunya training desain packing produk
10.Tahapan Packing Produk (Kemasan)
Tahapan packing produk menjadi bagian penting dalam pemasaran produk, sehingga
diperlukan penyegaran dan sedikit latihan kepada para UMKM untuk mengembangkan
kemasan secara lebih baik.
Kegiatan pengemasan dilakukan dengan pelatihan membuat kemasan yang menarik,
salah satunya dengan menyablon kemasan plastic produk makanan criping pisang. Kegiatan
pendampingan terhadap UMKM untuk mendorong melakukan pengemasan produk menjadi
kegiatan pendampingan yang cukup efektif. Hal ini dilaksanakan dari tanggal 9 Agustus hingga
15 Agustus 2016
Gambar 9: Praktek Penyablonan Kemasan kepada para pemuda
Dan beberapa diantaranya pendampingan terhadap produk yang perlu diberikan kemasan
Gambar 9: Pendampingan packing produk lokal untuk pasar lokal
11.Tahapan Pemasaran
Tahapan promosi produk juga menjadi bagian yang penting dalam pemasaran produk,
maka diperlukan upaya penyebaran informasi terhadap produk makanan olahan local tersebut
secara lebih luas, baik melalui papan nama usaha, leaflet hingga promosi lewat momen acara
kebudayaan desa. .
Gambar 10: Beberapa Papan Nama Usaha pada UMKM yang masih Kecil
Untuk penyebaran informasi usaha para UKM dilakukan dengan menyediakan beberapa
leaflet yang terkait usahanya. Diharapkan dengan adanya leaflet dapat meningkatkan serapan
Gambar 11: Beberapa Leaflet Produk Makanan Lokal
Dari beberapa sebaran informasi ini dilakukan di berbagai kesempatan, even dusun dan
desa serta kecamatan. Sedangkan yang diluar Kecamatan dilakukan melalui pemetaan potensi
pasar.
Produk siap dipasarkan Uji pasar melalui toko
swalayan
Produk ada di rak toko
Swalayan
Kegiatan pemasaran yang dilakukan pada masa KKN ini merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi beberapa tahapan yaitu pemahaman tenntang arti pasar, konsep pemasaran,
produk, proses produksi, packing produk, penentuan HPP hingga penjualan produk kepasaran.
KESIMPULAN
Program kegiatan KKN UII yang telah dilaksanakan pada tahap awal kegiatan dari mulai
seleksi mahasiswa hingga pelaksanaan kegiatan KKN merupakan rangkaian pelaksanaan KKN
PPM. Pelaporan kegiatan masih merupakan bagian proses interaksi kegiatan pemberdayaan.
1. Kegiatan persiapan pembinaan untuk pelaksanaan program sudah dilaksanakan guna
mewujudkan hasil yang diharapkan.
2. Kegiatan penyuluhan usaha dan beberapa kegiatan ketrampilan usaha yang sudah
dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan KKN PPM yang sudah berjalan sesuai dengan
arah dan sasaran program.
3. Beberapa luaran mencakup:
a. adanya pemahaman tentang pentingnya melakukan diversifikasi terhadap turunan
hasil pertanian dan peternakan untuk produk makanan olahan berbahanbaku lokal.
b. terlatihnya kelompok usaha masyarakat dalam pembuatan makanan olahan berbahan
lokal.
c. adanya pemahaman tentang produk berkualitas yaitu berbasis keragaman, bergizi,
seimbang dan aman bagi konsumen.
d. tersedianya mesin pengolah emping jagung, alat pembuat criping, oven dan beberapa
alat pendukung lainnya.
e. adanya pemahaman terhadap prinsip-prinsip Pemasaran yang melipuyti kualiutas
produk, kemasan produk yang baik, dan distribusi penjualan yang lebih terarah sesuai
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada Kemenristek DIKTI yang telah
mensuport pendanaan pelaksanaan KKN PPM dan DPPM UII yang telah memberikan
menempatkan mahasiswa KKN untuk mensuport pelaksanaan KKN PPM.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Bimas Ketahanan Pangan – Departemen Pertanian. 2002. Kebijakan Pengembangan
Pangan Lokal dan Makanan Tradisional Khas Nusantara Dalam Pemantapan Ketahanan
Pangan. Lokakarya Penumbuhan Pusat Kajian Pangan Lokal dan Makanan Tradisional
Khas Nusantara, Semarang 4 Nopember 2002
Anonymous. 2007. 22 Peluang Bisnis Makanan untuk Home Industry. PT AgroMedia Pustaka,
Jakarta
Anwar, Y. 2010.38 Inspirasi Usaha Makanan Minuman untuk Home Industry. PT AgroMedia
Pustaka,Jakarta