• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Ketidakakuratan Data Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Tahun 2011-2012 Di Kabupaten Karanganyar bab 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Ketidakakuratan Data Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Tahun 2011-2012 Di Kabupaten Karanganyar bab 1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah, peranan masyarakat atau publik di era

reformasi dan otonomi daerah dewasa ini menjadi semakin penting. Masyarakat

bukan lagi sebagai obyek pembangunan, tetapi juga sebagai subyek

pembangunan.

Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya wewenang dan

tanggungjawab yang diberikan kepada daerah dalam mengelola pembangunan dan

keuangan di daerahnya masing-masing. Disa,ping hal ini akan berdampak pada

sejumlah dampak positif, perlu diantisipasi kemungkinan timbulnya dampak

negatif. Salah satu dampak negatif desentralisasi dalam pengelolaan

pembangunan dan keuangan daerah adalah kemungkinan bergesernya korupsi,

kolusi, dan nepotisme (KKN) dari pusat ke daerah. Guna mengantisipasi hal ini

dimensi partisipasi dan akuntabilitas publik dalam pengelolaan pembangunan dan

keuangan daerah menjadi penting.

Salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan

(2)

commit to user

2

di Pemerintah Daerah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan

pembangunan dan pemerintahan di lingkungan kerja pada setiap akhir tahun

anggaran. Disamping itu, dalam pengelolaan anggaran daerah telah terjadi

perubahan pendekatan yang harus lebih menekankan pada pentingnya aspek

kinerja (performance). Dengan menerapkan anggaran kinerja (performance

budgeting), pihak eksekutif yang tidak saja dituntut untuk

mempertanggungjawabkan beberapa dan kemana setiap sumber dana yang

dimiliki daerah teralokasi, tetapi juga harus melihat apakah dana teralokasi

tersebut sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Karanganyar

a. Kedudukan

Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Karanganyar adalah sebagai pengelola sumber Pendapatan Daerah

yang bertanggungjawab kepada Bupati Karanganyar. Dibentuk berdasarkan

ketentuan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 9 Tahun 2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar.

b. Kewenangan

Bidang kewenangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

(3)

commit to user

c. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar

akan diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa yang akan dicapai pada

masa depan. Visi DPPKAD Kabupaten Karanganyar adalah “menjadi dinas

yang profesional di bidang pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah

melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka mendukung

Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan terkemuka di Jawa

Tengah.”

d. Misi

Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah ditetapkan

dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka misi DPPKAD Kabupaten

Karanganyar adalah meningkatkan daya pengelolaan pendapatn daerah,fungsi

pelayanan ketatausahaan,pelayanan masyarakat, pendapatan setiap tahun

anggaran dan meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam

upaya peningkatan pendapatan daerah.

e. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan

merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu

tertentu 1 sampai 5 tahun ke depan. DPPKAD Kabupaten Karanganyar

menetapkan tujuan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia

pengelola sumber pendapatan daerah yang profesional,pelaksanaan sistem

(4)

commit to user

4

anggaran serta meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait

dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.

f. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan

dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian

integral dalam proses perencanaan strategis dalam DPPKAD. Berdasarkan

pengertian tersebut, DPPKAD Kabupaten Karanganyar menetapkan sasaran

sebagai berikut :

1) Tersedia data potensi sumber-sumber pendapatan daerah khususnya pajak

dan retribusi daerah melalui pendataan, penelitian, dan pengkajian.

2) Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana sumber-sumber

pendapatan daerah yang memadai.

3) Makin efektif dan efisien pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah.

4) Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah setiap tahun anggaran.

5) Terjalin hubungan atau kerjasama yang harmonis dengan semua pihak yang

terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah.

6) Terselenggaranya koordinasi yang mantap antar unit kerja pengelolaan

pendapatan daerah dan dengan daerah tetangga di bidang pendapatan

daerah.

7) Makin bertambahnya jenis sumber pendapatan daerah yang menunjang

(5)

commit to user

(6)

commit to user

6 4. Deskripsi dan Tupoksi Jabatan

a. Kepala Dinas

Kepala dinas memiliki tugas untuk membantu Bupati dalam melaksanakan

urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan

dan aset daerah berdasarkan asaz otonomi dan tugas pembantuan,

merumuskan program kegiatan dinas berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan dan Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang

tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan

tugas.

b. Sekretariat

Bagian sekretariat memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam

merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan

kegiatan perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian di lingkungan

Dinas serta merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

1) Sekretariat terdiri atas :

a) Kepala Sub Bagian Perencanaan

Kepala Sub Bagian Perencanaan memiliki tugas untuk menyusun

program kegiatan Sub Bagian Perencanaan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

(7)

commit to user

atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan

perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

b) Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan memiliki tugas untuk menyusun

program kegiatan Sub Bagian Keuangan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman pelaksaan kegiatan dan membagi tugas kepada

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan

arahan secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas.

c) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas untuk

menyusun program kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan

serta menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi umum

dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan memiliki tugas untuk membantu

Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina

dan mengendalikan kegiatan dibidang Pendaftaran dan Pendataan serta

(8)

commit to user

8

lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan

agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

1.) Bidang Pendaftaran dan Pendataan terdiri atas :

a) Kepala Seksi Pendaftaran

Kepala Seksi Pendaftaran memiliki tugas untuk membantu Kepala

Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan

pengendalian kegiatan Seksi Pendaftaran dan mengarahkan tugas

bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis

guna kelancaran pelaksanaan tugas.

b) Kepala Seksi Pendataan

Kepala Seksi Pendataan memiliki tugas untuk menyusun rencana

kegiatan dibidang pendataan, mencatat data obyek dan subyek serta

menghimpun, mengelola, dan mencatat data obyek dan subyek pajak

dan retribusi daerah.

d. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan

Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan memiliki tugas untuk merumuskan

program kegiatan dibidang Penetapan dan Penagihan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan, merekomendasi surat perjanjian yang ada

hubungannya dengan tontonan untuk Pemberian saran teknis pembayaran

(9)

commit to user

1.) Bidang Penetapan dan Penagihan terdiri atas :

a) Kepala Seksi Penetapan

Kepala Seksi Penetapan memiliki tugas untuk mengarahkan tugas

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun

tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas dan menyiapkan blangko

penerbitan surat ketetapan guna mendapatkan penetapan pajak dan

retribusi dari Kepala Seksi Penetapan untuk diproses lebih lanjut.

b) Kepala Seksi Penagihan

Kepala Seksi Penagihan memiliki tugas untuk membantu Kepala

Bidang Penetapan dan Penagihan dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan

pengendalian kegiatan Seksi Penagihan serta menyusun program

kegiatan di Seksi Penagihan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan.

e. Kepala Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas

dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, dan

mengendalikan kegiatan di Bidang Anggaran serta merumuskan program

kegiatan di Bidang Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.

1.) Bidang Anggaran terdiri atas :

(10)

commit to user

10

Kepala Seksi Pengendalian Anggaran memiliki tugas untuk membantu

Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian

kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun program

kegiatan di Seksi Pengendalian Anggaran berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

b.) Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran

Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran memiliki tugas

untuk membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan

pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun

program kegiatan di Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber

data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

f. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas

Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas memiliki tugas untuk membantu

Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina,

dan mengendalikan kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas serta

merumuskan program kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data

yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.

(11)

commit to user

a.) Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas

Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas memiliki tugas

untuk membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran

serta menyusun program kegiatan di Seksi Perbendaharaan dan

Pengendalian Kas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan.

b.) Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran

Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran memiliki tugas untuk

membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam melaksanakan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan

pengendalian kegiatan Seksi Penerimaan dan Pengeluaran serta

menyusun program kegiatan di Seksi Penerimaan dan Pengeluaran

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber

data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

g. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah

Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah memiliki tugas untuk membantu

Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina,

dan mengendalikan kegiatan di Bidang Akuntansi dan Aset Daerah serta

(12)

commit to user

12

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data

yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.

1.) Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri atas :

a.) Kepala Seksi Akuntansi

Kepala Seksi Akuntansi memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang

Akuntansi dan Aset Daeerah dalam melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan

Seksi Pengendalian Akuntansi serta menyusun program kegiatan di Seksi

Akuntansi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

b.) Kepala Seksi Aset daerah

Kepala Seksi Aset daerah memiliki tugas untuk membantu Kepala

Bidang Akuntansi dan Aset Daeerah dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian

kegiatan Seksi Aset Daerah serta menyusun program kegiatan di Seksi

Aset Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(13)

commit to user

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan atau yang biasa dikenal

BPHTB telah diresmikan menjadi pajak daerah (local tax) oleh Kementerian

Keuangan pada 1 Januari 2011. Pengalihan wewenang pemungutan BPHTB dari

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan amanat

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (PDRD). Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) sudah tidak lagi

melayani pengelolaan pelayanan BPHTB mulai tanggal 1 Januari 2011. Wajib

pajak yang akan melaporkan pembayaran BPHTB sehubungan dengan proses

transaksi properti yang dilakukannya akan langsung ditangani oleh Pemerintah

Kabupaten/ Kota setempat.

Pelayanan BPHTB sangat tergantung dari kesiapan Kabupaten/ Kota

untuk menentukan, apakah pengelolaan BPHTB di wilayahnya akan dilaksanakan

atau tidak.Dengan pengalihan ini diharapkan BPHTB akan menjadi salah satu

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup potensial bagi daerah tertentu,

dibandingkan dari keseluruhan penerimaan pajak lain selama ini. Pemerintah

Daerah yang bersangkutan harus terlebih dahulu memiliki Peraturan Daerah

(Perda) yang mengaturnya, jika tidak memiliki Perda maka Pemerintah Daerah

tidak boleh memungut BPHTB. Masyarakat juga perlu menyadari bahwa

kedepannya akan terjadi keberagaman sistem dan pola pemungutan BPHTB di

492 Kabupaten/ Kota, dimana setiap Pemerintah Daerah diberikan kebebasan

(14)

commit to user

14

Hasil survey kesiapan daerah yang dilakukan oleh Kemenkeu per tanggal

23 Desember 2010, dari 492 daerah yang akan memungut BPHTB, terdapat

sekitar 160 daerah yang sudah siap memungut pajak tersebut. Salah satu daerah

yang sudah siap memungut BPHTB adalah Kabupaten Karanganyar. Saat ini

indikator kesiapan di Kabupaten Karanganyar adalah Perda Nomor 8 Tahun 2010.

Kantor yang diberikan wewenang untuk melayani pengelolaan pelayanan BPHTB

adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Karanganyar. Dalam melaksanakan wewenang tersebut, terdapat persoalan umum

yang timbul antara lain, dari segi kemampuan aparat daerah dalam menentukan

basis pajak dan pelayanan kepada masyarakat. Masalah lain yang terjadi adalah

masih terbatasnya pengalaman daerah dalam pengembangan sistem informasi dan

pengembangan infrastruktur penunjang.

Salah satu permasalahan yang terjadi di Kantor DPPKAD Kabupaten

Karanganyar berada pada fungsi pelayanan (Surat Setoran Pajak Daerah)

SSPD-BPHTB. Pelayanan yang dimaksud mengenai sistem verifikasi BPHTB terutama

pada pelaksanaan prosedur permohonan penelitian SSPD-BPHTB beserta data/

dokumen pendukung lainnya. Pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemungutan

BPHTB antara lain, DPPKAD, Pejabat pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Badan

Pertanahan Nasional (BPN). Peran PPAT adalah menyediakan data/ dokumen

yang akan diajukan untuk diverifikasi oleh DPPKAD.

Data yang diajukan oleh PPAT tidak semuanya dapat langsung

diverifikasi. Hal ini karena adanya ketidakakuratan data dari PPAT baik data

(15)

commit to user

tidak adanya transparansi dalam hal pajak BPHTB antara PPAT dengan

DPPKAD. Selain itu, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui

peraturan juga menyebabkan ketidakakuratan data. Dampak dari tidak adanya

transparansi adalah munculnya (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) SPPT

palsu dan pencantuman harga transaksi dalam pengalihan hak yang tidak sesuai

dengan harga sebenarnya.

Pihak DPPKAD perlu mencari kebenaran pencantuman data baik itu data

perhitungan maupun data pendukung. Masyarakat (Wajib Pajak dan PPAT) juga

perlu menyadari arti pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan untuk

pelaksanaan pemerintahan dalam pembangunan daerah. Berdasarkan hal tersebut

di atas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ EVALUASI

KETIDAKAKURATAN DATA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH

DAN BANGUNAN (BPHTB) TAHUN 2011-2012 DI KABUPATEN

(16)

commit to user

16

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penulisan yang berkaitan dengan judul sebagai berikut :.

1. Apa saja bentuk ketidakakuratan data di Kabupaten Karanganyar?

2. Apa saja upaya yang telah dilakukan oleh pihak DPPKAD dalam menghadapai

permasalahan ketidakakuratan data yang terjadi di Kabupaten Karanganyar?.

3. Bagaimana proses penerapan upaya yang telah dilakukan hingga saat ini?

D. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, maka secara keseluruhan tujuan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Menelusuri bentuk dari ketidakakuratan data di Kabupaten Karanganyar.

2. Mencari solusi yang telah dilakukan oleh pihak DPPKAD dalam menghadapi

permasalahan ketidakakuratan yang terjadi di Kabupaten Karanganyar.

3. Mengevaluasi sejauh manakah penerapan solusi yang dilakukan oleh DPPKAD

hingga saat ini.

E. Manfaat Penelitian

1. Berdasarkan Teori

Manfaat penulisan berdasarkan teori yaitu dapat menambah informasi,

pengetahuan dan wawasan tentang dunia perpajakan, khususnya mengenai kasus

ketidakakuratan data dari PPAT yang sangat memperngaruhi proses pendapatan

(17)

commit to user

2. Berdasarkan Praktek

Manfaat penulisan berdasarkan praktek yaitu untuk menambah

pengalaman dalam hal perpajakan, khususnya mengenai pengalaman penulis

dalam hal verifikasi BPHTB yang sesuai dengan prosedur dan ketetapan dalam

Undang Undang Perpajakan.

F. Metode Penelitian

Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik

sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau

jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh

kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan

profesional lainnya.Kerlinger (1986)

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di Karanganyar,dengan lokasi pengambilan data di

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Karanganyar sebagai kantor yang diberikan wewenang untuk melayani

pengelolaan pelayanan BPHTB adalah Jenis Data.

2. Jenis Data

a. Menurut sifatnya :

1.) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.

2.) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.

b. Menurut sumber data :

1.) Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan dalam

(18)

commit to user

waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan pada waktu

tersebut.

2.) Data berkala “time series” adalah data yang dikumpulkan dari

waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan/

pertumbuhan.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer yaitu teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian

atau karya ilmiah yang diperoleh dari sumber pertama dan biasanya

belum diolah (Ketut, 2009). Sumber data yang digunakan pada data

primer ini mengenai pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB) dalam Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di

Kabupaten Karanganyar.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

sumber lain atau pihak kedua dan data ini biasanya sudah dalam

keadaan diolah (Ketut, 2009). Data sekunder yang digunakan adalah

data yang diperoleh dari buku-buku, makalah-makalah,

(19)

commit to user

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap sesuatu yang

dijadikan objek penelitian (Korrie Layun, 2000). Dalam teknik

pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan terhadap

pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

dalam Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

motivasi, perasaan yang dilakukan antara dua pihak yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang

diwawancarai (E. Zaenal dan Amran, 2000). Penulis melakukan

wawancara dengan staf yang bertugas melayani transaksi pemungutan

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam

Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar.

c. Metode Pustaka

Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara menelaah

buku-buku literature, peraturan perundang-undangan perpajakan,

keputusan dan surat edaran di bidang perpajakan, serta literature lain

Referensi

Dokumen terkait

Produk dan jasa yang bisa dikerjakan Aries Sablon dan Konveksi antara lain kartu undangan, kartu nama, pamflet, kop surat, stiker, kaos, celana training,

Sub Bab 3 (Cambria 11, ditebalkan). Modul elektronik fisika yang telah dikembangkan divalidasi oleh beberapa orang validator. Validasi dilakukan dengan menggunakan

Menyusun skenario pembelajaran seperti arahan Kepala Sekolah, Siswa menyusun pembelajaran (RP) dan melakukan pelatihan kepada praktisi untuk melaksanakan kegiatan

The purpose of this study was to examine the mediating role of perceived value (perceived value) and customer satisfaction (customer satisfaction) in mediating the effect

Sedangkan logos (logical) yakni terkait pemilihan kata atau diksi, dalam arti sebagai seorang pembicara ataupun dai tentu harus memiliki bukti nyata atau konkret

Berdasarkan hasil simulasi numerik, titik setimbang kepunahan akan stabil asimtotis jika laju pemanenan spesies pertama dan kedua lebih besar dari laju pertumbuhannya..

Sensor flex pada sarung tangan saat melakukan pengujian tanpa beban posisi jari kelingking, jari manis, jari tengah dan jari telunjuk terbuka robot tangan

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan