• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Terhadap Mukosa Gaster Pada Model Mencit Swiss Webster Yang Diinduksi Asetosal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Terhadap Mukosa Gaster Pada Model Mencit Swiss Webster Yang Diinduksi Asetosal."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP MUKOSA GASTER PADA MODEL MENCIT SWISS

WEBSTER YANG DIINDUKSI ASETOSAL

Yan Nie, 0810167

Pembimbing : 1. Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Dra. Endang Evacuasiany, MS., AFK., Apt

Ulkus mungkin terjadi pada seluruh bagian saluran pencernaan, tapi ulkus yang sering terjadi adalah ulkus pada gaster dan duodenum. Secara umum pasien ulkus gaster biasanya mengeluh dyspepsia (kumpulan gejala berupa mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa penuh di ulu hati, rasa terbakar, dan cepat merasa kenyang). WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat. Kencur merupakan salah satu herbal yang sering digunakan dalam terapi radang lambung (antiinflamasi).

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kencur (Kaempferia Galanga L.) terhadap proses pencegahan ulkus gaster dengan mengamati kedalaman erosi mukosa gaster mencit.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit Swiss Webster jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok (n=5). Kelompok I, II, III diberi ekstrak rimpang kencur (ERK) dengan dosis 0,52; 1,04; dan 1,3 mg/kgBB mencit. Kelompok IV diberi suspensi CMC 1%, kelompok V diberi asetosal pada hari ke tujuh, dan kelompok VI diberi omeprazole. Data yang diamati adalah kedalaman erosi mukosa gaster yang dinilai berdasarkan sistem skoring. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

Hasil menunjukan perbedaan yang sangat signifikan pada kelompok I, II, III bila dibandingkan dengan kelompok IV. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada perbandingan kelompok I, III dan kelompok V. Perbandingan antara kelompok II dan kelompok V menunjukan perbedaan yang signifikan. Didapatkan perbandingan antara kelompok I, II, III dan kelompok VI menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

Kesimpulan ekstrak rimpang kencur dapat mencegah erosi mukosa gaster mencit (ulkus gaster) akibat pemberian asetosal

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF KENCUR’S RHIZOME ETHANOL EXTRACT (KAEMPFERIA GALANGAL L.) AGAINST GASTRIC MUCOSAL TO SWISS

WEBSTER MICE IN INDUCED BY ASETOSAL

Yan Nie, 0810167

Tutors : 1. Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Dra. Endang Evacuasiany, MS., AFK., Apt

Ulcers may occur in the entire gastrointestinal tract, mostly in gastric and duodenal. In general, patients usually complain of gastric ulcer dyspepsia (collection of symptoms such as nausea, vomiting, bloating, heartburn, belching, feeling of fullness in the gut, burning, and quickly feel full). WHO recommends the use of traditional medicines, including herbal in the maintenance of public health. Kencur is one herb that is often used in the treatment of gastric inflammation.

This research is to determine the effects of Kencur’s rhizome extract in preventing gastric ulcer by observing the depth of gastric mucosal erosion mice.

The research method used is experimental laboratory with complete randomized design, which is comparative. Experimental animals used were Swiss Webster male mice, divided into 6 groups (n = 5). Group I,II, and III were given kencur’s rhizome extract with dose 0,52; 1,04; and 1,3 mg/kg of mice. Group IV was given CMC 1 %, group V was given asetosal, and group VI was given omeprazole. The data observed are the depth of gastric mucosa erosion, evaluated by a scoring system. The data is analyzed by using the Kruskal Wallis followed by Mann-Whitney test.

The result shows a very significant differences between groups I, II, III compared to group IV. There is very significant differences between groups I, III and group V. The comparison between group II and group V shows a significant result, while the comparison between group I, II, III and group VI shows no significant result.

Conclusion is kencur’s rhizome extract prevent gastric mucosa erosion of mice (gastric ulcer) that is induced by asetosal

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN……… . iii

ABSTRAK……….. ... iv

ABSTRACT………... v

KATA PENGANTAR………. vi

DAFTAR ISI……….vii

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….………1

1.2 Identifikasi Masalah……….…….………. 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….….………. 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah……….…….………. 3

1.5 Kerangka Pemikiran……….………. 3

1.6 Hipotesis………..……….………..4

1.7 Metodologi Penelitian……….…………...4

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian……….……….………..………..5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaster………..……….…………...…..…… 6

2.1.1 Anatomi Gaster………...……….6

2.2.2 Histologi Gaster...………..……….…….……….7

2.2.3 Fisiologi Gaster………..…….…...…….……10

2.2 Ulkus Gaster…...………..………....…...….… 12

(4)

2.2.2 Etiologi………..…...…...…....….13

2.2.3Faktor Resiko………...…………13

2.2.4 Patogenesis………...……...…....….……..13

2.2.5 Manifestasi Klinis………..…………...………14

2.2.6 Diagnosis………..…..……..…..………14

2.2.7 Penatalaksanaan………...……..……..…..…….15

2.2.7.1 Terapi Konservatif…………..….…....………..……..15

2.2.7.2 Terapi Medikamentosa………...…………...….…….15

2.3 Asetosal……….………..……..…………18

2.3.1Indikasi……….………..…....……...18

2.3.2 Farmakodinamika……….……..…………18

2.3.3 Efek Samping………..…..…….………….19

2.4 Kencur……….…….…….…….19

2.4.1 Klasifikasi………..…...….……... 19

2.4.2 Nama Daerah………..………20

2.4.3 Kandungan Kimia……….………..………..………..20

2.4.4 Morfologi……….………..………….20

2.4.5 Mekanisme Kerja……….………..…….………21

2.4.6 Khasiat……….………...………..…..21

2.4.7 Penelitian Terdahulu……….………...………...22

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ………...…....…… 23

3.1.1 Bahan Penelitian………...……... 23

3.1.2 Alat Penelitian………...……….……..23

3.2 Subjek Penelitian……...……….……..………24

3.3 Metode Penelitian………....……… 24

3.3.1 Desain Penelitian………..…….………….……24

(5)

3.3.2.1Definisi Konsepsional Variabel……….………....….24

3.3.2.2Definisi Operasional Variabel………….…....…...….25

3.3.3 Prosedur Kerja……….…...…26

3.3.3.1 Persiapan Penelitian………..…..26

3.3.3.2Prosedur Penelitian……….….………...27

3.3.3.3 Pembuatan Sediaan Histologi………..………..28

3.3.3.4Karakteristik Erosi Mukosa Gaster…………...…33

3.4 Metode Penarikan Sample………..….….….……33

3.5 Perhitungan Besar Sampel……….…...33

3.6 Analisis Statistik ……….………..34

3.7 Hipotesis Statistik……….……… 34

3.8 Kriteria Uji……….………35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ………..36

4.2 Pembahasan………...………...38

4.3 Uji Hipotesis………..……….39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..……….…. 41

5.2 Saran………..……… 41

DAFTAR PUSTAKA………..………..………..42

LAMPIRAN………;………..………..45

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Erosi Mukosa Gaster Mencit Setelah Perlakuan………36 Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Statistik non-parametrik Kruskal Wallis………37

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis………45

Lampiran 2 Cara Kerja Pembuatan Ekstrak Kencur………...47

Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Non- parametrik Kruskal Wallis...48

Lampiran 4 Hasil Uji Analisis Mann-Whitney………....50

Lampiran 5 Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah……….55

(8)

LAMPIRAN Lampiran 1

Perhitungan Dosis Berat rata-rata mencit = 25 mg

Dosis konversi untuk mencit berdasarkan 50kgBB orang dewasa, lebih tepat dengan

menggunakan dalil Clark :

Dosis = Dosis Dewasa x Berat Badan (kg)/70

1. Bahan induksi gastritis adalah asetosal.

Melalui uji coba pendahuluan didapatkan dosis asetosal untuk menimbulkan

ulkus gaster

Persiapan asetosal yang dibutuhkan untuk 5 kelompok mencit adalah 25/1000

x 300 mg = 7,5 mg/mencit/hari x 25 ekor mencit = 187,5 mg

2. Dosis ekstrak rimpang kencur :

Dosis ekstrak rimpang kencur yang diuji adalah 200 mg/70kgBB manusia,

400 mg/70kgBB manusia, dan 500 mg/70kgBB manusia (Fakultas Farmasi

Unpad, 2010).

Dosis I (200 mg/70kgBB manusia) = 0,0026 x 200 mg =

0,52 mg/kgBB menci t/hari

Persiapan ekstrak rimpang kencur untuk perlakuan selama

7 hari adalah 0,52 mg/kgBB mencit/hari x 5 ekor mencit x

7 hari = 18,2 mg/kgBB mencit

Dosis I (400 mg/70kgBB manusia) = 0,0026 x 400 mg =

(9)

Persiapan ekstrak rimpang kencur untuk perlakuan selama

7 hari adalah 1,04 mg/kgBB mencit/hari x 5 ekor mencit x

7 hari = 36,4 mg/kgBB mencit

Dosis I (500 mg/70kgBB manusia) = 0,0026 x 500 mg =

1,3 mg/kgBB mencit/hari

Persiapan ekstrak rimpang kencur untuk perlakuan selama

7 hari adalah 1,3 mg/kgBB mencit/hari x 5 ekor mencit x 7

hari = 45,5 mg/kgBB mencit

3. Dosis omeprazole untuk orang dewasa = 20 mg/hari (MIMS, 2008/2009)

Dosis konversi omeprazole dari 50 kgBB orang dewasa untuk mencit adalah :

50/70 x 0,0026 x 20 mg = 0,0371 mg/kgBB x 1000/25

= 1,484 mg/kgBB

= 1,5 mg/kgBB mencit/hari

Persiapan omeprazole untuk perlakuan selama 7 hari adalah

(10)

Lampiran 2

Cara Kerja Pembuatan Ekstrak Kencur

1. Simplisia yang sudah kering dan halus (sudah di giling) ditimbang untuk

mendapatkan berat bersih. (Berat bersih kencur 500 gram)

2. Serbuk simplisia tersebut di masukkan ke dalam perkolator dengan pelarut

etanol hingga terbentuk ekstrak cair.

3. Ekstrak cair tersebut dipekatkan dengan menggunakan alat yang bernama

Evaporator.

4. Ekstrak yang sudah dipekatkan dkemas dalam wadah yang kering (dalam

(11)

Lampiran 3

Hasil Uji Statistik Non- parametrik Kruskal Wallis

Kruskal-Wallis Test

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

Ulkus 30 2.63 1.377 1 5

Perlakua

n 30 3.50 1.737 1 6

Ranks

Perlakuan N

Mean

Rank

Ulkus Kencur-1 5 16.10

Kencur-2 5 17.80

Kencur-3 5 16.10

(12)

Asetosal 5 27.50

Omepraz

ole 5 12.50

Total 30

Test Statistics(a,b)

Ulkus

Chi-Square 23.000

df 5

Asymp.

Sig. .000

a Kruskal Wallis Test

(13)

Lampiran 4

Hasil Uji Analisis Mann-Whitney

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

Kencur-1-2 10 2.70 1.059 2 5

Kencur-1-3 10 2.40 .516 2 3

Kencur-1-CMC 10 1.70 .823 1 3

Kencur-1-Ase 10 3.70 1.418 2 5

Kencur-1-Ome 10 2.20 .422 2 3

Kencur-2-3 10 2.70 1.059 2 5

Kencur-2-CMC 10 2.00 1.414 1 5

Kencur-2-Ase 10 4.00 1.414 2 5

(14)

Ranks

Grup N

Mean Rank Sum of Ranks Kencur-1-2

Grup-1 5 5.10 25.50

Grup-2 5 5.90 29.50

Total 10

Kencur-1-3

Grup-1 5 5.50 27.50

Grup-2 5 5.50 27.50

Total 10

Kencur-1-CMC

Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

Kencur-1-Ase

Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

Kencur-1-Ome

Grup-1 5 6.50 32.50

Grup-2 5 4.50 22.50

(15)

Kencur-2-3

Grup-1 5 5.90 29.50

Grup-2 5 5.10 25.50

Total 10

Kencur-2-CMC

Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

Kencur-2-Ase

Grup-1 5 3.50 17.50

Grup-2 5 7.50 37.50

Total 10

Test Statistics(b) Kencur -1-2 Kencur -1-3 Kencur -1-CMC Kencur -1-Ase Kencur -1-Ome Kencur -2-3 Kencur -2-CMC Kencur -2-Ase Mann-Whitney U

10.500 12.500 .000 .000 7.500 10.500 .000 2.500

Wilcoxo

(16)

Z -.472 .000 -2.835 -2.835 -1.500 -.472 -2.825 -2.390

Asymp.

Sig.

(2-tailed)

.637 1.000 .005 .005 .134 .637 .005 .017

Exact

Sig.

[2*(1-tailed

Sig.)]

.690(a) 1.000(a

) .008(a) .008(a) .310(a) .690(a) .008(a) .032(a)

a Not corrected for ties.

b Grouping Variable: Grup

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

Kencur-2-Ome 10 2.50 1.080 2 5

Kencur-3-CMC 10 1.70 .823 1 3

(17)

Kencur-3-Ome 10 2.20 .422 2 3

CMC-Ase 10 3.00 2.108 1 5

CMC-Ome 10 1.50 .527 1 2

Ase-Ome 10 3.50 1.581 2 5

Grup 10 1.50 .527 1 2

Ranks

Grup N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

Kencur-2-Ome

Grup-1 5 6.50 32.50

Grup-2 5 4.50 22.50

Total 10

Kencur-3-CMC

Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

Kencur-3-Ase

Grup-1 5 3.00 15.00

(18)

Total 10

Kencur-3-Ome

Grup-1 5 6.50 32.50

Grup-2 5 4.50 22.50

Total 10

CMC-Ase Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

CMC-Ome

Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

Ase-Ome Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

(19)

Test Statistics(b)

Kencur-2-Ome

Kencur-3-CMC

Kencur-3-Ase

Kencur-3-Ome

CMC –

Ase

CMC-Ome

Ase -

Ome

Mann-Whitney

U 7.500 .000 .000 7.500 .000 .000 .000

Wilcoxon W 22.500 15.000 15.000 22.500 15.000 15.000 15.000

Z -1.491 -2.835 -2.835 -1.500 -3.000 -3.000 -3.000

Asymp. Sig.

(2-tailed) .136 .005 .005 .134 .003 .003 .003

Exact Sig.

[2*(1-tailed

Sig.)]

.310(a) .008(a) .008(a) .310(a) .008(a) .008(a) .008(a)

a Not corrected for ties.

(20)
[image:20.612.156.475.214.406.2]

Lampiran 5

Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah

Adaptasi Mencit

(21)

Pemberian Perlakuan Secara Peroral (p.o) Menggunakan Sonde Oral

(22)
[image:22.612.154.475.462.643.2]

Lampiran 6

Gambar Mikroskopik Erosi Mukosa Gaster Mencit

Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 1 (Normal)

(23)

Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 3 (Erosi mencapai 1/3 Kelenjar Bagian

Atas)

Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 4 (Erosi mencapai 1/3 Kelenjar Bagian

(24)

Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 5 (Erosi mencapai 1/3 Kelenjar Bagian

(25)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yan Nie

NRP : 0810167

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 10 April 1990

Alamat : Jl. Kebon Tangkil no 38 Bandung

Riwayat Pendidikan :

TKK Trimulia Bandung, 1996

SDK Trimulia Bandung, 2002

SMP Waringin Bandung, 2005

SMA Trinitas Bandung, 2008

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

(26)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ulkus didefinisikan sebagai defek pada mukosa saluran pencernaan yang

mengenai lapisan mukosa hingga submukosa atau lebih. Ulkus mungkin terjadi

pada seluruh saluran pencernaan, tapi ulkus yang sering terjadi adalah ulkus pada

gaster dan duodenum. Ulkus gaster dapat terjadi pada kondisi stress sistemik dan

penggunaan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) (Turner JR, 2010).

Di Amerika Serikat sekitar 4 juta orang mengalami ulkus gaster. Ulkus gaster

ini terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita dengan perbandingan 1,2 : 1,

dengan angka kematian ± 15.000 pasien pertahun. (Pengarapen Tarigan, 2006).

Berdasarkan penelitian di Indonesia, kira-kira 500.000 orang tiap tahunnya

menderita tukak lambung dan 70% diantaranya berusia 25-64 tahun. Sebanyak

48% penderita tukak lambung disebabkan karena infeksi H. pylori dan 24%

karena penggunaan obat NSAID (Shanti, 2008).

Lebih dari 70% kasus ulkus terjadi pada individu pada rentang usia 25 – 64

tahun. Insidensi ulkus gaster meningkat sesuai dengan peningkatan usia.

Peningkatan ini mungkin terjadi karena meningkatnya infeksi Helicobacter pylori

dan penggunaan NSAID pada orang tua. Walaupun sejumlah besar ulkus gaster

dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori, setidaknya 60% dari pasien ulkus

dengan komplikasi (pendarahan atau perforasi) melaporkan penggunaan NSAID,

termasuk asetosal. Bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan NSAID

merupakan faktor risiko dalam terjadinya ulkus gaster (Oveido JA dan Wolfe

(27)

Infeksi Helicobacter pylori adalah faktor utama dalam patogenesis ulkus

gaster. Helicobacter pylori ditemukan pada sekitar 70% di pasien dengan ulkus

pada gaster. Mekanisme ulkus yang terjadi dipengaruhi oleh Helicobacter pylori

dan keseimbangan pertahanan mukosa gaster dan duodenum. Sejauh ini,

pengobatan dengan antibiotik mempercepat penyembuhan ulkus dan mencegah

rekurensi (Robbins dan Cotran, 2010).

Penggunaan NSAID secara kronik dapat menekan sintesis prostaglandin pada

mukosa gaster. Salah satu contoh NSAID adalah asetosal yang merupakan zat

iritan yang dapat mengiritasi mukosa gaster. (Turner JR, 2010).

Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia.

Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan

obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di

Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan

primer (WHO, 2003).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,

terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga

mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat

tradisional (WHO, 2003).

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis tanaman obat yang

tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Kencur merupakan tema

kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang

tanahnya gembur (Armando, 2009). Produksi, mutu, dan kandungan bahan aktif

di dalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas, cara budidaya dan lingkungan

tempat tumbuhnya (Muhlisah, 1999).

Selain dikenal sebagai tanaman yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur,

kencur juga dikenal sebagai tanaman obat yang dapat menyembuhkan berbagai

(28)

Kencur juga dapat mengobati batuk, radang lambung, bengkak, muntah-muntah,

tetanus, nyeri, sakit kepala, memperlancar haid dan influenza (Santoso HB, 2008).

Kencur juga merupakan obat herbal yang memiliki efek sebagai antiinflamasi.

Efek kencur sebagai antiinflamasi dengan menghambat produksi dari

mediator-mediator inflamasi seperti IL-6 dan PGE2 (Aroonrerk dan Kamkaen, 2009).

1.2. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian “Apakah kencur (Kaempferia Galanga L.) mampu mencegah ulkus gaster pada mencit yang telah diinduksi asetosal”.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian : untuk mempelajari pengaruh ekstrak kencur terhadap

ulkus gaster.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh ekstrak kencur (Kaempferia

Galanga L.) terhadap proses pencegahan ulkus gaster pada mencit yang telah diinduksi asetosal.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis : menambah wawasan farmakologi tentang tanaman obat

kencur (Kaempferia Galanga L.) yang dapat digunakan dalam pencegahan

ulkus gaster.

Manfaat praktis : membantu masyarakat dalam proses pencegahan ulkus

gaster dengan menggunakan pengobatan herbal kencur (Kaempferia Galanga

(29)

1.5. Kerangka Pemikiran

Gaster merupakan reservoir makanan yang berfungsi menerima

makanan/minuman, menggiling, mencampur, dan menyalurkannya ke dalam

duodenum. Gaster dilindungi oleh lapisan mukus dan epitel dari zat-zat iritan,

tetapi beberapa faktor iritan seperti OAINS, alkohol, dan infeksi Helicobacter

pylori dapat menimbulkan defek pada sel-sel epitel gaster sehingga dapat terjadi ulkus gaster (Pengarapen Tarigan, 2006).

Infeksi Helicobacter pylori adalah faktor utama dalam patogenesis ulkus

peptikum. Mekanisme ulkus yang terjadi dipengaruhi oleh bakteri

Helicobacter pylori dan keseimbangan pertahanan mukosa gaster dan duodenum (Robbins dan Cotran, 2010). Cedera pada mukosa juga dapat

terjadi dengan pemberian OAINS, yang menyebabkan perubahan lapisan

permukaan mukosa gaster, difusi balik H+ dan pepsin (Valle, 2008).

Kencur dapat tumbuh di berbagai tempat di dataran rendah hingga

pegunungan dengan ketinggian daerah antara 80 – 700 m dari permukaan laut.

Tanaman ini menghendaki tanah yang subur dan gembur. Kencur tumbuh

lebih baik pada tempat yang sedikit terlindung (Syukur, Hernani, 2001).

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah satu jenis tanaman yang banyak

terdapat di Indonesia. Dalam ramuan obat tradisional (jamu) kencur dipakai

sebagai obat luar (lokal, topikal) maupun obat dalam (oral). Jamu yang

mengandung kencur digunakan untuk pengobatan antara lain antiinflamasi,

antimikroba, analgesik dan antipiretik. Kandungan utama rimpang kencur

yang dapat diisolasi dengan jumlah relatif besar adalah etil p-metoksisinamat

(Suwito, 2005).

Kencur juga merupakan obat herbal yang memiliki efek sebagai

antiinflamasi. Efek kencur sebagai antiinflamasi dengan menghambat

produksi dari mediator-mediator inflamasi seperti IL-6 dan PGE2 (Aroonrerk

(30)

1.6. Hipotesis

Kencur (Kaempferia Galanga L.) mencegah ulkus gaster

1.7. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium

dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat

komparatif. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit

Swiss Webster jantan. Data yang diamati adalah kedalaman dari defek mukosa/submukosa gaster dari hewan coba. Data tersebut dinilai berdasarkan

sistem skoring. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik

non parametrik Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1. Lokasi Penelitian :

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha

Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin

Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Kristern Maranatha

Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Immanuel

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Pemberian ekstrak rimpang kencur mencegah erosi mukosa gaster mencit

(ulkus gaster) akibat pemberian asetosal

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Perlu dilakukan pengamatan dengan menggunakan parameter lain pada

kerusakan mukosa gaster mencit.

2. Ekstrak rimpang kencur atau olahan kencur lainnya ternyata dapat

membantu pencegahan erosi mukosa gaster, sehingga pada orang-orang

yang memiliki faktor risiko ulkus gaster sangat dianjurkan untuk

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Armando R.2009.Memproduksi Minyak Atsiri Berkualitas.Jakarta:Penebar Swadaya.Hal 51

Aroonrerk N, Kamkaen N.2009.Anti-inflamatory Activity of Querous Infectoria

Glycyrrhiza Uralensis, Kaempferia galanga L. and Coptis chinensis the Maincomponent of Thai Herbal Remedies for Aphthous Ulcer.Lagos, Nigeria:J

Health Res.Hal 17-22

Bunnett NW, Lingappa VR.2006.Gatrointestinal Disease.In Pathophysiology of Disease.5th ed.Washington:Lange

Daniel SW, Daniel WP.2009.Anatomi Tubuh Manusia.Yogyakarta:Graha Ilmu.Hal 326-30

Daniie E, Furst MD, Tino Munster MD.2002.Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, obat Antireumatik, Pemodifikasi Penyakit, Analgesik Nonopiod dan Obat-obat untuk Pirai.In Katzung B.G:Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8.San Fransisco:Salemba Medika

Depkes RI.2001.Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Jilid II. Jakarta:Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan sosial RI

Guyton AC.2006.Propulsion and Mixing of Food in the Alimentary Tract.In Textbook of Medical Physiology.11th ed.Philadelphia:Pennsylvania

Hoogerwerf WA, Parischa PJ.2004.Agents Used for Control of Gastric Acidity and Treatment of Peptic Ulcer and GERD.In Goodman and Gillman,s:The Pharmacology of Therapeutics.10th ed.New York:Mc Graw Hill.p.1016-19

Junquiera LC, Carneiro J, Kelley RO.2003.Basic Histology.10th ed.Washington:Lange

(33)

MIMS.2008.MIMS Petunjuk Konsultasi.Jakarta:CMPMedica

Muhlisah F.1999.Temu-Temuan dan Empon-Empon.Edisi 5.Yogyakarta:Penerbit Kanisius

Oveido JA, Wolfe MM.2007.Diseases of the Stomach and Duodenum.In Cecil:Essential of Medicine.6th ed.Philadelphia:Saunders Elsever

Rose.2005.Peptic Ulcer

Disease.http://faculty.washington.edu/monus/PB/pepticul.htm.20 Oktober 2011 Sae-wong C, Ridtitid W, Reanmongkol W, Wongnawa M.2008.Antinociceptive

activity of the ethanolic extract of Kaempferia galangal L. and its possible mechanism in experimental animal.Thailand:Thai J Pharmacol.Hal 26-35

Santoso HB.2008.Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta:Agromedia Pustaka

Sherwood L.2010.The Digestive System.In Human Phisiology.7th ed.Canada:CENGAGE Learning

Silbernagi.2000.Stomach, Intestines, Liver.In Thieme:Color Atlas of Pathophysiology.New York:Stuttgart

Simon H.2002.What are Peptic Ulcer?.

http://www.umm.edu/patiented/articles/what_causes_peptic_ulcers_000019_1.htm .20 Oktober 2011

Snell RS.2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.Edisi 6.Jakarta:EGC.Hal 207, 218-20

Sujono Hadi.2002.Ulkus Peptikum (Tukak Peptik).In Gastroenterology.Edisi 7.Bandung:PT. Alumni Bandung

Sulaiman MR, Zakaria A, Daud A, Ng FN, Ng YC, Hidayat TM.2007.Antinociceptive and Anti-inflamatory Activities of the aqueous extract of

(34)

Suwito.2005.

http://74.125.153.132/search?q=cache:0DtDyT45JtEJ:www.adln.lib.unair.ac.id/go.

php%3Fid%3Dgdlhub-gdl-res-2005-suwitobary-237%26PHPSESSID%3D8681352b566df5169e868151971d8c9+rimpang+Kaemp feria+galanga+antiinflamasi+etil+metoksi+sinamat&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id &client=firefox-a.20 Oktober 2011

Syukur, Hermani.2001.Budidaya Tanaman Obat Komersial.Jakarta:Penebar Swadaya

Tarigan Pengarapen.2006.Tukak Gaster. Dalam:Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellussimadibrata, Setiati S,eds:Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 4.Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Tanwir Y.Mukawi.1989.Teknik Pengelolaan Sediaan Histopatologi dan Sitologi.Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.hal 89-111

Tewtrakul S,Yuentongsawad S,Kumme S,Atsawajaruwan L.2005.Chemical components and biological activities of volatile oil of Kaempferia galangal L.Songklanakarin:J Sci Technol

Turner JR.2010.The Gastrointestinal Tract.In Robbins and Cotran:Pathologic Basis of Disease. 8th ed. Philadelphia:Saunders Elsever

Valle JD.2008.Peptic Ulcer Disease and Related Disorders.In Harrison’s:Principles of Internal Medicine.17th ed.New York:Mc Graw Hill

Wattimena JR.1982.L-Hypoprotenemie Experimentale Chez Le Rat.Exploitation

Pharmacocinetique Du Metode.These Doct’eur D’Etat Es Sciences

Pharmacetiques.Faculte De Pharmacie. Universitas Monpellier

WHO.2003.Traditional

Medicine.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/.20 Oktober 2011

Gambar

Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah
Gambar Mikroskopik Erosi Mukosa Gaster Mencit

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan Ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) berefek antidiare dengan mengurangi frekuensi defekasi, berefek mengurangi berat feses, dan memadatkan

Hasil penelitian pada uji mutu fisik sediaan suspensi oral spray dari tiga variasi dosis ekstrak rimpang kencur ( Kaempferia galanga .L) memiliki perbedaan mutu

Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanolik Jahe merah ( Zingiber officinale Roxb.) dan Kencur ( Kaempferia galanga L.) pada Mencit Putih Jantan yang sudah pernah dilakukan antara

Pemberian natrium diklofenak kepada manusia yang telah mengkonsumsi ekstrak kencur ( Kaempferia galanga L) sebelumnya dapat menimbulkan interaksi pada fase farmakokinetika,

Pemberian natrium diklofenak kepada manusia yang telah mengkonsumsi ekstrak kencur (Kaempferia galanga L) sebelumnya dapat menimbulkan interaksi pada fase farmakokinetika,

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) PADA PROFIL FARMAKOKINETIKA NATRIUM DIKLOFENAK TERHADAP HEWAN UJI

dengan judul “Uji Efikasi Ekstrak Rimpang Lengkuas ( Alpinia galanga L.) atau Kencur (Kaempferia galanga L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Colletotrichum musae pada

Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek perbaikan mukosa gaster pemberian gambir terstandarisasi terhadap ulkus gaster tikus Wistar yang