commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah, peranan masyarakat atau publik di era
reformasi dan otonomi daerah dewasa ini menjadi semakin penting. Masyarakat
bukan lagi sebagai obyek pembangunan, tetapi juga sebagai subyek
pembangunan.
Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya wewenang dan
tanggungjawab yang diberikan kepada daerah dalam mengelola pembangunan dan
keuangan di daerahnya masing-masing. Disa,ping hal ini akan berdampak pada
sejumlah dampak positif, perlu diantisipasi kemungkinan timbulnya dampak
negatif. Salah satu dampak negatif desentralisasi dalam pengelolaan
pembangunan dan keuangan daerah adalah kemungkinan bergesernya korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) dari pusat ke daerah. Guna mengantisipasi hal ini
dimensi partisipasi dan akuntabilitas publik dalam pengelolaan pembangunan dan
keuangan daerah menjadi penting.
Salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan
commit to user
2
di Pemerintah Daerah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pembangunan dan pemerintahan di lingkungan kerja pada setiap akhir tahun
anggaran. Disamping itu, dalam pengelolaan anggaran daerah telah terjadi
perubahan pendekatan yang harus lebih menekankan pada pentingnya aspek
kinerja (performance). Dengan menerapkan anggaran kinerja (performance
budgeting), pihak eksekutif yang tidak saja dituntut untuk
mempertanggungjawabkan beberapa dan kemana setiap sumber dana yang
dimiliki daerah teralokasi, tetapi juga harus melihat apakah dana teralokasi
tersebut sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar
a. Kedudukan
Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karanganyar adalah sebagai pengelola sumber Pendapatan Daerah
yang bertanggungjawab kepada Bupati Karanganyar. Dibentuk berdasarkan
ketentuan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 9 Tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar.
b. Kewenangan
Bidang kewenangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
commit to user
c. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar
akan diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa yang akan dicapai pada
masa depan. Visi DPPKAD Kabupaten Karanganyar adalah “menjadi dinas
yang profesional di bidang pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah
melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka mendukung
Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan terkemuka di Jawa
Tengah.”
d. Misi
Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah ditetapkan
dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka misi DPPKAD Kabupaten
Karanganyar adalah meningkatkan daya pengelolaan pendapatn daerah,fungsi
pelayanan ketatausahaan,pelayanan masyarakat, pendapatan setiap tahun
anggaran dan meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam
upaya peningkatan pendapatan daerah.
e. Tujuan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan
merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu
tertentu 1 sampai 5 tahun ke depan. DPPKAD Kabupaten Karanganyar
menetapkan tujuan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pengelola sumber pendapatan daerah yang profesional,pelaksanaan sistem
commit to user
4
anggaran serta meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait
dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.
f. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis dalam DPPKAD. Berdasarkan
pengertian tersebut, DPPKAD Kabupaten Karanganyar menetapkan sasaran
sebagai berikut :
1) Tersedia data potensi sumber-sumber pendapatan daerah khususnya pajak
dan retribusi daerah melalui pendataan, penelitian, dan pengkajian.
2) Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana sumber-sumber
pendapatan daerah yang memadai.
3) Makin efektif dan efisien pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah.
4) Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah setiap tahun anggaran.
5) Terjalin hubungan atau kerjasama yang harmonis dengan semua pihak yang
terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah.
6) Terselenggaranya koordinasi yang mantap antar unit kerja pengelolaan
pendapatan daerah dan dengan daerah tetangga di bidang pendapatan
daerah.
7) Makin bertambahnya jenis sumber pendapatan daerah yang menunjang
commit to user
commit to user
6 4. Deskripsi dan Tupoksi Jabatan
a. Kepala Dinas
Kepala dinas memiliki tugas untuk membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan
dan aset daerah berdasarkan asaz otonomi dan tugas pembantuan,
merumuskan program kegiatan dinas berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan dan Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang
tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan
tugas.
b. Sekretariat
Bagian sekretariat memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam
merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan
kegiatan perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian di lingkungan
Dinas serta merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
1) Sekretariat terdiri atas :
a) Kepala Sub Bagian Perencanaan
Kepala Sub Bagian Perencanaan memiliki tugas untuk menyusun
program kegiatan Sub Bagian Perencanaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
commit to user
atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan
perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b) Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan memiliki tugas untuk menyusun
program kegiatan Sub Bagian Keuangan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksaan kegiatan dan membagi tugas kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan
arahan secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran
pelaksanaan tugas.
c) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas untuk
menyusun program kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
serta menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi umum
dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan memiliki tugas untuk membantu
Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina
dan mengendalikan kegiatan dibidang Pendaftaran dan Pendataan serta
commit to user
8
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan
agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
1.) Bidang Pendaftaran dan Pendataan terdiri atas :
a) Kepala Seksi Pendaftaran
Kepala Seksi Pendaftaran memiliki tugas untuk membantu Kepala
Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan
pengendalian kegiatan Seksi Pendaftaran dan mengarahkan tugas
bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
b) Kepala Seksi Pendataan
Kepala Seksi Pendataan memiliki tugas untuk menyusun rencana
kegiatan dibidang pendataan, mencatat data obyek dan subyek serta
menghimpun, mengelola, dan mencatat data obyek dan subyek pajak
dan retribusi daerah.
d. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan
Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan memiliki tugas untuk merumuskan
program kegiatan dibidang Penetapan dan Penagihan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan, merekomendasi surat perjanjian yang ada
hubungannya dengan tontonan untuk Pemberian saran teknis pembayaran
commit to user
1.) Bidang Penetapan dan Penagihan terdiri atas :
a) Kepala Seksi Penetapan
Kepala Seksi Penetapan memiliki tugas untuk mengarahkan tugas
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun
tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas dan menyiapkan blangko
penerbitan surat ketetapan guna mendapatkan penetapan pajak dan
retribusi dari Kepala Seksi Penetapan untuk diproses lebih lanjut.
b) Kepala Seksi Penagihan
Kepala Seksi Penagihan memiliki tugas untuk membantu Kepala
Bidang Penetapan dan Penagihan dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan
pengendalian kegiatan Seksi Penagihan serta menyusun program
kegiatan di Seksi Penagihan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
e. Kepala Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas
dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, dan
mengendalikan kegiatan di Bidang Anggaran serta merumuskan program
kegiatan di Bidang Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
1.) Bidang Anggaran terdiri atas :
commit to user
10
Kepala Seksi Pengendalian Anggaran memiliki tugas untuk membantu
Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun program
kegiatan di Seksi Pengendalian Anggaran berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b.) Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran memiliki tugas
untuk membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan
pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun
program kegiatan di Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
f. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas
Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas memiliki tugas untuk membantu
Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina,
dan mengendalikan kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas serta
merumuskan program kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
commit to user
a.) Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas
Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas memiliki tugas
untuk membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran
serta menyusun program kegiatan di Seksi Perbendaharaan dan
Pengendalian Kas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan.
b.) Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran memiliki tugas untuk
membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan
pengendalian kegiatan Seksi Penerimaan dan Pengeluaran serta
menyusun program kegiatan di Seksi Penerimaan dan Pengeluaran
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
g. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah
Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah memiliki tugas untuk membantu
Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina,
dan mengendalikan kegiatan di Bidang Akuntansi dan Aset Daerah serta
commit to user
12
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
1.) Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri atas :
a.) Kepala Seksi Akuntansi
Kepala Seksi Akuntansi memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang
Akuntansi dan Aset Daeerah dalam melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan
Seksi Pengendalian Akuntansi serta menyusun program kegiatan di Seksi
Akuntansi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b.) Kepala Seksi Aset daerah
Kepala Seksi Aset daerah memiliki tugas untuk membantu Kepala
Bidang Akuntansi dan Aset Daeerah dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
kegiatan Seksi Aset Daerah serta menyusun program kegiatan di Seksi
Aset Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
commit to user
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan atau yang biasa dikenal
BPHTB telah diresmikan menjadi pajak daerah (local tax) oleh Kementerian
Keuangan pada 1 Januari 2011. Pengalihan wewenang pemungutan BPHTB dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (PDRD). Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) sudah tidak lagi
melayani pengelolaan pelayanan BPHTB mulai tanggal 1 Januari 2011. Wajib
pajak yang akan melaporkan pembayaran BPHTB sehubungan dengan proses
transaksi properti yang dilakukannya akan langsung ditangani oleh Pemerintah
Kabupaten/ Kota setempat.
Pelayanan BPHTB sangat tergantung dari kesiapan Kabupaten/ Kota
untuk menentukan, apakah pengelolaan BPHTB di wilayahnya akan dilaksanakan
atau tidak.Dengan pengalihan ini diharapkan BPHTB akan menjadi salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup potensial bagi daerah tertentu,
dibandingkan dari keseluruhan penerimaan pajak lain selama ini. Pemerintah
Daerah yang bersangkutan harus terlebih dahulu memiliki Peraturan Daerah
(Perda) yang mengaturnya, jika tidak memiliki Perda maka Pemerintah Daerah
tidak boleh memungut BPHTB. Masyarakat juga perlu menyadari bahwa
kedepannya akan terjadi keberagaman sistem dan pola pemungutan BPHTB di
492 Kabupaten/ Kota, dimana setiap Pemerintah Daerah diberikan kebebasan
commit to user
14
Hasil survey kesiapan daerah yang dilakukan oleh Kemenkeu per tanggal
23 Desember 2010, dari 492 daerah yang akan memungut BPHTB, terdapat
sekitar 160 daerah yang sudah siap memungut pajak tersebut. Salah satu daerah
yang sudah siap memungut BPHTB adalah Kabupaten Karanganyar. Saat ini
indikator kesiapan di Kabupaten Karanganyar adalah Perda Nomor 8 Tahun 2010.
Kantor yang diberikan wewenang untuk melayani pengelolaan pelayanan BPHTB
adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar. Dalam melaksanakan wewenang tersebut, terdapat persoalan umum
yang timbul antara lain, dari segi kemampuan aparat daerah dalam menentukan
basis pajak dan pelayanan kepada masyarakat. Masalah lain yang terjadi adalah
masih terbatasnya pengalaman daerah dalam pengembangan sistem informasi dan
pengembangan infrastruktur penunjang.
Salah satu permasalahan yang terjadi di Kantor DPPKAD Kabupaten
Karanganyar berada pada fungsi pelayanan (Surat Setoran Pajak Daerah)
SSPD-BPHTB. Pelayanan yang dimaksud mengenai sistem verifikasi BPHTB terutama
pada pelaksanaan prosedur permohonan penelitian SSPD-BPHTB beserta data/
dokumen pendukung lainnya. Pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemungutan
BPHTB antara lain, DPPKAD, Pejabat pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Badan
Pertanahan Nasional (BPN). Peran PPAT adalah menyediakan data/ dokumen
yang akan diajukan untuk diverifikasi oleh DPPKAD.
Data yang diajukan oleh PPAT tidak semuanya dapat langsung
diverifikasi. Hal ini karena adanya ketidakakuratan data dari PPAT baik data
commit to user
tidak adanya transparansi dalam hal pajak BPHTB antara PPAT dengan
DPPKAD. Selain itu, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui
peraturan juga menyebabkan ketidakakuratan data. Dampak dari tidak adanya
transparansi adalah munculnya (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) SPPT
palsu dan pencantuman harga transaksi dalam pengalihan hak yang tidak sesuai
dengan harga sebenarnya.
Pihak DPPKAD perlu mencari kebenaran pencantuman data baik itu data
perhitungan maupun data pendukung. Masyarakat (Wajib Pajak dan PPAT) juga
perlu menyadari arti pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan untuk
pelaksanaan pemerintahan dalam pembangunan daerah. Berdasarkan hal tersebut
di atas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ EVALUASI
KETIDAKAKURATAN DATA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH
DAN BANGUNAN (BPHTB) TAHUN 2011-2012 DI KABUPATEN
commit to user
16
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penulisan yang berkaitan dengan judul sebagai berikut :.
1. Apa saja bentuk ketidakakuratan data di Kabupaten Karanganyar?
2. Apa saja upaya yang telah dilakukan oleh pihak DPPKAD dalam menghadapai
permasalahan ketidakakuratan data yang terjadi di Kabupaten Karanganyar?.
3. Bagaimana proses penerapan upaya yang telah dilakukan hingga saat ini?
D. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan di atas, maka secara keseluruhan tujuan penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Menelusuri bentuk dari ketidakakuratan data di Kabupaten Karanganyar.
2. Mencari solusi yang telah dilakukan oleh pihak DPPKAD dalam menghadapi
permasalahan ketidakakuratan yang terjadi di Kabupaten Karanganyar.
3. Mengevaluasi sejauh manakah penerapan solusi yang dilakukan oleh DPPKAD
hingga saat ini.
E. Manfaat Penelitian
1. Berdasarkan Teori
Manfaat penulisan berdasarkan teori yaitu dapat menambah informasi,
pengetahuan dan wawasan tentang dunia perpajakan, khususnya mengenai kasus
ketidakakuratan data dari PPAT yang sangat memperngaruhi proses pendapatan
commit to user
2. Berdasarkan Praktek
Manfaat penulisan berdasarkan praktek yaitu untuk menambah
pengalaman dalam hal perpajakan, khususnya mengenai pengalaman penulis
dalam hal verifikasi BPHTB yang sesuai dengan prosedur dan ketetapan dalam
Undang Undang Perpajakan.
F. Metode Penelitian
Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau
jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh
kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan
profesional lainnya.Kerlinger (1986)
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di Karanganyar,dengan lokasi pengambilan data di
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar sebagai kantor yang diberikan wewenang untuk melayani
pengelolaan pelayanan BPHTB adalah Jenis Data.
2. Jenis Data
a. Menurut sifatnya :
1.) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.
2.) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.
b. Menurut sumber data :
1.) Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan dalam
commit to user
waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan pada waktu
tersebut.
2.) Data berkala “time series” adalah data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan/
pertumbuhan.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer yaitu teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian
atau karya ilmiah yang diperoleh dari sumber pertama dan biasanya
belum diolah (Ketut, 2009). Sumber data yang digunakan pada data
primer ini mengenai pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) dalam Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di
Kabupaten Karanganyar.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari
sumber lain atau pihak kedua dan data ini biasanya sudah dalam
keadaan diolah (Ketut, 2009). Data sekunder yang digunakan adalah
data yang diperoleh dari buku-buku, makalah-makalah,
commit to user
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap sesuatu yang
dijadikan objek penelitian (Korrie Layun, 2000). Dalam teknik
pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan terhadap
pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
dalam Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan yang dilakukan antara dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang
diwawancarai (E. Zaenal dan Amran, 2000). Penulis melakukan
wawancara dengan staf yang bertugas melayani transaksi pemungutan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam
Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar.
c. Metode Pustaka
Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara menelaah
buku-buku literature, peraturan perundang-undangan perpajakan,
keputusan dan surat edaran di bidang perpajakan, serta literature lain