• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya mata pelajaran IPS melalui strategi the Power of Two di kelas V A MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya mata pelajaran IPS melalui strategi the Power of Two di kelas V A MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN

MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA

PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

MELALUI STRATEGI THE POWER OF TWO

DI KELAS V A MI NURUL HUDA LERAN MANYAR GRESIK

SKRIPSI

Oleh:

FAKIHATUL KHUSNAH NIM. D77213066

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Pengetahuan Sosial Melalui Strategi The Power Of Two Di Kelas V A Mi Nurul Huda Leran Manyar Gresik. Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 M. Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd dan Pembimbing 2 Irfan Tamwifi, M.Ag

Latar belakang dilakukanya penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa

pada mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya di MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik. Dibuktikan dari nilai rata-rata hasil tes pra siklus dari 24 siswa kelas VA 11 siswa yang tuntas dalam tes. Penyebabnya adalah siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena bosan dengan metode yang digunakan pengajar. Solusi yang peneliti gunakan untuk mengatasi masalah ini adalah menerapkan strategi The Power Of Two.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan strategi

The Power Of Two dalam meningkatkan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya mata pelajaran IPS di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan strategi The Power Of Two di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah PTK dengan menggunakan model Kurt Lewin. Subjek penelitian 24 siswa kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tulis menggunakan butir soal uraian tes pemahaman siswa, observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara menggunakan format panduan wawancara guru, serta dokumentasi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan Strategi The Power Of Two pada mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya terhadap aktivitas pembelajaran di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik tergolong amat baik. Skor aktivitas guru adalah 77,5 (cukup) pada siklus I naik menjadi 90 (amat baik) pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan skor dari 65 (cukup) pada siklus I menjadi 87,5 (baik) pada siklus II. 2) Pemahaman siswa pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketika pra siklus mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 67,3 (cukup) dan 76,04 (cukup) pada siklus I menjadi 86,25 (baik) pada siklus II. Persentase tingkat ketuntasan belajar sebesar 45,8% (sangat tidak baik) pada pra siklus, pada siklus I 70,83% (cukup), sedangkan pada siklus II 91,66% (amat baik) dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.

(7)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR RUMUS... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Materi Keragaman suku bangsa dan budaya Mata

Pelajaran IPS

1. Pemahaman

a. Arti Pemhaman ... 9

b. Tingkatan Pemahaman ... 11

c. Indikator Pemahaman ... 12

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 14

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS ... 15

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 16

c. Fungsi IPS ... 16

3. Materi Keragaman sukubangsa dan budaya a. Keragaman suku bangsa di Indonesia ... 18

b. Keragaman budaya di Indonesia ... 18

B. Cooperative Learning TipeThe Power Of Two 1. Cooperative Learning a. Pengertian Cooperative Learning ... 29

(9)

b. Langkah-langkah The Power Of Two ... 34

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 39

1. Setting Penelitian ... 39

a. Tempat Penelitian ... 39

b. Waktu Penelitian ... 39

2. Subyek Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulanya ... 42

F. Analisis Data ... 46

G. Indikator Kerja ... 48

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus ... 51

(10)

pemahaman siswa materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik. ... 88 2. Peningkatan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya

pada mata pelajaran IPS melalui strategi The Power Of Two di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik ... 90

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 91 B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai perguruan tinggi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.1

Ilmu pengetahuan sosial ini merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan dan wawasan pada diri siswa secara menyeluruh tentang berbagai aspek-aspek yang berkenaan dalam ilmu sosial serta kemanusiaan. Dengan ilmu pengetahuan sosial maka siswa akan memahami tentang diri mereka dan dunia dimana mereka hidup2

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya, sebagai warga negara yang mencintai kebudayaan bangsanya. Maka seharusnya warga negaranya dapat mengetahui keragaman budaya bangsa beserta suku

(12)

bangsanya, hal ini menunjukkan bahwa sangat penting bagi siswa untuk mempelajari keragaman suku bangsa dan budaya .Dalam pembalajaran IPS di SD/MI terdapat pokok bahasan mengenai keragaman suku bangsa dan budaya yang sangat relevan dengan kehidupan yang dialami siswa sehar-hari.

Pada pokok bahasan keragaman suku bangsa dan budaya akan dibahas materi yang berkaitan dengan macam-macam keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia dan bagaimana cara kita menyikapi terhadap keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia. Tentunya guru juga harus memperhatikan keefektifan penyampaian materi pada pokok bahasan ini. Mengingat pentingnya mempelajari keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik kedalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan anak yang berbeda satu sama lain, mereka memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Pembelajaran juga hendaknya memperhatikan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berprilaku kurang baik menjadi baik.3

3

(13)

Pembelajaran IPS memang selama ini kita ketahui identik dengan proses menghafal, akan tetapi proses belajar sesungguhnya bukanlah semata menghafal. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk mengingat yang diajarkan, siswa harus memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu kedalam benak siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna.4

Kondisii riil anak seperti kenyataan selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru atau pendidik cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.

Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian strategi ceramah menjadi pilihan utama metode belajar. Hal ini mengakibatkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena metode pembelajaan dari guru bersifat monoton yang mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS.

(14)

Hasil wawancara dengan guru IPS kelas VA dan data nilai ulangan harian siswa di MI Nurul Huda Leran, pada pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya siswa kelas 5 A diketahui yang tuntas 11 siswa atau hanya sebanyak 47,82% siswa yang dapat memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 12 anak atau 52,17%. Hal ini membuktikan bahwa masih kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru.5

Kurangnya pemahaman IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya disebabkan karena banyaknya materi yang membutuhkan hafalan. Metode yang digunakan guru monoton dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu materi keragaman suku bangsa dan budaya membutuhkan banyak penjelasan. Hal ini cenderung membuat siswa enggan belajar dan merasa bosan sehingga mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi yang diajarkan.

Oleh sebab itu untuk mencapai yang diharapkan guru harus pandai dalam menggunakan metode atau strategi pembelajaran tersebut. Bagaimanapun guru merupakan faktor utama yang menentukan mutu pendidikan.6 Selain itu guru juga harus bisa membangkitkan pemahaman siswa dalam belajar. Salah satu cara yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan

5 Hasil ulangan harian dan wawancara dengan guru MI Nurul Huda Leran-Manyar pada tanggal 10 Oktober 2016

6 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses

(15)

menggunakan suatu metode atau strategi belajar yang tepat dan cocok pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Salah satu contoh strategi pembelajaran aktif adalah Strategi The Power Of Two

(Kekuatan Dua Orang). Selanjutnya dengan penerapan strategi The Power Of Two diharapkan akan terjadinya peningkatan pemahaman siswa mata pelajaran IPS materi Keragaman suku bangsa dan budaya di kelas V A.

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terutama dalam materi keragaman suku bangsa dan budaya maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

“Peningkatan Pemahaman Siswa Materi Keragaman Suku Bangsa dan

Budaya Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Strategi The Power of Two di

Kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan strategi the power of two dalam meningkatkan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS kelas VA MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya mata pelajaran IPS melalui strategi the power of two di kelas VA MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik?

C. Tindakan Yang Dipilih

(16)

menggunakan strategi The Power Of Two. Dengan menggunakan Strategi ini diharapkan proses belajar mengajar siswa dapat menjadi lebih aktif dan menyenangkan serta siswa lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru khususnya pada materi keragaman suku bangsa dan budaya.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi the power of two dalam meningkatkan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS kelas VA MI Nurul Huda Leran Manyar-Gresik.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS melalui strategi the power of two kelas VA MI Nurul Huda Leran Manyar-Gresik.

E. Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, maka perlu diberikan batas penelitian dengan tujuan supaya penelitian ini tidak terlalu luas dan sessuai dengan harapan peneliti. Agar penelitian bisa tuntas dan fokus pada permasalahan ini perlu dibatasi pada hal-hal dibawah ini:

(17)

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya di kelas VA MI Nuruul Huda Leran Manyar-Gresik.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber refrensi bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya. Hasil yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran untuk memberikan alternatif dalam kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga pemahaman terhadap materi yang di ajarkan dapat meningkat.

2. Manfaat Praktis. a. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman dalam melaksanakan penelitian serta mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki diri.

b. Bagi Siswa

(18)

c. Bagi Guru

(19)

KAJIAN TEORI

A.Pemahaman Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Mata Pelajaran

IPS

1. Pemahaman

a. Arti Pemahaman

Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan mengerti atau memahami sesuatu setelah diketahui dan diingat. Memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai macam segi. Seorang peserta didik dapat dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih rinci tentang sesuatu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.1

Definisi pemahaman menurut beberapa ahli Berikut definisi pemahaman menurut beberapa ahli:

1) Pemahaman menurut Bloom

(20)

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dan sejauh mana siswa dapat memahami yang ia baca, yang dilihat yang dialami atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau obser asi langsung yang ia rasakan.2

2) Pemahaman menurut Carin dan Sund

Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan sesuatu, ini berarti seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu bagi orang yang telah memahami, maka ia mampu memberikan penjelasan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada di sekitarnya.3

3) Pemahaman menurut Nana Sudjana

Menurut Nana Sudjana, pemahaman merupakan hasil belajar dimana peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain yang telah dicontohkan oleh guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.4

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kaliamatnya sendiri

2

Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, hal 6 3 Ibid, hal 7

(21)

sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan dari kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.5

b. Tingkatan Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa mengikuti kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran setiap siswa berbeda-beda memahami apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh, dan ada pula yang sama skali tidak dapat mengambil makna dari apa yang ia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.

Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa penegtahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal . Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga katagori yaitu :

(22)

yang satu ke bahasa yang lain, menerjemahkan konsep, simbol dan sebagainya.

2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian darri grafik kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

3) Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi, kemampuan yang tinggi karena diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, mampu membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persegi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.6

c. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan dapat memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif yakni sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif7

Kategori Proses Kognitif Contoh

2.1 Mengartikan menguraikan dengan kata-kata sendiri pengertian keragaman suku bangsa dan budaya.

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal 24

(23)

2.2 Memberikan Contoh

memberikan contoh macam-macam jenis keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

2.3 Mengkalsifikasikan mengamati atau menggambarkan tentang keberagaman suku bangsa di Indonesia. 2.4 Menyimpulkan menulis kesimpulan pendek mengenai

macam-macam jenis suku bangsa yang ada di Indonesia.

2.5 Menduga mengambil kesimpulan dari contoh yang diberikan guru mengenai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia..

2.6 Membandingkan Membandingkan macam-macam budaya yang ada di Indonesia.

2.7 Menjelaskan menjelaskan mengenai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

(24)

suatu karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item ekstrapolasi mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis dalam suatu keterangan atau tulisan.8

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa yang sekaligus mempengaruhi tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran diantaranya yaitu:9

1) Latar belakang siswa yang mencakup: tingkat kecerdasan siswa, bakat siswa, minat siswa dalam belajar, sikap siswa, motivasi siswa dalam belajar, keyakinan siswa dalam belajar, kesadaran siswa untuk belajar, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam proses belajar.

2) Pengajar yang profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap personal yang baik.

3) Kegiatan pembelajaran yang baik dengan menciptakan suasana belajar yang aktif inovatif, kreatif, efektiktif dan menyenangkan.

4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

5) Kurikulum sebagai arahan perubahan perilaku siswa yang berkaitan dengan kognitif, afektif maupun psikomotor.

8

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 25.

(25)

6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan tekonologi, serta lingkungan alam sekitar yang mendukung proses pembelajaran.

2. Ilmu Penbgetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

Istilah IPS merupakan terjemahan social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang masyarakat”.

Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.10

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah program pembelajaran untuk membantu dan melatih anak didik mengenal diri mereka sendiri dan lingkungannya.11 Hal tersebut dimaksudkan agar mereka mampu memiliki kemampuan untuk mengenal dan menganalisis suatu persoalan dari berbagai sudut pandang secara menyeluruh.

(26)

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan persekolahan bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didik di masyarakat, bangsa dan negara dalam berbagai mkarakteristik.

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatsi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yg menimpa masyarakat.12

c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai nilai-nilai fungsional yang dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Pengalaman Sosial.

Fungsi utama dari pengajaran IPS adalah untuk memperkenalkan pengalaman sosial kepada para siswa. Sebelum masuk sekolah anak-anak telah mempunyai bermacam-macam pengalaman yang mereka peroleh dari rumah (lingkungan keluarga). Mereka diberikan teori, cara dan pemahaman secara sederhana tentang

(27)

hubungan antar manusia. Di sekolah mereka mempunyai kesempatan untuk berbaur dengan teman-teman yang lainnya. Berhasil atau tidaknya siswa belajar dalam IPS tergantung pada kesanggupan siswa dan keahlian guru dalam memberikan bimbingan.

Pengalaman sosial harus menyambungkan dengan pelajaran tentang bagaimana cara belajar, tekniknya dan prosedurnya serta dengan membaca, menulis, menemukan bahan-bahan dan pelajaran yang berkenaan dengan human relationship. Dengan ini kelak mereka akan dapat membentuk masyarakat yang baik, sehingga mereka akan sanggup mengatasi ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam kelompok dan dalam masyarakat.

2) Pengetahuan Sosial.

Untuk menuju kearah kematangan bermasyarakat memerlukan Ilmu Pengetahuan Sosial yang dapat diperolehnya dari bacaan-bacaan, mendengarkan ceramah ataupun berdiskusi dengan teman-temannya di sekolah. Dalam kegiatan-kegiatan itulah mereka berkesempatan memperoleh banyak informasi (keterangan) dan penafsiran-penafsiran yang tepat dan benar tentang kehidupan sosial.

3) Ukuran Sosial.

(28)

peraturan-peraturan, mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk serta dapat bekerja dengan jujur.

4) Masalah-masalah Sosial.

Suatu fungsi yang bernilai tinggi dalam kehidupan sosial ialah bahwa masyarakat itu mampu memecahkan bermacam-macam masalah. Kepada para siswa harus dihadapkan berbagai persoalan yang dapat diamatinya dilingkungan sekitarnya, mulai dari persoalan yang paling sederhana sampai pada persoalan yang rumit, sesuai dengan tingkat kematangan siswa. Siswa harus diajar tentang kemajuan-kemajuan sosial melalui kritik-kritik dan penjelasan-penjelasan guru maupun pihak dari pihak siswa sendiri.13

3. Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya.14

Dalam materi keragaman suku bangsa dan budaya dibagi menjadi sub bab-sub bab yang akan dipelajari, diantaranya yaitu:

a. Keragaman suku bangsa di indonesia

Suku bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki persamaan ciri dan budaya, suku bangsa sangat berkaitan dengan asal-usul, tempat asal dan kebudayaan,. Terdapat sekitar1.128 suku bangsa yang ada di indonesia. Wilayah indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan mempengaruhi keaneka ragaman budaya bangsa Indonesia.

(29)

1) Persebaran suku bangsa

Suku bangsa mempunyai ciri-ciri tertentu. Ada beberapa ciri yang digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa di Indonesia. Yaitu ciri fisik, bahasa, adat istiadat dan kesenian. Contoh ciri fisik antara lain adalah bentuk rambut, warna kulit dan bentuk wajah, ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Berikut adalah persebaran suku bangsa yang ada di indonesia:

No. Provinsi Nama Suku

1

Nangroe Aceh Darussalam

Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan Pulau

2

Sumatera Utara

Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya

3

Sumatera Barat

Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci

4 Riau

Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sakai, dan Laut, dan Bunoi

5

Riau Kepulauan

(30)

6 Jambi

Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau

7 Bengkulu

Muko-muko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Kaur, Rejang, dan Lembak

8

Sumatera Selatan

Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau

9 Lampung

Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, dan Pasemah

10

Bangka Belitung

Bangka, Melayu, dan Tionghoa

11 Banten Baduy, Sunda, dan Banten 12 DKI Jakarta Betawi

13 Jawa Barat Sunda

14

Jawa Tengah

Jawa, Karimun, dan Samin

15 D.I.

Yogyakarta

Jawa

(31)

17 Bali Bali Aga dan Bali Majapahit

18

Nusa Tenggara Barat

Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba

19

Nusa Tenggara Timur

Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores

20

Kalimantan Barat

Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh

21

Kalimantan Tengah

Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan

22

Kalimantan Selatan

Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak

23

Kalimantan Timur

Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis

24

Sulawesi Selatan

Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan

Makassar

25

Sulawesi Tenggara

(32)

Wolio, dan Bugis

26

Sulawesi Barat

Mandar, Mamuju, Bugis, dan Mamasa

27

Sulawesi Tengah

Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar

28 Gorontalo Gorontalo

29

Sulawesi Utara

Minahasa, Bolaang Mangondow, Sangiher Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi

30 Maluku Buru, Banda, Seram, Kei, dan Ambon

31

Maluku Utara

Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, dan Bacan

32 Papua Barat Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentani

33 Papua

Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati

2) Sikap terhadap keragaman suku bangsa

(33)

Bhinneka Tunggal Ika oleh para pendiri Negara dijadikan sebagai semboyan Negara sebagaimana ditulis pada lambang Negara Burung Garuda.

Beberapa sikap yang dapat diterapkan untuk menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya yang ada di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat antara lain sebagai berikut:

a) Mengakui suku bangsa ayah dan ibu

b) Tidak menjelek-jelekkan, menghina atau merendahkan suku bangsa yang lain

c) Tidak membeda-bedakan asal suku bangsa dalam berteman

d) Membentuk kelompok belajar tanpa memilih-milih suku bangsa teman

e) Menyapa tetangga yang berbeda suku bangsa ketika bertemu di jalan

f) Membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan tanpa membeda-bedakan suku bangsanya.

b. Keragaman budaya di indonesia

(34)

diciptakan untuk mempersatukan masyarakat dan menciptakan keutuhan masyarakat.

Bentuk-bentuk keragaman budaya di indonesia antara lain bahasa, tarian, lagu, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik dan rumah adat. 1) Bahasa

Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh suatu suku bangsa tertentu di suatu daerah. Bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi atau percakapan sehari-hari untuk suku yang sama,. Indonesia memiliki sekitar 546 jenis bahasa daerah setiap suku memiliki bahasa yang berbeda-beda. Cirikhas yang dimiliki bahasa disetiap daerah terdapat pada logat dan dialeknya (ragam bahasa). Walaupun demikian bangsa indonesia memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Berikut adalah contoh bahasa yang terdapat di pulau-pulau besar Indonesia

No Profinsi Bahasa

1 Sumatra Aceh, batak, nias, mandailing, minangkabau, melayu, komering, pasemah, lampung.

2 Jawa Betawi, sunda, jawa, madura

(35)

4 Nusa tenggara Sasak, sumbawa

5 Kalimantan Bajau, bahau, iban, kayan, kenya, klemautan, milano, melayu, ot-danum 6 Sulawesi Bugis, bada pesona, balantak, banggal,

bantik, babongko. 7 Maluku Alor, ambenan, aru

8 Papua Asmat

Bahasa daerah sebaiknya hanya digunakan saat lawan bicara kita memahami bahasa tersebut, agar tidak terjadi kesalah pahaman.

2) Tari tradisional

Seni tari adalah seni yang menggunakan geraktubuh secara berirama yang dilakukan untuk mengungkapkan perasaan, tarian tradisional biasanya menampilkan ciri khas daerahnya. Tari tradisional biasanya dipentaskan oleh satu orang atau dua orang yang dilengkapi dengan pakaian tari. Tari tradisional biasanya memiliki beberapa simbol. Misalnya tarian yang dipersembahkan kepada nenek moyang, penyambutan tamu, perayaan panen raya dan hiburan rakyat.

3) Lagu daerah

(36)

pertunjukan daerah. Lagu daerah dapat bercerita tentang alam, keagamaan atau adat istiadat, lagu daerah juga bisa digunakan untuk lagu pengiring permainan anak, contohnya lagu cublak-cublak suweng.

Ciri-ciri lagu daerah di indonesia adalah sebagai berikut: a) Lagudaerah menggunakan bahasa dan dialek setempat

b) Lagu daerah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang secara lisan

c) Lagu daerah biasanya tidak diketahui siapa penciptanya d) Lagu daerah biasanya diiringi oleh musik daerah setempat. 4) Pakaian adat

Manusia menggunakan pakaian untuk melindungi tubuhnya dari sinar mata hari dan cuaca. Selain itu pakaian juga dapat digunakan sebagai kehormatan manusia. Pakaian adat adalah pakaian khas suatu daerah yang dikenakan saat perayaan atau upacara adat. Pakaian adat masyarakat indonesia disesuaikan dengan bentuk kondisi alam dan sosial masyarakat. masyarakat yang tinggal di daerah dingin cenderung memakai pakaian tebal dan masyarakat yang tinggal di daerah panas cenderung memakai pakaian yang tipis

5) Senjata tradisional

(37)

sebagai kelengkapan pakaian, kelengkapan tarian dalam suatu upacara adat, atau untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh masyarakat papua sering berburu hewan di hutan, mereka mempunyai busur dan panah sebagai senjata tradisionalnya.

6) Alat musik tradisional

Alat musik tradisional adalah alat musik khas suatu daerah yang biasa dimainkan dalam kegiatan adat, misalnya saat pementasan tari daerah,. Alat musik daerah dapat terbuat dari kulit sapi, bambu, kayu, daun, bulu hewan dan besi olahan. Alat musik tradisional di indonesia bisa dimainkan dengan cara dipukul, digoyangkan, dipetik atau ditiup. Contohnya saja Gendang adalah alat musik yang berasal dari Jawa dan dimainkan dengan cara dipukul, sedangkan Sasando adalah alat musik tradisional dari NTT dimainkan dengan cara dipetik.

7) Rumah adat

(38)

c. Sikap terhadap keragaman budaya di indonesia

Keragaman budaya merupakan kekayaan bangsa Indonesia, kita harus bangga atas keberagaman bangsa yang ada di Indonesia. Keragaman budaya daerah menghasilkan keragaman budaya nasional.budaya nasional merupakan identitas bangsa Indonesia yang membedakan dengan budaya negara lain.

Selain bangga, kita juga harus menghormati, menghargai, dan melestarikan budaya dari suku bangsa daerah lain. Begitu juga sebaliknya, kita tidak boleh menganggap budaya dari suku bangsa sendiri adalah yang paling bagus. Oleh karena itu, kita harus melestarikan budaya daerah lain agar budaya nasional tetap terjaga.

Selain melestarikan budaya daerah kita juga harus menghormati keragaman budaya yang ada. Tujuannya agar kebudayaan bangsa Indonesia tetap lestari. Melestarikan kebudayaan nasional harus dilakukan dengan penuh kesadaran dari diri sendiri tanpa ada paksaan. Dengan demikian keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di indonesia dapat menjadi pemersatu bangsa. Cara menghormati keragaman budaya daerah antara lain sebagai berikut:

1) Menyukai pertunjukan budaya daerah lain, misalnya menyukai pertunjukan ondel-ondel yang berasal dari suku betawi.

(39)

3) Mengoleksi atau merawat kain atau pakaian tradisional dari daerah lain.

4) Mempelajari budaya daerah lain misalnya membatik.

Selain berteman dengan orang yang satu suku bangsa, kita juga dapat berteman dengan orang dari bangsa lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penyaringan kebudayaan asing yang masuk. Jika budaya asing tersebut baik, boleh ditiru, namun, jika budaya asing tersebut tidak baik atau tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia maka wajib ditolak.

B.Cooperative Learning Tipe The Power Of Two

1. Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) secara etimologi mempunyai arti belajarbersama antara dua orang atau lebih, sedangkan

Cooperative Learning dalam artian yang lebih luas memiliki definisi yang antara lain adalah belajar bersama yang melibatkan antara beberapa orang menuju kelompok kerja dimana tiap anggota bertangung jawab secara individu sebagai bagian dari hasil kerjasama antar kelompok. Dengan kata, anggota kelompok saling tergantung secara positif.15

(40)

belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk saling menghargai, mendengar dan menerima pendapat teman lainnya.16

Kerjasama yang dilandasi dengan pemikiran studi sosial yang diwujudkan dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan CL merupakan pemikiran yang sangat penting dalam pendidikan hususnya pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan demikian maka mata pelajaran IPS yang memiliki kaitan erat dengan berbagai disiplin ilmu tentunya memiliki peranan yang cukup penting dalam membentuk individu yang mampu berpartisipasi dan memberikan sumbangan pada komunitasnya, masyarakatnya dan bangsa di mana peningkatan kelangsungan hidup, kemajuan dan peningkatan pribadi terbentuk. Tanpa adanya kerjasama yang efektif dengan orang lain, maka hal tersebut tentunya akan sulit diwujudkan.

b. Karakteristik cooperative learning

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan strategi pembelajaran lain. Perbedaannya yakni proses yang pemebelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok.. Sesuai dengan sifatnya pembelajaran koopertif

(41)

yang lebih mengedepankan aspek kerjasama memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak ditentukan oleh individu tapi secara bersama-sama. Semua anggota harus saling memberi dan menerima sehingga keberhasilan dalam suatu kerjasama dalam tim akan terwujud.

2) Pembelajaran dengan manajemen kooperatif

Manajemen memiliki empat pilar yang menjadi fungsi manajemen, yaitu; fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi control.

Fungsi perencanaan dalam hal ini adalah pembelajaran dilakukan secara terencana. Pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan dan disepakati bersama.

Fungsi organisasi dalam hal ini adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota dalam kelompok, maka dari itu tugas dan tanggung jawab setiap anggota harus terorganisir dengan baik.

(42)

suatu cara untuk melaksanakan suatu pembelajaran dengan menerapkan konsep kerjasama dalam suatu tim.

Fungsi kontrol sangat penting dalam pembelajaran ini, karenanya harus ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes. 3) Kemauan untuk bekerjasama

Kerja sama dalam kelompok tidak akan berjalan lancer jika setiap anggota tidak memiliki kemauan untuk bekerja sama, dalam tim harus ditanamkan kebersamaan dalam kelompok yang bisa diwujudkan dalam bentuk saling membantu, saling mengingatkan dan sebagainya 4) Keterampilan bekerjasama

Kemampuan dan keterampilan bekerja sama dalam kelompok sangat dibutuhkan agar setiap anggota kelompok dapat menyumbangkan ide, mengemukakan pendapat dan dapat memberikan kontribusi kepeda keberhasilan kelompok agar hasil pembahasan dalam suatu kerjasama dapat memuaskan.17

2. Strategi The Power Of Two

a. Pengertian The Power Of Two

Strategi pembelajaran the power of two termasuk kedalam jenis strategi cooperative learning dimana cooperative learning sendiri adalah sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari

(43)

dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. Keberhasilan belajar menurut model ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan indifidu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik.

Melalui belajar dari teman sebaya dan dibawah bimbingan pembimbing, maka proses penerimaan dan pemahaman peserta didik akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.18 Sedangkan Strategi the power of two sendiri adalah menggabungkan kekuatan antara dua kepala dimana pada saat pembelajaran siswa akan membentuk kelompok kecil yakni masig-masing siswa berpasangan.

Aktifitas belajar ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta sinergi dua orang dengan prinsip berdua lebih baik dari pada berfikir sendiri.19 Menurut Melvin L Sibermen Strategi the power of two digunakan untuk meningkatkan

(44)

sebuah pembelajaran menegaskan yakni bahwa dua kepala lebih baik daripada satu.20

b. Lankah-langkah strategi pembelajaran the power of two.

Model pembelajaran the power of two ini merupakan prosedur untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya strategi pembelajaran the power of two ini mempunyai prosedur dalam pelaksanaannya yakni:

1) Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memiliki pemikiran 2) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan. 3) Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi

sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.

4) Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan.

5) Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain di kelas

Variasi dalam prosedur strategi pembelajaran ini adalah

20

(45)

1) Perintahkan seluruh siswa untuk memilih jawaban terbaik untuk tiap pertanyaan.

(46)

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode penelitian merupakan cara ilmiyah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuwan.1

Penentuan metode dalam penelitian adalah langkah yang sangat penting karena dapat menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian.ketepatan menggunakan metode penelitian adalah hal yang harus dilakukan oleh peneliti jika menginginkan penelitiannya dapat menjawab masalah dan menemukan kebenarannya. Namun metode mana yang tepat untuk digunakan dalam sebuah penelitian adalah penelitilah yang lebih tau karena penelitilah yang paling paham masalah penelitian.2

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran.3 Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman mata

1 Mahi, Hikmat, Metode Penelitian Dalam Prespektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hal 30

2 Mahi, Hikmat, Metode Penelitian Dalam Prespektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, hal 35

(47)

pelajaran IPS materi tentang keragaman suku bangsa dan budaya menggunakan strategi the power of two pada siswa kelas V A MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik..

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen kegiatan dalam satu siklus. Komponen kegiatan tersebut, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap awal proses penelitan dimulai dari perencanaan, namun karena keempat komponen tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya masing-masing berperan secara berkesinambungan.4

Untuk itu dalam penerapan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola dan memecahkan berbagai macam permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di kelas.

(48)

Apabila digambarkan, maka bentuk penelitian model Kurt Lewin adalah sebagai berikut

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

REFLEKSI PELAKSANAAN

REFLEKSI

PENGAMATAN

PERENCANAAN SIKLUS 1

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

[image:48.612.132.504.188.565.2]
(49)

B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian : Kelas V A MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik Alasan peneliti memilih MI Nurul Huda sebagai tempat penelitian tindakan kelas karena peneliti merasa siswa kelas V A MI Nurul Huda ini perlu diadakan peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran IPS. Hal ini dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan oleh guru mata pelajaran IPS yang hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian di MI Nurul Huda Leran untuk membuat inovasi baru dalam proses pembelajaran terhadap mata pelajaran IPS tersebut. b. Waktu Penelitian :

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil. Lebih tepatnya pada tanggal 10 Oktober tahun ajaran 2016-2017 sampai selesai. Karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

2. Subyek Penelitian

(50)

C. Variabel yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel Input : Siswa kelas V A MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik tahun ajaran 2016-2017.

2. Variabel proses : Penerapan strategi The Power Of Two

3. Variabel Output : Peningkatan pemahaman materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan penelitian, peneliti memilih dan menggunakan model Kurt Lewin yakni, 1) pelaksanaan, 2) perencanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

Jika pada penerapan strategi The Power Of Two pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

(51)

b. Pelaksanaan

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan pelaksanaan atau tindakan dengan penerapan strategi The Power Of Two pada pembelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tindakan tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dalam pembelajaran.

c. Pengamatan

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah di buat.

d. Refleksi

(52)

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus II sama halnya dengan tahapan pada siklus I yaitu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap ini, dilakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan dari pelaksanaan tersebut.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.

a. Data Kualitatif

(53)

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif dalam penelitian ini, meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas VA.

2) Data presentase ketuntasan minimal. 3) Data nilai siswa.

4) Data presentase aktivitas guru dan siswa.

2. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.5

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang

(54)

mengenai proses pembelajaran yang dialami guru sebelum diberi tindakan dengan menggunakan strategi The Power Of Two serta data tentang karakteristik siswa kelas VA.

Tabel 3.1

Wawancara Guru Sebelum Penggunaan Strategi The Power Of

Two

Nama Narasumber : Tanggal :

1. Berapa jumlah siswa-siswi kelas VA? 2. Bagaimana karakteristik siswa kelas VA?

3. Apa saja hambatan atau kendala yang terjadi dalam pembelajaran IPS di kelas?

4. Berapa KKM yang di tetapkan pada mata pelajaran IPS kelas VA? 5. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

IPS?

b. Observasi

[image:54.612.137.536.199.560.2]
(55)

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidak berhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut Instrumen yang digunakan dalam kegiatan observasi ini bisa menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang telah didokumentasikan. Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data hasil pelaksanaan penilaian siswa dalam penguasaan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengenai materi keragaman suku bangsa dan budaya Kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik pada masing-masing siklus, sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik. Dokumentasi nilai siswa sebagai gambaran dan perbandingan sebelum penelitian berlangsung, pada saat pelaksanaan perbaikan tiap siklus dan evaluasi pada akhir penelitian

d. Tes

(56)

ini yang diukur adalah peningkatan pemahaman siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument tes. Tes tulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.6

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1. Analisis Test

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan rumus:7

M = ∑X

... Rumus 3.1 Keterangan dari simbol-simbol yang ada dalam rumus tersebut adalah sebagai berikut:

M = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah keseluruhan nilai siswa N = Jumlah siswa

6 Suharsimi Arikunto,dkk Penelitian Tindakan Kelas, 100

(57)

Suatu kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai nilai rata-rata kelas minimal 70,00. Sedangkan, suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar apabila di dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai nilai lebih dari sama dengan 70.

Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa dalam kelas dapat digunakan rumus sebagai berikut:

[image:57.612.136.516.236.525.2]

Presentase = �ℎ � ��ℎ � �� ℎ� � ��� x 100 ... Rumus 3.2

Tabel 3.2

Skala Persentase Keberhasilan Belajar

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

90% - 100% A Sangat Baik

81% - 89% B Baik

65% - 79% C Cukup

55% - 64% D Kurang

< 50% E Gagal

Nilai akhir aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan cara membagi skor yang diperoleh dengan skor maksimum kemudian dikalikan seratus. Adapun rumus nilai akhir aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:

P = � x 100 ... Rumus 3.3 Keterangan :

P = Skor akhir

(58)
[image:58.612.165.499.191.353.2]

N = Skor maksimum

Tabel 3.3

Skala Skor Perolehan Hasil Observasi Guru dan Siswa

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian mengenai peningkatan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS melalui strategi The Power Of Two ini dianggap selesai apabila sudah memenuhi kriteria dibawah ini:

a. Ketuntasan belajar ≥ 85%. b. Nilai rata-rata siswa ≥ 70. c. Skor akhir aktivitas guru ≥ 85. d. Skor akhir aktivitas siswa ≥ 85.

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

90 - 100 A Sangat Baik

81 - 89 B Baik

65 - 79 C Cukup

55 - 64 D Kurang

(59)

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru mata perlajaran sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru dalam hal ini adalah menerapkan penggunaan strategi The Power Of Two pada materi keragaman suku bangsa dan budaya mata pelajaran IPS kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai berikut:

Guru kolaborator

Nama : Siti Ro’aitu S.Pd Jabatan : Guru IPS Kelas VA

Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi The Power Of Two yang telah disiapkan oleh peneliti, terlibat dalam perencanaan, observasi dan merefleksi pada tiap-tiap siklus.

Peneliti

Nama : Fakihatul Khusnah NIM : D77213066

Status : Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

(60)
(61)

HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS melalui strategi The Power Of Two

di kelas VA MI Nurul Huda Leran, Manyar-Gresik ini dilakukan melalui tahapan pra siklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing) dan refleksi (reflection). Adapun hasil tiap-tiap siklus dapat dipaparkan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Pra tindakan / pra siklus

Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal sebelum melakukan penelitian. Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengumpulan data awal tentang hasil belajar siswa dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru IPS kelas VA yaitu Ibu Siri Ro’aitu, S.Pd selaku wali kelas serta guru mata

(62)

metode ceramah dan penugasan mengerjakan LKS sehingga siswa bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran.

Selain metode yang digunakan guru kurang menyenangkan, terdapat kendala lain yang terjadi ketika proses belajar mengajar di kelas sedang berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VA, beliau mengatakan bahwa kendala-kendala yang terjadi saat proses belajar mengajar di kelas ada berbagai macam, di antaranya yaitu masih banyak siswa-siswi yang masih ramai di kelas pada saat guru menjelaskan materi, materi IPS banyak dan terkesan banyak membutuhkan hafalan, serta kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.

(63)

Tabel 4.1

Nilai Ulangan Harian Siswa

No Nama Siswa Nilai

UH

Keterangan

1 MZI 96 Tuntas

2 FAA 80 Tuntas

3 NU 88 Tuntas

4 NOD 58 Tidak Tuntas

5 FR 58 Tidak Tuntas

6 HSAN 96 Tuntas

7 CS 78 Tuntas

8 FRA 96 Tuntas

9 AK 40 Tidak Tuntas

10 CF 80 Tuntas

11 SA 76 Tuntas

12 ABA 60 Tidak Tuntas

13 MFC 46 Tidak Tuntas

14 MA 36 Tidak Tuntas

15 MRRS 88 Tuntas

16 MEKA 56 Tidak Tuntas

17 FA 88 Tuntas

18 MI 100 Tuntas

19 MAF 40 Tidak Tuntas

20 MAM 40 Tidak Tuntas

21 MR 60 Tidak Tuntas

22 YS 60 Tidak Tuntas

23 BM 56 Tidak Tuntas

24 MAA 40 Tidak Tuntas

Jumlah 1616

Rata-Rata 67,33% Tidak Tuntas

Nilai Terendah 36 Tidak Tuntas

Nilai Tertinggi 100 Tuntas

Prosentase Ketuntasan 11

Tuntas

45,83

[image:63.612.141.518.132.618.2]
(64)

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70 dari 24 siswa hanya 11 siswa yang mampu mendapatkan nilai di atas KKM, itu berarti hanya 45,83% siswa yang tuntas. Rendahnya hasil belajar siswa terjadi karena kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran IPS sangat kurang.

2. Siklus I

Pada siklus ini proses pembelajaran dilaksanakan pada hari senin tanggal 02 januari 2017. Pada siklus I ini, dilakukan dengan empat tahapan yakni tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing) dan refleksi (reflection). Adapun kegiatan dalam penelitian siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan (Planning) pada tindakan kelas ini pertama peneliti berkolaborasi dengan guru kolaborator menentukan waktu dan tanggal yang disepakati untuk melaksanakan siklus I, peneliti menerapkan strategi The Power Of Two sebagai sarana agar siswa lebih mudah untuk memahami materi keragaman suku bangsa dan budaya. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan perencanaan adalah sebagai berikut:

(65)

Standar kompetensi (SK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buda dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di

Indonesia” dengan Kompetensi Dasar (KD) “Menghargai suku

bangsa dan budaya di Indonesia”.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP disusun untuk 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit atau selama dua jam pelajaran. Materi yang di ambil pada siklus I ini adalah materi keragaman suku bangsa dan budaya yang dalam penyampaiannya akan dikembangkan menggunakan strategi

The Power Of Two. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen pembimbing yang sekaligus berperan sebagai validator. Setelah dokumen RPP divalidasi, RPP siap ditunjukkan kepada guru mata pelajaran atau guru kolaborator untuk dipelajari. RPP kemudian dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang akan dilakukan.

3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi.

(66)

Peneliti membuat instrumen tes yang berbentuk soal uraian. Instrumen penelitian tes yang telah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator.

Berdasarkan rencana yang akan dilaksanakan, peneliti ingin mengetahui apakah penelitian yang dilaksnakan sudah sesuai dengan harapan atau belum. Apabila sudah sesuai maka siklus akan dihentikan, jika belum sesuai maka siklus selanjutnya akan direncanakan. Hal ini mengacu pada indikator keberhasilan dalam penelitian yang telah tertulis pada bab sebelumnya.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 januari 2017 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit) kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat, yaitu dengan menggunakan strategi The Power Of Two.

(67)

Pada awalnya siswa memperhatikan penjelasan guru melalui peta konsep dengan seksama, pada akhirnya siswa banyak yang asyik dengan temannya untuk mengobrol dan tidak fokus hal ini dikarenakan guru terlalu banyak menerangkan dan cenderung ke arah metode cerama yang kurang diminati oleh siswa. Setelah guru berkata “Isti’daadan” maka

siswa kembali memperhatikan guru dalam menjelaskan materi.

Siswa diminta untuk mengerjakan beberapa pertanyaan pada lembar kerja yang disediakan oleh guru secara individu, siswa mulai berdiskusi dengan temannya dan menentukan jawaban mana yang paling tepat dari pertanyaan yang tersedia. Beberapa siswa dapat menyelesaikannya tepat waktu dan sebagian siswa belum dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan sebagian siswa belum dapat menyelesaian tugasnya tepat waktu.

Guru melanjutkan dengan pengerjaan tes pemahaman siswa secara individu setelah selesai mengerjakan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab kepada siswa dan bertanya tentang hal apa yang belum di fahami, selanjutnya guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan akan tetapi bel pertanda pelajaran telah uasai berbunyi, meminta waktu tambahan lagi selama 10 menit untuk membuat kesimpulan dan mengakhiri pelajaran, selebihnya berjalan dengan baik dan lancar.

[image:67.612.140.533.269.537.2]
(68)
[image:68.612.140.501.180.754.2]

Tabel 4.2

Hasil Tes Siswa Siklus I

No Nama Siswa Jumlah

Skor Ket

1 MZI 95 Tuntas

2 FAA 95 Tuntas

3 Nul 85 Tuntas

4 NOD 85 Tuntas

5 FR 85 Tuntas

6 HSAN 95 Tuntas

7 CS 85 Tuntas

8 FRA 85 Tuntas

9 AK 80 Tuntas

10 CF 90 Tuntas

11 SA 90 Tuntas

12 ABA 80 Tuntas

13 MFC 55 Tidak Tuntas

14 MA 55 Tidak Tuntas

15 MRRS 100 Tuntas

16 MEKA 70 Tuntas

17 FA 60 Tidak Tuntas

18 MI 100 Tuntas

19 MAF 85 Tuntas

20 MAM 85 Tuntas

21 MR 65 Tidak Tuntas

22 YS 65 Tidak Tuntas

23 BM 60 Tidak Tuntas

24 MAAF 60 Tidak Tuntas

(69)
[image:69.612.140.525.159.566.2]

Tabel 4.3

Distribusi hasil tes siswa pada kegiatan siklus I

No Uraian Hasil Latihan

1 Nilai rata-rata tes/ulangan 76, 04 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 16

3 Persentase ket untasan hasil belajar P = �� �

�ℎ �� x 100%

P = 7

4x 100% = 70,83%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan strategi pembelajaran The Power Of Two pada materi keragaman suku bangsa dan budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA. Nilai rata-rata kelas yang semula 67,3 pada pra siklus menjadi 70,83 pada siklus I. Sedangkan jumlah siswa yang lulus juga mengalami peningkatan dari 11 siswa menjadi 17 siswa. Itu berarti prosentase ketuntasan mengalami kenaikan 25.00%.

c. Pengamatan (Observing)

(70)

1) Hasil observasi terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan strategi the power of two \.

Dalam pelaksanaan observasi ini yaitu, bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama melakukan proses belajar mengajar berlangsung pada siklus I. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer pada siklus I:

Dalam kegiatan aktivitas siswa ada beberapa aspek yang perlu diamati yakni sebagai berikut: 1) Menjawab salam guru, merespon pengecekan kehadiran, melakukan do’a bersama. 2) Merespon

kegiatan apersepsi. 3) Mengamati peta konsep yang dijelaskan oleh guru. 4) Semangat dalam mengerjakan tugas individu. 5) Respon siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. 6) Ketercapaian mengerjakan tugas dengan tepat waktu. 7) Mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. 8) Ketangkasan dalam menjawab pertanyaan guru. 9) Respon siswa terhadap ajakan guru untuk menyimpulkan materi. 10) Melakukan doa bersama penutup pelajaran dan menjawab salam penutup dari guru.

Aspek pertama, dalam hal menjawab salam guru, merespon pengecekan kehadiran, melakukan do’a bersama siswa pendapat poin 3

(71)

Kedua, dalam hal merespon kegiatan apersepsi siswa aktivitas siswa mendapat nilai 3 yakni Sebagian besar siswa bersemangat memberikan respon dengan menjawab pertanyaan guru ketika diberikan apersepsi. Ketiga, dalam aspek mengamati peta konsep yang dijelaskan oleh guru aktivitas siswa mendapat poin 3 yakni siswa memperhatikan guru tapi masih ada sebagian siswa yang belum siap menerima pelajaran.

Untuk aktivitas siswa aspek keempat yang diamati adalah semangat dalam mengerjakan tugas individu, dalam hal ini siswa mendapat nilai 2 dimana Siswa bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru tetapi banyak yang kurang bersemangat.

Untuk aspek yang kelima, respon siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, aktivitas siswa dalam hal ini memperoleh poin 3, dimana siswa bersedia mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tapi masih ada yang kurang bertanggung jawab dengan tugasnya. Selanjutnya untuk aspek yang keenam adalah aspek ketercapaian mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dalam hal ini siswa mendapatkan poin 3 dimana siswa bisa menuntaskan sebagian besar tugasnya dengan waktu yang kurang tepat.

(72)

kepercayaan diri. Selanjutnya untuk aspek kedelapan yaitu tentang ketangkasan dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa mendapat poin 3 dimana siswa bisa menjawab pertanyaan guru dengan cepat tapi belum sepenuhnya benar.

Kesembilan yakni tentang respon siswa terhadap ajakan guru untuk menyimpulkan materi. Dalam aspek yang kesembilan siswa mendapatkan poin 1 dimana Siswa tidak memberikan respon sedikitpun terhadap ajakn guru untuk menyimpulkan materi. Hal ini dikarenakan guru membuat kesimpulan tanpa melibatkan siswa. Untuk aspek yang terakhir yaitu tentang Melakukan doa bersama penutup pelajaran dan menjawab salam penutup dari guru, siswa mendapatkan poin 3 dimana Sebagian besar siswa sudah kompak dan khusyuk dalam berdo’a namun masih ada sebagian kecil siswa yang tidak

menj

Gambar

Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif7
  Gambar 3.1
  Tabel 3.1 Wawancara Guru Sebelum Penggunaan Strategi
Tabel 3.2 Skala Persentase Keberhasilan Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya rimpu merupakan kearifan lokal masyarakat Bima yang ingin menerjemahkan nilai atau makna agamanya ke dalam

Pemanfaatan tandan kosong sawit sebagai pupuk organic dan asap cair, Tandan kosong sawit (Tankos) yang dihasilkan sebanyak 23 % dari produksi sawit dapat

Tunggal Perkasa plantation Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu, sedangkan berdasarkan hasil uji secara parsial atau (uji t) diketahui bahwa variabel kompensasi dan

Dari pengamatan pendahuluan yang dilakukan terhadap pengguna komputer yang memakai kacamata lensa bifokal dan yang sudah biasa melakukan aktivitas mengetik dengan

TUJUAN JABATAN : Koordinasi penyelenggara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan lingkup Kementerian Keuangan yang efektif dan optimal, Pembinaan implementasi sistem

Pada siklus II akan dilakukan perbaikan atas kelemahan pada siklus I yaitu pembelajaran menggunakan model Cooperative Tipe Jigsaw yang sesuai dengan RPP pada

UMUR SIMPAN SIMPLISIA KUNYIT (Curcuma domestica Val.) KEMASAN VAKUM DAN NON VAKUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TEST ” ini tidak terdapat karya

 HP adalah alat komunikasi yang dapat digunakan.. untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Manfaat HP adalah untuk berkomunikasi kepada lebih dari satu orang dan untuk