• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN……...……… ii

HALAMAN PERNYATAAN ……..……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

KATA PENGANTAR ……….……… v

UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi

ABSTRAK ……… viii

DAFTAR ISI ……….……… x

DAFTAR BAGAN . ………....……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……….……….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….. 6

1.3Tujuan ………. 7

1.4Manfaat Penelitian ………. 7

1.5Definisi Oprasional ………. 8

1.6Struktur Disertasi ……… 8

BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1Ekspresi Nonverbal antara Bidang Kajian Ilmu Bahasa dan Ilmu Komunikasi 2.2Ekspresi Nonverbal dalam Konsep Komunikasi ……… 10 13 2.3 Ekspresi Nonverbal ……….. 16

2.3.1 Pengertian Ekspresi Nonverbal ……….. 16

2.3.2 Bentuk-bentuk Bahasa Nonverbal ...……….. 21

2.3.2.1 Ekspresi Wajah……….……… 21

2.3.2.2 Ekspresi Tangan………... 26

2.3.2.3 Ekspresi Kaki………..……….. 30

(2)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

2.4 Ancangan Analisis Ekspresi Nonverbal ………... 34

2.5 Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa ……….… 38

2.5.1 Pengertian Pembelajaran ………. 38

2.5.2 Pembelajaran Bahasa dalam Kerangka Kurikulum Nasional ……… 42

2.5.3 Disain Pembelajaran Bahasa . ……… 47

2.5.4 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa ……… 50

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1Paradigma, Disain dan Metode Penelitian …….………. 53

3.2Tempat dan Sumber Data ……… 55

3.3Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ………... 55

3.4Instrumen Penelitian ……… 56

3.5Proses Seleksi dan Pengujian Keabsahan Data ………... 56

3.6Pedoman Analisis Data ..……….... 59

BAB 4 DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi dan Analisis Konstruksi Wacana………...………… 62

4.2 Deskripsi, Analisis, dan Penafsiran Ekspresi Nonverbal……… 68

4.2.1 Deskripsi, Analisis, dan Pembahasan Ekspresi Wajah……… 68

4.2.2 Deskripsi, Analisis, dan Pembahasan Ekspresi Tangan……….. 78

4.2.3 Deskripsi, Analisis, dan Pembahasan Ekspresi Kaki……….. 4.2.4 Deskripsi, Analisis, dan Pembahasan Ekspresi Tubuh……… 87 92 4.3 Perumusan Hasil Penelitian………. 4.3.1 Ekspresi Wajah dan Gambaran Perasaan………. 4.3.2 Ekspresi Tangan dan Gambaran Pemahaman……….. 4.3.3 Ekspresi Kaki, Gestur dan Gambaran Karakter………... 103 103 113 117 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 126 4.4.1 Ekspresi Nonverbal dari Tacit Knowledge ke Explicit Knowledge ………… 126 4.4.2 Ekspresi Nonverbal sebagai Titik Temu Bidang Kajian Ilmu Bahasa ………

dan Komunikasi

(3)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

4.4.3 Pemahaman Ekspresi Nonverbal sebagai Bentuk Memahami Komunikologi Hado

128

4.5 Ancangan Pemanfaatan Ekspresi Nonverbal dalam Pembelajaran Bahasa 4.5.1 Gambaran Umum Pembelajaran Bahasa Berbasis Penelitian………..

4.5.2 Tujuan Pembelajaran………...

4.5.3 Sintak/ Tahapan Pembelajaran………. 4.5.3.1 Contoh Penerapan di Perguruan Tinggi………. 4.5.3.2 Contoh Penerapan di Pendidikan Dasar dan Menengah……… 4.5.4 Pemanfaatan Ekspresi Nonverbal dalam Tahapan-Tahapan Pembelajaran…. 4.5.4.1 Kegiatan Awal Pembelajaran………. 4.5.4.2 Kegiatan Inti Pembelajaran……… 4.5.4.3 Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran……….

129 Bagan 1.1 Hubungan antara Perhatian dengan Akurasi Penafsiran ……… 2

Bagan 1.2 Distribusi Bidang Penelitian ……… 5

Bagan 2.1 Alur Komunikasi ………... 15

Bagan 2.2 Perbedaan Alur Ekspresi Verbal dan Nonverbal ………. 19

Bagan 2.3 Disain dan Bidang Pembelajaran Bahasa ………. 49

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian ……… 54

(4)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Bagan 4.1 Kontruksi Konteks Data 1 ……… 63

Bagan 4.2 Konstruksi Konteks dan Subkontek Data 2 ……….. 64

Bagan 4.3 Konstruksi Konteks dan Subkontek Data 3 ……….. 65

Bagan 4.4 Konstruksi Konteks dan Subkontek Data 4 ……… 67

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.2.1 Ekspresi Wajah Bertanya ……..……….……... 103

Gambar 4.2.2 Ekspresi Wajah Bertanya (Ke Samping) ……… 104

Gambar 4.2.3 Ekspresi Wajah Mempertanyakan dan Menunggu Jawaban…… 105

Gambar 4.2.4 Ekspresi Wajah Mmemberikan contoh dari Dirinya …………. 105

Gambar 4.2.5 Ekspresi Wajah Mempertanyakan ……….…………. 106

Gambar 4.2.6 Ekspresi Wajah Menyimak ……… ………. 107

Gambar 4.2.7 Ekspresi Wajah Menyimak ………. 108

Gambar 4.2.8 Ekspresi Wajah Menyimak Kritis ……… 108

Gambar 4.2.9 Ekspresi Wajah Tersenyum ……….. 109

Gambar 4.2.10 Ekspresi Wajah Kaget ……….…………. 110

(5)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Gambar 4.2.12 Ekspresi Wajah Malu (Wanita) ……….………… 113

Gambar 4.2.13 Ekspresi Gerakan Tangan Ilustrasi Posisi Diri …..…….….…. .. 114

Gambar 4.2.14 Ekspresi Gerakan Tangan Ilustrasi Posisi Diri ..……….………. 114

Gambar 4.2.15 Ekspresi Gerakan Tangan Ilustrasi Arah ……….………... 115

Gambar 4.2.16 Ekspresi Gerakan Tangan Ilustrasi Contoh ………….………… 115

Gambar 4.2.17 Ekspresi Gerakan Tangan Ilustrasi Posisi Diri ……….………… 116

Gambar 4.2.18 Ekspresi Gerakan Tangan Ilustrasi Berpikir/Mencari ….………. 118

Gambar 4.2.19 Perbedaan Ekspresi Gerakan/Posisi Kaki Pria dan Wanita ….… 118 Gambar 4.2.20 Ekspresi Gerakan/Posisi Kaki ………118

Gambar 4.2.21 Ekspresi Gerakan/Posisi Kaki ………... 119

Gambar 4.2.22 Ekspresi Gestur Hormat ……….……….. 120

Gambar 4.2.23 Ekspresi Gestur Hormat dan Malu …..….……… 121

Gambar 4.2.24 Ekspresi Gestur Hormat ……….……….. 121

Gambar 4.2.25 Ekspresi Gestur Hormat ………….……….………..….….. 122

Gambar 4.2.26 Ekspresi Gestur Bingung ……….……….. 123

Gambar 4.2.27 Ekspresi Gestur Konsentrasi ……….……… 123

Gambar 4.2.28 Ekspresi Gestur Tingkat Ketertarikan ……….……….. 124

(6)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

ABSTRAK

Agus Mulyanto, NIM 0907575, Model Ekspresi Nonverbal Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia serta Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bahasa.

Penelitian tentang ekspresi nonverbal dan pemanfaatannya dalam pembelajaran bahasa kurang mendapat perhatian, padahal penelitian terdahulu menunjukkan besarnya sumbangan ekspresi nonverbal terhadap efektivitaas komunikasi. Penelitian ini dirancang untuk mendapatkan model/pola ekspresi nonverbal yang berasal dari masyarakat pengguna bahasa Indonesia, dengan korpus data berupa ekspresi nonverbal mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Islam Nusantara Bandung. Fokus penelitian ini adalah ekspresi wajah, kaki, tangan, dan tubuh. Penelitian ini dikembangkan dengan pendekatan kualitatif, metode analisis deskriptif kualitatif, dan dengan dasar teori 5C (context, cluster, congruence, consistenscy, dan culture) yang dikemukakan Goman. Hasil penelitian dimanfaatkan dalam pengembangan aspek teoritis dan praktis dalam pembelajaran bahasa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam menafsirkan ekspresi nonverbal, teori positif-negatif dapat diterapkan. Teori positif-negatif adalah analog dari sumbu x, y, dan z dalam diagram. Persimpangan sumbu x, y, dan z adalah 0. Titik sumbu x menggambarkan posisi ke atas, netral, dan ke bawah. Sumbu Y menggambarkan posisi ke arah kiri atau kanan dan netral. Z sumbu menggambarkan posisi ke belakang, netral, dan ke depan. Posisi 0 adalah sama dengan posisi netral. Gerakan atau ekspresi yang mengarah ke atas, ke depan, termasuk memperluas, menggembung, mendekati, dan membuka menjelaskan arti positif. Arti positif berarti baik (dalam batas yang dapat diterima), termasuk juga makna yang ekstrim, yaitu agresif/ menyerang. Gerakan atau ekspresi bawah, ke belakang, menjauh termasuk menyusut dan penutupan adalah gambar dari arti negatif. Arti negatif dapat pasif (dalam batas yang dapat diterima), termasuk juga makna yang ekstrim, yaitu defensif/ bertahan hidup, dan antipati. Hasilnya dapat digunakan oleh para guru/ dosen. Dengan menguasai teori bahasa nonverbal, guru dapat melakukan lebih cepat evaluasi formatif dari proses pembelajaran berdasarkan ekspresi nonverbal yang menggambarkan pikiran dan perasaan siswa. Para guru akan mengatur strategi belajar yang lebih tepat dan efektif.

(7)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

ABSTRACT

Agus Mulyanto, NIM 0907575, Students’ Nonverbal Expression Model In Indonesian For Education and Literature Department and Its Usage in the Language Learning

Nonverbal expression research and its utilization in language learning has a little care, whereas the study appointed lots of contribution nonverbal expression to effectively of communication. This study was designed to obtain model/nonverbal expression patterns derived from the community of Indonesian user. The study was focused on facial expressions, legs, hands, and gesture. It was developed with qualitative approach, descriptive analysis method, and the basic theory of 5C (context , cluster , congruence , consistenscy, and culture) proposed Goman. The results of the study are expected to provide theoretical and practical benefits. Based on the results of the study, it can be concluded that in interpreting nonverbal expression, positive-negative theory can be applied. Positive-positive-negative theory is analogous of the axis x, y, and z in the diagram. The intersection of the axis x, y, and z is 0. The point axis x illustrates position upwards, neutral, and downwards. Y axis describes position towards left or right and neutral. Z axis illustrates position backward, neutral, and forwards. Position 0 is equal to the neutral position. Movement or expression that leads upward, forward, including expanding, bulging, approaching, and opening describes positive meaning. The positive meaning can be good (within acceptable limit. Movement or expression downward, backward, moving away including shrinking and closing is a picture of the negative meaning. The negative meaning can be passive (within acceptable limits), including also the extreme meaning, namely defensive/survive, and antipathy. The results can be used by teachers/lecturers. By mastering the theory of nonverbal language, teachers can conduct more quickly formative evaluation of the learning process based

on nonverbal expression that describes students’ thoughts and feelings. The teachers will set of learning strategies more appropriately and effectively.

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak cara yang bisa dilakukan orang dalam berkomunikasi, bisa dengan menggunakan bahasa lisan, bahasa tulis, maupun ekspresi nonverbal, atau ketiga macam bahasa itu sekaligus. Demikian pula dengan proses pembelajaran di kelas. Efektivitas pembelajaran akan sangat bergantung pada efektivitas penggunaan ketiga macam bentuk bahasa itu dalam komunikasi dan interaksi antara guru dan para siswanya.

Masyarakat awam umumnya berpendapat bahwa komunikasi yang paling efektif, yang langsung bisa dimengerti adalah bahasa lisan. Akan tetapi jika kita cermati hasil penelitian yang dilakukan oleh Mehrabian di Universitas California, Los Angeles (Goman, 2008, hlm. 26; Bowden, 2010, hlm. 6-7), ternyata bahwa hanya 7 persen hasil komunikasi ditentukan oleh penggunaan kata-kata. Pemahaman pesan 38 persen berdasarkan pada nada suara, dan 55 persen berdasarkan pada ekspresi wajah, gerak tangan, posisi tubuh, dan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal lain. Dalam konteks face to face communication, Bowden (2010, hlm. 6) mengklasifikasikan penggunaan kata-kata sebagai bahasa verbal dan penggunaan nada suara dan bahasa tubuh sebagai ekspresi nonverbal.

Berikut laporan Goman tentang hasil penelitian Mehrabian tersebut:

A classic study by Dr. Albert Mehrabian at the University of California at Los Angeles found that the total impact of a message is based on 7 percent words used, 38 percent tone of voice, and 55 percent facial expressions, hand gestures, body position, and other forms of nonverbal communication. Obviously, you can’t watch a person speaking in a foreign language and understand 93 percent of what is being communicated (Goman, 2008, hlm. 26).

(9)

cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dengan ekspresi nonverbal yang tepat. Lebih jauh dari itu, apakah guru memiliki pengetahuan yang memadai dalam memahami ekspresi nonverbal siswanya.

Jika kita telusuri literatur dan laporan hasil penelitian tentang bahasa nonverbal, baik yang teoretis maupun praktis, cukup sulit untuk menemukannya. Walaupun bisa ditemukan buku-buku tentang bahasa nonverbal atau hasil penelitian tentang itu, sejauh yang berhasil penulis kumpulkan, belum ada yang bersumber dari hasil penelitian di Indonesia, dengan masyarakat atau konteks latar budaya Indonesia. Padahal, menurut Goman (2008, hlm. 13) pemahaman yang mendekati akurat terhadap bahasa nonverbal mesti terkait dengan 5 C, yaitu : context, cluster, congruence, consistenscy, dan culture. Formulasi teori bahasa nonverbal yang tidak berdasarkan lima acuan tersebut bisa menimbulkan salah arti.

Menurut Guerrero & Floyd (2008, hlm. 5), kesalahan atau ketidakakuratan dalam memahami ekspresi nonverbal (behavior) akan menimbulkan kesalahan atau miskomunikasi seperti tergambar dalam bagan berikut.

Bagan 1.1

Hubungan antara Perhatian dan Akurasi Penafsiran

(10)

(KBBI), dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pembakuan Bahasa Indonesia ragam lisan sampai saat ini belum memiliki pedoman baku (Harian Terbit, 19 Februari 2004), apalagi yang terkait dengan bahasa nonverbal.

Pembakuan bahasa Indonesia ragam lisan (verbal) dan nonverbal sangat penting karena beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut berkaitan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sebagai representasi budaya Indonesia, dan tuntutan efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing.

Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia adalah identitas bangsa. Indentitas itu menjadi tidak lengkap ketika bahasa Indonesia tidak bisa dengan jelas di identifikasi. Kejelasan identifikasi itu baru diwujudkan dalam kaidah bahasa tulis (dengan adanya EYD, KBBI, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia), tetapi belum untuk bahasa lisan. Hingga saat ini, belum ada struktur lisan yang bisa dijadikan indentitas struktur bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Di sisi lain, bahasa Indonesia sebenarnya adalah representasi budaya bangsa. Khasanah pengetahuan, pengalaman, tradisi dan budaya bangsa yeng mengisi alam pikiran bangsa telah terwujud dalam bahasa yang digunakan bangsa ini. Kehilangan bentuk-bentuk bahasa akan berdampak pada kehilangan warisan budaya. Oleh karena itu, perlu inventarisasi kode-kode budaya yang tersimpan dalam bahasa lisan dan ekspresi nonverbal bahasa Indonesia, selain bahasa tulis yang sudah lebih dulu terinventarisasi. Dalam budaya lisan dan nonverbal, kehilangan penutur akan berdampak pada kehilangan warisan budaya. Aspek kearifan budaya lokal (local genius) akan berkurang bahkan hilang jika tidak ada upaya kajian dan pelestarian melalui proses inventarisasi di bidang ini.

Standardisasi dan inventarisasi bahasa lisan juga diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Perlu contoh sekitar bahasa Indonesia ragam lisan dan model ekspresi nonverbal untuk para siswa/ penutur asing. Mereka pun mesti dibiasakan menyimak, berbicara dan berkomunikasi dengan pelafalan, intonasi, dan cara berekspresi bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa tidak bisa hanya melibatkan ragam tulis karena kebutuhan sesungguhnya (face to face communication) akan banyak melibatkan bahasa lisan dan pemahaman ekspresi nonverbal.

(11)

bidang ini. Penelitian yang menyangkut bahasa lisan, menurut Halim (1969, hlm. 17-36), pernah dilakukan oleh Marsden (1812), Adam, Butler, dan Kahler (tidak dikatahui secara pasti tahunnya), Verguin (1955), Alisyahbana, Pane, dan Fokker (1950-1960). Dengan dasar penelitian-penelitian tersebut, Halim kemudian melakukan penelitian intonasi bahasa Indonesia/Melayu di Sumatra Selatan.

Penulis mencoba menelusuri penelitian bahasa lisan. Yang tercatat di pusat bahasa antara lain dilakukan oleh Rahyono yang meneliti intonasi ragam Bahasa Jawa Keraton Yogyakarta dilihat dari aspek deklarativitas, interogativitas, dan imperativitas. Selanjutnya ada tulisan Lapoliwa tentang lafal bahasa Indonesia baku. Selanjutnya, Suparwa pernah melakukan penelitian fonologi posleksikal Bahasa Melayu Loloan Bali (2007). Kemudian, Sugiyono mengkaji aspek psikoakuistik (disertasi, thn. 2003), dan Melayu Kutai (2007). Ada pula penelitian yang dilakukan pihak luar yaitu van Heuven dan van Zanten (Leiden University Center for Linguistics) dengan judul Prosody in Indonesian Languages:

Concluding Remark. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada penelitian atau kajian yang

representatif menggambar intonasi bahasa Indonesia, apalagi yang terkait dengan model ekspresi nonverbal masyarakat Indonesia.

Sebabagai ilustrasi, penulis mencoba menganalisis bidang/ topik penelitan disertasi dari daftar judul-judul disertasi yang lolos evaluasi, tahun 2010. Daftar judul disertasi yang dikeluarkan oleh kasubdit Penelitian H. Ridwan Roy T tanggal 4 Juni 2010 berjumlah 681 judul. Dari 681 judul tersebut, 33% bidang pendidikan dan 67% di luar pendidikan. Dari penelitian di bidang pendidikan (228 judul), penelitian tentang pembelajaran 78% (178 judul), sedangkan yang khusus meneliti bahasa hanya 12% (27 judul) dan sastra 10% (23 judul). Dari penelitian bahasa (27 judul), umumnya meneliti wacana (37%) dan sosiolinguistik-pragmatik (33%). Penelitian yang khusus tentang intonasi tidak ada. Demikian pula yang khusus tentang bahasa nonverbal.

(12)

tersebut tentu akan berdampak pada kualitas pembelajaran bahasa pada khususnya dan pendidikan

Tabel 1.2

Kajian tentang bahasa lisan dan nonverbal cukup banyak dilakukan di luar negeri. Departemen of Linguistics Stokholm University, secara berkala menerbitkan proceedings

Fonotik, sebuah kumpulan laporan penelitian tentang bahasa lisan. Telah pula ada penelitian

pola intonasi bahasa Urdu (Nayyer dan Madni), bahasa Mandarin (Su dan Wang), bahasa Jerman (Braun dan Ladd), dan lain-lain.

(13)

Webbink, P. (1986) yang membahas kekuatan (pesan) mata. The power of the eyes. Tulisan-tulisan sejenis itu banyak ditemukan dalam beberapa jurnal seperti Journal of Nonverbal Behavior, Kansas Journal of Sociology, Journal of Social and Personal

Relationships, Personality and Social Psychology Bulletin, dll.

Kendala peranti penelitian yang menyangkut hardware dan software penelitian bahasa lisan dan nonverbal yang selama ini sulit dan mahal didapat, untuk saat ini relatif sudah bisa diatasi. Sekarang sudah tersedia peranti multimedia yang bisa mempermudah proses pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan sosialisasi bahasa ragam lisan dan nonverbal. Beberapa softwere yang bisa digunakan untuk identifikasi dan analisis bahasa lisan antara lain: DECtalk Speech Synthesis, HADIFIX, INFOVOX 500, Klatt-style synthesiser, Lernout & Hauspie Text-to-Speech, Microsoft Whistler. dll. Sedangkan untuk

keperluan deskripsi dan analisis bahasa nonverbal bisa dibantu dengan software editing foto dan video.

Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membantu penelitian bahasa lisan pada taraf yang lebih aplikatif. Masyarakat tidak lagi harus mengira-ngira bagaimana bentuk lisan sebuah kalimat dari tulisan fonetis. Masyarakat bisa langsung mendengar rekaman orijinalnya. Demikian pula dengan mudahnya pengoperasian handycam untuk merekam gerak, dan software seperti Ulead dan Pinnacle untuk mengedit vidio, penelitian tentang ekspresi nonverbal relatif lebih memungkinkan dilakukan. Perkembangan teknologi ini sudah sepantasnya dimanfaatkan untuk keperluan penelitian bahasa lisan dan pemanfaatannya dalam pembelajaran bahasa.

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah

Kita mengenal klasifikasi umum bentuk bahasa biasa digunakan dalam berkomunikasi antarmanusia yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan terdiri atas kata-kata (verbal) dan nada suara serta bahasa tubuh (Bowden, 2010, hlm. 6). Aspek nonverbal bisa dipilah menjadi kinesics (gesture/ gerakan tubuh), proxemics (terkait dengan pengaturan ruang/ teritorial), haptics (sentuhan), oculesics (gerakan mata), offactics (aroma), vocalic (suara), physical characteristics (ciri-ciri fisik), paralanguage (manipulasi vocal), dan chronemics

(manipulasi waktu).

(14)

Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNINUS Bandung. Ekspresi nonverbal yang dimaksud adalah ekspresi yang terkait perasaan dan pikiran mahasiswa yang tergambar dari ekspresi wajah (mimik), gestur (bahasa tubuh), gerakan tangan dan kaki.

Agar lebih terarah, fokus masalah di atas dirumuskan dalam pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimanakah pola ekspresi wajah mahasiswa ketika mengekspresikan pikiran dan perasaannya?

2. Bagaimanakah pola ekspresi tangan mahasiswa ketika mengekspresikan pikiran dan perasaannya?

3. Bagaimanakah pola ekspresi kaki mahasiswa ketika mengekspresikan pikiran dan perasaannya?

4. Bagaimanakah pola ekspresi tubuh (gestur) mahasiswa ketika mengekspresikan pikiran dan perasaannya?

5. Bagaimanakan pemanfaatan ekspresi nonverbal dalam pembelajaran bahasa?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pola ekspresi wajah (mimik), gestur (bahasa tubuh), gerakan tangan dan kaki mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNINUS Bandung. Dengan terkumpulnya data tentang pola ekspresi wajah (mimik), gestur (bahasa tubuh), gerakan tangan dan kaki mereka bisa terumuskan model ekspresi nonverbal mereka.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis yang dimaksud adalah terumuskannya teori tentang pola ekspresi nonverbal yang berbasis data masyarakat Indonesia. Meskipun setting penelitiannya cukup sempit (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNINUS Bandung), hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar/ awal penelitian yang lebih luas. Secara teoretis, penelitian ini dapat dijadikan pembuktian ketepatan teori ekspresi nonverbal yang telah dirumuskan beberapa ahli barat. Apakah teori mereka relevan untuk masyarakat Indonesia, ataukah ada pengecualian.

(15)

pembelajaran/ pendidikan. Hasil penelitian ini mampu memberikan dasar pengetahuan dan pemahaman bagi guru dan siswa/ mahasiswa tentang model ekspresi nonverbal. Dengan menguasai teori bahasa nonverbal yang berbasis hasil penelitian masyarakat Indonesia, guru dapat dengan lebih akurat memahami pikiran dan perasaan siswa/ mahasiswanya. Dengan dasar pemahaman yang tepat, guru akan lebih tepat mengatur strategi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan kemampuan membaca eskpresi nonverbal, guru akan lebih cepat memeroleh informasi tentang tingkat pemahaman dan perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Guru tidak harus menunggu hasil tes formatif/ sumatif untuk mengetahui kondisi siswanya.

1.5Definisi Oprasional

Untuk menghindari perbedaan pemahaman terhadap isi disertasi ini, berikut ini definisi oprasional istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Model adalah suatu deskripsi pola yang dirumuskan berdasarkan proses generalisasi fakta untuk digunakan sebagai acuan memahami suatu fenomena.

2. Ekspresi adalah pengungkapan atau proses menyatakan atau memperlihatkan maksud, gagasan, dan perasaan dengan gerak anggota badan, air muka, kata-kata.

3. Nonverbal adalah simbol ekspresi pesan, gagagasan, atau perasaan dengan menggunakan air muka, gerakan anggota badan, atau gestur tubuh.

4. Pemanfaatan adalah upaya menjadikan sesuatu menjadi bermanfaat atau berguna.

5. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa Indonesia yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

1.6 Struktur Disertasi

(16)

penyusunan laporan penelitian.

Bab 2 berisi uraian teori-teori yang terkait dengan bahasa, komunikasi, ekspresi nonverbal, dan pembelajaran bahasa. Kajian terhadap teori komunikasi dilakukan untuk memberikan gambaran bingkai konteks penelitian. Penelitian bahasa nonverbal adalah penelitian yang tidak bisa dilepaskan dengan konsep komunikasi. Apalagi data ekspresi nonverbal yang dijadikan data penelitian adalah bentuk bahasa yang muncul dalam peristiwa pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut tidak lain adalah interkasi dan komunikasi. Dengan dasar konsep komunikasi, pada bagian selanjutnya dibahas tentang jenis dan cara-cara memahami ekspresi nonverbal. Konsep dan teori pada bagian ini dijadikan dasar dalam proses mengidentifikasi, mengklasifikasi, menafsirkan macam-macam ekspresi nonverbal menjadi sebuah model yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa.

Bab 3 berisi gambaran tentang disain penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan data, serta pedoman analisis. Pemilihan disain, metode, sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan, serta pedoman analisis disusun berdasarkan kebutuhan untuk memecahkan masalah (bab 1), dan berdasarkan landasan teoretis yang digunakan (bab 2).

Bab 4 berisi gambaran umum tentang hasil dan proses penelitian, deskripsi dan analisis terhadap data terpilih, penyimpulan hasil analsis, pembahasan hasil penelitian, serta rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran bahasa. Gambaran umum berisi penjelasan tentang jenis-jenis karakter data yang diperoleh, proses seleksi dan cara menganalis. Data-data berupa video dan transkrip tuturan verbal, dianalisis dengan menggunakan pedoman analisis yang telah dirumuskan. Proses penafsiran dilakukan dengan cara melakukan triangulasi terhadap tuturan verbal, ekspresi nonverbal, dan konfirmasi dari responden. Hasil analisis kemudian dirumuskan menjadi pola-pola ekspresi nonverbal. Berdasarkan temuan penelitian berupa model eskpresi nonverbal dengan menggunakan landasan teori tentang pembelajaran bahasa, penulis membuat rancangan pemanfaatan model ekspresi nonverbal tersebut dalam pembelajaran bahasa.

(17)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

BAB 3

MOTODE DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1Paradigma, Disain dan Metode Penelitian

Dengan mendasarkan pada teori yang membahas tentang karakter bahasa nonverbal, kedudukannya dalam kajian bahasa dan ilmu komunikasi, penulis memandang bahwa pendekatan yang tepat digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan perspektif fenomenologi. Alur penelitian menggunakan disain penelitian model Miles dan Huberman (Sugiyono,2009, hlm.338).

Dengan dasar rumusan masalah dan kerangka teori yang sudah disiapkan, peneliti memulai melakukan penelitian dengan pengumpulan data dari konteks kegiatan alamiah berupa perkuliahan dan bimbingan akademik dengan para mahasiswa. Tahap Pertama adalah tahap pengumpulan data menggunakan teknik utama observasi (dengan perekaman peristiwa komunikasi menggunakan handycam).

Data yang diperoleh kemudian diperiksa (Tahap reduksi Data), dipilah menjadi data utama, pendukung, dan data yang tidak dibutuhkan. Data utama adalah rekaman kegiatan perkuliahan, pecakapan, dan prilaku mahasiswa. Data penunjang adalah wawancara konfirmasi dan catatan lapangan. Data utama berupa rekaman video diubah menjadi wacana tulis. Wacana tulis berisi trankripsi tuturan lisan diserta dengan foto ekpresi penutur atau komunikan lain.

Langkah selanjutnya adalah display data. Data utama dan penunjang dipilah berdasarkan jenis ekspresi nonverbal yang diteliti, yaitu ekspresi wajah, gerakan anggota tubuh (tangan dan kaki), dan gerakan tubuh. Data tiap ekspresi nonverbal, dianalisis dan dideskripsikan sampai ke bagian-bagian yang spesifik. Hasi analisis kemudian diformulasi dalam bentuk prateori ekspresi nonverbal. Prateori ini berbentuk pernyataan-pernyataan teoretis yang mendeskripsikan pola atau model ekspresi nonverbal (Tahap Penyimpulan). Tahap terakhir adalah pengujian hasil formulasi dengan metode triangulasi dengan data, penafsiran peneliti, dan konfirmasi responden.

(18)

Agus Mulyanto, 2015

(19)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

3.2Tempat dan Sumber Data

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unversitas Islam Nusantara Bandung. Sumber data penelitian ini adalah ekspresi nonverbal para mahasiswa semester 3 yang terangkum dalam rekaman video presentasi perkuliahan. Data yang dianalisis adalah foto-foto yang menggambarkan ekspresi nonverbal mahasiwa ketika mempresentasikan dan bertanya-jawab dalam perkuliahan. Konteks penelitian adalah suasana perkuliahan dan konsultasi akademik mahasiswa dengan peneliti sebagai dosen.

3.3Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik observasi dan wawancara. Teknik utama penelitian ini adalah observasi dalam bentuk perekaman kegiatan perkuliahan dan bimbingan akademik. Perekaman dilakukan secara tersamar dan terus terang (sesuai kebutuhan dan situasi). Data yang diharapkan terkumpul adalah rekaman pola ekspresi wajah, gerakan tangan, kaki, dan gestur tubuh.

Teknik perekaman tersamar dilakukan untuk memperoleh data ekpresi wajah dan pikiran dan perasaan responden. Teknik perekaman ini dilakukan pada peristiwa komunikasi berbentuk presentasi hasil penelitian responden di depan kelas. Sebelum proses perekaman presentasi penelitian, responden secara berkelompok telah ditugasi melakukan penelitian penggunaan bahasa di masyarakat. Tugas tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran perkuliahan mata kuliah Sosiolinguistik yang dirancang berbasis penelitian. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh konfirmas studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data latar belakang responden. Simpulan hasil wawancara dan studi dokumentasi digunakan sebagai pembanding hasil penafsiran terhadap ekspresi nonverbal responden.

Data utama berupa rekaman peristiwa komunikasi yang terkumpul diolah dengan tahapan sebagai berkut:

a. Data diseleksi berdasarkan rumusan masalah dan keorisinalan data (ekspresi alamiah)

b. Data hasil perekaman, ditranskrip sehingga menjadi naskah rekaman dialog/presentasi yang terjadi pada peristiwa komunikasi yang direkam.

(20)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

penutur ketika berbicara.

d. Data naskah rekaman yang telah dilengkapi foto diklasifikasi berdasarkan jenis ekspresinya. Data kemudian dikelompokkan menjadi data ekspresi gestur tubuh, ekspresi wajah, ekspresi tangan, dan ekspresi kaki.

e. Data hasil proses klasifikasi dan dianalisis berulang-ulang sehingga ditemukan pola-pola standar, yang menjadi ciri setiap jenis ekspresi.

f. Penafsiran dan bentuk formulasi/teori model ekspresi

Data penunjang dalam penelitian ini simpulan hasil wawancara, makalah karya mahasiswa, dan hasil tes penguasaan konsep bahasa dan penelitian bahasa. Data Penunjang yang berupa wawancara, ditranskrip dan disisipkan dalam data yang berupa naskah rekaman dialog yang telah dilengkapi foto. Resume wawancara digunakan untuk mempertajam penafsiran terhadap ekspresi nonverbal yang terlebih dahulu telah dikonfirmasi dengan tuturan verbalnya.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hadycam, digital Camera, pencame, panduan wawancara, dan soal tes. Handycam dan kamera digunakan untuk

mengumpulkan data dalam bentuk vidio dan gambar. Voice recorder digunakan untuk memperoleh data berupa rekaman wawancara, dan soal tes digunakan untuk memperoleh data tingkat pemahaman siswa tentang topik yang dbahas.

3.5Proses Seleksi dan Pengujian Keabsahan Data

Sesuai dengan langkah-langkah pengolahan data yang telah dirumuskan pada bagian teknik pengumpulan dan pengolahan data, pengujian keabsahan data dilakukan dengan melakukan pengamatan berulang-ulang sehingga bisa diseleksi mana data ekspresi nonverbal yang alamiah, dan mana yang artificial, mana yang sesuai dengan tujuan penelitian, danmana yang tidak terlalu menunjang. Penulis berusaha melakukan penelitian langsung. Penggunaan petugas pembantu dilakukan dalam proses mentranskrip data rekaman dan penyisikan foto. Proses klaasifikasi dan analisis dilakukan peneliti dengan melakukan triangulasi tiga jenis data. Tiga jenis data tersebut adalah foto ekspresi nonverbal (data utama), naskah tuturan verbal sebagai alat penafsir utama, wawancara dengan narasumber sebagai pembanding.

(21)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

dan foto hasil rekaman kegiatan perkuliahan dan bimbingan akademik mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, A3. Data penunjang adalah hasil wawancara dan angket yang terkait dengan latar belakang mahasiswa. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian berjumlah 38 orang. Pada praktiknya tidak semua mahasiswa data rekamanya bisa atau perlu dianalisis. Hal tersebut tergantung pada kualitas rekaman yang diperoleh.

Pengambilan data dilaksanakan selama bulan September, Oktober, dan November disesuaikan dengan jadwal akademik perkuliahan mahasiswa. Bulan September dimulai dengan pemberian kuliah tentang dasar-dasar ilmu sosiolinguistik dan penelitian linguistik. Model perkuliahan berbasis penelitian, artinya mahasiswa diarahkan menyerap ilmu sosiolinguistik tidak hanya dari ceramah dan kajian literatur yang ditugaskan dosen, tetapi diberi peluang memperoleh data empiris langsung melalui proses penelitian.

Pemberian dasar-dasar sosiolinguistik diberikan selama bulan September melalui proses ceramah dan diskusi. Pada pertemuan pertama sampai keempat, dosen memberikan materi pengertian sosiolinguistik, bidang kajian sosiolinguistik, serta pemanfaatan sosiolinguistik dalam perencanaan bahasa dan pembelajaran bahasa. Mulai pertemuan kelima (Oktober) mahasiswa diperkenalkan dengan beberapa model penelitian sosiolinguistik. Mahasiswa diarahkan pada peningkatan kekritisan dalam memahami masalah, menentukan sumber data, menentukan metode, intrumen penelitian, mengidentifikasi, mengambil data, menganalisis, penafsiran data, dan mengambil kesimpulan serta mengaplikasikannya dalam tugasnya sebagai calon guru bahasa Indonesia.

Proses perkuliah penelitian sosiolinguistik dilakukan secara terintegrasi antara teori dan praktik. Ketika belajar teori tentang pemahaman masalah penelitian, mahasiswa juga berpraktik menentukan masalah penelitian yang akan mereka lakukan. Dalam menjalankan praktik penelitian, mereka berkelompok menjadi 7 kelompok penelitian. Tujuh kelompok tersebut diberi kebebasan mencari dan topik penelitian sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Topik penelitian sosiolinguistik yang mereka pilih adalah: bahasa status di facebook bahasa SMS, bahasa iklan/billboard, bahasa santri di pesantren, bahasa aktifis mahasiswa,

bahasa stiker, dan hubungan antara nama siswa dengan harapan orang tua. Proses penelitian

yang dilakukan dalam perkuliahan ini adalah proses penelitian sederhana, dengan hasil berupa makalah atau artikel penelitian penggunaan bahasa di masyarakat.

(22)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Pelaporan hasil penelitian mereka dirancang dalam bentuk seminar laporan hasil penelitian. Dosen memberikan jadwal giliran tampil dan kriteria penilaian bagi kelompok yang tampil. Pengambilan rekaman laporan hasil penelitian dilakukan pada tgl. 23, 27, dan 28 November 2011. Rekaman berbentuk video dan foto. Rekaman video kemudian ditranskrip dalam bentuk naskah. Hasilnya menjadi naskah mirip naskah drama. Naskah tersebut kemudian dilengkapi dengan foto sesuai dengan tuturan kalimat verbal yang diucapkan mahasiswa. Tidak semua disisipkan dalam naskah tersebut. Foto yang disisipkan adalah foto yang menunjukan adanya perubahan ekspresi yang selaras dengan tuturan verbal..

Rekaman selama proses perkuliahan dan seminar hasil penelitian mahasiswa dijadikan sumber data penelitian ekspresi nonverbal mahasiswa. Pengambilan data dilakukan secara sembunyi dengan menggunakan pencam (kamera berbentuk ballpoint), kamera remot (kamera berbentuk remote mobil), CCTV, dan handycam. Karena dilakukan secara tersembunyi, maka kualitas gambar sangat beragam. Gambar yang berkualitas buruk didapat dan CCTV sedangkan kualitas gambar yang paling bagus didapat dari handycam.

Dari hasil transkripsi rekaman dan menambahan foto ekspresi yang menyertai tuturan verbal, peneliti menemukan karakteristik hasil rekaman yang berbeda-beda. Berdasarkan penelaahan terhadap kualitas video/foto yang didapat, peneliti menemukan bahwa tidak semua rekaman memberikan data dengan kualitas yang sama sehingga pemanfaatannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan analisis. Berikut ini gambaran kualitas rekaman dan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian.

Tabel 3.1

Daftar Transkrip Rekaman Video dan Kesesuaiannya dengan Tujuan Penelitian

No. Judul Transkrip Rekaman Video Presentasi Hasil Penelitian Kelompok Mahasiswa

Kesesuaian Jenis Data dengan Tujuan Penelitian

1 Bahasa Status di Facebook Data yang terkumpul umumnya berbentuk ekspresi mahasiswa ketika berbicara di depan kelas. Jenis data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk ekspresi berbicara (produktif) khususnya ekspresi wajah dan tangan ketika berdiri. Sebagian bisa digunakan untuk ekspresi berbicara sambil duduk dan gestur tubuh

(23)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

dalam posisi duduk. Data ini sesuai untuk penelitian ekspresi nonverbal yang terkait dengan gestur dan posisi kaki. Terutama dalam sikap yang reseptif/menyimak.

3 Bahasa iklan/ Billboard Data video mirip dengan rekaman video bahasa SMS. lebih menyoroti pada ekspresi komunikan dalam posisi duduk. Data ini sesuai untuk penelitian ekspresi nonverbal yang terkait dengan gestur dan posisi kaki. Terutama dalam sikap yang reseptif.

4 Bahasa Santri di Pesantren Data umumnya berbentuk ekspresi mahasiswa ketika berbicara di depan kelas. Jenis data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk ekspresi berbicara (produktif) khususnya ekspresi wajah dan tangan ketika duduk. Sebagian bisa digunakan untuk ekspresi gestur.

5 Hubungan antara nama siswa dengan Harapan orang tua

Data foto diambil dari cctv, kualitas gambar buruk. Data yang diperoleh bisa digunakan untuk memahami pola penempatan diri dalam peristiwa komunikasi. Sesuai untuk menelitian ekspresi nonverbal terkait dengan proksemik/pengaturan jarak

6 Bahasa Aktifis Data foto diambil dari cctv, sehingga menampilkan pola posisi dan penempatan diri dalam peristiwa komunikasi. Sesuai untuk menelitian ekspresi nonverbal terkait dengan proksemik/pengaturan jarak 7 Bahasa Stiker Data foto diambil dari cctv, sehingga menampilkan

pola posisi dan penempatan diri dalam peristiwa komunikasi. Sesuai untuk menelitian ekspresi nonverbal terkait dengan proksemik/pengaturan jarak

Dari tujuh data di atas, deskripsi dan analisis empat data pertama dianalisis sebagai data utama penelitian. Tiga rekaman data lainnya dijadikan pembanding dan dicuplik sesuai dengan kebutuhan penelitian.Hal ini dilakukan karena karakteristik data kelima sampai ketujuh cenderung monoton dan memberikan fenomena cenderung sama.

Selain data di atas, peneliti memperoleh pula rekaman suasana sebelum dimulai perkuliahan dan setelah selesai mengikuti perkuliahan. Data yang diperoleh adalah gambaran gerak dan suasana. Tuturan verbal pada data ini tidak bisa ditranskrip karena terkendala kualitas suara karena jarak yang terlalu jauh.

3.6 Pedoman Analisis Data

(24)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

verbal, dan foto-foto atau gambar ekspresi yang menyertainya. Data kedua adalah hasil wawancara untuk mengkonfirmasi makna pesan nonverbal yang disampaikan mahasiswa (narasumber). Dengan melakukan triangulasi terhadap tida jenis data tersebut (tuturan verbal, gambar ekspresi nonverbal, dan konfirmasi narasumber), penulis melakukan formulasi model ekspresi nonverbal mahasiswa.

Dalam melakukan analisis, penulis berpedoman pada prosedur berikut:

a. Analisis data rekaman video dilakukan dengan menganalisis tiga data sekaligus. Data pertama adalah transkrip rekaman video berupa narasi konteks dan tuturan verbal mahasiswa. Data berupa transkrip ini dipisahkan berdasarkan lingkup konteksnya. Pemisahan Konteks berdasarkan ruang lingkupnya merujuk pada metode analisis yang dikembangkan Ibu Mahad (1999) dan Soesono (1992) seperti tampak pada bagan berikut:

b. Analisis dilakukan terhadap satuan kalimat. Kalimat dilihat sebagai satu kesatuan pesan yang dibentuk oleh unsur subjek, predikat, objek/pelengkap, dan keterangan. Unsur subjek, predikat, objek/pelengkap, dan keterangan direpresentasikan dalam bentuk kata atau frasa. Penggambaran ekspresi nonverbal dilakukan dengan menyisipkan foto hasil capture terhadap video, sesuai dengan tuturan verbal yang menyertainya. Fokus analisis dilakukan dengan melakukan triangulasi terhadap tiga data sekaligus, yaitu tuturan verbal, foto ekspresi nonverbal, dan konfirmasi penutur. Kegiatan mengidentifikasi dan menafsirkan

Bagan 3.2

(25)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

pola ekspresi nonverbal menggunakan tuturan verbal untuk memaknainya kemudian dikonfirmasikan terhadap narasumber (penutur).

Contoh Deskripsi dan Analisis Data :

Table 3.1

Model Analisis Ekspresi Nonverbal

Konteks, Topik, dan Subtopik

Perkuliaahan Sosiolinguistik. Peristiwa tuturan presentasi laporan penelitian dengan topik bahasa pesantren.

Data tuturan verbal dan nonverbal

Konfirmasi Penutur

Paham dan menguiasai bahan pembicaraan. Karena gugup sempat lupa judul/topic penelitian kelompok.

penafsiran Pandangan mata yang melihat ke atas yang kongruen dengan tuturan vebal dan sejalan dengan gerakan organ sekluster merupakan ekspresi ragu/lupa dan berusaha mengingat. Gerakan mata dan muka melihat ke objek (naskah) adalah cara memastikan bahwa yang dituturkan benar.

c. Data hasil analisis terhadap tuturan verbal, ekspresi nonverbal, dan konfirmasi penutur diklasifikasi menjadi empat jenis ekspresi yaitu ekspresi wajah, tangan, kaki, dan tubuh. d. Deskripsi pola ekspresi nonverbal dirumuskan menjadi pedoman penafsiran terhadap

(26)

Agus Mulyanto, 2015

(27)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Y. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Achmad, H.P. & Abdullah A. (2013). Linguistik Umum. Jakarta : Erlangga

Agha, A. (2007). Language And Social Relations. Cambridge : Cambridge University Press. Alwasilah, A. C.(2008). Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Arifin, Z. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Universitas.

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Barthes, R. (2007). Petualangan Semiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bednarek, M. and Martin, J. R..(2010). New Discourse on Language Functional Perspectives on Multimodality, Identity, and Afiliation. London: Continuum International.

Berger, C.R., Roloff, M.E. & Ewoldson, D.R.R. (2014). The Handbook of Communication Science. Bandung: Nusamedia.

Bowden, M. (2010). Winning Bodylanguage, Control the Conversation, Command Attention, and Convey the Right Message Without Saying a Word. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Charles R. B, Michael E. R, David R. R.(2014). Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung: Nusamedia.

Chomsky, N. (2000). New Horizons in the Study of Language and Mind. Cambridge: Cambridge University Press.

Ciencki, A. & Muller C. (2008). Metaphora and Gesture. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.

Cozby, P. C. (2009). Methods in Behavioral Research. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Danesi, M. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra. Darma, Y.A. (2009). Analisi Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Dee, D. (2013). Trik Membaca & Menguasai Isi Hati, Pikiran dan Perasaan Orang Lain. Yogyakarta: Araska.

Ekman, P. (2009). Membaca Emosi Orang. Jogjakarta: Think.

Ekman, P. (2003). Emotions Revealed Recognizing Faces and Feelings to Improve Communication and Emotional Life. New York: Times Book.

Finoza, L. (2005). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Givens, D.B.(2002). The Nonverbal Dictionary Of Gestures, Signs & Language Cues. Washington: Center For Nonverbal Studies Press.

(28)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Guerrero, L. K. & Floyd, K. (2006). Nonverbal Communication In Close Relationships. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates.

Halim, Amran. (1969). Intonasi dalam Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Studi Pesan Politik Dalam Media Cetak Pada Masa Pemilu 1999). Makara, Sosial Humaniora, Vol. 8, No. 1, April 2004.

Hamidi. (2010). Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press.

Hargie, Owen (Ed.).(2006). The handbook of Communication Skills (Third edition). East Sussex: Routledge.

Harrigan, J.A., Robert R., & Klaus R. S. (2005). The New Handbook of Methods in Nonverbal Behavior Research. New York: Oxford Universiy Press.

Hidayat, A.A. (2006). Filsafat Bahasa (Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna , dan Tanda). Bandung Rosdakarya.

Holmes, D.(2005). Communication Theory Media, Technology, Society. London: SAGE Publications.

Ibrahim, A. S. (1990). Sosiolinguitik: Sajian, Tujuan, Pendekatan, dan Problem. Malang: Usaha Nasional.

Ibrahim, A. S. (Ed.). (2009). Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. James, J. (2010). The Body Language. Jakarta : Ufuk Press.

Jorgensen, M. W. & Louise J. P. (2007). Analisis Wacana (Teori dan Metode). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaelan. (2009). Filsafat Bahasa, Semiotika, dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma. Kalam (Jurnal Kebudayaan). (2000). Menguak Tubuh. Jakarta: Yayasan Kalam.

Kanto, E. dan Ilona K.(2010). Wajahmu Mengatakan Segalanya. Yogyakarta: Beranda. Kaplan, D. & Robert A. M.(2002). Teori Budaya. Yogyakata: Pusaka Pelajar.

Karimah, K.E. & Wahyudin, U.(2010). Filsafat dan Etika Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran

Kearney, A. J. (2008).Understanding Applied Behavior Analysis,An Introduction to ABA for

Parents, Teachers, and other Professionals. London: Jessica Kingsley Publishers.

Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

Kridalaksana, H. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kuhnke,E.. (2007). Body Language For Dummies. Chichester,West Sussex, England : John Wiley & Sons, Ltd.

(29)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Kuswarno, E. (2008). Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi. Bandung. Widya Padjadjaran.

Lakotl, G. (2003). Metaphors we live . Chicago : University of Chicago Press.

Lapoliwa, H. (1998). Lafal Bahasa Indonesia baku. Makalah dalam Kongres bahasa Indonesia VII, Pusat Bahasa, Jakarta.

Leech, G..(1993). Prinsip-prinsip Pragmatik (terjemahan The Principles of Pragmatics, 1983). Jakarta: UI Press, Universitas Indonesia.

Littlejohn, S.W. & Foss, K.A. (2009). Teori Komunikasi (Theories of Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika

Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa (Tahapan Strategi, metode, dan Tekniknya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

McCarthy, P. (2007).The Face Reader (Discover anyones personality, compatibility, and challenges through Chinese Face Reading. Sydney: Allen & Unwin.

McNeill, D. (ed.). (2000). Language and gesture. Cambridge : Cambridge University Press . Muhadjir, N.(2007). Metodologi Keilmuan (Paradigma Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed).

Jokjakarta: Rake Sarasin.

Mulyana, D. & Solatun. (2008). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Muriel, S.T. (2003). The Ethnography of Communication : an Introduction. Oxford : Blackwell Publishing.

Navarro, J. (2010). What Every Body is Saying. Yogyakarta: Katakita.

Oktavia, N. A.. (2014). Simple Ways To Read People Characteristics. Jogjakarta.

Pease, A. dan Barbara P. (2007). Bahasa Tubuh (Kunci Sukses dalam Karier dan Pergaulan). Jakarta: Arcan.

Priyatni, E.T.(2014). Disain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, M. N. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pusat Bahasa. (2009). Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Putra, D. E. (2008). Membaca Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh. Bandung: Kaifa. Rakhmat, J. (2015). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya

Rahardi, K. (2009). Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.

Rahyono, FX. (2003). Intonasi Ragam Bahasa Jawa Keraton Yogyakarta: Kontras Deklarativitas, Interogativitas, dan Imperativitas. (Disertasi). Depok: Pascasarjana UI.

(30)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Samsuri. (1988). Berbagai Aliran Linguistik abad XX. Jakarta: Depdikbud.

Setianti, Y. (2007). Bahasa Tubuh Sebagai Komunikasi NonVerbal. Bandung: Unpad. Severin, W.J. & Tankard, J.W. (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group. Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media. Bandung: Rosdakarya.

Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya. Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Subroto, E. (2007). Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press. Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja

RosdaKarya.

Sugiyono. (2003). Pemarkah Prosodik Kontras Deklaratif dan Interogatif Bahasa Melayu Kutai. (Disertasi). Depok: Pascasarjana UI.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sunardi, ST.(2002). Semiotika Negativa.Yogyakarta: Kanal.

Suparwa, I Nyoman. (2007). Fonologi Posleksikal Bahasa Melayu Loloan Bali. (Online) Http://Ojs.Unud.Ac.Id/Index.Php/Linguistika/Article/View/261.

Supriyadi. (2013). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Gorontalo. Tubbs, S. L. & Sylvia, M. (1996). Human Communication (Konteks-konteks Komunikasi).

Bandung: Rosdakarya.

Wilce , J. M. (2009). Language and Emotion.Cambridge: Cambridge University Press.

Wrench, J.S., Virginia, P. R., & Joan G..(2009). Communication, Affect, & Learning In The Classroom. San Fransisco: http://Creativecommons. Org/Licenses/By-Nc-Nd/3.0/Us/

Young, G. G. (2010). Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta: Think.

Yule, G.. (2006). Pragmatik (terjemahan Pragmatics, 1996). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(31)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Agus Mulyanto,

Tempat, Tgl. Lahir : Bandung, 14 Agustus 1967. Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Email : agusmulyantouin@ gmail.com

Alamat : Jl. Bakung V no 17 Rancaekek

Kencana, Rt 03/15 Rancaekek Kab. Bandung.

A. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama PT IKIP Bandung Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Tahun Masuk-Lulus 1986-1991 1999-2001

Judul

Penerapan Teknik Mencatat Peta Pikiran dalam Pembelajaran Membaca Kritis di SMA PGII 2 Bandung TA 2000-2001

B. Pengalaman Menyampaikan Makalah Secara Lisan Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 International Seminar on

15 November 2014 di Ruang Rapat Utama Siswa TK dan SD di Bandung

(32)

Agus Mulyanto, 2015

MODEL EKSPRESI NONVERBAL MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Bandung dilihat dari Asal Bahasa serta

Harapan O

rang Tua Pendidikan Harmoni

7 Seminar Nasional

Menumbuhkembangkan Pendidikan Karakter melalui pembelajaran bahasa dan budaya”

Karakter Kesantunan dalam Ekspresi Nonverbal

Universitas Bung Hata, Padang 10 November 2011

8 dalam Seminar Nasional “ Bahasa ,Sastra, dan Pembentukan Karakter”,

Perkembangan Penelitian Teori Bahasa Indonesia, Standardisasi Bahasa, dan Pendidikan Karakter Bangsa.

Jogjakarta, 24 Januari 2011, Universitas Gajah Mada dan UPI Bandung

9 Seminar Nasional

‘Implementasi PTK pada Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah’.

Strategi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar dan Menengah

Gambar

Tabel 1.2
Tabel 3.1
gambar ekspresi nonverbal, dan konfirmasi narasumber), penulis melakukan formulasi model
Table 3.1 Model Analisis Ekspresi Nonverbal

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrakulikuler adalah kegiatan jam pelajaran sekolah yang biasa dilakukan di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan

[r]

“ Pengaruh Kompensasi Finansial dan Non Finansial Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset daerah Kabupatrn Jeneponto, Skripsi,

Skor hasil pensekoran rubrik keaktifan belajar siswa kelas 4 SD Kristen Masehi Temanggung Kecamatan Temanggung kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2012/2013 pada pelajaran IPS,

I have the honour to refer to the negotiations between the represen- tatives of the Government of the Republic of Pakistan and the representatives of the

developing stem cell research using a patent system in Indonesia, the following discussion will examine stem cell patents in three different countries, the USA,

Ketidak hadiran sesuai dengan jadwal tersebut serta tidak dapat memperlihatkan data asli / legalisir sesuai dengan dokumen penawaran/sistem SPSE, maka perusahaan

maka dapat diberikan surat rekomendasi tidak keberatan untuk melaksanakan riseUpenelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul proposal: "FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA