• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

oleh: Darsono NIM 1006961

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BANDUNG

2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Oleh Darsono

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Geografi

© Darsono 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DARSONO (NIM 1006961)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 1962051 2198703 1 002

Pembimbing II

Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd NIP. 19620501 198601 1 002

Mengetahui,

(4)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prof. Dr. Dede Rohmat, M.T

(5)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Oleh: Darsono (1006961) ABSTRAK

Semakin kompleksnya permasalahan lingkungan di Kota Bandung menuntut semua pihak termasuk siswa untuk berperan aktif dalam upaya pengelolaannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengaruh kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup pada mata pelajaran geografi terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung. Metode penelitian berupa survey dengan populasi seluruh siswa kelas XII IPS yang tersebar di 27 SMA Negeri di kota Bandung. Teknik sampling berupa simple random sampling dan teknik analisis data berupa korelasi dan regresi. Skor tanggapan responden terhadap variabel kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup dikategorikan tinggi dan terhadap variabel sikap siswa dalam pengelolaan lingkungan dikategorikan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan linier yang signifikan dengan pengaruh cukup tinggi antara kecerdasan emosional terhadap sikap siswa dalam pengelolaan lingkungan. Terdapat hubungan linier yang signifikan dengan pengaruh rendah antara pengetahuan lingkungan hidup terhadap sikap siswa dalam pengelolaan lingkungan. Terdapat hubungan linier yang signifikan dengan pengaruh cukup rendah antara kecerdasan emosional terhadap pengetahuan lingkungan hidup. Terdapat hubungan linier yang signifikan dengan pengaruh yang cukup tinggi antara kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup secara bersama-sama terhadap sikap siswa dalam pengelolaan lingkungan. Untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi diri, mata pelajaran geografi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif. Untuk meningkatkan pengetahuan prosedural dan metakognitif terkait lingkungan hidup, mata pelajaran geografi diharapkan menerapkan pembelajaran berbasis masalah atau berbasis proyek. Untuk meningkatkan sikap dalam pengendalian lingkungan, mata pelajaran geografi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran dengan langsung mendatangi sumber belajar terkait permasalahan lingkungan. Terkait rendahnya pengaruh pengetahuan lingkungan hidup terhadap sikap siswa dalam pengelolaan lingkungan, pembelajaran geografi diharapkan tidak hanya terfokus pada aspek kognitif, tetapi memperhatikan pula aspek yang lainnya.

(6)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Oleh: Darsono (1006961)

ABSTRACK

The issues of environmental problems in Bandung City encourage people to hand in hand to solve them. The aims of this research are to investigate the effect of emotional intelligence and environment knowledge in subjects Geography, toward student’s attitude in managing the environment in this city. The method used in this research is survey,students of third-class in social science, spread in 27 Public Senior High School in Bandung becomes population of the study.Besides, the technique use in this research is simple random sampling, the data gathered from the samples is calculated and analyzed statistcally, and the analysis is called correlation and regression. The scores of samples response toward emotional intelligence and environmental knowledge can be categorized high. Then, the score of samples response toward student’s attituding in managing the environment is categorized very high. Based on statistic, it can be seen that the result show there is a significant linear relationship with a high effect between emotional intelligence toward students attitude the managing environment. Besides, there is a significant linear relationship with a low effect between environmental knowledge toward students attitude in managing environmental. Then, there is a significant linear relationship with low effect between emotional intelligence toward environmental knowlwdge. Finally, simultaneously, there is a significant linear relationship with high effect between emotional intelligence and environmental knowledge toward student’s attitude the managing environment.

(7)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Geography learning activities are wished not only focus on cognitive but also consider the other ones.

(8)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah …………... 9

C. Variabel Penelitian ... 9

D. Definisi Operasional ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian... 11

G. Alur Pemikiran Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Kecerdasan Emosional ... 13

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 13

2. Dimensi Kecerdasan Emosional ... 15

3. Fungsi Kecerdasan Emosional Bagi Manusia ... 17

4. Teori Terkait Kecerdasan Emosional ... 19

5. Membangun dan Mengukur Kecerdasan Emosional ... 22

(9)

vii

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengetahuan (Knowledge) ... 23

2. Pendidikan dan Pengetahuan Lingkungan Hidup Pada Mata Pelajaran Geografi ... 26

C. Sikap (Attitude) ... 33

1. Pengertian Sikap ... 33

2. Struktur Sikap ... 34

3. Faktor Pembentuk Sikap ... 35

4. Teori Organisasi Sikap ... 37

5. Persuasi dan Pengubahan Sikap Manusia ... 40

6. Pengukuran Sikap ... 42

D. Sikap dalam Pengelolaan Lingkungan ... 45

E. Hipotesis ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Jenis dan Metode Penelitian ... 50

B. Populasi ... 51

C. Sampel dan Teknik Sampling ... 53

D. Instrumen Penelitian ... 55

1. Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional (X1) ... 56

2. Instrumen Variabel Pengetahuan Lingkungan Hidup (X2) ... 57

3. Instrumen Variabel Sikap dalam Pengelolaan Lingkungan (Y) ... 59

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 60

1. Pengujian Validitas ... 61

a. Pengujian Validitas Item Instrumen X1 ... 61

b. Pengujian Validitas Item Instrumen X2 ... 63

c. Pengujian Validitas Item Instrumen Y ... 64

2. Pengujian Reliabilitas ... 66

F. Teknik Pengumpulan Data ... 68

G. Teknik Analisis Data ... 68

(10)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ... 71

a. Uji Normalitas ... 71

b. Uji Linearitas ...72

3. Pengujian Hipotesis ... 72

a. Teknik Analisis Korelasi ... 73

b. Teknik Analisis Regresi ... 74

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Hasil Penelitian ... 76

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 76

2. Gambaran Data Penelitian ...77

a. Variabel Kecerdasan Emosional (X1) ... 77

b. Variabel Pengetahuan Lingkungan Hidup (X2) ... 78

c. Variabel Sikap Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup (Y) ... 79

3. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ... 81

a. Uji Normalitas Data Penelitian ... 81

b. Uji Linieritas Data Penelitian ... 83

1) Uji Linieritas antara Variabel X1 dan Y ... 83

2) Uji Linieritas antara Variabel X2 dan Y ... 84

4. Pengujian Hipotesis ... 86

a. Analisis Korelasi Antar Variabel ... 87

1) Analisis Korelasi antara Variabel X1 dengan Y ... 88

2) Harga Korelasi antara Variabel X2 dengan Y ... 89

3) Analisis Korelasi antara Variabel X1 dengan X2 ... 91

4) Harga Korelasi antara Variabel X1 dan X2 dengan Y ... 92

b. Analisis Regresi Antar Variabel ... 93

1) Analisis Regresi antara X1 dengan Y ... 93

2) Analisis Regresi antara Variabel X2 dengan Y ... 95

3) Analisis Regresi antara Variabel X1 dengan X2 ... 97

(11)

ix

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

1. Kondisi Kecerdasan Emosional ...101

2. Kondisi Pengetahuan Lingkungan Hidup ... 103

3. Kondisi Sikap Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan ... 106

4. Pengaruh Kecerdasan Emosional dengan Sikap Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 108

5. Pengaruh Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Sikap Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 111

6. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengetahuan Lingkungan Hidup ... 112

7. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Sikap Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 114

BAB V PENUTUP ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Rekomendasi ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN A ... 118

LAMPIRAN B ... 131

(12)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

(13)

xi

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Hasil Sensus

Tahun 1980, 1990, 2000 dan 2010 ...3

Tabel 2.1 Dimensi/Indikator Kecerdasan Emosional ... 17

Tabel 2.2 Dimensi Pengetahuan Beserta Indikatornya... 26

Tabel 2.3 SK, KD dan Indikator Materi Lingkungan Hidup SMA Kelas XI ... 32

Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian yang Tersebar di SMA Negeri di Kota Bandung ... 52

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel dari Tiap SMA Negeri di Kota Bandung ... 55

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ... 56

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan Lingkungan Hidup ... 58

Tabel 3.5 Klasifikasi Item Berdasarkan Dimensi Pengetahuan Pengelolaan Lingkungan ... 59

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Sikap Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pada Variabel X1 ... 62

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Item Instrumen pada Variabel X2 ... 63

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pada Variabel Y ... 65

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Masing-masing Variabel ... 67

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Seluruh Variabel ... 67

Tabel 3.12 Klasifikasi Skor Data Penelitian ... 69

Tabel 3.13 Penafsiran Rentang Variabel X1 dan Y Bentuk Skala Likert ... 70

Tabel 3.14 Klasifikasi Penafsiran Skor Variabel X2 Bentuk Pilihan Ganda ... 71

Tabel 4.1 Daftar Sekolah Negeri Beserta Alamatnya di Kota Bandung ... 76

Tabel 4.2 Rata-rata Skor Data Kecerdasan Emosional (X1) ... 77

(14)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidup (Y) ... 80

Tabel 4.5 Normalitas Data Setiap Variabel Melalui Chi-kuadrat ... 81

Tabel 4.6 Normalitas Data Setiap Variabel Melalui Formula Kolmogorof- Smirnov ... 82

Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas X1 dengan Y ... 84

Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas X2 dengan Y ... 85

Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas X1 dengan X2 ... 86

Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi antara X1 dengan Y ... 88

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi antara X1 dengan Y ... 89

Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi antara X2 dengan Y ... 90

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi antara X2 dengan Y ... 90

Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi antara X1 dengan X2 ... 91

Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi antara X1 dengan X2 ... 92

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi antara X1 dan X2 dengan Y ... 92

Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi antara X1 dan X2 dengan Y ... 93

Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi antara X1 dengan Y ... 94

Tabel 4.19 Koefisien a dan b antara X1 dengan Y ... 94

Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi antara X2 dengan Y ... 96

Tabel 4.21 Koefisien a dan b antara X2 dengan Y ... 96

Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi antara X1 dengan X2 ... 97

Tabel 4.23 Koefisien a dan b antara X1 dengan X2 ... 98

Tabel 4.24 Hasil Uji Regresi antara X1 dan X2 dengan Y ... 99

(15)

xiii

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Alur Pemikiran Penelitian ... 12

Gambar 2.1 Model Teoritik Penelitian ... 49

Gambar 4.1 Histogram Rata-rata Skor Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kecerdasan Emosional (X1) ... 78

Gambar 4.2 Histogram Rata-rata Skor Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pengetahuan Lingkungan Hidup (X2) ... 79

Gambar 4.3 Histogram Rata-rata Skor Tanggapan Responden terhadap Dimensi Sikap dalam Pengelolaan Lingkungan (Y) ... 80

Gambar 4.4 Normalitas Distribusi Keseluruhan Data Penelitian ... 83

Gambar 4.5 Grafik Linieritas Antara Variabel X1 dengan Y ... 84

Gambar 4.6 Grafik Linieritas Antara Variabel X2 dengan Y ... 85

Gambar 4.7 Grafik Linieritas antara Variabel X1 dengan X2 ... 86

Gambar 4.8 Grafik Regresi Antara Variabel X1 dengan Y ... 95

Gambar 4.9 Grafik Regresi antara Variabel X2 dengan Y ... 97

(16)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. LAMPIRAN A ... 124

1. Surat Pengantar Penelitian ... 125

2. Instrumen Variabel X1 ... 126

3. Instrumen Variabel X2 ... 128

4. Instrumen Variabel Y... 134

(17)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara manusia dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, keduanya saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Manusia mempengaruhi lingkungan sekitarnya, dan sebaliknya manusia juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan hidup terbentuk dari adanya interaksi berbagai komponen lingkungan yang ada dipermukaan bumi, baik faktor fisik, biotik maupun sosial. Faktor-faktor tersebut semuanya bekerjasama dan membentuk suatu sistem ekologi yang dinamakan dengan ekosistem. Sebagai sebuah sistem, apabila salah satu komponen rusak maka komponen lainnya akan ikut terganggu. Sehingga mengakibatkan sistem berjalan tidak dengan semestinya. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya yang tidak seimbang dapat menimbulkan permasalahan. Hal tersebut seperti dikemukakan Soemarwoto, (1997: 9) berikut ini:

Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya populasi manusia. Dengan pertumbuhan populasi manusia yang cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat permukiman dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat.

Selanjutnya, Soemarwoto (1997: 9), mengungkapkan dampak semakin meningkatnya populasi manusia terhadap lingkungan sebagai berikut:

Pertumbuhan populasi ini telah mengakibatkan perubahan yang besar dalam lingkungan hidup. Di negara yang sedang berkembang yang tingkat ekonomi dan teknologinya masih rendah, kerusakan hutan dan tata air yang disertai kepunahan tumbuhan dan hewan, dan erosi tanah, serta sanitasi yang buruk yang menyebabkan berkecambuknya penyakit infeksi dan parasit, merupakan masalah lingkungan yang mencekam di daerah itu.

(18)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidup lainnya di permukaan bumi. Fenomena ini terutama muncul di daerah perkotaan sebagai efek dari adanya tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penurunan kualitas lingkungan hidup muncul sebagai dampak dari ketidakselarasan antara kebutuhan manusia dengan sumber daya alam sebagai pemuasnya. Upaya untuk memenuhi tingginya kebutuhan tersebut, saat ini eksploitasi sumber daya alam terus dilakukan secara besar-besaran tanpa diimbangi upaya pengelolaan yang baik termasuk pelestariannya. Akibatnya, lingkungan hidup sering mengalami berbagai permasalahan baik itu lingkungan biotik maupun abiotiknya. Hal tersebut seperti diungkapkan Sumaatmadja (1989: 67) bahwa: “Pertumbuhan, perkembangan dan perilaku manusia tidak selalu serasi dengan lingkungannya, melainkan tidak jarang menimbulkan masalah”. Berdasarkan pernyataan tersebut, saat ini aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terjadi ketidakselarasan dengan keadaan lingkungan. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan, sehingga muncul berbagai permasalahan.

Penduduk Kota Bandung setiap tahun mengalami peningkatan dari aspek jumlahnya. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh tingginya angka kelahiran dan arus migrasi penduduk dari desa ke kota yang dikenal dengan urbanisasi. Berdasarkan hasil sensus penduduk yang diselenggarakan setiap sepuluh tahun, jumlah penduduk Kota Bandung terus mengalami peningkatan. Tabel 1.1 pada halaman berikut merupakan data jumlah penduduk Kota Bandung berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1980, 1990, 2010 dan 2010.

(19)

3

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami kelebihan jumlah penduduk (over population) yang dapat berakibat pada semakin meningkatnya tekanan pada lingkungan.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kota Bandung

Berdasarkan Hasil Sensus Tahun 1980, 1990, 2000 dan 2010

No. Tahun Sensus Penduduk Jumlah Penduduk Total

1. 1980 1.461.407

2. 1990 2.058.649

3. 2000 2.136.260

4. 2010 2.394.873

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2010, http://bandungkota.bps.go.id

Penurunan kualitas lingkungan hidup muncul terutama sebagai akibat dari pesatnya pembangunan diperkotaan. Pembangunan muncul sebagai reaksi dari tingginya kebutuhan terhadap sandang, pangan dan perumahan. Pembangunan tersebut telah merubah kondisi lingkungan alamiah perkotaan menjadi lingkungan binaan atau buatan. Berdasarkan kondisinya, lingkungan alamiah memiliki sifat keragaman hayati dengan fungsi yang lebih kompleks, sedangkan lingkungan binaan atau buatan fungsi dan keragaman hayatinya relatif lebih terbatas. Selain itu, terjadinya konversi lahan pertanian di perkotaan menjadi kawasan pemukiman atau perumahan merupakan bukti bahwa kebutuhan manusia terhadap tempat tinggal semakin tinggi. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Tursilowati (2005) dalam www.perpustakaan.lapan.go.id, bahwa:

Pembangunan yang pesat di kota-kota besar menyebabkan terjadinya perubahan penutup lahan (land cover change) yang dapat mempengaruhi cuaca dan iklim di kota. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan unsur-unsur iklim terutama di pusat kota akan berbeda dengan wilayah disekitarnya sehingga terbentuklah fenomena yang dikenal sebagai pulau panas perkotaan (Urban Heat Island).

(20)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin meningkatnya suhu udara. Contoh penggunaan lahan yang cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara antara lain; penggunaan lahan untuk pemukiman, perumahan, lokasi industri, dan lahan terbuka tanpa tutupan vegetasi. Penggunaan lahan demikian dapat mempengaruhi unsur-unsur cuaca dan iklim lokal perkotaan sehingga menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Lahan terbuka hijau perkotaan yang memiliki fungsi sebagai penyaring udara atau paru-paru kota keberadaannya semakin tersisihkan oleh meningkatnya kebutuhan pemukiman. Kondisi demikian selain berpengaruh pada meningkatnya suhu udara, dapat berakibat pula pada semakin menurunnya kualitas udara. Dampak lain dari konversi lahan di perkotaan menjadi lahan pemukiman ataupun industri yaitu semakin menurunnya cadangan air tanah, hal tersebut diakibatkan oleh semakin sempitnya kawasan hijau sebagai resapan air hujan.

Masalah lain di perkotaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup berkaitan dengan pencemaran udara. Sumber pencemaran udara utama berasal dari kegiatan industri dan asap kendaraan bermotor. Kusumaningrum (2008), menyatakan permasalahan di Kota Bandung terkait dengan pencemaran udara dari asap kendaraan bermotor sebagai berikut:

Hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor tahun 2001 yang dilakukan di kota Bandung oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dari jumlah kendaraan sebanyak 1.468 buah yang berbahan bakar bensin dan solar, adalah sebagai berikut: Pertama, yang berbahan bakar bensin sekitar 56% melampaui Baku Mutu yang ditetapkan. Kedua, yang berbahan bakar solar sekitar 90% tidak memenuhi Baku Mutu yang ditetapkan.

(21)

5

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surtikanti (2012), seperti dikutip http://jabar.tribunnews.com kaitannya dengan pencemaran sungai menyatakan bahwa: “Sejak pertambahan penduduk yang semakin meningkat, serta perubahan zaman menuju ke arah industrialisasi, menyebabkan terjadinya banyak sekali perubahan dari segi fisik, kimia dan biologi”. Masih menurut Surtikanti (2012) memaparkan lebih lanjut bahwa:

Sungai Cikapundung saat ini mengalami banyak perubahan fungsi dan peran akibat dari alih penggunaan lahan di lokasi tersebut. Terjadi perubahan penggunaan lahan terutama di beberapa lokasi seperti Bukit Tunggul yakni bagian hulu DAS Cikapundung, Bandung Utara hingga Babakan Siliwangi dan Bojong Soang yakni bagian hilir, Bandung Selatan.

Dengan demikian, jelas bahwa pencemaran air telah mengganggu fungsi dan peran sungai Cikapundung sebagai sumber air bersih bagi masyarakat Kota Bandung. Pencemaran tersebut disebabkan oleh terdapatnya perubahan penggunaan lahan di daerah hulu, tengah, bahkan sampai ke daerah hilir DAS sungai Cikapundung. Selain itu kebiasaan-kebiasaan masyarakat seperti membuang sampah tidak pada tempatnya, membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai juga merupakan faktor pemicu pencemaran sungai. Permasalaha lain yang ada di Kota Bandung diantaranya permasalahan kekurangan air bersih, permasalahan sampah, permasalahan sempitnya ruang terbuka hijau, kawasan kumuh, kemacetan dan permasalahan sosial lainnya.

Berdasarkan permasalahan seperti yang telah dibahas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas lingkungan hidup di Kota Bandung telah mengalami penurunan. Hal tersebut tentunya diperlukan upaya pengelolaan terhadap lingkungan yang ada, seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) No. 32 Tahun 2009, sebagai berikut:

(22)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan oleh setiap orang, bukan hanya orang-orang yang ada di pemerintahan sebagai pembuat kebijakan, akan tetapi pada level praktisi lingkungan pun perlu terlibat dalam kegiatan ini. Tidak terkecuali dengan dunia pendidikan baik itu pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi, kegiatan pembelajaran harus mampu berkontribusi dalam upaya membentuk sikap dan perilaku yang mencintai lingkungannya.

Pembelajaran dipersekolahan hendaknya mendukung terhadap tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yang salah satunya adalah membentuk sikap dan watak manusia yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannya baik itu lingkungan fisik, biotik maupun sosialnya. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003, yaitu:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan nasional tersebut kemudian dikembangkan di tingkat persekolahan melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan kurikulum di tingkat persekolahan berdasarkan Pasal 38 Ayat 2 UU SISDIKNAS sebagai berikut:

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

(23)

7

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial maupun fisik. Berdasarkan Kurikulum Geografi 2004, Mata Pelajaran Geografi di tingkat SMA berfungsi antara lain:

1. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan.

2. Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi. 3. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan

hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat.

Berdasarkan fungsi mata pelajaran geografi khususnya pada poin tiga di atas, jelas bahwa pembelajaran geografi di tingkat SMA harus mampu menumbuhkan sikap siswa yang sadar dan peduli terhadap lingkungan dan sumber daya alamnya. Dengan tercapainya fungsi tersebut, siswa dalam kehidupan sehari-harinya dituntut untuk peduli terhadap lingkungan hidup dan arif terhadap pemanfaatan sumber daya alam. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut, pada proses pembelajarannya geografi harus membekali siswa dengan pengetahuan yang memuat materi terkait lingkungan hidup. Terkait dengan permasalahan lingkungan hidup, pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan watak siswa untuk peduli dan ikut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan. Sumaryana (2002: 55) mengemukakan bahwa kesadaran lingkungan dipengaruhi oleh faktor pendidikan sebagai berikut:

Faktor pendidikan ini merupakan hal terpenting karena melalui pendidikan diharapkan cakrawala pengetahuan dan wawasan orang akan terus berkembang. Oleh karena itu pendidikan lingkungan hidup harus sudah ditanamkan sejak usia persekolahan sampai jenjang perguruan tinggi, agar pemahaman tentang aspek lingkungan hidup dapat melekat dan mengakar pada setiap siswa khususnya, serta lapisan masyarakat umumnya yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(24)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, fungsi dan tujuan pembelajaran geografi dan pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.

Selain faktor pengetahuan, sikap seseorang dapat dibentuk oleh faktor kecerdasan yang dimilikinya terutama kecerdasan emosionalnya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2011: 36), menyatakan bahwa: “Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi … “. Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa sikap individu selain dipengaruhi faktor lingkungan dan pengalaman pribadi (pengetahuan) juga dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dari seseorang.

Kenyataan dunia pendidikan saat ini lebih menekankan pada program kecerdasan intelektual (IQ), tanpa diimbangi kecerdasan lain seperti emosi (EQ) dan spiritual (SQ). Sedangkan keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual saja, akan tetapi dipengaruhi juga kecerdasan lainnya seperti tersebut di atas. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Agustian (2005: 41) sebagai berikut:

Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja, memiliki gelar tinggi, belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali justru yang berpendidikan formal lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ), padahal diperlukan pula bagaimana mengembangkan kecerdasan emosi seperti: ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi.

(25)

9

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya dalam porsi yang tepat. Kecerdasan emosional adalah gabungan dari semua kecerdasan emosi dengan kecerdasan sosial untuk menghadapi seluruh aspek kehidupannya termasuk permasalahan-permasalahan yang terjadi pada lingkungannya.

Terkait dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup pada mata pelajaran geografi terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan khususnya di Kota Bandung, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Pengetahuan Lingkungan Hidup Pada Mata

Pelajaran Geografi Terhadap Sikap Siswa SMA dalam Pengelolaan

Lingkungan di Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung?

2. Apakah pengetahuan lingkungan hidup berpengaruh terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung?

3. Bagaimanakah pengaruh antara kecerdasan emosional dengan pengetahuan lingkungan hidup siswa SMA di Kota Bandung?

4. Apakah kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung?

(26)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel yaitu atribut seseorang atau objek yang mempunyai variansi

antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek lain. Arikunto (1998: 97) menyatakan bahwa variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan Menurut Sugiyono (2010: 38), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan judul dan permasalahan yang sudah dirumuskan di atas, maka terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang mempengaruhi terhadap suatu gejala yang disebut dengan variabel X (Arikunto, 1998: 101). Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Variabel ini mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini terdiri atas: a. Variabel X1 = Kecerdasan Emosional

b. Variabel X2 = Pengetahuan Lingkungan Hidup

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang disebut dengan variabel Y (Arikunto, 1998: 101). Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Sikap Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu kecerdasan emosional, pengetahuan lingkungan hidup dan sikap terhadap pengelolaan lingkungan. Definisi operasional dari variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Kecerdasan emosional adalah kapasitas individual dalam hal mengatur diri

(27)

11

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengendalikan emosi diri, memberikan dorongan diri sendiri, mengenali emosi orang lain, memberikan perhatian kepada orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain yang akan membentuk sikap peduli terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.

2. Pengetahuan lingkungan hidup adalah skor yang diperoleh dari serangkaian tes yang telah disiapkan dan dibagikan kepada siswa yang mencerminkan pengetahuan lingkungan hidup melalui dimensi pengetahuan yang bersifat faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dengan aspek pengetahuan yang diukur meliputi dimensi pemanfaatan, pengendalian dan pemeliharaan. 3. Sikap dalam pengelolaan lingkungan pada penelitian ini adalah skor yang

diperoleh dari responden tentang pandangan-pandangan atau perasaan seseorang yang masih tertutup akan tetapi memiliki kecenderungan untuk bertindak dalam pengelolaan lingkungan dengan dimensi sikap berupa aspek kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku pada suatu keadaan atau objek sikap yaitu pengelolaan lingkungan hidup dengan dimensinya mencakup pemanfaatan, pengendalian, dan pemeliharaan.

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauhmana pengaruh kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup pada mata pelajaran geografi terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengaruh kecerdasan emosional terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung.

(28)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengidentifikasi pengaruh antara kecerdasan emosional dengan pengetahuan lingkungan hidup siswa SMA di Kota Bandung.

d. Mengidentifikasi pengaruh antara kecerdasan emosional dan pengetahuan lingkungan hidup secara bersama-sama terhadap sikap siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan di Kota Bandung.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah teoritik di bidang pendidikan terutama berkaitan dengan konsep dan teori kecerdasan emosional, pengetahuan lingkungan hidup dan sikap dalam pengelolaan lingkungan. Penelitian ini diharapkan dapat pula memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan pembelajaran geografi, terutama dalam upaya menumbuhkan kecerdasan emosional, pengetahuan lingkungan hidup, dan sikap siswa dalam pengelolaan lingkungan.

2. Manfaat Praktis

(29)

13

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Alur Pemikiran Penelitian

Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup di Perkotaan seperti polusi udara, polusi air, polusi tanah, peningkatan suhu udara, degradasi lahan, fenomena sampah, slum area, permasalahan sosial

(kriminalitas, kemiskinan, kenakalan remaja), dll.

(30)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

(31)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Margono, 2010: 105). Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah survey, dengan teknik analisis korelasional berupa pearson product moment dan regresi linier ganda. Metode survey menurut Zainuddin (2009: 34) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah. Lebih lanjut lagi, Nazir (2005: 56) mengemukakan mengenai permasalahan yang dapat diteliti dengan metode survey sebagai berikut:

Banyak sekali masalah dapat diteliti dengan menggunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga), usaha tani (survey usaha tani), masalah kemasyarakatan (survey sosial), politik (survey politik), masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan) dan sebagainya.

Singarimbun (2006: 3), menjelaskan lebih rinci mengenai proses terkait dengan metode survey yaitu:

Dalam survei informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok.

Adapun langkah-langkah penting dalam penelitian survey menurut Babbie, (1982) dalam Sukardi (2007: 196) adalah sebagai berikut:

(32)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengumpulkan data dengan wawancara atau dengan angket/ kuesioner.

Dengan demikian, survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada secara faktual dengan mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Analisis korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2007: 166). Penelitian korelasional adalah penelitian dengan tujuan menentukan adanya hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, bentuk hubungan serta seberapa jauh hubungan yang ada di antara variabel yang diteliti. Persamaan regresi yang digunakan adalah regresi linier ganda yang diterapkan melalui prosedur regression pada program SPSS v.20. Sedangkan, untuk membuktikan hipotesis penelitian ini, analisis dilakukan setelah data diperoleh dari lapangan dan kemudian diolah secara statistik untuk dijelaskan secara deskriptif.

B. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dengan demikian populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian yang merupakan himpunan individu atau objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dilakukan pengamatan dan ditarik kesimpulannya.

(33)

52

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Siswa kelas XII dianggap telah memiliki pemahaman terhadap pengetahuan lingkungan hidup karena telah mendapat materi tersebut pada akhir semester genap di kelas XI.

2. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, bahwa anak berumur setingkat SMA sudah memiliki kemampuan baik dalam pemahaman sebuah konsep dalam hal ini konsep-konsep yang terkait dengan lingkungan hidup.

Berikut adalah tabel 3.1 yang memuat data populasi yang tersebar di 27 SMA Negeri di Kota Bandung.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian yang Tersebar di SMA Negeri di Kota Bandung

(34)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Hasil Penelitian (2013)

C. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi (Tika, 2005: 24). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian, sampel adalah contoh yang diambil untuk mewakili populasi yang jumlahnya besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi dikarenakan berbagai hal seperti keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian dari keseluruhan (perwakilan) siswa SMA Kelas XII IPS yang tersebar di 27 SMA Negeri yang ada di wilayah Kota Bandung.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan tujuan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian dengan menggunakan teknik/metode tertentu. Pada penelitian ini, sampel ditentukan dengan metode probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik dalam menentukan sampel probabilitas pada penelitian ini yaitu Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana).

(35)

54

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan jumlah sampel dengan teknik sampel acak sederhana dibantu menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan:

nt = ukuran sampel total yang ditarik N = populasi penelitian

e = nilai kritis (toleransi kesalahan) sebesar 10%

Berdasarkan rumus tersebut, maka ukuran sampel dapat diketahui melalui perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah siswa dan dibulatkan menjadi 100 siswa.

Sedangkan untuk ukuran sampel dari masing-masing sekolah ditentukan dengan bantuan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

n1 = ukuran sampel yang akan ditarik dari setiap sekolah N1 = jumlah populasi dari masing-masing sekolah

N = keseluruhan populasi penelitian

(36)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(37)

56

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Penentuan Jumlah Sampel dari Tiap SMA Negeri di Kota Bandung

No. Nama Sekolah Populasi Tiap Sekolah (N1)

Sumber: Hasil Penelitian (2013)

D. Instrumen Penelitian

(38)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey, instrumen yang dikembangkan berupa instrumen tes dan angket/kuesioner (Singarimbun, 2006: 3 dan Sukardi, 2007: 196).

1. Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional (X1) a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dari kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah kapasitas seseorang dalam mengelola emosi diri dan mengenali emosi orang lain guna mengatasi tuntutan pekerjaan dalam rangka mempertahankan eksistensinya, dengan indikator yaitu mengenali emosi diri, mengendalikan emosi diri, memberikan dorongan diri sendiri, mengenali emosi orang lain, memberikan perhatian kepada orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

b. Definisi Operasional

Definisi operasional dari kecerdasan emosional adalah skor yang diperoleh dari jawaban siswa yang mencerminkan kapasitas seseorang dalam mengelola emosi diri dan mengenali emosi orang lain guna mengatasi tuntutan hidup dalam rangka mempertahankan eksistensinya dengan indikator mengenali emosi diri, mengendalikan emosi diri, memberikan dorongan diri sendiri, mengenali emosi orang lain, memberikan perhatian kepada orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

Kisi-kisi instrumen kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

No. Indikator Kecerdasan

Emosional Nomor Item Jumlah

1. Mengenali emosi diri 1,2,3,4,5,6 6

2. Mengendalikan emosi diri 7,8,9,10,11 5 3. Memberikan dorongan diri

sendiri

12,13,14,15, 16, 17 6

4. Mengenali emosi orang lain 18,19,20, 21, 22 5 5. Memberikan perhatian kepada

orang lain

23,24,25,26,27 5

6. Membina hubungan dengan orang lain

(39)

58

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah Item 32

Sumber: Sandjojo (2011: 69)

Instrumen yang dikembangkan berupa angket tertutup model Likert yang didalamnya terdapat beberapa item pernyataan dengan lima alternatif pilihan jawaban yakni:

SL = Selalu, SR = Sering,

KD = Kadang-kadang, JR = Jarang,

TP = Tidak Pernah.

Setiap alternatif pilihan jawaban positif diberi skor secara berurutan yaitu: Selalu diberi skor 5, Sering diberi skor 4, Kadang-kadang diberi skor 3, Jarang diberi skor 2 dan Tidak Pernah diberi skor 1. Sedangkan bagi pertanyaan negatif diberi skor sebaliknya.

2. Instrumen Variabel Pengetahuan Lingkungan Hidup (X2) a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dari pengetahuan tentang lingkungan hidup pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan seseorang tentang lingkungan hidup baik lingkungan fisik, biotik maupun sosial/budaya d e n g a n d i m e n s i p e n g e t a h u a n b e r s i f a t f a k t u a l ,

k o n s e p t u a l , p r o s e d u r a l d a n

m e t a k o g n i t i f .

b. Definisi Operasional

Definisi operasional dari pengetahuan lingkungan hidup yaitu skor yang

diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa yang mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang tentang lingkungan hidup baik lingkungan fisik, biotik maupun sosial/budaya d e n g a n d i m e n s i p e n g e t a h u a n b e r s i f a t f a k t u a l , k o n s e p t u a l , p r o s e d u r a l

(40)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi instrumen pengetahuan lingkungan hidup, dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Instrumen yang dikembangkan untuk mengukur variabel ini berupa tes, dengan bentuk multiple choice (pilihan ganda) dengan lima alternatif jawaban yaitu A sampa dengan E. Jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan jawaban salah

- Pengetahuan strategi - Manajemen bencana alam dan lingkungan

25, 26, 27,

(41)

60

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu secara umum Sumber: Anderson (1999) dalam Anonim (2007) Dimodifikasi Penulis (2013)

Klasifikasi butir pertanyaan berdasarkan setiap dimensi pengetahuan pengelolaan dapat dilihat pada tebel berikut ini.

Tabel 3.5

Klasifikasi Item Berdasarkan Dimensi Pengetahuan Pengelolaan Lingkungan

No. Dimensi Pengetahuan

Pengelolaan Lingkungan Item Jumlah

1 Pemanfaatan 8,9,14,16,17,29 6

2 Pengendalian 4,5,7,13,15,19,20,21, 22,23,25,26,28,31

15

3 Pemeliharaan 1,2,3,10,11,12,18,24, 27,30,32,33

12

Jumlah 33

Sumber: Hasil Pengolahan (2014)

3. Instrumen Variabel Sikap dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Y) a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual sikap dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah pandangan-pandangan atau perasaan seseorang yang masih tertutup akan tetapi memiliki kecenderungan untuk bertindak dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup dengan dimensi sikap berupa afektif, kognitif dan konatif yang tercermin dalam dimensi pengelolaan lingkungan berupa pemanfaatan, pemeliharaan dan pengendalian lingkungan hidup.

(42)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional sikap terhadap pengelolaan lingkungan hidup adalah skor yang diperoleh dari responden tentang pandangan-pandangan atau perasaan seseorang yang masih tertutup akan tetapi memiliki kecenderungan untuk bertindak dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup dengan dimensi sikap berupa afektif, kognitif dan konatif yang tercermin dalam dimensi pengelolaan lingkungan hidup berupa pemanfaatan, pemeliharaan dan pengendalian lingkungan hidup. Kisi-kisi instrumen sikap dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat pada tebel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Sikap dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dimensi

- Keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup,

- Pencadangan sumber daya alam

Sumber: Hasil Studi Literatur Penulis (2013)

Instrumen yang dikembangkan berupa angket tertutup model Likert

dengan skala Sierra Gamma, terdapat beberapa item pernyataan dengan lima alternatif pilihan jawaban yakni:

SS = Sangat Setuju, S = Setuju,

N = Netral,

(43)

62

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu STS = Sangat Tidak Setuju.

Setiap pilihan jawaban dengan pernyataan positif masing-masing diberi skor yaitu: Sangat Setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Netral diberi skor 3, Tidak Setuju diberi skor 2, Sangat Tidak Setuju diberi skor 1. Sedangkan bagi pernyataan negatif diberi skor sebaliknya.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Item-tem instrumen penelitian yang dinyatakan valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid tidak digunakan kembali karena data mengenai indikator-indikator variabel yang dibutuhkan telah diperoleh dengan item-item lain yang dinyatakan valid.

1. Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan sebagai upaya mengetahui ketepatan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010: 97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson (Sugiyono, 2012), yaitu:

Keterangan:

r : nilai korelasi pearson

n : jumlah responden

X : skor item tiap responden

(44)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kaidah keputusan:

Jika r hitung > r tabel berarti valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti tidak valid (Riduwan, 2010: 118).

a. Pengujian Validitas Item Instrumen Variabel X1

Berdasarkan hasil uji coba instrumen variabel kecerdasan emosional (X1) sebanyak 35 item yang menggunakan bentuk skala Likert lima point kepada 30 orang responden, maka teknik yang sesuai untuk menguji validitas item instrumen dengan skala tersebut adalah dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Pengolahan korelasi antar item ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v,20. Program analisis yang digunakan dalam software ini adalah prosedur analysis pearson correlation. Dari hasil perhitungan validitas variabel X1, diperoleh hasil seperti pada tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7

(45)

64

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21 ,464 0,361 valid

Sumber: Lampiran Hasil Uji Validitas X1 (2014)

Harga korelasi Pearson (rhitung) yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel yang ada pada tabel kritik untuk n = 30 dan P (5%) yaitu

sebesar 0,361, maka diketahui tiga dari 35 item instrumen pada variabel X1 dinyatakan tidak valid, yaitu pada pada item nomor 16, 27, dan 32. Dengan demikian, item tersebut tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Pertimbangan dihilangkan terhadap item yang tidak valid karena item-item tersebut masih terwakili oleh item yang lainnya.

b. Pengujian Validitas Item Instrumen Variabel X2

Untuk tingkat validitas item instrumen pada variabel X2 yang prosedurnya dilakukan sama seperti variabel X1, diperoleh nilai r hitung. Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui validitas tiap item untuk variabel X2 seperti disajikan pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

(46)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 ,559 0,361 valid

Hasil Uji Validitas Item Instrumen pada Variabel X2

Sumber: Lampiran Hasil Uji Validitas X2 (2014)

(47)

66

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pengujian Validitas Item Instrumen Variabel Y

Demikian pula halnya dengan tingkat validitas item instrumen pada variabel Y, pengujiannya dilakukan dengan prosedur yang sama. Hasil uji validitas variabel Y dapat dilihat dalam tabel 3.9.

Hasil perhitungan uji validitas harga korelasi Pearson (rhitung ) kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel yang diperoleh dari tabel kritik untuk n = 30

dan P (5%) yaitu sebesar 0,361. Maka diketahui tiga dari 45 item instrumen pada variabel Y dinyatakan tidak valid, yaitu pada pada item nomor 9, 12, dan 38 (lihat tabel 3.8). Dengan demikian, item tersebut selanjutnya tidak digunakan lagi dalam penelitian ini dengan pertimbangan item tidak valid tersebut dapat terwakili oleh item lainnya pada dimensi yang sama.

Tabel 3.9

(48)

Darsono, 2014

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP SIKAP SISWA SMA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22 ,601 0,361 valid

Sumber: Lampiran Hasil Uji Validitas Variabel Y

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian, maka dalam hal ini teknik yang digunakan adalah model konsistensi

internal dengan teknik Cronbach’s Alpha (Rafi’i, 1984; Arikunto, 2010: 231). Rumus korelasi alpha yang dimaksud adalah:

Keterangan:

Gambar

Tabel 1.1   Jumlah Penduduk Kota Bandung
Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian yang Tersebar
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada kelompok 2 terdapat rerata jumlah kolagen yang lebih tinggi menunjukkan bahwa krim ekstrak metanolik buah delima merah dapat menghambat penurunan jumlah kolagen

berdampak pada pemasarannya. Untuk dapat mengembangkan agroindustri di Kabupaten Kebumen, diperlukan kegiatan pendampingan dari Pemerintah Daerah, seperti pelatihan

Sahabat MQ/ Tujuh proyek perbaikan jalan di Kabupaten Magelang/ dipastikan belum akan selesai pada H min 7 Lebaran// Pengerjaan enam proyek perbaikan akan dihentikan pada

Dalam rancangan pengujian penelitian ini dillakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk menguji kedua variabelnya.Tujuan menggunakan regresi

Sahabat MQ/ Badan Pengkajian Obat dan Makanan -BPOM Yogyakarta/ telah menyita puluhan bungkus kemasan obat-obatan dan kosmetik ilegal/ senilai hampir 1.9 Miliar Rupiah//

If such an image is made before and after an experiment, their difference shows a direct 3D view of the changes in micro-geometry, rather than a change in surface parameters such

1) Anggota Direksi dapat diberhentikan sementara oleh RUPS atau oleh Komisaris dengan menyebutkan alasannya yang diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi

Sahabat MQ/ Jumlah penumpang pesawat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada H-6 Lebaran 2009/ menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding hari biasa//