• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA PADA TUGAS-TUGAS GURU: Studi Pendapat Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar di Kotamadya Bandar Lampung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA PADA TUGAS-TUGAS GURU: Studi Pendapat Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar di Kotamadya Bandar Lampung."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN PENGARUHNYA PADA TUGAS-TUGAS GURU

f

(Studi Pendapat Guru Tentang Kepemimpinan Kepala

Sekolah Dasar di Kotamadya Bandar Lampung)

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Program Pasca Sarjana (S2)

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : EDY SANTOSO

389/A/XVI-8

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B A N D U N G
(2)

Halaman Pengesahan

Disetujui dan disahkan

JzuaJ^

Prof. Dr.

A. SANUSI. S.H. M.P^A.

Pembimbing

Prof. Dr. Oteng Sutisna,J)*rSc

(3)

ABSTRAK

Tesis yang berjudul : 'Pelaksanaan

Kowm.i.rnPi n:m

Kepala Sekolah' dan Pengaruhnya •. Pada Tugas - Tugas

Guru

(Studi Pendapat Guru Tentang Kepemimpinan; ,Kepala Sekolah

Dasar di Kotamadya Bandar Lampung)..

berawal dari

nilai

hasil ujian EBTANAS siswa Sekolah Dasar di Kotamadya Ban

dar Lampung yang kurang memuaskan.

EBTANAS siswa Sekolah Dasar tidak memberikan

kri-teria lulus atau tidak lulus, tetapi hanya member!

pem-bobotan terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti

ujian.

Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan dalam

peneli-tian ini ialah: Bagaimana pendapat guru tentang

kepemim

pinan yang dilakukan Kepala Sekolah dan bagaimana

penda-patnya tentang tugas-tugas yang dilakukannya.

Mengacu teori kepemimpinan dan paradigma

Getzel &

Guba, bahwa tugas pemimpin dihadapkan kepada dua dimensi

yaitu dimensi tugas untuk mencapai tujuan dan dimensi

hu-bungan dengan stafnya, serta Buku Petunjuk

Administrasi

Sekolah Dasar hasil Keputusan Bersama Menteri

Pendidikan

dan Kebudayaan dengan Menteri Dalam Negeri No. 33

tahun

1983 dan No. 02a/U/1983, peneliti berusaha membuktikan

hipotesis yang diajukan.

Menggunakan analisis deskriptif dari jawaban

ang-ket yang peneliti berikan kepada 150 orang guru

sebagai

(4)

sampel, didapatkan hasil sebagai berikut:

Guru-guru yang berpendapat dalam kategori senang

sampai

dengan senang sekali terhadap kepemimpinan yang

dilaku-kan Kepala Sekolah sebanyak 121 orang (80%),

sedangkan

dalam kategori netral sebanyak 17 orang (11,3$) dan

ka

tegori kurang senang sampai dengan sangat kurang

senang

24 orang (8,7 #).

Pendapat guru tentang tugas yang dilakukannya

ter-dapat:

Kategori senang sampai dengan sangat senang

sekali

102

orang (68$), kategori netral 37 orang (24,6$) dan

kate

gori kurang senang sampai dengan kurang senang

sekali

11 orang (7,4%).

Unsur-unsur kepemimpinan yang sangat disenangi

oleh guru-guru ialah:

Pemeriksaan kebersihan kelas oleh Kepala Sekolah;

Kesalahan guru ditegur secara terbuka dalam rapat;

Evaluasi penyelesaian kurikulum dan GBPP.

Unsur-unsur pelaksanaan kepemimpinan yang kurang

disenangi guru:

Kunjungan kelas ketika guru mengajar;

Meneliti kesalahan guru;

Penyusunan grafik absensi guru.

Unsur-unsur pelaksanaan tugas guru yang

sangat

disenangi:

(5)

Menyusun Satuan Pelajaran (S.P);

Mencatat siswa yang tertinggal pelajaran;

Menyusun daftar hadir siswa menurut nomor urut nomor.

Unsur-unsur yang kurang disenangi ialah:

Ditegur Kepala Sekolah karena tidak menyusun S.P;

Mencatat siswa yang mengalami kelainan;

Mengarsipkan nama-nama siswa beserta nama dan pekerjaan

orang tua/wali.

Hal-hal tersebut hanya berlaku untuk 150

orang

sampel penelitian.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ±±±

KATA PENGANTAR vi

UGAPAN TSRIMA KASIH ;• viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN

xvii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A.-Latar Belakang Masalah

1

1. Pendidikan Sebagai Organisasi... 1

2. Kekuasaan (power) dan Otoritas 7

B. Identifikasi Masalah 12

1. Masalah Organisasional

16

2. Masalah Motivasi Kerja 17

3. Masalah Suasana Kerja 19

4. Kepemimpinan dan Administrasi Pen

didikan 20

C. Perumusan Masalah 22

BAB II. KERANGKA TEORI • 25

A. Kepemimpinan Pendidikan

25

B. Model-Model Kepemimpinan 29

1. Model Perilaku 29

2. Model Kepemimpinan Kontinum 31

3. Model Managerial Grid 33

C. Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepada Staf

36

D. Pendapat (Perception) Staf Terhadap

Pimpinan

40

(7)

Halaman

1. Pengertian Pendapat (Perception)

40

2. Pendapat (Perception) Staf

43

E. Administrasi Pendidikan

45

1. Fungsi Administrasi

45

2. Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai

Administrator

4'

3. Tugas Guru Sekolah Dasar

49

F. Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu

50

G. Paradigma Penelitian

52

55

H. Hipotesxs

BAB III MET0D0L0GI PENELITIAN

57

A. Populasi dan Sampel

->'

1. Populasi Penelitian

5?

2. Sampel Penelitian

58

B. Teknik Pengumpulan Data 61

1. Data Pendapat Guru tentang Kepemimpin

an yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

2. Data Pendapat Guru tentang Tugas-

Tu-gas yang Dilakukannya

•b3

C. Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

63

D. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...

69

1. Validitas Alat Ukur

69

2. Reliabilitas Alat Ukur

69

70

E. Uji Hipotesxs

BAB IV. DATA LAPANGWAN ANALISIS UJI HIPOTESIS

72

72

A. Data Lapang<^

1. Keadaan Umum Kodya Bandar Lampung....

72

2. Perkembangan Pendidikan di Kotamadya

Bandar Lampung

'b

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Sekolah Dasar Kodya Bandar Lampung...

O

4. Hubungan Dinas P & K dengan Kepala

Sekolah Dasar

(8)

Halaman

5. Tugas dan Wewenamg Kepala Sekolah

Dasar *

6. Tugas Administrasi oleh Kepala Seko

lah Dasar

B.

Validitas Angket dan Hasil Uji Coba ...

1. Validitas Isi (Content Validity.)

2. Hasil Uji Coba (T££ Qut)

C. Pembuktian Hipotesis

BAB V. KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN DISKUSI

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

C. Diskusi

DAFTAR KEPUSTAKAAN

vii

82

83

86

88

93

122

1?2

125

12?

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. REKAPITULASI PENGELOMPOKAN NILAI MATA

PELAJARAN HASIL EBTANAS SEKOLAH DASAR

NEGERI DAN SWASTA DI KOTAMADYA BANDAR

LAMPUNG, 1986/1987 :

Tabel

2. JUMLAH SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWAS

TA SERT4. JUMLAH GURU SEKOLAH

DASAR

NEGERI DAN SWASTA DI KOTAMADYA BANDAR

LAMPUNG 1987

Tabel

3. SAMPEL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNIK PROPORTIONAL RANDOM

SAMPLING

GURU-GURU SEKOLAH DASAR

KOTAMADYA

BANDAR LAMPUNG

Tabel

4. NAMA-NAMA SEKOLAH DASAR NEGERI

DAN

SWASTA DI KOTAMADYA BANDAR

LAMPUNG

YANG DIJADIKAN SAMPEL PENELITIAN

Tabel

5. WILAYAH KOTAMADYA TANJUNGKARANG TELUK

BETUNG (PRA P.P. NO. 3/1982)

Tabel '6. WILAYAH KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG

(POST P.P. NO. 3/1982)

••

Tabel

7. JUMLAH KECAMATAN, DESA, RUMAT .TANGGA,

PENDUDUK SERTA RATA-RATA PENDUDUK/KM*

AKHIR TAHUN 1961, 1971, SAMPAI DENGAN

1984 DI KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG

Tabel

8. PENDUDUK MENURUT KECAMATAN,

DESASA,

ANAK-ANAK DAN JENIS KELAMIN DI KOTA

MADYA BANDAR LAMPUNG 1984

Tabel

9. PERKEMBANGAN SEKOLAH DASAR NEGERI

DI

KOTAMADYA DATI II BANDAR LAMPUNG

Tabel 10. JUMLAH KELAS, SISWA DAN GURU

SEKOLAH

DASAR NEGERI DI KOTAMADYA BANDAR LAM

PUNG TAHUN 1987

Tabel 11. JUMLAH SEKOR JAWABAN BUTIR PERTANYAAN

GENAP (X) DAN GANJIL (Y) UNTUK ANGKET

PENDAPAT GURU TENTANG KEPEMIMPINAN

YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH...

x i i i

(10)
[image:10.595.74.530.76.581.2]

Halaman

Tabel 12. TABEL INTERPRETASI NILAI r

91

Tabel 13. JUMLAH SEKOR JAWABAN BUTIR PERTANYAAN

GENAP (X) DAN GANJIL (Y) UNTUK ANGKET

GURU TENTANG TUGAS-TUGAS YANG DILAKSA

NAKANNYA

*

yi

Tabel 14. PENDAPAT GURU TENTANG SUPERVISI

YANG

DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH

b>4

Tabel 15. PENDAPAT GURU TENTANG PENGAWASAN YANG

DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH

W

Tabel 16. PENDAPAT GURU TENTANG EVALUASI

(PENI

LAIAN) KEPADA GURU YANG DILAKUKAN

OLEH KEPALA SEKOLAH

±{J?

Tabel 17. PENDAPAT GURU TENTANG PELAKSANAAN PRO

SES BELAJAR MENGAJAR (P.B.M.)

YANG

DILAKUKANNYA

±Ut>

Tabel 18. PENDAPAT GURU TENTANG BIMBINGAN

KEPA-DA SISWA YANG DILAKUKANNYA

±1U

Tabel 19. PENDAPAT GURU TENTANG PELAKSANAAN

AD-a

^ MINISTRASI SEKOLAH YANG DILAKUKANNYA.

114

Tabel 20. REKAPITULASI PENDAPAT GURU TENTANG KE

PEMIMPINAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA

SEKOLAH DASAR BANDAR LAMPUNG

UNTUK

SAMPEL 150 ORANG GURU

1J-0

Tabel 21. REKAPITULASI PENDAPAT GURU

TENTANG

TUGAS-TUGAS YANG DILAKUKANNYA

a?

(11)

DAPTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Model Struktur Inisiasi dan Considerasi

dari Dimensi Kepemimpinan oleh Andrew

W. Halpin

29

Gambar

2. Kontinum Hubungan Pimpinan

Dengan

Ba

wahan Menurut Tannembaum dan W.H.Schmxdt 3-L

Gambar

3. Basic Leader Behavior Styles dari Model

Managerial Grid R.R. Blake & J Mounton

33

Gambar

4. Paradigma Getzel dalam

Administrative

Theory as a Guide to Action

35

Gambar

5. Hubungan Motivasi dan Probabilitas

un

tuk Sukses Menurut D.C. McClelland &

J.W. Atkinson

39

Gambar

6. Bagan Pendapat (Perception)

Menurut

Mar* at • 4U

Gambar

7. Hubungan Kepribadian, Kognisi, Pendapat

(Perception) dengan Si^ap Individu

4^

Gambar 8. Hubungan Pendapat (Perception),

fxkap

dan Kecenderungan Bertindak pada Indx-vidu. Diadaptasikan dari Krech,

Baliachey & Crutchfield

44

Gambar

9. Hubungan Unsur-unsur Administrasi

Pen

didikan dengan Fungsi-fungsi -Admxnxstra

si Pendidikan

53

Gambar 10. Paradigma Penelitian

54

Gambar 11. Struktur Organisasi Data Tatakerja

Di

nas P & K Kotamadya Dati II Bandar

Lam-pung ♦

Gambar 12. Kurva Pendapat Guru Tentang

Supervisi

yang Dilakukan Kepala Sekolah

Berdasar-kan X±eu dan X&ct#

90

Gambar 13. Kurva Pendapat Guru tentang Pengawasan

yang Dilakukan Kepala Sekolah

Berdasar-kan Xid dan X&ct

Gambar 14. Kurva Pendapat Guru tentang

Bvaluasi

yang Dilakukan Kepala Sekolah

Berdasar-kanX.d dan X&ct

xu>

(12)

Gambar 15. Kurva Pendapat Guru tentang Proses

Belajar Mengajar yang Dilakukannya

Berdasarkan X. , dan

^-ac^m

Gambar 16. Kurva Pendapat Guru tentang Bimbim

bingan Kepada Siswa yang Dilakukan

nya Berdasarkan Xid< dan X&ct>••••

Gambar 17. Kurva Pendapat Guru tentang Admi

-nistrasi Sekolah dilakukannya,ber

dasarkan Xj^ dan Xact ^

Gambar 18. Orientasi Kepala Sekolah Terhadap

Guru-Guru

x v x

Halaman

110

113

118

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. ANGKET UNTUK GURU-GURU SEKOLAH DASAR

KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG

LAMPIRAN B. TABULASI SEKOR ANGKET: PENDAPAT GURU

TENTANG KEPEMIMPINAN YANG.DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DASAR KOTAMADYA

BANDAR LAMPUNG

LAMPIRAN C. TABULASI SEKOR ANGKET: PENDAPAT GURU

GURU TENTANG TUGAS YANG DILAKUKANNYA PADA SEKOLAH DASAR KOTAMADYA BANDAR

LAMPUNG

LAMPIRAN D.

LAMPIRAN E.

[image:13.595.74.513.100.696.2]

LAMPIRAN G.

TABEL KERJA UJI RELIABILITAS ANGKET: PENDAPAT GURU TENTANG PELAKSANAAN TU GAS YANG DILAKUKANNYA PADA GURU-GURU SEKOLAH DASAR KOTAMADYA BANDAR LAM

PUNG

TABEL KERJA UJI RELIABILITAS ANGKET: PENDAPAT GURU TENTANG PELAKSANAAN KE PEMIMPINAN YANG DILAKUKANNYA OLEH KE PALA SEKOLAH DASAR KOTAMADYA BANDAR

LAMPUNG

LAMPIRAN F. KISI-KISI ANGKET PENELITIAN PENDAPAT

GURU TENTANG KEPEMIMPINAN YANG DI-LAKSANAKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DASAR

KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG

KISI-KISI ANGKET PENDAPAT GURU TEN TANG TUGAS YANG DILAKUKANNYA. PADA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

x v x x

Halaman

131

139

11+5

155

156

157

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Pendidikan sebagai Organisasi Formal

Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi,

mem-punyai tatanan dan aturan yang harus ditaati oleh semua

fihak yang terlibat di dalamnya.

Pimpinan organisasi pendidikan sebagai pengendali

staf dalam melaksanakan tugas, diharapkan dapat

menumbuh-kan suatu kondisi kerjasama yang baik. Kerjasama

itu

akan baik, kalau hubungan yang terjalin merupakan hubung

an saling mengisi untuk mencapai tujuan secara

efektif,

tetapi apabila hubungan tersebut kurang harmonis,

maka

organisasi pendidikan akan berjalan secara kurang wajar.

Hubungan pimpinan organisasi dengan

staf

akan

mempunyai pengaruh pada produktivitas, baik ditinjau da

ri segi kuantitas (jumlah) maupun dari segi

kualitas

(mutu), lebih-lebih apabila ditinjau dari segi

efektifi-tasnya.

Hubungan yang baik dan harmonis juga akan

ber-pengaruh terhadap suasana kerja yang menyenangkan

dan

iklim organisasi yang sehat, lebih-lebih dalam

organi

sasi pendidikan hal ini sangat dibutuhkan.

Organisasi

(16)

pendidikan mengelola manusia dengan berbagai ragam

si-fat dan latar belakangnya, baik kultur, ekonomi dan

so-sialnya. Suasana kerja yang menyenangkan adalah

suatu

situasi kerja yang saling membantu antara anggota

staf,

tanpa menimbulkan rasa takut dan curiga mencurigai anta

ra sesama anggota.

Sedangkan iklim organisasi yang sehat ialah

kon-disi organisasi yang berjalan sesuai dengan tatanan

or

ganisasi, serta nasing-masing pihak menduduki posisinya.

Kondisi-kondisi yang telah peneliti paparkan di

atas akan menunjukkan kepada kita, apakah seorang kepala

organisasi itu juga seorang pemimpin organisasi.

Studi

tentang kepemimpinan menunjukkan bahwa ada perbedaan an

tara seorang kepala (pimpinan) dengan seorang pimpinan .

Seorang pemimpin organisasi dituntut untuk memiliki

ke-mampuan mengorganisir staf dan menggerakkan serta

mem-pengaruhinya untuk melakukan hal-hal yang harus

dilaksa-nakan atau tidak melakukan hal-hal yang dilarang untuk

dilakukan agar tujuan organisasi dapat dicapai.

Kemampu-an-kemampuan demikian disebut dengan istilah kepemimpin

an. Sedangkan seorang Kepala hanyalah seorang yang se

cara formal diangkat untuk mengepalai suatu

organisasi.

Pungsi utama kepemimpinan terutama mengarah kepa

da dua hal, yaitu:

(17)

dicapai oleh organisasi.

Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana kerja un

tuk mencapai tujuan tersebut.

Fungsi yang bertalian dengan pencapaian tujuan meliputi:

Merumuskan tujuan dengan jelas berdasarkan

kesepakatan

organisasi, sehingga setiap anggota merasa

berkepenti-ngan dan turut bertanggung jawab.

Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing - masing

anggota secara adil dan merata. Dalam pembagian

tugas

tersebut harus jelas:

siapa yang melaksanakan tugas-tugas tertentu (who),

kapan tugas itu harus selesai (when),

kepada siapa dia harus bertanggung jawab (to whom).

Menyusun rencana kerja yang mantap, yang berarti rencana

kerja tersebut harus sudah dipertimbangkan dengan baik,

dengan memperhatikan:

faktor-faktor penunjang dan penghambat yang

diperkira-kan bakal terjadi,

memperhatikan tingkat kemampuan para pelaksana

yang

diberi tugas,

memperhitungkan waktu yang tersedia,

memperhitungkan dana yang tersedia, serta faktor-faktor

lain yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan.

Menyusun kriteria keberhasilan (evaluasi keberhasilan)

(18)

ketepatan pelaksanaan kerja dengan perintah yang

di-berikan,

ketepatan waktu kerja yang sesuai dengan waktu

yang

sesuai dengan waktu yang disediakan,

kerapihan kerja,

kerjasama antara anggota. «

Fungsi yang bertalian dengan penciptaan

suasana

kerja yang harmonis dalam mencapai tujuan meliputi:

Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pimpinan

dengan staf (hubungan vertikal), serta hubungan kerjasa

ma antara anggota (hubungan horisontal).

Menciptakan suasana kerja yang tanang, sehingga

menimbul-kan gairah kerja. Staf amenimbul-kan bekerja dengan rasa

aman,

tanpa merasa adanya tekanan-tekanan dan rasa takut untuk

berinisiatif dan takut untuk mendapatkan hukuman.

Menciptakan kepuasan kerja bagi para anggota, mereka me

rasa dihargai hasil kerjanya, mendapatkan imbalan

yang

sesuai dengan beban tugasnya dengan waktu yang

tepat

tanpa potongan-potongan yang tidak resmi (sah).

Menghindarkan diri dari janji-janji yang sukar

dipenuhi

atau bahkan tidak mungkin dipenuhi, yang akhirnya

-

jus-tru akan menimbulkan kekecewaan anggota.

Janji-janji tersebut misalnya tentang promosi untuk sua

tu jabatan tertentu.

(19)

Disiplin kerja yang baik, berarti bukan suatu

disiplin

yang kaku (rigid)

tanpa mau menerima suatu

alasanpun

untuk setiap kesalahan stafnya.

Dalam hal yang demikian maka tugas pimpinan adalah

meng-adakan perbaikan terhadap setiap kesalahan, karena

hu-kuman adalah merupakan jalan terakhir apabila semua

usa-ha perbaikan menemui kegagalan.

Pada Sekolah Dasar Negeri, tatanan yang

demikian

telah diatur oleh Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 33 tahun 1983 dan No. 026a/U/l983, tentang

Petunjuk

Administrasi Sekolah Dasar.

Garis besar keputusan tersebut berisl:

Petunjuk Umum Administrasi Sekolah Dasar terdapat

dalam

Buku I;

Administrasi Program Pengajaran, terdapat dalam Buku II;

Administrasi Kemuridan, terdapat dalam Buku III;

Administrasi Kepegawaian, terdapat-dalam;-Buku IV;

Administrasi Keuangan, terdapat dalam Buku V;

Administrasi Perlengkapan/Barang, terdapat dalam

Buku

VI.

Sebenarnya Kepala Sekolah Dasar dalam

hal

ini

hanya sebagai pelaksana peraturan yang sudah

disusun

atasan. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan

un

(20)

suasana kerja yang berbeda antara sekolah dasar satu de

ngan yang lain.

Suasana kerja yang demikian, akhir-akhir ini

me-nyelubungi situasi pendidikan kita pada umumnya.

Sekolah Dasar-Sekolah Dasar dituntut meningkatkan

produktivitasnya, dalam arti jumlah lulusan yang banyak,

sehingga para guru dihadapkan pada dilema antara

jumlah

dan mutu lulusan.

Kesulitan yang dihadapi para peneliti pada

Seko

lah Dasar, ialah apabila kita mengadakan pelacakan

mela-lui nilai guru dalam DP3 (Daftar Penilaian

Pelaksanaan

Pekerjaan). Obyektivitas penilaian penilaian sangat

di-ragukan, disebabkan DP3 lebih cenderung diartikan

seba

gai persyaratan kenaikan pangkat bagi guru daripada

ke-adaan-nyata dari setiap individu.

Dalam Buku IV Petunjuk Administrasi Sekolah Dasar

(halaman 10), dituliskan bahwa persyaratan kenaikan pang

kat seorang guru antara lain:

Lampiran yang diperlukan:

- Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan

dalam

pangkat terakhir.

- Salinan sah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

tahun terakhir.

Pada halaman berikutnya (halaman 11) tertulis: "Dan

mem-punyai nilai rata-rata baik, tidak ada nilai kurang da

lam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 2 (dua) tahun

(21)

Adapun sebaran nilai dalam Daftar Penilaian

Pelaksanaan

Pekerjaan ialah sebagai berikut:

1. Amat baik dengan nilai 91 s.d 100

2. Baik, dengan nilai 76 s.d. 90

3. Cukup, dengan nilai 61 s.d. 75

4. Sedang, dengan nilai 51 s.d. 60

5. Kurang dengan nilai 50 ke bawah.

Memperhatikan sebaran nilai yang telah ditentukan

oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta

persya

ratan tersebut, maka Kepala Sekolah dihadapkan

kepada

suatu dilema, yaitu memberi nilai secara obyektif

dalam

mengisi DP3 yang berarti ada kemungkinan menghambat

ke

naikan pangkat, atau hanya memperhatikan unsur

kemanu-siaan demi kenaikan pangkat para bawahan, yang

berarti

penilaian dilakukan tidak secara obyektif.

2. Kekuasaan (Power) dan Otoritas (Authority)

Kepala Sekolah Dasar di Indonesia juga

dianggap

sebagai seorang pemimpin. Pemimpin di sini akan

mem-punyai konotasi kekuasaan (power) dan otoritas

(autho

rity). Kekuasaan (power) merupakan kemampuan seseorang

atau kelompok untuk mengubah tingkah laku orang lain se

suai dengan yang dia inginkan (Materi Dasar

Pendidikan

Program Akta V, Buku II C, Administrasi Pendidikan 1983/

(22)

8

Otoritas (authority) adalah kekuasaan yang

sah

yang dipunyai seseorang dan diakui oleh kelompoknya.Oto

ritas (authority) biasanya lebih ditaati bawahan, karena

dia mempunyai dasar hukum yang sah. Keterpaduan kekuasa

an dengan otoritas akan lebih menguatkan kedudukan

se

orang pemimpin atau Kepala Sekolah Dasar.

Terjadinya pola-pola perilaku yang berbeda

pada

guru, sebagai anggota suatu organisasi pendidikan salah

satu sebabnya ialah kurang mempunyai Kepala Sekolah

me-madukan kekuasaan dan otoritas (Materi Dasar

Pendidikan

Program Akta Mengajar V, 1983/1984: 58).

Pola perilaku yang berbeda tersebut tentu

saja

akan menghambat tercapainya tujuan organisasi,

karena

antara pimpinan dengan anggota tidak serasi,

sehingga

seolah-olah pemimpin akan berusaha sendiri mencapai

tu

juan yang diharapkan tanpa mendapat dukungan dari

ang

gota.

Tidak terpadunya kekuasaan (power) dengan

oto

ritas. (authority), akan mengakibatkan beberapa

kemungkin-an, yaitu:

Lembaga akan berjalan dengan baik, dengan kondisi

hu

bungan yang baik.

Lembaga akan berjalan dengan baik, dengan kondisi

hu

bungan yang buruk.

(23)

hubungan yang buruk.

Lembaga akan berjalan dengan buruk, dengan kondisi

hu

bungan yang baik.

Lembaga berjalan dengan baik, artinya bahwa guru

guru menunaikan tugas dengan rasa tanggung jawab.

Lembaga berjalan dengan buruk, apabila guru-guru

melaksanakan tugas kurang bertanggung jawab, sehingga tu

gas-tugasnya menjadi terbengkalai.

Kondisi hubungan yang baik, artinya hubungan ker

ja antara guru dengan Kepala Sekolah harmonis, akrab dan

saling mempercayai.

Kondisi hubungan yang buruk artinya hubungan ker

ja Kepala Sekolah dengan guru-guru kurang harmonis

dan

saling mencurigai.

Sebagai akibat hal-hal tersebut di atas, maka da

lam pelaksanaannya di Sekolah Dasar akan terjadi

empat

kemungkinan:

Kemungkinan kondisi pertama: guru tetap melaksanakan tu

gasnya dengan rasa tanggung jawab, hubungan kerja Kepala

Sekolah dengan guru-guru akrab, sehingga

menghasilkan

jumlah lulusan yang banyak dengan nilai yang baik.

(24)

10

Kemungkinan kondisi kedua: guru melaksanakan tugasnya de

ngan rasa tanggung jawab, tetapi hubungan kerja

terjalin

kurang akrab, produktivitas lulusan dapat tetap tinggi

jumlahnya, tetapi nilai yang didapat rata-rata cukup.

Kemungkinan kondisi ketiga: guru melaksanakan tugas ku

rang bertanggung jawab, hubungan kerja dengan Kepala Se

kolah kurang akrab, hasil yang didapat kurang memuaskan

baik dalam jumlah maupun nilainya.

Kemungkinan keempat: Guru melaksanakan tugas kurang ber

tanggung jawab, tetapi hubungan kerja cukup akrab

jumlah

lulusan tetapi tinggi namun nilainya kurang memuaskan.

Apabila kita hubungkan dengan kriteria

penggolong-an nilai hasil belajar siswa, maka sebarpenggolong-an tersebut ada

lah sebagai berikut:

Kategori nilai hasil belajar baik terdiri dari:

Angka 10 dengan pengertian nilai istimewa.

Angka 9 dengan pengertian nilai baik sekali.

Angka 8 mempunyai pengertian nilai baik.

Kategori nilai belajar cukup terdiri dari:

Angka 7 mempunyai pengertian nilai lebih dari cukup.

Angka 6 mempunyai pengertian nilai cukup.

Angka 5 mempunyai pengertian nilai hampir cukup.

Kategori nilai hasil belajar kurang terdiri dari:

Angka 4 mempunyai pengertian nilai kurang.

(25)

11

Kategori nilai hasil belajar buruk terdiri dari:

Angka 2 mempunyai pengertian nilai buruk.

Angka 1 mempunyai pengertian nilai buruk sekali.

Kondisi-kondisi yang peneliti ungkapkan

di rauka

merupakan kondisi yang umum terjadi pada setiap

lembaga

pendidikan. Kepala sekolah harus mampu memantau

kondisi

lembaga yang dipimpinnya, terutama tentang

pelaksanaan

tugas guru serta hubungan kerja yang terjadi antara

Ke

pala Sekolah itu sendiri dengan guru-guru yang dipimpin

nya. Adakalanya Kepala Sekolah terjebak oleh

keadaan

yang terselubung, yaitu hubungan kerja yang tidak

riil,

sebagai contoh: apabila Kepala Sekolah hadir di

sekolah

maka kelihatan, bahwa guru-guru bersungguh-sungguh dalam

melaksanakan tugasnya, dan akrab dengan Kepala

Sekolah,

tetapi hal ini akan berubah sekali apabila Kepala

Seko

lah sedang berhalangan sehingga tidak dapat hadir di se

kolah, guru-guru akan bekerja semaunya dan kurang

ber

tanggung jawab.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka latar bela

kang masalah penelitian ini ialah berpangkal dari

ren-dahnya nilai EBTANAS yang disebabkan oleh belum

berfung-sinya Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas

kepemimpin-annya, sehingga berpengaruh kepada pelaksanaan tugas gu

(26)

12

B. Identifikasi Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar dihadapkan pada dilema

antara jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Jumlah lu

lusan yang banyak dengan nilai rata-rata yang banyak

de

ngan nilai rata-rata yang tinggi merupakan idaman

semua

lembaga pendidikan, tetapi biasanya hal tersebut

sukar

dicapai secara bersamaan.

Nilai-nilai lulusan siswa yang tinggi dapat ter

jadi apabila diawali dengan seleksi nilai kenaikan

kelas

yang ketat. Tetapi biasanya Kepala Sekolah lebih

menekan-kan kepada jumlah yang banyak untuk setiap kenaimenekan-kan kelas

tetapi kurang memperhatikan nilai-nilai siswa.

Berpijak pada situasi yang demikian, maka

timbul-lah persaingan antara sekotimbul-lah satu dengan sekotimbul-lah

lain-nya, baik dalam jumlah siswa yang naik kelas maupun dalam

jumlah kelulusan (output). Hal yang demikian akan merupa

kan kebanggaan tersendiri baik Kepala Sekolah maupun gu

ru- gurunya.

Hal tersebut akan terlihat pada data pra peneliti

an Hasil EBTANAS Sekolah Dasar di Kotamadya Bandar Lam

(27)

TABEL 1

REKAPITULASI PENGELOMPOKAN NILAI MATA PELAJARAN HASIL EBTANAS SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWASTA

DI KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG, 1986/1987

13

S t a t u s Jumlah Jumlah Mat a Kip. Jumlah

£

S.D. S.D. P e s e r t a Pljr n i l a i siswa

Negeri 168 9.875 P.M.P 6,01 6,00 5,99 7.463 271 2.141 76 3 21

Swasta 34 2.402 P.M.P 6,01

6,00 5,99 1.953 85 364 81 4 15

Negeri 168 9.875 B.Ind. 6,01 6,00 5,99 7.559 159 2.157 77 2 21

Swasta 34 2,402 B.Ind 6,01

6,00 5,99 1.356 48 498 77 2 21

Negeri 168 9.875 Mat em 6,01

6,00 5,99 1.752 408 7.725 18 4 78

Swasta 34 2,402 Mat em 6,01 6,00 5,99 882 134 1.386 37 6 57

Negeri 168 9.875 I . P . S 6,01 6,00 5,99 3.297 244 6.33 A 34 2 64

Swasta 34 2,402 I . P . S 6,01

6,00 5,99 1.209 131 1.062 50 5 45

Negeri 168 9.875 I . P . A 6,01 6,00 5,99 4.001 360 5.514 41 4 55

Swasta 34 2.4P2 I . P . A 6,01

6,00

1.103 75

47 3

5,99 1,224 50

Slumber deit a: Laporsin Penyedenggar*lan EBTi

•>-. T l n v

INAS

Lampung"1986/1987 hal. 121, 122

(28)

14

Berdasarkan data tersebut, maka apabila

dirata-ra-takan adalah sebagai berikut: Sekolah Dasar Negeri:

*T-n • a o-. 76 + 77 + 18 + 34 + 41

Nxlax

6,01 = _____

x i £ = 49,2 £

5

3 + 2 + 4 + 2 + 4

6,00 =

— x 1 £ - 3 $>

5

2 1 + 2 1 + 7 8 + 6 4 + 5 5

— x 1 + = 47,8 £

Sekolah Dasar Swasta:

81 + 77 + 37 + 50 + 46

6,01 =

x 1 <$> = 58,2

5

4 + 2 + 6 + 5 + 3

6,00 =

— xl^= 4 %

1 5 + 2 1 + 5 7 + 5 0 + 4 5

5,99 _

x 1 $> = 37,8 #

Nilai-nilai tersebut di atas ialah untuk melihat bobot

pengetahuan siswa pada Nilai EBTANAS Murni (NEM), sedang

kan untuk menentukan nilai dalam STTB digunakan rumus

sebagai berikut :

P + Q + nR

(29)

15

Keterangan:

P = Nilai Rapor Caturwulan I kelas VI

Q - Nilai Rapor Caturwulan II kelas VI

R = Nilai EBTANAS Murni

n = Koefisien R yang nilainya bergerak antara

2 - 0,5 yaitu: 2, 1, 0, 9, 8, 0, 7, 0, 6,

0, 5).

Sedangkan untuk menentukan nilai bidang studi yang

di-cantumkan dalam STTB yang diperoleh dari EBTA digunakan

rumus sebagai berikut :

P + Q + 2R

Keterangan:

P = nilai rapor Caturwulan I kelas VI

Q = nilai rapor caturwulan II kelas VI

R = nilai rapor yang diperoleh pada EBTA

(SK Kakanwil DEPDIKBUD Propinsi Lampung, 1986: 17-18)

Memperhatikan ketentuan tersebut di atas,

makin

jelaslah bahwa EBTA maupun EBTANAS lebih cenderung

me

nentukan bobot pengetahuan seorang siswa pada

kelompok-nya dan bukan menentukan lulus atau tidakkelompok-nya seorang sis

wa Sekolah Dasar.

Kondisi hasil EBTA siswa Sekolah Dasar

tersebut

secara organisasi menurut Warren Benis (1978: 281-193 )

(30)

16

dimensi konsep dan dimensi manusia.

Dimensi teknis lebih cenderung berhubungan dengan

tatanan organisasi berdasarkan organisasi, yaitu

yang

berhubungan dengan mekanisme organisasi, jalur tatakerja,

jalur informasi, pembagian tugas dan wewenang.

Dimensi konsep lebih cenderung berhubungan dengan

filsafat organisasi, tujuan organisasi, alasan

didirikan-nya suatu organisasi serta kriteria keberhasilan organi

sasi .

Dimensi manusia erat hubungannya dengan unsur pa

ra pelaksana. Unsur pelaksana merupakan unsur yang

sa

ngat menentukan.

Masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin or

ganisasi dalam hubungan ini ialah:

Masalah organisasional, masalah motivasi kerja dan masa

lah suasana kerja.

1. Masalah Organisasional

Masalah ini menyangkut usaha memadukan

kepen-tingan organisasi dan kepenkepen-tingan anggota. Seorang

mema-suki suatu organisasi disebabkan oleh adanya

kepentingan-kepentingan tertentu, demikian juga suatu organisasi

di-dirikan karena adanya maksud-maksud tertentu juga.

Seorang Kepala Sekolah Dasar Negeri

merupakan

(31)

17

berupaya untuk memajukan Sekolah yang dipimpinnya.

Upaya

tersebut tercermin dalam perilaku kepemimpinannya yang

dapat terlihat dalam cara memberi perintah kepada

guru-guru, membagi tugas, membimbing guru-guru maupun tindakan

tindakan yang lain.

Dalam melaksanakan tugas, baik guru-guru maupun

Kepala Sekolah, mempunyai keterbatasan

yaitu

karakteris-tik individu dan karakteriskarakteris-tik organisasi.

Karakteristik individu meliputi :

Tingkat kemampuan individu,

Tingkat kebutuhan individu, dan

Kepercayaan individu terhadap dirinya,

Pengalaman,

Sifcap individu.

Sedangkan karakteristik organisasi menyangkut

masalah

yang berhubungan dengan:

hirargi,

tugas-tugas,

wewenang,

imbalan,

kontrol.

2. Masalah Motivasi Kerja

(32)

18

Tingkat pencapaian prestasi individu dalam bekerja

pada

suatu lembaga tidak seluruhnya tergantung dari

imbalan

yang diterima.

Motiv berprestasi ini akan menjadi makin

tinggi

apabila :al tersebut dapat menimbulkan kebahagiaan

ter-sendiri (kepuasan kerja). Pengakuan pimpinan

terhadap

prestasi kerja staf akan menarnbah gairah kerja staf,

se-baliknya apabila pimpinan kurang dapat menghargai

pres

tasi kerja staf, maka secara tidak langsung akan

menira-bulkan motivasi kerja yang^bergairah. Hal xnx akan mem

punyai akibat terlambatnya pencapaian tujuan yang

diha

rapkan, hasil kerja yang kurang bermutu, serta

hambatan-hambatan lain yang senantiasa mengganggu kelancaran orga

nisasi.

Teori Thorndike yang diterapkan dalam

organisa

si tentang konsep penguatan (reinforcement concept),

sa

ngat erat hubungannya dengan motivasi. Perbedaannya

ada

lah apabila motivasi cenderung timbul

dari dalam

diri

individu, maka teori penguatan (reinforcement)

merupakan

perilaku yang ditimbulkan oleh adanya pendorong dari luar

atau adanya rangsangan tertentu (Edgar H. Schein,

1983:

101).

Ada tiga unsur penguat (reinforce) yang dapat

me

nimbulkan penguatan (reinforcement) tindakan individu :

(33)

19

Adanya unsur-unsur yang menyenangkan.

Adanya unsur-unsur yang membuahkan kenaikan hubungan

(association) antara respon dan stimulus yang

dihasilkan-nya. Sifat konsep yang ketiga ini dapat bersifat

menye

nangkan atau tidak menyenangkan (Edgar H. Schein,

1983:

101-102).

McClelland dalam hal yang demikian mengemukakan

teori kebutuhan yang dihubungkan dengan n Ach ( need

for

achievement), yaitu kebutuhan akan prestasi,

kebutuhan

akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan. Kesan yang

diperoleh dari hasil penelitiannya ialah :

Orang yang mempunyai n Ach tinggi lebih senang

menghindari tujuan hasil karya yang mudah dan

sukar.

Mereka sebenarnya lebih menyenangi tujuan yang

seba-tas kemampuannya yang dapat mereka capai.

Orang yang mempunyai n Ach tinggi lebih

menyenangi

umpan balik yang cepat, tampak dan efisien

mengenai

hasil karya mereka.

Orang yang mempunyai n Ach tinggi senang

bertanggung

jawab akan pemecahan persoalan.

(Djurban Wahid, 1984: 100).

3. Masalah Suasana Kerja

Suasana kerja timbul sebagai akibat dari adanya

iklim organisasi. Sedangkan iklim organisasi itu

sendiri

timbul sebagai akibat hubungan kerja yang harmonis atau

tidak harmonis dalam suatu organisasi.

Iklim organisasi yang menunjang akan dapat

menim

bulkan suasana kerja.yang sehat dan baik, dan sebaliknya

(34)

20

iklim organisasi yang buruk. Hubungan kerja yang

buruk

apabila pimpinan organisasi bersifat birokratis,

kurang

memperhatikan situasi stafnya pada saat tertentu.

Kondisi-kondisi seperti tersebut di atas akan mem

punyai pengaruh kepada sikap dan perilaku staf dalam

me

laksanakan tugasnya. Sikap senang akan menimbulkan

ke-cenderungan staf untuk bekerja secara sungguh-sungguh

serta penuh tanggung jawab.

Suasana kerja yang penuh gairah, sebenarnya

akan

sangat menguntungkan bagi pimpinan organisasi,

terutama

bagi pencapaian tujuan organisasi itu sendiri. Staf

yang

kurang bergairah dalam bekerja sukar diharapkan

untuk

mencapai target tertentu. Guru-guru beranggapan bahwa

ke-berhasilannya dalam bekerja lebih c nderung hanya

untuk

kepentingan Kepala Sekolah, karena guru-guru

mendapat

perlakuan yang sama baik guru yang raj in maupun yang ku

rang raj in, misalnya dalam hal kenaikan pangkat

pangkat

ataupun nilai guru dalam DP3.

4. Kepemimpinan dan Administrasi Pendidikan

Administrasi merupakan alat, alat tersebut

dapat

membantu kelancaran usaha organisasi untuk mencapai tuju

an dengan efektif. Untuk kelancaran usaha tersebut diper

lukan aturan-aturan tertentu, yang mengikat semua anggo

(35)

melaksa-21

nakan tugasnya dengan tanggung jawab.

Keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai

tujuan

yang diharapkan adalah menjadi tanggung jawab

sepenuhnya

pimpinan yang mengatur pelaksanaan administrasi tersebut.

Pemimpin harus mampu mengatur tiga unsur pokok administra

si yang dikenal dengan sebutan "the 3. M_sM, yaitu : Man,

Material and Money.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya,seorang pe

mimpin membagi-bagi tugas yang ada pada anggota

stafnya

sesuai dengan kemampuan staf tersebut masing-masing.

Da

lam hal yang demikian maka tugas seorang pemimpin

hanya-lah membagi tugas, mengawasi dan mengevaluasi hasil kerja

yang didapat.

Administrasi pendidikan mempunyai

prinsip-prinsip

dan aturan-aturan yang tidak jauh berbeda dengan

prinsip

prinsip serta aturan administrasi pada umumnya.

Administrasi pendidikan mencakup semua

kegiatan

dan pengurusan masalah pendidikan, termasuk juga kegiatan

dan pengaturan tentang administrasi sekolah. Administrasi

pendidikan tidak akan menjadi baik, kalau pengelolaan ad

ministrasi sekolahnya kurang baik, oleh sebab itu

peran

seorang Kepala Sekolah sangat penting.

Kepala Sekolah sebagai pengelola administrasi

se

kolah yang dipimpinnya dituntut untuk menguasai

(36)

22

Tugas-tugas administrasi sekolah yang

menjadi

tanggung jawabnya meliputi:

Administrasi keuangan.

Administrasi kepegawaian

Administrasi pengajaran

Administrasi kesiswaan

Administrasi perlengkapan

Administrasi umum.

Secara operasional maka Kepala Sekolah hanya

se

bagai pengatur terhadap pelaksana administrasi sekolah,

sedangkan pelaksana yang sebenarnya ialah para guru-guru.

Tugas Kepala Sekolah adalam hal ini ialah:

mengorganisa-sikan guru dalam tugas-tugas tertentu, mengawasi

pelak-sanaannya dan mengevaluasi hasil kerja yang

dilakukan

oleh guru-guru tersebut.

C. Perumusan Masalah

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar yang

dimaksud

dalam penelitian ini ialah pelaksanaan tugas-tugas Kepa

la Sekolah Dasar yang berhubungan dengan guru,untuk men

capai tujuan pendidikan.

Seperti telah diungkapkan di muka tugas-tugas Ke

pala Sekolah Dasar tersebut meliputi:

(37)

23

Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan pokok

dalam penelitian ini ialah: pelaksanaan kepemimpinan Ke

pala Sekolah dan pelaksanaan tugas guru, sedangkan

pe-rumusan masalahnya ialah: Bagaimana pendapat guru tentang

pelaksanaan Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan

bagaimana

pendapat guru tentang tugas-tugasnya.

Komponen pembahasan yang berhubungan dengan masa

lah tersebut meliputi:

Pendapat guru tentang supervisi yang dilakukan Kepala Se

kolah;

Pendapat guru tentang pengawasan yang dilakukan Kepala

Sekolah;

Pendapat guru tentang evaluasi yang dilakukan Kepala Se

kolah;

Pendapat guru tentang pelaksanaan proses belajar

meng

ajar yang dilakukannya;

Pendapat guru tentang bimbingan siswa yang dilakukannya;

Pendapat guru tentang administrasi kelas yang dilakukan

nya;

Berdasarkan komponen-komponen tersebut di

atas,

maka tujuan penelitian ini ialah:

Mengungkapkan pendapat guru tentang supervisi yang dila

kukan oleh Kepala Sekolah;

Mengungkapkan pendapat guru tentang pengawasan yang di

(38)

24

Mengungkapkan pendapat guru tentang penilaian yang

di

lakukan oleh Kepala Sekolah;

Mengungkapkan pendapat guru tentang proses belajar meng

ajar yang dilakukannya.

Mengungkapkan pendapat guru tentang bimbingan kepada sis

wa yang dilakukannya;

Mengungkapkan pendapat guru tentang administrasi

kelas

yang dilakukannya;

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para

Kepala Sekolah di Bandar Lampung khususnya untuk

lebih

raeningkatkan diri sebagai pemimpin sekolahnya, sedangkan

bagi guru-guru diharapkan untuk lebih memahami dan

meng-hayati tugas-tugasnya sebagai suatu kewajiban dan bukan

sebagai suatu beban yang memberatkan dirinya,

sehingga

akan timbul suatu hubungan yang harmonis antara

Kepala

(39)
(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka populasi

penelitian ini mengacu kepada karakteristik pendapat gu

ru tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Seko

lah dan pendapat guru tentang tugas yang dilaksanakannya,

dengan wilayah penelitian di Kotamadya Bandar Lampung.

Karakteristik yang diharapkan dapat dipantau oleh

penelitian ini meliputi:

Kepemimpinan yang dilakukan Kepala Sekolah:

Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah;

Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah;

Evaluasi kerja guru yang dilakukan Kepala Sekolah.

Pendapat guru tentang yang dilaksanakannya meliputi:

Pendapat guru tentang proses belajar mengajar yang dila

kukannya;

Pendapat guru tentang bimbingan kepada siswa yang dila

kukannya;

Pendapat guru tentang tugas aiministrasi sekolah yang

dilakukannya.

Adapun subyek populasi penelitian ini sebanyak

(41)

58

3.652 orang guru yang bertugas di Kotamadya Bandar Lam

pung, yang terdiri dari 3.283 guru Sekolah Dasar Negeri

dan 369 orang guru Sekolah Dasar Swasta.

TABEL 2

JUMLAH SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWASTA SERTA JUMLAH GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWASTA

DI KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG 1987

No Nama Kecamatan Jml. lah

Seko-Swasta

. r .

Jml. Guru

r

Neg. Swt Neg. Swt.

1. T. Karang Barat 28 3 31 448 38 486

2. T. Karang Pusat .19 6 25 • 525

62 587

3. T, Karang Timur 21 4 25 484 39 523

4. T. Betung Utara 23 6 29 385 69 454

5. T. Betung Sel. 23 3 26 389 22 411

6. T.Betung Barat 7 2 9 107 38 145

7. Sukarame 10 2 12 167 20 187

8. Panjang 14 4 18 253 39 292

9. Kedaton 23 4 27 525 42 567

Jumlah 168 34 202 3283 369 3652

Sumber: Laporan Bulanan Dinas DIKBUD. Kodya Bandar

Lampung 1987.

2. Sampel Penelitian

Menginagt jumlah populasi yang cukup besar, maka penelitian ini menggunakan sampel. Alasan penggunaan sam

pel dalam penelitian ini ialah:

Waktu yang tersedia terbatas;

(42)

59

Agar sampel yang diambil cukup representatif,ser

ta mampu mewakili populasi yang ada, maka digunakan tek

nik random sampling berdasarkan proporsi guru pada se

tiap kecamatan. Adapun besarnya proporsi pada setiap

ke-capatan ialah 4$.

TABEL 3

SAMPEL PENEL: jTTAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ' PROPORTIONAL RANDOM SAMPLING GURU-GURU

SEKOLAH DASAR KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG

^^^Sekolah Dasar

Kecama- ^^\^^

tan

^"-^^

Negeri Sampel (4*) Swasta • Sampel (4#)

^

T. Karang Barat

T. Karang Pusat

T. Karang Timur

T. Betung Utara

T. Betung Seltn.

T. Betung Barat

Sukarame Panjang Kedaton 448 525 484 385 389 107 167 253 525 18 21 20 15 16 4 7 10 21 38 62 39 69 22 38 20 39 42 2 3 2 3 1 2 1 2 2 20 24 22 13 17 6 8 12 24

Jumlah Sampel 132 18 150

Berdasarkan tabel tersebut maka sampel yang diguna

kan dalam penelitian ini sebesar 150 orang guru yang

ter-sebar pada 9 kecamatan.

(43)

60

mengadakan undian, yang menghasilkan lokasi seperti pada

tabel berikut:

TABEL 4

NAMA-NAMA SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWASTA DI KOTAMADYA BANDAR LAMPUNG YANG

DIJADIKAN SAMPEL PENELITIAN

No.' Kecamatan

Nama Sekolah Dasar

Negeri Swasta

1. T.Karang Barat

SDN 5 Kemiling SDN 14 Sukajawa SD Inpres GD.Air

SD Dharmawijata

2. T.Karang Pusat

SDN 1 Simpur SDN 2 Penengahan SDN 2 Penengahan

SD Persit K.C.K

3. T.Karang Timur

SDN 2 Kp. Sawah

SDN 4 Kedamaian SDN 5 Wonosari

SD K. Lydia

4. T.Betung Utara

SDN 3 Pengajaran

SDN 3 Smr. Batu

SD Inpres Peng

ajaran

SD Kaverius

5. T.Betung Sltn SDN 3 Gd.Pakuon

SDN 6 Sukaraja

SDN 1 Gd.Pakuon

SD Bodhisatwa

6. T.Betung Barat SDN 2 Pahoman

SDN 1 Longsir

SD Muhammadiyah

7. Sukarame SDN 1 Sukabumi SDN 4 Sukarame

SD Tunas Karya

8. Panjang SDN 4 Way Lunik

SDN 1 Srengsem

SD Muhammadiyah

9. Kedaton SDN 2 Kmp.Baru

SDN 4 Kedaton

SDN 2 Labuhan Ratu

(44)

61

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Pendapat Guru tentang Kepemimpinan yang

Dilakukan Kepala Sekolah

Teknik pengumpulan data tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam penelitian ini meng

gunakan teknik angket. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

berisi tentang pendapat guru yang dihubungkan dengan ke

pemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.

Pertanyaan-pertanyaan yang mengacu tentang kepe

mimpinan Kepala Sekolah terdiri atas tiga kelompok, ya

itu:

Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah;

Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah;

Evaluasi (penilaian) kepada guru yang dilakukan

oleh Kepala Sekolah.

Angkat yang harus dijawab oleh guru berupa

pernyataan-pernyataan (statement). Pada setiap nomor pernyataan-pernyataan,ha

nya ada dua alternatif jawaban, yaitu: senang - tidak se

nang.

Jumlah item perkelompok adalah sebagai berikut :

Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terdiri da

ri 12 item -pernyataan;

Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terdiri da

(45)

62

Evaluasi (penilaian) kepada guru yang dilakukan oleh Ke

pala Sekolah terdiri dari 5 item pernyataan.

2. Data Pendapat Guru tentang Tugas-tugas yang

Dilakukannya

Seperti halnya pada pengumpulan data Pelaksanaan

Kepemimpinan Kepala Sekolah, maka di sini juga digunakan

teknik angket.

Tugas-tugas guru dalam penelitian ini

dikelompok-an dalam tiga kelompok, yaitu:

Tugas melaksanakan administrasi sekolah;

Tugas melaksanakan Proses Belajar, Mengajar;

Tugas melaksanakan bimbingan kepada siswa.

Item disusun berdasarkan pernyataan (statement),

dan bukan pertanyaan.

Alternatif jawaban setiap pernyataan ialah:

setu-ju atau tidak setusetu-ju. Banyaknya item pada setiap kelom

pok adalah sebagai berikut:

Tugas melaksanakan administrasi sekolah terdiri dari 95

pernyataan.

Tugas melaksanakan Proses . Belajar Mengajar terdiri da

ri 15 pernyataan.

Tugas melaksanakan bimbingan kepada siswa terdiri dari

11 pernyataan.

(46)

63

untuk pilihan tidak setuju ialah 0 (nol). C. Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

1. Definisi Operasional variabel X

Kepemimpinan ialah suatu kegiatan pimpinan untuk

membantu bawahan dalam mencapai tujuan bersama, dengan melaksanakan fungsi yang bertalian dengan tujuan dan fungsi yang bertalian dengan hubungan dan suasana kerja

(J.F. Tahalele, 1975: 3).

Sesuai dengan Buku Petunjuk Administrasi Sekolah

Dasar, maka tugas Kepala Sekolah Dasar ialah melaksana

kan supervisi kepada guru, pengawasan kepada guru dan

evaluasi (penilaian) terhadap pelaksanaan tugas guru.

Berdasarkan hal tersebut maka untuk memahami pelaksanaan

kepemimpinan tersebut peneliti menyusun angket tentang

supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah, Pengawasan yang

dilakukan Kepala Sekolah dan evaluasi (penilaian) yang

dilakukan Kepala Sekolah.

Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.

Definisi operasional: "Supervisi ialah kegiat

an pelayanan yang membantu guru untuk menyelesaikan tu

gasnya dengan baik".(Kimbal Wiles, 1953: 3).

Cara pengukuran: Pendapat guru tentang supervisi yang di

lakukan oleh Kepala Sekolah diukur dengan menjumlahkan

sekor pendapat guru, senang sekor 1 (satu) dan tidak se

(47)

64

yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sesuai dengan Buku Pe tunjuk Administrasi Sekolah Dasar, meliputi:

Mengadakan rapat-rapat rutin dengan guru, mengadakan kun

jungan kelas ketika guru mengajar, mengadakan rapat de

ngan guru dalam hal memutuskan sesuatu, mengadakan rapat

khusus kalau terjadi hal-hal yang mendesak, menyelesaikan

perselisihan antar guru, mengadakan rapat dalam membagi

tugas, memeriksa daftar hadir guru, menegur guru yang ti

dak hadir tanpa ijin, memeriksa Satuan Pelajaran (S.P)

guru, memeriksa guru untuk bertanggung jawab terhadap tu

gasnya, membimbing guru menyusun rencana kegiatan.

Pengawasan Kepala Sekolah.

Definisi operasional: Pengawasan Kepala Sekolah ialah kegiatan Kepala Sekolah memantau pelaksanaan tugas

guru. (J.F. Tahalele, 1975: 89).

Cara pengukuran pendapat guru tentang pengawasan

Kepala Sekolah dengan menjumlahkan sekor pendapat guru.

Pendapat senang dengan sekor 1 (satu), tidak senang se

kor 0 (nol).

Adapun kegiatan-kegiatan tersebut beliputi:

Menegur kesalahan guru dalam forum rapat;

Mengadili guru secara terbuka;

Menegur guru secara pribadi;

Mengawasi guru melalui laporan guru lain;

Mempercayai informasi guru

(48)

65

Evaluasi (penilaian) Kepala Sekolah kepada guru.

Definisi operasional: Evaluasi (penilaian) Kepala

Sekolah ialah kegiatan Kepala Sekolah dalam

mempertim-bangkan pelaksanaan tugas guru.

Cara Pengukuran evaluasi (penilaian) Kepala Seko

lah: Pengukuran pendapat guru tentang penilaian yang di

lakukan Kepala Sekolah dengan menjumlahkan sekor penda

pat guru, senang dengan sekor 1 (satu) dan tidak

senang

dengan sekor 0 (nol).

Adapun kegiatan-kegiatan evaluasi (penilaian) ter

sebut meliputi:

Membuat catatan tentang penyelesaian tugas guru;

Membuat daftar hadir guru;

Memberhatikan catatan harian yang dibuat untuk mengisi

DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan).

Mencatat guru-guru yang bermasalah;

Mendisiplinkan guru-guru melalui pengisian DP3;

Mengisi DP3, secara obyektif;

Memperhatikan tingkat penyelesaian GBPP guru setiap akhir

semester.

2. Definisi operasional tentang pendapat pendapat

guru dalam melaksanakant tugasnya ialah: kon disi psikologis yang mengiringi guru dalam me

laksanakan proses belajar mengajar, melksana -kan bimbingan kepada siswa dan melaksana-kan ad

(49)

66

Untuk mengetahui hal tersebut, maka dalam peneli

tian ini diadakan pembahasan setiap komponen yang

dise-susaikan dengan Buku Petunjuk Administrasi Sekolah Dasar

yaitu: Pendapat guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar.

Definisi operasional: ialah kondisi psikologis guru yang

bersifat senang atau tidak senang pada waktu melakukan

kegiatan pengajaran.

Kegiatan tersebut meliputi:

Menyusun Satuan Pelajaran (S.P.) sebagai suatu kewajiban

Menyusun alat peraga;

Melaksanakan kegiatan tatap muka; Menyiapkan materi pelajaran;

Menghadapi murid yang tertinggal secara individual;

Mengajar menggunakan Satuan Pelajaran (S.P)

Menyusun Satuan Pelajaran (S.P) dibimbing Kepala Sekolah;

Satuan Pelajaran (S.P) dikontrol Kepala Sekolah; Rapat sebelum mendapatkan tugas mengajar;

Dikunjungi Kepala Sekolah ketika sedang mengajar;

Ditegur Kepala Sekolah karena tidak menyusun Satuan Pel

ajaran (S.P);

Mengajar sesuai dengan GBPP;

Mengajar sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Sekor pendapat senang adalah 1 (satu), tidak senang ada

(50)

67

*

Pendapat guru dalam melaksanakan bimbingan kepa

da siswa.

Definisi operasional: Pendapat guru dalam melak

sanakan bimbingan kepada siswa ialah kondisi psikologis

yang mengiringi guru dalam membantu siswa mengatasi ke

sulitan belajar. Kondisi psikologis tersebut bisa se

nang atau tidak senang.

Cara pengukuran pendapat guru dalam melaksanakan

bimbingan kepada siswa tersebut dengan menggunakan ang

ket tentang:

Pendapatnya dalam mengadakan absensi siswa;

Pendapatnya dalam memberi bimbingan secara indivdual ke

pada siswa;

Pendapatnya dalam membuat catatan tentang kemajuan bel

ajar siswa;

Pendapatnya dalam mencatat siswa yang mengalami

kelain-an;

Pendapatnya dalam memecahkan masalah siswa;

Pendapatnya tentang pelaksanaan kunjungan ke rumah sis

wa;

Pendapatnya dalam membuat buku penghubung;

Pendapatnya tentang raemperbaiki kesalahan siswa;

Pendapatnya tentang hukuman kepada siswa.

Sekor untuk ini didapat dengan menjumlahkan pen

dapat yang senang adalah 1 (satu) dan tidak senang ada

(51)

68

Pendapat Guru melaksanakan tugas administrasi se

kolah

Definisi operasional tentang pendapat guru dalam

melaksanakan tugas administrasi sekolah ialah: kondisi

psikologis yang mengiringi guru dalam membantu Kepala Se

kolah untuk mencatat atau menyusun laporan tentang kegia

tan atau situasi sekolah.

Cara pengukuran pendapat guru dalam melaksanakan tugas

administrasi sekolah ialah dengan angket yang berisi

per-tanyaan tentang:

Pendapat guru dalam menyusun daftar siswa menurut urutan

nomor induk;

Membuat catatan kelompok kemampuan siswa;

Mengarsipkan nama-nama siswa berikut identitas orang tua/

walinya;

Membuat catatan tentang situasi sekolah;

Membuat catatan tentang hasil rapat dengan Kepala Sekolah;

Mengisi buku nilai harian siswa;

Mengisi papan absensi harian siswa;

Membuat rekapitulasi absensi siswa;

Membuat laporan siswa pada awal dan akhir tahun;

Membuat catatan tentang siswa yang drop-out.

Sekor diperoleh dengan menjumlahkan pendapat guru. Pen

(52)

69

D. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Validitas alat ukur yang digunakan dalam peneliti

an ini menggunakan validitas rasional, sedangkan secara

operasional digunakan validitas isi (content validity ).

Validitas isi (content validity) didapat berdasarkan pe

ngetahuan peneliti terhadap fenomena penelitian (Manasse

Malo, 1985: 123).

Validitas isi (content validity) dapat ditempuh

dengan cara:

Menetapkan fenomena yang akan diukur, yaitu mementapkan

variabel penelitian secara konkrit operasional;

Masing-masing variabel tersebut disusun secara operasio nal, sehingga indikator-indikator yang ada mampu

menja-wab konsep variabel yang ada;

Menyusun item berdasarkan indikator variabel operasional.

2. Reliabilitas alat ukur

Reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam pe

nelitian ini ialah rumus K - R 20.

Rumus K - R 20 digunakan dengan alasan:

a. Sekor setiap item 1 (satu) atau 0 (nol).

b. Jumlah item yang ada ganjil (Suharsimi Arikunto, 1986:

(53)

70

Secara operasional penjabaran rumus K - R 20 ia

lah sebagai berikut:

K

> / s? - c pq

. W t

-•(•

11 "V

K- 1 / V

St2

(Suharsimi Arikunto, 1986: 153)

Keterangan:

r,-, adalah reliabilitas instrumen;

K adalah banyaknya butir pertanyaan;

p

S+ adalah varians total;

p adalah proporsi subyek yang menjawab ya,

betul, senang, dengan sekor 1 untuk setiap

butir item, sehingga:

_ banyaknya subyek dengan sekor 1

N

q adalah proporsi subyek yang mendapat sekor

0, sehingga q = 1 - p.

E. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan se kor rata-rata pada setiap kelompok komponen, yaitu de

ngan rumus

fd .

X = AM + x x

(54)

71

Setelah didapatkan sekor rata-rata tersebut kita

mencari simpangan baku pada setiap kelompok sekor

de

ngan menggunakan rumus :

SD

' n > n '

Berdasarkan penggunaan dua rumus tersebut peneliti

akan

mengerti berapa orang yang setuju atau termasuk

dalam

rata-rata sekor, dan berapa orang men impang baik secara

positif 1 SD, 2 SD maupun 3 SD, dan berapa orang

yang

(55)
(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN RHKOMENDASI

A. Kesimpulan

Sesuai dengan perkembangan pendidikan di Propinsi

Lampung pada umumnya dan Kotamadya Bandar Lampung

khusus-nya, maka pendidikan di Kotamadya Bandar Lampung

memer-lukan pen&nganan yang serius dan profesional. Laju per tambahan penduduk baik yang disebabkan oleh angka kela-hiran maupun pertambahan penduduk yang disebabkan oleh

perpindahan penduduk dari daerah lain menyebabkan sarana

dan. prasarana pendidikan pemerintah yang tersedia kurang

mampu menampung seluruh anak usia sekolah dasar menerima

layanan pendidikan pemerintah (negeri), sehingga lembaga

pendidikan swasta sangat diperlukan kehadirannya.

Dalam penelitian yang terbatas ini peneliti tak

mampu mengungkapkan semua hal tersebut, oleh sebab itu

sesuai dengan permasalahan yang diajukan dan tujuan pe

nelitian ini, maka beberapa kesimpulan dapat diungkapkan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis terayata dari 150 orang

sampel penelitian, sebagian besar guru-guru di Kota

madya Bandar Lampung mempunyai pendapat senang ter

hadap kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

nya masing-masing.

(57)

123

Sebagian tersebut adalah meliputi pendapat dalam ka

tegori senang maupun kategori senang dengan

penyimpa-ngan positif (+ 1 SD,+ 2 SD maupun + 3 SD).

2. Sebagian besar guru-guru Sekolah Dasar di Kotamadya

Bandar Lampung berpendapat senang terhadap tugas- tu

gas yang dilakukannya. Sebagian besar tersebut meli

puti guru-guru yang berpendapat dalam ka.tegori senang

maupun kategori senang dengan penyimpangan positif

(+ 1 SD, + 2 SD maupun + 3 SD).

3. Sebagian kecil yang berpendapat dalam kategori senang

dengan. penyimpangan negatif (- 1 SD, - 2 SD, maupun

- 3 SD) terhadap kepemimpinan yang dilakukan oleh Ke

pala Sekolah.

4. Sebagian kecil guru-guru berpendapat senang dalam ka

tegori penyimpangan negatif (- 1 SD, - 2 SD maupun

- 3 SD) terhadap tugas-tugas yang dilakukannya.

5. Hubungan kerja Kepala Sekolah Dasar dengan guru -guru

rata-rata berjalan dengan baik, hal ini 'ditunjukkan

dengan pendapat guru-guru tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagian besar berpendapat dalam kategori se

nang, sehingga mempunyai dampak pada pelaksanaan tu

gas-tugas yang dilakukan oleh guru-guru tersebut. 6. Rata-rata Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar di Bandar

Lampung lebih menekankan kepada orientasi hubungan

(58)

124 guru, untuk mencapai produktivitas yang tinggi baik

mutu maupun jumlahnya.

7. Berdasarkan hal tersebut, maka dapatlah dikatakan bah

wa rata-rata Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar di Ban

dar Lampung termasuk dalam tipe Kepemimpinan yang de

mokratis, dengan ciri-ciri:

a. Keputusan berdasarkan musyawarah.

b. Menekankan kepada hubungan kerja yang baik dan me

nyenangkan.

8. Guru-guru senang dan menyetujui tipe tersebut,

walau-pun secara riil hal ini berakibat kepada nilai lulusan

yang rata-rata rendah, walaupun jumlah (kuantitas) lu

lusan cukup besar. Hal tersebut tergambar sebagai ber

ikut:

——r

6,1= 49,2$

5^99= 47,8$

6,0 = 3,0$

Rata-rata nilai

Gambar 18. Perbandingan persentase nilai EBTA

(59)

125

B. Rekomendasi

Pendidikan pada Sekolah Dasar merupakan landasan

bagi pendidikan pada tahap-tahap berikutnya. Isu-isu ten

tang kerancuan pendidikan disertai dengan menurunnya

mu-tu pendidikan merupakan kasus-kasus yang tidak

pernah

selesai.

Hasil penelitian ini, merupakan suatu sumbangan

tersendiri terutama bagi pendidikan dasar di

Kotamadya

Bandar Lampung. Guru-guru menerima kehadiran Kepala

Se

kolahnya sebagai seorang pemimpin yang dijadikan panutan.

Tentu saja hal ini dengan persyaratan-persyaratan ter

tentu, hal terbukti, bahwa beberapa sekolah tertentu ter

dapat adanya pendapat senang (setuju) dengan keputusan

Kepala Sekolah dengan penyimpangan negatif.

Berdasarkan hasil yang dicapai penelitian ini,ma

ka beberapa catatan dan rekomendasi perlu kiranya peneli

ti ajukan di sini antara lain:

1. Bahwa kategori senang yang dimaksud dalam peneliti

an ini juga mempunyai pengertian setuju pada pernyata

an yang peneliti ajukan, sehingga kategorisasi terse

but tidak akan salah diartikan sebagai suatu pengerti

an kepada hal-hal yang menjurus kepada asal menyenang

kan pimpinan saja.

2. Hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan

(60)

126 antara guru-guru dengan kepala sekolah.

Hal ini dapat menumbuhkan suatu iklim kerjasama

yang

baik, apabila disertai dengan pembinaan prestasi ker

ja dengan cara penataran atau diskusi-diskusi.

3. Khusus di Propinsi Lampung.umumnya dan Kotamadya Ban

dar Lampung khususnya, dengan kondisi budaya yang

he-terogin, Kepala Sekolah dihadapkan pada suatu dilema

perbedaan ethis. Hal ini tak akan menjadikan hambatan

apabila Kepala Sekolah mampu mendudukan diri

dengan

tepat, baik dalam mengambil keputusan dan melakukan

keputusan itu sendiri.

4. Peningkatan diri bagi guru-guru dalam hal

pengetahu

an adalah sarat mutlak sehingga guru-guru tidak beker

ja dan mengajar secara monoton. Persiapan — persiapan

yang matang sebelum tugas dilakukan akan memudahkan

bagi guru itu sendiri selain juga siswa akan lebih

mudah memahami pelajaran yang diberikan.

5. Rasa memiliki dan rasa kebersamaan baik bagi

Kepala

Sekolah maupun guru-guru akan menimbulkan kerjasama

yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan, selain ju

ga untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas pen

didikan.

Demikianlah sebagai penutup tesis ini, semoga ada

(61)

127

C. Diskusi

Tinjauan tentang pendapat guru terhadap kepemimpin

an Kepala Sekolah dan hubungannya dengan pelaksanaan

tu

gas-tugas guru ini terdapat beberapa kelemahan.

Keleraahan yang pertama ialah bahwa peneliti

dalam

hal ini tidak menilai kadar hubungan yang ada, sehing

ga hasil penelitian ini hanya memisah-misahkan jumlah gu

ru yang senang atau setuju terhadap pelaksanaan kepemimpi

nan yang dilakukan Kepala Sekolah, serta jumlah guru yang

senang atau setuju dalam melaksanakan tugasnya

sebagai

akibat pelaksanaan kepemimpinan Kepala Sekolah.

Seyogyanya para peneliti yang akan datang meninjau

juga kadar keeratan hubungan tersebut, apakah

bimbingan

pelaksanaan kepemimpinan dan pelaJcsanaan tugas-tugas guru

tersebut cukup erat, erat atau bahkan sangat erat. Karena

dengan mengetahui kadar hubungannya tersebut kita

akan

mampu menciptakan suasana yang dikehendaki bersama

baik

oleh Kepala Sekolah maupun oleh guru.

Kelemahan yang kedua ialah penelitian ini

tidak

meraisah-misahkan latar belakang pengalaman pekerjaan

dan

pendidikan Kepala Sekolah, sehingga penelitian ini

tidak

mengungkapkan apakah hal itu juga mempengaruhi pelaksana

an kepemimpinan Kepala Sekolah walaupun secara teori

hal

tersebut memang diakui.

Keleraahan-kelemahan hasil penelitian ini diharap

kan dapat terungkapkan oleh para peneliti pada

periode

(62)

^

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Propinsi Lampung, Lampung Dalam Angka Tahun 1980,

Kantor Statistik Propinsi Lampung.

Beeby, C.E., Pendidikan di Indonesia, LP3ES, Terjemahan

BP3K Yiss, Jaya Pirusa, Jakarta, 1982.

Bennis, W., 0rganizational Dynamics, McGraw Hill, Inter national Book Company, New York, I966

Cartwright, .0. & Zander, A., Group Dynamics, Reseearch &

Theory, Harper & Row, Publisher, New York, 1968.

Gastetter, W.B., The Personnel Function In Educational Administration, Mcmillan Publishing Company, New

York, 1981.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Dep. P & K., Ma

teri Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Bu ku II C, Administrasi Pendidikan, Proyek

Peng

Gambar

Tabel 12. TABEL INTERPRETASI NILAI r
TABEL KERJAPENDAPAT UJI RELIABILITAS ANGKET:GURU TENTANG PELAKSANAAN TU

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengkaitkan beberapa variabel maka dapat diketahui kecenderungan gubahan bentuk geometris pada selubung rumah tradisional, karena respon terhadap kondisi iklim

Pokja ULP Pemerintah Kota Tegal pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tegal Tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 19/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

ECDHP Elliptic Curve Diffie–Hellman Problem ECDLP Elliptic Curve Discrete Logarithm Problem ECDSA Elliptic Curve Digital Signature Algorithm ECIES Elliptic Curve Integrated

Ke-tiga, seorang remaja akan dianggap sebagai bagian dari kelompok jika ia berpenampilan atau bertingkah laku serupa dengan anggota kelompok lainnya, dan yang terakhir adalah

Demikian lah yang dapat penulis sampaikan, harapan saya agar tulisan ini dapat berguna bagi pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten

Hasil penelitian ini terjadi karena variabel FDR, NPF, Bank Size , GDP, dan Inflasi memiliki keterkaitan satu sama lain, dengan memiliki aset yang besar maka