• Tidak ada hasil yang ditemukan

Campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK dibahas dalam penelitian ini adalah (i) jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan satuan kebahasaannya dan (ii) faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016.

Objek penelitian ini adalah campur kode dalam surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Teknik yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, dilanjutkan dengan teknik catat. Data kemudian dianalisis dengan metode agih dan metode padan. Teknik yang digunakan dalam metode agih adalah teknik BUL, teknik baca markah, teknik sisip, dan teknik lesap. Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial, metode padan translasional dan metode padan pragmatik. Hasil analisis data lalu disajikan dengan metode informal dan metode formal.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 berupa kata dan frasa. Campur kode berupa kata dibedakan berdasarkan bentuk dan kategori. Berdasarkan bentuknya, terdapat kata asal dan kata jadian. Kata jadian mencakup kata berimbuhan dan kata majemuk. Berdasarkan kategorinya, terdapat kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata keadaan (adjektiva), dan kata keterangan (adverbia). Campur kode berupa frasa yang dipereoleh termasuk dalam bentuk frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua dan tiga kata. Dalam penelitian ini, terjadinya campur kode disebabkan oleh tiga faktor. Faktor-faktor tersebut adalah (i) faktor penggunaan nama, yaitu nama jabatan dan nama lembaga (ii) faktor penggunaan istilah khusus yang berlaku dalam bidang tertentu, yaitu bidang teknik, ekonomi, komputer, olahraga, kesehatan, kepolisian, dan bidang politik, serta (iii) faktor penggunaan istilah umum dalam bahasa Inggris yang lebih pendek dan lebih tepat.

(2)

ABSTRACT

Tahoni, Yohanes Robinson. 2016. “Code Mixing of English Language into Indonesian Language in Timor Express Newspaper January 2016 Edition”. Undergraduate Thesis. Indonesian Letters Study Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research studied the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition. The problems presented in this research are (i) the types of code mixing of English language into Indonesian language based on the linguistic unit and (ii) the causative factors of the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition. This research aims to describe the types and the causative factor of the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition.

The object of this research is the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition. The data were collected by using observation method with uninvolved conversation observation technique and writing technique. Then they were analyzed by means of distributional method and identity method. The distributional methods used are segmenting immediate constituents technique, read-marker technique, adding interruption tecnique and deletion technique. Meanwhile, the identity methods used are referential identity method, translational identity method and pragmatic identity method. The result of the data analysis is presented in informal method and formal method.

The result shows that the types of the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express news paper January 2016 edition are words and phrases. The words are grouped based on the form and the category. English terms usage applied in certain fields, e.g. engineering, economics, computer science, sports, health, police, and politics, also (iii) factor of the usage of general English terms which are shorter and more appropriate.

(3)

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS

KE DALAM BAHASA INDONESIA

PADA SURAT KABAR TIMOR EXPRESS

EDISI JANUARI 2016

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Yohanes Robinson Tahoni NIM: 124114026

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S-1) Program Studi Sastra Indonesia di Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

1. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang

penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing, mengarahkan, dan

menyemangati sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan lancar.

2. Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah membantu

memberi masukan, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

3. Segenap dosen Program Studi Sastra Indonesia USD: Drs. Hery Antono,

M.Hum.; Drs. B. Rahmanto, M.Hum.; S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum.; Dr. Y.

Yapi Taum, M.Hum.: Dra. F. Tjandrasih Adji, M.Hum.; Drs. F.X. Santoso,

M.S., serta para dosen pengampu mata kuliah yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

4. Segenap Staf Sekretariat Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma atas

berbagai pelayanan dalam urusan akademik.

5. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

(9)
(10)

viii

Orang boleh pandai setinggi langit

Tapi selama ia tidak menulis

Ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

-Pramoedya Ananta Toer-

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada

Kakek Aloisius Sani

Bapak Yasintus Tahoni (alm.)

IbuYuliana Maol Oenunu

Program Studi Sastra Indonesia

(11)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... v

KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Hasil Penelitian ... 5

1.5Tinjauan Pustaka ... 5

1.6Landasan Teori ... 7

1.6.1Bilingualisme ... 8

1.6.2Kode, Alih Kode, dan Campur Kode ... 9

1.6.3Jenis-jenis Campur Kode Berdasarkan Satuan Kebahasaannya ... 10

1.6.4Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode ... 12

1.7Metode Penelitian ... 13

1.7.1Metode Pengumpulan Data ... 13

1.7.2Metode Analisis Data ... 14

1.7.3Metode Penyajian Hasil Analisis Data ... 19

(12)

x

BAB II JENIS-JENIS CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS KE

DALAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN SATUAN

KEBAHASAAN PADA SURAT KABAR TIMOR EXPRESS

EDISI JANUARI 2016

2.1 Pengantar ... 21

2.2 Campur Kode Berupa Kata ... 21

2.2.1 Campur Kode Berupa Kata Berdasarkan Bentuknya ... 22

2.2.1.1 Campur Kode Berupa Kata Asal ... 22

2.2.1.2 Campur Kode Berupa Kata Jadian ... 23

2.2.1.2.1 Campur Kode Berupa Kata Berimbuhan ... 24

2.2.1.2.2 Campur Kode Berupa Kata Majemuk ... 27

2.2.2 Campur Kode Berupa Kata Berdasarkan Kategorinya ... 30

2.2.2.1 Campur Kode Berupa Kata Benda (Nomina) dalam Bahasa Inggris Menjadi Kata Benda (Nomina) Bahasa Indonesia ... 31

2.2.2.2 Campur Kode Berupa Kata Kerja (Verba) dalam Bahasa Inggris Menjadi Kata Kerja (Verba) Bahasa Indonesia ... 33

2.2.2.3 Campur Kode Berupa Kata Keadaan (Adjektiva) dalam Bahasa Inggris Menjadi Kata Keadaan (Adjektiva) Bahasa Indonesia ... 34

2.2.2.4 Campur Kode Berupa Kata Keterangan (Adverbia) dalam Bahasa Inggris Menjadi Kata Keterangan (Adverbia) Bahasa Indonesia ... 36

2.3 Campur Kode Berupa Frasa ... 37

2.3.1 Campur Kode Berupa Frasa Endosentrik Atributif dalam Bahasa Inggris yang Mempertahankan Strukturnya ... 38

(13)

xi

2.3.1.2 Campur Kode Berupa Frasa Endosentrik Atributif yang

Terdiri dari Tiga Kata dalam Bahasa Inggris yang

Mempertahankan Strukturnya ... 45

BAB III FAKTOR PENYEBAB CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR TIMOR EXPRESS EDISI JANUARI 2016 3.1 Pengantar ... 50

3.2 Penggunaan Nama dalam Bahasa Inggris yang Tidak Dapat Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia ... 50

3.2.1 Nama Jabatan ... 51

3.2.2 Nama Lembaga ... 52

3.3 Penggunaan Istilah Khusus dalam Bahasa Inggris pada Bidang Tertentu yang Tidak Mempunyai Padanan dalam Bahasa Indonesia ... 53

3.3.1 Bidang Teknik ... 53

3.3.2 Bidang Ekonomi ... 54

3.3.3 Bidang Komputer ... 55

3.3.4 Bidang Olahraga ... 56

3.3.5 Bidang Kesehatan ... 57

3.3.6 Bidang Kepolisian ... 58

3.3.7 Bidang Politik ... 59

3.4 Pengguaan Istilah Umum dalam Bahasa Inggris yang Lebih Pendek dan Lebih Tepat ... 59

3.4.1 Pengguaan Istilah Umum dalam Bahasa Inggris yang Lebih Pendek ... 60

(14)

xii BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ... 64

4.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(15)

xiii dibahas dalam penelitian ini adalah (i) jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan satuan kebahasaannya dan (ii) faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express

edisi Januari 2016.

Objek penelitian ini adalah campur kode dalam surat kabar Timor Express

edisi Januari 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Teknik yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, dilanjutkan dengan teknik catat. Data kemudian dianalisis dengan metode agih dan metode padan. Teknik yang digunakan dalam metode agih adalah teknik BUL, teknik baca markah, teknik sisip, dan teknik lesap. Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial, metode padan translasional dan metode padan pragmatik. Hasil analisis data lalu disajikan dengan metode informal dan metode formal.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 berupa kata dan frasa. Campur kode berupa kata dibedakan berdasarkan bentuk dan kategori. Berdasarkan bentuknya, terdapat kata asal dan kata jadian. Kata jadian mencakup kata berimbuhan dan kata majemuk. Berdasarkan kategorinya, terdapat kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata keadaan (adjektiva), dan kata keterangan (adverbia). Campur kode berupa frasa yang dipereoleh termasuk dalam bentuk frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua dan tiga kata. Dalam penelitian ini, terjadinya campur kode disebabkan oleh tiga faktor. Faktor-faktor tersebut adalah (i) faktor penggunaan nama, yaitu nama jabatan dan nama lembaga (ii) faktor penggunaan istilah khusus yang berlaku dalam bidang tertentu, yaitu bidang teknik, ekonomi, komputer, olahraga, kesehatan, kepolisian, dan bidang politik, serta (iii) faktor penggunaan istilah umum dalam bahasa Inggris yang lebih pendek dan lebih tepat.

(16)

xiv ABSTRACT

Tahoni, Yohanes Robinson. 2016. “Code Mixing of English Language into Indonesian Language in Timor Express Newspaper January 2016

Edition”. Undergraduate Thesis. Indonesian Letters Study

Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research studied the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition. The problems presented in this research are (i) the types of code mixing of English language into Indonesian language based on the linguistic unit and (ii) the causative factors of the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express

newspaper January 2016 edition. This research aims to describe the types and the causative factor of the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition.

The object of this research is the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express newspaper January 2016 edition. The data were collected by using observation method with uninvolved conversation observation technique and writing technique. Then they were analyzed by means of distributional method and identity method. The distributional methods used are segmenting immediate constituents technique, read-marker technique, adding interruption tecnique and deletion technique. Meanwhile, the identity methods used are referential identity method, translational identity method and pragmatic identity method. The result of the data analysis is presented in informal method and formal method.

The result shows that the types of the code mixing of English language into Indonesian language in Timor Express news paper January 2016 edition are words and phrases. The words are grouped based on the form and the category. English terms usage applied in certain fields, e.g. engineering, economics, computer science, sports, health, police, and politics, also (iii) factor of the usage of general English terms which are shorter and more appropriate.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Objek penelitian ini adalah campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Kachru (dalam Suwito, 1983: 76) menjelaskan bahwa campur kode merupakan pemakaian dua

bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke

dalam bahasa yang lain secara konsisten. Dalam penelitian ini, digunakan surat

kabar Timor Express edisi Januari 2016 sebagai sumber data. Surat kabar Timor Express (selanjutnya disingkat TE) merupakan harian berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT Timor Express Intermedia. Surat kabar ini tergolong surat

kabar lokal dengan persebaran di seluruh kota kabupaten Provinsi Nusa Tenggara

Timur (NTT). Yang menjadi bahasa asal dalam penelitian ini adalah bahasa

Inggris, sedangkan bahasa target adalah bahasa Indonesia.

Ada dua hal yang dibahas dalam skripsi ini. Hal yang pertama adalah

jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan

satuan kebahasaannya pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Berikut ini contohnya.

(1) Pejabat tinggi Polda mengatakan trend gangguan keamanan dan

ketertiban masyarakat mengalami penurunan hingga 10,10%. (TE, 2 Januari 2016, h. 10)

(2) Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan bahwa event ini

(18)

(3) Malam Harmony Award Umat Beragama Tahun 2015 diselenggarakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI. (TE, 2 Januari 2016, h. 2)

(4) Seperti yang dikatakan Public Relation Manager Hotel Aston Kupang, Lin Harun bahwa acara ini dilaksanakan untuk menghibur warga Kota Kupang khususnya para pelanggan Hotel Aston.(TE, 4 Januari 2016, h. 2)

Pada contoh (1) dan (2), terdapat campur kode berupa kata, yaitu kata

trend „kecenderungan‟ dan kata event „peristiwa‟. Sementara itu, pada contoh (3) dan (4), ditemukan campur kode berupa frasa, yaitu frasa Harmony Award

„anugerah kerukunan‟ dan frasa Public Relation Manager„manajer humas‟.

Hal kedua yang dibahas adalah faktor penyebab terjadinya campur kode

bahasa Inggris ke dalambahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Berikut ini dikemukakan contohnya.

(5) Salah satu efek alkohol yang langsung bisa dirasakan adalah mabuk dan hangover keesokan harinya. (TE, 4 Januari 2016: 7)

(6) Gara-gara terlambat apel, sembilan anggota dihukum push-up di hadapan rekan-rekan mereka. (TE, 4 Januari 2016: 6)

Pada contoh (5) dan (6) terdapat campur kode bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia berupa kata hangover „perasaan sakit pada waktu bangun pagi

akibat minum miras terlalu banyak‟ dan kata push-up „tolak angkat‟. Kata

hangover pada contoh (5) mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia, tetapi padanannya terlalu panjang sehingga lebih ekonomis bila menggunakan istilah

(19)

Campur kode dalam surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 dipilih sebagai objek penelitian ini didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut.

Pertama, campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sangat produktif

dijumpai pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Kedua, ada bermacam-macam campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada

surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 berdasarkan satuan kebahasaannya. Hal ini sangat menarik untuk diteliti karena dapat mengungkap satuan kebahasaan

apa saja dalam bahasa Inggris yang dicampurkan ke dalam bahasa Indonesia pada

surat kabar Timor Express edisi Januari 2016.

Ketiga, surat kabar Timor express merupakan surat kabar daerah, tetapi banyak mengandung unsur-unsur bahasa Inggris. Hal ini perlu diteliti untuk

menjawab pertanyaan mengapa dalam surat kabar Timor Express banyak

digunakan unsur-unsur bahasa Inggris. Keempat, surat kabar Timor Express

sebagai surat kabar daerah belum banyak digunakan sebagai objek penelitian dan

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa saja jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

berdasarkan satuan kebahasaannya pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016?

1.2.2 Apa faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan

campur kode dalam surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Secara khusus, tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia berdasarkan satuan kebahasaannya pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016.

1.3.2 Mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke

(21)

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa deskripsi mengenai campur kode bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Deskripsi tersebut meliputi dua hal. Pertama, deskripsi jenis-jenis campur kode

bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan satuan kebahasaannya

pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Kedua, deskripsi faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada

surat kabar Timor Express edisi Januari 2016.

Deskripsi tersebut memberikan manfaat teoretis dalam bidang

sosiolinguistik, yaitu memperkuat teori kontak bahasa dalam masyarakat

multibahasa. Dalam masyarakat multibahasa, terjadi pengaruh antarbahasa dalam

diri dwibahasawan atau multibahasawan. Salah satu wujud kontak bahasa itu

adalah campur kode.

Deskripsi tersebut juga memberikan manfaat praktis dalam bidang

jurnalistik. Deskripsi ini berguna bagi jurnalis bahwa penggunaan unsur-unsur

bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia didasarkan pada alasan tertentu,

misalnya karena unsur-unsur bahasa Inggris tidak bisa diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia.

1.5 Tinjauan Pustaka

Topik penelitian mengenai campur kode sudah pernah dibahas antara lain

oleh Laurens (2003), Ekayanti (2004), Primasandi (2011), Tyas (2014), dan

(22)

Laurens (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Campur Kode

Antarbahasa dalam Novel Lupus Karya Hilman” membahas tentang (i) macam -macam wujud satuan lingual campur kode yang terdapat dalam novel Lupus karya Hilman, (ii) jenis-jeniscampur kode yang terdapat dalam novel Lupus karya Hilman, dan (iii) faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode yang terdapat

dalam novel Lupus karya Hilman.

Ekayanti (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Campur Kode dalam

Novel BelantikKarya Ahmad Tohari” membahas mengenai (i) jenis campur kode

yang terdapat dalam novel Belantik menurut satuan lingualnya, (ii) jenis campur kode yang terdapat dalam novel Belantik menurut asal bahasanya, (iii) makna satuan lingual yang tercampur dalam novel Belantik, dan (iv) faktor yang menyebabkan campur kode dalam novel Belantik.

Primasandi (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Campur Kode Bahasa

Jawa ke dalam Bahasa Indonesia pada Tuturan Tokoh Pariyem dalam Novel

Pengakuan Pariyem Karya Linus Suryadi” membahas tentang (i) satuan lingual

(23)

Tyas (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Campur Kode Bahasa Jawa

ke dalam Bahasa Indonesia pada Wacana Berita Kriminal Koran Merapi Edisi

September 2012” membahas mengenai (i) satuan lingual apa sajakah campur kode

terjadi dalam wacana berita kriminal pada Koran Merapi edisi September 2012, dan (ii) fungsi campur kode dari setiap satuan lingual yang terdapat dalamwacana

berita kriminal pada Koran Merapi edisi September 2012.

Wonge (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Campur Kode dalam

Novel Supernova Karya Dewi Lestari” membahas tentang (i) jenis-jenis campur kode dalam novel Supernova berdasarkan asal bahasa, dan (ii) faktor penyebab campur kode dalam novel Supernova.

Dari pustaka-pustaka yang telah dibahas di atas, dapat dikatakan bahwa

campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia belum banyak diteliti.

Lebih-lebih campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat

kabar Timor Express belum pernah diteliti.

1.6 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

dalam penelitian ini meliputi (i) bilingualisme, (ii) kode, alih kode, dan campur

kode, (iii) jenis-jenis campur kode berdasarkan satuan kebahasaannya, dan (iv)

(24)

1.6.1 Bilingualisme

Nababan (1984: 27-29) menjelaskan bahwa suatu daerah atau masyarakat

di mana terdapat dua bahasa disebut daerah atau masyarakat yang berdwibahasa

atau bilingual. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan

atau orang yang bilingual (berdwibahasa). Sebutan bagi orang yang telah melaksanakan kedwibahasaan dalam kesehariannya dengan orang lain adalah

bilingualisme. Jadi bilingualisme merupakan kebiasaan menggunakan dua bahasa

dalam berinteraksi dengan orang lain.

Istilah kedwibahasaan (bilingualism) dapat digunakan baik perorangan (individual bilingualism) maupun masyarakat (societal bilingualism). Kedwibahasaan dalam suatu masyarakat dapat ditemukan dua keadaan teoteris

yang ekstrem. Yang pertama ialah keadaan dimana semua anggota masyarakat itu

tahu dua bahasa dan menggunakan kedua bahasa tersebut setiap hari dalam

interaksi sosialnya. Keadaan ekstrem kedua adalah bila ada dua bahasa dalam

masyarakat itu, tetapi setiap orang tahu hanya satu bahasa dan dengan begitu

masyarakat itu terdiri dari dua jaringan komunikasi (masyarakat bahasa) yang

monolingual dan tersendiri. Dalam keadaan yang sebenarnya, kedua keadaan

kedwibahasaan yang ekstrem ini tidak kedapatan terkecuali dalam

masyarakat-masyarakat yang amat kecil dan terpencil. Yang banyak terdapat ialah keadaan

(25)

1.6.2 Kode, Alih Kode, dan Campur Kode

Suwito (1983: 67) menjelaskan bahwa kode adalah alat komunikasi yang

merupakan varian dari bahasa. Istilah kode dimaksudkan untuk menyebut salah

satu varian dari hierarki kebahasaan. Alih kode merupakan peristiwa peralihan

dari kode yang satu ke kode yang lain. Misalnya seorang penutur mula-mula

menggunakan kode A (misalnya bahasa Indonesia), kemudian beralih

menggunakan kode B (misalnya bahasa Jawa) maka peristiwa peralihan

pemakaian bahasa seperti itu disebut alih kode (code-switching).

Suwito (1983: 76) berpendapat bahwa terjadi peristiwa alih kode apabila di dalam suatu tuturan terjadi peralihan dari klausa bahasa yang satu ke klausa

bahasa yang lain dan masing-masing klausa masih mendukung fungsi tersendiri,

tetapi apabila suatu tuturan baik klausa maupun frasa-frasanya terdiri dari klausa

dan frasa baster serta masing-masing klausa maupun frasanya tidak lagi

mendukung fungsinya tersendiri maka akan terjadi peristiwa campur kode. Seperti halnya alih kode, campur kode juga memiliki dua sifat yaitu positif dan negatif.

Bersifat positif apabila tidak mengganggu komunikasi dan mengarah ke integrasi.

(26)

Wardhaugh (1992: 108) menjelaskan bahwa campur kode adalah tindakan

sengaja mencampurkan dua bahasa tanpa perubahan topik yang sedang

dibicarakan. Kachru (dikutip oleh Suwito, 1983: 76) menjelaskan bahwa campur

kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan

unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten.

Nababan (1984: 32) berpendapat bahwa campur kode merupakan suatu

keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa

atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran bahasa itu.

Dalam keadaan demikian, hanya kesantaian penutur dan/atau kebiasaannya yang

dituruti.

Thelander (dikutip Suwito, 1983: 76) berpendapat bahwa unsur-unsur

bahasa yang terlibat dalam peristiwa campur kode itu terbatas pada tingkat klausa.

Apabila dalam suatu tuturan terjadi percampuran atau kombinasi antara

variasi-variasi yang berbeda di dalam satu klausa yang sama, maka peristiwa itu disebut

campur kode.

1.6.3 Jenis-jenis Campur Kode Berdasarkan Satuan Kebahasaannya

Campur kode dapat dikelompokkan berdasarkan satuan kebahasaannya.

Yang dimaksud dengan satuan kebahasaan adalah bunyi, fonem, silabel, morfem,

(27)

Bunyi adalah satuan kebahasaan yang terkecil. Fonem adalah bunyi bahasa

yang berfungsi membedakan makna. Silabel adalah satuan kebahasaan yang

terdiri dari satu bunyi atau lebih yang belum bermakna.

Morfem merupakan satuan kebahasaan yang mengandung arti yang

terkecil atau satuan gramatikal terkecil (Baryadi, 2011:10). Kata dapat dimengerti

sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari satu morfem atau lebih yang menjadi

unsur langsung pembentuk frasa atau kalimat.

Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih

yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa Ramlan, (1987: 151). Klausa dapat

dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari S P baik disertai O, PEL, dan

KET ataupun tidak (Ramlan, 1987: 89). Kalimat ialah satuan gramatik yang

dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik

(Ramlan, 1987: 27).

Paragraf merupakan kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas dari

kalimat atau merupakan bagian dari karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat

yang isinya mengungkapkan satuan informasi dan terdiri dari kalimat utama dan

kalimat penjelas. Wacana merupakan satuan lingual yang berada di atas tataran

kalimat atau merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Baryadi, 2002:

(28)

1.6.4 Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode

Suwito (1983: 77-78) menjelaskan bahwa terdapat tiga alasan atau

penyebab yang mendorong terjadinya campur kode. Pertama, identifikasi peranan.

Ukuran untuk identifikasi peranan adalah sosial, registral, dan edukasional.

Kedua, identifikasi ragam. Identifikasi ragam ditentukan oleh tindak campur kode

yang akan menempatkan si penutur di dalam hierarki status sosialnya. Ketiga,

keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan, yaitu untuk menjelaskan dan

menafsirkan sikap yang nampak karena campur kode juga menandai sikap dan

hubungan sesorang terhadap orang lain serta sikap dan hubungan orang lain

terhadapnya.

Misalnya campur kode dengan unsur-unsur bahasa Inggris dapat memberi

kesan bahwa si penutur “orang masa kini”, berpendidikan cukup, dan mempunyai

hubungan luas. Campur kode di atas bersifat ke luar, sedangkan campur kode ke

dalam nampak misalnya apabila seorang penutur menyisipkan unsur-unsur bahasa

daerahnya ke dalam bahasa nasional, unsur-unsur dialeknya ke dalam bahasa

daerahnya atau unsur-unsur ragam dan gayanya ke dalam dialeknya. Penyisipan

seperti demikian juga dapat menunjukkan identifikasi peranan tertentu,

(29)

Jadi, campur kode itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara

peranan (penutur), bentuk bahasa, dan fungsi bahasa. Artinya penutur yang

mempunyai latar belakang sosial tertentu cenderung memilih campur kode

tertentu untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Pemilihan campur kode

demikian dimaksudkan untuk menunjukkan status sosial dan identitas pribadinya

di dalam masyarakat.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data,

analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Berikut ini diuraikan metode yang

digunakan untuk setiap tahap tersebut.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan metode simak,

yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015: 203). Dalam penelitian

ini dilakukan penyimakan terhadap campur kode padasurat kabar Timor Express

edisi Januari 2016. Pelaksanaan metode simak dilanjutkan dengan menggunakan

teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat

cakap, yaitu peneliti hanya menyimak penggunaan bahasa yang mengandung

(30)

Pengumpulan data dengan menggunakan dua teknik tersebut dilanjutkan

dengan teknik catat. Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat

hasil penyimakan data pada kartu data (Sudaryanto, 2015: 205), dalam hal ini

padasurat kabar Timor Express edisi Januari 2016. Teknik catat ini merupakan upaya transkripsi yang merupakan akhir dari pengumpulan data. Selain

transkripsi, tahap akhir dari pengumpulan data adalah pengklasifikasian data. Data

diklasifikasikan berdasarkan satuan kebahasaannya.

1.7.2 Metode Analisis Data

Tahapan analisis data adalah langkah yang dilakukan peneliti setelah data

terkumpul sebagai upaya untuk menangani masalah yang ada dalam data. Pada

tahap ini data akan dianalisis oleh peneliti menggunakan metode agih dan metode

padan.

Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam

bahasa dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 2015: 18).

Teknik yang digunakan adalah teknik dasar bagi unsur langsung (BUL). Teknik

BUL adalah teknik dasar metode agih yang membagi satuan lingual data menjadi

beberapa bagian atau unsur (Sudaryanto, 2015: 37). Teknik BUL diterapkan

dengan membagi unsur langsung data penelitian. Teknik BUL digunakan untuk

menentukan unsur langsung satuan kebahasaan campur kode. Berikut ini

(31)

(7) Jenazah-jenazah tersebut lalu disimpan di freezer. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(8) General Manager Aston Kupang Hotel, Bobby Siswara menjelaskan,

para tamu tak perlu lagi ke Hawai untuk menikmati pengalaman liburan dan cita rasa kuliner Hawai. (TE, 11 Januari 2016: 2)

Kata freezer pada contoh (7) terdiri atas freez + -er. Dengan demikian, kata freezer merupakan kata jadian. Unsur general manajer pada contoh (8) terdiri dari kata general dan manager yang menduduki satu fungsi dalam kalimat tersebut, sehingga unsur general manager merupakan frasa. Teknik BUL kemudian diterapkan dengan teknik baca markah, teknik sisip, dan teknik lesap.

Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara membaca

pemarkah dalam suatu konstruksi (Sudaryanto, 2015: 129). Teknik baca markah

ini digunakan untuk menentukan peran konstituen kalimat. Berikut ini contoh

penerapannya.

(9) Ada pelaku lain dalam kasus ini yang perannya supporting. (TE, 16 Januari 2016: 7)

Pada contoh (9) terdapat campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa

(32)

Setelah menganalisis dengan teknik baca markah, dilanjutkan dengan

teknik sisip. Teknik sisip adalah teknik analisis data dengan cara menyisipkan

„unsur‟ tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada atau yang diteliti

(Sudaryanto, 2015: 43). Dalam penelitian ini, teknik sisip digunakan untuk

membuktikan kata majemuk. Berikut contoh penerapannya.

(10) Perusahaan ASTRA Group bergerak dipenjualan mobil secondhand.

(TE, 3 Januari 2016: 2)

Pada contoh (10) terdapat campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia berupa kata secondhand „bekas pakai‟. Kata tersebut tergolong kata

majemuk karena apabila disisipi kata penghubung atau masing-masing unsurnya

dipertukarkan urutannya, maka tidak memiliki kesatuan arti leksikal. Berikut ini

pembuktiannya.

(10a) Perusahaan ASTRA Group bergerak dipenjualan mobil secondhand

„bekas pakai‟.

(10b) *Perusahaan ASTRA Group bergerak dipenjualan mobil second and hand„tangan dan kedua‟.

(10c) *Perusahaan ASTRA Group bergerak dipenjualan mobil handsecond

„kedua tangan‟.

Setelah menggunakan tiga teknik di atas, dilanjutkan dengan teknik lesap.

Teknik lesap adalah teknik analisis data dengan cara melesapkan (melepaskan,

menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual yang

bersangkutan (Sudaryanto, 2015: 49). Teknik lesap ini digunakan untuk

(33)

(11)Selain distometer, ada typing machine yang digunakan untuk sistem online pajak perhotelan. (TE, 2 Januari 2016: 11)

Pada contoh (11) terdapat campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia berupa frasa typing machine „mesin ketik‟. Frasa tersebut merupakan

frasa endosentrik yang atributif dengan unsur pusat berupa kata machine „mesin‟

dan unsur atribut typing„ketik‟. Apabila unsur pusatnya dihilangkan maka kalimat tersebut tidak mengandung makna gramatikal, sedangkan apabila unsur atributnya

yang dihilangkan, maka kalimat tersebut masih mengandung makna gramatikal.

Berikut ini pembuktiannya.

(11a) Selain distometer, ada Ø machine „mesin‟ yang digunakan untuk sistem online pajak perhotelan.

(11b) *Selain distometer, ada typing „ketik‟ Ø yang digunakan untuk sistem onlinepajak perhotelan.

Metode padan atau yang disebut juga metode identitas adalah jenis metode

analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi

bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto, 2015: 15). Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan

referensial, metode padan translasional, dan metode padan pragmatik.

Metode padan referensial adalah metode padan yang alat penentunya

berupa referen bahasa (Sudaryanto, 2015: 18). Metode padan referensial ini

digunakan untuk membuktikan kategori kata. Berikut contoh penerapannya.

(12) Mengenai masalah ban, semua pembalap menghadapi masalah yang

(34)

Dalam kalimat pada contoh (12) terdapat campur kode bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia berupa kata software „perangkat lunak‟. software

„perangkat lunak‟ merupakan satuan kebahasaan berupa kata benda.

Metode padan selanjutnya adalah metode padan translasional. Metode

padan translasional merupakan metode yang alat penentunya berupa bahasa lain

(Sudaryanto, 2015: 18). Metode padan translasional ini digunakan untuk

membuktikan padanan atau makna unsur-unsur bahasa Inggris yang dicampurkan

ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 dengan An English-Indonesian Dictionary karangan Echols dan Shadily (1976) serta Longman Dictionary of Contemporary English karangan Summers, dkk. (2001).

Setelah kedua metode di atas, dilanjutkan dengan metode padan

pragmatik. Metode padan pragmatik adalah metode padan yang alat penentunya

adalah lawan atau mitra wicara (Sudaryanto, 2015: 18). Metode padan pragmatik

ini digunakan untuk menentukan penyebab campur kode yang berasal dari faktor

(35)

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan

metode formal dan metode informal. Meggunakan metode formal, yaitu

menggunakan tanda dan lambang. Metode informal, yaitu menggunakan kata-kata

yang biasa atau sederhana sehingga apabila dibaca langsung dapat dipahami

(Sudaryanto, 2015: 241).

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empatbab. Bab pertama adalah

pendahuluan. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian, dan sistematika penyajian.

Latar belakang berisi pernyataan tentang topik atau objek penelitian

beserta alasan-alasan penulis melakukan penelitian ini. Rumusan masalah berisi

paparan masalah-masalah terkait topik penelitian ini. Tujuan penelitian memuat

deskripsi tentang tujuan diadakan penelitian ini. Manfaat penelitian berisi uraian

tentang hasil penelitian, manfaat teoritis dan manfaat praktis. Tinjauan pustaka

berisi paparan tentang hasil kajian pustaka yang berkenaan dengan topik

penelitian ini. Landasan teori berisi kerangka berpikir yang digunakan dalam

memecahkan masalah dalam objek penelitian ini. Metode penelitian memaparkan

metode dan teknik pada tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap

penyajian hasil analisis data. Sistematika berisi uraian tentang bab beserta

(36)

ini. Bab II berisi tentang deskripsi jenis-jenis campur kode bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia berdasarkan satuan kebahasaannya pada surat kabarTimor Expressedisi Januari 2016. Bab III berisi tentang deskripsi faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat

kabar Timor Express edisi Januari 2016. Bab IV berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran untuk peneliti selanjutnya atas hal-hal yang belum dikaji

(37)

BAB II

JENIS-JENIS CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS

KE DALAM BAHASA INDONESIA

BERDASARKAN SATUAN KEBAHASAAN

PADA SURAT KABAR TIMOR EXPRESS EDISI JANUARI 2016

2.1 Pengantar

Campur kode yang terdapat dalam surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 merupakan jenis campur kode ke luar, yaitu campur kode bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia. Pada bab ini akan dikemukakan campur kode bahasa

Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang terjadi pada surat kabar Timor Express

edisi Januari 2016 berdasarkan satuan kebahasaannya. Dalam penelitian ini,

ditemukan campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berupa kata

dan frasa.

2.2 Campur Kode Berupa Kata

Dalam penelitian ini, ditemukan campur kode bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 berupa kata. Berikut ini dibahas campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada

(38)

2.2.1 Campur Kode Berupa Kata Berdasarkan Bentuknya

Menurut bentuknya, kata dibedakan menjadi kata asal dan kata jadian atau

kata bentukan (Baryadi, 2011: 18). Paparan berikut ini menggunakan pembedaan

tersebut sebagai dasar, yaitu campur kode berupa kata asal dan campur kode

berupa kata jadian.

2.2.1.1 Campur Kode Berupa Kata Asal

Kata asal adalah kata yang menjadi asal pembentukan kata jadian

(Baryadi, 2011: 18). Ramlan (1987: 28) menyebut kata asal sebagai bentuk

tunggal, yaitu satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi.

Berikut ini disajikan data campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

pada surat kabar Timor Express edisi Januari 2016 berupa kata asal.

(13) Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan bahwa event ini diselenggarakan dalam rangka memperingati sekaligus syukuran usia 70 tahun Kementerian Agama pada tanggal 4 Januari 2016. (TE, 2 Januari 2016: 2)

(14) Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Kepala Kanwil Kemeterian Agama Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus atas nama segenap warga NTT menerima trophy dalam acara tersebut. (TE, 2 Januari 2016: 2) (15) “Tahun 2016 saya sudah punya list, salah satunya adalah traveling”

pungkas Nadine. (TE, 2 Januari 2016: 7)

(16) Pejabat tinggi Polda mengatakan trend gangguan keamanan dan

ketertiban masyarakat mengalami penurunan hingga 10,10%. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(17) Bagi para pengendara yang taat berlalulintas kami berikan parcel dan kartu ucapan Natal dan Tahun Baru. (TE, 2 Januari 2016: 13)

(18) Dari tiga laga terakhir, ratio keberhasilan defense Swansea

menghentikan crossing lawan mencapai 50%. (TE, 2 Januari 2016: 17) (19) Antonio Conte bisa mencari job baru setelah Euro 2016. (TE, 2 Januari

2016: 17)

(39)

(21) Jauh tertinggal dalam urusan teknologi dengan pabrik lainnya tak membuat squad yang terakhir meriah gelar juara dunia 15 tahun silam itu kedodoran. (TE, 2 Januari 2016: 19)

(22) Sejumlah ahli dan pengamat fashion atau lifestyle sudah meramalkan tren yang bakal booming pada tahun 2016 nanti. (TE, 3 Januari 2016: 3)

(23) Bibir penuh dipandang sebagai penambah image seksi seorang

perempuan. (TE, 3 Januari 2016: 3)

Pada contoh (13) sampai dengan (23) terdapat campur kode bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia berupa kata. Kata-kata tersebut merupakan kata asal

atau bentuk tunggal yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi. Dalam An English-Indonesian Dictionary (Echols dan Shadily, 1976) serta Longman Dictionary of Contemporary English (Summers, dkk., 2001) kata-kata itu memiliki arti sebagai berikut: event „peristiwa‟, trophy „piala‟, list „daftar‟, trend

„kecenderungan‟, parcel „bingkisan‟, ratio „perbandingan‟, defense „pertahanan‟,

job „pekerjaan‟, factory „pabrik‟, squad „regu‟, show „pameran‟, group

„kelompok‟, fashion„mode‟, dan image„gambar‟ tergolong kata asal.

2.2.1.2 Campur Kode Berupa Kata Jadian

Baryadi (2011: 18) menjelaskan bahwa kata jadian adalah kata yang

merupakan hasil penggabungan dua morfem atau lebih. Karena merupakan

penggabungan dua morfem atau lebih, kata jadian juga disebut kata polimorfemik.

Misalnya kata berjalan termasuk kata jadian karena merupakan hasil

penggabungan dua morfem, yaitu morfem imbuhan ber- dan morfem asal jalan.

Kata jadian yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi kata berimbuhan

dan kata majemuk. Kata berimbuhan adalah hasil dari proses pengimbuhan dan

(40)

data campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar

Timor Express edisi Januari 2016 berupa kata jadian.

2.2.1.2.1 Campur Kode Berupa Kata Berimbuhan

Baryadi (2011: 40) menjelaskan bahwa pengimbuhan adalah pembentukan

kata jadian dengan cara melekatkan imbuhan pada bentuk dasar. Proses

pengimbuhan melibatkan tiga komponen, yaitu bentuk dasar, proses

pengimbuhan, dan kata jadian. Bentuk dasar yang terlibat dalam proses

pengimbuhan mencakup morfem-asal terikat, morfem-asal bebas, kata jadian, dan

frasa. Proses pengimbuhan melibatkan berbagai jenis imbuhan, yaitu awalan atau

prefiks (prefix), sisipan atau infiks (inffix), akhiran atau sufiks (suffix), konfiks

(conffix), gabungan imbuhan, partikel, kiltik, awalan serapan dari bahasa asing, dan akhiran serapan dari bahasa asing. Proses pengimbuhan menghasilkan kata

berimbuhan, yaitu kata berimbuhan awalan, kata berimbuhan sisipan, kata

berimbuhan akhiran, kata berimbuhan konfiks, kata bergabungan imbuhan, kata

berimbuhan partikel, kata berimbuhan klitik, kata berimbuhan awalan serapan,

dan kata berimbuhan akhiran serapan.

Dalam penelitian ini, ditemukan campur kode bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia berupa kata berimbuhan awalan dan kata berimbuhan akhiran.

Khusus campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berjenis kata

berimbuhan awalan, ditemukan hanya 1 (satu) data, yaitu kata reshuffle

(41)

(24) Presiden Joko Widodo sepertinya mulai tak nyaman dengan isu reshuffle kabinet. (TE, 8 Januari 2016: 7)

Dalam An English-Indonesian Dictionary karangan Echols dan Shadily (1976) serta Longman Dictionary of Contemporary English karangan Summers, dkk. (2001), kata reshuffle „mengocok kembali‟ digolongkan sebagai kata

berimbuhan awalan. Berikut ini deskripsinya.

(24a) re-„kembali‟ + shuffle„mengocok‟ = reshuffle„mengocok kembali‟

Untuk membuktikan kata reshuffle „mengocok kembali‟ sebagai kata

berimbuhan, digunakan metode agih dengan teknik baca markah. Awalan re-

„kembali‟ merupakan pemarkah bagi kata asal shuffle „mengocok‟, sehingga

menjadi kata berimbuhan awalan reshuffle „mengocok kembali‟.

Selanjutnya, contoh (25) sampai dengan (37) di bawah ini menunjukkan

campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berupa kata berimbuhan

akhiran.

(25) “Tahun 2016 saya sudah punya list, salah satunya adalah traveling” pungkas Nadine. (TE, 2 Januari 2016: 7)

(26) Intensitas pengguna knalpot racing tidak lagi sebanyak beberapa hari lalu namun polisi masih tetap melakukan penertiban di beberapa daerah. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(27) Dari tiga laga terakhir, ratio keberhasilan defense Swansea

menghentikan crossing lawan mencapai 50%. (TE, 2 Januari 2016: 17) (28) Wakil Presiden Jusuf Kalla direncanakan akan me-launching layanan

izin investasi tiga jam bagi calon investor. (TE, 11 Januari 2016: 3) (29) Kawula muda Kota Kupang punya potensi luar biasa dalam berbagai

bidang, salah satunya adalah bidang modeling. (TE, 15 Januari 2016: 10)

(42)

(31) Sebagai accounting, dia bertugas memeriksa keuangan dan mengajukan

(34) Salah satu konsekuensi bagi para rider adalah tidak ada lagi perbedaan kasta antara pembalap kelas factory dan kelas open seperti berlaku musim ini. (TE, 2 Januari 2016: 19)

(35) Jenazah-jenazah tersebut lalu disimpan di freezer. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(36) Promosi harus terus ada setiap tahun, kata Donny yang juga owner Anugerah Motor Kupang. (TE, 3 Januari 2016: 3)

(37) BPJS termasuk untuk pelayanan preventive, curative,dan rehabilitative. (TE, 13 Januari 2016: 11)

Dalam An English-Indonesian Dictionary karangan Echols dan Shadily (1976) serta Longman Dictionary of Contemporary English karangan Summers, dkk. (2001), kata-kata dalam contoh (25) sampai dengan (37) merupakan kata

berimbuhan akhiran. Kata traveling „bepergian‟, racing „balapan‟, crossing

„penyilangan/umpan silang‟, launching „peluncuran‟, modeling „keperagawatian‟,

fogging „pengasapan‟, accounting „akuntansi‟, booming „sedang dibicarakan

banyak orang‟, supporting „pendukung‟, rider „penunggang‟, freezer „lemari es‟,

owner „pemilik‟, preventive „pencegahan‟, dan rehabilitative „rehabilitatif‟

tergolong kata berimbuhan akhiran. Berikut ini deskripsinya.

(25a) –ing + travel „perjalanan‟ = traveling„bepergian‟ (26a) –ing + race„membalap‟ = racing„balapan‟

(27a) –ing + cross„persilangan‟ = crossing„penyilangan/umpan silang‟ (28a) –ing + launch„luncuran‟ = launching„peluncuran‟

(29a) –ing + model„peragawati‟ = modeling„keperagawatian‟ (30a) –ing + fogg „kabut‟ = fogging„pengasapan‟

(43)

(32a) –ing + boom„ledakan, dentuman‟ = booming„sedang dibicarakan banyak orang‟

(33a) –ing + support„bantuan‟ = supporting„pendukung‟

(34a) –er + ride„perjalanan dengan mobil‟ = rider„penunggang‟ (35a) –er + freeze„pembekuan‟ = freezer„lemari es‟

(36a) –er + own„mendapat/memperoleh‟ = owner„pemilik/yang empunya‟

(37a) –ive + prevent„mencegah‟ = preventive„pencegahan‟

(37b) -ive + rehabilitation„rehabilitasi‟ = rehabilitative„rehabilitatif‟

Untuk membuktikan bahwa kata-kata tersebut sebagai kata berimbuhan,

digunakan metode agih dengan teknik baca markah. Akhiran –ing merupakan pemarkah bagi kata asal travel „perjalanan‟, race „balapan‟, cross „persilangan‟,

launch „luncuran‟, model „peragawati‟, fogg „kabut‟, account „rekening‟, boom

„ledakan, dentuman‟, dan support „bantuan‟; akhiran -er merupakan pemarkah

bagi kata asal ride„perjalanan dengan mobil‟, freez„pembekuan‟, own„mendapat/

memperoleh‟; serta akhiran -ive merupakan pemarkah bagi kata asal prevent

„mencegah‟, dan rehabilitation „rehabilitasi‟, sehingga menjadi kata berimbuhan

akhiran.

2.2.1.2.2 Campur Kode Berupa Kata Majemuk

Pemajemukan adalah penggabungan dua bentuk dasar atau lebih menjadi

kata majemuk. Bentuk dasar yang terlibat dalam pemajemukan adalah morfem

asal atau leksem. Hasilnya disebut kata majemuk atau paduan leksem. Kata

majemuk memiliki ciri (i) tidak dapat disisipi oleh unsur lain misalnya kata

penghubung atau kata depan, (ii) masing-masing unsurnya tidak dapat

(44)

1991: 82, 93-100; bdk. Baryadi, 2011: 50). Berikut akan disajikan data campur

kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Timor Express

edisi Januari 2016 berupa kata majemuk.

(38) Salah satu efek alkohol yang langsung bisa dirasakan adalah mabuk dan hangover keesokan harinya. (TE, 4 Januari 2016: 7)

(39) Selain Radja, ada juga 3 orang runner-up yakni Dodick, Fredy, dan Cretta. (TE, 3 Januari 2016: 2)

(40) Malas membersihkan make-up sebelum tidur berbahaya bagi kecantikan

kulit. (TE, 3 Januari 2016: 3)

(41) Berkat kerja sama seluruh stakeholder yang berada di Kota Kupang, maka suasana aman dan damai selama perayaan Natal dan Tahun Baru. (TE, 3 Januari 2016: 10)

(42) Tahun 2014-2015 sudah cukup sebagai masa persiapan dan sekarang tahun 2016 saatnya take off. (TE, 6 Januari 2016: 15)

(43) Bertempat di kantor Desa Niunbaun, Kecamatan Amabi Oefeto, PKP

Indonesia Kabupaten Kupang melakukan workshop pendidikan politik.

(TE, 7 Januari 2016: 13)

(44) Pekerjaan akan dilanjutkan tahun 2016 dengan deadline hingga 90 hari sesuai kalender kerja sejak berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan. (TE, 7 Januari 2016: 15)

(45) Jika PT Liga enggan meminta rekomendasi dari tim transisi itu sama saja dengan deadlock. (TE, 7 Januari 2016: 19)

(46) Di kalangan wartawan, sejak Rabu (6/1) sore beredar pesan lewat

broadcast yang menggambarkan komposisi perombakan menteri. (TE, 8

Januari 2016: 8)

(47) Pemerintah benar-benar serius dalam pengurangan backlog perumahan di Indonesia. (TE, 12 Januari 2016: 6)

(48) Seluruh personel di Korem dan Kodim dikerahkan untuk mem-backup Polda dan Polres. (TE, 2 Januari 2016: 12)

(49) Data itu perlu dipastikan terlebih dahulu apa benchmark-nya. (TE, 4 Januari 2016: 2)

(50) Untuk sementara, pengusaha muda ini masih mengandalkan penjualan secara offline. (TE, 28 Januari 2016: 2)

(45)

Pada contoh (38) sampai dengan (51) terdapat campur kode bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia berupa kata majemuk. Kata-kata majemuk tersebut

adalah hangover „perasaan sakit pada waktu bangun pagi akibat minum miras terlalu banyak‟, runner-up „nomor dua‟, make-up „dandanan‟, stakeholder

„pemangku kepentingan‟, take off „keberangkatan‟, workshop „lokakarya‟,

deadline „batas akhir‟, deadlock „jalan buntu‟, broadcast „siaran radio‟, backlog

„jaminan simpanan‟, backup „penyokong‟, benchmark „patokan‟, offline „luar

jaringan‟, dan offside „dalam posisi tidak diperbolehkan memainkan bola dalam olahraga, misalnya sepak bola‟. Berikut ini pembuktiannya.

(38a) hang „cara bergantung‟ + over „lebih‟ = hangover „perasaan sakit pada waktu bangun pagi akibat minum miras terlalu banyak‟

(39a) runner „pelari‟ + up „naik, atas‟ = runner-up„nomor dua‟ (40a) make „membuat‟ + up „naik, atas‟ = make-up „dandanan‟ (41a) stake „pancang‟ + holder„pegangan‟ = stakeholder „pemangku

kepentingan‟

(42a) take „akibat‟ + off„mati‟ = take off„keberangkatan‟ (43a) work „pekerjaan‟ + shop „toko‟ = workshop „lokakarya‟ (44a) dead „mati‟ + line„garis‟ = deadline„batas akhir‟ (45a) dead „mati‟ + lock„kunci‟ = deadlock„jalan buntu‟ (46a) broad „luas‟ + cast „cetakan‟ = broadcast„siaran radio‟

(47a) back „punggung‟ + log„gelondong‟ = backlog„jaminan simpanan‟ (48a) back „punggung‟ + up „atas‟ = backup „penyokong‟

(49a) bench „bangku‟ + mark„tanda‟ = benchmark„patokan‟ (50a) off „mati‟ + line„garis‟ = offline„luar jaringan‟

(46)

2.2.2 Campur Kode Berupa Kata Berdasarkan Kategorinya

Baryadi (2011: 50) menjelaskan bahwa kategori kata disebut pula

golongan kata, kelas kata, dan jenis kata. Kategori kata amat penting dalam kajian

bahasa karena dapat menyederhanakan pemerian struktur bahasa dan merupakan

tahapan yang tidak boleh dilewatkan dalam penyusunan tata bahasa suatu bahasa.

Dalam morfologi, kategori kata digunakan untuk memerikan proses pembentukan

kata jadian atau memerikan struktur kata jadian. Misalnya kata asal besar yang termasuk kata keadaan, apabila dilekati awalan me(N))-, akan membentuk kata jadian membesar yang termasuk kata kerja. Untuk memerikan struktur kata jadian, dapat dijelaskan bahwa kata membesar merupakan kata kerja yang terbentuk dari kata asal besar yang termasuk kata keadaan dan awalan me(N)-.

Dalam sintaksis, kategori kata digunakan untuk menjelaskan struktur frasa,

klausa, dan kalimat. Misalnya rumah besar merupakan frasa yang terbentuk dari kata benda rumah dan kata keadaan besar. Contoh yang lain adalah dia membeli buku merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa yang berstruktur S-P-O, yaitu S berupa kata ganti dia, P berupa kata kerja membeli, dan O berupa kata benda buku.

Berdasarkan kategorinya, kata terdiri atas (i) kata kerja/verba, (ii) kata

benda/nomina, (iii) kata keadaan/adjektiva, (iv) kata ganti/pronomina, (v) kata

bilangan/numeralia, (vi) kata keterangan/adverbia, (vii) kata tanya/interogativa,

(viii) kata tunjuk/demonstrativa, (ix) kata sandang/artikula, (x) kata

depan/preposisi, (xi) kata penghubung/konjungsi, (xii) kata seru/interjeksi, dan

(47)

Dalam penelitian ini, ditemukan kata dari bahasa Inggris yang digunakan

dalam bahasa Indonesia mencakup (i) kata benda/nomina, (ii) kata kerja/verba,

(iii) kata keadaan/adjektiva, dan (iv) kata keterangan/adverbia. Untuk

membuktikan kategori kata, digunakan metode padan referensial. Berikut akan

disajikan data campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada surat

kabar Timor Express edisi Januari 2016 berupa kata berdasarkan kategorinya.

2.2.2.1 Campur Kode Berupa Kata Benda (Nomina) dalam Bahasa Inggris

Menjadi Kata Benda (Nomina) dalam Bahasa Indonesia

Keraf (1991: 55) menjelaskan bahwa kata benda (nomina) merupakan kata

yang menyatakan benda atau yang dibendakan. Quirk, dkk. (1985: 74)

mengatakan bahwa kata benda (nomina) dapat dicirikan sebagai kata yang

merujuk pada hal yang dianggap tetap, berwujud benda, seperti rumah, meja,

kertas, maupun hal yang abstrak (dalam pikiran), seperti harapan, botani, panjang.

Berikut akan disajikan data campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia pada surat kabar Timor Expressedisi Januari 2016 berupa kata benda (nomina) dalam bahasa Inggris menjadi kata benda (nomina) dalam bahasa

Indonesia.

(52) Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan bahwa event ini

diselenggarakan dalam rangka memperingati sekaligus syukuran usia 70 tahun Kementerian Agama pada tanggal 4 Januari 2016. (TE, 2 Januari 2016: 2)

(53) Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Kepala Kanwil Kemeterian

(48)

(54) Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, evaluasi kurikulum sudah tuntas. Roadmap kurikulum 2013 juga sudah siap. Akan segera dipublikasikan. (TE, 2 Januari 2016: 5)

(55) “Tahun 2016 saya sudah punya list, salah satunya adalah traveling” pungkas Nadine. (TE, 2 Januari 2016: 7)

(56) Jenazah-jenazah tersebut lalu disimpan di freezer. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(57) Pejabat tinggi Polda mengatakan trend gangguan keamanan dan

ketertiban masyarakat mengalami penurunan hingga 10,10%. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(58) Intensitas pengguna knalpot racing tidak lagi sebanyak beberapa hari lalu namun polisi masih tetap melakukan penertiban di beberapa daerah. (TE, 2 Januari 2016: 10)

(59) Bagi para pengendara yang taat berlalulintas kami berikan parcel dan kartu ucapan Natal dan Tahun Baru. (TE, 2 Januari 2016: 13)

(60) Total 12 shots ke gawang Thibaut Courtois lalu menjadi yang terbanyak sebulan terakhir. (TE, 2 Januari 2016: 17)

(61) United unggul terlebih dahulu lalu Swansea comeback membalikkan kedudukan. (TE, 2 Januari 2016: 17)

(62) Dari tiga laga terakhir, ratio keberhasilan defense Swansea

menghentikan crossing lawan mencapai 50%. (TE, 2 Januari 2016: 17) (63) Antonio Conte bisa mencari job baru setelah Euro 2016. (TE, 2

Januari 2016: 17)

(64) Salah satu konsekuensi bagi para rider adalah tidak ada lagi perbedaan kasta antara pembalap kelas factory dan kelas open seperti berlaku musim ini. (TE, 2 Januari 2016: 19)

(65) Jauh tertinggal dalam urusan teknologi dengan pabrik lainnya tak membuat squad yang terakhir meriah gelar juara dunia 15 tahun silam itu kedodoran. (TE, 2 Januari 2016: 19)

(66) Sudah dua tahun ini JKT48 ingin membuat show spektakuler di Stadion Gelora Bung Karno. (TE, 2 Januari 2016: 20)

(67) Perusahaan ASTRA Group bergerak dipenjualan mobil second-hand. (TE, 3 Januari 2016: 2)

(68) Selain Radja, ada juga 3 orang runner-up yakni Dodick, Fredy, dan Cretta. (TE, 3 Januari 2016: 2)

(69) Promosi harus terus ada setiap tahun, kata Donny yang juga owner Anugerah Motor Kupang. (TE, 3 Januari 2016: 3)

(70) Malas membersihkan make-up sebelum tidur berbahaya bagi

kecantikan kulit. (TE, 3 Januari 2016: 3)

(71) Sejumlah ahli dan pengamat fashion atau lifestyle sudah meramalkan tren yang bakal booming pada tahun 2016 nanti. (TE, 3 Januari 2016: 3)

(72) Bibir penuh dipandang sebagai penambah image seksi seorang

(49)

Pada contoh (52) sampai dengan (72) terdapat campur kode bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia berupa kata. Dalam An English-Indonesian Dictionary

karangan John Echols dan Hassan Shadily (1976) serta Longman Dictionary of

Contemporary English karangan Della Summers, dkk. (2001), kata event

‟peristiwa‟, trophy „piala‟, roadmap „peta jalan‟, list „daftar‟, traveling

„bepergian‟, freezer ‟lemari es‟, trend ‟kecenderungan‟, racing „balapan‟, parcel

„bingkisan‟, shots „tembakan-tembakan‟, comeback „kembali‟, ratio

‟perbandingan‟, defense „pertahanan‟, crossing ‟penyilangan/umpan silang‟, job

‟pekerjaan‟, rider‟penunggang‟, factory„pabrik‟, squad ‟regu‟, show „pameran‟,

group‟kelompok‟, runner-up‟nomor dua‟, owner„pemilik‟, make-up‟dandanan‟, fashion ‟mode‟, lifestyle ‟gaya hidup‟, dan image ‟gambar‟ tergolong kata benda (nomina).

2.2.2.2 Campur Kode Berupa Kata Kerja (Verba) dalam Bahasa Inggris

Menjadi Kata Kerja (Verba) dalam Bahasa Indonesia

Keraf (1991: 72) menjelaskan bahwa kata kerja (verba) merupakan kata

yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Quirk, dkk. (1985: 74) menjelaskan

bahwa kata kerja (verba) dapat dicirikan sebagai kata yang menunjukkan aksi,

kegiatan, dan kondisi yang sementara atau berubah. Berikut akan disajikan data

(50)

(73) “Target kami tetaplah finish di posisi tiga besar namun sejauh ini kami

terlalu membuang banyak angka” tutur Galliani. (TE, 11 Januari 2016:

19)

(74) Mempunyai nama yang tidak umum, membuat tokoh masyarakat yang

satu ini menjadi korban bully dari teman-temannya saat masih kecil. (TE, 15 Januari 2016: 20)

(75) Harus start dari sekarang apabila ingin mencapai pembangunan sesuai jadwal dan hasil yang maksimal. (TE, 17 Januari 2016: 2)

Pada contoh (73) sampai dengan (75) terdapat campur kode bahasa Inggris

ke dalam bahasa Indonesia berupa kata. Dalam An English-Indonesian Dictionary

karangan Echols dan Shadily (1976) serta Longman Dictionary of Contemporary

English karangan Della Summers, dkk. (2001), kata finish „berakhir‟, bully

„mengganggu‟, dan start „mulai‟ tergolong kata kerja (verba).

2.2.2.3 Campur Kode Berupa Kata Keadaan (Adjektiva) dalam Bahasa

Inggris Menjadi Kata Keadaan (Adjektiva) dalam Bahasa Indonesia

Keraf (1991) menjelaskan bahwa kata keadaan (adjektiva) merupakan kata

yang menyatakan sifat atau keadaan dari suatu benda. Quirk, dkk. (1985: 74)

menjelaskan bahwa kata keadaan (adjektiva) dapat dicirikan sebagai kata yang

menunjukkan keadaan atau sifat yang stabil/tetap dari kata benda yang diacu.

Berikut akan disajikan data campur kodebahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia pada surat kabar Timor Expressedisi Januari 2016 berupa kata keadaan (adjektiva) dalam bahasa Inggris menjadi kata keadaan (adjektiva) dalam bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa dari 12 saham perusahaan yang dijadikan sampel, terdapat 2 saham yang masuk dalam kandidat portofolio optimal dengan model

aktivitas antioksidan produk olahan jambu biji merah berupa selai yang dibuat dengan variasi suhu dan waktu pemanasan yang berbeda menggunakan metode penangkap

Pemeliharaan khusus meliputi pinching, yaitu pembuangan tangkai bunga bagian bawah dengan hanya menyisakan satu kuntum bunga untuk krisan jenis standar, kegiatan ini dilakukan

Selain itu, pada batas iklim tertentu, perkembangan nyamuk maupun virus yang berperan penting dalam terjadinya kasus DBD, justru dapat menjadi terhambat (Depkes, 2004). Oleh

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah Asosiasi merek berdasarkan fungsi merek (jaminan, identifikasi personal, identifikasi

konsumenmakanan/minuman dapat mengetahui apakah barang tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak hal ini tertera dalam ketentuan Kadaluarsa menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun