BIDADARI DAN PULAU KELOR
Rima Nurcahyanti NRP : 0421029
Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D
Pembimbing Pendamping : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc.(Eng)
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Kepulauan Seribu merupakan daerah pariwisata yang indah alamnya. Namun dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung menurun, sehingga perekonomian pun menurun. Oleh karena itu, untuk meningkatkan perekonomian di Kepulauan Seribu perlu adanya sarana transportasi yang dapat memudahkan bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan. Pembangunan jembatan antar pulau di Kepulauan Seribu dapat menjadi salah satu alternatif selain terowongan. Tipe jembatan yang direncanakan adalah jembatan beton bertulang dengan bentuk struktur adalah jembatan balok. Pemilihan jembatan beton bertulang karena perawatannya yang lebih mudah. Jembatan ini direncanakan akan menghubungkan Pulau Bidadari dan Pular Kelor yang berjarak 842 meter. Jembatan ini termasuk jembatan dengan muatan hidup tidak penuh dengan faktor pengali sebesar 70 % karena letaknya di daerah pariwisata, sehingga keadaan lalu lintas padat hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu.
Desain jembatan lebih diutamakan kepada pendesainan balok dan kolm jembatan. Pelat yang digunakan adalah pelat HCS Beton Elemindo Perkasa. Panjang jembatan persegmen adalah 15 meter dengan lebar 13 meter. Dari seluruh segmen jembatan yang ada, dua diantaranya adalah kepala jembatan yang terletak pada ajung awal dan ujung akhir jembatan.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... ii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii
2.4 Komponen Struktur Jembatan ... 19
2.4.1 Bangunan Atas Jembatan ... 20
2.4.2 Bangunan Bawah Jembatan ... 21
2.5 Beban yang Bekerja pada Struktur Jembatan ... 22
2.5.1 Beban Primer ... 23
3.3Perencanaan Dimensi Penampang Melintang Jembatan ... 44
xi Universitas Kristen Maranatha
3.4.1 Kolom ... 45
3.4.2 Balok ... 45
3.4.3 Pelat ... 46
3.5 Software yang Digunakan ... 46
3.6 Penentuan Nilai-nilai Beban yang Bekerja pada Struktur ... 46
3.6.1 Beban Mati ... 47
4.2 Pemodelan Struktur dengan Software SAP2000 v.11 ... 53
4.2.1 Input Data Material ... 53
4.2.2 Input Data Beban dan Kombinasi Pembebanan yang Digunakan ... 55
4.2.3 Pemodelan Struktur ... 57
4.2.4.2 Pemodelan Beban Hidup ... 65
4.2.4.3 Pemodelan Beban Sekunder ... 70
4.2.4.4 Pemodelan Beban Khusus ... 74
4.3 Evaluasi Lendutan ... 76
4.4 Evaluasi Kekuatan Kolom dengan Menggunakan Software CSiCol ... 77
4.5 Tulangan Berdasarkan Hasil Analisis Software SAP2000 v.11 . 78 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
Ag = Luas bruto penampang, mm2
Ah = Tekanan aliran air normal, kg/m2
Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir, mm2
As = Luas tulangan tarik, mm2
As, min = Luas minimum tulangan lentur, mm2
Ast = Luas total tulangan longitudinal (batang tulangan) mm2
At = Luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir dalam
daerah sejarak s, mm
A = Luas tulangan geser dalam daerah sejarak s, mm2
BA1 = Balok anak 1
f ′ = Kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa
fu = Kuat tarik untuk tulangan, MPa
fy = Kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan, MPa
f = Kuat leleh tulangan sengkang torsi, MPa
Gh = Gaya horizontal ekuivalen akibat gempa yang bekerja pada titik
berat struktur, kg
g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
h = Tinggi kolom, m
I = Momen inersia kolom dalam arah yang ditinjau, m4
K = Koefisien kejut
Kh = Koefisien gempa horizontal
Kk = Kekakuan kombinasi kolom-kolom, kg/m
Kr = Koefisien respons gabungan
K1 = Kolom 1
k = Koefisien aliran yang tergantung bentuk kolom
L = Panjang jembatan dalam meter, ditentukan oleh tipe konstruksi
jembatan
M = Beban mati struktur, kg
Mn = Kuat momen nominal pada penampang, N-mm
Mpa = Berat bangunan atas ditambah setengah jumlah berat kolom- kolom
yang mendukung bangunan atas yang ditinjau, kg
Mu = Momen terfaktor pada penampang, KNm
xv Universitas Kristen Maranatha
Mux top = Momen terfaktor pada penampang arah x, KNm
Muy = Momen terfaktor pada penampang arah y, KNm
Muy bot = Momen terfaktor pada penampang arah y, KNm
n = Jumlah lajur per jalur
ns = Jumlah sendi plastis pada bagian struktur yang ditinjau
P = Beban garis, ton
Pn,maks = Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan, KN
Pu = Kuat beban aksial terfaktor, KN
Tg = Waktu getar alami dalam detik pada sistem struktur yang terdiri dari
bangunan bawah dan bangunan atas yang didukung
Va = Kecepatan aliran air ditentukan sebesar 3 m/detik
Vc = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton, N
Vn = Tegangan geser nominal, MPa
Vs = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser, N
Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang, N
γair = Berat sendiri air, kg/m3
∅ = Faktor reduksi kekuatan
Halaman
Gambar 2.5 Jembatan Komposit (Hindmarsh Island Bridge, Adelaide) .... 12
Gambar 2.6 Jembatan Balok (Beam Bridge at Canary Wharf, Docklands) . 13
Gambar 2.7 Jembatan Rangka (The Firth of Forth Rail Bridge, Scotland) 14
Gambar 2.8 Jembatan Busur (Jembatan Pelabuhan Sydney, Australia) .... 14
Gambar 2.9 Jembatan Gantung (Clifton Bridge in Bristol, England) ... 15
Gambar 2.10 Jembatan Kabel Penahan (Pasupati Bridge, Indonesia) ... 16
xvii Universitas Kristen Maranatha
Gambar 2.20 Peta Wilayah Gempa Indonesia ... 33
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Perencanaan ... 42
Gambar 3.2 Seluruh Segmen Jembatan Tampak Tiga Dimensi ... 44
Gambar 3.3 Kedudukan Muatan Garis (P) ... 49
Gambar 4.1 Diagram Alir Analisis dan Desain Struktur Jembatan ... 52
Gambar 4.2 Input Material Beton ... 54
Gambar 4.3 Input Material Baja Tulangan ... 55
Gambar 4.4 Input Pendefinisian Jenis-jenis Beban yang Digunakan ... 56
Gambar 4.5 Input Kombinasi Pembebanan yang Digunakan ... 57
Gambar 4.6 Dimensi dan Penampang Melintang Balok Induk ... 61
Gambar 4.7 Dimensi dan Penampang Melintang Balok Anak ... 62
Halaman
Tabel 2.1 Penentuan Lebar Jalur dan Bahu ... 18
Tabel 2.2 Nilai Berat Isi untuk Bahan-bahan Bangunan ... 23
Tabel 2.3 Bentang L untuk Penentuan Koefisien Kejut ... 28
Tabel 2.4 Faktor Struktur ... 31
Tabel 2.5 Faktor Kepentingan ... 31
Tabel 2.6 Faktor Bahan ... 32
Tabel 2.7 Kondisi Tanah Berdasarkan Kedalaman Sedimen (Alluvium) Terhadap Tanah Keras (Bedrock) ... 33
Tabel 2.8 Koefisien Respons Gabungan (Kr) ... 34
Tabel 2.9 Koefisien Aliran (k) ... 36
Tabel 2.10 Lendutan Ijin Maksimum ... 39
Tabel 4.1 Tulangan BI1 (120 cm x 150 cm) ... 81
xix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Spesifikasi Pelat Beton Elemindo Perkasa ... 87
LAMPIRAN 2 Perbandingan Lendutan ... 90
LAMPIRAN 3 Hasil Evaluasi dengan Software CSiCol ... 93
LAMPIRAN 4 Jumlah Tulangan dan Nilai-nilai Tulangan Hasil
Desain dengan Menggunakan Software SAP2000 V.11. 100
LAMPIRAN 5 Gambar Penampang Melintang Jembatan ... 104
LAMPIRAN 1
Universitas Kristen Maranatha
88
Universitas Kristen Maranatha
90
LAMPIRAN 2
Tabel 1 Perbandingan Lendutan Ijin dengan Lendutan Hasil Analisis
Software SAP2000 v.11
Tipe Balok
Lendutan Ijin δ
(m)
Lendutan
Hasil Analisis Software SAP2000 v.11 (m)
BI1 0,04 0,014
BI2 0,04 0,011
BA1 0,04 0,034
BA2 0,04 0,034
Gambar 1 Lendutan BI1, Hasil Analisis Software (Satuan : m)
Universitas Kristen Maranatha
92
LAMPIRAN 3
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN SOFTWARE
CSiCol DAN HASIL EVALUASI KEKUATAN KOLOM
Universitas Kristen Maranatha
94
Langkah-langkah Penggunaan Software CSiCol
Langkah umum penggunaan software CSiCol dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Tampilan menu utama pada software CSiCol dapat dilihat pada Gambar
1 berikut.
Gambar 1 Tampilan Menu Utama Software CSiCol
2. Pilih Unit and Code pada menu utama untuk merubah satuan menjadi
SI-m, sepeti yang terlihat pada Gambar 2.
3. Pilih Material Parameters untuk merubah mutu material beton dan baja
tulangan sesuai dengan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Input Data Material
4. Pilih Convinement And Cover, kemudian input besarnya selimut beton
sesuai dengan yang digunakan pada software SAP2000 v.11 dan pilih
bentuk tulangan pengikat yang digunakan.
Universitas Kristen Maranatha
96
5. Pilih bentuk kolom yang digunakan pada Section Shape yang terdapat
pada menu utama.
6. Pilih Define XS untuk merubah diameter kolom, jumlah dan diameter
tulangan yang digunakan, tampilan pada software CSiCol dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5 Tampilan Circular Column
7. Pilih Define Loading, kemudian input nilai Mux bot, Mux top, Muy bot, Muy top
dan Pu yang merupakan hasil analisis software SAP2000 v.11, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.
8. Hasil evaluasi dapat dilihat pada Capacity Ratio, Detailed Result,
Interaction Curves dan Generate Report. Gambar 7 sampai dengan 11
merupakan hasil evaluasi kekuatan kolom dengan software CSiCol.
Gambar 7 Capacity Calculation Result (Bottom End)
Universitas Kristen Maranatha
98
Gambar 9 Detailed Result (Bottom End)
Gambar 10 Detailed Result (Bottom End)
Universitas Kristen Maranatha
100
LAMPIRAN 4
JUMLAH TULANGAN DAN NILAI-NILAI
TULANGAN HASIL DESAIN DENGAN
Tabel 1 Tulangan BI2 (120 cm x 150 cm)
Tulangan BI2 (120 cm x 150 cm)
Tumpuan Kiri Lapangan Tumpuan Kanan
Ukuran
Tumpuan Kiri Lapangan Tumpuan Kanan
Universitas Kristen Maranatha
102
Tabel 2 Tulangan BA1 (70 cm x 85 cm) (Lanjutan)
Tulangan BA1 (70 cm x 85 cm)
Tumpuan Kiri Lapangan Tumpuan Kanan Tulangan
Tumpuan Kiri Lapangan Tumpuan Kanan
Tabel 4 Nilai-nilai Tulangan Tumpuan BI2 (120 cm x 150 cm) Hasil Analisis Software SAP2000 V.11
Lokasi Tulangan
Tumpuan Kiri Lapangan Tumpuan Kanan
Tabel 5 Nilai-nilai Tulangan Tumpuan BA1 (70 cm x 85 cm) Hasil Analisis Software SAP2000 V.11
Lokasi Tulangan
Tumpuan Kiri Lapangan Tumpuan Kanan
Tabel 6 Nilai-nilai Tulangan Tumpuan BA2 (70 cm x 90 cm) Hasil Analisis Software SAP2000 V.11
Lokasi Tulangan
Universitas Kristen Maranatha
104
LAMPIRAN 5
Universitas Kristen Maranatha
106
LAMPIRAN 6
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau
yang terpisahkan oleh laut dan selat. Kondisi geografis tersebut mengakibatkan
terus meningkatnya arus lalu lintas kendaraan antar kepulauan guna menunjang
aktivitas dan mobilitas penduduk antar kepulauan di Indonesia. Tak heran saat ini
banyak dibangun sarana penghubung antar pulau seperti jembatan ataupun
Kepulauan Seribu merupakan salah satu kepulauan di Indonesia yang
dijadikan sebagai objek wisata yang sangat menarik dengan keindahan taman laut
dan juga pantainya. Berdasarkan data yang diperoleh dari website mengenai
keadaan umum Kepulauan Seribu, luas Kepulauan Seribu kurang lebih 108.000
hektar, tinggi gelombang di Kepulauan Seribu pada musim Barat berkisar antara
0,5-1,5 meter, sedangkan pada musim Timur tinggi gelombang berkisar antara
0,5-1 meter dan perairan Kepulauan Seribu dikategorikan sebagai perairan laut
dangkal.
Perkembangan wisatawan yang datang ke Kepulauan Seribu dari tahun
ke tahun cenderung menurun, sehingga mengakibatkan perekonomian di
Kepulauan Seribu menurun. Untuk meningkatkan perekonomian di Kepulauan
Seribu perlu adanya sarana transportasi yang memudahkan bagi para wisatawan
untuk melakukan perjalanan, seperti pembangunan jembatan atau terowongan.
Dalam Tugas Akhir ini sarana transportasi yang dipilih adalah jembatan.
Jembatan dengan material beton bertulang menjadi pilihan yang sesuai
kebutuhan karena perawatannya lebih mudah. Beban yang bekerja pada struktur
jembatan diantaranya meliputi beban mati, beban hidup (beban ”T”, beban ”D”,
beban pada trotoar, beban kerb, beban tiang sandaran), beban akibat gempa bumi,
beban akibat aliran air, beban angin dan beban akibat gaya angkat.
Dalam Tugas Akhir ini, akan dilakukan pemodelan dan analisis
jembatan beton bertulang yang direncanakan untuk menghubungkan Pulau
Bidadari dengan Pulau Kelor yang terdapat di Kepulauan Seribu, peta lokasi yang
Universitas Kristen Maranatha
3
Gambar 2.1 Peta Lokasi [19]
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah
1. Melakukan pemodelan dan analisis struktur beton bertulang dengan
menggunakan software SAP2000 v.11 dan CSiCol untuk evaluasi
kekuatan kolom berdasarkan hasil analisis dengan software SAP2000
v.11
2. Mendesain kolom dan balok jembatan yang menghubungkan Pulau
Bidadari dengan Pulau Kelor.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis jembatan yang direncanakan adalah jembatan portal balok
beton bertulang yang menghubungkan Pulau Bidadari dengan Pulau
2. Perencanaan lebar jembatan berdasarkan Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997
3. Tipe jalur lalu lintas yang direncanakan adalah 1 jalur-2 lajur-2 arah
(2/2 tidak terbagi)
4. Bangunan atas dengan bangunan bawah jembatan merupakan satu
kesatuan (monolit)
5. Tinggi kolom direncanakan 6 meter yang diletakkan di atas kepala
tiang pondasi tiang pancang
6. Kolom direncanakan berbentuk bundar
7. Balok direncanakan berbentuk persegi
8. Pelat yang digunakan adalah pelat HCS (Hollow Core Slab) yang
merupakan rekomendasi PT. Beton Elemindo Perkasa
9. Asumsi jalan pada jembatan adalah jalan lokal dengan VLHR
3000-10000 smp/hari
10.Panjang jembatan persegmen yang direncanakan 15 meter dengan
jumlah segmen keseluruhan adalah 57 segmen
11.Lebar jembatan direncanakan 13 meter
12.Lebar jalur direncanakan 7 meter, dimana lebar masing-masing lajur
direncanakan 3,5 meter
13.Lebar bahu jalan direncanakan 1,5 meter
14.Lebar trotoar direncanakan 1,5 meter
15.Tebal lapisan aspal direncanakan 7 centimeter
16.Tinggi trotoar direncanakan 17 centimeter
Universitas Kristen Maranatha
5
18.Beban yang diperhitungkan pada struktur jembatan adalah beban
mati (beban tiang sandaran dan beban lapisan aspal), beban hidup
(beban ”T”, beban ”D” garis, beban ”D” merata, beban pada trotoar,
beban kerb dan beban tiang sandaran), beban beban angin, beban
akibat gempa bumi, beban akibat aliran air dan beban akibat gaya
angkat yang disebabkan oleh air pasang
19.Beban hidup direncanakan beban hidup tidak penuh dengan faktor
pengali sebesar 70% karena jembatan berada pada daerah wisata,
sehingga kondisi lalu lintas padat pada jembatan hanya terjadi pada
waktu-waktu tertentu
20.Kendaraan rencana terberat yang boleh melewati jembatan adalah
kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar 10 ton
21.Pemodelan arah beban angin diasumsikan satu arah berdasarkan
ketentuan pada SNI 03-1725-1989
22.Beban gempa dihitung berdasarkan SNI 03-3428-1994
23.Wilayah gempa termasuk wilayah gempa 3
24.Untuk perhitungan beban gempa jalan pada jembatan diasumsikan
sebagai jalan primer, karena merupakan satu-satunya jalan darat
yang menghubungkan Pulau Bidadari dengan Pulau Kelor
25.Kedalaman sedimen (Alluvium) terhadap tanah keras (Bedrock)
diasumsikan lebih dari 25 meter
26.Pemodelan dan analisis dilakukan berdasarkan SNI 03-2847-2003
28.Momen inersia kolom yang digunakan didapat berdasarkan software
SAP2000 v.11
29.Kekuatan kolom dievaluasi dengan menggunakan software CSiCol
30.Koefisien aliran air ditentukan sebesar 3m/detik
31.Gaya akibat tekanan tanah, gaya akibat perbedaan suhu, gaya akibat
rangkak dan susut, gaya rem dan traksi, gaya gesekan pada tumpuan
bergerak, gaya sentrifugal, gaya tumbuk pada jembatan layang,
beban dan gaya selama pelaksanaan, gaya angkat yang disebabkan
oleh tekanan tanah diabaikan
32.Perkerasan jalan diabaikan
33.Data tanah untuk pondasi diabaikan
34.Perencanaan pondasi diabaikan
35.Perhitungan garis pengaruh diabaikan.
1.4 Sistematika Pembahasan
Penulisan Tugas Akhir ini dibagi ke dalam 5 bab dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup pembahasan, serta sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi berbagai elemen struktur
dalam jembatan dan pemodelan beban yang mempengaruhi struktur
Universitas Kristen Maranatha
7
BAB 3 METODOLOGI PERENCANAAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metodologi perencanaan dimana
menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mendesain
jembatan beton bertulang.
BAB 4 STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas pemodelan jembatan, input data-data
struktur dan beban yang digunakan, perhitungan struktur dengan
menggunakan software SAP2000 v.11 berdasarkan data beban yang
bekerja pada struktur yang ada, evaluasi kekuatan kolom berdasarkan
hasil desain dari software SAP2000 v.11 dengan menggunakan
software CSiCol, serta asumsi desain dan pembahasan hasil analisis
untuk struktur yang akan digunakan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil desain dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya serta
saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut, agar lebih baik dimasa
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Hasil desain dan analisis mengunakan program SAP2000 v.11
menunjukkan bahwa desain jembatan beton bertulang dalam Tugas Akhir
ini membutuhkan dimensi balok anak arah melintang jembatan (BA1)
Universitas Kristen Maranatha
84
(BA2) yang dihasilkan adalah 70 cm x 90 cm. Sedangkan dimensi balok
induk arah melintang (BI1) dan balok induk arah memanjang (BI2) adalah
120 cm x 150 cm.
2. Dimensi kolom (K1) yang dihasilkan adalah sebesar 180 cm dengan
toleransi jumlah tulangan yang digunakan adalah 2 %.
3. Tipe pelat HCS yang digunakan berdasarkan beban yang bekerja adalah
HCS with topping 200.07.12 dengan panjang bentang 4,25 meter
4. Evaluasi kekuatan kolom dengan program CSiCol menunjukkan bahwa
dimensi kolom hasil desain dengan menggunakan software SAP2000 v.11
cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ∅Pn dan ∅Mn yang terletak di
dalam kurva diagram interaksi.
5. Lendutan yang dihasilkan masih lebih kecil dari lendutan ijin,
perbandingan lendutan yang dihasilkan dengan lendutan ijin dapat dilihat
pada Lampiran 2.
4.2 Saran
Saran-saran untuk peneliti selanjutnya diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba desain jembatan dengan
material beton prategang, baja, ataupun komposit, agar dimensi struktur
jembatan yang dihasilkan lebih efisien.
2. Penelitian lebih lanjut hendaknya mempertimbangkan penggunaan base
1. Bina Marga (1997), Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum, Indonesia.
2. Kimpraswil, NSPM (2002), Metode, Spesifikasi, Dan Tata Cara, Balitbang Kimpraswil, Jakarta.
3. Nawy, Edward G. (1998), Beton Bertulang, PT. Refika Aditama, Bandung.
4. Standar Nasional Indonesia (2003), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, Jakarta.
5. Supriyadi, Bambang & Setyo M., Agus (2007), Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta.
6. Sweroad, PT. Bina Karya (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI), Direktorat jendral Bina Marga, Indonesia.
7. url :http://Google image.com/Arc Bridge.jpg
8. url :http://Google image.com/Balok.jpg
9. url :http://Google image.com/Beam Bridge.jpg
10.url :http://Google image.com/Clifton Bridge.jpg
11.url :http://Google image.com/Composite Bridge.jpg
12.url :http://Google image.com/Concrete Bridge.jpg
Universitas Kristen Maranatha
86
14.url :http://Google image.com/Kepala Jembatan.jpg
15.url :http://Google image.com/Kolom.jpg
16.url :http://Google image.com/London Bridge.jpg
17.url :http://Google image.com/Pasopati Bridge.jpg
18.url :http://Google image.com/Pelat.jpg
19.url :http://Google image.com/Peta Kepulauan Seribu.jpg
20.url :http://Google image.com/Truss Bridge.jpg
21.url :http://Google image.com/Wood Bridge.jpg
22.url :http://wikipedia.org/wiki/Keadaan Umum Kepulauan Seribu