• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN : Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN : Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner di Kota Bandung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar/FPEB/658/UN.40.7.D1/LT/2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN

DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

(Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner di Kota

Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Guzzantian Virga 1006004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

(Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner di Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Susanti Kurniawati, S.Pd, M.Si NIP. 197601112009122003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(3)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

(Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner di Kota Bandung)

Oleh

Guzzantian Virga 1006004

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Guzzantian Virga Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

(5)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

“Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Diferensiasi Produk terhadap Pendapatan (Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner

di Kota Bandung)”

di bawah bimbingan Susanti Kurniawati, S.Pd, M.Si

Oleh

Guzzantian Virga 1006004

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung yang mengalami penurunan dalam kurun waktu 2 bulan terakhir. Hal ini terjadi karena berbagai faktor diantaranya, pengetahuan kewirausahaan dan kurang variatif produk-produk yang ditawarkan. Berdasarkan faktor tersebut maka diidentifikasi penyebab menurunnya pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung disebabkan oleh faktor perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk.

Dalam penelitian ini yang menjadi responden penelitian yaitu pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung yang tergabung kedalam Komunitas Grobag Bandung sebanyak 32 orang pengusaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatori dengan mengggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, sedangkan dalam analisis data menggunakan program Eviews 6.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk berada pada kategori tinggi sedangkan pendapatan berada pada kategori sedang cenderung tinggi. Setelah dilakukan analisis data didapatkan hasil, secara parsial variabel perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dan variabel diferensiasi produk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Sedangkan secara simultan perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk berpengaruh terhadap pendapatan.

Kata Kunci : Pendapatan, Perilaku kewirausahaan, Diferensiasi Produk,

(6)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

“Influence Behavior Entrepreneurship and Product Differentiation Of Income (Survey Against Employers Culinary Creative Industries in Bandung)”

under the guidance of Susanti Kurniawati, S.Pd, M.Si

By

Guzzantian Virga 1006004

Problems in this study is the income entrepreneurs culinary creative industries in Bandung, which decreased with in the last 2 months. This occurs due to various factors, including, knowledge of entrepreneurship and less varied products offered. Based on these factors, the identified causes of the decline in revenue growth of creative industries culinary entrepreneurs in Bandung caused by factors of entrepreneurial behavior and product differentiation.

In this study, there search respondents are entrepreneurs in culinary creative industries in Bandung incorporated into Grobag Bandung Community who consist of 32 people entrepreneurs. The method used in this research is an explanatory survey by using a questionnaire as a data collector and data analysis techniques using multiple linear regression, where as the data analysis using Eviews 6 program.

Based on the conclusion, Entrepreneurial behavior and product differentiation at the high category, while revenue are in the category of moderate to high. After analyzing the data obtained result, that in partial entrepreneurial behavior significantly influence the revenue and product differentiation variables significant effect on earnings. While simultaneously entrepreneurial behavior and product differentiation effect on revenue.

(7)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 12

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Konsep Pendapatan ... 12

2.1.2 Pasar Persaingan Monopolistik ... 16

2.1.3 Konsep Perilaku Kewirausahaan ... 21

2.2.3.1 Konsep Perilaku ... 21

2.2.3.2 Konsep Kewirausahaan ... 22

2.2.3.2 Ciri-Ciri Kewirausahaan ... 27

2.1.4. Konsep Diferensiasi Produk ... 32

2.1.4.1 Pengertian Diferensiasi Produk ... 32

2.1.4.2 Ruang Lingkup Diferensiasi Produk. ... 34

2.1.5. Keterkaitan Perilaku Kewirausahaan terhadap Pendapatan ... 35

2.1.6. Keterkaitan Diferensiasi Produk terhadap Pendapatan ... 36

2.1.7. Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu ... 37

2.2 Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 39

2.2.1. Kerangka Berpikir ... 39

2.2.2. Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Metode Penelitian ... 42

(8)

vi

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3. Populasi dan Sampel... 42

3.9.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 54

3.9.3.3. Uji Autokorelasi ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1. Hasil Penelitian ... 56

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

4.1.2. Gambaran Umum Responden ... 57

4.1.2.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

4.1.2.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ... 60

4.1.2.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan ... 61

4.1.2.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengalaman ... 62

4.1.2.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 64

4.1.3. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 65

4.1.3.1. Pendapatan ... 65

4.1.3.2. Perilaku Kewirausahaan ... 66

4.1.3.3. Diferensiasi Produk ... 74

4.1.4. Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... 80

4.1.4.1. Hasil Uji Validitas ... 80

4.1.4.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 81

4.1.5. Hasil Uji Normalitas ... 82

4.1.6. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 82

(9)

vii

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.6.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

4.1.6.3. Hasil Uji Autokorelasi ... 84

4.1.7 Hasil Persamaan Regresi ... 84

4.1.8 Hasil Pengujian Hipotesis ... 86

4.1.8.1. Hasil Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 86

4.1.8.2. Hasil Analisis Regresi Secara Simultan (Uji f) ... 87

4.1.8.3. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Uji R) ... 88

4.2. Pembahasan ... 88

4.2.1. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan ... 88

4.2.2. Pengaruh Perilaku Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatan ... 92

4.3. Implikasi Pendidikan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1. Kesimpulan ... 96

5.2. Saran-saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(10)

viii

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung ... 2

Tabel 1.3 Jumlah Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung ... 3

Tabel 1.4 Rata-Rata Pendapatan Pengusaha Kuliner Periode Mei-Juni Tahun 2014 (Per Hari) di Kota Bandung ... 8

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 37

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 43

Tabel 4.1 Pengusaha Kuliner Komunitas Grobag Bandung ... 58

Tabel 4.2 Gambaran Umum Pengusaha Kuliner Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 4.3 Gambaran Umum Pengusaha Kuliner Berdasarkan Usia... 61

Tabel 4.4 Gambaran Umum Pengusaha Kuliner Pendidikan Terakhir ... 62

Tabel 4.5 Gambaran Umum Pengusaha Kuliner Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 63

Tabel 4.6 Gambaran Umum Pengusaha Kuliner Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja .... 64

Tabel 4.7 Rata-Rata Pendapatan Bulan Juli-September 2014 ... 66

Tabel 4.8 Frekuensi Skor Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Kreativitas ... 68

Tabel 4.9 Skor Kriterium dari Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Kreativitas ... 69

Tabel 4.10 Frekuensi Skor Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Inovasi ... 70

Tabel 4.11 Skor Kriterium dari Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Inovasi ... 70

Tabel 4.12 Frekuensi Skor Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Memiliki Jiwa Kepemimpinan ... 72

Tabel 4.13 Skor Kriterium dari Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Memiliki Jiwa Kepemimpinan ... 72

Tabel 4.14 Frekuensi Skor Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Keberanian Mengambil Resiko ... 73

Tabel 4.15 Skor Kriterium dari Perilaku Kewirausahaan Dalam Hal Keberanian Mengambil Resiko ... 74

Tabel 4.16 Frekuensi Skor Diferensiasi Produk Dalam Hal Keistimewaan ... 77

Tabel 4.17 Skor Kriterium dari Diferensiasi Produk Dalam Hal Keistimewaan ... 77

Tabel 4.18 Frekuensi Skor Diferensiasi Produk Dalam Hal Bentuk ... 78

Tabel 4.19 Skor Kriterium dari Diferensiasi Produk Dalam Hal Bentuk... 79

Tabel 4.20 Frekuensi Skor Diferensiasi Produk Dalam Hal Kinerja ... 80

Tabel 4.21 Skor Kriterium dari Diferensiasi Produk Dalam Hal Kinerja ... 80

Tabel 4.22 Uji Validitas untuk Soal Perilaku Kewirausahaan dan Diferensiasi Produk . 81 Tabel 4.23 Uji Reabilitas Variabel ... 82

Tabel 4.24 Hasil Uji Multikolinearitas ... 83

Tabel 4.25 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

(11)

ix

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

x

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva TR, AR, dan MR dalam Pasar Persaingan Sempurna ... 14

Gambar 2.2 Kurva TR, AR, dan MR dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna ... 15

Gambar 2.3 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Keuntungan ... 18

Gambar 2.4 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Kerugian ... 19

Gambar 2.5 Keseimbangan Pasar Monopolistik dalam Jangka Panjang ... 20

Gambar 2.6 Analisis Perilaku Kewirausahaan ... 26

Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 4.1 Pengusaha Kuliner Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Gambar 4.2 Pengusaha Kuliner Berdasarkan Usia ... 61

Gambar 4.3 Pengusaha Kuliner Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 62

Gambar 4.4 Pengusaha Kuliner Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 63

Gambar 4.5 Pengusaha Kuliner Berdasarkan Tenaga Kerja ... 64

(13)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan di bidang ekonomi adalah sektor perindustrian.

Dalam era globalisasi, sektor perindustrian mengalami banyak tantangan. Salah satunya dengan adanya CAFTA (China ASEAN Free Trade Area). Dengan adanya perdagangan bebas tersebut sektor industri yang paling terpuruk yaitu industri kecil dan menengah.

Industri kecil dan menengah memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan industri kecil dan menengah adalah bidang organisasi dan kurangnya akses informasi guna memperoleh permodalan, pemasaran, dan bahan baku. Kelemahan yang dimiliki industri kecil dan menengah tersebut harus diantisipasi dengan solusi yang nyata, tidak hanya oleh pelaku industri namun didukung juga oleh pemerintah serta masyarakat. Jika industri kecil terpuruk maka akan mengakibatkan terganggunya stabilitas perekonomian nasional. Walaupun pengaruhnya tidak sebesar industri besar namun karena kegiatan industri kecil langsung pada kegiatan ekonomi masyarakat maka sudah tentu akan berpengaruh langsung pada masyarakat.(Kemenkop UKM, 2012)

Peranan industri kecil dan menengah dalam perekonomian memiliki peranan penting didalam pembangunan nasional. Kemampuan untuk tetap bertahan dimasa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor industri kecil dan menengah merupakan bagian industri yang kuat. Sektor industri kecil dan menengah dapat membantu pemerintah dalam upaya peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan peningkatan

(14)

2

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan terhadap industri kecil dan menengah merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi perlu untuk dilakukan. Industri kecil dan menengah memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Industri kecil dan menengah merupakan awal dari tumbuhnya industri besar. Hampir semua industri besar berawal dari Industri kecil dan menengah. Industri kecil dan menengah harus terus ditingkatkan dan dapat

berperan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar.

Tabel 1.1

Jumlah Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung

Tahun 2009-2012

Tahun Unit Usaha

2009 18.695

2010 15.307

2011 11.726

2012 10.821

Sumber : Badan Pusat Statistik

Apabila dilihat dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha kecil dan menengah yang terdapat di Kota Bandung pada tahun 2009 terdapat sebanyak 18.695 unit usaha, sedangkan pada tahun 2012 terdapat sebanyak 10.821 unit usaha. Terjadi jumlah penurunan unit usaha dari tahun 2009-2012.

Tabel 1.2

Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung

Tahun 2009-2012

Tahun Tenaga Kerja

2009 121.720

2010 100.940

2011 113.871

2012 98.821

(15)

3

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyerapan jumlah tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh usaha kecil menengah di Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 1.2. Pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh usaha kecil menengah di Kota Bandung adalah sebanyak 121.720 orang, sedangkan pada tahun 2012 terdapat sebanyak 98.821 orang tenaga kerja. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 terjadi fluktuasi penyerapan tenaga kerja oleh usaha kecil dan menengah di Kota Bandung.

Sehingga dapat diduga bahwa salah satu penyebab menurunnya jumlah usaha kecil dan menengah di Kota Bandung adalah tingginya persaingan usaha

kecil dan menengah di Kota Bandung. Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat bersaing lebih memilih menutup usahanya daripada mempertahankan usahanya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah usaha kecil dan menengah pada tabel 1.1 yang terus menurun dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Sedangkan penyerapan jumlah tenaga kerja yang dilakukan oleh usaha kecil dan menengah cukup tinggi, contohnya dapat dilihat pada tabel 1.2 pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh usaha kecil dan menengah sebanyak 121.720 orang. Jadi dengan adanya usaha kecil dan menengah dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kota Bandung

Tabel 1.3

Jumlah Pengusaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung

Tahun 2009-2012

Tahun

Pengusaha

Kecil

(Orang)

Menengah

(Orang)

2009 3.119 668

2010 1.187 308

2011 1.187 308

2012 1.187 308

Sumber : Disperindag Jawa Barat (Tersedia di www.disperindag.jabarprov.go.id)

(16)

4

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 diatas, dapat dilihat jumlah pengusaha di Kota Bandung semakin menurun dari tahun ke tahun, baik itu pengusaha kecil maupun menengah. Penurunan yang paling besar terlihat pada jumlah pengusaha kecil. Pada tahun 2009 jumlah pengusaha kecil yang ada di Kota Bandung sebanyak 3.119 orang, sedangkan pada tahun 2010-2012 jumlah pengusaha kecil di Kota Bandung turun menjadi 1.187 pengusaha.

Saat ini, dunia memasuki era ekonomi ke-empat, yaitu era ekonomi yang menempatkan informasi, kreativitas, dan inovasi berperan sebagai penggerak

dalam pertumbuhan ekonomi. Era ekonomi ini disebut dengan era ekonomi kreatif. Era ekonomi kreatif merupakan kelanjutan dari era informasi, seperti yang diungkapkan oleh Alvin Tofler dalam Future Shock pada tahun 1970 bahwa peradaban manusia terdiri dari tiga gelombang: era pertanian, era industri, dan era informasi. (Esti dan Suryani, 2008)

Definisi ekonomi kreatif dalam cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 adalah era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Sedangkan definisi industri kreatif dalam cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta. (Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, 2008)

Analisis umum karakteristik industri kreatif berdasarkan hasil studi pemetaan industri kreatif Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007 adalah sebagai berikut :

(17)

5

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan jumlah perusahaan dengan sensivitas yang tinggi. Pertumbuhan jumlah perusahaan yang fluktuatif mengindikasikan bahwa pondasi industri kreatif yang belum kokoh, namun juga berarti kondisi entry dan exit barrier cenderung kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan di industri kreatif

cenderung tergolong Small and Medium Enterprises, ataupun sektor informal, sehingga entrepreneur lebih memilih menutup

perusahaan daripada melakukan lay off karyawan, ketika kondisi pasar buruk, dan kembali membentuk perusahaan ketika kondisi pasar membaik.

c. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja juga tinggi, namun tidak setinggi fluktuasi pertumbuhan jumlah perusahaan. Dengan produktivitas tenaga kerja yang cenderung konstan. seharusnya fluktuasi tenaga kerja, setidaknya sama dengan fluktuasi jumlah perusahaan. Karena setiap satu perusahaan yang keluar dari industri, juga mengikuti dengan pengurangan jumlah tenaga kerja. Namun yang terjadi tidak demikian. Hal ini bisa mengindikasikan beberapa kemungkinan, seperti; pasar tenaga kerja industri kreatif yang fleksibel dan pasar produk yang labil. Ketika perusahaan A memperoleh order, pada saat yang sama perusahaan B kehilangan order. Perusahaan B sementara akan berhenti beraktivitas, dan perkerjanya berpindah ke perusahaan A. Akibatnya, perubahan jumlah perusahaan lebih fluktuatif dibanding perubahan jumlah tenaga kerja.

d. Memiliki level teknologi dan produktivitas capital yang relative

konstan. Selain industri berbasis IT, subsektor industri kreatif bukan merupakan industri dengan level teknologi high-tech, dan juga bukan jenis industri capital intensive.

(18)

6

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif menjelaskan bahwa, “Pengembangan ekonomi kreatif adalah pengembangan kegiatan ekonomi yang berdasarkan kreativitas, ketrampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pengembangan ekonomi kreatif menekankan pada pengembangan 15 subsektor

industri kreatif nasional, yakni: Periklanan; Arsitektur; Pasar seni dan barang antik; Kerajinan; Desain; Fashion; Film, video, dan fotografi; Permainan

interaktif; Musik; Seni pertunjukan; Penerbitan dan percetakan; Layanan komputer dan piranti lunak; Radio dan televisi; Riset dan pengembangan; dan Kuliner.”(Renstra Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012-2014, 2012)

Kuliner merupakan kegiatan kreatif yang baru dimasukan kedalam sektor industri kreatif. Pada awalnya kuliner tidak termasuk kedalam sektor industri kreatif, tetapi setelah dilakukan studi oleh Kemenparekraf (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) terhadap kuliner di Indonesia maka didapatkan kuliner termasuk kedalam sektor industri kreatif. Pertimbangan lainya dimasukannya kuliner kedalam sektor industri kreatif dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan keunggulan komparatif bagi Indonesia. Dikarenakan kurangnya perhatian dan pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif tidak tergali sehingga tidak dapat bersaing di pasar internasional.

Industri kuliner merupakan salah satu sub-sektor industri kreatif yang memiliki peranan penting dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf, kuliner yang merupakan 1 dari 15 sektor ekonomi kreatif menyumbangkan pendapatan terbesar bagi industri kreatif di Indonesia atau

(19)

7

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim (2012), “Terdapat tiga kriteria industri kreatif kuliner, yakni bahan baku kuliner mudah didapat, kedua kuliner tersebut telah dikenal oleh masyarakat luas, serta ada pelaku profesional kuliner tersebut.” Sedangkan menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (2012), “Kuliner yang termasuk kedalam industri kreatif harus memiliki

ciri khas kuliner Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain seperti, rendang padang, sate, nasi goreng, dan kopi luwak yang sudah dikenal di mancanegara”

(Kemenparekraf, 2012).

Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi kriteria industri kreatif kuliner adalah, memiliki ciri khas kuliner Indonesia, kedua bahan baku kuliner mudah didapat, ketiga kuliner tersebut telah dikenal luas, dan keempat ada pelaku profesional kuliner.

Perkembangan industri kreatif kuliner di Indonesia khususnya Kota Bandung tidak terlepas dari permasalahan. Kota Bandung yang dikenal oleh masyarakat sebagai kota wisata kuliner menyebabkan banyak bermunculan para pelaku usaha kuliner baru, baik itu kuliner dalam negeri maupun kuliner mancanegara, hal itu yang menjadi salah satu penyebab tingginya persaingan kuliner di Kota Bandung. Dunia usaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung dihadapkan pada keadaan perekonomian yang semakin sulit, hal tersebut dikarenakan ketatnya persaingan di industri kreatif kuliner di Kota Bandung yang menyebabkan penurunan pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung. Jadi apabila pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung tidak mampu bersaing maka pengusaha-pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung akan gulung tikar dan menutup usahanya.

Terdapat beberapa komunitas kuliner di Kota Bandung, diantaranya adalah

(20)

8

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu memiliki ciri khas kuliner Indonesia. Sehingga anggota yang tergabung kedalam komunitas ini adalah kuliner-kuliner khas Indonesia, kuliner asing tidak dapat bergabung ke dalam komunitas ini.

Dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang memperlihatkan bahwa pendapatan pengusaha kuliner di Kota Bandung yang tergabung kedalam Komunitas Grobag Bandung cenderung menurun. Hal tersebut dapat dilihat dari

rata-rata pendapatan per Bulan yang diterima oleh pengusaha kuliner Komunitas Grobag Bandung pada Bulan Mei hingga Juni tahun 2014.

Tabel 1.4

Rata-Rata Pendapatan Pengusaha Kuliner Periode Mei-Juni

Tahun 2014 (Per Bulan) di Kota Bandung

No Nama Usaha

Pendapatan

(Rp.) Pertumbuhan

(%) Ket.

Mei Juni

1 Nasi Goreng

Anglo 23.500.000 22.000.000 -6,38 Menurun

2 Batagor H.Ihsan 18.000.000 18.000.000 0 Tetap

3 Ikan Bakar Bang

Yos 32.000.000 29.500.000 -7,81 Menurun

4 Lotek Katineung 13.600.000 11.400.000 -16,17 Menurun

5 Es Duren Pa Aip 15.000.000 15.000.000 0 Tetap

6 Soto Ojolali 17.500.000 17.500.000 0 Tetap

7 Bebek Bandung 17.000.000 16.000.000 -5,88 Menurun

8 Sate Raos 22.000.000 19.500.000 -11,36 Menurun

9 Bubur Cipaganti 12.500.000 9.000.000 -28 Menurun

10 Ayam Regita 14.300.000 10.600.000 -25,87 Menurun

Jumlah 185.400.000 168.500.000 -9,11 Menurun

(21)

9

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 pengusaha kuliner di Kota Bandung yang tergabung kedalam komunitas Grobag Bandung maka didapatkan hasil, 7 pengusaha kuliner mengalami penurunan rata-rata pendapatan per Bulan dari periode Mei hingga Juni tahun 2014. Dan 3 pengusaha kuliner lainnya memiliki pendapatan yang tetap tidak berubah.

Apabila dilihat dari tabel 1.4 maka pendapatan pengusaha kuliner di Kota

Bandung secara keseluruhan mengalami penurunan pada Bulan Juni, penurunan pendapatan pengusaha kuliner di Kota Bandung pada Bulan Juni mengalami

penurunan sebesar 9,11 %.

Para pelaku usaha kuliner di Kota Bandung harus bersiap menghadapi perdagangan bebas regional yang dibungkus dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera bergulir pada tahun 2015 mendatang. Nantinya, produk impor, termasuk tenaga kerja asing, akan bebas masuk ke Indonesia, termasuk ke industri Jawa Barat. Berlakunya MEA akan menambah tingginya persaingan. Jika mampu bersaing maka industri kuliner dalam negeri akan semakin maju, sebaliknya jika gagal, industri lokal akan gulung tikar. Karena apabila tidak dapat bersaing, industri skala kecil khususnya industri kuliner ini akan terus menyusut, kalah bersaing dengan industri yang lebih besar.

Penurunan pendapatan yang dialami oleh para pengusaha kuliner di Kota Bandung, dipengaruhi oleh kurangnya inovasi yang dimiliki oleh para pengusaha tersebut, sehingga produk kuliner yang dihasilkan sulit bersaing dengan produk-produk lainnya yang otomatis akan menurunkan tingkat pendapatan, hal ini dampak dari produk kuliner tidak banyak berubah dalam satu tahun terakhir. Selain itu pengusaha kuliner di kota bandung kurang berani mengambil resiko usaha, seperti memproduksi produk kuliner yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan pengusaha beranggapan bahwa produk kuliner

(22)

10

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengusaha kuliner tidak melakukan diferensiasi produk terhadap produk kulinernya yang menyebabkan lemah dalam hal karakteristik produk yang ditawarkan. Karena dengan adanya pengembangan produk yang bervariatif akan membuat harapan terhadap minat konsumen sehingga akan mempengaruhi pendapatan. Menurut Juang Novrianto (2014) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa, “Untuk menghadapi persaingan kuliner dibutuhkan strategi diferensiasi produk, karena dengan adanya diferensiasi produk maka produk kuliner yang dimiliki oleh pengusaha dapat bersaing dengan perusahaan kompetitor dalam menjalankan usahanya”. Sedangkan menurut Ernani Hadiyati (2012) dalam jurnalnya dijelaskan bahwa, “Dalam menghadapi persaingan usaha pengusaha harus memiliki perilaku kewirausahaan dalam hal kreativitas dan inovasi, dengan memiliki perilaku kewirausahaan dalam hal kreativitas dan inovasi maka produk yang dihasilkan oleh pengusaha tersebut akan lebih variatif”. Khristianto (2008) berpendapat, “Walaupun suatu negara hanya memiliki potensi sumber daya alam yang terbatas, akan tetapi memiliki keunggulan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, maka bisa dipastikan mereka bisa survive di masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “ PENGARUH PERILAKU

KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP

PENDAPATAN ( Survey terhadap Pengusaha Industri Kreatif Kuliner di

Kota Bandung )”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan, dari berbagai faktor yang mempengaruhi pendapatan, penulis membatasi beberapa masalah yang akan diteliti, diantaranya yaitu perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

(23)

11

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner?

3. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner?

4. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan masalah yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk

dan pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner.

2. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan dan diferensiasi

produk terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner.

3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner.

4. Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang kajian ekonomi mikro

2. Manfaat Praktis

(24)

12

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

(25)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji

hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori (explanatory method) yaitu suatu metode penelitian yang

bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 91), “Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Tujuan dari penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.”

3.2 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :18), “Objek penelitian adalah variable penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.” Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diteliti yaitu 2 variabel bebas yaitu perilaku kewirausahaan (X1) dan diferensiasi produk (X2), serta varibel terikat yaitu Pendapatan (Y). Adapun subjek dalam penelitian ini adalah para pengusaha kuliner di Kota Bandung yang tergabung ke dalam komunitas Grobag Bandung

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :130), “Populasi adalah keseluruhan

(26)

43

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dalam penentuan jumlah sampel pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung dilakukan dengan mengunakan teknik sampling jenuh. Teknik ini diambil berdasarkan pendapat Sugiyono (2006 : 95) yaitu “Sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Karena populasi kurang dari 100 maka teknik sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 32 pengusaha

dan biasa disebut sampling jenuh atau sensus.

3.4 Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian terlebih dahulu setiap variable didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasional variable. Hal ini dilakukan agar setiap variable dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukuran secara jelas. Operasional variable secara rinci diuraikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

(27)

44

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

(28)

45

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5 Sumber dan Jenis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172), “Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.” Sumber data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah : 1. Data primer

Data primer merupakan data yang dihimpun langsung oleh peneliti. Data ini diperoleh dari pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung.

2. Data sekunder

(29)

46

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah cara dan alat yang dipakai dalam memperoleh informasi/keterangan mengenai objek penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara, pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang

dipergunakan sebagai pelengkap data.

2. Studi observasi yaitu dengan meninjau dan mengamati secara langsung objek

yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

3. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar pertanyaan yang telah disusun dan disebarkan kepada responden agar diperoleh data yang dibutuhkan.

4. Studi literature, yaitu dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data-data dari buku-buku, internet dan media cetak lainya yang berhubungan dengan konsep dan permasalahan yang diteliti.

3.7 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti merupakan suatu alat pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2006:146).

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket mengenai perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan Pendapatan.

(30)

47

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

positif dan negatif. Pernyataan yang skala jawabannya memiliki beberapa ketentuan. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Cukup Setuju : 3

Kurang Setuju : 2

Tidak Setuju : 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan dari pembuatan angket yaitu dengan cara mengetahui pengaruh antara perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk terhadap pendapatan,

2. Menentukkan objek penelitian yang akan dijadikan sebagai responden yaitu pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung,

3. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden, 4. Memperbanyak angket,

5. Menyebarkan angket,

6. Mengelola angket dan menganalisis hasil angket.

3.8 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan agar dapat diketahui sifat substitusi dari data penelitian, dengan demikian dapat diketahui normal tidaknya sebaran data yang bersangkutan. Selain itu uji normalitas dilakukan untuk mengetahui teknik analisis data yang akan digunakan, statistik parametrik atau statistik non parametrik. Pengujian menggunakan Eviews 6 dengan melakukan uji Jarque-Bera (JB) dengan kriteria (Yana Rohmana, 2010 : 53) :

1. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai statistik JB mendekati nol dan probabilitasnya mendekati 1

(31)

48

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.9 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotestis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah terdapat data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus dirubah menjadi data interval melalui Methods of

Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval

(MSI) dalam pengukuran sikap adalah untuk menaikan pengukuran ordinal ke interval. Selanjutnya setelah data ordinal menjadi interval langsung diolah dengan

persamaan regresi linier berganda.

Langkah-langkah Methods of Succesive Interval (MSI) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan frekuensi setiap respon

2. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif

4. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

5. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon.

6. Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformed scale value (TSV).

Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu regresi linier berganda. Tujuan analisis linier berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya hubungan serta pengaruh antara beberapa variable bebas dengan satu variable terikat. Rumus perhitungan dari regresi

berganda adalah sebagai berikut :

(32)

49

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana :

Y = Pendapatan Pengusaha X1 = Perilaku Kewirausahaan X2 = Diferensiasi Produk β0 = intercept (konstanta) β1, β2, = koefisien regresi e = faktor pengganggu

3.9.1 Tes Validitas

Tes validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrument. Dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Cara menguji validitas :

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah responden 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung korelasi antar masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment :

 

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 146)

Dimana :

R = Koefisien validitas yang dicari

X = Skor yang diperoleh dari subjek setiap item Y = Skor total item instrument

∑ X² = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X ∑ Y² = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = Jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah :

(33)

50

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 - 0,59 : Validitas sedang 0,60 - 0,89 : Validitas tinggi 0,90 - 1,00 : Validitas sangat tinggi

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan nilai tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2) dimana n menyatakan jumlah baris atau banyaknya responden. Karena data berupa skor 1-5 maka rumus yang digunakan

adalah teknik korelasi product moment. Peneliti menggunakan Microsoft Exell

2007 dalam pengolahan data.

3.9.2 Tes Reliabilitas

Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat dipercaya karena instrument sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach

karena data berupa skor 1-5. Rumus Alpha Cronbach untuk mencari reliabilitas instrument adalah :

r = (k − 1) 1 −k ∑σσb t

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 171)

Keterangan :

r = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal ∑σb² = Jumlah varian butir

σ1² = Varian total

Keputusannya dengan membandingkan r11 dengan r tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :

(34)

51

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.9.3 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), uji simultan (uji F) dan uji koefisien determinasi majemuk (R²)

Hipotesis Penelitian :

a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kewirausahaan dan pendapatan

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kewirausahaan dan pendapatan

b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara diferensiasi produk dan pendapatan

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara diferensiasi produk dan pendapatan

3.9.3.1 Uji Parsial (Uji t) :

Uji t statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerapkan variasi variabel terikat. Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%.

Adapun langkah-langkah untuk menguji rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: H0 : β1≤ 0,

Ha : β1 > 0,

Artinya: variabel perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk secara parsial mempunyai hubungan yang positif terhadap pendapatan.

(35)

52

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 

1

Dimana

1* merupakan nilai pada hipotesis nol.

Selain rumus tersebut, ada rumus yang lebih sederhana lainnya, yaitu sebagai berikut:

(Yana Rohmana, 2010 : 50)

c. Setelah tstatistik atau thitung diperoleh, kemudian membandingkan dengan t tabel dengan α disesuaikan.

Cara memperoleh ttabel yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : t tabel = n-k

d. Adapun kriteria yang digunakan untuk uji t adalah:

 Apabila nilai t

hitung>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Y)).

 Apabila nilai t

hitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

(variabel bebas (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Y)).

3.9.3.2 Uji Simultan (Uji F) :

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall

significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui

seberapa pengaruhnya. Uji t tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan.

Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (keseluruhan

variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y),

2. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (keseluruhan

(36)

53

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.9.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan (goodness of fit) dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel terikat Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. determinasi majemuk

(multiple coefficient of determination) dinyatakan dengan R2. Koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Besarnya nilai R2 berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 < R2 < 1.

Jika nilai R2 semakin mendekati 1 (satu) maka model tersebut baik dan pengaruh antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin kuat (erat berhubungannya).

3.9.4 Pengujian Asumsi Klasik

Dalam menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS maka data harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, heteroskedatisitas dan autokorelasi.

3.9.4.1 Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen (Yana Rohmana, 2010: 141). Untuk mengetahui apakah suatu model regresi mengandung multikolinieritas atau tidak, ada beberapa cara untuk mendeteksinya, antara lain :

1. Dapat dilihat dari besar nilai R2

Jika suatu model memiliki nilai R2 cukup tinggi yaitu sekitar 0,80-1,0 dan memiliki sedikit variabel independen yang signifikan. Dengan demikian, dapat diduga adanya multikolinieritas.

(37)

54

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara mendeteksi multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi parsial antar variabel. Hal ini dapat kita lihat apabila besar koefisiennya rendah, maka di dalam model yang digunakan tersebut tidak mengandung multikolinieritas. Sebaliknya jika koefisiennya tinggi (0,8-1,0), maka model yang digunakan patut diduga adanya hubungan linier antar variabel. Dengan demikian dapat diduga adanya multikolinieritas.

3. Regresi Auxiliary

Cara ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel

independen, misalnya seperti: X1 dan X2. Dari hasil regresi tersebut, maka akan menghasilkan nilai R2 dan nilai F. Dalam hal ini ada ketentuannya, ketentuannya adalah:

Jika nilai Fhitung> Fkritis pada α dan derajat kebebasan tertentu, maka model kita

mengandung unsur multikolinieritas, dan begitu juga sebaliknya.

Dari beberapa cara mendeteksi multikolinieritas, penulis menggunakan uji korelasi parsial antar variabel dan membandingkan R2 parsial dengan R2 estimasi, untuk mengetahui terdapat multikoliniearitas atau tidak. Sedangkan asalan digunakannya uji korelasi parsial antar variabel, hal itu dikarenakan sesuai dengan sifat data.

Jika suatu model mengandung multikolinieritas, maka ada beberapa cara untuk mengatasinya, antara lain (Yana Rohmana, 2010:150):

a. Memiliki informasi apriori

b. Menghilangkan variabel independen

c. Menggabungkan data cross-section dan data time series d. Transformasi variabel

e. Penambahan data

3.9.4.2 Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi pokok lain dalam model regresi linier klasik ialah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

2

(38)

55

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastis adalah menjadi tidak efisiennya estimator OLS akibat variansnya tidak lagi minimum. Pada akhirnya dapat menyesatkan kesimpulan, apalagi bila dilanjutkan untuk meramalkan.

Heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui beberapa cara antara lain : melalui metode grafik, test park (uji park), uji Glejser (Glejser test), uji korelasi spearmant, uji goldfield-Quandt, uji Breusch-Pagan-Godfrey, uji umum

heteroskedastis white, uji heteroskedastis berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika linier.

Pada penelitian ini peneliti akan mendeteksi heteroskedastis dengan metode Glejser, karena metode tersebut sesuai dengan sifat data, kriteria metode Glejser (Yana Rohmana, 2010:168) :

1) Apabila melalui pengujian hipotesis lewat uji-t terhadap variabel independennya ternyata signifikan secara statistik, berarti model tersebut terjadi heteroskedastis.

2) Apabila melalui pengujian hipotesis lewat uji-t terhadap variabel independennya ternyata tidak signifikan secara statistik, berarti model tersebut tidak terjadi heteroskedastis

3.9.4.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya korelasi antara satu variabel penganggu dengan pengganggu lainnya. Biasanya autokorelasi muncul pada data yang bersifat cross section (antar objek), tetapi autokorelasi juga sering muncul pada data yang memiliki sifat time series. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji metode Breusch-Godfrey atau uji Lagrange Multiplier untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan terkena autokorelasi atau tidak. Penulis menggunakan uji metode Breusch-Godfrey atau uji Lagrange

Multiplier dikarenakan sesuai dengan sifat data. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan metode ini, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitasnya (Yana Rohmana, 2010 : 200).

(39)

56

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(40)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang pengaruh perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk terhadap pendapatan pada pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung

sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk berada pada kategori tinggi, sedangkan pendapatan berada pada kategori sedang cenderung tinggi. Indikator dalam perilaku kewirausahaan yang memiliki pengaruh paling tinggi adalah memiliki jiwa kepemimpinan, sedangkan indikator perilaku kewirausahaan yang memiliki pengaruh paling rendah adalah keberanian mengambil resiko. Sedangkan indikator dalam diferensiasi produk yang memiliki pengaruh paling tinggi adalah diferensiasi produk dalam hal keistimewaan. Dan Indikator diferensiasi produk yang memiliki pengaruh paling rendah adalah diferensiasi produk dalam hal kinerja rasa.

2. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung. Dengan kemampuan melakukan kreativitas dan inovasi, pengusaha dapat menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dengan pengusaha lain, sehingga membuat konsumen tertarik. Selain itu, keberanian mengambil resiko dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, akan menciptakan kegiatan usaha yang terorganisir dengan baik. Maka dengan adanya peningkatan perilaku kewirausahaan akan meningkatkan pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung.

(41)

97

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kinerja rasa, produk yang dihasilkan akan bervariatif dan dapat meningkatkan minat konsumen. Maka dengan adanya peningkatan diferensiasi produk akan meningkatkan pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung

4. Perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota

Bandung. Jadi secara simultan, semakin tinggi dan meningkatnya perilaku kewirausahaan dan tingginya diferensiasi produk para pengusaha, maka

akan meningkatkan pendapatan pengusaha industri kreatif kuliner di Kota Bandung.

5.2 Saran

Adapun saran-saran penulis uraikan diantaranya sebagai berikut :

1. Pengusaha harus menciptakan jenis produk kuliner yang beragam yang terbuat dari bahan baku yang sama. Sedangkan untuk mencari lokasi pasar yang luas, pengusaha harus memanfaatkan media sosial yang sedang menjadi trend di masyarakat, sehingga pengusaha dapat dengan mudah mencari lokasi pasar yang baru. Pengusaha harus memiliki inovasi dalam hal meningkatkan produksi maupun dalam mengembangkan usaha. Pengusaha harus mencari cara yang efektif dan efisien dalam melakukan inovasi tersebut. Selain itu dalam menjalankan usaha pengusaha harus memiliki keberanian mengambil resiko dan jiwa kepemimpinan yang baik sehingga usaha dapat terorganisir dengan baik,

2. Dalam hal diferensiasi produk, pengusaha harus memiliki produk kuliner yang memiliki keistimewaan. Keistimewaan tersebut didapatkan dari nama produk kuliner yang unik dan mudah diingat oleh konsumen. Selain itu produk kuliner harus memiliki keistimewaan tersendiri yang membedakan

(42)

98

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai cita rasa lokal yang khusus, dengan memiliki cita rasa lokal yang khusus maka pengusaha dapat bertahan di tengah tingginya persaingan usaha kuliner.

3. Untuk pemerintah pusat maupun daerah setempat melalui instansi terkait dapat ikut berperan serta dalam membantu para pengusaha dengan cara mengadakan pelatihan-perlatihan atau seminar yang khusus diperuntukan

bagi para pengusaha. Sehingga dengan adanya seminar dan pelatihan-perlatihan yang sesuai dengan usaha yang dijalani, maka pengusaha

kuliner dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan produk bervariatif, memiliki jiwa kepemimpinan dan keberanian mengambil resiko untuk mengorganisir usaha agar menjadi lebih baik. 4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan :

a. Menambah variabel independen yang tentunya dapat mempengaruhi varibel dependen (pendapatan) agar lebih melengkapi penelitian ini b. Memperbanyak pengambilan responden dengan menggunakan

(43)

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku dan Karya Ilmiah

A. Jajang W. Mahri. 2015. Konsep Dasar Kewirausahaan (Pengertian dan

Karakteristik). Materi disampaikan dalam Pelatihan Kewirausahaan bagi

Mahasiswa Kerjasama Upi

Aditya Dion Mahesa, Edy Raharja. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha. Journal Of Management. Vol 01, (1), 130-137

Badan Pusat Statistik. Kota Bandung Dalam Angka. Berbagai edisi. BPS

Buchari, Alma. 2003. Kewirausahaan Edisi Revisi. Bandung : Alfabeta

Case & Fair. 2007. Prinsip-prinsip ekonomi mikro. Jakarta: Prehallindo

Damodar Gujarati. 2001. Ekonometrika Dasar. New York : McGraw- Hill Higher

Departemen Perdagangan RI. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia

2025. Jakarta: Depdagri

Edi Noerrsasongko. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik di Jawa Tengah.

Publikasi Ilmiah Universitas Merdeka. Malang

Esti, Ratih Kusumaning, Suryani, Dinie.2008. “Potret Industri Kreatif Indonesia”. Economic Review, No. 212, Hlm.1-8

Hadiyati, Ernani. 2012. “ Kreativitas dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Pemasaran Kewirausahaan Pada Usaha Kecil”. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 01, (3), 135-151

Hawkin, Katleen L. & Peter A. Turla. 1986. Test Your Entrepreneurial IQ. Barbara Publisher

Hendra Ardiansyah. 2011. “Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Perilaku

Kewirausahaan, dan Deferensiasi Produk Industri Mebel”. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 12, (4), 186-195

Joesron, Tati Suhartati. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : PT Salemba Empat

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta : Prenhallindo

(44)

100

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012). Renstra Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012-2014. Jakarta: Kemenparekraf

Khristianto, W. 2008. Peluang dan Tantangan Industri Kreatif di Indonesia. Jurnal

Bisnis dan Manajemen. Vol 5, (1), 33-48

Lipsey, RG & Steiner PO. 2003. Pengantar Mikro Ekonomi : Edisi Kesepuluh

Terjemahan A. Jaka Wasana & Kibrandoko. Jakarta : Binarupa Aksara

Mariana, Rina Rifqie. 2009. Pengaruh Diferensiasi Produk Kripik Tempe Terhadap Loyalitas Konsumen. Jurnal Media Pendidikan, Gizi, dan

Kuliner. Vol. 1, (1), 1-14

Mc Clelland, David C. 1961. The Archiev Society. New York : A Division of Macmillan Publishing Co., Inc.

Meredith G, Geoffrey. 2000. Kewirausahaan : Teori dan Praktik. Jakarta : Pustaka Binaan Presindo

Michael E. Porter. 2007. Strategi Bersaing. Tangerang : Kharisma Publishing Group

Miftah Thoha. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Murniati, D.E. 2009. Peran Perguruan Tinggi Dalam Triple Helix Sebagai Upaya

Pengembangan Industri Kreatif. Seminar Nasional Peran Pendidikan

Kejuruan Dalam Pengembangan Industri Kreatif. Jurusan PTBB FT UNY, 21 Nopember.

Nafarin. 2006. Penganggaran Perekonomian. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Novrianto, Juang. 2014. Strategi Diferensiasi Produk Dalam Menghadapi Persaingan Kuliner (Kasus Bisnis SOP Tunjang Tampan di Pekanbaru).

Jurnal Online Mahasiswa. Vol 1, (1), 1-11

Niswonger, Warren, Reeve, and Fees. 2005. Accounting. Prinsip-Prinsip

Akuntansi. Diterjemahkan : Alfonso Sirait dan Helda Gunawan. Jakarta :

Erlangga

Ricard A. Billas. 1994. Teori Mikro Ekonomi. PT Gelora Aksara Pratama : Jakarta Sabri. 2013. Kewirausahaan (Entrepreneurship) : Modal Manusia Dalam

Membangun Perekonomian. Jurnal Ekonomika. Vol 4, (7), 26-32

Samuelson, Paul.A dan William, D.N. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. PT.Media Global Edukasi. Jakarta

(45)

101

Guzzantian Virga, 2015

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soedjono, Ibnoe. 1993. Kewirakoperasian. Pembahasan Makalah The

Entrepreneur Cooperative. Bandung : IKOPIN

Sukirno,Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses menuju

Sukses. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Vivin Oblivia, Ratih Indriyani. 2013. Analisa Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan Inovasi Produk Terhadap Pertumbuhan Usaha Kerajinan Gerabah di Lombok Barat. Jurnal Agora. Vol 01, (1), 20-31

Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Yuyun Wirasasmita. 1994. Kewirausahaan : Buku Pegangan. Jatinangor : UPT-Penerbitan IKOPIN

Zimmerer, W. Thomas, Norman M Scarborough. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta : Prenhallindo

Sumber Dari Internet

Disperindag Jawa Barat. 2013. Jumlah Pengusaha Kecil, Menengah, Besar di

Kota Bandung Tahun 2009-2012. [Online]. Tersedia :

http://disperindag.jabarprov.go.id/index.php/pages/detail/2014/286/Pengus aha-Kecil-Menengah-Dan-Besar-Di-KabupatenKota#. [18 Juli 2014]

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Industri Kreatif Kuliner.

[Online]. Tersedia :

http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=1098. [18 Juli 2014]

Gambar

Tabel 1.2
Tabel 1.4
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan edible film dari campuran tepung tapioka, kitosan, gliserin dan ekstrak buah naga merah (hylocereus Costaricencis) sebagai pengemasan sosis sapi dilakukan dengan

Dengan terciptanya sistem peminjaman perpustakaan SMU Negeri 109 yang terkomputerisasi diharapkan dapat membantu untuk memudahkan staf perpustakaan dalam melakukan proses

Masalah yang sering terjadi di Penyewaan Mobil ini yaitu dalam hal pencatatan data pemasukan dan secara manual yang sering mengalami kesalahan sehingga dengan menggunakan Visual

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kebe radaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Tujuh Titik Bebas PKL Kota Bandung” ini beserta seluruh

Husdarta, JS (2001), Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Ekplorasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran

Some Features of Children's Ideas and their I m plication for Teaching dalam Driver, R; Guesne, E; &amp; Tiberghien (ed) Children's Idea in Science.. Milton Keynes: Open

Pembayaran jasa lingkungan (PJL) hutan mangrove di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat sebagai perlindungan ekosistem mangrove dinilai cocok untuk diterapkan. Hal

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang “ Gambaran Pengetahuan Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5. Lembang ” , maka penulis