• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Program Studi D3 Keperawatan

Oleh

Aditya Kresnawan Aminudin

1009100

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

Gambaran Pengetahuan Remaja

tentang Pornografi pada Siswa Kelas

VIII di SMPN 5 Lembang

Oleh

Aditya Kresnawan Aminudin

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

© Aditya Kresnawan Aminudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

(4)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

(5)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2013

Aditya Kresnawan Aminudin NIM. 1009100

Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5 Lembang

XI + 44 Halaman, V BAB, 9 Tabel, 2 Gambar, 4 Lampiran

ABSTRAK

Pada masa perkembangan remaja memberikan informasi mengenai sex education

sudah seharusnya diberikan agar remaja tidak mencari informasi yang tidak jelas

dan negatif. Kurangnya pengetahuan remaja menjadi salah satu faktor utama

kasus timbulnya pornografi,pengaruh adanya pornografi menyebabkan

penyimpangan seksual yang marak terjadi pada remaja di negara kita. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat pengetahuan remaja

berdasarkan karakteristik di SMPN 5 Lembang.Penelitian ini menggunakan

desain deskriptifpada 98 sampel melalui teknik Total sampling. Instrumen yang

digunakan berupa tes kuesionerdan diolah secara univariat. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat 3 orang atau 3% memiliki pengetahuan baik, 32

orang atau 33% responden memiliki pengetahuan cukup dan 63 orang atau 64%

responden memiliki pengetahuan kurang. Diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua instansi yang terkait untuk meningkatkan perkembangan

pengetahuan remaja dalam pornografidan dapat memberikan kontribusi dalam

mengevaluasi program keperawatan komunitas.

Kata kunci : Gambaran, pengetahuan remaja, pornografi

(6)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

(7)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

(8)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

C. Konsep Pornografi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian 34

B. Hasil Penelitian 36

C. Pembahasan 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 43

B. Saran 43

(9)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa depan bangsa dan negara terletak dipundak dan tanggung

jawab remaja.Jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang

semakin membaik, besar harapan kebaikan dan kebahagiaan kehidupan

bangsa dapat diharapkan,namun jika terjadi sebaliknya maka keadaan

bangsa jauh dari yang diharapkan, bahkan bisa menjadi kehancuran suatu

bangsa.Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat akibat dari proses

modernisasi dan globalisasi telah mengakibatkan perubahan pola

kehidupan,etika dan nilai-nilai moral khususnya hubungan perilaku

seksual. Berbagai efek samping dari media elektronik seperti film,VCD

dan lain-lain atau media cetak seperti buku-buku,majalah dan bacaan

lainnya sangat mudah diamati dan bahkan dilihat atau dibaca oleh remaja

dan anak.Berbagai obat-obatan, ganja, minuman keras, pornografi beredar

demikian mudah dikalangan remaja,bahkan amat mudah pula dilihat dan

diketahui oleh anak yang menginjak dewasa (Loekmono, 1998).

Di Indonesia,pornografi telah menjadi hal yang sangat umum

karena sangat mudah diakses oleh setiap kalangan usia.Aliansi Selamatkan

Anak (ASA) indonesia (2006) menyatakan bahwa indonesia selain

menjadi negara tanpa aturan yang jelas tentang pornografi, juga mencatat

rekor sebagai negara kedua setelah rusia yang palig rentan penetrasi

pornografi terhadap anak-anak (BKKBN, 2004).

Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia terakhir

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan

sebanyak 5.912 wanita di umur 15-19 tahun secara nasional pernah

melakukan hubungan seksual.Sedangkan pria di usia yang sama berjumlah

6.578 atau 3,7 persen pernah melakukan hubungan seks.Namun yang

mengejukan kasus hubungan seks pranikah ini justru terjadi di pedesaan.

(11)

2

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

desa jumlahnya lebih besar dibanding perkotaan.perkotaan 0,9 persen,

kalau di perdesaan 1,7 persen.Alasannya,tingkat pendidikan warga desa

yang rendah berpengaruh terhadap hubungan seks.Data BKKBN tidak

berbeda jauh dengan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas

PA).Sebagaimana diketahui, pada bulan Juni 2010 dilakukan terhadap

2.488 responden menemukan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia

13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka, 52

persen yang memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi, 50 persen dari

remaja itu mengaku menonton media pornografi, dan setelah dilakukan

penelitian mengenai pornografi bahwa responden yang terangsang setelah

menonton tayangan porno sebesar 84,4% dan sebanyak 2,2% berakhir

dengan melakukan hubungan seksual dan 31,5 % melakukan

onani/masturbasi. Dari 92 responden yang terangsang oleh pornografi

sebesar 90,2 % terangsang karena adegan seks dalam film. Pornografi

menyebabkan dorogan seksual tinggi pada responden remaja laki-laki

sebesar 50,9% dan pada perempuan sebesar 5,1%.Bahkan, dalam survei di

sebuah sekolah Islam di Jakarta, diperoleh hasil yang mencengangkan,

separuh lebih anak usia 9-14 tahun yang disurvei telah mengenal

pornografi dalam segala bentuknya.

Pengetahuan remaja tentang situs-situs pornografi membuat anak

mudah untuk mengakses situs- situs porno di internet.Hal ini membuat

kasus pemerkosaan dibawah umur yang dilakukan oleh para remaja

meningkat.Menurut KOMNAS PA,kasus pemerkosaan yang dilakukan

oleh anak di bawah umur meningkat sebesar 20%.Yayasan Kita dan Buah

Hati pernah melakukan survei sepanjang tahun 2005 di antara kalangan

anak-anak SD, usia 9-12 tahun. Respondennya 1.705 anak di Jabodetabek.

Ditemukan, ternyata 80 persen dari anak-anak itu sudah mengakses materi

pornografi dari bermacam-macam sumber: komik-komik, VCD/DVD, dan

situs-situs porno (Replubika,21/05/2006).

Perkembangan dan kebebasan media massa adalah tolak ukur

(12)

3

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekarang ini, media cetak dan elektronik berkembang cukup pesat.Secara

kuantitas media seperti koran, tabloid, televisi, VCD, dan internet sangat

jauh meningkat dibandingkan masa sebelumnya.Namun hal yang perlu

disayangkan adalah peningkatan ini tidak dibarengi dengan peningkatan

kualitas.Bila kita mencermati isinya, banyak media yang tidak berbobot

dan terkesan hanya berorientasi terhadap komersialisme, atau dengan kata

lain sesuai selera pasar. Namun pihak-pihak yang bersangkutan lupa untuk

memikirkan aspek edukasi dan nilai-nilai yang sesuai dengan budaya

masyarakat.

Menurut bahasa, pornografi berasal dari kata Yunani “porne” yang

berarti perempuan jalang dan graphein berarti menulis.Sedangkan menurut

Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2008, tentang Pornografi

didefinisikan bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto,

tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak

tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media

komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan

atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam

masyarakat.

Dampak dari pornografi itu sendiri sangat merugikan remaja itu

sendiri.Psikologi Ike R.Sugianto mengatakan efek psikologis pornografi

dari internet bagi anak sangat memicu kelainan seksual kesehatan mereka,

dan anak yang mengenal pornografi sejak dini akan cenderung menjadi

anti sosial,tidak setia,kekerasan dalam rumah tangga,tidak sensitif,

memicu kelainan seksual dan menimbulkan kecanduan mengakses internet

pada situs game dan porno.Selain itu juga pengaruh adanya pornografi

dapat menyebabkan penyimpangan seksual diantaranya: Gangguan

identitas jenis kelamin,pemerkosaan,inces,homoseksualitas, fetihism,

nekrofilia, sadime dan machocism.Pengaruh pornografi terhadap

penyimpangan seksual juga menyebabkan banyaknya hubungan seks pra

(13)

4

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dari studi pendahuluan yang dilakukan di kelas VIII

SMPN 5 lembang pada tanggal 10 April 2013 oleh peneliti di dapatkan

data bahwa dari 10 siswa yang diwawancara 8 orang mengatakan bahwa

pornografi merupakan masalah tetapi kurang mengetahui tentang dampak

dan cara pencegahanya sedangkan 2 siswa mengatakan bahwa pornografi

bukan masalah dan sesuatu hal yang lazim di masyarakat.

RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi adalah satu cara pemerintah

indonesia untuk memberantasnya, selain itu juga pengetahuan remaja

mengenai beragam bentuk pornografi dan dampak negatifnya harus

diketahui oleh para remaja,di bantu peran serta orang tua untuk lebih

mengawasi anaknya dan pendekatan terhadap agama.Berdasarkan uraian

di atas bisa disimpulkan bahwa pornografi membawa dampak negatif

terhadap kehidupan manusia khususnya bagi remaja.Oleh sebab itu

melihat beragam bentuk pornografi baik secara muatan atau mediumnya

,membuat kita menyadari bahwa perjuangan untuk memberantasnya perlu

dilakukan secara serius.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pornografi membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia

terutama bagi remaja sebagai penerus bangsa yang terus diracuni

,mudahnya remaja mendapatkan materi pornografi menjadi penyebab

utama penyimpangan seksual. Banyaknya penyimpangan seksual yg

dilakukan remaja adalah akibat dari prilaku pornografi yang tinggi di

kalangan remaja.Maka berdasarkan latar belakang masalah di atas

rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana Gambaran

Pengetahuan Remaja Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5 LEMBANG”.

(14)

5

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi pada

siswa kelas VIII Di SMPN 5 Lembang.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi

dan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

khusunya ilmu keperawatan tentang pornografi dan diharapkan hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi penelitian lain yang ada kaitanya

dengan gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi berdasarkan

karakteristik.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi pihak

sekolah untuk mengurangi angka pornografi di kalangan anak sekolah

dan diharapkan bagi pihak sekolah pengetahuan tentang pornografi

menjadi acuan untuk diselenggarakanya program anti pornografi.

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah

Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis

memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan.Merupakan uraian tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB IIKajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran.Merupakan landasan

teori yang digunakan dalam analisis temuan dilapangan dan uraian

(15)

6

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III Metode Penelitian.Dalam bab ini akan diuraikan lokasi dan

subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisa data serta

prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan sampai

penyusunan laporan akhir.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini membahas

mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini membahas mengenai hasil analisis

temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi

(16)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu25

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan di dibahas tentang metode penelitian meliputi :

A. Lokasi dan Populasi penelitian

Lokasi penelitian yang akan diambil adalah siswa-siswikelas VIII

SMPN 5 Lembang, terletak di Kp. Cicalung 1A RW 02 RT 08 Desa

Wangun Harja Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sampel penelitian atau objek

yang akan diteliti (Notoadmojo, 2005), populasi pada penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi kelas VIII di SMPN 5 Lembang berjumlah 98orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling

karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.Sampel yang

diambil dari penelitian ini adalah 98 orang.

B.Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adlah desain

penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah Suatu Penelitian

yangdilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaansecara Objektif (Notoadmojo,

2005).Desain penelitian ini digunakan untuk Memecahkanatau Menjawab

(17)

26

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Deskriptif juga berarti penelitian yangdimaksudkan untuk menjelaskan

fenomena ataukarakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu

secara akurat.Dengan kata lain : Penelitian deskriptif dilakukanuntuk

mendeskripsikan seperangkat peristiwa ataukondisi populasi saat

ini.Penelitian deskriptif merupakan cara untukmenemukan makna

baru,menjelaskan sebuahkondisi keberadaan, frekuensikemunculan

sesuatu, dan mengkategorikaninformasi.Penelitian Deskriptif dilakukan

dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan

seringmenunjukkan hubungan atara berbagai variabel.

Adapun langkah-langkah desain penelitian yang disusun oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

Populasi

Sampel

(Total Sampling)

Analisa Data

Pengolahan Data

Hasil Pengolahan Data

(18)

27

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian

C.Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah

ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan

metode ilmiah dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan

adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan(Sugiono, 2012).

D. Definisi Oprasional

Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara

oprasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memingkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Notoatmojo, 2005).

Tabel 3.1 Definisi Opersional

no variabel Definisi Oprasional Alat ukur Hasil ukur

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang

(19)

28

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. I

nstrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang

digunakan adalah kuisioner, dimana peneliti mengumpulkan data secara

formal kepada subjek dan subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Notoadmojo, 2005). Kuisioner

yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan pilihan ganda

(a, b, c, d) sebanyak 21 pertanyaan responden memilih jawaban yang telah

disiapkan yang dianggap benar dengan diberi tanda silang.Jika jawaban

benar diberi nilai 1 dan jika jawaban salah diberi nilai 0(Arikunto, 2006).

F. Proses Pengembangan instrumen

1. Validitas

Validitas adalah Suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen atau alat

pengukur dikatakan valid, jika alat ukur itu mengukur apa yang harus

diukur oleh alat itu. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah.(Notoadmojo, 2006).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mampu

mengukur apa yang hendak kita ukur,uji coba instrumen dilakukan di

SMPN 6 Lembang karna mempunya karkteristik dan ciri yang

sama,dilakukan pada 20 orang responden.

(20)

29

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data dihitung dengan rumus sebagai berikut :

��

=

X1 : rata-rata skor total yang dijawab benar soal nomor i

Xt : rata-rata skor total semua responden

P1 : proporsi jawaban yang benar untuk butir soak nomor i

Q1 : proporsi jawaban yang salah untuk butir soak nomor i

St : standar deviasi skor total semua responden, dengan rumus

St =

∑(�−�²

Keputusan uji :

Bila, hitung (r pearson) ≥ ᵣ tabel : artinya pertanyaan tersebut valid Bila, hitung (rpearson) ≤ ᵣ tabel: artinya pertanyaan tersebut tidak valid

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada 20 responden remaja putri di SMPN 6

Lembang sebanyak 25 pertanyaan.

b. Setelah penyebaran angket dan mendapatkan hasil pengisian

angket tersebut, lalu angket tersebut diproses dengan sistem

komputer untuk dilakukan uji validitas. Item pertanyaan untuk

variabel gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi di

SMPN 6 Lembang memiliki nilai koefisien validitas dengan titik

(21)

30

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

valid dan untuk item pertanyaan yang memiliki nilai koefisien

validitas dengan titik kritis corrected item total correlation < 0,444

dinyatakan tidak valid. (Arikunto,2006).

c. Hasil yang dinyatakan valid dari 25 pertanyaan yaitu sebanyak 21

pertanyaan diantaranya nomor item 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,15,

16,18,19,20,21,22,23,24,25.

d. Hasil yang dinyatakan tidak valid sebanyak empat pertanyaan yaitu

pada nomor item 5,8,24, dan 25.

e. Hasil akhir, item pertanyaan yang digunakan pada kuisioner untuk

penelitian sebanyak 21 pertanyaan. Terdiri atas 21 pertanyaan yang

valid dan untuk pertanyaan tidak valid dibuang soal nomor 5,8, 24,

dan 25.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Hal ini berarti

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmojo, 2005).Ada cara

atau alat pengukuran yang dipakai untuk melihat reliabilitas dalam

mengumpulkan data yaitu stabilitas: mempunyai kesamaan bila

dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda, ekuivalen:

pengukuran andalkan kesamaan) : instrumen yang dipergunakan harus

mempunyai isi yang sama (Nursalam, 2003).Untuk mengetahui

reliabilitrtas caranya adalah membandingkan nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah ‘Alpha’. Bila r Alpha lebih besar dari konstanya (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel ( riyanto,2009).

Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus

koefisien reabilitas yaitu :

��= �−1

1

1 1

(22)

31

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

�� : koefisien reabilitas tes

� : cacah butir

1 1:varietas skonskor butir

1 : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

1: proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

St² : varian skor total

Keputusan uji :

Bila nilai Crombah’s alpha lebih e konstanta (0,6) maka pertanyaan reliabel

Bila nilai Crombah’s Alpha< (0,6) maka pertanyaan tidak reliabel. Menurut hasil uji reliabilitas yang dilakukan kepada 20 responden

yang bertempat di SMPN 6 Lembang, didapatkan r= 0,939 sehingga

diperoleh kesimpulan bahwa item pertanyaan tentang pengetahuan

remaja tentang pornografi reliabel.

G. Teknik pengumpulan data

Data ini bersifat data primer, data primer merupakan data yang

diambil langsung dari responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan

mendatangi langsung ke SMPN 5 Lembang,yang terlebih dahulu

mendapatkan ijin kepada kepala sekolah.Pelaksanaan penelitian, peserta

dikumpulkan semua pada satu ruangan,peneliti terlebih dahulu

memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan penyebaran

kuesioner dan memotivasi responden agar mengisi jawaban dengan

jujur,cermat dan teliti,kemudian dibagikan lembaran kuisioner atau angket,

dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, menjelaskan teknik pengisian

kuisioner, mengawasi secara langsung pengisian kuisioner dan mengambil

kembali kuisioner yang telah diisi oleh respon pada hari itu juga.

H. Analisa data

Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan

(23)

32

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan grafis (Nursalam, 2003), salah satu pengamatan yang dilakukan pada

tahap analisa deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel frekuensi terdiri

dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentasi untuk setiap

kategori.

Adapun data di analisa secara univariat.Anilisa univariat yang

dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap

variabel (Notoatmojo,2005) data diubah dalam bentuk presentase

kemudian data tersebut diubah ke data kualitatif berupa kategori

pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Menurut Nursalam (2003) adalah

1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100%.

2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75%.

3. Kategori kurang, yaitu jika menjawab benar <55%.

Setelah masing-masing responden mendapatkan kategorinya kemudian

dihitung jumlah responden pada masing-masing kategori tingkat

pengetahuan dan kemudiaan dipresentasikan dengan rumus sebagai

berikut:`

Setelah diperhitungkan melalui item diatas, maka peneliti melakukan

interpretasi dari hasil tes dengan cara membuat kategori untuk setiap

kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat (1990) dalam Suhartini

(24)

33

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Intrepretasi Data dengan kategori aturan

Koentjaraningrat

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir separuhnya

50 % Separuhnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

(25)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang “Gambaran Pengetahuan Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5

Lembang”, maka penulis menarik kesimpulan bahwa :

1. Gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi pada siswa kelas VIII

di SMPN 5 Lembang diperoleh bahwa sebagian besar mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 64%, hampir separuhnya mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 33% dan sebgian kecil mempunyai

pengetahuan baik sebanyak 3%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang

“Gambaran pengetahuan tentang pornografi pada siswa kelas VIII di SMPN 5 Lembang”, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Bagi Institusi Pendidikan ( SMPN 5 Lembang )

Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk mengurangi angka

pornografi pada anak sekolah dan dapat melakukan kegiatan penyuluhan

oleh petugas kesehatan mengenai sex education yang di dalamnya

mempelajari kesehatan reproduksi.

2. Bagi Remaja

Agar para remaja lebih berhati-hati terhadap pergaulan bebas serta lebih

mengoptimalkan dan meningkatkan kepada kegiatan yang lebih positif

seperti aktivitas olahraga dan keagamaan.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Agar calon perawat komunitas dan perawat anak dapat megetahui tentang

bahaya dan dampak pornografi bagi remaja dalam masa perkembanganya

sehingga dapat memberikan penyuluhan nantinya kepada masyarakat serta

(26)

44

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keperawatan tentang pornografi sehingga dapat menemukan teori-teori

terbaru yang berhubungan dengan pornografi di kalangan remaja.

(27)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5

LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu45

DAFTAR PUSTAKA

Agus.(2006). Jenis-jenis pornografi. [Online]. Tersedia:http://webmaster.org/pornografi [12 April 2013]

Arikunto.S. (2003). Metode Penelitian dan Praktik klinik keperawatan. Jakarta:

-Rineka Cipta

__________ (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bowo.(2007). Peran Sumber Informasi.[Online].

Tersedia:http://eprints.Undip.Ac.Id/4389/1/20/_BOWO-SANTOSO.pDF. [14 April 2013]

Cangara,H. (2006).Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Heri.(2006). Bahaya Pornografi. [Online]. Tersedia: http://www.bkkbn.go.id. [22 April 2013]

Hendra.(2006). Pornografi. [Online]. Tersedia: http://www.sbda.org/pornografi [ 15 April 2013]

Lesmana, T. (1995).Pornografi dalam media massa. Jakarta : Puspa Swara.

Notoatmojo,S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

___________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

___________ (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku Cetakan I. Jakarta : Rineka Cipta.

___________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Medika Salemba

Rakhmat, J. (1995). Psikologi komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya

Sudrajat, Ahmad. Faktoryang Menyebabkan Anak-anak Mengakses Pornografi.

[Online]. Tersedia:http://www.ubb.ac.id. [12 April 2013]

Suganda. (2006). Penyebab penyimpangan seksual. [Online].

Tersedia:http://www.bkkbn.go.id. [8 April 2011]

(28)

46

Soebagijo, Azimah. (2008). Pornografi: dilarang tapi dicari. Jakarta : Gema Insani.

Soetjaningsih,M. (2004). Seksualitas dan Permasalahanya. Jakarta : Dir. Bina Kesehatan Keluarga.

Sarwono, S Wirawan. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Wiknjsastro, H. dkk. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.

Gambar

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII  DI SMPN  5
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII  DI SMPN  5
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII  DI SMPN  5 LEMBANG
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII  DI SMPN  5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Siswa kelas IX SMPN 5 Lembang yang dapat menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa yang buruk khususnya masalah yang dihadapi dalam proses melanjutkan ke jenjang

Skripsi ini berjudul “ PENGGUNAAN SOFTWARE BAND IN A BOX SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANSAMBEL REKORDER BAGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 3 LEMBANG ” tujuan dari penelitian

Dan peningkatan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran Market Place Activity berbantuan internet kelas VIII di SMPN 3 Lembang, menunjukkan peningkatan

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII dan VIII tentang Pre Menstruasi Syndrome (PMS) di SMP Purnama Sintang Tahun 2015 didapat hasil tidak seorangpun dari responden

Di sini penulis menganggap perlu mengadakan suatu penelitian tentang: Hubungan antara vertical jump dengan ketepatan shooting pada permainan bola basket siswa kelas VIII SMPN

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan, referensi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan pembaca mengenai Gambaran Perilaku Remaja Putri Kelas VIII

6 diatas dapat dijelaskan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi pada remaja kelas VIII SMPN 3 Gamping Sleman Yogyakarta setelah dilakukan penyuluhan ditemukan

GAMBARAN PENYT]LIIHAN DENGAN MEDIA APLIKASI TIKTOK TERIIADAP PENGETAHUAII KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 6 TASIKMALAYA KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA