PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO (Studi Pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh: Khairunnisa NIM. 1103093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO (Studi Pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI)
Oleh : Khairunnisa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Khairunnisa 2016 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2016
Hak Cipta dilindungi undang-undang
PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAAT IPO
(Studi pada Perusahaan Non Perbankan yang listing di BEI)
Khairunnisa
Pembimbing: Drs. H. Yayat Supriyatna, MM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan terhadap tingkat underpricing saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2014. Informasi keuangan yang diteliti meliputi profitabilitas, financial leverage, likuiditas dan nilai saham sedangkan faktor non keuangan yang diteliti meliputi umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan metode yang digunakan adalah deskriptif verifikatif. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sebanyak 48 perusahaan dipilih sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa financial leverage berpengaruh negatif signifikan sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan. Serta nilai saham dan persentase penawaran saham berpengaruh positif signifikan. Sedangkan likuiditas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap underpricing.
THE EFFECT OF FINANCIAL AND NON-FINANCIAL INFORMATION OF COMPANY ON THE UNDERPRICING AT IPO
(Study on Non-Banking Companies listed on the Indonesia Stock Exchange)
Khairunnisa
Advisor: Drs. H. Yayat Supriyatna, MM
ABSTRACT
The aims of this study were analyzing the effect of financial companies information and non-financial companies information on underpricing level of company stock on Indonesia exchange period 20011-2014. The financial information were used on this study consist of profitability, financial leverage, liquidity and value of the share. Meanwhile the non-financial information consist of age company, company size and the percentage stock offering.
This research were conducted using secondary data and also employed descriptive verification method. There are 48 companies were selected by using purposive sampling technique. The data were analyzed using multiple linear regression analysis.
Finding of this study indicate that financial leverage has a significant negative effect toward underpricing level meanwhile negative effect of profitability are not significant toward underpricing level. The share value and percentage of share offer are have a positively significant effect toward underpricing level, while liquidity, the age of the firm, and also the size of the company were not affecting the underpricing level.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... .. x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9
D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan ... 12
1. Kinerja Perusahaan ... 12
2. Informasi Keuangan... 12
2.1 Profitabilitas ... 12
a. Pengertian Profitabilitas... 13
b. Manfaat Profitabilitas ... 13
c. Rasio Profitabilitas... 15
d. Indikator Penelitian Profitabilitas ... 17
2.2 Financial Leverage ... 18
a. Pengertian Financial Leverage ... 18
b. Fungsi Financial Leverage ... 18
d. Indikator Penelitian Financial Leverage... 19
2.3 Likuiditas... 20
a. Pengertian Likuiditas ... 20
b. Fungsi Likuiditas ... 21
c. Rasio Likuiditas ... 21
d. Indikator Penelitian Likuiditas ... 22
3. Informasi Non Keuangan... 23
3.1 Umur Perusahaan ... 23
a. Pengertian Umur Perusahaan ... 23
b. Fungsi Umur Perusahaan ... 24
c. Indikator Penelitian Umur Perusahaan ... 24
3.2 Ukuran Perusahaan ... 24
a. Pengertian Ukuran Perusahaan... 24
b. Fungsi Ukuran Perusahaan... 24
c. Indikator Penelitian Ukuran Perusahaan ... 25
4. Saham ... 25
4.2 Persentase Penawaran Saham ... 29
a. Pengertian Persentase Penawaran Saham ... 29
b. Fungsi Persentase Penawaran Saham ... 30
c. Indikator Penelitian Nilai Saham ... 30
5. Pasar Modal... 30
a. Pengertian Pasar Modal ... 30
b. Fungsi Pasar Modal ... 32
7. Underpricing ... 33
8.Teori yang berkaitan dengan Underpricing ... 35
a. Teori Sinyal (Signalling Theory)... 35
b. Asimetri Informasi (Asymmetric Information) ... 36
c. Hipotesa Edisiensi Pasar Modal (Efficient Market Hypothesis)... 36
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 38
C. Kerangka Pemikiran... 41
D. Hipotesis Penelitian ... 49
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 50
B. Operasionalisasi Variabel ... 51
C. Populasi dan Sampel... 53
D. Teknik Pengumpulan Data... 57
E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian ... 67
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74
1. Statistik Deskriptif... 74
1.1. Deskripsi Informasi Keuangan ... 74
a. Deskripsi Profitabilitas... 74
b. Deskripsi Financial Leverage ... 77
c. Deskripsi Likuiditas ... 80
d. Deskripsi Nilai Saham... 83
1.2 Deskripsi Informasi Non Keuangan ... 85
a. Deskripsi Umur Perusahaan ... 85
b. Deskripsi Ukuran Perusahaan... 87
c. Deskripsi Persentase Penawaran Saham ... 90
1.3 Deskripsi Underpricing... 92
1. Uji Asumsi Klasik ... 95
a. Uji Normalitas ...95
b. Uji Linearitas ... 97
c. Uji Multikolinearitas ... 97
d. Uji Heteroskedastisitas ... 98
e. Uji Autokorelasi ...100
2. Analisis Regresi Linear Berganda ...101
3. Pengujian Hipotesis Penelitian ...104
a. Uji Keberartian Regresi (Uji F)...104
b. Uji Keberartian Koefisan Regresi (Uji t) ...106
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...107
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...116
B. Saran...118
DAFTAR PUSTAKA ...120
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Tabulasi Data Penelitian
2. Pengujian analisis data dan pengujian hipotesis
3. Frekuensi Bimbingan
4. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2014 ... 4
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 52
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian ... 53
Tabel 3.3 Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian ... 56
Tabel 4.1 Data Profitabilitas Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 .. 75
Tabel 4.2 Data Financial Leverage Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 78
Tabel 4.3 Data Likuiditas Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 80
Tabel 4.4 Data Nilai Saham Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 83
Tabel 4.5 Data Umur Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014... 86
Tabel 4.6 Data Ukuran Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 88
Tabel 4.7 Data Persentase Penawaran Saham Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 ... 90
Tabel 4.8 Data Underpricing Perusahan yang listing di BEI tahun 2011-2014 . 93 Tabel 4.9 Tabel Kolmogorov Smirnov... 96
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Linearitas (Durbin Watson)... 97
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 98
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Autokorelasi ...100
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda ...102
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran Kerangka Pemikiran... 48
Gambar 4.1 Grafik Plot Normalitas... 96
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Regresi Pengujian Heteroskedastisitas ... 99
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Dalam bidang perekonomian, pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk
mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan
tersebut, (khususnya dalam pengembangan perusahaan), perusahaan membutuhkan
tambahan modal. Kebutuhan akan modal semakin besar seiring dengan
perkembangan perusahaan. Hal ini akan mendorong manajemen untuk memilih salah
satu dari alternatif-alternatif pembiayaan yang dapat digunakan. Ada beberapa
alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam mendapatkan modal tersebut, antara
lain dengan menggunakan modal sendiri, mengeluarkan surat utang (obligasi), utang
kepada pihak bank atau melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan
penerbitan saham baru.
Proses penawaran dan permintaan saham perusahaan terjadi dalam suatu
mekanisme yang disebut pasar modal. Pada umumnya di pasar modal sekuritas yang
sering diperjualbelikan adalah saham, meskipun masih banyak produk-produk
keuangan lain yang juga turut diperdagangkan dalam pasar modal seperti obligasi,
opsi, reksa dana dan lain sebagainya. Namun disini karena pembahasan terkait adalah
tentang permodalan, maka yang lebih ditonjolkan dan dibahas adalah mengenai
saham. Menurut Sunariyah (2004:111) menjelaskan bahwa “Saham adalah surat
berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang terbentuk Perseroan Terbatas”.
Ketika suatu perusahaan memilih cara untuk mendapatkan dana dari luar
perusahaan, yakni dengan cara menerbitkan saham baru dalam memperoleh tambahan
modal, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu dengan
(employee stock ownership plan), menambah saham lewat deviden yang tidak dibagi
(dividend reinvestment plan), menjual langsung kepada pemilik tunggal (biasanya
investor institusi) secara privat atau dengan menawarkan ke publik melalui bursa efek
(Jogiyanto,2009) atau dengan proses penawaran saham perusahaan kepada
masyarakat melalui bursa efek.
Salah satu alternatif dalam memperoleh dana adalah dengan melalui
penawaran saham kepada masyarakat atau biasa disebut go public atau sering pula
dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO adalah suatu aksi korporasi
perusahaan dalam rangka mendapatkan dana dari masyarakat untuk kepentingan
perusahaan going concern (Manurung : 2012). IPO hanya terjadi di pasar perdana
(primary market), yaitu pasar bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum
untuk menjual sahamnya pertama kali kepada investor. Istilah go public (Penawaran
Saham) tidak lain adalah istilah hukum yang ditujukkan bagi kegiatan suatu emiten
untuk memasarkan dan menawarkan yang akhirnya menjual efek-efek yang
diterbitkannya, baik dalam bentuk saham, obligasi atau efek lainnya kepada
masayarakat luas (Balfas : 2006).
Namun, ada suatu fenomena menarik yang dapat diamati yang terjadi ketika
berlangsungnya proses IPO, yakni underpricing. Fenomena underpricing ini sendiri
adalah fenomena yang terjadi ketika harga jual saham perusahaan pada pasar perdana
nilainya lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar di pasar sekunder. Dimana,
harga penawaran (open price) lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan
(close price) pada saat pencatatan saham perdana di bursa.
Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang dijual pasar perdana
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi
(underwriter), sedangkan harga yang terjadi di pasar sekunder ditentukan oleh
mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran saham
tersebut di pasar modal. Apabila penentuan harga saham pada saat IPO secara
dihari pertama, maka terjadi underpricing ( Kim, Krinsky dan Lee, 1995 dalam Sri
Retno Handayani, 2008). Kondisi ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan antara perusahaan calon emiten dengan penjamin efek atau biasa disebut
underwriter. Dimana emiten menginginkan harga perdana yang tinggi untuk
memperoleh hasil yang tinggi, sedangkan penjamin efek menginginkan resiko yang
lebih kecil dengan menjual saham dengan harga yang dapat dibeli oleh pihak
investor. Contoh kasus underpricing sendiri dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terdapat 20 dari 23 perusahaan
yang listing di BEI pada tahun 2014 mengalami underpricing, sedangkan 3 dari 23
perusahaan berbeda dari keseluruhan perusahaan yang melaksanakan IPO pada tahun
2014, terdapat dua perusahaan mengalami overpricing yakni PT. Bank Panin
Syariah,Tbk dan PT. Eka Sari Lorena Transport, Tbk. Serta satu perusahaan yang
tidak mengalami underpricing yakni, PT. Mitrabara Adiperdana,Tbk. Dan, bila
ditelisik hal ini menandakan bahwa fenomena underpricing ini masih terus terjadi
dan berlanjut hingga saat ini.
Akibat dari kondisi underpricing ini sendiri, secara rata-rata pembeli saham
IPO hampir dipastikan mendapat keuntungan dan bagi perusahaan yang melakukan
IPO akan mengalami kerugian, karena dana yang diterima dari masyarakat tidak
maksimum. Karena pada dasarnya ketika perusahaan menerbitkan saham baru
tujuannya adalah untuk menambah modal perusahaan serta mencari keuntungan,
dimana yang seharusnya perusahaan menjual saham dengan harga di atas harga
pasar agar mendapat keuntungan. Secara financial perusahaan tidak mendapatkan
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan yang Melakukan IPO Periode Tahun 2014
16/01/14 ASMI Asuransi Mitra Maparya
Tbk, PT 270 405 0,5 Underpricing 16/01/14 BINA Bank Ina Perdana Tbk, PT 240 270 0,125 Underpricing
16/01/14 CANI Capitol Nusantara
Indonesia Tbk, PT 200 239 0,195 Underpricing 13/03/14 BALI Bali Towerindo Sentra
Tbk, PT 400 600 0,5 Underpricing 08/04/14 WTON Wijaya Karya Beton Tbk, PT 590 760 0,288 Underpricing
10/04/14 BLTZ Graha Layar Prima Tbk, PT 3000 3400 0,133 Underpricing
11/04/14 MDIA Intermedia Capital Indonesia
Tbk, PT 1380 1510 0,094 Underpricing
11/07/14 TARA Sitara Propertindo Tbk, PT 106 150 0,415 Underpricing
11/07/14 DNAR Bank Dinar Indonesia
Tbk, PT 110 149 0,355 Underpricing 05/11/14 BIRD Blue Bird Tbk, PT 6500 7450 0,146 Underpricing
03/12/14 SOCI Soechi Lines Tbk, PT 550 585 0,064 Underpricing
17/12/14 IMPC Impack Pratama Industri,
Tbk 3800 5700 0,5 Underpricing 22/12/14 AGRS Bank Agris Tbk, PT 110 187 0,7 Underpricing
22/12/14 IBFN Intan Baruprana Finance
23/12/14 GOLL Golden Plantation Tbk, PT 288 289 0,003 Underpricing
Sumber : http://sahamok.com , http://www.idx.co.id dan yahoo.finance.com data diperbaharui tanggal
23Desember 2014.
Namun, fenomena underpricing ini tidak hanya terjadi di Negara Indonesia
saja, hal ini terjadi pula di negara lain seperti, USA, Inggris, Malaysia, China,
Singapura dan banyak negara lainnya. Fenomena underpricing terjadi di berbagai
pasar modal di seluruh dunia karena adanya asimetri informasi. Asimetri informasi
bisa terjadi antara emiten dan penjamin emisi, maupun antar investor. Untuk
mengurangi adanya asimetri informasi maka dilakukanlah penerbitan prospektus
oleh perusahaan, yang berisi informasi dari perusahaan yang bersangkutan.
Informasi yang tercantum dalam prospektus terdiri dari informasi yang sifatnya
keuangan dan non keuangan. Informasi yang dimuat dalam prospektus akan
membantu investor dalam membuat keputusan yang rasional mengenai resiko nilai
saham sesungguhnya yang ditawarkan emiten (Kim, Krinsky dan Lee, 1995).
Meskipun studi tentang underpricing telah banyak dilakukan, namun
penelitian di bidang ini masih dianggap masalah yang menarik untuk diteliti karena
adanya inkonsistensi hasil penelitian, serta kebanyakan penelitian lebih
memfokuskan pada informasi non keuangan dibandingkan dengan informasi
keuangan perusahaan. Bila dilihat masih ada informasi keuangan perusahaan yang
mungkin mempengaruhi underpricing. Hal inilah yang mendorong penelitian
dilakukan di bidang ini.
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Kondisi underpricing adalah kondisi yang tidak baik bagi perusahaan, harga
saham yang ditawarkan pada saat IPO seharusnya terjual sesuai harga yang
ditawarkan sehingga tidak terdapat selisih harga. Di satu pihak, underpricing
menguntungkan investor, namun di pihak lain akan merugikan perusahaan karena
dana yang dikumpulkan tidak maksimum. Underpricing ini terjadi karena perusahaan
saham itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurut Astuti
(2013) Ketidaksamaan informasi yang dimiliki oleh para pihak inilah yang dapat
mengakibatkan perbedaan harga sehingga memungkinkan terjadinya underpricing.
Begitu pula seperti yang dijelaskan oleh Nasirwan (2000 : 574) yang menyatakan
bahwa :
….baik informasi akuntansi maupun non akuntansi dibutuhkan oleh para
investor ataupun calon investor dalam proses pembuatan keputusan investasi di pasar modal sehingga dimungkinkan kedua informasi tersebut, baik informasi akuntansi maupun informasi non akuntansi merupakan faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap terjadinya underpricing.
Berdasarkan penjelasan tersebut informasi akuntansi dan non akuntansi yang
disebutkan oleh Nasirwan merupakan informasi keuangan dan non keuangan pada
perusahaan dan merupakan faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya underpricing.
Menurut Rodono, A (2002 : 198) memaparkan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi underpricing diantaranya, yaitu :
1. Financial Leverage (DER)
2. Profitabilitas
3. Nilai Saham (EPS)
4. Ukuran Perusahaan
5. Umur Perusahaan
6. Reputasi Auditor
7. Reputasi Underwriter
8. Persentase saham yang ditawarkan
9. Segmentasi Pasar
10.Kekuatan Intervensi (Forced Offering)
11.Likuiditas
Berdasarkan faktor-faktor tersebut yang termasuk ke dalam informasi keuangan
perusahaan antara lain, Financial Leverage, Profitabilitas, Nilai Saham, Likuiditas
dan proporsi utang. Dan yang termasuk dalam informasi non keuangan perusahaan
antara lain, ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi auditor, reputasi
underwriter, persentase saham yang ditawarkan, segmentasi pasar, kekuatan
intervensi (Forced Offering). Sehingga yang mempengaruhi terjadinya underpricing
adalah informasi keuangan dan non keuangan.
Beberapa penelitian terdahulu mengenai underpricing, mengungkapkan
beberapa faktor yang mempengaruhi underpricing antara lain menurut;
1. Dedhy Sulistiawan (2010), menyatakan bahwa konflik kepentingan adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya underpricing.
2. Sri Retno Handayani (2008) menyatakan informasi keuangan (diproksikan
dengan DER, ROA dan EPS), bahwa DER dan ROA tidak ada pengaruh
signifikan, sedangkan untuk EPS berpengaruh negatif. Sedangkan informasi
non keuangan perusahaan (diproksikan dengan umur perusahaan, ukuran
perusahaan dan persentase penawaran saham) menyatakan bahwa umur
perusahaan tidak ada pengaruh signifikan, ukuran perusahaan dan persentase
penawaran saham terdapat pengaruh signifikan.
3. Afifah Wulandari (2011), menyatakan informasi keuangan (diproksikan
dengan DER dan ROA) bahwa DER berpengaruh positif, sedangkan ROA
berpengaruh negatif. Untuk informasi non keuangan (diproksikan dengan
Umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham)
menyatakan bahwa penawaran saham berpengaruh positif. Sedangkan umur
dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif.
4. Bachtiar (2012), menyatakan informasi keuangan (diproksikan dengan ROE,
dan DER) bahwa terbukti berpengaruh. Sedangkan untuk informasi non
keuangan (diproksikan dengan reputasi underwriter, jenis industri, umur
pertumbuhan total asset) dinyaakan bahwa semua tidak terbukti berpengaruh,
kecuali pertumbuhan total asset yang berpengaruh.
5. Eka Retnowati (2013), menyatakan informasi keuangan (diproksikan dengan
EPS, DER dan ROA) bahwa yang memiliki pengaruh terhadap underpricing
adalah Earning Per Share (EPS) sedangkan DER dan ROA tidak memiliki
pengaruh. Untuk informasi non keuangan (diproksikan dengan ukuran
perusahaan, umur perusahaan dan persentase penawaran saham) dinyatakan
bahwa, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham berpengaruh
secara signifikan, sedangkan secara simultan umur perusahaan, ukuran
perusahaan dan persentase penawaran saham berpengaruh secara signifikan
terhadap underricing.
6. Rahma Indria Puspita (2014) menyatakan informasi keuangan (diproksikan
dengan financial leverage atau DER) bahwa DER tidak berpengaruh.
Sedangkan untuk informasi non keuangan (diproksikan dengan jangka waktu
penawaran saham, pertumbuhan total asset dan persentase penawaran saham)
dinyatakan bahwa, jangka waktu penawaran saham dan pertumbuhan total
asset adalah hal yang berpengaruh. Sedangkan persentase penawaran dan
tidak berpengaruh.
Dari pendapat para ahli dan penelitian terdahulu di atas, dapat diidentifikasi
bahwa informasi keuangan yang diduga mempengaruhi underpricing, yaitu
profitabilitas, financial leverage, likuiditas, nilai saham dan proporsi utang.
Dikarenakan terdapat perbedaan hasil (research gap) antar peneliti yang berkaitan
dengan informasi keuangan seperti pada penelitian Handayani (2008), yang
mengatakan bahwa financial leverage yang diproksikan dengan DER dan
profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tidak ada pengaruh signifikan dan untuk
nilai saham yang diproksikan EPS berpengaruh negatif. Berbeda dengan hasil
dengan Afifah (2011) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan ROA
berpengaruh negatif. Sedangkan menurut Eka Retnowati (2013) menyatakan bahwa
EPS memiliki pengaruh, sedangkan DER dan ROA tidak berpengaruh. Maka dari
informasi keuangan tersebut yang akan diteliti oleh peneliti adalah profitabilitas,
financial leverage dan nilai saham serta ditambahkan dengan likuiditas.
Sedangkan untuk informasi non keuangan perusahaan menurut para ahli yaitu,
umur perusahaan (AGE), ukuran perusahaan (SIZE), persentase penawaran saham,
reputasi auditor, reputasi underwriter, sentimen pasar dan kekuatan intervensi
(Forced Offering) merupakan faktor yang diduga dapat mempengaruhi underpricing.
Terdapat pula perbedaan pendapat hasil penelitian mengenai informasi non keuangan
terhadap underpricing, yakni Handayani (2008) menyatakan bahwa umur perusahaan
tidak ada pengaruh signifikan, sedangkan ukuran perusahaan dan resentase
penawaran saham terdapat pengaruh signifikan. Hasil ini berbeda dengan yang
dinyatakan oleh Afifah (2011) yang menyatakan bahwa persentase penawaran saham
berpengaruh positif, sedangkan umur dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif.
Dari informasi non keuangan tersebut, maka yang akan diteliti adalah umur
perusahaan (AGE), ukuran perusahaan (SIZE) dan Persentase penawaran saham.
Maka peneliti berdasarkan pendapat ahli dan hasil dari penelituan terdahulu,
dalam penelitian ini mengambil judul, “Pengaruh Informasi Keuangan dan Non
Keuangan Perusahaan Terhadap Underpricing pada Saat IPO (Studi pada Perusahaan Non Perbankan yang Listing di BEI)”
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui bahwa
fenomena underpricing ini menarik untuk dikaji lebih lanjut karena ketika
underpricing relatif tinggi akan merugikan bagi emiten dikarenakan dana yang
diperoleh emiten tidak maksimal dalam rangka melakukan ekspansi dan penelitian
penelitian kembali dengan menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi
underpricing, maka dalam hal ini rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran informasi keuangan, non keuangan dan underpricing
pada saat IPO tahun 2011-2014.
2. Bagaimana pengaruh informasi keuangan perusahaan (profitabilitas, financial
leverage, likuiditas dan nilai saham) terhadap underpricing pada saat IPO
tahun 2011-2014.
3. Bagaimana pengaruh informasi non keuangan perusahaan (umur perusahaan,
ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham), terhadap underpricing
pada saat IPO tahun 2011-2014.
4. Bagaimana pengaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan
terhadap underpricing pada saat IPO tahun 2011-2014.
D.Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh kejelasan
bagaimana pengaruh informasi keuangan dan non keuangan terhadap
terjadinya underpricing saat IPO pada perusahaan yang listing di BEI tahun
2012-2014.
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan informasi keuangan, non keuangan perusahaan
2. Untuk memverifikasi pengaruh informasi keuangan dengan profitabilitas,
financial leverage, likuiditas dan nilai saham terhadap underpricing pada
saat IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
3. Untuk memverifikasi pengaruh informasi non keuangan dengan melihat
umur perusahaan (AGE), ukuran perusahaan (SIZE) dan persentase
penawaran saham terhadap underpricing pada saat IPO di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2014.
4. Untuk memverifikasi pengaruh informasi keuangan dan non keuangan
terhadap underpricing pada saat IPO di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2014.
E. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori dan
member sumbangan pemikiran yang mendukung pengembangan ilmu
pengetahuan mengenai underpricing dan dapat dijadikan pengembangan
lebih lanjut bagi pihak lain.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1. Bagi Penulis, dapat memberikan pengetahuan yang berguna dalam
pengembangan penelitian mengenai underpricing, khususnya
faktor-faktor, seperti informasi keuangan dan non keuangan yang
mempengaruhi pada saat IPO.
2. Bagi Perusahaan, dapat memberi kontribusi untuk membantu pihak
perusahaan mengenai hal-hal apa saja yang terkait dan mempengaruhi
masalah underpricing yang terjadi pada saat Initial Public Offering
3. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
membuat sebuah keputusan investasi pada saat membeli saham
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana suatu penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode tertentu. Metode penelitian merupakan cara kerja untuk
dapat memahami suatu objek penelitian yang akan memandu peneliti tentang
bagaimana urutan-urutan penelitian dilakukan yang juga meliputi teknik dan prosedur
yang digunakan dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardalis (2009 :
24) bahwa :
“Desain penelitian merupakan suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis untuk mewujudkan kebenaran.”
Menurut Sanusi (2013: 13) “Desain penelitian merupakan gambaran secara singkat tentang metode penelitian yang digunakan”. Bentuk Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studi kasus terhadap perusahaan non
bank. Berdasarkan variabel-variabel yang akan diuji maka penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif verifikatif yang bersifat
menggambarkan serta menjelaskan. Menurut Sugiyono (2007: 14), “metode deskriptif analisis adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya”, Sedangkan metode verifikatif menurut Arikunto (2010: 8), yaitu “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan”.
Adapun metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
keuangan perusahaan terhadap underpricing pada perusahaan non perbankan yang
melakukan IPO di BEI periode 2011-2014, sedangkan metode verifikatif dalam
penelitian ini digunakaan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis.
B. Operasionalisasi Variabel
Seperti yang disebutkan dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS, 2014:21), bahwa “Operasionalisasi variabel adalah menjelaskan dimensi (jika ada) dan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian”. Menurut Sugiyono (2012:58) “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variable atau Variabel X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu :
Informasi Keuangan Perusahaan yang merupakan Variabel X1 adalah informasi
yang berisikan bagaimana keadaan keuangan suatu perusahaan. Apakah kedaan
perusahaan dinilai sehat atau tidak bila dilihat dari informasi keuangannya.
Informasi ini diperoleh dari laporan keuangan dan dinilai berdasarkan nilai
profitabilitas, financial leverage, likuiditas dan nilai saham perusahaan.
Informasi non keuangan yang merupakan Variabel X2 adalah informasi
mengenai perusahaan di luar dari rasio-rasio keuangan perusahaan. Informasi
ini terkait dengan kondisi perusahaan di luar kondisi keuangan, informasi non
keuangan perusahaan ini dinilai dari umur perusahaan, ukuran perusahaan dan
resentase penawaran saham.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable atau Variabel Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
Underpricing. Underpricing adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sudah sejauh mana manajemen telah mengelola suatu perusahaan yang dilihat dari
perspektif keuangan secara baik dan benar.Untuk lebih jelasnya operasionalisasi
variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:61) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 -
2014.
Pada tabel 3.2 adalah daftar perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014:
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
1 Bank Panin Syariah Tbk, PT 14 Batavia Prosperindo Internasional Tbk, PT
2 Asuransi Mitra Maparya Tbk, PT 15 Mitrabara Adiperdana Tbk, PT
3 Bank Ina Perdana Tbk, PT 16 Sitara Propertindo Tbk, PT
4 Capitol Nusantara Indonesia Tbk, PT 17 Bank Dinar Indonesia Tbk, PT
5 Bali Towerindo Sentra Tbk, PT 18 Blue Bird Tbk, PT
6 Wijaya Karya Beton Tbk, PT 19 Soechi Lines Tbk, PT
7 Graha Layar Prima Tbk, PT 20 Impack Pratama Industri, Tbk
8 Intermedia Capital Indonesia Tbk, PT 21 Bank Agris Tbk, PT
9 Eka Sari Lorena Transport Tbk, PT 22 Intan Baruprana Finance Tbk, PT
10 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, PT 23 Golden Plantation Tbk, PT
11 Link Net Tbk, PT 24 PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
12 Chitose Internasional Tbk, PT 25 PT Saraswati Griya Lestari Tbk
13 Magna Finance Tbk, PT 26 PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
27 PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk 49 PT. Grand Kartech Tbk
28 PT Trans Power Marine Tbk 50 PT. Indomobil Multi Jasa Tbk
29 PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 51 PT. Logindo Samuderamakmur Tbk
30 PT Dyandra Media International Tbk 52 PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk
31 PT Austindo Nusantara Jaya Tbk 53 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
32 PT Bank Nationalnobu Tbk 54 PT. Minna Padi Investama Tbk
33 PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 55 PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk
34 PT Dharma Satya Nusantara Tbk 56 PT. Surya Esa Perkasa Tbk
35 PT Sri Rejeki Isman Tbk 57 PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
36 PT Acset Indonusa Tbk 58 PT. Supra Boga Lestari Tbk
37 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk 59 PT. Trisula International Tbk
38 PT Nusa Raya Cipta Tbk 60 PT. Kobexindo Tractors Tbk
39 PT Semen Baturaja Tbk 61 PT. Toba Bara Sejahtera Tbk
40 PT. Electronic City Indonesia Tbk 62 PT. MNC Sky Vision Tbk
41 PT. Bank Mestika Dharma Tbk 63 PT. Tri Banyan Tirta Tbk
42 PT. Multipolar Technology Tbk 64 PT. Global Teleshop Tbk
43 PT. Victoria Investama Tbk 65 PT. Gading Development Tbk
44 PT. Cipaganti Citra Graha Tbk 66 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
45 PT. Bank Mintraniaga Tbk 67 PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk
46 PT. Bank Maspion Indonesia Tbk 68 PT. Nirvana Development Tbk
47 PT. Siloam International Hospitals Tbk 69 PT. Provident Agro Tbk
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Daftar Nama Perusahaan Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
71 PT. Express Transindo Utama Tbk 81 PT Alkindo Naratama Tbk
72 PT. Baramulti Suksessarana Tbk 82 PT Indo Straits Tbk
73 PT. Adi Sarana Armada Tbk 83 PT Sidomulyo Selaras Tbk
74 PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 84 PT SMR Utama Tbk
75 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk 85 PT Solusi Tunas Pratama Tbk
76 PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk 86 PT Atlas Resources Tbk
77 PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk 87 PT Golden Energy Mines Tbk
78 PT HD Finance Tbk 88 PT Visi Media Asia Tbk
79 PT Buana Listya Tama Tbk 89 PT ABM Investama Tbk
80 PT Salim Ivomas Pratama Tbk 90 PT Saranacentral Bajatama Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Adapun pengertian sampel menurut Sugiyono (2014 : 116) adalah, “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu, “mengambil
sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu” Hartono (2013 : 98). Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang listing pada periode 2011-2014 dan mengalami
underpricing.
2. Bukan perusahaan perbankan.
3. Tersedia data laporan keuangan satu tahun sebelum melaksanakan IPO.
Berdasarkan kriteria tersebut maka, dari 90 perusahaan bagian populasi yang
memenuhi kriteria sampel sebanyak 48 perusahaan. Berikut ini adalah tabel daftar
nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini antara lain :
Tabel 3.3
Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
1 PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk 25 PT Dyandra Media International Tbk. 2 PT Salim Ivomas Pratama Tbk 26 PT Dharma Satya Nusantara Tbk. 3 PT Alkindo Naratama Tbk 27 PT Sri Rejeki Isman Tbk.
4 PT Indo Straits Tbk 28 PT Nusa Raya Cipta Tbk. 5 PT Solusi Tunas Pratama Tbk 29 PT Semen Baturaja Tbk. 6 PT ABM Investama Tbk 30 PT. Multipolar Technology Tbk. 7 PT Saranacentral Bajatama Tbk 31 PT. Victoria Investama Tbk.
8 Tiphone Mobile Indonesia Tbk 32 PT. Siloam International Hospitals Tbk. 9 Surya Esa Perkasa Tbk 33 PT. Grand Kartech Tbk.
10 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 34 PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 11 Supra Boga Lestari Tbk 35 Asuransi Mitra Maparya Tbk, PT 12 Trisula International Tbk 36 Capitol Nusantara Indonesia Tbk, PT 13 Kobexindo Tractors Tbk 37 Bali Towerindo Sentra Tbk, PT 14 MNC Sky Vision Tbk 38 Wijaya Karya Beton Tbk, PT
15 Tri Banyan Tirta Tbk 39 Intermedia Capital Indonesia Tbk, PT 16 Global Teleshop Tbk 40 Link Net Tbk, PT
17 Gading Development Tbk 41 Chitose Internasional Tbk, PT 18 Inti Bangun Sejahtera Tbk 42 Magna Finance Tbk, PT
19 Nirvana Development Tbk 43 Batavia Prosperindo Internasional Tbk, PT
20 Provident Agro Tbk 44 Sitara Propertindo Tbk, PT 21 Adi Sarana Armada Tbk 45 Blue Bird Tbk, PT
22 Wismilak Inti Makmur Tbk 46 Soechi Lines Tbk, PT
23 PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk 47 Impack Pratama Industri, Tbk 24 PT Trans Power Marine Tbk 48 Intan Baruprana Finance Tbk, PT
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan
untuk memperoleh data yang diperlukan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder, yakni. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan metode dokumentasi.
Menurut Arikunto (2010: 247), “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, laporan, agenda dan sebagainya”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data mengenai
harga saham pada saat IPO dan pada saat penutupan yang berasal dari bursa efek
Indonesia, serta informasi keuangan dan non keuangan yang berasal dari annual
report perusahaan
E.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013, 19) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range dan skewness (kemencengan distribusi).
Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi
data sampel.
Rata-rata Hitung (Mean)
Menurut Sanusi (2013 : 118) rata-rata hitung adalah nilai yang
menunjukkan pusat diantara nilai-nilai yang ada dalam pengamatan. Dapat pula
dikatakan bahwa rata-rata adalah titik penyeimbang (balancing point) dari
sekumpulan data.
Nilai Tertinggi (Max)
Nilai tertinggi adalah nilai yang menunjukkan nilai yang paling tinggi atau
Nilai Terendah (Min)
Nilai terenda hadalah nilai yang menunjukkan nilai yang paling rendah atau
paling kecil berdasarkan dalam data pengamatan.
Untuk mengetahui rasio-rasio variabel terkait terlebih dahulu menganalisis
data akuntansi sebagai berikut:
(1)Variabel Dependen Y (Underpricing)
Kunz dan Aggarwal, 1994 (dalam Handayani, 2008)
(2)Variabel Independen X1 (Informasi Keuangan)
- Profitabilitas (ROA)
- Financial Leverage (DER)
- Likuiditas (Current Ratio)
- Nilai saham (EPS)
(3)Variabel Independen X2 (Informasi Non Keuangan)
- Umur Perusahaan
- Ukuran Perusahaan
�
- Persentase Penawaran Saham
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi
Klasik serta analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini
lebih dari satu serta dalam perhitungannya dibantu dengan program Statistical
Package Social Sciences (SPSS). Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui
peran masing-masing variabel bebas (ROA, DER, Current Ratio, EPS, AGE,
SIZE, OFFER) dalam mempengaruhi variabel terikat (Underpricing).
1. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa pengumpulan
dan pengelolaan data guna menafsir data yang telah diperoleh dari laporan
keuangan. Menurut Sanusi (2013: 115) “Teknik analisis data adalah
mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganlisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya”. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan atau mengubah data ke dalam
bentuk yang lebih sederhana agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
1.1Uji Asumsi Klasik
Pengakuan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi datanormal atau
normal. Menurut Jogiyanto (2008 : 231)Normalitas dari distribusi dapat diuji
1. Menggunakan pengukur bentuk (measure of shape). Distribusi yang
normal mempunyai bentuk simetris dengan nilai mean, median dan mode
yang mengumpul di satu titik tengah, dengan penyebaran data sebanyak
68% di dalam ± 1 deviasi standar dari mean.
2. Pengujian normalitas dapat juga dihitung dengan metoda Kolmogorov
Smirnov dan Lilie fors.
b. Uji Liniearitas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan terikat
mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Menurut Ghozali (2013 : 166) bahwa: “uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.” Adapun uji liniearitas yang digunakan dalam penlitian ini yaitu Uji Durbin Watson. Uji ini digunakan untuk melihat
gejala autokorelasi dalam suatu model regresi. Cara pengujiannya yaitu
dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (DW) dengan nilai dL
dalam tabel Durbin Watson. Adapun kriteria keputusannya adalah sebagai
berikut:
a) Apabila DW > dL maka data berbentuk liniear, dan
b) Apabila DW < dL maka data tidak berbentuk liniear.
c. Uji Multikoliniearitas
Menurut Sanusi (2013 : 136) pendeteksian terhadap multikoliniearitas dapat
dilakukan dengan melihat nilai Variance-Inflating Factor (VIF) dari hasil
analisis regresi. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikoliniearitas yang
tinggi. Menurut Ghozali (2013 : 105) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai TOL yang rendah sama dengan nilai Vif yang tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai
VIF > 10.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sanusi (2013 : 135) gejala heteroskedastisitas diuji dengan
metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual
dengan variabel bebas. Apabila masing-masing variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α = 0,05) maka dalam
model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Menurut Ghozali
(2013:139) Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi tejadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots
dengan dasar analisis. Adapan cara untuk menganalisisnya adalah sebagai
berikut :
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
e. Uji Autokorelasi
Menurut Sanusi (2013 : 136) untuk mendeteksi gejala autokorelasi
dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (d). Hasil perhitungan
memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk
berbagai nilai n dan k.
Jika d < dL ; maka terjadi autokorelasi positif
d > 4 - dL ; maka terjadi autokorelasi negatif
dU < d < 4 – dU ; maka tidak terjadi autokorelasi
dL≤ d ≤ dU atau 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL ; maka pengujian tidak meyakinkan
1.2 Analisis Regresi Berganda
Regresi linear berganda yaitu suatu model linear regresi yang variabel
dependennya merupakan fungsi linear dari beberapa variabel bebas. Regresi
linear berganda sangat bermanfaat unyuk meneliti pengaruh beberapa variabel
yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Hubungan fungsi antara satu
variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan
dengan analisis linear berganda, dimana Underpricing sebagai variabel
dependen sedangkan Informasi Keuangan (ROA, DER, Current Ratio, EPS)
dan Informasi Non Keuangan (AGE, SIZE, OFFER) sebagai variabel
independen.
Perumusan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
(Sanusi, 2013: 135)
Keterangan :
Y = Variabel Underpricing
a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi ROA
b2 = Koefisien Regresi DER
b4 = Koefisien Regresi EPS
b5 = Koefisien Regresi Umur Perusahaan (AGE)
b6 = Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan (SIZE)
b7 = Koefisien Regresi Persentase Penawaran Saham (OFFER)
X1,1 = ROA
X1,2 = DER
X1,3 = Current Ratio
X1,4 = EPS
X2,1 = Umur Perusahaan (AGE)
X2,2 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
X2,3 = Persentase Penawaran Saham (OFFER)
e = variabel penganggu
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan penyajian secara
stimulan (uji F) dan pengujian secara parsial (uji t).
2.1 Uji Keberartian Regresi (Uji F)
Pengujian hipotesis menggunakan uji F bertujuan untuk mengetahui
seluruh koefisien regresi secara serempak. Kesimpulan uji statistik F dapat dilihat
dari taraf signifikansi 5%.
Hipotesis bahwa seluruh koefisien regresi tersebut dikatakan berarti atau
tidak berarti adalah sebagai berikut:
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = 0 (underpricing yang dijelaskan secara
bersama-sama oleh variabel bebas tidak signifikan)
Ha : minimal satu koefisien dari βi ≠ 0 (underpricing yang dijelaskan secara
bersama-sama oleh variabel bebas signifikan)
(Sanusi, 2011:143)
Keterangan:
Freg = F hitung
SSR = Sum of R Squares regresi
SSE = Sum of R Squares residual
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel
Nilai selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan ketentuan jika
Fhitung lebih besar dari dengan taraf signifikansi 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh variabel independen (profitabilitas, financial leverage,
likuiditas, nilai saham, umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase
penawaran) yang diteliti secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen (Underpricing), begitupun sebaliknya jika lebih kecil
dari maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh terhadap
underpricing.
Adapun kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika > , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b) Jika ≤ , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2.2 Uji Keberatian Koefisien Regresi (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara inividual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Serta menunjukkan tingkat signifikansi pengaruh variabel x terhadap
1. Merumuskan Hipotesis
a. Ho : β1 = 0 Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β1 < 0 Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap underpricing
b. Ho : β2 = 0 Financial Leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β2 > 0 Financial Leverage berpengaruh positif terhadap underpricing
c. Ho : β3 = 0 Likuiditas tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β3 < 0 Likuiditas berpengaruh negatif terhadap underpricing
d. Ho : β4 = 0 Nilai saham tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β4 < 0 Nilai saham berpengaruh negatif terhadap underpricing
e. Ho : β5 = 0 Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β5 < 0 Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing
f. Ho : β6 = 0 Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β6 < 0 Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing
g. Ho : β7 = 0 Persentase penawaran saham tidak berpengaruh terhadap underpricing
Ha : β7 > 0 Persentase penawaran saham berpengaruh positif terhadap Underpricing
2. Menentukan thitung dengan rumus :
(Sanusi, 2013: 134)
dimana:
b = koefisien regresi
Sb = standar eror untik koefisien regresi (b)
Nilai lalu dibandingkan dengan dengan ketentuan apabila
lebih besar dari maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika
t =
�lebih kecil dari maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak
terdapat pengaruh varibel bebas terhadap variabel terikat.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya dengan tingkat signifikansi
sebesar 5% (0,05) adalah sebagai berikut:
a.Kriteria uji untuk uji pihak kanan
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b.Kriteria uji untuk uji pihak kiri
Jika thitung > -ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung < -ttabel, maka H0 ditolak
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.SIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh informasi keuangan
(profitabilitas, financial leverage, likuiditas, nilai saham) dan informasi non keuangan
perusahaan (umur perusahaan, ukuran perusahaan dan persentase penawaran saham)
terhadap underpricing pada saat IPO periode tahun 2011-2014. Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka simpulan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Informasi keuangan yakni, Profitabilitas yang diproksikan dengan
Return On Assets (ROA) pada perusahaan yang listing di BEI pada tahun
2011-2014 dengan rata-rata keseluruhan sebesar 8,60%. Financial leverage yang
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sampel yang
melakukan listing pada periode 2011-2014 memiliki nilai DER dengan rata-rata
sebesar 210,02%. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) pada
perusahaan sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 secara
keseluruhan perusahaan memiliki nilai rata-rata likuiditas sebesar 115,07%. Nilai
saham yang diproksikan dengan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan
sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 memiliki nilai rata-rata
EPS secara keseluruhan sebesar Rp. 92,12.
Deskripsi Informasi Non Keuangan, yakni Umur perusahaan pada
perusahaan sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 rata-rata usia
secara keseluruhan adalah 22 tahun. Ukuran perusahaan pada perusahaan sampel
yang melakukan listing pada periode 2011-2014 dilihat dari rata-rata ukuran
perusahaan secara keseluruhan yakni, sebesar Rp.1.998.407.208.678,-.
pada periode 2011-2014 Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa rata-rata
persentase penawaran yakni sebesar 23,79%.
Underpricing yang diproksikan dengan Initial Return (IR) pada perusahaan
sampel yang melakukan listing pada periode 2011-2014 rata-rata initial return
seluruh perusahaan sampel adalah sebesar 23,31%. Hal ini menunjukkan bahwa
harga saham perusahaan pada saat IPO cukup rendah.
2. Pengaruh informasi keuangan terhadap underpricing, yakni profitabilitas
terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian
statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh profitabilitas terhadap
underpricing, artinya berapapun tingginya nilai profitabilitas maka tidak
berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat underpricing. Dengan demikian
hipotesis yang peneliti ajukan tidak terbukti dan ditolak. Pengaruh financial
leverage terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan
pengujian statistika menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara
financial leverage terhadap underpricing. Artinya semakin tinggi nilai DER
maka akan menurunkan nilai underpricing. Dengan demikian hipotesis yang
peneliti ajukan yakni financial leverage berpengaruh positif terhadap
underpricing tidak terbukti dan tidak diterima. Pengaruh likuiditas terhadap
underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian statistika
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh likuiditas terhadap underpricing.
Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan tidak berarti dan tidak diterima.
Pengaruh nilai saham terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi
sampel dengan pengujian statistika menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif antara nilai saham terhadap underpricing. Artinya semakin tinggi nilai
EPS maka akan menaikkan nilai underpricing. Dengan demikian hipotesis yang
peneliti ajukan yakni nilai saham berpengaruh negatif terhadap underpricing
3. Pengaruh informasi non keuangan terhadap underpricing yakni, umur perusahaan
terhadap underpricing pada perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian
statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap
underpricing. Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan tidak berarti dan
tidak diterima. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap underpricing pada
perusahaan yang menjadi sampel dengan pengujian statistika menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap underpricing.
Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan tidak berarti dan tidak diterima.
Pengaruh persentase penawaran saham terhadap underpricing pada perusahaan
yang menjadi sampel dengan pengujian statistika menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif persentase penawaran terhadap underpricing. Arrtinya semakin
tinggi persentase saham yang ditawarkan perusahaan maka akan meningkatkan
nilai underpricing saham. Dengan demikian, hipotesis yang peneliti ajukan
berarti dan diterima.
4. Pengaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan terhadap
underpricing secara keseluruhan dengan pengujian statistik menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh informasi keuangan dan non keuangan perusahaan terhadap
underpricing.
B.SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, serta kesimpulan yang telah
diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa saran yang peneliti ajukan yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk perusahaan sebaiknya pada saat melakukan go public tidak menjual saham
dengan harga yang terlalu rendah dari harga pasar, agar kebutuhan dana yang
diserap dari masyarakat diterima secara maksimal oleh perusahaan.
2. Untuk Investor sebaiknya dalam melakukan investasi harus melihat bagaimana
kinerja perusahaan yang akan disalurkan dananya, agar tidak hanya melihat harga
3. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jangka waktu penelitian, karena
penelitian ini hanya meneliti perusahaan yang melaksanakan IPO pada periode 4
tahun terakhir saja.
4. Kelemahan pada penelitian ini yaitu hanya meneliti faktor keuangan dan non
keuangan internal perusahaan saja, serta meneliti perusahaan setiap sektor di Bursa
Efek Indonesia kecuali subsektor perbankan, namun tidak meneliti pengaruh jenis
industri. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain terkait faktor
DAFTAR PUSTAKA Sumber buku :
Anoraga, P. dan Piji, P. 2003. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta:Mediasoft Indonesia
___________________. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Bringham, E.F. & Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta
_______. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta
_______. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung:Penerbit Alfabeta
Fakhrudin, M. dan HArdianto, M.S. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di pasar modal. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro
Harahap, Sofyan S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Husnan,S. dan Pudjiastuti,E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima.Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Kasmir. 2008. Dasar-dasar perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kodrat, David Sukardi dan Indonanjaya, Kurniawan. 2010. Manajemen Investasi.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Manurung, Adler H. 2012. Teori Investasi : Konsep dan Empiris. Jakarta: Adler Manurung Press.
Program Studi Pendidikan Akuntansi. 2014. Pedoman Operasional Penulisan Skripsi
Rodoni,A. dan Othman Y. 2002. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Sanusi, A. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:Penerbit Erlangga
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Syamsuddin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Jurnal :
Gumanty, Tatang Ary dan Alkaf, Nafisah. (2011). “Underpricing dalam Penawaran
Saham Perdana dan Saham Susulan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Vol.8 – No.1
Martani, D. (2003). “Pengaruh Informasi Selama Proses Penawaran Terhadap Initial
Return Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 1990-2000”. Surabaya: Simposium Nasional Akuntansi VI.
Minsen Ardiansyah, 2004, “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Awal dan Return
15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO”, Journal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7, No 2, Mei
Nasirwan. (2000). “Reputasi Informasi Selama Penawaran Terhadap Initial Return
Retnowati, E. (2013). “Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di
Indonesia”. Accounting Analysis Journal. Vol.2-2013
Ritter, Jay R. (1998). “Initial Public Offering. Warren Gorham & Lamont Handbook
of Modern Finance.” Vol. 2, No. 1 (Spring 1998), pp. 5-30
Skripsi :
Bachtiar, Akbar W. (2012). Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Underpricing pada Saat IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Hartanto, L. (2014). Ananlisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan IPO (Aplikasi Survival Analysisis). Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Kurniawan, Warih W. (2014). Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital dalam Prospektus Terhadap Underpricing Saham. Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Puspita, Rahma I. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Saat Initial Public Offering (IPO)di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2010-2012. Skripsi. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Renaningsih, T. (2013). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat Underpricing Pada Saat Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Retnowati, E. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wulandari, A. (2011). Analisis Fakor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum (IPO). Skripsi. Semarang Universitas Diponegoro.
Tesis :