• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PTK UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PRAKTIKUM MATA PELAJARAN FISIKA DENGAN CARA SALING MENGAMATI PADA SISWA KELAS 8 SMP NEGERI 2 CILAWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROPOSAL PTK UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PRAKTIKUM MATA PELAJARAN FISIKA DENGAN CARA SALING MENGAMATI PADA SISWA KELAS 8 SMP NEGERI 2 CILAWU"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PRAKTIKUM MATA PELAJARAN FISIKA DENGAN CARA SALING MENGAMATI PADA SISWA KELAS 8 SMP

NEGERI 2 CILAWU

Peneliti: Budiwati, S.Pd.

(2)

Proposal PTK

Judul:

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PRAKTIKUM MATA PELAJARAN FISIKA DENGAN CARA SALING MENGAMATI PADA SISWA KELAS 8 SMP NEGERI 1 PEDAMARAN TIMUR DENGAN MATERI CAHAYA

Latar Belakang

Pembelajaran ilmu Fisika pada siswa SMP memberikan suatu tantangan yang besar bagi para pengajarnya. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar materi ilmu Fisika terdiri dari konsep-konsep yang abstrak yang harus diajarkan dalam waktu yang relatif singkat. Keterbatasan waktu juga menyebabkan pembelajaran beberapa konsep ilmu fisika mengacu pada transfer pengetahuan untuk mengejar target kurikulum. Selain itu sebagian besar guru pada prakteknya masih mengajar menggunakan metode ceramah. Transfer pengetahuan seperti ini tidak dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menerapkan kecakapan hidup, siswa menjadi pasif, tidak termotivasi, dapat menimbulkan rasa membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus fisika dan konsep-konsep abstrak yang harus dihafalkan. Jika hal ini berlangsung terus menerus, tentu akan menurunkan kualitas proses dan hasil belajar fisika.

Hakekat IPA pada dasarnya menyangkut hasil dan proses (Rustaman, 1995). Kegiatan praktikum menurut Trowbridge &Bybee (1990 : 230-240) merupakan kegiatan yang berperan dalam mengembangkan ketrampilan proses siswa. Dengan demikian, kurang pelaksanaan praktikum di sekolah membuat ketrampilan siswa kurang berkembang.

(3)

Berdasarkan beberapa kesulitan siswa memahami materi dan menerapkan konsep Fisika pada materi cahaya, maka metode eksperimen diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian tentang :

“ Meningkatkan Efektifitas Praktikum Mata Pelajaran Fisika Dengan Cara Saling Mengamati Pada Siswa Kelas 8 SMP NEGERI 1 PEDAMARAN TIMUR dengan materi Cahaya”.

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian .... Tahun Ajaran 2011/2012 di kelas ... SMP... Rentang Nilai Semester .... tahun ajaran 2011/2012

Ulangan harian 1 Ulangan harian 2

Jumlah % Jumlah %

(Sumber: Buku Nilai Siswa Kelas ...) Rumusan Masalah

Masalah yang akan dicari penyelesaiannya pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas proses belajar Fisika (diamati dari keaktifan siswa, motivasi siswa) materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 SMP Negeri 1 Pedamaran Timur?

b. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Fisika materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 SMP Negeri 1 Pedamaran Timur?

Tujuan penelitian

1. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Fisika pada siswa kelas 8 semester 2 SMP Negeri 1 Pedamaran Timur.

(4)

a. Meningkatkan kualitas proses belajar Fisika materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 SMP Negeri 1 Pedamaran Timur melalui penerapan metode eksperimen.

b. Meningkatkan kualitas hasil belajar Fisika materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 SMP Negeri 1 Pedamaran Timur melalui penerapan metode eksperimen.

Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa

a) dapat meningkatkan kualitas proses belajar Fisika pada materi cahaya b) dapat meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi cahaya

c) dapat meningkatkan ketrampilan / psikomotor b. Bagi guru

a) Dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam usaha peningkatan proses kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan tuntas dan baik

b) Dapat meningkatkan kreatifitasnya dengan menerapkan metode eksperimen c) Menumbuhkan budaya meneliti pada guru

c. Bagi sekolah

penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran fisika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

d. Bagi peneliti

penelitian ini sebagai wahana peningkatan profesionalisme guru yang akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah

Tinjauan Pustaka

1. Proses Pembelajaran Fisika

(5)

Proses pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh para guru pada umumnya dan guru Fisika di SMP Negeri 2 Pedamaran Timur khususnya masih didominasi oleh kegiatan ceramah yang dilanjutkan dengan latihan soal-soal. Metode pembelajaran seperti itu memberi kecenderungan siswa untuk menghafal tentang konsep Fisika tetapi belum tentu memahami dengan baik, menjadikan siswa pasif dan hasil belajar fisikanya pun rendah. Pada pembelajaran pemantulan cahaya pada cermin datar misalnya, siswa dapat menghafal sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin datar, tetapi belum tentu dapat menjelaskan bagaimana proses pembentukan bayangan juga sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar pada sudut tertentu.

Menurut Tobin etal (dalam Dasna dan Fatchan, 2008), berdasarkan pandangan konstruktivistik dinyatakan bahwa pengetahuan atau pengertian yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari konsep konstruktif (aktif) yang berlangsung terus menerus dengan cara mengatur, menyusun dan menata ulang pengalaman yang dikaitkan dengan struktur koqnitif yang dimiliki.

Dari pandangan tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dalam kelas hendaknya berorientasi pada siswa karena merekalah yang menyusun konsep-konsep yang ditemukan. Guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa mempermudah pemahaman dan memberikan arahan agar tidak terjadi kesalahan konsep.

Pada penelitian ini, pemecahan masalah rendahnya kualitas proses dan hasil belajar Fisika di SMP Negeri 1 Pedamaran Timur menggunakan metode eksperimen.

2. Pendekatan pembelajaran sains

Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran sains, a.l : pendekatan faktual, konseptual dan pendekatan proses. Pendekatan faktual, dan konseptual masih mengutmakan produk sains, sedangkan pendekatan proses menekankan bagaimana siswa terlatih melakukan sains untuk memperoleh produk sains. Dengan demikian pendekatan proses memacu adanya sikap kreatif, berpikir kritis, logis, sistematis dan bersikap terbuka dalam diri siswa.

(6)

3. Hasil belajar Fisika

Hasil belajar adalah nilai (perubahan) yang dicapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar Fisika. Hasil belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa, juga sebagai indikator terhadap daya serap siswa.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diharapkan melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas peroses dan hasil belajar Fisika materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 SMP 1 Pedamaran Timur.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “diduga dengan cara saling mengamati dapat meningkatkan efektifitas praktikum mata pelajaran fisika pada siswa kelas 8 smp negeri 1 Pedamaran Timur”.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas yang ingin mengungkap seberapa efektifitas praktikum mata pelajaran fisika dengan cara saling mengamati pada siswa kelas VIII B.

Setting Penelitian

Lokasi penelitian tindakan ini adalah SMP Negeri 1 Pedamaran Timur, kelas VIII B semester 2 terdiri dari 20 siswa Perempuan dan 16 siswa laki-laki. Kondisi kelas ukuran ruangan 7m x 9m, dengan fentilasi pencahayaan ruangan cukup standard. Lama penelitian kurang lebih tiga bulan dimulai dari bulan Februari sampai April 2011, sedangkan subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan faktor perbedaan kemampuan belajar antar siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian.

Subjek Penelitian

(7)

Siklus 1 Teridiri Dari 3 Pertemuan Perencanaan Refleksi Awal

Observasi Tindakan

Refleksi Perencanaan

(8)

Proses Penelitian Tindakan

Refleksi awal, kelas VIII B semester II mata pelajaran IPA sangat pasip, siswa hanya mendengar dan menyimak, bagaimana guru dapat meningkatkan motivasi belajar agar siswa aktip?

1. Perencanaan

Meliputi penyampaian materi IPA khususnya Cahaya , latihan dengan mengerjakan beberapa soal, pembahasan latihan soal, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan motivasi siswa.

2. Tindakan (action) kegiatan mencakup

a. Siklus I dimulai dari refleksi awal, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi akhir.

b. Siklus II (sama dengan siklus I) 3. Observasi (pengamatan)

Pada tahap ini peneliti akan mengadakan pengamatan hasil belajar siswa dari keaktifan siswa yaitu :

1). Keaktifan siswa dalam diskusi 2). Banyaknya siswa yang bertanya

3). Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru/siswa lain 4). Memberikan pendapat

4. Refleksi

Pada kegiatan akhir tiap siklus perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil penelitian.

Rencana Penelitian

Siklus I

(9)

Melaksanakan observasi tentang permasalahan yang ada, mempersiapkan silabus dan rencana pembelajaran dengan materi cahaya (sub konsep pemantulan cahaya pada cermin datar), menyusun jadwal penelitian dan instrumen monitoring. Guru membuat lembar kerja (petunjuk eksperimen), lembar pengamatan eksperimen dan soal-soal yang digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama 2 kali pertemuan, mempersiapkan soal-soal sebagai evaluasi menyeluruh.

2. Pelaksanaan tindakan

a. siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggunakan metode eksperimen

b. guru memberikan appersepsi dengan memberi beberapa pertanyaan c. guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar

materi yang akan dipelajari

d. siswa dibagi dalam kelompok-kelompok secara acak.

e. siswa ditugaskan untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing f. guru membagikan cermin datar dan benda (dapat berupa lilin) pada

masing-masing kelompok

g. siswa diminta melakukan eksperimen sesuai petunjuk kerja h. siswa diminta mengumpulkan laporan hasil kegiatannya

i. meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya j. melakukan pembahasan dengan cara diskusi kelas

k. memberi penguatan berupa konsep-konsep penting

l. memberikan tes untuk mengetahui penguasaan konsep yang dipelajari secara individual

3. Pengamatan (observasi)

Selama tahap pelaksanaan peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan siswa pada masing-masing fase yaitu eksperimen, diskusi kelompok, laporan kegiatan dan ketrampilan proses siswa selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. 4. Refleksi

(10)

- keaktifan siswa melakukan eksperimen, partisipasi dalam kelompok

- Hasil kegiatan kelompok

- Jawaban pertanyaan dan kaitannya dengan hasil kegiatan kelompok.

b. Bebarapa indikator keberhasilan pada siklus I

Aspek Pencapaian

Siklus I Cara mengukur Keaktifan siswa melakukan

eksperimen

20 %

Diamati saat eksperimen berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti. Diamati dari siswa yang aktif dalam melakukan eksperimen

Interaksi antar siswa dalam

kelompok 15 %

Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok Ketepatan waktu dan cara

mengerjakan leporan 25 %

Diamati dari ketepatan nilai lebih besar atau sama dengan 70 dinyatakan lulus

Siklus II

(11)

Bebarapa indikator keberhasilan pada siklus II

Tabel 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No. Kegiatan Minggu ke

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan Proposal 2 Seminar Proposal 3 Persiapan Penelitian 4 Pelaksanaan Siklus 1 5 Pelaksanaan Siklus 2 6 Pelaksanaan Siklus 3 7 Analisis Data

8 Penulisan Laporan 9 Seminar Hasil

Aspek Pencapaian

Siklus II Cara mengukur Keaktifan siswa melakukan

eksperimen

20 %

Diamati saat eksperimen berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti. Diamati dari siswa yang aktif dalam melakukan eksperimen

Interaksi antar siswa dalam

kelompok 15 %

Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok Ketepatan waktu dan cara

mengerjakan leporan 20 %

(12)

10 Perbaikan Laporan

Instrumen Penumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 1. Observasi

Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.

Ada dua observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini, diantaranya : (I) Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan dimana observer berada bersama dengan objek yang selidiki. Artinya peneliti ikut berpartisipasi secara langsung saat peristiwa terjadi. (2) Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakukan dimana observer tidak berada bersama dengan objek yang selidiki. Tetapi, peneliti menggunakan daftar cek

(Check List) dalam menggali atau mengumpulkan data ketika menggunakan terknik ini.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas VIII dan guru -guru kelas VIII SMP Negeri 2 Cilawu .

Dokumentasi

Zuriah (2003), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa

(13)

dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi dan digunakan camera video, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar. Data hasil observasi, catatan guru, kuesioner terbuka dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar. Untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan cara membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes sebelumnya.

Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas (PTK) analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan membandingkan tingkat keberhasilan atau tercapainya masing-masing siklus. Proses menganalisis data menurut Miles (dalam Sugiyono, 2010:247) yaitu dengan teknik analisis kualitatif dengan model analisis interaktif. Analisis mempunyai 3 komponen yaitu reduksi data, paparan data/penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara singkat ketiga komponen dapat digambarkan dalam siklus sebagai berikut:

Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data (interactive model) Sumber : Sugiyono (2010:247)

Reduksi data dilakukan dengan : 1. Data prestasi belajar peserta didik

Pengumpulan data

Reduksi Data Deskripsi Data

(14)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Setelah dilaksanakan tes pada akhir pembelajaran maka nilai individu yang diperoleh peserta didik dapat dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut, dengan indikator yang ingin dicapai adalah ≥70 sesuai dengan SKBM.

Nilai =

Setelah diperoleh nilai prestasi belajar kemudian dihitung ketuntasan belajar secara klasikal. Indikator ketuntasan belajar secara klasikal apabila 80% peserta didik dari jumlah peserta didik secara keseluruhan dinyatakan tuntas belajar. Ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :

Ketuntasan klasikal = 100%

didik

Indikator : ketercapaian data prestasi siswa sesuai dengan KKM di SDN 01 Manguharjo adalah ≥ 80 % peserta didik dari jumlah peserta didik mendapat nilai ≥ 70.

2. Data Aktivitas dalam Pembelajaran

a. Peserta didik

Penilaian dilakukan secara klasikal untuk mengetahui aktivitas peserta didik selam proses belajar mengajar berlangsung. Data aktvitas peserta didik diambil melalui lembar observasi pada saat kegiatan belajar mengajar yang dapat dianalisis dengn rumus sebagai berikut:

(15)

Kriteria penyajian pelaksanaan pembelajaran : (Suharsimi Arikunto, 2009 : 44)

Indikator yang diharapakan dari aktivitas peserta didik adalah apabila mendapat nilai ≥ 81 dengan kategori sangat Aktif.

b. Guru

Data aktivitas guru berupa keterampilan guru saat mengajar diambil melalui lembar observasi pada saat kegiatan belajar mengajar yang dapat dianalisis dengan rumus sebagai berikut :

Nilai =

Kriteria penyajian pelaksanaan pembelajaran : 81 – 100 = Sangat baik

61 – 80 = Baik 41 – 60 = Cukup 21 – 40 = Kurang 0 – 20 = Kurang sekali (Suharsimi Arikunto, 2009 : 44)

Indikator yang diharapakan dari aktivitas guru adalah apabila mendapat nilai ≥ 81 dengan kategori sangat baik.

(16)

---a. Sebanyak > 75% siswa dapat memahami materi sifat-sifat cahaya b. Ketuntasan belajar tercapai jika 85% siswa mendapat nilai > 65

(17)

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian ....
Tabel 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data (Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ini dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah mengenai penjualan alat musik pada PD.âBeton Musikindoâ dalam mempermudah mencari data barang dan harganya

Pada hari ini, seramai 407 Person Under Surveillance (PUS) telah mendaftar masuk di hotel untuk menjalani kuarantin, menjadikan jumlah keseluruhan PUS di 31 buah hotel

Selain dilakukan uji pakar media dan uji pakar materi. Maka dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket untuk mengetahui respon dari guru dan siswa

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Perijinan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di BPTPM Kota Serang belum berjalan dengan baik.. Saran dari penelitian : (1) Untuk

Kekurangan dari sistem pengelolaan fasilitas rusak saat ini adalah tidak adanya tempat mahasiswa melaporkan kerusakan dengan mudah dan terdata, setiap fasilitas rusak masih

(1) Untuk mengetahui jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan yang harus dilunasi oleh Wjib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan

- Direktur perusahaan hadir langsung, apabila diwakilkan membawa surat tugas dan mendapat kewenangan penuh untuk mengambil keputusan. Demikian undangan ini disampaikan,

“misi sosio -pedagosis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, taat hukum,