BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Karena besar tidaknya suatu kesimpulan yang diambil tergantung bagaimana metode-metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal pokok dalam penelitian yang meliputi :
a. Penentuan subyek penelitian b. Teknik pengumpulan data c. Teknik analisis data
Sebelum hal-hal pokok diatas diuraikan lebih lanjut, terlebih dahulu diuraikan tentang pengertian metodologi penelitian. Metodologi berasal dari bahasa Yunani Methos dan Logos.Methos artinya jalan atau cara, sedangkan
Logos artinya ilmu. Sedangkan penelitian adalah cara-cara yang sistematis untuk
menjawab masalah yang sedang diteliti (Sarwono, 2006:15).
Metodologi Penelitian adalah pengungkapan secara teknis tentang jalan atau cara yang tepat untuk digunakan dalam penelitian (Muhadjir, 2000:2) sedangkan menurut (Sutrisno Hadi, 1997:150) Metodologi Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan/ usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah.
A. PENENTUAN SUBYEK PENELITIAN
Agar dalam penelitian ini dapat dengan mudah dipahami,maka perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang populasi dan sampel yang akan diguanakan dalam penelitian.
1. Populasi
Guna memperoleh pemahaman yang jelas dan benar, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu beberapa pendapat tentang populasi diantaranya: a. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010 : 173) b. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:89)
c. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas dan ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2002:6)
Dari tiga pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
2. Sampel
Sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti disebut sampel (Arikunto, 2006 : 131). Sedangkan menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (2010:118).
Dari dua pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi atau cermin dari keseluruhan objek yang diteliti. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-B SMP Negeri 6 Pamekasan atau keseluruhan dari populasi. Sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Metode angket
Metode angket memiliki kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dapat penulis uraikan sebagai berikut :
Kelebihan-kelebihan metode angket :
1) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden
2) Dapat dijawab oleh responden menurut ketepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden
3) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu dalam menjawab
4) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
Kekurangan-kekurangan metode angket :
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang tidak terjawab
2) Seringkali sukar dicari validitasnya
3) Meskipun telah dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak jujur
4) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama b. Metode tes
kemampuan siswa terhadap materi pelajaran setelah proses pembelajaran.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Adapun alasan digunakannya tes objektif ini menurut (Arikunto, 2006:164) karena memiliki kelebihan sebagai berikut :
1) Mudah disiapkan dan disusun
2) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
3) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri
5) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan
Selain mempunyai kelebihan, tes objektif tersebut juga mempunyai kekurangan-kekurangan yaitu :
1) Kadar validitas dan reliabilitasnya rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang telah betul-betul dikuasai
2) Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
4) Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai
5) Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket respon siswa dan lembar tes. Lembar tes ini merupakan tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap data hasil belajar sebagai produk.
Sebelum digunakan sebagai alat pengumpulan data, instrumen tes terlebih dahulu perlu diujicobakan untuk mengetahui kelayakan dari soal-soal tes yang dibuat sehingga dapat diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal. Dalam penelitian ini, instrumen soal tes diujicobakan pada 11 siswa kelas VIII-A SMP Negeri 6 Pamekasan yang diambil secara acak dengan jumlah soal sebanyak 5 butir soal uraian objektif.
Setelah tes diujicobakan pada 11 siswa kelas VIII-A SMP Negeri 6 Pamekasan, kemudian peneliti menganalisis instrumen tes yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Adapun analisis yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Validitas tes
Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas tinggi jika skor pada tes mempunyai kesejajaran dengan skor total. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah korelasi product moment dengan angka kasar yaitu :
rxy (Arikunto, 2006 : 170)
Keterangan :
xy
r : Koefisien korelasi product moment. x : Jumlah skor butir.
y : Jumlah skor total.
xy : Jumlah hasil kali skor butir dengan skor total.
N : Jumlah siswa
Setelah diperoleh nilai dari rxy, maka langkah berikutnya adalah mengadakan interpretasi mengenai koefisien korelasi tersebut yaitu :
0,800 ≤ rxy ≤ 1,00 : Sangat tinggi 0,600 ≤ rxy < 0,800 : Tinggi 0,400 ≤ rxy < 0,600 : Cukup 0,200 ≤ rxy < 0,400 : Rendah 0,000 ≤ rxy <0,200 : Sangat rendah
Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu :
2. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan
b. Reliabilitas tes
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2010:221). Untuk mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal objektif. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal-soal adalah rumus Alpha sebagai berikut :
r = Reliabilitas yang dicari.
b2 = Jumlah varians skor tiap-tiap soal.
2 t
= Varians total K = Jumlah soal.
Sedangkan untuk memperoleh jumlah varians butir-butir soal tes, dicari terlebih dahulu varians setiap butir saol dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
2
= Varians.
x2 = Jumlah kuadrat skor butir.
2x
= Jumlah skor butir
N = Jumlah siswa
Dari hasil analisis tersebut nantinya akan akan diperoleh koefisien r11yang dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan tingkat kepercayaan 5%, jika r11 > rtabel maka tes reliabel.
c. Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukaran tes uraian peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
TK = ×100% (nanang priatna, 2003: 16)
Keterangan:
Tk = tingkat kesukaran
= jumlah skor yang diperoleh siswa pada satu butir soal yang diolah
= jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada satu butir soal tersebut
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 0% - 15% : sangat sukar
16% - 30% : sukar
71% - 85% : mudah 86% - 100% : sangat mudah d. Daya Beda
Menurut Arikunto (2003: 211) bahwa daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan yang bodoh atau berkemampuan rendah.
Dengan adanya daya pembeda, maka diharapkan kita sebagai peneliti bisa mengetahui mana anak yang berkemampuan tinggi dan mana anak yang berkemampuan rendah.
Untuk menemukan daya beda jenis soal subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:
DP = (nanang priatna, 2003: 16)
Keterangan:
DP = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu SA = jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah SB = jumlah skor kelompok bawah soal yang diolah
= jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)
Kriteria tingkat daya pembeda yang digunakan adalah: Negatif – 10% : sangat buruk
50% ke atas : sangat baik
Daya beda yang paling tidak bisa diterima adalah soal-soal yang indeks daya bedanya negatif. Dengan demikian, butir tes walaupun daya bedanya sama dengan nol masih bisa digunakan.
C. TEKNIK ANALISIS DATA
Dari data yang telah terkumpul selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis. Dalam menganalisis data hasil penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Teknik statistik adalah metode yang tepat dalam memberikan makna atau arti terhadap data dalam bentuk data kuantitatif. Angka-angka yang diperoleh dari hasil tes instrumen merupakan data kuantitatif yang dianalisis dengan teknik statistik. Peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut:
1. Angket
Analisis angket respon siswa digunakan rumus prosentase (%) yaitu :
% 100 n S Ri i
(Kusaeri, 2000: 55)
Keterangan:
Ri = Prosentase siswa yang menyatakan "ya/senang" Si = Banyak siswa yang menyatakan "ya/senang" n = Banyak seluruh siswa
Dengan kategori penentuan prosentase respon siswa yang menyatakan “ya/senang” sebagai berikut:
50,00% < Ri ≤ 75.00% = Baik 25,00% < Ri ≤ 50,00% = Cukup 0,00% ≤ Ri ≤ 25,00% = Kurang 2. Tes
Tes dalam penelitian ini adalah untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010: 241):
KB = x 100%
Di mana: KB = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = jumlah skor total