• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESULITAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS II SEMESTER GASAL SMU NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2OO3/2OO4.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESULITAN BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS II SEMESTER GASAL SMU NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2OO3/2OO4."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KESI]LITAN

BELAJAR

BIOLOGI DITINJAU DARI

KEMAMPUAN AWAL

DAN

I(EMANDIRIAN BELAJAR

PADA SISWA KELAS

II

SEMESTER GASAL

SMU

NEGERI4

ST]RAKARTA TAIIT]N PELAJARAN 2OO3I2OO4

sRr IryIDORETNO, LITITON SUNYOTO,

LAYLA

NURIANNY

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret

Diterima 16 Desember 2005. Disetujui 12 Januari 2005

Absfract

The goals of this research were lonwing d.iffrculties of biological leaming in a point of view of personal pre-academic ability and self-leaming processes of second grade of SMUN 4. The research was carried out by

collecting the data by using the ex post facto rnethod, Cluster random sampling technique was used when sampling. Two ways Anava was used to analyze the obsented data.

The result showed tlnt there are significant ilnpacts of personal pre acadetnic ability, and self'leaming

processes toward the dificulties of biological learning. Tlwse can be seen from the valuc of F rtnrud (0, os:2, 3o)

=12,667 > Fwt"(a0s:2,3q=j, j2. Foyn*"11s,0s:2,s01=12,667

)

Ftuilr1s,os,z,g=

j,32'

Key words: The dfficulty of biological leaming, personal pre-academic ability, self-leaming processes. BIOEDUKASI

Volume 2, Nomor

I

Halaman 13 - 16

PENDAHTJLUAN

Kemajuan pendidikan tidak lepas dari

sekolah

yang

memuat proses

tersebut"

Kegiatan tersebut ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor dalam

diri

siswa dan dari luar

diri

siswa (Syah, 1995 ; Surya dalam Rusyan dkk,

1989)

Setiap siswa

prinsipnya

berhak

memperoleh

peluang

memperoleh kinerja akademik yang memuaskan, namun kenyataan

jelas

bahwa

siswa memiliki

perbedaan

intelektual, kemampuan

fisih

latar belakang

keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar. Penyelenggaraau

pandidikan

di

sckolah-sekolah

pada

umumnya

ditujukan

kcpada

siswa berkemampuan rata-rata, sohiugga yang berkemampuan

lcbih

atau kurang tcrabaikqn.

Hal

tergebut menimbulkan ,masalah kcsulitan

belajar

(Atrmadi

dan

Widodo

Supriyono,

1991),

krdikator

tujuan

pendidikan

dapat

diketahui dengan

mclihat

tinggt

rendaluya

kesulitan

belajar

yang

dihadapi

sicwa.

Kesulitan tersebut dapat

dilihat

pada proses

belajar siswa, karena kesiapan siewa menerima

pelajaran berdampak pada pencapaian prestasi

belajar. Kesiapan

ini

meliputi kesiapan fisik,

ISSN: 1693-265X

Februari

2005

psikis maupun fasilitas yang dibutulrkan siswa

untuk menunjang proses belajar.

Perbedaan kernampuan

tersebut

mendorong pihak penyelenggara pendidikan, memperhatikan kemampuan awal siswa yang

akan

masuk sekolah.

Melalui

hal

tersebut

dimungkinkan siswa yang mempunyai latar belakang ke4ampuan awal yang

baik

dapat

mengiluti pelajaran dengan mudah.

Belajar mandiri bukanlah

mutlak berarti belajar sendiri, melainkan ada motivasi

diri

yang

mendorong

kegiatan

belajar.

Kemandirian

menyangkut

inisiatif

siswa,

sehingga diharapkan

dapat

memanfatkan

wakfi di

sekolatr dan

di

rumatt dengan penuh tanggung jawab untuk keberhasilar belajarnya.

Guru hanrs

menekankan

perlunya

belajar

mandiri kcpada

siswa-siswanya, sehingga

proses belajar akan berjalan lcbih

cfektif

Berdasa*an uraian

di

atas pcngaruh

kesulitan

bclajar

biologi

didnjau

dari

kemampuan ''

awal dan

kornandirian

belaju

penting unhrk dikaji.

METODE

PEMLITHN

(2)

B|OEDUKAS|Vol.2, No. 1, hal. 14 - 16

post

facto.

Populasi yang digunakan dalam penelitian

meliputi

seluruh siswa lcelas

IlA,

I[8,

IIC, IID, IIE,

IIF,

IIG,

IIfI,

dAN

Itr

SMU Negeri 4 Surakarta tahtn pelajaran

2W3n0{J/-Sampel yang diambil adalatr satu kelas

dari sembilan kelas, yaitu siswa kels

m

SMU Negeri

4

Surakarta tatrun pelajaran 3W?120M

dengan teknik cluster random sampling,

yutu

sampel acak kelompok.

Metode Pengumpulan Data :

a. Metode Dokumen

Dolanmen

yang

digunakan

dalart penelitian

ini

adalah nilai

t

uB

mata pelajaran

biologi

kelas

nF

semester

gsnaP

tahun

pelajaran 2WZ|2W3.

b. Metode angket

Angket yang digunakan adalah angket

langsung tertutup, yaitu bentuk angket yang

diisi

langsung responden,

tinggal

memilih jawaban yang telah disediakan.

HASIL

DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan

hasil

penelitian, maka dapat disajikan deskipsi data sebagai

berilut

:

Tabel 1, Plnyebaran Data Kemampuan Awal

Kateeori Skor Freluensi

Tinggi

Sedang Rendatr

a127'02

5,59 3*z<7,02 al < 5,59

5 28

6

al = kenrampuan awal

tingg

a2 = kemampuan awal sedang

a: = kemampuan awal rendatr

Berdasarkan

Tabel

di

atao,

maka

kemampuan

awal

siswa dapat digambarkan dalam bpntuk diagram batang sobagai botihrt :

Iinggi

Sedang Rendah

kenrmpurn

rrrl

Gambar 1. Diagram Bataog Pcnycbaran Komampuan AwaI

Tabel2. Penyebaran Skor Kemandirian Belajar

Ka0eeori Skor Frek

Tinggi

Sedang Rendah

a12L29,47

119,68 <az<129,47

a3 < 119,68

6

n

6

Keterangan:

br = Kemandirian belajar tinggt

be = Kemandirian belajar sedang br= Kemandirian belajar rendah

Berdasarkan

Tabel

penyebaran data

tersebut, kemandirian

belajar siswa

dapat

diganrbarkan dalam bentuk diagram batang

sebagai berikut:

Tinggi

Sedang Rendah

l(emandlrlan Belalrr

Garnbar 2. Diagram Batang Penyebaran Data Kemandirian Belajar

Tabel

3.

Penyebaran

Skor

Kesulitm Belajar

Biologi

Kelas

Interval Batas Nyata Frekuensi

195

-

200

20t

-2M

207

-212

213

-2t8

2r9

-2U

225 "290

194,5 -200,5 200,5 -206,5 2A6,5 -2t2,5 212,5 -218,5 218,5

-2U,5

2U,5 -234,5

3 7 10 L2 5 2

Gambar 3. HlstogramFrokuensi Skor KesuHtan Belajar Biologi

t4

30 25

?-20

915

tro

r

J 0

2E

!0

t5

(3)

Sumber

Varian JK dk RK F

Bfekutana: A (baris) B (kolom) Intcraksi AB Galat

883,733 438,682 503,303

tu',625

2 2

,4

30

441,866

2l9,yl

t25,gl,

y,8g

12,617

6,29t

3,610 15

Tabel 4. Rangluman Anava

A

: Kesulitan Belajar B : Kemandirian Bclajar

Ilarga

F

u

oosarol

=

3,32 dan Fuur

(0,05:4,30)

=

2,6).

Berdasarkan harga-harga Fqsa

tersebut

maka

didapatkan keputusan

uji

sebagai

berihrt:

Tabet 5. IGpuhrsan Hipotcsis Berdasartao Analisis

SidikRagam

Hasil uji

hipotesis

pertamt

menunjukkan

adanya

per*aaan

kcsulitan belajar biologi ditinjau dari kemanrpuan awal

sisw4

dimana

Fti

=

l2,6fil

)

Fo

(ecr:2Jo1.

Kemampuan

awal

mcrupakan

suatu

pengetahuan dasar sebagai prasyarat untuk menuju pada pengetahuao yaog

lebih

tinggi

dan lebih

kompleks.

Berdasarkan hasil

penelitian

mcnunjukkan

bahwa

terdapat

perbedaan kernampuan

awal tinggi,

secam

otomatis sudah

memiliki

modal

untuk menerima pengetahuan

dari

setiap pelajaran

yang akan dihadapi, yang pengetahuao itu akan

lebih

kompleks, maka kcsulitan

yang

akan

dihadapi pada

pelajaran berikutnya relatif

sedikit

dibandingfan dcnagn

siswa

yang memiliki kemampuan awal sedang dan rendah.

Siswa maupun gunr dapat urempcrtimbangkan

arti

penting kcrnampuan

iwal,

yang

salalr satunya dapat diketahui mclalui prelest.

Hasil uji hiporcsis lredua mcnunjulkan adanya perbedaan

kcsulitu

bclajar

biologi

SRI WIDORETNO, dkk.

-

Kesulitan Belajar Biologi

ditinjau dari kemandirian belajar, dimana F6i1=

6,293

>

For

(o,os,z,to)

=

3,32.

Kemandirian

belajar adalah usaha pada

diri

siswa yarig

terdorong

oleh

motivasi

diri

sendiri

untuk

belajar. Siswa yang

memiliki

kemandirian belajar tinggr akan senantiasa menggunakan

walrtu luang baik di sekolah maupun di rumah

untuk

belajar

dan

mengatasi

kesulitan

belajarnya sendiri.

Belajar maniliri

bukanlatr

berarti belajar sendiri, belajar rnandiri bisa dilaktrkan sendiri maupun kelompok Dewasa

ini

banyak

lembaga bimbingan

belajar

yang

menyuguhkan

metode

betajar

yary

lebih

efeltif,

namun hal

ini

tidak rnutlak rnengatasi

kesulitan belajar

biologi

siswa

kalau

tidak diimbangi oleh motivasi dn inisiatif dari siswa

itu sendiri.

Siswa yang mempunyai kemandirian

belajar

tingg

akan

selalu

berusatra

tnemecahkan masalahnya sendiri, apabila tidak yakin tidak segan-segan bertanya kepada orang

lain

dan

akan

memiliki

kesan

yang

lebih mendala:n terhadap apa yang dipelajari. Mata

pelajaran

biologi

brkan

menrpakan mata pelajaran hafalan belaka pplainkan suatu mata

pelajaran

yang

rnernerlukan

pemecahan masalah dengan menggunakan rnetodc ilmiah. Metode

ilmiah

diperlukan suatu kemandirian belajar untuk mendapatkan ide-ide banr untuk mendapatkan sesuatu yang banr selain untuk

memecahkan suatu masalah.

Hasil uji hipotesis kctiga menunjukkan bahwa ada perbedaan kesulitan belajar biologi

ditinjau dari interalsi

kemanrpuan awal dan

kemandirian

belajar

dengan Fut=3,610>Ft"u

(o,os:t,t0F2,69,

Siswa

yang

mempunyai kemampuan

awal tinggr dan

kemandirian

belajar

tinggr

at<an cendenrng mempunyai

kesulitan

belajar

biologi yang

rendah

dibanding dengan

siswa

yng

mempunyai kemanrpuan

dan

kemandirian belajar sedng

dan rendatr.

Siswa yang mempunyai kemampuan

awal

tinggi

dan

kemandirian belajar tinggr dalam mengikuti pelajaran akan lebih mudah,

karena pada hakelotrya iswa tersebut sudah

memiliki pengetahuan prasyarat sehingga alran

lebih

mudatr

mematrami

malcri

pelajaran berilutnya, Kemandirian belajar yang

tingg

berarti siswa

tidak

hanya

sekedar mendengarkan pelajaran dari guru

di

sekolatr

tetapi

mempunyai

motivasi

untuk

selalu

memecahkan masalah kesulitan belajarnya,

Sumber'Vuianei Frh.. Fotr Kcoufirsan Uii

Baris (A) Kolom@) htcraksi (AB)

t\67

6293 3,610

3,32 3,32 2,69

Ilor,ditoldc

Ilqditolak

[image:3.590.48.302.72.751.2]
(4)

BIOEDUKASIVoI.

2,

No. 1, hal. 14 - 16

dengan membaca butu, bertanya kepada orang

lain maupun lewat akses internet yang dewasa

ini

sudah menggejala. Siswa yang demikian

ini

tidak

mudah putus

asq

maka akan berhasil dalam belajarnya khususnJa mata pelajaran biologi.

Siswa yang mempunyai kemaadirian belajar

tingg

akan

keatif

dan inovatif dalart

belajarnya

apabila ditunjang

dengan

kemampuan awal,

yang

relatif tinggi

maka siswa juga akan rnempunyai rasa percaya

diri

mampu

memahauri

pelajaran

selanjutnya dibanding teman-temannya yang mempunyai

kemanrpuan awal sedang dan rendah.

Intoraksi

antara kemampuan

awal dan

kemandirin

belajar selain

dapat

diketatrui

melalui

grafik

rerata

tiap sel

di

bawatr

ini

:

Berdasarkan

grafik

diatas dapat disimpulkan

bahwa

terdapat

persinggungan

garis

penghubung

antar

rerata

tiap

sel,

persinggungan garis

ini

menunjukkan bahwa

terdapat

interaksi antara

pengaruh

yang

disebabkan

oleh

kedua

faltor,

yaitu kemampuan

awal

dan

kemandirian belajar.

Grafik

ini

juga

memperkuat tentang hasil analisis data

yakni

adanya interaksi kedua

variabel bebas terhadap variabel tsrikat.

KESIMPTTLAI\

Kemarupuan

awal

siswa

dan

kemandirian belajar

berikut

interaksi kedua

faktor

unttrk mata

pelajaran

biologi mempengaruhi kesulitso belajar siswa untuk

rnata pelajaran tersetut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,

M.

1998. Fendidikan bagi

Amk

Berkesulitan

Belajar. Rineka

Cipta.

Jakarta

Ahmadi,

A.,

\Midodo Supriyono.

1991.

Psikologi

Pengajaran.

Rineka

Cipta.

Jal6ta

Arilunto,

S.

1993. Prosedur Pcnelitian. Bina Alsara. Jakafta.

Budiyono.

2000.

Pengantar

Statistik

Pendidikan. UNS Press. Strakarta Gafir,

A.

1989. Disainhstruksional. Surakarta

Ponerbit Tiga Serangkai. Surakarta

Holstein,

H.

1986.

Mudd

Belajar Mandiri.

Rernaj a Rosdakarya. Bandung

Haryono,

A.

1996.

Teknologi

Komunikasi Pendidikan. Rajawali Press. Jakarta

Ierrold

E

Kemp.

1994.

hoses

Perancangan Pengajaran. ITB Press. Bandung.

Mahmud,

D.

1990. Psikologi Pendidikan.

IKIP

Yogyakarta Press.. Yogyakarta

Nana Sudjana. 1995. Penilaian

Hasil

Proses

Belajal

Mengajar.

Rosdakarya.

Bandung.

Nasution,

'N.

1992. Psikologi

Pendidikan. Depdikbud. Jakarta.

Purwanto,

N.

1994.

Psikologi

Pendidikan.

Rosdakarya. Bandung.

Rusyan, T., Atang Kusdinar dar Zainal

Arifin..

1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya. Bandung.

Sudjana,

N.,

Ibratrim. 1989. Penelitian dan

Penilaian

Pendidikan.

Sinar

Baru. Bandung

Suhennan

E;, Udin S.

Winataputa.

1993.

Strategi Belajar Mengajar Matematika. Depdikbud. Jakarta

Suryabrata,

S.

1983. Bel.ajar Mengajar di

Perguruan

Tinggr.

fuidi

Offset. Yogyakarta.

Syah,

M..

1995. Psikologi

Pendidikan.

Rosdakarya. Bandung.

Walgito, B,

$n.

Pengantar Psikologi Umum.. Andi Offset. Yogyakarta.

Pendidikan.

Ialmrta.

1993.

Psikologi

Raja

Grafindo

Perkasa.

Winkel, W.S.

1991.

Psikologi

Pengajaran. Grarnedia. Jalqfia.

.t996.

Psikologi

Pengajaran. Gramedia. Jakarta

Gambar

Tabel 4. Rangluman Anava

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Draft Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mendapat Gelar Magister Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Sekolah

Berdasarkan data hasil penelitian yang dilak- sanakan pada siklus I dan siklus II dan refleksi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

(2) Bentuk kesalahan afiks yang sering muncul pada penggunaan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia oleh etnik Arab di Kelurahan Semanggi Surakarta meliputi:

Kelima, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi pedagogik guru, kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial guru, dan

Mengapa penulis memilih shonen anime adalah karena objek penelitian yang ingin diteliti merupakan kata ganti orang kedua omae sebagai danseigo (bahasa pria), sehingga

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Fraksionasi Ekstrak Kemedangan Gaharu Aquilaria microcarpa Hasil Inokulasi Berpotensi Antioksidan adalah benar

background pada kanvas dan menunggu agar cat agak kering dan kemudian menumpuki warna background tersebut dengan warna lain agar warna background tersebut dapat

Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Penambahan Glutamat sebagai Pelindung Tekanan Osmosis dalam Kondisi Pembiakan Etanol Tinggi pada Rekombinan Escherichia