1
1. Pendahuluan
Setiap perusahaan pasti akan melakukan kegiatan usaha tertentu yang
berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan berperan penting dalam
perhitungan profit. Namun di era yang makin berkembang ini mulai dari
pemerintah, para pemegang saham perusahaan, dan juga masyarakat sudah mulai
sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Perusahaan beroperasi di
lingkungan masyarakat, hal tersebut dapat juga menimbulkan tanggung jawab
terhadap masyarakat baik secara materil maupun sosial. Secara materiil
perusahaan memiliki kewajiban untuk lebih memperhatikan kesejahteraan
masyarakat serta mengurangi tingkat pengangguran disekitar perusahaan (Hutapea
2013). Perusahaan dituntut untuk memperhatikan dampak-dampak yang
ditimbukan dalam menjalankan aktivitas kegiatan operasional untuk mencapai
laba yang optimal.
PROPER merupakan program unggulan Kementerian Lingkungan
Hidup yang berupa kegiatan pengawasan dan pemberian insentif dan/atau
disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Pemberian
penghargaan PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap
peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellence) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi
energi, konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta
bertanggungjawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan
masyarakat. Namun hasil diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut sampai
saat ini masih jauh dari yang diharapkan, karena terbukti dari perusahaan yang
mengikuti PROPER masih banyak yang mendapatkan peringkat hitam pada tahun
2010-2011. Hal itu membuktikan bahwa perusahaan tersebut berpotensi
mencemari lingkungan dan perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan
lingkungan, maka diperlukan pengaturan secara khusus mengenai masalah
pengelolaan lingkungan hidup dan sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan
2
di sekitarnya selain hanya memperhatikan kebutuhan perusahaanya dalam
mencapai profit.
Saat ini Indonesia telah mengadopsi G3 GRI sebagai standar untuk
pembuatan laporan keberlanjutan / sustainability report. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT),
yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Penting dan besarnya risiko terkait dengan sustainability
mendorong perlu ditemukannya pilihan metode-metode pengendalian baru,
terutama untuk menciptakan transparansi mengenai dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial bagi para pemangku kepentingan (GRI, 2006). Dalam mendukung hal
ini, diperlukan sebuah kerangka konsep global dengan bahasa yang konsisten dan
dapat diukur dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Konsep inilah
yang kemudian dikenal dengan sebutan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report (SR)). ‘Laporan Keberlanjutan’ merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial (misalnya triple bottom line, laporan
pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya). Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan (sustainability report) semakin mendapat perhatian dalam praktik bisnis global dan menjadi salah satu kriteria dalam menilai tanggung jawab sosial
suatu perusahaan. Para pemimpin perusahaan-perusahaan semakin menyadari
bahwa pengungkapan laporan yang lebih komprehensif (tidak hanya sekedar
laporan keuangan) akan mendukung strategi perusahaan (Pratiwi 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adhima (2011)
pengungkapan sustainability report yang diukur dengan menggunakan SRDI (
Sustainability Report Disclosure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Kondisi ini
menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report dapat meningkatkan kepercayaan publik, dan juga kehandalan perusahaan dalam memelihara
3
berakibat meningkatkan profit perusahaan. Hasil penelitian Rakhiemah dan
Agustia (2007) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja finansial perusahaan. Sedangkan hasil penelitian
penelitian Al-Tuwajiri (2003) yang menyatakan pengungkapan lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan
terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report dan kinerja ekonomi perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
mereplikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009)
yang menggunakan CSR Disclosure sebagai pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Untuk
mengukur CSR disclosure digunakan CSR index yang mengacu pada instrumen yang digunakan Sembiring (2005), yang mengelompokkan informasi CSR ke
dalam 7 kategori yakni : lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja, lain - lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Ke
tujuh kategori tersebut terbagi dalam 78 item pengungkapan (Sembiring, 2005).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini tidak lagi menggunakan CSR, namun menggunakan Sustainability Report sebagai praktik pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi
dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal. Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip yang tercantum dalam GRI-G3 Guidelines, yaitu: keseimbangan, dapat dipertanggungjawabkan, kesesuaian, urut waktu, akurat, dan dapat dibandingkan.
GRI mengelompokan informasi Sustainability report ke dalam enam indikator yakni: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan
yang layak, Hak Asasi Manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Dari ke
enam indikator tersebut ada 79 item pengungkapan.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai kontribusi terhadap
4
pelaksanaan dan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan dan juga sebagai
basis bagi penelitian selanjutnya.
2. Kerangka Teoritis
2.1. Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan melalui PROPER
Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Perusahaan mampu memenuhi
kebutuhan informasi yang dibutuhkan serta dapat mengelola stakeholder agar mendapatkan dukungan oleh para stakeholder yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Kairina 2011). Perusahaan dapat bertumbuh dan
berkembang karena ada dukungan dari para stakeholder. Dalam mengambil suatu keputusan stakeholder membutuhkan informasi terkait dengan aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan perlu memberikan berbagai informasi untuk
mencari dukungan dari para stakeholder-nya.
Kinerja lingkungan perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui
PROPER atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan instrumen yang digunakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan
berdasarkan peraturan yang berlaku. Tujuan penerapan instrumen PROPER
adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan. Guna mencapai peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif
reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada
publik. Para pemangku kepentingan (stakeholders) akan memberikan apresiasi
kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan dan atau
dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik (KLH 2009).
Pemberian penghargaan PROPER berdasarkan penilaian kinerja penanggung
5
a. pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER yang
terdiri atas:
a. kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru, merah,
dan hitam
b. kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.
2.2. Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Sustainability Report
Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan
juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya
tempat perusahaan beroperasi. Hal ini sesuai dengan legitimacy theory yang menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka
beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan
dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka (perusahaan) diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah” (Deegan, 2004 dalam Soelistyoningrum (2011)). Teori legitimasi menganjurkan
perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh
masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima
oleh masyarakat.
Dengan menyusun Sustainability Report maka pemakai informasi mengetahui apakah perusahaan transparan dalam menyusun kebijakan yang
berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam,
pengaruh proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan
sejauhmana perusahaan mengkomunikasikan hal tersebut kepada publik
(Maharani 2010). Penelitian dari Al-Tuwaijri (2003) menemukan hubungan
6 Kinerja Lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CSR. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Hendra (2010)
dengan meneliti 33 perusahaan manufaktur yang berpartisipasi dalam PROPER tahun 2007-2009.
Peningkatan kinerja lingkungan akan meningkatkan pengungkapan sosial oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang kinerja lingkungannya lebih buruk.
Sehingga hipotesis penelitian ini adalah:
H1: Kinerja lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Sustainability Report.
2.3. Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi
Informasi dalam laporan keuangan perusahaan mempunyai peran yang
sangat penting dalam pasar modal, baik bagi investor secara individual maupun
bagi pasar secara keseluruhan. Bagi investor, informasi berperan penting dalam
mengambil keputusan investasi, sementara pasar memanfaatkan informasi untuk
mencapai harga keseimbangan yang baru. Investor tidak hanya memasukkan laba
sebagai satu-satunya bahan pertimbangan, tetapi investor mulai melihat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan. Almilia
dan Wijayanto (2007) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara kinerja lingkungan terhadap kinerja ekonomi yang diukur dari harga saham.
Namun hasil penelitian Al-Tuwajiri (2004) menemukan bahwa pengungkapan
lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Kondisi
ini menunjukkan tingginya tanggung jawab lingkungan perusahaan menunjukkan
tingginya kinerja lingkungan perusahaan. Semakin baik kinerja lingkungan
perusahaan akan semakin baik pula kinerja keuangannya karena perolehan
pendapatan dan efisiensi biaya pada perusahaan yang kinerja lingkungannya baik
lebih besar daripada perolehan pendapatan dan efisiensi biaya perusahaan yang
kinerja lingkungan buruk. Sehingga disimpulkan peningkatan pendapatan dan
7
memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para
investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke
periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk
maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut
dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang
semakin menurun dari tahun ke tahun. Hipotesis kedua penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
H2: Kinerja lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja ekonomi.
2.4. Hubungan Sustainability Report dengan Kinerja Ekonomi
Dalam melakukan investasi di sebuah perusahaan investor
menggunakan informasi – informasi yang terdapat dalam laporan tahunan selain laporan keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Laporan tahunan juga
menjadi salah satu pedoman bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk
berinvestasi. Penelitian Nugroho dan Hendra (2010) dan juga penelitian
Rakhiemah dan Agustia (2009) menemukan bahwa environmental disclosure
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap economic performance. Sedangkan
menurut Kokubu et. al (2001) dalam (Sembiring 2005) menemukan adanya hubungan positif antara kinerja ekonomi suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.
Pengungkapan Sustainability Report diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari informasi yang sudah
tercakup di dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi tentunya investor akan memberikan respon yang positif
terhadap perusahaan berupa kinerja keuangan yang cenderung naik (Kurnianto
2011). Pengungkapan Sustainability Report yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin memperluas pengungkapan dalam laporan tahunan. Makin luasnya
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan akan menambah informasi yang
8
meningkatkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan. Hipotesis ketiga
dalam penelitian ini adalah:
H3: Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
ekonomi.
Model Penelitian Gambar 1.
3. Metode penelitian
3.1. Sampel dan data penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar (go-public) di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang mengikuti PROPER dan terdaftar di
BEI pada tahun 2011-2012.
2. Perusahaan tersebut mengeluarkan laporan tahunan lengkap
termasuk informasi item pengungkapan laporan keberlanjutan, dan
dapat diakses melalui website perusahaan dan website (http://www.idx.co.id).
3. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan pada 2011-2012 dan semua variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia.
Kinerja Lingkungan
Praktik Pengungkapan Sustainability Report
9 Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai populasinya, agar dalam pemilihan sampel penelitian data yang akan digunakan memenuhi jumlah dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Hasil Kriteria Pemilihan Sampel
Total Sampel 62
1. Data harga saham dan pembagian dividen selama periode
pengamatan tidak mendukung (7)
2. Data annual report tidak mendukung (10)
____
Total Sampel 45
Variabel penelitian dikelompokkan menjadi 2 variabel utama, yaitu
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah suatu variabel yang fungsinya menerangkan (mempengaruhi) terhadap
variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dikenai
pengaruh atau diterangkan oleh variabel lain. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kinerja lingkungan, sedangkan variabel dependennya adalah
praktik pengungkapan Sustainability Report dan kinerja ekonomi. 3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi ope`rasional dari tiap variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menjaga
lingkungan yang baik. Kinerja Lingkungan diukur dari prestasi perusahaan dalam
mengikuti PROPER yang merupakan salah satu upaya Kementerian Lingkungan
Hidup untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan dan
peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui penyebaran informasi kinerja.
Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan
perusahaan dalam lima warna yaitu :
10
· Hijau : Sangat baik; skor = 4
· Biru : Baik skor = 3
· Merah : Buruk; skor = 2
· Hitam : Sangat buruk skor = 1
Kriteria Penilaian PROPER yang lebih lengkap dapat di lihat pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna dengan
pengertian sebagai berikut :
1. Emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan
(environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat;
2. Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik;
3. Biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan
perundang-undangan.
4. Merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya
tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan; dan
5. Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
11
mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi.
b. Sustainability Report
Sustainability report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada
stakeholder internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI G3 2006), dimana
instrumen pengukuran dalam checklist yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Inisiatif Pelaporan Global/Global
Reporting Initiative (GRI) untuk memenuhi kebutuhan itu dengan menyediakan
sebuah kerangka yang kredibel dan dapat dipercaya dalam melaporkan
keberlanjutan yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi yang berbeda
ukuran, sektor, dan lokasinya. Pelaporan GRI mengandung kandungan isi umum
dan sektor secara spesifik yang telah disetujui oleh berbagai pemangku
kepentingan di seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara umum dalam
melaporkan kinerja keberlanjutan dari sebuah organisasi. GRI mengelompokan
informasi Sustainability report ke dalam enam indikator yakni: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, Hak Asasi
Manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Dari ke enam indicator
tersebut ada 79 item pengungkapan.
Pendekatan untuk menghitung Sustainability report pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item Sustainability report dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak
diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan Sustainability report adalah sebagai berikut: (Rakhiemah dan Agustia 2009)
ΣXij SRj = _____
12
Keterangan:
SRj : Sustainability reportIndex perusahaan j Nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 79
Xij : dummy variabel: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. Dengan demikian, 0 ≤ SRj ≤ 1
c. Kinerja Ekonomi
Economic performance adalah kinerja perusahaan-perusahaan secara relative dalam suatu industri yang sama yang ditandai dengan return tahunan
industri yang bersangkutan (Almilia dan Wijayanto 2007). Kinerja finansial
dinyatakan dalam skala yang dihitung (Rakhiemah dan Agustia 2009) :
Keterangan:
P1 = harga saham akhir tahun
P0 = harga saham awal tahun
Div = pembagian dividen
MeRI = median return industri
Return industri diukur dari sektor industri yang diperoleh dari laporan
Indonesia Stock Exchange (IDX).
4. Analisis dan pembahasan
Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan persamaan regresi
sederhana untuk hipotesis pertama:
= � + � �� � � �� + �
Keterangan:
SR : Sustainability report (SR) β0 : konstanta
β1 : koefisien regresi kinerja lingkungan
� −� +
13
e : eror
Sedangkan hipotesis kedua dan hipotesi ketiga menggunakan persaman
regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut:
� �� � = � + � � + � � + �
Keterangan: β0 : konstanta
β1X1 : kinerja lingkungan β2X2 : Sustainability report e : eror
4.1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian, data disajikan dalam bentuk statistik
deskriptif agar lebih mudah untuk dipahami dan dibaca. Statistik deskriptif
penelitian ini dapat dilhat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
k.lingkungan 45 1.00 5.00 3.2222 .82266
SR 45 .11 .76 .2259 .11548
k.ekonomi 45 -.50 .80 .0185 .29861
Valid N (listwise) 45
Sumber: hasil pengolahan data
Dilihat dari tabel deskriptif diatas dapat terlihat bahwa rata-rata kinerja
lingkungan dalam penelitian ini adalah sebesar 3,222 dalam rentang minimum 1
dan maksimum 5. Pada Sustainability Report (SR) didapatkan rata-ratanya adalah sebesar 0,2259 dalam rentang minimum 0,11 dan maksimum 0,76. Untuk kinerja
ekonomi penelitian ini rata-ratanya adalah sebesar 0,0185 dengan rentang
14
4.2. Pengujian Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Uji
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan TOL, uji
heterokedastisitas menggunakan scatterplot, dan uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson. Hasil uji normalitas dan asumsi klasik dapat dilihat pada
lampiran
4.3. Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Sustainability Report (SR)
Dari hasil uji analisis hipotesis pertama menggunakan regresi linear
sederhana dengan kinerja lingkungan sebagai variabel dependent menemukan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap Sustainability Report (SR) hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pada taraf signifikansi dari uji parsial yang kurang dari
0,05 yakni sebesar 0,000. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.
Tabel Pengujian Hipotesis 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.138 .042 -3.260 .002
k.lingkungan
.113 .013 .804 8.872 .000
a. Dependent Variable: SR
Sumber: Data Sekunder diolah, 2013
15
Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Al-Tuwaijri, et al. (2004) dan Rakhiemah dan Agustia (2009) yang
menemukan hubungan positif signifikan antara environmental performance
dengan environmental disclosure. Kinerja lingkungan yang dinilai melalui program PROPER memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Program yang diadakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup ini bertujuan mendorong perusahaan untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan. Penilaian kinerja lingkungan akan
menentukan seberapa besar tingkat kinerja lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan. Ketika peringkat PROPER perusahaan tersebut baik maka akan
timbul efek insentif yaitu citra perusahaan yang baik.
Dari hasil uji ini dapat menggambarkan bahwa semakin baik kinerja
lingkungan suatu perusahaan akan mendorong perusahaan tersebut melakukan
pengungkapan informasi yang lebih luas dibandingkan perusahaan dengan kinerja
yang buruk. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik tersebut tidak hanya
mengungkapkan mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan tetapi juga
mengenai kualitas produk, keamanan produk, tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat sekitar, hingga kepedulian perusahaan terhadap keselamatan
dan kesejahteraan tenaga kerjanya (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Hasil dari
penelitian ini berbanding lurus dengan teori mengenai Sustainability Report
(Laporan keberlanjutan) yaitu praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. ‘Laporan Keberlanjutan’ merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi,
lingkungan, dan social (GRI G3 2006).
4.3.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Ekonomi Dari hasil uji analisis hipotesis kedua menggunakan regresi linear
berganda dengan kinerja lingkungan sebagai variabel independen menunjukan
16
dilihat dari taraf nilai signifikasi yang berada lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
0,000 yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan. Hasil uji ini dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.
Tabel Pengujian Hipotesis 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.892 .061 -14.551 .000
k.lingkungan .201 .028 .553 7.219 .000
a. Dependent Variable: k.ekonomi
Sumber: Data Sekunder diolah, 2013
Variabel kinerja lingkungan ternyata salah satu faktor yang menentukan
meningkatnya kinerja ekonomi. Sebagai contoh perusahaan PT. Indocement
Tunggal Prakasa Tbk pada tahun 2012 mengikuti PROPER dengan peringkat
emas serta kinerja ekonomi dengan skor 0,018 dibandingkan dengan PT.
Kabelindo Murni Tbk yang pada memiliki peringkat hitam serta mempunyai
kinerja ekonomi -0,059 yang jauh lebih rendah. Beradasarkan hasil analisis
tersebut diduga karena baru perusahaan besar saja yang memiliki investor banyak
yang mengikuti PROPER. Selain itu banyak variabel yang tidak diteliti yang
mungkin mempengaruhi keputusan investor dalam mengambil kepotusan
investasi, misalnya: ukuran perusahaan, rasio likuiditas, rasio keuangan atau yang
lainnya.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Almilia dan Wijayanto
(2007) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja
lingkungan terhadap kinerja ekonomi yang diukur dari harga saham. Namun hasil
uji penelitian ini sesusai dengan hasil penelitian Al-Tuwajiri (2004) yang
menemukan bahwa pengungkapan lingkungan berpengaruh positif dan signifikan
17
4.3.3. Pengaruh Sustainability Report Terhadap Kinerja Ekonomi Dari hasil uji analisis hipotesis ketiga menggunakan regresi linear
berganda dengan variabel Sustainability Report sebagai variabel independent menemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal ini
dapat dilihat dari taraf signifikansi sebesar 0,00 yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.
Tabel Pengujian Hipotesis 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.892 .061 -14.551 .000
SR 1.170 .198 .452 5.907 .000
a. Dependent Variable: k.ekonomi
Sumber: Data Sekunder diolah, 2013
Perilaku variabel Sustainability Report disclosure dalam penelitian ini sejalan dengan prediksi teoritis. Nilai t yang menunjukkan tanda positif (+) pada
variabel (SR) Sustainability Report disclosure menunjukkan bahwa variabel
Sustainability Report disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi. Arah positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Sustainability Report diclosure score maka akan menghasilkan nilai kinerja ekonomiyang tinggi. Hasil uji simultan F memiliki nilai lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0.000. Dapat
disimpulkan variabel kinerja lingkungan dan Sustainability Report bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja ekonomi. Kedua
variabel tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga berdampak pada
pengaruh yang signifikan. Hal ini diduga karena para investor di Indonesia lebih
berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Variabel Sustainability Report menjadi salah satu faktor yang menentukan meningkatnya kinerja ekonomi. Sebagai contoh perusahaan PT. Toba
18 Sustainability Report disclosure score 0,253mempunyai kinerja ekonomi 0,739 yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT. Kabelindo Murni Tbk yang pada
memiliki peringkat hitam serta Sustainability Report disclosure score 0,177
mempunyai kinerja ekonomi -0,059 yang jauh lebih rendah. Hal ini dikaitkan
dengan teori agensi bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat
perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Nugroho dan Hendra
(2010) dan juga penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) menemukan bahwa
environmental disclosure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap economic performance. Namun penelitian ini sesuai dengan penelitian menurut Kokubu et. al (2001) dalam (Sembiring 2005) yang menemukan adanya hubungan positif antara kinerja ekonomi suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial.
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini membuktikan diterimanya H1 bahwa kinerja lingkungan yaitu perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik yang
diukur melalui PROPER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
Sustainability Report Disclosure terbukti dari nilai t hitung yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 8,872. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Al-Tuwaijri, et al. (2004) dan Rakhiemah dan Agustia (2009).
2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja lingkungan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan terbukti dari nilai
t hitung sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian H2 diterima. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil uji penelitian Almilia dan
Wijayanto (2007). Namun hasil ini sesuai dengan penelitian Al-Tuwajiri (2004).
19
penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) ,namun penelitian ini sesuai dengan
penelitian menurut Kokubu et. al (2001) dalam (Sembiring 2005).
5.2. Implikasi
1. Bagi perusahaan, perlu meningkatkan kinerja lingkungannya yaitu
dengan cara mengikuti PROPER, agar dapat membantu perusahaan dalam
melakukan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan berkelanjutan dimasa
yang akan datang. Selain itu harus meningkatkan strategi bisnis perusahaannya
untuk meningkatkan kemakmuran para stakeholder.
2. Bagi investor, perlu mencermati perusahaan yang mengikuti
PROPER dan memperoleh peringkat yang baik, karena telah terbukti bahwa
kinerja lingkungan memliki pengaruh terhadap kinerja ekonomi.
3. Sustainability report belum dapat dijadikan faktor utama untuk pengambilan keputusan investasi, Sustainability report hanya menjadi informasi tambahan untuk investor, tetapi kinerja ekonomi yang menjadi faktor utama yang harus diperhatikan untuk menilai kinerja ekonomi perusahaannya terlebih dahulu
sehingga mempermudah untuk pengambilan keputusan investasi jangka panjang.
5.3. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu jangka waktu yang
penelitian yang hanya dua tahun, selain itu subjektifitas yang muncul saat
melakukan checklist pada item-item pengungkapan Sustainability Report, serta keterbatasan dalam memperoleh sampel penelitian karena sebab-sebab di luar
kendali peneliti. Selain itu keterbatasan penelitian ini adalah variabel yang
digunakan dalam penelitian ini hanya tiga variabel yaitu Kinerja lingkungan,
Sustainability Report dan Kinerja ekonomi sehingga variabel-variabel tersebut tidak begitu mampu menjelaskan hubungan dengan kinerja ekonomi perusahaan.
Penelitian ini hanya melihat satu media pelaporan dalam menentukan
20
5.4. Saran
Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar memperhatikan data-data
lain yang bisa digunakan sebagai variabel control seperti variabel rasio keuangan,
ukuran perusahaan sehingga diharapkan hasil yang diperoleh menjadi lebih baik.
21
Daftar Pustaka
Achmad, Tarmizi Ala’ Rahmawati. 2012. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Finansial Corporate Performance dengan Corporate Social Responsibility Disclosure sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-15.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting.
Adhima, Mochammad Fauzan. 2011. Pengaruh Pengungkapan
Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia.
Al Tuwajiri, dan Sulaiman A. 2003. The Relation Among
Environmental Disclosure,Environmental Performance, dan Economic
Performance : A Simultaneous Equation Approach. Accounting Environment Journal. USA. 5-10.
Almilia, Luciana Spica dan Dwi Wijayanto. 2007. Pengaruh
Environmental Performance dan Environmental Disclosure Terhadap Economic
Performance. The 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia. Depok, (November).
Global Reporting Initiative 2000-2006. G3-Reporting-Guideline 2006. “Pedoman Laporan Keberlanjutan.”, http://www.globalreporting.org
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hutapea, Roy 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kepemilikan Institusional (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012).
Karina, Lovink Angel.2011. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan CSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011).
Kurnianto, Eko Adhy.2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility
22
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010-2012. Diakses dari
http://proper.menlh.go.id/ pada 14 September 2013.
Maharani, Satia Nur. 2010. Corporate Sustainability Report Sebagai Indikator Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Vol.15, no2 Mei 2011, hlm 191-200. Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/kep2010.
Nugroho, Paskah Ika dan Augustina Hendra. 2010. Pengaruh
Kepemilikan Asing dan Kinerja Lingkungan terhadap CSR Disclosure dan
Pengaruh PENGARUH CSR Disclosure terhadap ECONOMIC PERFORMANCE.
Pratiwi, Kurnia Putri. 2013. Environmental Incident, Pemberitaan Media dan Praktik Pengungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) : Studi Pada Sustainability Report Asia Pulp and Paper Co.,Ltd.
Rakhiemah, Adilla Noor dan Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja
Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang
Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, (15 – 16 September).
Soelistyoningrum, Jenia Nur. 2011. Pengaruh Pengungkapan
Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia).
www.finance.yahoo.com
23
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Median Industri
KODE NO DAFTAR PERUSAHAAN
2011 2012
2011 2012
P1 P0 Div RETURN P1 P0 Div RETURN
1. FOOD AND BAVERAGES
DAVO 1 PT. DAVOMAS ABADI 50 65 0 -0.2308 50 50 0 0.0000
DLTA 2 PT. DELTA DJAKARTA 111500 120000 8925 0.0035 255000 135000 1275 0.8983
FAST 3
PT. FAST FOOD
INDONESIA 2296 1901 38 0.2277 2792 2815 85 0.0220 MeRi MeRi
INDF 4
PT. INDOFOOD SUKSES
MAKMUR 4600 4700 113 0.0028 5850 4800 149 0.2497 0.1649 0.2738
MYOR 5 PT. MAYORA INDAH 12214 8657 111 0.4237 16800 12171 111 0.3894
MLBI 6
PT. MULTI BINTANG
INDONESIA 359000 267950 18087 0.4073 735000 400200 5908 0.8513
PSDN 7
PT. PRASIDHA ANEKA
NIAGA 310 79 0 2.9241 205 310 0 -0.3387
SKLT 8 PT. SEKAR LAUT 140 140 2 0.0121 180 140 2 0.2979
STTP 9 PT. SIANTAR TOP 690 400 0 0.7250 1140 620 0 0.8387
AISA 10
PT. TIGA PILAR
SEJAHTERA FOOD 495 720 0 -0.3125 1080 475 6 1.2853
TBLA 11
PT. TUNAS BARU
LAMPUNG 590 420 17 0.4452 490 600 10 -0.1663
ULTJ 12 PT. ULTRA JAYA MILK 1080 980 0 0.1020 1380 1120 9 0.2397
2. TABACCO MANUFACTURES
RMBA 13
PT. BENTOEL
INTERNATIONAL 790 700 22 0.1601 590 880 0 -0.3295 MeRi MeRi
GGRM 14 PT. GUDANG GARAM 62050 37250 748 0.6859 56000 57000 850 -0.0026 0.5447 -0.0026
HMSP 15 PT. HM SAMPOERNA 39000 25500 391 0.5447 59000 42500 425 0.3982
3.TEXTILE MILL PRODUCTS
ARGO 16 PT. ARGO PANTES 1100 1300 0 -0.1538 1000 1100 0 -0.0909
CNTX 17
PT. CENTURY TEXTILE
INDUSRTY 8000 2650 0 2.0189 6700 8200 0 -0.1829 MeRi MeRi
ERTX 18 PT. ERATEX DJAJA 200 125 0 0.6000 325 350 0 -0.0714 0 -0.0714
PAFI 19
PT. PANASIA FILAMENT
INTI 0 0 0 0.0000 0 0 0 0.0000
TFCO 20 PT. TIFICO 500 500 0 0.0000 620 520 0 0.1923
SSTM 21 PT. SUNSON TEXTILE 180 230 0 -0.2174 134 205 0 -0.3463
UNTX 22 PT. UNITEX 3700 3700 0 0.0000 3700 3700 0 0.0000
4. APPAREL AND OTHER TEXTILE PRODUCT
MYTX 23
PT. APAC CITRA
CENTERTEX 225 60 0 2.7500 320 280 0 0.1429
ESTI 24
PT. EVER SHINE
TEXTILE 160 100 1 0.6085 160 165 1 -0.0252
FMII 25
PT. FORTUNE MATE
INDONESIA 103 90 0 0.1444 235 135 0 0.7407
MYRX 26
PT. HANSON
INTERNATIONAL 295 170 0 0.7353 280 290 0 -0.0345 MeRi MeRi
SRSN 27 PT. INDO ACIDAMATA 54 58 0 -0.0690 50 60 0 -0.1667 0.1910 -0.0298
INDR 28
PT. INDORAMA
24
PBRX 29
PT. PAN BROTHERS
TEX 440 423 0 0.0414 420 485 1 -0.1323
BIMA 30 PT. PRIMARINDO ASIA 900 900 0 0.0000 900 900 0 0.0000
RICY 31
PT. RICKY PUTRA
GLOBALINDO 184 178 0 0.0337 172 194 3 -0.0959
BATA 32 PT. SEPATU BATA 550 675 1229 1.6356 600 550 1330 2.5095
5. LUMBER AND WOOD PRODUCTS
BRPT 33 PT. BARITO PACIFIC 770 1010 0 -0.2376 410 770 0 -0.4675 MeRi MeRi
SULI 34
PT. SUMALINDO
LESTARI JAYA 134 114 0 0.1754 106 133 0 -0.2030
-0.0588 -0.2030
TIRT 35
PT. TIRTA MAHAKAM
RESOURCES 64 68 0 -0.0588 69 66 0 0.0455
6. PAPER AND ALLIED PRODUCTS
FASW 36
PT. FAJAR SURYA
WISESA 4375 2575 10 0.7030 2400 4000 0 -0.4000
INKP 37
INDAH KIAT PULP &
PAPER 1230 1580 0 -0.2215 710 1280 0 -0.4453 MeRi MeRi
KBRI 38
PT. KERTAS BASUKI
RACHMAT 50 80 0 -0.3750 50 66 0 -0.2424 0.1218 -0.2308
TKIM 39
PT. PABRIK KERTAS
TJIWI KIMIA 2125 2875 13 -0.2564 1980 2100 21 -0.0470
SPMA 40 PT. SUPARMA 240 220 7 0.1218 290 255 0 0.1373
SAIP 41
PT. SURABAYA AGUNG
INDUSTRY 270 130 0 1.0769 250 325 0 -0.2308
INRU 42
PT. TOBA PULP
LESTARI 1340 720 0 0.8611 1400 1200 0 0.1667
7. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS
BUDI 43 PT. BUDI ACID JAYA 240 220 4 0.1088 113 250 0 -0.5480 MeRi MeRi
CLPI 44
PT. COLORPAK
INDONESIA 1340 315 24 3.3290 1510 1430 23 0.0720 0.1088 -0.1588
LTLS 45 PT. LAUTAN LUAS 800 800 29 0.0361 740 910 26 -0.1588
8. ADHESIVE
DPNS 46
PT. DUTA PERTIWI
NUSANTARA 710 380 0 0.8684 385 670 0 -0.4254 MeRi MeRi
EKAD 47
PT. EKADHARMA
INTERNASIONAL 280 200 7 0.4340 355 315 6 0.1459 0.4340 0.1459
INCI 48
PT. INTANWIJAYA
INTERNASIONAL 210 335 0 -0.3731 245 210 0 0.1667
9. PLASTICS AND GLASS PRODUCTS
AKPI 49
PT. ARGHA KARYA
PRIMA 1020 940 0 0.0851 830 990 0 -0.1616
AMFG 50
PT. ASAHIMAS FLAT
GLASS 6550 4575 68 0.4466 8300 6900 68 0.2128
APLI 51
PT. ASIAPLAST
INDUSTRIES 75 88 17 0.0455 86 84 0 0.0238 MeRi MERI
BRNA 52 PT. BERLINA 354 272 77 0.5827 690 338 7 1.0621 0.0851 0.0000
SIMA 53 PT. SIWANI MAKMUR 128 128 0 0.0000 128 128 0 0.0000
FPNI 54
PT. TITAN KIMIA
NUSANTARA 157 140 0 0.1214 111 151 0 -0.2649
YPAS 55
PT. YANAPRIMA
HASTAPERSADA 680 650 0 0.0462 660 670 0 -0.0149
10. CEMENT
SMCB 56
PT. HOLCIM
INDONESIA 2175 1970 20 0.1140 2900 2225 27 0.3156 MeRi MeRi
INTP 57
PT. INDOCEMENT
25
11. METAL AND ALLIED PRODUCTS
CTBN 58 PT. CITRA TUBINDO 4250 2500 151 0.7606 4400 4500 0 -0.0222
GDST 59
PT. GUNAWAN
DIANJAYA STEEL 129 140 0 -0.0786 107 133 0 -0.1955
INAI 60
PT. INDAL
ALUMUNIUM 0 0 0 0 0 0 0 0 MeRi MeRi
ITMA 61
PT. ITAMARAYA GOLD
INDUSTRY 450 385 0 0.1688 1200 450 0 1.6667
-0.0350 0.0100
JKSW 62
PT. JAKARTA KYOEI
STEEL WORKS 93 200 0 -0.5350 101 100 0 0.0100
JPRS 63 PT. JAYA PARI STEEL 485 530 0 -0.0849 335 520 0 -0.3558
LION 64
PT. LION METAL
WORKS 5250 3800 170 0.4263 10400 5200 255 1.0490
LMSH 65 PT. LIONMESH PRIMA 5000 4800 43 0.0505 10500 5000 85 1.1170
PICO 66
PT. PELANGI INDAH
CANINDO 193 200 0 -0.0350 260 205 0 0.2683
NIKL 67
PT. PELAT TIMAH
NUSANTARA 260 385 8.5 -0.3026 220 280 0 -0.2143
TBMS 68
PT. TEMBAGA MULIA
SEMANAN 5900 9000 85 -0.3350 6750 6100 170 0.1344
12. FABRICATED METAL PRODUCTS
KICI 69
PT. KEDAUNG INDAH
CAN 180 200 0 -0.1000 270 195 0 0.3846 MeRi MeRi
KDSI 70
PT. KEDAWUNG INDAH
INDUSTRIAL 245 205 0 0.1951 510 235 0 1.1702 0.0476 0.7774
13. STONE, CLAY, GLASS, AND CONCRETE PRODUCTS
ARNA 71
PT. ARWANA
CITRAMULIA 91 63 13 0.6640 412.5 104 17 3.1398
IKAI 72
PT.INTIKERAMIK
ALAMSARI 142 151 0 -0.0596 144 143 0 0.0070 MeRi MeRi
KIAS 73
PT. KERAMIKA
INDONESIA 75 82 0 -0.0854 181 100 0 0.8100 0.0595 0.2952
MLIA 74
PT. MULIA
INDUTRINDO 445 420 0 0.0595 235 400 0 -0.4125
TOTO 75
PT. SURYA TOTO
INDONESIA 5000 3500 850 0.6714 6650 5200 85 0.2952
14. CABLES
JECC 76
PT. JEMBO CABLE
COMPANY 600 540 0 0.1111 1890 710 94 1.7937
KBLM 77 PT. KABELINDO MURNI 114 110 2 0.0518 128 115 3 0.1352 MeRi MeRi
IKBI 78 PT. SUMI INDO KABEL 750 1500 9 -0.4943 1530 710 36 1.2052 0.1111 0.4062
SCCO 79 PT. SUPREME CABLE 3125 1950 77 0.6418 4250 3125 145 0.4062
VOKS 80 PT. VOKSEL ELEKTRIC 820 450 0 0.8222 1030 1350 41 -0.2068
15. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT
ASGR 81 PT. ASTRA GRAPHIA 1140 620 10 0.8552 1370 1010 13 0.3691
MTDL 82
PT. METRODATA
ELEKTRONICS 118 119 3 0.0202 163 119 3 0.3983 MeRi MeRi
MLPL 83 PT. MULTIPOLAR 151 310 9 -0.4855 215 154 1 0.4016 0.0759 0.3956
MYOH 84
PT. MYOH
TECHNOLOGY 1390 400 0 2.4750 840 1930 0 -0.5648
PTSN 85 PT. SAT NUSAPERSADA 85 79 0 0.0759 127 91 0 0.3956
16. AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
ASII 86
PT. ASTRA
26
AUTO 87 PT. ASTRA OTOPARTS 3400 2520 26 0.3593 3525 3575 64 0.0038
GJTL 88 PT. GAJAH TUNGGAL 3000 2275 10 0.3232 2200 2900 9 -0.2384
GDYR 89
PT. GOODYEAR
INDONESIA 9550 9750 213 0.0013 12300 12300 221 0.0180 MeRi MeRi
HEXA 90
PT. HEXINDO
ADIPERKASA 8950 6850 0 0.3066 8050 9600 0 -0.1615 0.3148 0.0019
BRAM 91 PT. INDO KORDSA 2150 2200 64 0.0063 3000 2000 43 0.5213
IMAS 92
PT. INDOMOBIL
SUKSES 6400 3350 0 0.9104 5250 7500 100 -0.2866
INDS 93 PT. INDOSPRING 2500 7000 0 -0.6429 4200 2571 136 0.6862
LPIN 94
PT. MULTI PRIMA
SEJAHTERA 2200 2600 0 -0.1538 8300 2200 0 2.7727
MASA 95
PT. MULTISTRADA
ARAH SARANA 500 280 1 0.7888 430 500 2 -0.1366
NIPS 96 PT. NIPRESS 0 0 0 0.0000 0 0 0 0.0000
PRAS 97
PT. PRIMA ALLOY
STEEL 132 87 0 0.5172 255 130 0 0.9615
SMSM 98
PT. SELAMAT
SEMPURNA 1360 1060 43 0.3231 2425 1690 26 0.4500
UNTR 99 PT. UNITED TRACTOR 26350 21350 0 0.2342 19600 28350 179 -0.3023
17. PHOTOGRAPIC EQUIPMENT
INTD 100 PT. INTER DELTA 420 420 0 0.0000 420 420 0 0.0000 MeRi MeRi
MDRN 101
PT. MODERN
INTERNASIONAL 640 500 9 0.2970 760 615 0 0.2358 0.2970 0
KONI 102
PT. PERDANA BANGUN
PUSAKA 180 120 0 0.5000 250 250 0 0.0000
18. PHARNACEUTICALS
DVLA 103
PT. DARYA VARIA
LABOTORIA 1150 1010 26 0.1639 1690 1200 27 0.4306
INAF 104 PT. INDOFARMA 163 72 0 1.2639 315 205 0 0.5366
KLBF 105 PT. KALBE FARMA 680 565 60 0.3088 1030 705 81 0.5755 MeRi MeRi
KAEF 106 PT. KIMIA FARMA 340 146 4 1.3578 720 470 5 0.5431 0.4499 0.4662
MERK 107 PT. MERCK 132500 94000 3794 0.4499 152000 136000 7029 0.1693
PYFA 108 PT. PYRIDAM FARMA 176 120 0 0.4667 172 199 0 -0.1357
SCPI 109
PT. SCHERING PLOUGH
INDONESIA 25000 32000 0 -0.2188 31250 42000 0 -0.2560
SQBI 110
PT. TAISO
PHARAMACEUTICAL 127500 138000 7225 -0.0237 238000 125500 9350 0.9709
TSPC 111
PT. TEMPO SCAN
PACIFIC 2550 1490 34 0.7342 3675 2550 64 0.4662
19. CONSUMER GOODS
TCID 112
PT. MANDOM
INDONESIA 7700 7100 289 0.1252 11000 8050 315 0.4055
MRAT 113 PT. MUSTIKA RATU 500 455 10 0.1202 490 550 14 -0.0839 MeRi MeRi
UNVR 114
PT. UNILEVER
27
LAMPIRAN KINERJA EKONOMI
KODE NAMA PERUSAHAAN 2011 p0 p1 div Return Meri k.ekonomi AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 6550 4575 68 0.4466 0.0851 0.361 ARGO PT. Agro Pantes Tbk 1100 1300 0 -0.1538 0 -0.154 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk 4250 2500 151 0.7606 -0.035 0.796 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 4375 2575 10 0.7030 0.1218 0.581 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk 157 140 0 0.1214 0.0851 0.036 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 129 140 0 -0.0786 -0.035 -0.044 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 62050 37250 748 0.6859 0.5447 0.141
IMAS
PT. Indomobil Sukses International
Tbk 6400 3350 0 0.9104 0.3148 0.596 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 4600 4700 113 0.0028 0.1649 -0.162 INDR PT. Indo Rama Synthetic Tbk 1980 1600 0 0.2375 0.191 0.047 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 1230 1580 0 -0.2215 0.1218 -0.343 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk 1340 720 0 0.8611 0.1218 0.739 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 17050 13550 224 0.2748 0.1944 0.080 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 485 530 0 -0.0849 -0.035 -0.050 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk 114 110 2 0.0518 0.1111 -0.059
KBRI
PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk 50 80 0 -0.3750 0.1218 -0.497 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 680 565 60 0.3088 0.4499 -0.141 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 260 385 8.5 -0.3026 -0.035 -0.268 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk 2175 1970 20 0.1140 0.1944 -0.080 SRSN PT. Indo Acitama Tbk 54 58 0 -0.0690 0.191 -0.260 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 5000 3500 850 0.6714 0.0595 0.612 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 18800 15050 213 0.2633 0.1252 0.138
TAHUN 2012 p0 p1 div Return Meri k.ekonomi AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 8300 6900 68 0.2128 0 0.2128 ARGO PT. Agro Pantes Tbk 1000 1100 0 -0.0909 -0.0714 -0.0195 CNTX PT. Century Textile Industry Tbk 6700 8200 0 -0.1829 -0.0714 -0.1115 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk 4400 4500 0 -0.0222 0.01 -0.0322 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 2400 4000 0 -0.4000 -0.2308 -0.1692 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk 111 151 0 -0.2649 0 -0.2649 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 107 133 0 -0.1955 0.01 -0.2055 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 59000 42500 425 0.3982 -0.0026 0.4008
IMAS
PT. Indomobil Sukses International
28
LAMPIRAN SUSTAINABILITY REPORT
tahun 2011
kode Skor SR
AMFG 12 0.151898734
ARGO 12 0.151898734
CTBN 13 0.164556962
FASW 14 0.17721519
FPNI 14 0.17721519
GDST 12 0.151898734
GGRM 13 0.164556962
IMAS 18 0.227848101
INDF 19 0.240506329
INDR 15 0.189873418
INKP 16 0.202531646
INRU 20 0.253164557
INTP 17 0.215189873
JPRS 13 0.164556962
KBLM 14 0.17721519
KBRI 12 0.151898734
KLBF 18 0.227848101
NIKL 17 0.215189873
SMCB 22 0.278481013
SRSN 12 0.151898734
TOTO 21 0.265822785
UNVR 43 0.544303797
INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 710 1280 0 -0.4453 -0.2308 -0.2145 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 22650 16950 249 0.3510 0.3333 0.0177 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 335 520 0 -0.3558 0.01 -0.3658
KBRI
PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk 50 66 0 -0.2424 -0.2308 -0.0116 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1030 705 81 0.5755 0.4662 0.1093 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 490 550 14 -0.0839 0.0946 -0.1785 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk 2900 2225 27 0.3156 0.3333 -0.0177 SPMA PT. Suparma Tbk 290 255 0 0.1373 -0.2308 0.3681 SRSN PT. Indo Acitama Tbk 50 60 0 -0.1667 -0.0298 -0.1369
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk Industry and
29 tahun 2012
AMFG 9 0.113924051
ARGO 27 0.341772152
CNTX 10 0.126582278
CTBN 13 0.164556962
FASW 12 0.151898734
FPNI 12 0.151898734
GDST 11 0.139240506
HMSP 12 0.151898734
IMAS 15 0.189873418
INDF 22 0.278481013
INDR 15 0.189873418
INKP 16 0.202531646
INTP 14 0.17721519
JPRS 13 0.164556962
KBRI 33 0.417721519
KLBF 18 0.227848101
MRAT 19 0.240506329
SMCB 22 0.278481013
SPMA 19 0.240506329
SRSN 12 0.151898734
ULTJ 22 0.278481013
UNTX 30 0.379746835
UNVR 60 0.759493671
LAMPIRAN KINERJA LINGKUNGAN
KODE NAMA PERUSAHAAN 2011 K.Lingkungan
AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk BIRU 3
ARGO PT. Agro Pantes Tbk BIRU 3
CTBN PT. Citra Turbindo Tbk HIJAU 4
FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk BIRU 3
FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk HIJAU 4
GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk BIRU 3
GGRM PT. Gudang Garam Tbk MERAH 2
IMAS
PT. Indomobil Sukses
International Tbk BIRU 3
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk BIRU 3
INDR PT. Indo Rama Synthetic Tbk MERAH 2
INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk HIJAU 4
30 INTP
PT. Indocement Tunggal Prakasa
Tbk HIJAU 4
JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk BIRU 3
KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk HITAM 1
KBRI
PT. Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk BIRU 3
KLBF PT. Kalbe Farma Tbk BIRU 3
NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk BIRU 3
SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk EMAS 5
SRSN PT. Indo Acitama Tbk BIRU 3
TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk BIRU 3
UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk HIJAU 4
2012
AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk BIRU 3
ARGO PT. Agro Pantes Tbk BIRU 3
CNTX PT. Century Textile Industry Tbk BIRU 3
CTBN PT. Citra Turbindo Tbk BIRU 3
FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk MERAH 2
FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk BIRU 3
GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk BIRU 3
HMSP
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk BIRU 3
IMAS
PT. Indomobil Sukses
International Tbk MERAH 2
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk BIRU 3
INDR PT. Indo Rama Synthetic Tbk BIRU 3
INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk HIJAU 4
INTP
PT. Indocement Tunggal Prakasa
Tbk EMAS 5
JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk BIRU 3
KBRI
PT. Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk BIRU 3
KLBF PT. Kalbe Farma Tbk BIRU 3
MRAT PT. Mustika Ratu Tbk BIRU 3
SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk EMAS 5
SPMA PT. Suparma Tbk BIRU 3
SRSN PT. Indo Acitama Tbk BIRU 3
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk HIJAU 4
UNTX PT. Unitex Tbk BIRU 3
31
LAMPIRAN SAMPEL (DATA DIOLAH)
KODE NAMA PERUSAHAAN K.LINGKUNGAN SR K.EKONOMI AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 3 0.152 0.361 ARGO PT. Agro Pantes Tbk 3 0.152 -0.154 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk 4 0.165 0.796 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 3 0.177 0.581 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk 4 0.177 0.036
GDST
PT. Gunawan Dianjaya Steel
Tbk 3 0.152 -0.044
GGRM PT. Gudang Garam Tbk 2 0.165 0.141
IMAS
PT. Indomobil Sukses
International Tbk 3 0.228 0.596
INDF
PT. Indofood S