i
PENGELOLAAN DIRI MAHASISWA BIDIKMISI ANGKATAN 2011 DALAM TUNTUTAN AKADEMIK PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Retno Triantoro NIM 07104244098
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
“Jangan hanya berdoa untuk hidup mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi tangguh”.
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orangtuaku tercinta atas segala ketulusan, kasih sayang dan
pengorbanannya.
vii
PENGELOLAAN DIRI MAHASISWA BIDIKMISI DALAM TUNTUTAN AKADEMIK ANGKATAN 2011 JURUSAN BIMBINGAN DAN
KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Oleh Retno Triantoro NIM 07104244098
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam tuntutan akademik yang terdiri dari 4 aspek yaitu: 1) pendorongan diri, 2) penyusunan diri, 3) pengendalian diri, dan 4) pengembangan diri.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah 3 mahasiswa Bidikmisi dengan kriteria 1) Mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2) mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang bersedia menjadi subjek penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian terhadap ketiga mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dalam tuntutan akademiknya tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari keempat aspek yang terdapat pada pengelolaan diri tiga diantaranya dilakukan dengan baik yaitu aspek pendorongan diri, pengendalian diri dan pengembangan diri, sedangkan aspek penyusunan diri kurang dapat dikelola dengan baik. Hal ini dapat dijelaskan dari beberapa aspek sebagai berikut: 1) pendorongan diri, ketiga informan berkeinginan untuk berhasil dan dapat meraih apa yang menjadi cita-citanya, 2) penyusunan diri, dua dari tiga informan kadang-kadang hadir dalam perkuliahan sebelum waktu perkuliahan dimulai, 3) pengendalian diri, ketiga informan menyusun tempat belajar agar nyaman dalam belajar, berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan belajar yang tidak dapat diselesaikan sendiri, menyelesaikan tugas dengan tuntas dan mencari informasi untuk menambah pengetahuan, 4) pengembangan diri, ketiga informan mengikuti paduan suara, catur, melakukan kegiatan belajar kelompok.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, ridho dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan
baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberi ijin untuk mengadakan penelitian, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah menyetujui
judul skripsi ini.
3. Eva Imania Eliasa, M.Pd selaku dosen pembimbing atas waktu dan kesabaran
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen program Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan ilmu dan wawasan selama masa studi penulis.
5. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang, motivasi dan doa tulus yang tiada
ix
6. Informan dan key informan terimakasih atas waktu dan ketersediaanya
memberikan informasi pada penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
sumbangan bagi kelancaran penulisan tugas akhir skripsi ini.
Penulis menyadari akan adanya kekurangan yang penulis miliki dalam
menyelesaikan penelitian ini, oleh karena itu penulis berharap semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat. Akhir kata kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.
x DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...7
C. Batasan Masalah ...8
D. Rumusan Masalah ...8
E. Tujuan Penelitian ...8
F. Manfaat Penelitian ...8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengelolaan Diri ...10
1. Pengertian Pengelolaan Diri ...10
2. Aspek-Aspek Pengelolaan Diri ...11
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Diri ...13
4. Ciri- Ciri Pengelolaan Diri ...15
B. Penyesuaian Akademik 1. Pengertian Penyesuaian ...16
xi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Terhadap Tuntutan
Akademik ...17
C. Bidikmisi 1. Pengertian Bidikmisi ...18
2. Misi Bidikmisi ...19
3. Tujuan Bidikmisi ...19
4. Persyaratan Calon Mahasiswa Bidikmisi ...20
D.Kerangka Pikir ...21
E.Pertanyaan Penelitian ...23
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ...25
B. Langkah-Langkah Penelitian ...26
C. Subjek Penelitian ...27
D. Setting Penelitian ...27
E. Teknik Pengumpulan Data ...28
F. Instrumen Penelitian ...30
G. Teknik Analisis Data ...33
H. Uji Keabsahan Data ...35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
1. Deskripsi Setting Penelitian ... 37
2. Deskripsi Informan Penelitian... 37
3. Deskripsi Key Informan Penelitian ... 40
4. Display Data Observasi ... 41
5. Reduksi Data ... 44
B. Pembahasan ... 65
C. Keterbatasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 72
xii
DAFTAR PUSTAKA ...76
xiii
DAFTAR TABEL
hal Tabel 1. Pedoman Observasi Pengelolaan Diri Mahasiswa
Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik ... 31
Tabel 2. Pedoman Wawancarara Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik ... 32
Tabel 3. Profil Informan ... 37
Tabel 4. Profil Key Informan ... 40
Tabel 5. Display Data Observasi Informan ST (inisisal) ... 41
Tabel 6. Display Data Observasi Informan RN (inisisal) ... 42
Tabel 7. Display Data Observasi Informan AM (inisial) ... 43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Reduksi Wawancara ... 79
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Key Informan ... 85
Lampiran 3. Dokumentasi ... 87
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara baik yang mampu
maupun yang kurang atau tidak mampu dalam ekonominya. Negara memiliki
tugas mulia untuk menyediakan pendidikan bagi setiap warga negaranya,
khususnya membantu warga negara yang kurang mampu atau tidak memiliki
biaya untuk mendapatkan pendidikan. Negara berkewajiban untuk
menyediakan pendidikan yang layak bagi warga negaranya, mulai dari
Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), yang kemudian dilanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi yakni Perguruan Tinggi.
Indonesia salah satu negara yang masih banyak lulusan pendidikan
jenjang menengah yang berprestasi tetapi tidak dapat melanjutkan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tidak ada biaya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai upaya untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan memberikan fasilitas atau
memberikan beasiswa pendidikan hingga lulus. Beberapa ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mendukung pemberian bantuan biaya pendidikan
diantaranya:
2
pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya (UU RI No. 20 Tahun 2003).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya kurang mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi (PP RI No. 48 Tahun 2008).
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 53A yang menegaskan bahwa satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan Indonesia yang berprestasi dan wajib mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru (PP RI No. 66 Tahun 2010).
Menurut amanat dari perundang-undangan tersebut pemerintah
membuat kebijakan, yaitu melalui pemberian bantuan dana pendidikan bagi
mahasiswa yang berprestasi maupun yang kurang mampu secara ekonomi.
Tujuan pemberian beasiswa adalah mendukung kemajuan dunia pendidikan.
Pemerataan kesempatan belajar bagi mahasiswa yang berprestasi namun
kurang atau tidak mampu ekonominya. Mendorong dan mempertahankan
semangat belajar mahasiswa sehingga tetap beprestasi dan bergairah dalam
menyelesaikan studi.
Tahun 2010 pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
(DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
meluncurkan program bantuan biaya pendidikan yang diperuntukkan bagi
3
ke PT (Perguruan Tinggi) namun tidak mampu secara ekonomi (Dikti, 2012:
2). Program bantuan tersebut dinamakan Bidikmisi (Biaya Pendidikan
Mahasiswa Miskin Berprestasi). Sasaran dari program tersebut adalah
mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik namun berasal dari
keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
Progam Bidikmisi adalah suatu progam bantuan beaya pendidikan yang
diberikan dari pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen
Dikti) yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang memiliki potensi
akademik memadai dank rang mampu secara ekonomi. Pada tahun 2010 Ditjen
Dikti menyelenggarakan progam bidikmisi bagi 20.000 mahasiswa yang
memiliki potensi akademik yang baik namun secara ekonomi kurang mampu di
104 perguruan tinggi negeri. Tahun 2012, beasiswa bidikmisi dikembangkan
menjadi 30.000 calon mahasiswa yang hanya diselenggarakan di 87 perguruan
tinggi negeri dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Progam Bidikmisi memiliki persyaratan yang harus dimiliki oleh calon
mahasiswa Bidikmisi. Persyaratan tersebut meliputi lulusan SMA/ SMK yang
lulus pada tahun dibukanya penerimaan mahasiswa Bidikmisi, usia maksimal
21, berasal dari keluarga ekonomi menegah kebawah dan pendidikan orang tua
maksimal S1 atau Diploma IV, memiliki niali kadaemik baik yang merupakan
rekomendaasi dari kepala sekolah (Dikti, 2013: 12). Persyaratan tersebut wajib
dimiliki pada calaon mahasiswa Bidikmisi sebelum dapat mendaftarkan diri
4
Penerima Bidikmisi tentunya sangat beruntung, namun juga memiliki
tangggung jawab besar terhadap kemajuan bangsa. Terlepas dari itu semua,
calon penerima Bidikmisi akan menghadapi persaingan yang ketat untuk
mendapatkan Beasiswa Bidikmisi. Selain itu, kenyataan kampus yang berbeda
jauh dengan masa sekolah membuat mahasiswa kelabakan. Keterbengkelaian
kuliah dapat saja terjadi, namun sebenarnya tidak ada kata terlambat lulus bagi
mahasiswa yang sudah terlanjur menerima Bidikmisi. Berdasarkan pada aturan
Ditjen Dikti, beasiswa Bidikmisi hanya diberikan kepada mahasiswa pada
semester 1-8. Apabila sampai semester 8 mahasiswa tersebut belum lulus,
pembiayaan studi harus ditanggung sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan.
Mahasiswa Bidikmisi memiliki berbagai tantangan yang harus mereka
jalani diantaranya adalah mahasiswa bidikmisi harus dapat mencapai IPK
minimal 3,01. Selain itu mahasiswa bidikmisi juga memiliki batas penerimaan
beasiswa yang diberikan pemerintah. Penerimaan beasiswa sebesar Rp
6.000.000 yang diberikan pada setiap semeseter akan dihentikan jika
mahasiswa Bidikmisi menempeuh kuliah lebih dari delapan semester atau
mahasiswa tersebut mengabil cuti kuliah.
Beasiswa yang diberikan pemerintah bukan untuk memenuhi kebutuhan
pribadi mahasiswa bidikmisi. Beasiswa sebesar Rp 2.400.000 diserahkan
kepada perguruan tinggi setiap semesternya digunakan untuk pembiayaan
administrasi perkulihan sedangkan beasiswa sebesar Rp 3.600.000 diberikan
kepada mahasiswa bidikmisi digunakan untuk memenuhi kebutuhan penunjang
5
diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa bidikmisi, harus dapat dikelola
oleh mahasiswa bidikmisi dengan baik, dalam hal ini mahasiswa bidikmisi
menggunakan uang beasiswa untuk keperluan yang menunjang perkulihan,
bukan hanya untuk memenuhi kesenangan mahasiswa bidikmisi semata.
Merujuk pada peraturan Ditjen Dikti tersebut mahasiswa penerima
Bidikmisi dihadapkan pada situasi kehidupan dan belajar yang kompleks,
syarat dengan tugas, beban, dan tantangan. Mahasiswa yang usianya baru
memasuki masa dewasa awal berada pada satu fase perkembangan yang rentan
dengan permasalahan dan tekanan. Sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty
dkk (2008: 156) mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik dewasa dini
yaitu usia banyak masalah. Masalah-masalah tersebut mungkin disebabkan
oleh persoalan-persoalan yang terjadi ketika masa remaja kemudian berlanjut
pada usia dewasa awal. Mahasiswa merupakan individu yang berada pada
kelompok usia remaja akhir dan dewasa awal (Dede Rohmat Hidayat, 2011: 1).
Dede Rahmat Hidayat (2011: 12-14) mengemukakan bahwa masalah-masalah
mahasiswa meliputi masalah karir dan pekerjaan, masalah ekonomi dan
keuangan, masalah pribadi, masalah pendidikan dan pelajaran, serta masalah
keluarga.
Mahasiswa Bidikmisi dihadapkan pada tuntutan akademik, untuk itu
mereka membutuhkan pengelolaan diri atau manajemen diri yang baik.
Menurut Gie (1996: 95) manajemen diri adalah dimana setelah seseorang
menetapkan tujuan hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan mengelola
6
dan itu juga segenap kegiatan dan langkah mengatur dan mengelola dirinya.
Mahasiswa Bidikmisi yang mampu mengelola diri dengan baik dapat
menghadapi segala tuntutan yang dihadapinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah mahasiswa Bidikmisi
angkatan 2011 program studi Bimbingan dan Konseling di lingkungan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, peneliti memperoleh
informasi bahwa masalah tuntutan akademik tidak jarang membuat mahasiswa
Bidikmisi mengalami tekanan, misalnya mereka merasa tertekan dengan
adanya tuntutan untuk selalu aktif dalam kegiatan akademik maupun organisasi
kampus, serta dituntut untuk selalu berprestasi. Mereka kewalahan untuk
mengatur waktu, bahkan diantaranya hampir tidak memliki waktu untuk
bermain. Peneliti menilai bahwa berbagai tekanan akibat tuntutan-tuntutan baik
dalam diri, lingkungan keluarga, maupun lingkungan kampus dikarenakan
mereka kurang mampu mengelola diri dengan baik.
Banyaknya tuntutan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa bidikmisi
memebuat beberapa kendala yang sering menjadi penghambat mahasiswa
bidikmisi untuk dapat menyelesaikan perkuliahannya dengan tepat waktu.
Permasalahan yang sering dijumpai mahasiswa bidikmisi ini harus segera
diselesaikan atau dicarikan solusinya. Salah satu solusi untuk menyelesaikan
permalsahan tersebut adalah mengelola diri dengan baik. Adanya pengelolaan
diri yang baik, mahasiswa bidikmisi diharapkan dapat menyelsaikan
permasalahan yang sering muncul sehingga mahasiswa bidikmisi dapat
7
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Syamsul
Hidayati Solichan (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen diri adalah faktor waktu, keluarga, dan kondisi ekonomi.
Manajemen diri sangat penting bagi setiap orang terutama mahasiswa, karena
manajemen diri dapat mengarahakan seseorang agar mampu berpikir
terus-menerus.
Berdasarkan uraian mengenai permasalahan di atas, ditambah dengan
wawancara sejumlah narasumber maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Banyak lulusan pendidikan jenjang menengah yang berprestasi tetapi tidak
dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Calon penerima Bidikmisi menghadapi persaingan yang ketat untuk
mendapatkan Beasiswa Bidikmisi.
3. Kenyataan kampus yang berbeda jauh dengan masa sekolah membuat
mahasiswa kelabakan.
4. Masalah tuntutan akademik tidak jarang membuat mahasiswa Bidikmisi
mengalami tekanan.
5. Mahasiswa Bidikmisi kewalahan untuk mengatur waktu
8 C.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dipaparkan, maka peneliti hanya akan memfokuskan penelitian pada
pengelolaan diri mahasiswa bidik misi dalam tuntutan akademik.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengelolaan Diri Mahasiswa
Bidik Misi dalam Tuntutan Akademik?”
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan diri mahasiswa bidik misi
dalam tuntutan akademik.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut :
1.Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat untuk mengembangkan ilmu
bimbingan dan konseling untuk memahami pengelolaan diri pada
mahasiswa dalam memenuhi tugas akademik.
2. Secara Praktis
a. Bagi Fakultas dan Universitas, menghasilkan referensi tindak lanjut
dalam pembinaan mahasiswa Bidikmisi yang ada
b. Bagi mahasiswa Bidikmisi, mendorong mahasiswa Bidikmisi agar
9
mengelola diri dalam menyesuaikan tuntutan akademik yang
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Pengelolaan Diri
1. Pengertian Pengelolaan Diri
Menurut Komalasari dkk (2011:160) mengemukakan self management
(pengelolaan diri) adalah prosedur dimana individu mengatur perilakunya
sendiri. Sedangkan menurut Gie (2000:77) menyatakan self management
berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur
kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal
yang baik, dan mengembangkan berbagai segi kehidupan pribadi agar lebih
sempurna. Selanjutnya Dian Novita Astriyani (2010:13) menyatakan bahwa:
Self Management merupakan suatu kemampuan untuk mengatur bergbagai unsur di dalam diri individu seperti pikiran, perasaan, dan perilaku, selain itu Self Management juga bermanfaat untuk merapikan diri individu seperti pikiran, perasaan, perilaku individu dan juga lingkungan sekitarnya lebih memahami apa yang menjadi prioritas, tidak membedakan dirinya dengan orang lain. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan menyusun berbagai cara atau langkah demi mencapai apa yang menjadi harapan dan belajar mengontrol diri untuk merubah pikiran dan perilaku menjadi lebih baik dan efektif.
Berdasarkan beberapa pengertian pengelolaan diri di atas dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan diri terjadi karena adanya suatu usaha dari
individu untuk memotivasi diri, mengelola semua unsur yang ada di dalam
dirinya, berusaha untuk memperoleh apa yang ingin dicapai serta
mengembangkan pribadinya agar menjadi lebih baik. Ketika individu dapat
mengelola semua unsur dalam dirinya maka dapat dikatakan individu
11 2. Aspek-Aspek Pengelolaan Diri
Menurut Gie (2000:78-80) menyatakan ada sekurang-kurangnya 4
aspek bentuk perbuatan self management:
a. Pendorongan Diri (Self Motivation)
Pendorongan diri adalah dorongan batin dalam diri seseorang yang
merangsangnya sehingga mau melakukan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan yang di dambakan.
b. Penyusunan Diri (Self Organization)
Penyusunan diri adalah pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran,
tenaga, waktu, tempat, benda, dan semua sumber daya lainnya dalam
kehidupan seseorang.
c. Pengendalian Diri (Self Control)
Pengendalian diri adalah perbuatan manusia membina tekad untuk
mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan, dan
mengarahkan tenaga untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus
dikerjakan.
d. Pengembangan Diri (Self Deveplopment)
Pengembangan diri adalah perbuatan menyempurnakan atau
meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri yang
lengkap dan penuh mencakup segenap sumber daya dalam diri seseorang,
yaitu:
1) Kecerdasan pikiran
12
3) Rasa kemasyarakatan
4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
Menurut Goleman (Rinanda, 2006: 13) individu yang mempunyai
kemampuan pengelolaan diri akan mampu mengelola emosi dan impuls
yang merusak secara efektif, ada empat aspek kemampuan pengelolaan diri
yaitu:
a. Kehati-hatian
Individu yang mempunyai sifat kehati-hatian dalam bertindak akan dapt
diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.
b. Mampu menyesuaikan diri
Individu yang mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dapat bersikap
fleksibel menghadapi tantangan dan perubahan yang ada di lingkungan.
c. Sifat dapat dipercaya
Individu yang mempunyai sifat dapat dipercaya akan mampu
menunjukkan kejujuran dan integritas.
d. Inovasi
Individu yang mempunyai kemampuan individu mudah menerima dan
terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi baru.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek dalam
pengelolaan diri meliputi pendorongan diri, pengendalian diri, penyusunan
diri, pengembangan diri, kehati-hatian, mampu menyesuaikan diri, sifat
dapat dipercaya, dan inovasi. Seorang individu yang memiliki aspek-aspek
13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Diri
Menurut Ahmad Abdul Jawwad (2007:25-36) terdapat 5 faktor yang
dapat mempengaruhi pengelolaan diri, yaitu:
a. Perhatian Terhadap Waktu
Kemampuan pengelolaan diri dipengaruhi oleh waktu dengan tujuan agar
segala yang ingin dikerjakan dapat berjalan secara teratur dan lancar
seperti yang diinginkan.
b. Kondisi Sosial
Kondisi sosial dapat mempengaruhi pengelolaan diri sesorang, kondisi
sosial yang baik dan sehat membuat hubungan sosial dengan sesama
terbentuk dan berkembang dengan serasi.
c. Tingkat Kondisi Ekonomi
Pengelolaan diri dipengaruhi kondisi ekonomi, berkenaan dengan
berbagai urusan memenuhi segala kebutuhan demi tercapainya tujuan
yang diinginkan. Individu dengan pengelolaan diri yang baik akan dapat
mengatur segala keperluannya, mengutamakan suatu hal yang penting
atau prioritas terlebih dahulu.
d. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi pemahaman individu pada
14
e. Lingkungan Sekitar
Lingkungan menjadi faktor terbentuknya pengelolaan diri, seperti
terbentuknya pola piker, perbuatan, dan pengalaman yang terbentuk dari
lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut Pedler dan Boydell (Makhfud, 2011:32-33) pengelolaan diri
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kesehatan (health)
Kondisi fisik maupun psikis mempengaruhi seseorang dalam
mengarahakan aktivitas kehidupan. Kondisi kesehatan individu baik akan
mewujudkan keseimbangan pada diri individu, sehingga akan
mempermudah individu dalam penyesuaian diri.
b. Keterampilan/keahlian (skill)
Keterampilan atau keahlian yang dimliki seorang individu
menggambarkan kualitas individu tersebut. Individu dapat memutuskan
untuk menjadi orang yang memiliki beberapa keahlian atau hanya satu
keahlian saja. Pilihan tertentu yang dilakukan oleh individu selanjutnya
akan mempengaruhi cara ia mewujudkan tujuan hidupnya.
c. Aktivitas (action)
Aktivitas disini dimaksudkan seberapa jauh individu mampu
menyelesaikan aktivitas hidupnya dengan baik.individu yang mampu
mengembangkan aktivitas hidupnya adalah individu yang memiliki
15
imajinasi yang tinggi, sehingga aktivitasnya dapat meberikan manfaat
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
d. Identitas diri (identify)
Identitas diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu
dalam kehidupannya karena menyangkut gambaran khas yang
dimilikinya. Pengetahuan, pemahaman, dan penilaian individu terhadap
keadaan dirinya akan mempengaruhi cara-caranya bertindak.
Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan diri
meliputi perhatian terhadap waktu, kondisi sosial, tingkat kondisi ekonomi,
tingkat pendidikan, lingkungan sekitar, kesehatan, keterampilan, aktivitas,
dan identitas diri. Fakor-faktor tersebut satu dan lainnya saling terkait .
4. Ciri-Ciri Pengelolaan Diri
Ciri-ciri individu yang memiliki pengelolaan diri yang tinggi, secara
lebih jelas dikemukakan oleh Kanfer (Makhfud, 2011:41) yaitu:
a. Menentukan sasaran
Menentukan sasaran, target tingkah laku, prestasi yang hendak yang
ingin dicapai merupakan langkah pertama dari program pengelolaan diri.
b. Memonitor diri sendiri
Memonitor diri sendiri merupakan komponen yang penting dalam
pengelolaan diri, bentuk aplikasi ini bisa dengan mencatat atau membuat
16
c. Mengevaluasi diri sendiri
Individu yang bersangkutan mengevaluasi perkembangan dari rencana
hidupnya, apakah targetnya tercapai, apakah batas waktunya terpenuhi,
apakah konsekuensi yang diperoleh sudah ditetapkan.
d. Penguatan diri
Penguatan diri disini merupakan menghargai diri secara positif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri orang yang
memiliki pengelolaan diri yang tinggi yaitu: menentukan sasaran,
memonitor diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri, dan penguatan diri.
Ciri-ciri satu dengan yang alain saling melengkapi, sehingga Ciri-ciri yang terbaik
adalah kombinasi dari beberapa ciri sehingga menjadi kesatuan pengelolaan
diri.
B.Penyesuaian Akademik 1. Pengertian Penyesuaian
Schneiders (Agustiani, 2006:146) menyatakan penyesuaian
merupakan suatu proses mencakup respon-respon mental dan tingkah laku
yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri
maupun situasi eksternal yang dihadapinya. Menurut Siti Sundari (2005:39)
menyatakan bahwa:
“Penyesuaian yang dilakukan manusia sepanjang hayat, karena pada
dasarnya manusia ingin mempertahankan eksistensinya, sejak lahir berusaha memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan fisik, psikis, dan sosial. Pemenuhan kebutuhan itu karena adanya dorongan-dorongan yang mengharapkan pemuasan, bila pemuasan tercapai maka individu
17
2. Karakteristik Penyesuaian Terhadap Tuntutan Akademik
Menurut Lawton (Nancy Wijaya, 2004:16-17) menjelaskan beberapa
karakteristik dari penyesuaian terhadap tuntutan akademik yaitu
a. Bertanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan tugas-tugas
akademik.
b. Mampu mengatasi masalah terhadap tuntutan akademik.
c. Belajar dari pengalaman yang berhubungan dengan akademik.
d. Memiliki prinsip terhadap tuntutan- tuntutan akademik.
e. Mampu mengendalikan terhadap tugas-tugas akademik.
f. Yakin terhadap tugas-tugas akademik yang dilakukan atau dikerjakan.
g. Memiliki prioritas pada hal yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
h. Memiliki kepuasaan pribadi terhadap tuntutan- tuntutan akademik.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Terhadap Tuntutan Akademik
Menurut Sunarto dan A. Hartono (2008:229) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyesuaian terhadap tuntutan-
tuntutan akademik antara lain:
a. Kondisi-kondisi fisik
b. Perkembangan dan kematangan
c. Penentu psikologis
d. Kondisi lingkungan
18 C.Bidikmisi
1. Pengertian Bidikmisi
Bidikmisi (Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin) adalah program
pemerintah yang didasarkan pada
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
d. Program Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009-2014;
e. Peraturan Menteri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Penghargaan bagi
Siswa Berprestasi;
f. Peraturan Menteri Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan
Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang
Diselenggarakan oleh Pemerintah;
g. Peraturan Menteri Nomor 30 Tahun 2010 tentang pemberian bantuan
biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak
mampu membiayai pendidikan.
Beasiswa ini ditujukan dan diperuntukkan bagi mahasiswa miskin
yang berprestasi, yang benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk
19 2. Misi Bidikmisi
Penyelenggaraan Program Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi,
mempunyai misi sebagaimana yang tertuang di dalam Panduan Bidikmisi
2013 (Dikti, 2013: 2) yaitu :
a. Menghidupkan harapan bagi masyarakat tidak mampu secara ekonomi
dan mempunyai potensi akadeik baik untuk dapat menempuh pendidikan
sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
b. Menghasilkan sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutus
mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
3. Tujuan Bidikmisi
Adapun tujuan dari penyelenggaraan Program Bantuan Biaya
Pendidikan sesuai dengan Panduan Bidikmisi 2013 (Dikti, 2013: 2), yaitu:
a. Meningkatkan motivasi belajar dan prestasi calon Mahasiswa, khususnya
mereka yang menghadapi kendala ekonomi;
b. Meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi
peserta
c. didik yang tidak mampu secara ekonomi dan berpotensi akademik baik;
d. Menjamin keberlangsungan studi mahasiswa sampai selesai tepat waktu;
e. Meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang kurikuler,
ko-kurikuler maupun ekstra ko-kurikuler.
f. Menimbulkan dampak bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk
20
g. Melahirkan lulusan yang mandiri, produktif dan memiliki kepedulian
sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya penutusan mata rantai
kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Persyaratan Calon Mahasiswa Bidikmisi
Persyaratan yang harus dimiliki, sebelum menjadi mahasiswa
Bidikmisi adalah sebagai berikut :
a. Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat;
b. Lulusan yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan
ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing-masing perguruan
tinggi;
c. Usia paling tinggi pada saat itu adalah 21 tahun;
d. Tidak mampu secara ekonomi sebagai berikut:
1) Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali (suami istri)
sebesar-besarnya Rp. 3000.000 per bulan. Pendapatan yang dimaksud meliputi
seluruh penghasilan yang diperoleh. Untuk pekerjaan non
formal/informal pendapatan yang dimaksud adalah rata-rata
penghasilan per bulan dalam satu tahun terakhir.
2) Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali dibagi jumlah anggota
keluarga sebesar-besarnya Rp. 750.000,00 setiap bulannya;
3) Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau D4
(Diploma 4).
21
5) Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu diantara PTN atau PTS
dengan ketentuan:
a) PTN dengan pilihan seleksi masuk:
b) Seleksi Masuk PTN (SNMPTN)
c) Seleksi Bersama masik Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
d) Seleksi Mandiri 1 (satu) PTN
e) PTS dengan pilihan seleksi masuk 1 (satu) PTS.
D.Kerangka Pikir
Individu senantiasa menghadapi berbagai tuntutan baik dari dalam diri
maupun tuntutan yang berasal dari luar. Tuntutan dapat menjadi penyebab
timbulnya masalah jika individu tidak dapat memenuhinya. Mahasiswa
merupakan individu yang rentan terhadap permasalahan, ketika masuk dalam
dunia kuliah, mereka menghadapi berbagai perubahan, mulai dari perubahan
karena perbedaan sifat pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Perguruan
Tinggi, perbedaan dalam hubungan sosial, pemilihan bidang studi atau jurusan.
Permasalahan tersebut dialami juga oleh mahasiswa Bidikmisi.
Mahasiswa Bidikmisi memiliki tantangan tersendiri dalam hidupnya,
mahasiswa Bidikmisi memiliki permasalahan yang berkaitan dengan berbagai
tuntutan baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial maupun lingkungan
akademik. Mahasiswa Bidikmisi memiliki masalah keluarga yang dipicu oleh
faktor ekonomi yang tidak memperoleh biaya hidup dari orang tua, orang tua
meninggal serta hubungan keluarga tidak harmonis. Hal tersebut secara tidak
22
Masalah tuntutan akademik merupakan salah satu hal yang membuat
mahasiswa Bidikmisi mengalami tekanan. Penyesuaian terhadap tuntutan
akademik merupakan respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan
usaha individu untuk bereaksi terhadap jenis tuntutan-tuntutan akademik baik
itu dalam diri sendiri dan tugas formal yang berhubungan dengan tugas
akademik. Mahasiswa Bidikmisi dituntut mampu membagi waktu untuk
belajar dan berorganisasi, memiliki keyakinan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dalam setiap mata kuliah yang dibebankan serta memiliki prioritas
pada tugas-tugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Mahasiswa
Bidikmisi juga dituntut untuk mampu menyelesaikan semua mata kuliah yang
dibebankan dengan nilai IPK tinggi sehingga dinyatakan lulus dalam kurun 8
semester. Mahasiswa Bidikmisi juga harus belajar membiasakan diri dengan
padatnya jadwal perkuliahan dan organisasi. Berbagai tekanan akibat
tuntutan-tuntutan yang dialami oleh mahasiswa Bidikmisi baik dalam diri, lingkungan
keluarga, maupun lingkungan kampus menimbulkan
permasalahan-permasalahan yang baru bagi mereka yang belum terungkap dan tergambarkan
dengan jelas, sehingga perlu diidentifikasi lebih jauh permasalahan mereka dari
berbagai aspek misal aspek pribadi, keluarga, ekonomi, karir, kesehatan dan
lain-lain.
Pengelolaan diri sangat dibutuhkan agar mahasiswa Bidikmisi dapat
menyesuaikan dirinya dalam tuntutan akademik, dengan pengelolaan diri yang
baik mahasiswa Bidikmisi memiliki kemampuan untuk mengatur berbagai
23
Pengelolaan diri juga bermanfaat untuk merapikan diri individu seperti
pikiran, perasaan, perilaku individu dan juga lingkungan sekitarnya lebih
memahami apa yang menjadi prioritas, tidak membedakan dirinya dengan
orang lain. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan menyusun berbagai
cara atau langkah demi mencapai apa yang menjadi harapan dan belajar
mengontrol diri untuk merubah pikiran dan perilaku menjadi lebih baik dan
efektif.
Pengelolaan diri mahasiswa dapat terlihat dari kemampuannya dalam
mengelola segala bentuk impuls yang dapat merusak, hal tersebut diperoleh
dengan dengan memenuhi beberapa aspek seperti pendorongan diri yaitu
dorongan batin dalam diri yang dapat merangsang sehingga mau melakukan
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang di dambakan, penyusunan diri
yaitu pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat,
benda, dan semua sumber daya lainnya dalam kehidupan seseorang,
pengendalian diri yaitu perbuatan manusia membina tekad untuk
mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan, dan
mengarahkan tenaga untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus
dikerjakan, dan pengembangan diri yaitu perbuatan menyempurnakan atau
24 E.Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas, pertanyaan yang akan
dijawab pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pendorongan diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2011?
2. Bagaimana penyusunan diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2011?
3. Bagaimana pengendalian diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2011?
4. Bagaimana pengembangan diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
25 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2011: 9) menyebutkan bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme (memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan bersifat interaktif), digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan datanya dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis datanya bersifat induktif dan hasil penelitiannya lebih menekankan
makna. Moleong (2010: 7) menjelaskan bahwa pemanfaatan penelitian
kualitatif dapat digunakan untuk meneliti latar belakang terjadinya fenomena
yang sampai sekarang belum banyak diketahui secara lebih mendalam,
menemukan pandangan-pandangan baru, dan untuk memahami isu-isu secara
mendalam tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang. Dalam
mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan yang hendak
dicapai maka, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi deskriptif
kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 15) bahwa penelitian kualitatif deskriptif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang
biasanya digunkan untuk meneliti kondisi obejektif yang alamiah dimana
26 B.Langkah-Langkah Penelitian
Dalam mewujudkan pelaksanaan penelitian yang baik, terarah dan
sistematis, maka peneliti akan membagi proses pelaksanaan penelitian ke
dalam tahapan-tahapan penelitian. Moleong (2010: 127-148) menguraikan ada
tiga tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini, peneliti mengadakan survei pendahuluan. Selama proses
survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan terhadap latar penelitian,
mencari data dan informasi tentang mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011
Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta. Selain itu peneliti juga melakukan penyusunan
rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang
digunakan dalam proses penelitian nantinya.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini, peneliti memahami latar belakang penelitian,
mempersiapkan diri memasuki lapangan guna berperan serta dalam rangka
proses pengumpulan data.
3. Tahap Analisis Data
Peneliti melakukan proses analisis data kualitatif sampai pada interpretasi
data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu peneliti juga
27 C.Subjek Penelitian
Sugiyono (2011: 218) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,
teknik sampel yang sering digunakan adalah purposive. Purposive adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi Progam Studi Bimbingan Dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Negeri Yogyakarta angkatan
2011 berjumlah 11 orang. Berdsarkan jumlah mahasiswa bidikmisi angkatan
2011 diambil 3 mahasiswa bidikmisi sebagai subejk penelitian yang diambil
secara purposive sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Bidikmisi yang mengalami kesulitan pengelolaan diri dalam
penyesuaian tuntutan akademik. Melihat keterbatasan penelitian, maka subjek
yang digunakan tidak keseluruhan mahasiswa penerima Bidikmisi melainkan
berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu. Karakteristik mahasiswa
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa penerima Bidikmisi pada Prodi Bimbingan dan Konseling
Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2011.
2. Mahasiswa penerima Bidikmisi yang bersedia menjadi subjek penelitian.
D.Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini diperoleh dari kesepakatan antara peneliti
dan subjek. Waktu dan tempat yang telah disepakati oleh subjek untuk
melakukan wawancara yaitu di rumah kontrakan atau kost mahasiswa tersebut
tinggal. Hal ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam mendapatkan
28 E.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan
cara. Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Bila dilihat dari cara pengumpulan data, dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan dari ketiganya.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan
datanya lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam (in depth
interview), dan dokumentasi. Penelitian mengenai pengelolaan diri mahasiswa
Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik ini menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam (in depth interview),
dokumentasi, dan gabungan (triangulasi).
1. Wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011: 317), wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide dengan cara tanya
jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
tersruktur. Wawancara tersetruktur (Sugiyono, 2011: 318) adalah
wawancara yang sesuai dengan pedoman penelitian.Wawancara terstruktur
29
akan diperoleh dengan terarah. Dalam penelitian ini telah disiapkan
instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara yang berisi daftar
pertanyaan-pertanyaan tertulis. Pedoman yang yang digunakan hanya secara
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2011: 320).
Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan secara berulang-ulang
dengan ketiga subjek.
2. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Ketika melakukan
observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna yang terkandung dari
perilaku tersebut (Marshall dalam Sugiyono, 2011: 310)
Sementara itu menurut Suharsimi Arikunto (2006: 133) observasi atau
pengamatan adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih jenis observasi nonpartisipan.
Observasi nonpartisipan berarti peneliti tidak terlibat dalam kegiatan
sehari-hari dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2011: 204).
Selanjutnya, observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Observasi non sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat
dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Untuk menghindari kebingungan pemfokusan pencarian data
30
observasi sistematis dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan. Ketika melaksanakan observasi, peneliti dibantu oleh
observan lain untuk meminimalisir kekurangan dalam penelitian serta
memperoleh hasil data yang lengkap.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen merupakan
teknik pengumpulan data menggunakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu (Sugiyono, 2011: 329). Menurut Sugiyono (2011 : 329), studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam
penelitian kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk dokumentasi adalah
beberapa alat dokumentasi seperti kamera digital dan handphone yang
digunakan dalam mengabadikan wawancara dengan narasumber terkait.
Alat perekam seperti kamera digital dan handphone digunakan untuk
menghasilkan foto yang menunjang hasil penelitian. Alat dokumentasi
tersebut memiliki peranan penting sebagai pelengkap dan pendukung hasil
penelitian serta mendukung pengambilan data yang relevan.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian deskripstif kualitatif pada awalnya belum memaparkan
permasalahan dengan jelas dan pasti, sehingga yang menjadi instrumen dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Namun, setelah masalah yang
dipelajari telah jelas dan pasti, maka dapat dikembangkan suatu instrumen
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi dan membandingkan
31
juga digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial
yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk
membantu pengumpulan data meliputi: pedoman observasi dan pedoman
wawancara.
1. Pedoman Observasi
Instrumen yang disiapkan sebelum melakukan observasi adalah
membuat pedoman observasi. Dalam penelitian ini, pedoman observasi
yang digunakan berupa catatan lapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek
yang akan diamati, yaitu pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam
penyesuaian tuntutan akademik. Adapun kisi-kisi pedoman observasi
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pedoman Observasi Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik
No. Aspek Hal yang Diamati
1. Pendorongan Diri
a. Fokus saat mengikuti kuliah
b. Membuat catatan saat dosen menyampaikan materi
c. Mempelajari kembali materi yang disampaikan dosen
d. Mencari referensi yang berkaitan dengan materi kuliah
Penyusunan Diri a. Datang kuliah tepat waktu
b. Melakukan kegiatan sesuai prioritas
c. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu
Pengendalian Diri
a. Mengatur tempat belajar
b. Menyelesaikan tugas dengan tuntas c. Rajin membaca buku di perpustakaan d. Belajar secara mandiri
Pengembangan Diri
a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus b. Membentuk kelompok belajar
32 2. Pedoman Wawancara
Dalam kegiatan wawancara, setiap subjek diberi pertanyaan yang
sama, dan peneliti mencatat hasilnya. Patton (Moleong, 2010: 192)
memberikan enam jenis pertanyaan dan setiap pertanyaan yang diajukan
akan terkait dengan salah satu pertanyaan lainnya. Jenis pertanyaan tersebut
yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku,
pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, pertanyaan yang berkaitan
dengan perasaan, pertanyaan tentang pengetahuan, pertanyaan yang
berkaitan dengan indera, dan pertanyaan yang berkaitan dengan latar
belakang subjek.
Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi
dalam penyesuaian tuntutan akademik secara garis besar, yang kemudian
akan dikembangkan untuk mendapatkan gambaran dan pemaparan subjek
mengenai gejala fenomena tersebut. Adapun pedoman wawancara tersebut
sebagai berikut:
Tabel 2. Pedoman Wawancara Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik
No. Aspek Pertanyaan
1. Pendorongan Diri
a. Apakah anda memiliki keinginan untuk berhasil?
b. Apa yang anda lakukan untuk mewujudkan keinginan itu? Bisa diceritakan!
2. Penyusunan Diri
a. Apa anda selalu datang kuliah tepat waktu? b. Apakah anda melakukan kegiatan sesuai
prioritas yang telah anda buat? Bisa dijelaskan!
33
mengumpulkan tugas tepat waktu? 3. Pengendalian
Diri
a. Apa anda mempunyai tempat untuk belajar khusus? Bisa diceritakan!
b. Apa yang anda lakukan saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kuliah? c. Apakah anda selalu menyelesaikan tugas
dengan tuntas? kampus? Bisa diceritakan!
b. Apakah anda mempunyai kelompok belajar?
c. Kegiatan apa yang anda lakukan dengan kelompok belajar anda? Bisa diceritakan!
G.Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan
cara mengelompokkan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, menyusun pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti (Sugiyono, 2011:
244).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
konsep Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2011: 246) yaitu analisis
datanya dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai
34 1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Mencari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya.
Dalam penelitian ini, peneliti dalam mereduksi data memfokuskan
pada fenomena pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian
tuntutan akademik yang terjadi pada remaja akhir yang masih berstatus
mahasiswa di pada Prodi Bimbingan dan Konseling Faklutas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yang ditempuh adalah
menyajikan data. Menurut konsep Miles dan Huberman, penyajian data
dalam penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif
(menguraikan dan menjelaskan). Selain itu, penyajian data juga dapat
dilengkapi dengan menyajikan grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan
chart. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk
memahami fenomena yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian kualitatif berupa
35
belum jelas, setelah diteliti maka akan menjadi lebih jelas. Dalam penelitian
ini, objek atau variabel penelitian yang akan ditarik kesimpulannya adalah
pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan
akademik.
H.Uji Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh sehingga benar-benar
sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2010: 330).
Uji keabsahan data dilakukan peneliti dengan cara pengecekan kebenaran
suatu data dengan data yang diperoleh dari sumber lain, agar data tersebut
dapat dipercaya maka data yang diperoleh itu tidak hanya dicari dari satu
sumber saja. Sugiyono (2011: 273) menyebutkan bahwa ada tiga macam teknik
triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu.
Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Triangulasi Metode
Triangulasi metode atau teknik dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Penelitian ini
menggunakan tiga jenis metode atau teknik dalam mengumpulkan data atau
informasi yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Fungsi
36
melengkapi sehingga data akhir yang diperoleh sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian.
2. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, triangulasi sumber
berarti membandingkan dan mengecek kebenaran data yang diperoleh dari
subjek dengan data yang diperoleh dari key informan. Key informan dalam
37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
1. Deskripsi Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini diperoleh dari kesepakatan antara peneliti
dan subjek. Waktu dan tempat yang telah disepakati oleh subjek untuk
melakukan wawancara yaitu di rumah kontrakan atau kost mahasiswa
tersebut tinggal. Hal ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam
mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.
2. Deskripsi Informan Penelitian
Dalam penelitian ini informasi bersumber pada tiga mahasiswa
bidikmisi dan satu key informan dari masing-masing informan. Dalam
penelitian ini yang menjadi key informan adalah teman dekat informan yang
mengenal dekat dengan informan. Nama informan dan key informan yang
digunakan oleh peneliti adalah inisial, hal ini bertujuan untuk menghormati
dan menjaga kerahasiaan identitas, juga bertujuan agar informan dan key
informan bersedia untuk lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan
sehingga tujuan penelitian yang ingin dicapai dapat tercapai dengan baik.
Tabel 3. Profil Informan
No Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3
1 Nama ST (inisial) RN (inisial) AM (inisial)
2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan
38
Ketiga informan adalah mahasiswa bidikmisi. Berikut deskripsi profil
informan berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti :
a. Informan ST (inisial)
ST adalah seorang mahasiswa bidik misi angkatan 2011. Saat ini
ST merupakan mahasiswa aktif semester 7. Selain melakukan kegiatan
perkuliahan ST juga aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM). ST
mengikuti UKM paduan suara mahasiswa (PSM). Saat ini ST sedang
dalam proses penyelesaian skripsi. IPK ST pada saat ini adalah 3,5.
Hambatan yang dialami ST dalam proses penyelesaian skripsi
adalah susahnya menjaga komunikasi dengan subyek penelitian, kurang
maksimal atau bersungguh - sungguh dalam mengerjakan skripsi dan
pernah ganti judul.
b. Informan RN (inisial)
RN adalah seorang mahasiswa bidik misi angkatan 2011. Saat ini
RN merupakan mahasiswa aktif semester 7. Selain melakukan kegiatan
perkuliahan RN aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM). RN
mengikuti UKM Catur dan Penelitian. Keanggotaan di UKM catur cukup
aktif, pernah juga menjabat sebagai staff kaderisasi tahun 2011-2012 dan
wakil ketua tahun 2012-2013. Prestasi RN dibidang catur baru menjuarai
catur beregu putri tahun 2013 dengan peringkat III se-DIY-Jateng. Untuk
UKM penelitian RN hanya menjadi anggota bukan pengurus, akan tetapi
39
maupun internasional (essay, karya tulis, maupun riset untuk di
International Conffernce). Kegiatan pelatihan atau seminar juga RN
tekuni, baik penyelenggaranya di UNY atau diluar. RN juga merupakan
asisten lab BK FIP UNY. Saat ini RN sedang dalam penyelesaian skripsi.
IPK yang dicapai RN pada saat ini adalah 3,81.
Selama pengerjaan skripsi RN hampir tidak mengalami hambatan,
hal itu dibuktikan RN telah selesai mengerjakan tukas akhir skripsinya.
c. Informan AM (inisial)
AM adalah seorang mahasiswa bidik misi angkatan 2011. Saat ini
AM merupakan mahasiswa aktif semester 7.AM pada saat ini tidak aktif
dalam kegiatan UKM kampus maupun jurusan. AM aktif menjadi
anggota UKM hanya pada semester sebelumnya. Kegiatan lain yang
dilakukan AM adalah, AM memiliki kelompok belajar yang kegiatannya
meliputi mengeejakan tugas kuliah atau berdiskusi hal-hal tentang
perkuliahan. Saat ini AM sedang dalam pengerjaan skripsi. IPK yang
dicapai AM saat ini adalah 3,5.
Hambatan yang dialami AM dalam penyelesaian skripsinya
adalah kurang greget atau maksimal dalam mengerjakan skripsi,
penyusunan skripsi yang sering salah dan surat ijin penelitian yang lama
sampai 1 minggu lebih, hal ini dikarenakan informasi yang diterima AM
40 3. Deskripsi Key Informan
Tabel 4. Profil Key Informan
No Keterangan Informan ST Informan RN Informan AM
1 Nama RZ NK AN
2 Jenis kelamin Perempuan Perempuan perempuan
3 Usia 22 Tahun 22 Tahun 22 Tahun
5 Pekerjaan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
6 Hubungan Teman dekat Teman dekat Teman dekat
a. Key Informan RZ
Key informan ST adalah RZ seorang perempuan yang berusia 22
tahun. RZ merupakan teman dekat ST. Menurut RZ, ST adalah anak
yang gampang bergaul, sederhana namun memiliki prestasi yang
biasa-biasa saja di sekolahnya. RZ mengatakan bahwa ST memiliki motivasi
belajar yang kurang dan sering tidak masuk sekolah, sehingga prestasi
belajar ST di sekolah biasa-biasa saja.
b. Key Informan NK
Key informan RN adalah NK seorang perempuan yang berusia 22
tahun. NK merupakan teman dekat RN sekaligus teman satu kelas RN.
NK mengenal RN semenjak semester satu Menurut NK, RN adalah anak
yang rajin, memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Selain itu
menurut NK, RN rajin mengikuti perkuliahan dan RN ulet dalam mencari
41
mahasiswi yang fokus terhadap tugas-tugas perkuliahannya.
B.Display data observasi 1. Informan ST (inisial)
Tabel 5. Display data Informan ST
No Aspek Hal yang Diamati Keterangan
1. Pendorongan Diri
a. Fokus saat mengikuti kuliah
Subjek terlihat fokus saat mengikuti perkuliahan b. Membuat catatan saat
dosen menyampaikan
d. Mencari referensi yang berkaitan dengan
42
kurang puas dengan hasilnya
c. Rajin membaca buku di perpustakaan
Meluangkan waktu walau sebentar untuk membaca di perpustakaan d. Belajar secara mandiri Terkadang belajar
dengan teman jika menemukan kesulitan 4. Pengembangan
Diri
a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus
2. Informan RN (inisial)
Tabel 6. Display Data Informan RN
No Aspek Hal yang Diamati Keterangan
1. Pendorongan Diri
a. Fokus saat mengikuti kuliah
Subjek terlihat fokus saat mengikuti perkuliahan b. Membuat catatan saat
dosen menyampaikan
d. Mencari referensi yang berkaitan dengan materi kuliah
Terkadang jika meminjam buku
43
dengan tuntas menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya c. Rajin membaca buku di
perpustakaan
Jarang, hanya meminjam buku yang diperlukan d. Belajar secara mandiri Belajar sendiri, jika
menemukan
a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus
3. Informan AM (inisial)
Tabel 7. Display Data Informan AM
No Aspek Hal yang Diamati Keterangan
1. Pendorongan Diri
a. Fokus saat mengikuti kuliah
Subjek terlihat fokus saat mengikuti perkuliahan b. Membuat catatan saat
dosen menyampaikan d. Mencari referensi yang
berkaitan dengan materi
a. Datang kuliah tepat waktu
Kadang-kadang
44
a. Mengatur tempat belajar Membuat suasana kamar kos menjadi c. Rajin membaca buku di
perpustakaan
Jika diperlukan
d. Belajar secara mandiri Kadang dengan teman lainnya 4. Pengembangan
Diri
a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, berikut hasil penelitian dari ketiga informan mengenai
problematika mahasiswa bidik misi angkatan 2011 jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta:
1. Gambaran Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik
Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian
tuntutan akademik yang berasal dari diri individu pada ketiga informan
berbeda-beda. Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam
penyesuaian tuntutan akademik yang berasal dari diri individu dapat terlihat
45
dan pengembangan diri. Berikut hasil wawancara mengenai gambaran
pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan
akademik:
a. Informan ST (inisial)
1) Pendorongan Diri
Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam
penyesuaian tuntutan akademik dapat dilihat dari ada tidaknya
pendorongan diri sendiri untuk melakukan kegiatan. Pendorongan diri
sendiri dapat dilihat dari keinginan informan untuk berhasil dan
bagaimana cara informan untuk mewujudkan keinginan itu. Informasi
tentang adanya hasrat dan keinginan berhasil yang mempengaruhi
pengendalian diri informan ST yaitu mengungkapkan bahwa ST
mempunyai keinginan untuk berhasil baik dalam akademiknya
maupun karirnya nanti. Berikut pengungkapan ST ketika wawancara:
“Keinginan untuk berhasil pasti ada mas, untuk mencapai itu
saya kebanyakan usaha sendiri, belajar mencapai keinginan yang diharpakan secara mandiri, tapi kalu mulai beingung saya mencari bantuan teman mas..”(28 Januari 2015)
Keinginan ST untuk berhasil diiringi dengan usaha yang keras.
Hal ini terlihat dari usaha ST untuk selalu datang perkuliahan tepat
waktu, memprioritaskan kegiatan yang penting dan berusaha
mengerjakan tugas dengan maksimal. Usaha yang dilakukan ST
tersebut sejalan dengan penjelasan yang diberikan RZ ketika
wawancara. Berikut penjelasan yang diberikan RZ ketika wawancara