• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO : Studi Pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO : Studi Pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO (Studi Pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Khairunnisa NIM. 1103093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO (Studi Pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI)

Oleh : Khairunnisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Khairunnisa 2016 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2016

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO

(Studi pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI)

Khairunnisa

Pembimbing: Drs. H. Yayat Supriyatna, MM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan terhadap tingkat underpricing saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2014. Informasi keuangan yang diteliti meliputi profitabilitas, financial leverage, likuiditas dan nilai saham sedangkan faktor non keuangan yang diteliti meliputi umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan metode yang digunakan adalah deskriptif verifikatif. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sebanyak 48 perusahaan dipilih sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa financial leverage berpengaruh negatif signifikan sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan. Serta nilai saham dan persentase penawaran saham berpengaruh positif signifikan. Sedangkan likuiditas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing.

(5)

THE EFFECT OF FINANCIAL AND NON-FINANCIAL INFORMATION OF COMPANY ON THE UNDERPRICING AT IPO

(Study on Non-Banking Companies listed on the Indonesia Stock Exchange)

Khairunnisa

Advisor: Drs. H. Yayat Supriyatna, MM

ABSTRACT

The aims of this study were analyzing the effect of financial companies information and non-financial companies information on underpricing level of company stock on Indonesia exchange period 20011-2014. The financial information were used on this study consist of profitability, financial leverage, liquidity and value of the share. Meanwhile the non-financial information consist of age company, company size and the percentage stock offering.

This research were conducted using secondary data and also employed descriptive verification method. There are 48 companies were selected by using purposive sampling technique. The data were analyzed using multiple linear regression analysis.

Finding of this study indicate that financial leverage has a significant negative effect toward underpricing level meanwhile negative effect of profitability are not significant toward underpricing level. The share value and percentage of share offer are have a positively significant effect toward underpricing level, while liquidity, the age of the firm, and also the size of the company were not affecting the underpricing level.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... .. x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan ... 12

1. Kinerja Perusahaan ... 12

2. Informasi Keuangan... 12

2.1 Profitabilitas ... 12

a. Pengertian Profitabilitas... 13

b. Manfaat Profitabilitas ... 13

c. Rasio Profitabilitas... 15

d. Indikator Penelitian Profitabilitas ... 17

2.2 Financial Leverage ... 18

a. Pengertian Financial Leverage ... 18

b. Fungsi Financial Leverage ... 18

(7)

d. Indikator Penelitian Financial Leverage... 19

2.3 Likuiditas... 20

a. Pengertian Likuiditas ... 20

b. Fungsi Likuiditas ... 21

c. Rasio Likuiditas ... 21

d. Indikator Penelitian Likuiditas ... 22

3. Informasi Non Keuangan... 23

3.1 Umur Perusahaan ... 23

a. Pengertian Umur Perusahaan ... 23

b. Fungsi Umur Perusahaan ... 24

c. Indikator Penelitian Umur Perusahaan ... 24

3.2 Ukuran Perusahaan ... 24

a. Pengertian Ukuran Perusahaan... 24

b. Fungsi Ukuran Perusahaan... 24

c. Indikator Penelitian Ukuran Perusahaan ... 25

4. Saham ... 25

4.2 Persentase Penawaran Saham ... 29

a. Pengertian Persentase Penawaran Saham ... 29

b. Fungsi Persentase Penawaran Saham ... 30

c. Indikator Penelitian Nilai Saham ... 30

5. Pasar Modal... 30

a. Pengertian Pasar Modal ... 30

b. Fungsi Pasar Modal ... 32

(8)

7. Underpricing ... 33

8.Teori yang berkaitan dengan Underpricing ... 35

a. Teori Sinyal (Signalling Theory)... 35

b. Asimetri Informasi (Asymmetric Information) ... 36

c. Hipotesa Edisiensi Pasar Modal (Efficient Market Hypothesis)... 36

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 38

C. Kerangka Pemikiran... 41

D. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 50

B. Operasionalisasi Variabel ... 51

C. Populasi dan Sampel... 53

D. Teknik Pengumpulan Data... 57

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian ... 67

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

1. Statistik Deskriptif... 74

1.1. Deskripsi Informasi Keuangan ... 74

a. Deskripsi Profitabilitas... 74

b. Deskripsi Financial Leverage ... 77

c. Deskripsi Likuiditas ... 80

d. Deskripsi Nilai Saham... 83

1.2 Deskripsi Informasi Non Keuangan ... 85

a. Deskripsi Umur Perusahaan ... 85

b. Deskripsi Ukuran Perusahaan... 87

c. Deskripsi Persentase Penawaran Saham ... 90

1.3 Deskripsi Underpricing... 92

(9)

1. Uji Asumsi Klasik ... 95

a. Uji Normalitas ...95

b. Uji Linearitas ... 97

c. Uji Multikolinearitas ... 97

d. Uji Heteroskedastisitas ... 98

e. Uji Autokorelasi ...100

2. Analisis Regresi Linear Berganda ...101

3. Pengujian Hipotesis Penelitian ...104

a. Uji Keberartian Regresi (Uji F)...104

b. Uji Keberartian Koefisan Regresi (Uji t) ...106

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...116

B. Saran...118

DAFTAR PUSTAKA ...120

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Tabulasi Data Penelitian

2. Pengujian analisis data dan pengujian hipotesis

3. Frekuensi Bimbingan

4. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2014 ... 4

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 52

Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian ... 53

Tabel 3.3 Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian ... 56

Tabel 4.1 Data Profitabilitas Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 .. 75

Tabel 4.2 Data Financial Leverage Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 78

Tabel 4.3 Data Likuiditas Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 80

Tabel 4.4 Data Nilai Saham Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 83

Tabel 4.5 Data Umur Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014... 86

Tabel 4.6 Data Ukuran Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 88

Tabel 4.7 Data Persentase Penawaran Saham Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 90

Tabel 4.8 Data Underpricing Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 . 93 Tabel 4.9 Tabel Kolmogorov Smirnov... 96

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Linearitas (Durbin Watson)... 97

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 98

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Autokorelasi ...100

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda ...102

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran Kerangka Pemikiran... 48

Gambar 4.1 Grafik Plot Normalitas... 96

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Regresi Pengujian Heteroskedastisitas ... 99

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Dalam bidang perekonomian, pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk

mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta

menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

tersebut, (khususnya dalam pengembangan perusahaan), perusahaan membutuhkan

tambahan modal. Kebutuhan akan modal semakin besar seiring dengan

perkembangan perusahaan. Hal ini akan mendorong manajemen untuk memilih salah

satu dari alternatif-alternatif pembiayaan yang dapat digunakan. Ada beberapa

alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam mendapatkan modal tersebut, antara

lain dengan menggunakan modal sendiri, mengeluarkan surat utang (obligasi), utang

kepada pihak bank atau melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan

penerbitan saham baru.

Proses penawaran dan permintaan saham perusahaan terjadi dalam suatu

mekanisme yang disebut pasar modal. Pada umumnya di pasar modal sekuritas yang

sering diperjualbelikan adalah saham, meskipun masih banyak produk-produk

keuangan lain yang juga turut diperdagangkan dalam pasar modal seperti obligasi,

opsi, reksa dana dan lain sebagainya. Namun disini karena pembahasan terkait adalah

tentang permodalan, maka yang lebih ditonjolkan dan dibahas adalah mengenai

saham. Menurut Sunariyah (2004:111) menjelaskan bahwa “Saham adalah surat

berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang

dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang terbentuk Perseroan Terbatas”.

Ketika suatu perusahaan memilih cara untuk mendapatkan dana dari luar

perusahaan, yakni dengan cara menerbitkan saham baru dalam memperoleh tambahan

modal, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu dengan

(13)

(employee stock ownership plan), menambah saham lewat deviden yang tidak dibagi

(dividend reinvestment plan), menjual langsung kepada pemilik tunggal (biasanya

investor institusi) secara privat atau dengan menawarkan ke publik melalui bursa efek

(Jogiyanto,2009) atau dengan proses penawaran saham perusahaan kepada

masyarakat melalui bursa efek.

Salah satu alternatif dalam memperoleh dana adalah dengan melalui

penawaran saham kepada masyarakat atau biasa disebut go public atau sering pula

dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO adalah suatu aksi korporasi

perusahaan dalam rangka mendapatkan dana dari masyarakat untuk kepentingan

perusahaan going concern (Manurung : 2012). IPO hanya terjadi di pasar perdana

(primary market), yaitu pasar bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum

untuk menjual sahamnya pertama kali kepada investor. Istilah go public (Penawaran

Saham) tidak lain adalah istilah hukum yang ditujukkan bagi kegiatan suatu emiten

untuk memasarkan dan menawarkan yang akhirnya menjual efek-efek yang

diterbitkannya, baik dalam bentuk saham, obligasi atau efek lainnya kepada

masayarakat luas (Balfas : 2006).

Namun, ada suatu fenomena menarik yang dapat diamati yang terjadi ketika

berlangsungnya proses IPO, yakni underpricing. Fenomena underpricing ini sendiri

adalah fenomena yang terjadi ketika harga jual saham perusahaan pada pasar perdana

nilainya lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar di pasar sekunder. Dimana,

harga penawaran (open price) lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan

(close price) pada saat pencatatan saham perdana di bursa.

Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang dijual pasar perdana

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi

(underwriter), sedangkan harga yang terjadi di pasar sekunder ditentukan oleh

mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran saham

tersebut di pasar modal. Apabila penentuan harga saham pada saat IPO secara

(14)

dihari pertama, maka terjadi underpricing ( Kim, Krinsky dan Lee, 1995 dalam Sri

Retno Handayani, 2008). Kondisi ini dapat terjadi karena adanya perbedaan

kepentingan antara perusahaan calon emiten dengan penjamin efek atau biasa disebut

underwriter. Dimana emiten menginginkan harga perdana yang tinggi untuk

memperoleh hasil yang tinggi, sedangkan penjamin efek menginginkan resiko yang

lebih kecil dengan menjual saham dengan harga yang dapat dibeli oleh pihak

investor. Contoh kasus underpricing sendiri dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terdapat 20 dari 23 perusahaan

yang listing di BEI pada tahun 2014 mengalami underpricing, sedangkan 3 dari 23

perusahaan berbeda dari keseluruhan perusahaan yang melaksanakan IPO pada tahun

2014, terdapat dua perusahaan mengalami overpricing yakni PT. Bank Panin

Syariah,Tbk dan PT. Eka Sari Lorena Transport, Tbk. Serta satu perusahaan yang

tidak mengalami underpricing yakni, PT. Mitrabara Adiperdana,Tbk. Dan, bila

ditelisik hal ini menandakan bahwa fenomena underpricing ini masih terus terjadi

dan berlanjut hingga saat ini.

Akibat dari kondisi underpricing ini sendiri, secara rata-rata pembeli saham

IPO hampir dipastikan mendapat keuntungan dan bagi perusahaan yang melakukan

IPO akan mengalami kerugian, karena dana yang diterima dari masyarakat tidak

maksimum. Karena pada dasarnya ketika perusahaan menerbitkan saham baru

tujuannya adalah untuk menambah modal perusahaan serta mencari keuntungan,

dimana yang seharusnya perusahaan menjual saham dengan harga di atas harga

pasar agar mendapat keuntungan. Secara financial perusahaan tidak mendapatkan

(15)

Tabel 1.1

Daftar Perusahaan yang Melakukan IPO Periode Tahun 2014

16/01/14 ASMI Asuransi Mitra Maparya

Tbk, PT 270 405 0,5 Underpricing 16/01/14 BINA Bank Ina Perdana Tbk, PT 240 270 0,125 Underpricing

16/01/14 CANI Capitol Nusantara

Indonesia Tbk, PT 200 239 0,195 Underpricing 13/03/14 BALI Bali Towerindo Sentra

Tbk, PT 400 600 0,5 Underpricing 08/04/14 WTON Wijaya Karya Beton Tbk, PT 590 760 0,288 Underpricing

10/04/14 BLTZ Graha Layar Prima Tbk, PT 3000 3400 0,133 Underpricing

11/04/14 MDIA Intermedia Capital Indonesia

Tbk, PT 1380 1510 0,094 Underpricing

11/07/14 TARA Sitara Propertindo Tbk, PT 106 150 0,415 Underpricing

11/07/14 DNAR Bank Dinar Indonesia

Tbk, PT 110 149 0,355 Underpricing 05/11/14 BIRD Blue Bird Tbk, PT 6500 7450 0,146 Underpricing

03/12/14 SOCI Soechi Lines Tbk, PT 550 585 0,064 Underpricing

17/12/14 IMPC Impack Pratama Industri,

Tbk 3800 5700 0,5 Underpricing 22/12/14 AGRS Bank Agris Tbk, PT 110 187 0,7 Underpricing

22/12/14 IBFN Intan Baruprana Finance

(16)

23/12/14 GOLL Golden Plantation Tbk, PT 288 289 0,003 Underpricing

Sumber : http://sahamok.com , http://www.idx.co.id dan yahoo.finance.com data diperbaharui tanggal

23Desember 2014.

Namun, fenomena underpricing ini tidak hanya terjadi di Negara Indonesia

saja, hal ini terjadi pula di negara lain seperti, USA, Inggris, Malaysia, China,

Singapura dan banyak negara lainnya. Fenomena underpricing terjadi di berbagai

pasar modal di seluruh dunia karena adanya asimetri informasi. Asimetri informasi

bisa terjadi antara emiten dan penjamin emisi, maupun antar investor. Untuk

mengurangi adanya asimetri informasi maka dilakukanlah penerbitan prospektus

oleh perusahaan, yang berisi informasi dari perusahaan yang bersangkutan.

Informasi yang tercantum dalam prospektus terdiri dari informasi yang sifatnya

keuangan dan non keuangan. Informasi yang dimuat dalam prospektus akan

membantu investor dalam membuat keputusan yang rasional mengenai resiko nilai

saham sesungguhnya yang ditawarkan emiten (Kim, Krinsky dan Lee, 1995).

Meskipun studi tentang underpricing telah banyak dilakukan, namun

penelitian di bidang ini masih dianggap masalah yang menarik untuk diteliti karena

adanya inkonsistensi hasil penelitian, serta kebanyakan penelitian lebih

memfokuskan pada informasi non keuangan dibandingkan dengan informasi

keuangan perusahaan. Bila dilihat masih ada informasi keuangan perusahaan yang

mungkin mempengaruhi underpricing. Hal inilah yang mendorong penelitian

dilakukan di bidang ini.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Kondisi underpricing adalah kondisi yang tidak baik bagi perusahaan, harga

saham yang ditawarkan pada saat IPO seharusnya terjual sesuai harga yang

ditawarkan sehingga tidak terdapat selisih harga. Di satu pihak, underpricing

menguntungkan investor, namun di pihak lain akan merugikan perusahaan karena

dana yang dikumpulkan tidak maksimum. Underpricing ini terjadi karena perusahaan

(17)

saham itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurut Astuti

(2013) Ketidaksamaan informasi yang dimiliki oleh para pihak inilah yang dapat

mengakibatkan perbedaan harga sehingga memungkinkan terjadinya underpricing.

Begitu pula seperti yang dijelaskan oleh Nasirwan (2000 : 574) yang menyatakan

bahwa :

….baik informasi akuntansi maupun non akuntansi dibutuhkan oleh para

investor ataupun calon investor dalam proses pembuatan keputusan investasi di pasar modal sehingga dimungkinkan kedua informasi tersebut, baik informasi akuntansi maupun informasi non akuntansi merupakan faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap terjadinya underpricing.

Berdasarkan penjelasan tersebut informasi akuntansi dan non akuntansi yang

disebutkan oleh Nasirwan merupakan informasi keuangan dan non keuangan pada

perusahaan dan merupakan faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap

terjadinya underpricing.

Menurut Rodono, A (2002 : 198) memaparkan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi underpricing diantaranya, yaitu :

1. Financial Leverage (DER)

2. Profitabilitas

3. Nilai Saham (EPS)

4. Ukuran Perusahaan

5. Umur Perusahaan

6. Reputasi Auditor

7. Reputasi Underwriter

8. Persentase saham yang ditawarkan

9. Segmentasi Pasar

10.Kekuatan Intervensi (Forced Offering)

11.Likuiditas

(18)

Berdasarkan faktor-faktor tersebut yang termasuk ke dalam informasi keuangan

perusahaan antara lain, Financial Leverage, Profitabilitas, Nilai Saham, Likuiditas

dan proporsi utang. Dan yang termasuk dalam informasi non keuangan perusahaan

antara lain, ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi auditor, reputasi

underwriter, persentase saham yang ditawarkan, segmentasi pasar, kekuatan

intervensi (Forced Offering). Sehingga yang mempengaruhi terjadinya underpricing

adalah informasi keuangan dan non keuangan.

Beberapa penelitian terdahulu mengenai underpricing, mengungkapkan

beberapa faktor yang mempengaruhi underpricing antara lain menurut;

1. Dedhy Sulistiawan (2010), menyatakan bahwa konflik kepentingan adalah

salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya underpricing.

2. Sri Retno Handayani (2008) menyatakan informasi keuangan (diproksikan

dengan DER, ROA dan EPS), bahwa DER dan ROA tidak ada pengaruh

signifikan, sedangkan untuk EPS berpengaruh negatif. Sedangkan informasi

non keuangan perusahaan (diproksikan dengan umur perusahaan, ukuran

perusahaan dan persentase penawaran saham) menyatakan bahwa umur

perusahaan tidak ada pengaruh signifikan, ukuran perusahaan dan persentase

penawaran saham terdapat pengaruh signifikan.

3. Afifah Wulandari (2011), menyatakan informasi keuangan (diproksikan

dengan DER dan ROA) bahwa DER berpengaruh positif, sedangkan ROA

berpengaruh negatif. Untuk informasi non keuangan (diproksikan dengan

Umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham)

menyatakan bahwa penawaran saham berpengaruh positif. Sedangkan umur

dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif.

4. Bachtiar (2012), menyatakan informasi keuangan (diproksikan dengan ROE,

dan DER) bahwa terbukti berpengaruh. Sedangkan untuk informasi non

keuangan (diproksikan dengan reputasi underwriter, jenis industri, umur

(19)

pertumbuhan total asset) dinyaakan bahwa semua tidak terbukti berpengaruh,

kecuali pertumbuhan total asset yang berpengaruh.

5. Eka Retnowati (2013), menyatakan informasi keuangan (diproksikan dengan

EPS, DER dan ROA) bahwa yang memiliki pengaruh terhadap underpricing

adalah Earning Per Share (EPS) sedangkan DER dan ROA tidak memiliki

pengaruh. Untuk informasi non keuangan (diproksikan dengan ukuran

perusahaan, umur perusahaan dan persentase penawaran saham) dinyatakan

bahwa, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham berpengaruh

secara signifikan, sedangkan secara simultan umur perusahaan, ukuran

perusahaan dan persentase penawaran saham berpengaruh secara signifikan

terhadap underricing.

6. Rahma Indria Puspita (2014) menyatakan informasi keuangan (diproksikan

dengan financial leverage atau DER) bahwa DER tidak berpengaruh.

Sedangkan untuk informasi non keuangan (diproksikan dengan jangka waktu

penawaran saham, pertumbuhan total asset dan persentase penawaran saham)

dinyatakan bahwa, jangka waktu penawaran saham dan pertumbuhan total

asset adalah hal yang berpengaruh. Sedangkan persentase penawaran dan

tidak berpengaruh.

Dari pendapat para ahli dan penelitian terdahulu di atas, dapat diidentifikasi

bahwa informasi keuangan yang diduga mempengaruhi underpricing, yaitu

profitabilitas, financial leverage, likuiditas, nilai saham dan proporsi utang.

Dikarenakan terdapat perbedaan hasil (research gap) antar peneliti yang berkaitan

dengan informasi keuangan seperti pada penelitian Handayani (2008), yang

mengatakan bahwa financial leverage yang diproksikan dengan DER dan

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tidak ada pengaruh signifikan dan untuk

nilai saham yang diproksikan EPS berpengaruh negatif. Berbeda dengan hasil

(20)

dengan Afifah (2011) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan ROA

berpengaruh negatif. Sedangkan menurut Eka Retnowati (2013) menyatakan bahwa

EPS memiliki pengaruh, sedangkan DER dan ROA tidak berpengaruh. Maka dari

informasi keuangan tersebut yang akan diteliti oleh peneliti adalah profitabilitas,

financial leverage dan nilai saham serta ditambahkan dengan likuiditas.

Sedangkan untuk informasi non keuangan perusahaan menurut para ahli yaitu,

umur perusahaan (AGE), ukuran perusahaan (SIZE), persentase penawaran saham,

reputasi auditor, reputasi underwriter, sentimen pasar dan kekuatan intervensi

(Forced Offering) merupakan faktor yang diduga dapat mempengaruhi underpricing.

Terdapat pula perbedaan pendapat hasil penelitian mengenai informasi non keuangan

terhadap underpricing, yakni Handayani (2008) menyatakan bahwa umur perusahaan

tidak ada pengaruh signifikan, sedangkan ukuran perusahaan dan resentase

penawaran saham terdapat pengaruh signifikan. Hasil ini berbeda dengan yang

dinyatakan oleh Afifah (2011) yang menyatakan bahwa persentase penawaran saham

berpengaruh positif, sedangkan umur dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif.

Dari informasi non keuangan tersebut, maka yang akan diteliti adalah umur

perusahaan (AGE), ukuran perusahaan (SIZE) dan Persentase penawaran saham.

Maka peneliti berdasarkan pendapat ahli dan hasil dari penelituan terdahulu,

dalam penelitian ini mengambil judul, “Pengaruh Informasi Keuangan dan Non

Keuangan Perusahaan Terhadap Underpricing pada Saat IPO (Studi pada Perusahaan Non Perbankan yang Listing di BEI)”

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui bahwa

fenomena underpricing ini menarik untuk dikaji lebih lanjut karena ketika

underpricing relatif tinggi akan merugikan bagi emiten dikarenakan dana yang

diperoleh emiten tidak maksimal dalam rangka melakukan ekspansi dan penelitian

(21)

penelitian kembali dengan menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi

underpricing, maka dalam hal ini rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran informasi keuangan, non keuangan dan underpricing

pada saat IPO tahun 2011-2014.

2. Bagaimana pengaruh informasi keuangan perusahaan (profitabilitas, financial

leverage, likuiditas dan nilai saham) terhadap underpricing pada saat IPO

tahun 2011-2014.

3. Bagaimana pengaruh informasi non keuangan perusahaan (umur perusahaan,

ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham), terhadap underpricing

pada saat IPO tahun 2011-2014.

4. Bagaimana pengaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan

terhadap underpricing pada saat IPO tahun 2011-2014.

D.Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh kejelasan

bagaimana pengaruh informasi keuangan dan non keuangan terhadap

terjadinya underpricing saat IPO pada perusahaan yang listing di BEI tahun

2012-2014.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan informasi keuangan, non keuangan perusahaan

(22)

2. Untuk memverifikasi pengaruh informasi keuangan dengan profitabilitas,

financial leverage, likuiditas dan nilai saham terhadap underpricing pada

saat IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

3. Untuk memverifikasi pengaruh informasi non keuangan dengan melihat

umur perusahaan (AGE), ukuran perusahaan (SIZE) dan persentase

penawaran saham terhadap underpricing pada saat IPO di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2014.

4. Untuk memverifikasi pengaruh informasi keuangan dan non keuangan

terhadap underpricing pada saat IPO di Bursa Efek Indonesia tahun

2011-2014.

E. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori dan

member sumbangan pemikiran yang mendukung pengembangan ilmu

pengetahuan mengenai underpricing dan dapat dijadikan pengembangan

lebih lanjut bagi pihak lain.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna :

1. Bagi Penulis, dapat memberikan pengetahuan yang berguna dalam

pengembangan penelitian mengenai underpricing, khususnya

faktor-faktor, seperti informasi keuangan dan non keuangan yang

mempengaruhi pada saat IPO.

2. Bagi Perusahaan, dapat memberi kontribusi untuk membantu pihak

perusahaan mengenai hal-hal apa saja yang terkait dan mempengaruhi

masalah underpricing yang terjadi pada saat Initial Public Offering

(23)

3. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

membuat sebuah keputusan investasi pada saat membeli saham

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana suatu penelitian dilakukan

dengan menggunakan metode tertentu. Metode penelitian merupakan cara kerja untuk

dapat memahami suatu objek penelitian yang akan memandu peneliti tentang

bagaimana urutan-urutan penelitian dilakukan yang juga meliputi teknik dan prosedur

yang digunakan dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardalis (2009 :

24) bahwa :

“Desain penelitian merupakan suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis untuk mewujudkan kebenaran.”

Menurut Sanusi (2013: 13) “Desain penelitian merupakan gambaran secara singkat tentang metode penelitian yang digunakan”. Bentuk Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studi kasus terhadap perusahaan non

bank. Berdasarkan variabel-variabel yang akan diuji maka penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif verifikatif yang bersifat

menggambarkan serta menjelaskan. Menurut Sugiyono (2007: 14), “metode deskriptif analisis adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya”, Sedangkan metode verifikatif menurut Arikunto (2010: 8), yaitu “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan”.

Adapun metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

(25)

keuangan perusahaan terhadap underpricing pada perusahaan non perbankan yang

melakukan IPO di BEI periode 2011-2014, sedangkan metode verifikatif dalam

penelitian ini digunakaan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis.

B. Operasionalisasi Variabel

Seperti yang disebutkan dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS, 2014:21), bahwa “Operasionalisasi variabel adalah menjelaskan dimensi (jika ada) dan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian”. Menurut Sugiyono (2012:58) “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent Variable atau Variabel X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam

penelitian ini yaitu :

 Informasi Keuangan Perusahaan yang merupakan Variabel X1 adalah informasi

yang berisikan bagaimana keadaan keuangan suatu perusahaan. Apakah kedaan

perusahaan dinilai sehat atau tidak bila dilihat dari informasi keuangannya.

Informasi ini diperoleh dari laporan keuangan dan dinilai berdasarkan nilai

profitabilitas, financial leverage, likuiditas dan nilai saham perusahaan.

 Informasi non keuangan yang merupakan Variabel X2 adalah informasi

mengenai perusahaan di luar dari rasio-rasio keuangan perusahaan. Informasi

ini terkait dengan kondisi perusahaan di luar kondisi keuangan, informasi non

keuangan perusahaan ini dinilai dari umur perusahaan, ukuran perusahaan dan

resentase penawaran saham.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable atau Variabel Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

(26)

Underpricing. Underpricing adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sudah sejauh mana manajemen telah mengelola suatu perusahaan yang dilihat dari

perspektif keuangan secara baik dan benar.Untuk lebih jelasnya operasionalisasi

variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

(27)

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:61) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 -

2014.

Pada tabel 3.2 adalah daftar perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014:

Tabel 3.2

Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1 Bank Panin Syariah Tbk, PT 14 Batavia Prosperindo Internasional Tbk, PT

2 Asuransi Mitra Maparya Tbk, PT 15 Mitrabara Adiperdana Tbk, PT

3 Bank Ina Perdana Tbk, PT 16 Sitara Propertindo Tbk, PT

4 Capitol Nusantara Indonesia Tbk, PT 17 Bank Dinar Indonesia Tbk, PT

5 Bali Towerindo Sentra Tbk, PT 18 Blue Bird Tbk, PT

6 Wijaya Karya Beton Tbk, PT 19 Soechi Lines Tbk, PT

7 Graha Layar Prima Tbk, PT 20 Impack Pratama Industri, Tbk

8 Intermedia Capital Indonesia Tbk, PT 21 Bank Agris Tbk, PT

9 Eka Sari Lorena Transport Tbk, PT 22 Intan Baruprana Finance Tbk, PT

10 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, PT 23 Golden Plantation Tbk, PT

11 Link Net Tbk, PT 24 PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk

12 Chitose Internasional Tbk, PT 25 PT Saraswati Griya Lestari Tbk

13 Magna Finance Tbk, PT 26 PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk

(28)

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

27 PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk 49 PT. Grand Kartech Tbk

28 PT Trans Power Marine Tbk 50 PT. Indomobil Multi Jasa Tbk

29 PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 51 PT. Logindo Samuderamakmur Tbk

30 PT Dyandra Media International Tbk 52 PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk

31 PT Austindo Nusantara Jaya Tbk 53 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

32 PT Bank Nationalnobu Tbk 54 PT. Minna Padi Investama Tbk

33 PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 55 PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk

34 PT Dharma Satya Nusantara Tbk 56 PT. Surya Esa Perkasa Tbk

35 PT Sri Rejeki Isman Tbk 57 PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk

36 PT Acset Indonusa Tbk 58 PT. Supra Boga Lestari Tbk

37 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk 59 PT. Trisula International Tbk

38 PT Nusa Raya Cipta Tbk 60 PT. Kobexindo Tractors Tbk

39 PT Semen Baturaja Tbk 61 PT. Toba Bara Sejahtera Tbk

40 PT. Electronic City Indonesia Tbk 62 PT. MNC Sky Vision Tbk

41 PT. Bank Mestika Dharma Tbk 63 PT. Tri Banyan Tirta Tbk

42 PT. Multipolar Technology Tbk 64 PT. Global Teleshop Tbk

43 PT. Victoria Investama Tbk 65 PT. Gading Development Tbk

44 PT. Cipaganti Citra Graha Tbk 66 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

45 PT. Bank Mintraniaga Tbk 67 PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk

46 PT. Bank Maspion Indonesia Tbk 68 PT. Nirvana Development Tbk

47 PT. Siloam International Hospitals Tbk 69 PT. Provident Agro Tbk

(29)

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

71 PT. Express Transindo Utama Tbk 81 PT Alkindo Naratama Tbk

72 PT. Baramulti Suksessarana Tbk 82 PT Indo Straits Tbk

73 PT. Adi Sarana Armada Tbk 83 PT Sidomulyo Selaras Tbk

74 PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 84 PT SMR Utama Tbk

75 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk 85 PT Solusi Tunas Pratama Tbk

76 PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk 86 PT Atlas Resources Tbk

77 PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk 87 PT Golden Energy Mines Tbk

78 PT HD Finance Tbk 88 PT Visi Media Asia Tbk

79 PT Buana Listya Tama Tbk 89 PT ABM Investama Tbk

80 PT Salim Ivomas Pratama Tbk 90 PT Saranacentral Bajatama Tbk

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Adapun pengertian sampel menurut Sugiyono (2014 : 116) adalah, “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu, “mengambil

sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu” Hartono (2013 : 98). Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang listing pada periode 2011-2014 dan mengalami

underpricing.

2. Bukan perusahaan perbankan.

3. Tersedia data laporan keuangan satu tahun sebelum melaksanakan IPO.

(30)

Berdasarkan kriteria tersebut maka, dari 90 perusahaan bagian populasi yang

memenuhi kriteria sampel sebanyak 48 perusahaan. Berikut ini adalah tabel daftar

nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini antara lain :

Tabel 3.3

Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1 PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk 25 PT Dyandra Media International Tbk. 2 PT Salim Ivomas Pratama Tbk 26 PT Dharma Satya Nusantara Tbk. 3 PT Alkindo Naratama Tbk 27 PT Sri Rejeki Isman Tbk.

4 PT Indo Straits Tbk 28 PT Nusa Raya Cipta Tbk. 5 PT Solusi Tunas Pratama Tbk 29 PT Semen Baturaja Tbk. 6 PT ABM Investama Tbk 30 PT. Multipolar Technology Tbk. 7 PT Saranacentral Bajatama Tbk 31 PT. Victoria Investama Tbk.

8 Tiphone Mobile Indonesia Tbk 32 PT. Siloam International Hospitals Tbk. 9 Surya Esa Perkasa Tbk 33 PT. Grand Kartech Tbk.

10 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 34 PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 11 Supra Boga Lestari Tbk 35 Asuransi Mitra Maparya Tbk, PT 12 Trisula International Tbk 36 Capitol Nusantara Indonesia Tbk, PT 13 Kobexindo Tractors Tbk 37 Bali Towerindo Sentra Tbk, PT 14 MNC Sky Vision Tbk 38 Wijaya Karya Beton Tbk, PT

15 Tri Banyan Tirta Tbk 39 Intermedia Capital Indonesia Tbk, PT 16 Global Teleshop Tbk 40 Link Net Tbk, PT

17 Gading Development Tbk 41 Chitose Internasional Tbk, PT 18 Inti Bangun Sejahtera Tbk 42 Magna Finance Tbk, PT

19 Nirvana Development Tbk 43 Batavia Prosperindo Internasional Tbk, PT

20 Provident Agro Tbk 44 Sitara Propertindo Tbk, PT 21 Adi Sarana Armada Tbk 45 Blue Bird Tbk, PT

22 Wismilak Inti Makmur Tbk 46 Soechi Lines Tbk, PT

23 PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk 47 Impack Pratama Industri, Tbk 24 PT Trans Power Marine Tbk 48 Intan Baruprana Finance Tbk, PT

(31)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan

untuk memperoleh data yang diperlukan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder, yakni. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan metode dokumentasi.

Menurut Arikunto (2010: 247), “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, laporan, agenda dan sebagainya”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data mengenai

harga saham pada saat IPO dan pada saat penutupan yang berasal dari bursa efek

Indonesia, serta informasi keuangan dan non keuangan yang berasal dari annual

report perusahaan

E.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2013, 19) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range dan skewness (kemencengan distribusi).

Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi

data sampel.

 Rata-rata Hitung (Mean)

Menurut Sanusi (2013 : 118) rata-rata hitung adalah nilai yang

menunjukkan pusat diantara nilai-nilai yang ada dalam pengamatan. Dapat pula

dikatakan bahwa rata-rata adalah titik penyeimbang (balancing point) dari

sekumpulan data.

 Nilai Tertinggi (Max)

Nilai tertinggi adalah nilai yang menunjukkan nilai yang paling tinggi atau

(32)

 Nilai Terendah (Min)

Nilai terenda hadalah nilai yang menunjukkan nilai yang paling rendah atau

paling kecil berdasarkan dalam data pengamatan.

Untuk mengetahui rasio-rasio variabel terkait terlebih dahulu menganalisis

data akuntansi sebagai berikut:

(1)Variabel Dependen Y (Underpricing)

Kunz dan Aggarwal, 1994 (dalam Handayani, 2008)

(2)Variabel Independen X1 (Informasi Keuangan)

- Profitabilitas (ROA)

- Financial Leverage (DER)

- Likuiditas (Current Ratio)

- Nilai saham (EPS)

(3)Variabel Independen X2 (Informasi Non Keuangan)

- Umur Perusahaan

(33)

- Ukuran Perusahaan

- Persentase Penawaran Saham

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi

Klasik serta analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini

lebih dari satu serta dalam perhitungannya dibantu dengan program Statistical

Package Social Sciences (SPSS). Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui

peran masing-masing variabel bebas (ROA, DER, Current Ratio, EPS, AGE,

SIZE, OFFER) dalam mempengaruhi variabel terikat (Underpricing).

1. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa pengumpulan

dan pengelolaan data guna menafsir data yang telah diperoleh dari laporan

keuangan. Menurut Sanusi (2013: 115) “Teknik analisis data adalah

mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganlisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya”. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan atau mengubah data ke dalam

bentuk yang lebih sederhana agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

1.1Uji Asumsi Klasik

Pengakuan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi datanormal atau

normal. Menurut Jogiyanto (2008 : 231)Normalitas dari distribusi dapat diuji

(34)

1. Menggunakan pengukur bentuk (measure of shape). Distribusi yang

normal mempunyai bentuk simetris dengan nilai mean, median dan mode

yang mengumpul di satu titik tengah, dengan penyebaran data sebanyak

68% di dalam ± 1 deviasi standar dari mean.

2. Pengujian normalitas dapat juga dihitung dengan metoda Kolmogorov

Smirnov dan Lilie fors.

b. Uji Liniearitas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan terikat

mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Menurut Ghozali (2013 : 166) bahwa: “uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.” Adapun uji liniearitas yang digunakan dalam penlitian ini yaitu Uji Durbin Watson. Uji ini digunakan untuk melihat

gejala autokorelasi dalam suatu model regresi. Cara pengujiannya yaitu

dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (DW) dengan nilai dL

dalam tabel Durbin Watson. Adapun kriteria keputusannya adalah sebagai

berikut:

a) Apabila DW > dL maka data berbentuk liniear, dan

b) Apabila DW < dL maka data tidak berbentuk liniear.

c. Uji Multikoliniearitas

Menurut Sanusi (2013 : 136) pendeteksian terhadap multikoliniearitas dapat

dilakukan dengan melihat nilai Variance-Inflating Factor (VIF) dari hasil

analisis regresi. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikoliniearitas yang

tinggi. Menurut Ghozali (2013 : 105) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai

(35)

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Nilai TOL yang rendah sama dengan nilai Vif yang tinggi (karena

VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai

VIF > 10.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sanusi (2013 : 135) gejala heteroskedastisitas diuji dengan

metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual

dengan variabel bebas. Apabila masing-masing variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α = 0,05) maka dalam

model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Menurut Ghozali

(2013:139) Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi tejadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau

tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots

dengan dasar analisis. Adapan cara untuk menganalisisnya adalah sebagai

berikut :

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

e. Uji Autokorelasi

Menurut Sanusi (2013 : 136) untuk mendeteksi gejala autokorelasi

dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (d). Hasil perhitungan

(36)

memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk

berbagai nilai n dan k.

Jika d < dL ; maka terjadi autokorelasi positif

d > 4 - dL ; maka terjadi autokorelasi negatif

dU < d < 4 – dU ; maka tidak terjadi autokorelasi

dL≤ d ≤ dU atau 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL ; maka pengujian tidak meyakinkan

1.2 Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda yaitu suatu model linear regresi yang variabel

dependennya merupakan fungsi linear dari beberapa variabel bebas. Regresi

linear berganda sangat bermanfaat unyuk meneliti pengaruh beberapa variabel

yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Hubungan fungsi antara satu

variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan

dengan analisis linear berganda, dimana Underpricing sebagai variabel

dependen sedangkan Informasi Keuangan (ROA, DER, Current Ratio, EPS)

dan Informasi Non Keuangan (AGE, SIZE, OFFER) sebagai variabel

independen.

Perumusan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Sanusi, 2013: 135)

Keterangan :

Y = Variabel Underpricing

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi ROA

b2 = Koefisien Regresi DER

(37)

b4 = Koefisien Regresi EPS

b5 = Koefisien Regresi Umur Perusahaan (AGE)

b6 = Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan (SIZE)

b7 = Koefisien Regresi Persentase Penawaran Saham (OFFER)

X1,1 = ROA

X1,2 = DER

X1,3 = Current Ratio

X1,4 = EPS

X2,1 = Umur Perusahaan (AGE)

X2,2 = Ukuran Perusahaan (SIZE)

X2,3 = Persentase Penawaran Saham (OFFER)

e = variabel penganggu

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan penyajian secara

stimulan (uji F) dan pengujian secara parsial (uji t).

2.1 Uji Keberartian Regresi (Uji F)

Pengujian hipotesis menggunakan uji F bertujuan untuk mengetahui

seluruh koefisien regresi secara serempak. Kesimpulan uji statistik F dapat dilihat

dari taraf signifikansi 5%.

Hipotesis bahwa seluruh koefisien regresi tersebut dikatakan berarti atau

tidak berarti adalah sebagai berikut:

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = 0 (underpricing yang dijelaskan secara

bersama-sama oleh variabel bebas tidak signifikan)

Ha : minimal satu koefisien dari βi 0 (underpricing yang dijelaskan secara

bersama-sama oleh variabel bebas signifikan)

(38)

(Sanusi, 2011:143)

Keterangan:

Freg = F hitung

SSR = Sum of R Squares regresi

SSE = Sum of R Squares residual

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel

Nilai selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan ketentuan jika

Fhitung lebih besar dari dengan taraf signifikansi 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel independen (profitabilitas, financial leverage,

likuiditas, nilai saham, umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase

penawaran) yang diteliti secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen (Underpricing), begitupun sebaliknya jika lebih kecil

dari maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh terhadap

underpricing.

Adapun kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

a) Jika > , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Jika , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2.2 Uji Keberatian Koefisien Regresi (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara inividual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Serta menunjukkan tingkat signifikansi pengaruh variabel x terhadap

(39)

1. Merumuskan Hipotesis

a. Ho : β1 = 0 Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β1 < 0 Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap underpricing

b. Ho : β2 = 0 Financial Leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β2 > 0 Financial Leverage berpengaruh positif terhadap underpricing

c. Ho : β3 = 0 Likuiditas tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β3 < 0 Likuiditas berpengaruh negatif terhadap underpricing

d. Ho : β4 = 0 Nilai saham tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β4 < 0 Nilai saham berpengaruh negatif terhadap underpricing

e. Ho : β5 = 0 Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β5 < 0 Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing

f. Ho : β6 = 0 Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β6 < 0 Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing

g. Ho : β7 = 0 Persentase penawaran saham tidak berpengaruh terhadap underpricing

Ha : β7 > 0 Persentase penawaran saham berpengaruh positif terhadap Underpricing

2. Menentukan thitung dengan rumus :

(Sanusi, 2013: 134)

dimana:

b = koefisien regresi

Sb = standar eror untik koefisien regresi (b)

Nilai lalu dibandingkan dengan dengan ketentuan apabila

lebih besar dari maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika

t =

(40)

lebih kecil dari maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak

terdapat pengaruh varibel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya dengan tingkat signifikansi

sebesar 5% (0,05) adalah sebagai berikut:

a.Kriteria uji untuk uji pihak kanan

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak

b.Kriteria uji untuk uji pihak kiri

Jika thitung > -ttabel, maka H0 diterima

Jika thitung < -ttabel, maka H0 ditolak

(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.SIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh informasi keuangan

(profitabilitas, financial leverage, likuiditas, nilai saham) dan informasi non keuangan

perusahaan (umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham)

terhadap underpricing pada saat IPO periode tahun 2011-2014. Berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka simpulan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Informasi keuangan yakni, Profitabilitas yang diproksikan dengan

Return On Assets (ROA) pada perusahaan yang listing di BEI pada tahun

2011-2014 dengan rata-rata keseluruhan sebesar 8,60%. Financial leverage yang

diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sampel yang

melakukan listing pada periode 2011-2014 memiliki nilai DER dengan rata-rata

sebesar 210,02%. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) pada

perusahaan sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 secara

keseluruhan perusahaan memiliki nilai rata-rata likuiditas sebesar 115,07%. Nilai

saham yang diproksikan dengan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan

sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 memiliki nilai rata-rata

EPS secara keseluruhan sebesar Rp. 92,12.

Deskripsi Informasi Non Keuangan, yakni Umur perusahaan pada

perusahaan sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 rata-rata usia

secara keseluruhan adalah 22 tahun. Ukuran perusahaan pada perusahaan sampel

yang melakukan listing pada periode 2011-2014 dilihat dari rata-rata ukuran

perusahaan secara keseluruhan yakni, sebesar Rp.1.998.407.208.678,-.

(42)

pada periode 2011-2014 Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa rata-rata

persentase penawaran yakni sebesar 23,79%.

Underpricing yang diproksikan dengan Initial Return (IR) pada perusahaan

sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 rata-rata initial return

seluruh perusahaan sampel adalah sebesar 23,31%. Hal ini menunjukkan bahwa

harga saham perusahaan pada saat IPO cukup rendah.

2. Pengaruh informasi keuangan terhadap underpricing, yakni profitabilitas

terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian

statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh profitabilitas terhadap

underpricing, artinya berapapun tingginya nilai profitabilitas maka tidak

berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat underpricing. Dengan demikian

hipotesis yang peneliti ajukan tidak terbukti dan ditolak. Pengaruh financial

leverage terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan

pengujian statistika menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara

financial leverage terhadap underpricing. Artinya semakin tinggi nilai DER

maka akan menurunkan nilai underpricing. Dengan demikian hipotesis yang

peneliti ajukan yakni financial leverage berpengaruh positif terhadap

underpricing tidak terbukti dan tidak diterima. Pengaruh likuiditas terhadap

underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian statistika

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh likuiditas terhadap underpricing.

Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan tidak berarti dan tidak diterima.

Pengaruh nilai saham terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi

sampel dengan pengujian statistika menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif antara nilai saham terhadap underpricing. Artinya semakin tinggi nilai

EPS maka akan menaikkan nilai underpricing. Dengan demikian hipotesis yang

peneliti ajukan yakni nilai saham berpengaruh negatif terhadap underpricing

(43)

3. Pengaruh informasi non keuangan terhadap underpricing yakni, umur perusahaan

terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian

statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap

underpricing. Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan tidak berarti dan

tidak diterima. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap underpricing pada

perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian statistika menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap underpricing.

Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan tidak berarti dan tidak diterima.

Pengaruh persentase penawaran saham terhadap underpricing pada perusahaan

yang menjadi sampel dengan pengujian statistika menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif persentase penawaran terhadap underpricing. Arrtinya semakin

tinggi persentase saham yang ditawarkan perusahaan maka akan meningkatkan

nilai underpricing saham. Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan

berarti dan diterima.

4. Pengaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan terhadap

underpricing secara keseluruhan dengan pengujian statistik menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan terhadap

underpricing.

B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, serta kesimpulan yang telah

diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa saran yang peneliti ajukan yaitu sebagai

berikut:

1. Untuk perusahaan sebaiknya pada saat melakukan go public tidak menjual saham

dengan harga yang terlalu rendah dari harga pasar, agar kebutuhan dana yang

diserap dari masyarakat diterima secara maksimal oleh perusahaan.

2. Untuk Investor sebaiknya dalam melakukan investasi harus melihat bagaimana

kinerja perusahaan yang akan disalurkan dananya, agar tidak hanya melihat harga

(44)

3. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jangka waktu penelitian, karena

penelitian ini hanya meneliti perusahaan yang melaksanakan IPO pada periode 4

tahun terakhir saja.

4. Kelemahan pada penelitian ini yaitu hanya meneliti faktor keuangan dan non

keuangan internal perusahaan saja, serta meneliti perusahaan setiap sektor di Bursa

Efek Indonesia kecuali subsektor perbankan, namun tidak meneliti pengaruh jenis

industri. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain terkait faktor

(45)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku :

Anoraga, P. dan Piji, P. 2003. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta:Mediasoft Indonesia

___________________. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Bringham, E.F. & Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta

_______. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta

_______. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung:Penerbit Alfabeta

Fakhrudin, M. dan HArdianto, M.S. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di pasar modal. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro

Harahap, Sofyan S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Husnan,S. dan Pudjiastuti,E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima.Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Kasmir. 2008. Dasar-dasar perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kodrat, David Sukardi dan Indonanjaya, Kurniawan. 2010. Manajemen Investasi.

Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Manurung, Adler H. 2012. Teori Investasi : Konsep dan Empiris. Jakarta: Adler Manurung Press.

Program Studi Pendidikan Akuntansi. 2014. Pedoman Operasional Penulisan Skripsi

(46)

Rodoni,A. dan Othman Y. 2002. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Sanusi, A. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:Penerbit Erlangga

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.

Jakarta:Penerbit Erlangga.

Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Syamsuddin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Jurnal :

Gumanty, Tatang Ary dan Alkaf, Nafisah. (2011). “Underpricing dalam Penawaran

Saham Perdana dan Saham Susulan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Vol.8 – No.1

Martani, D. (2003). “Pengaruh Informasi Selama Proses Penawaran Terhadap Initial

Return Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 1990-2000”. Surabaya: Simposium Nasional Akuntansi VI.

Minsen Ardiansyah, 2004, “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Awal dan Return

15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO”, Journal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7, No 2, Mei

Nasirwan. (2000). “Reputasi Informasi Selama Penawaran Terhadap Initial Return

(47)

Retnowati, E. (2013). “Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di

Indonesia”. Accounting Analysis Journal. Vol.2-2013

Ritter, Jay R. (1998). “Initial Public Offering. Warren Gorham & Lamont Handbook

of Modern Finance.” Vol. 2, No. 1 (Spring 1998), pp. 5-30

Skripsi :

Bachtiar, Akbar W. (2012). Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Underpricing pada Saat IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Hartanto, L. (2014). Ananlisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan IPO (Aplikasi Survival Analysisis). Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Kurniawan, Warih W. (2014). Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital dalam Prospektus Terhadap Underpricing Saham. Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Puspita, Rahma I. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Saat Initial Public Offering (IPO)di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2010-2012. Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Renaningsih, T. (2013). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat Underpricing Pada Saat Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.

Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Retnowati, E. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Wulandari, A. (2011). Analisis Fakor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum (IPO). Skripsi. Semarang Universitas Diponegoro.

Tesis :

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian
Tabel 3.2 (Lanjutan) Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian
Tabel 3.2 (Lanjutan) Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

OMK Paroki hadir dalam Misa Kreatif Valentine yang dilanjutkan dengan cara Live Music “LAST : Love and Secret” hari Sabtu, 13 Februari 2016, pukul 17:30 – Selesai. M ARRIAGE

[r]

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi bayi hal ini disebabkan adanya faktor – faktor

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2- JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana p engembangan standar dan

To verify that the custom class is available, in the Symbol Properties dialog box, click the green checkmark button next to the Class field. Doing

Tabel 6 menampilkan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,707, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara durasi penggunaan komputer dengan computer