• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN OBYEKTIVITAS TES KELINCAHAN SEPAKBOLA BALSOM UNTUK SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI SE KOTA CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN OBYEKTIVITAS TES KELINCAHAN SEPAKBOLA BALSOM UNTUK SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI SE KOTA CIMAHI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN OBYEKTIVITAS TES

KELINCAHAN SEPAKBOLA BALSOM UNTUK SISWA YANG

MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI

SE KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh

KHARICMAYANDA

0901081

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Uji Validitas, Reliabilitas dan Obyektivitas Tes

Kelincahan Sepakbola Balsom Untuk Siswa

yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola Di

SMA Negeri Se Kota Cimahi

Oleh Kharicmayanda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Kharicmayanda 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN OBYEKTIVITAS TES

KELINCAHAN SEPAKBOLA BALSOM UNTUK SISWA YANG

MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI

SE KOTA CIMAHI

Pembimbing : 1. Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd

2. Dr. Nuryadi, M.Pd

Kharicmayanda

Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan, saat ini masih kurang banyak bentuk tes kelincahan yang lebih spesifik ke dalam cabang olahraga sepak bola. Tes yang sering dilakukan hanya seputar tes kelincahan yang umum untuk seluruh cabang olahraga seperti zig–zag test dan shuttle run test. Untuk itu peneliti ingin

menguji tingkat validitas, reliabilitas, dan obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom sebagai bentuk tes baru untuk melatih kelincahan dalam olahraga sepakbola.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan populasi yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMAN se Kota Cimahi. Pengambilan sampelnya menggunakan tehnik kluster sampling, diantaranya Cimahi bagian utara diwakili SMAN 3 Cimahi, bagian tengah diwakili SMAN 2 Cimahi, dan bagian selatan diwakili SMAN 6 Cimahi. Total sampel yang digunakan sebanyak 66 siswa.

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh tingkat validitas sebesar 0,96 dan termasuk kategori sangat kuat. Tingkat relibilitas sebesar 0,61 termasuk kategori kuat. Tingkat obyektivitas sebesar 0,72 termasuk ke dalam kategori kuat.

(5)

ABSTRACT

TEST VALIDITY, RELIABILITY AND OBJECTIVITY, BALSOM AGILITY FOOTBALL TEST FOR THE FOLLOWING STUDENTS IN SOCCER EXTRACURRICULAR SENIOR HIGH SCHOOL IN CIMAHI

CITY

Supervisor: 1. Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.

2. Dr.. Nuryadi, M.Pd

Kharicmayanda

Based on the findings of researchers in the field, it is still lacking many forms of agility tests that are more specific to the sport of football. Tests are often done just about agility tests that are common to all sports such as zig-zag test and shuttle run test. To the researchers wanted to test the validity, reliability, and objectivity football Balsom agility tests as a form of new tests to train agility in the sport of football.

The research method used is descriptive research method with the population of students who follow football extracurricular at SHS Cimahi. Taking the sample using cluster sampling techniques, including northern Cimahi represented SMAN 3 Cimahi, the central part Cimahi represented SMAN 2 Cimahi, and southern Cimahi represented SMAN 6 Cimahi. Total sample used as many as 66 students.

Based on the results obtained data processing rate of 0.96 and the validity of the very strong category. Reliability level of 0.61, including a strong category. The level of objectivity of 0.72 belongs to the strong category.

(6)

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Pertanyaan Penelitian ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Mafaat Penelitian ... 8

G. Penjelasan Istilah ... 9

H. Anggapan Dasar ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Sepak Bola ... 13

a. Pengertian Sepakbola ... 13

b. Pola Gerak Dominan Permainan Sepakbola ... 14

c. Struktur Gerak Sepakbola ... 14

d. Teknik Dasar Bermain Sepakbola ... 16

1.Menendang (Kicking) ... 16

2.Menghentikan atau Mengontrol (Stoping) ... 18

3.Menggiring (Dribbling) ... 18

(7)

a. Validitas... 26

1.Validitas Isi ... 26

2.Validitas Konstruksi (Construct Validity) ... 29

3.Validitas Setara (Concurrent Validity) ... 30

4.Validitas Prediksi (Predictive Validity) ... 30

b. Reliabilitas ... 30

c. Obyektivitas... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Metode Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel... 39

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Prosedur Pelaksanaan Tes ... 42

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

G. Tempat dan Jadwal Penelitian ... 27

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 48

a. Validitas... 48

b. Reliabilitas ... 52

c. Obyektivitas... 52

B. Diskusi Penemuan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

(8)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa teknologi yang semakin modern ini kebutuhan setiap orang untuk beraktivitas tanpa harus mengeluarkan tenaga yang besar sangatlah mudah, terutama dengan munculnya berbagai alat komunikasi yang semakin canggih yang membuat setiap orang malas untuk bergerak. Tanpa disadari berbagai kegiatan seperti itu bisa menjadi boomerang untuk dirinya sendiri terutama minimalnya kegiatan yang mengharuskan tubuh bergerak sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya, akibat kurang bergerak ini dapat menimbulkan berbagai gejala ataupun penyakit dikarenakan tubuh yang seharusnya bergerak dengan maksimal setiap hari tidak pernah dilakukan dengan baik. Dampak negatif dari era modern ini dapat ditanggulangi dengan berbagai aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat sehingga tubuh bergerak sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya, salah satunya dengan melakukan aktivitas olahraga. Namun dalam melakukan aktivitas olahraga pun tidak diharuskan untuk menghasilkan suatu prestasi yang mungkin saja dapat mendongkrak ekonomi kehidupan akan tetapi bisa juga dilakukan dengan aktivitas seperti olahraga pendidikan maupun olahraga rekreasi, lebih khususnya olahraga sangat penting untuk setiap orang yang memiliki aktivitas bekerja atau jam kerja yang sangat sibuk, olahraga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengganggu aktivitas bekerja atau jam kerja tersebut.

(9)

ditemukan berbagai macam cabang olahraga, seperti sepakbola, bola voli, bola basket, bulutangkis, dll.

Jika berbicara tentang cabang olahraga, hal pertama yang mungkin diucapakan oleh banyak orang ialah sepak bola, sepakbola adalah cabang olahraga yang paling populer di dunia terutama di Indonesia, hampir di setiap penjuru kota dan desa dapat ditemui anak – anak bahkan orang tua yang bermain sepakbola. Saat ini sepakbola pun bukan menjadi suatu tontonan saja akan tetapi dapat dicari berbagai hal yang menarik yang ada di dalam sepakbola, seperti ikut organisasi pecinta sepakbola atau biasa disebut fans club, atau mungkin saja untuk hal – hal negatif bisa dijadikan ajang untuk berjudi. Sepakbola menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat dimana saja sesuai dengan kebutuhannya dan bisa menjadi kepuasan yang tidak bisa tergantikan dengan kepuasan yang berada di aktivitas lainnya, bahkan di Indonesia sepakbola sudah menjadi jatidiri bangsa yang tidak bisa terpisahkan lagi dari identitas bangsa, jika kita lihat dan harus membandingkan dengan olahraga lainnya saat ada pertandingan sepakbola baik tingkat nasional maupun internasional antusias penonton sangat berbeda dengan pertandingan olahraga lainnya, seperti contohnya saat bergulirnya LSI (Liga Super Indonesia) antusias penonton sangat membeludak yang dapat kita lihat dari penuhnya tribun penonton di stadion.

Sucipto dkk (1999:7) mengemukakan bahwa :

Sepakbola adalah permainan beregu, masing – masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya.

(10)

bermain sepakbola. Harsono (Tite, dkk, 2007: 21) mengemukakan bahwa : “Latihan adalah proses yang sistematis daripada bekerja atau aktivitas gerak jasmani secara berulang – ulang, dengan kian hari menambah jumlah pekerjaannya atau aktivitas kegiatannya.”

Latihan dalam olahraga merupakan hal yang terpenting untuk menghasilkan suatu prestasi, terutama latihan kondisi fisik yang mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan progresif dan yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Program latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin. Pada latihan kelincahan diperlukan ciri-ciri latihan yang khusus. Salah satu latihan kondisi fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan suatau cabang olahraga ialah latihan kelincahan. Kelincahan berasal dari kata lincah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Angga, 2010) “lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap.” Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan.

Suharno HP (Mulyono, 2005) mengatakan bahwa ;

Kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik - teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

Jadi kelincahan bukan hanya menuntut kecepatan, akan tetapi juga fleksibilitas yang baik dari sendi - sendi anggota tubuh. Tanpa memiliki fleksibilitas, orang tidak akan bisa bergerak lincah. Selain itu faktor keseimbangan juga penting dalam kelincahan. Suhendro, dkk (1998 : 438) mengemukakan bahwa : “orang yang lincah adalah orang yang mampu merubah satu posisi kesuatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik.”

(11)

umum program latihan fisik untuk pemain sepak bola itu ada 4 jenis seperti yang dikutip dalam Aryadi (2012) yaitu:

1. Program peningkatan kecepatan (Speed) 2. Power.

3. Kelincahan. 4. Daya tahan 5. Koordinasi.

Lebih lanjut program latihan fisik di atas merupakan bagian dari program latihan keseluruhan, beberapa latihan fisik itu antara lain:

1. Teknik Dasar

2. Latihan Teknik Kontrol Bola 3. Latihan Kerjasama Team 4. Latihan Menyerang 5. Latihan Bertahan 6. Latihan Fisik 7. Latihan Mental 8. Latihan Taktik

9. Latihan Teknik, Taktik & Strategi Kompetisi

Dalam beberapa latihan kondisi fisik tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang latihan kelincahan dalam sepakbola.

(12)

oleh karena itu penulis akan menguji kembali tes kelincahan Balsom ini di Indonesia.

Gambar 1

Balsom Agility Soccer Test (Topend Sports Network, 2013)

Latihan kelincahan tersebut digunakan di Inggris yang faktanya terdapat perbedaan karakteristik yang sangat jauh dengan karakteristik orang – orang di Indonesia maka penulis tertarik untuk menguji ulang latihan kelincahan tersebut kepada siswa SMA di Indonesia khususnya untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola se Kota Cimahi. Penulis akan memberikan tes kelincahan Balsom (Balsom Agillity Test) ini kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMA se Kota Cimahi ini untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitasnya sehingga apabila tes ini valid, reliabel dan obyektif maka tes ini bisa digunakan di Indonesia khususnya di SMA – SMA se Kota Cimahi.

(13)

Qomara (2013) menjelaskan bahwa : “tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku.” Suatu tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada kemampuan rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang individu maupun obyek tertentu. Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbeda-beda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga.

Dalam suatu latihan tes dan pengukuran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan evaluasi. Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau obyek yang akan diukur, Suharsimi Arikunto (Nurhasan dan Hasanudin, 2007:3) mengemukakan bahwa : “tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara aturan – aturan yang sudah ditentukan.”

Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:5) “Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur,” sedangkan Suntoda (Abdurrohman, 2012:3) mengemukakan bahwa :

Pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data atau informasi tentang individu maupun obyek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang digunakan sampai diperolehnya hasil (misalnya frekuensi, jarak, waktu, dan satuan ukuran suhu) hasilnya pengukuran bersifat kuantitatif. Jadi pengertian pengukuran adalah proses untuk memperoleh data obyektif dan kuantitatif yang hasilnya dapat diolah secara statistika.

(14)

obyektivitas secara ekonomis, kepraktisan dalam pelaksanaan dan mempunyai norma.

Beberapa jenis validitas menurut Arikunto (Nurhasan dan Hasanudin, 2007;36) menjelaskan sebagai berikut :

Validitas logis, mencakup : 1. Validitas isi (content validity)

2. Validitas konstruksi (contruck validity)

Validitas empiris, mencakup :

1. Validitas setara (concurrent validity) 2. Validitas prediksi (predictive validity)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah – masalah yang terjadi

1. Tes kelincahan Balsom yang dilakukan belum tentu valid 2. Tes kelincahan Balsom yang dilakukan belum tentu reliable 3. Tes kelincahan Balsom yang dilakukan belum tentu objektif

4. Jenis tes kelincahan yang tidak diperbaharui, seperti yang sering digunakan yaitu zig – zag agility test dan suttle run tes

5. Tes kelincahan yang sudah ada lebih umum dan tidak spesifik terhadap cabang sepakbola

6. Tes kelincahan Balsom ini belum diketahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitasnya

C. Batasan Masalah

(15)

D. Pertanyaan Penelitian

Dalam kaitannya dengan uraian diatas penulis akan mengadakan spesifikasi sebagai pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Berapa tingkat Validitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi ? 2. Apakah tingkat validitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi tersebut signifikan ?

3. Berapa tingkat Reliabilitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi ? 4. Apakah tingkat reliabilitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi tersebut signifikan ?

5. Berapa tingkat obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi ? 6. Apakah tingkat obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi tersebut signifikan ?

E. Tujuan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-Kota Cimahi

F. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

(16)

b. Secara Praktis

Secara praktis dapat dijadikan untuk bahan lanjutan penelitian tentang tes kelincahan Balsom, dan Penelitian ini dapat menjadi referansi untuk para pelatih ataupun guru untuk melakukan tes kelincahan dalam sepakbola yang dapat mengembangkan potensi atlet atau anak didik nya.

G. Penjelasan Istilah

Berkaitan dengan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini, beberapa batasan istilah yang digunakan dalam penelitian perlu adanya penjelasan istilah, yaitu :

1. Validitas Menurut Sugiyono (Lestari, 2011) adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian 2. Reliabilitas menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:35) apabila suatu tes

diberikan kepada suatu kelompok dan kemudian tes tersebut diberikan kembali pada waktu yang berlainan pada kelompok yang identik, maka hasil tes pertama dan kedua menunjukan adanya skor yang sama.

3. Menurut Anastasia dan Susana (Lestari, 2011) mengemukakan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

4. Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:448) mengemukakan bahwa obyektivitas adalah derajat kesamaan atau keajegan hasil tes yang diperoleh dari beberapa orang pengetes (testor) dalam objek yang sama.

(17)

6. Suhendro (1998 : 438) mengemukakan bahwa : “orang yang lincah adalah orang yang mampu merubah satu posisi kesuatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik.”

7. Dalam situs infobebas.web.id/2011/latihan-kelincahan-untuk-sepak-bola.html menyebutkan bahwa Latihan kelincincahan untuk sepakbola ialah latihan yang melibatkan berjalan dan berlari dengan kecepatan tinggi untuk meningkatkan kecepatan dan fleksibilitas. Metode yang paling umum ialah berhenti dan mulai sprint, dimana atlet berhenti secara tiba – tiba dan seketika melakukan sprint.

8. Sepakbola menurut Sucipto dkk (1999:7) sepakbola adalah permainan beregu, masing – masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya.

9. Dalam situs www.artikata.com mengemukakan bahwa sepak bola adalah permainan beregu di lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yg berlawanan yg masing-masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, kemenangan ditentukan oleh selisih gol yg masuk ke gawang lawan.

H. Anggapan Dasar

Setiap akan melakukan penelitian diperlukan anggapan dasar sebagai titik tolak pemikiran terhadap penelitian yang akan dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (Sutikno, 2011) bahwa : “anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.”

(18)

tergantung pada kecocokan alat ukur atau instrumen yang digunakan serta kemahiran para pelaksananya.

Nurhasan dan Hasanudin (2007:1) menjelaskan bahwa :

Dalam proses pembelajaran tes dan pengukuran merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi. Tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan proses untuk memperoleh data. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran merupakan data yang obyektif, yang dapat dijadikan dasar melakukan penilaian dalam proses pembelajaran.

Suatu tes dikatakan baik bila tes tersebut memenuhi beberapa indikator yang mencerminkan kualitas dari tes/alat ukur yaitu derajat validitas, reliabilitas dan obyektivitas secara ekonomis, kepraktisan dalam pelaksanaan dan mempunyai norma.

Suntoda (2012) mengemukakan syarat untuk melaksanakan pengukuran, diantaranya :

1. Harus dilakukan untuk mencapai tujuan, yaitu sesuai dengan jenis dan ruang lingkup tujuan yang ingin dicapai.

2. Alat ukur yang digunakan hendaknya memenuhi syarat valid dan reliabel. 3. Tes dan pengukuran dilaksanakan oleh para petugas yang terlatih dan

berpengalaman dalam bidangnya.

(19)
(20)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dan penembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar

(basic research) dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian dasar bertujuan untuk “to discover new knowledge about fundamental

phenomena” dan applied research bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan (Sugiyono, 2012:10). Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

(21)

dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian

ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

Best (Hartoto, 2009) mengemukakan tentang metode deskriptif yaitu :

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.

Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antar variabel.

(22)

Metode deskriptif adalah metode penelitian didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan pada saat penelitian berlangsung. Data-data tersebut mula-mula diinventisir, kemudian disusun secara sistematis agar data tersebut dapat dijelaskan dan selanjutnya dianalisis berdasarkan teori yang ada.

Hartoto (2009) mengemukakan langkah – langkah penyusunan penelitian deskriptif, diantaranya :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian

Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif.

Surakhmad (1994:139) mengemukakan teknik – teknik penelitian deskriptif, diantaranya :

(23)

2. Teknik tes : studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.

Pelaksanaan metode – metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penelitian deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomen tertentu lalu mengambil bentuk studi kooperatif atau mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai studi kuantitatif, angket, tes, interviu dan lain – lain.

B. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2012:117) mengemukakan bahwa : “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Nawawi (Riduwan, 2011:10) memberikan pengertian bahwa : “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyk yang lengkap.”

Populasi bukan hanya orang, tapi juga obyek atau benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain – lain.

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan populasi yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di sekolah menengah atas negeri yang ada di kota Cimahi, yang terdiri dari enam sekolah, diantaranya SMAN 1 Cimahi, SMAN 2 Cimahi, SMAN 3 Cimahi, SMAN 4 Cimahi, SMAN 5 Cimahi, dan SMAN 6 Cimahi.

(24)

Sugiyono (2012:118) memberikan pengertian bahwa : “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan data, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Arikunto (Riduwan, 2011:11) mengatakan bahwa : “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam pengambilan sampel, Riduwan (2011:11) mengemukakan bahwa :

Teknik pengambilan sampel atau tehnik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan tehnik area sampling (kluster sampling). Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2011:60) bahwa : “area sampling (kluster sampling) ialah tehnik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada.”

Tabel 3.1

Sekolah SMAN di Kota Cimahi Menurut Letak Geografis Untuk Dijadikan Sampel Penelitian

\ SMAN 1 CIMAHI SMAN 2 CIMAHI SMAN 4 CIMAHI

SMAN 3 CIMAHI SMAN 5 CIMAHI SMAN 6 CIMAHI

CIMAHI SELATAN CIMAHI TENGAH

CIMAHI UTARA

(25)

Dari letak geografis diatas, maka penulis memilih sekolah yang untuk dijadikan sampel ialah SMAN 3 Cimahi dari Cimahi Utara, SMAN 2 Cimahi dari Cimahi Tengah, dan SMAN 6 Cimahi dari Cimahi Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ialah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengambilan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Tehnik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar – benar didapat data yang valid dan reliable. Jangan semua tehnik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan

Riduwan (2011:69) mengemukakan bahwa : “metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui : angket, wawancara, penhamatan,

ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.”

Lebih lanjut Riduwan (2011:76) mengemukakan beberapa macam tes instumen pengumpulan data, diantaranya :

1. Tes kepribadian

Tes kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang.

2. Tes bakat

Tes bakat (talent test) adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.

3. Tes prestasi

(26)

4. Tes intelegensi

Tes intelegensi adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang ndiukur intelegensinya. 5. Tes sikap

Tes sikap (attitude test) adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik tes prestasi karena mengukur kemampuan siswa dalam melakukan tes kelincahan dengan menggunakan Balsom Agility Test sebagai alat pengambilan data, dan setelah melakukan tes ini, data yang terkumpul akan langsung dapat diolah.

E. Prosedur Pelaksanaan Tes

Sebelum tes dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan – persiapan administrasi dan persiapan fasilitas yang akan digunakan. Sebelum sampel melakukan tes, peneliti menjelaskan terlebih dahulu cara untuk melakukan tes.

Gambar 3

(27)

1. Tujuan

Tes kelincahan Balsom ini bertujuan untuk tes kecepatan, kontrol tubuh dan kemampuan untuk mengubah arah (kelincahan).

2. Peralatan yang dibutuhkan  Stopwatch

 Meteran

 Kerucut penanda  Lapang yang datar. 3. Prosedur pengetes

- Pengetes memangil obyek tes untuk melakukan tes

- Pengetes member aba – aba „bersedia‟ „siap‟ lalu meniup peluit - Kedua pengetes memegang stopwatch untuk mengukur waktu. - Setelah sampai finish pengetes menulis hasil waktu yang didapat 4. Prosedur obyek tes

 Mengatur kerucut seperti digambarkan dalam diagram untuk menandai awal, akhir dan tiga titik balik.

 Jarak antara kerucut A dan B adalah 7,5 m  Jarak antara kerucut B dan C adalah 7,5 m  Jarak antara garis lurus A,B ke D adalah 3 m  Jarak antara kerucut D ke E adalah 7,5 m

 Subjek mulai dari A dan berlari ke kerucut di B kemudian berbalik dan kembali ke A.

 Subyek kemudian berlari melewati kerucut D dan menuju kerucut E  Subyek kembali ke D dan kemudian melewati kerucut B untuk berakhir

di kerucut C sebagai finish. 5. Penilaian

(28)

Dalam penelitian ini sebelumnya sudah melakukan uji coba , tapi tingkat validitas dan reliabilitasnya belum diketahui, penelitian ini menggunakan sampel pemain sepak bola Inggris Premier League dengan mencapai skor rata-rata 11,7 detik

7. Populasi Target

Tes ini dirancang untuk pemain sepak bola, tetapi tes juga akan cocok untuk tim olahraga yang menguktamakan kelincahan.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Berkaitan dengan pengujian instrument, Arikunto (Riduwan, 2011:97) menjelaskan bahwa : “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur” dilanjutkan oleh Sugiyono (Riduwan, 2011:97) bahwa : “jika instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dari pengertian itu dapat diartikan lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan).

Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid. Maka penulis dalam penelitian ini melakukan pengujian validitas dengan menggunakan tehnik daya beda, seperti yang dikemukakan oleh Suntoda (2012) bahwa : “daya pembeda adalah kemampuan suatu tes untuk membedakan peserta tes antara yang berkemampuan tinggi dan rendah.” Untuk mencari tingkat reliabilitas dan obyektivitas menggunakan tehnik korelasi pearson product moment seperti yang dikemukakan oleh Abduljabar dan Sudrajat (2010:229) bahwa : “Korelasi product moment ditemukan oleh Karl Pearson tahun 1900. Kegunaannya untuk

(29)

Untuk mendapatkan derajat koefisien validitas, peneliti membandingkan tes kelincahan sepakbola Balsom ini dengan bentuk tes yang sering digunakan yaitu shuttle run, dengan bentuk tes seperti pada gambar 2.1

Adapun langkah – langkah dalam pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti, diantaranya :

1. Mengurutkan data nilai hasil tes dari skor tertinggi (waktu tercepat) sampai skor terendah (waktu terendah)

2. Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah dengan 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.

3. Mencari nilai rata – rata kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus :

̅

Keterangan :

̅

N = Jumlah responden

∑ = Jumlah

4. Mencari variansi (S²) kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus :

5. Masukkan nilai rata – rata dan varians dari masing – masing kelompok kedalam rumus :

̅ ̅ √

Keterangan : t = t hitung

̅ ̅

(30)

6. Mencari batas kritis nilai t-tabel pada 1- α (0,05) dengan dk = n1+n2-2 7. Membandingkan t-hitung dengan t-tabel, jika :

a. Nilai t-hitung ≥ t-tabel, maka perbedaan tersebut signifikan b. Nilai t-hitung < t-tabel, maka perbedaan tersebut tidak signifikan

8. Membandingkan hasil tes kelincahan Balsom dengan tes Shuttle run untuk mencari derajat validitas tes dengan rumus korelasi product moment angka kasar.

Keterangan :

r XY = Koefisien korelasi

= Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

9. Menghitung tingkat reliabilitas tes

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan metode tes ulang (test

and re-test method) dengan menggunakan rumus korelasi product moment

angka kasar.

Keterangan :

r XY = Koefisien korelasi

(31)

= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

10. Mencari signifikansi tes dengan rumus

√ √

11. Menghitung tingkat obyektivitas dengan mengkorelasikan data dari 2 peneliti dengan langkah – langkah seperti penghitungan uji reliabilitas.

G. Tempat dan Jadwal Penelitian

Sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang terencana dan terorganisasi dengan baik, oleh karena itu peneliti membuat waktu rencana penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.2

Waktu dan Lokasi Penelitian

NO NAMA SEKOLAH WAKTU TEMPAT

1 SMAN 3 Cimahi 3 April 2013 dan

24 Mei 2013

Lap. Tenis SMAN 3 Cimahi

2 SMAN 2 Cimahi 1 April 2013 dan

27 Mei 2013

Lap. Futsal SMAN 2 Cimahi

3 SMAN 6 Cimahi 8 April 2013 dan

25 Mei 2013

(32)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan, pengolahan dan analisis data dari hasil tes kelincahan sepakbola Balsom mengenai validitas, reliabilitas dan obyektivitas, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Besarnya tingkat Validitas tes kelincahan Balsom ini adalah 0,96 maka tingkat reliabilitas tes tersebut sangat kuat

2. Berdasarkan hasil penghitungan t hitung sebesar 8,86 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka tingkat validitas tes kelincahan sepakbola Balsom ini dinyatakan signifikan.

3. Besarnya tingkat reliabilitas tes kelincahan Balsom ini adalah 0,61 maka tingkat reliabilitas tes tersebut kuat

4. Berdasarkan hasil penghitungan t hitung sebesar 6,16 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka tingkat reliabilitas tes kelincahan sepakbola Balsom ini dinyatakan signifikan.

5. Besarnya tingkat obyektivitas tes kelincahan Balsom ini adalah 0,72 maka tingkat obyektivitas tes tersebut kuat

6. Berdasarkan hasil penghitungan t hitung sebesar 8,30 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka tingkat obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom ini dinyatakan signifikan.

B. Saran

(33)

1. Berdasarkan hasil tes kelincahan sepakbola Balsom yang telah diteliti, peneliti menyarankan bahwa tes kelincahan sepakbola Balsom layak digunakan untuk atlet sepakbola dalam melatih kelincahan, khususnya untuk tingkat SMA.

2. Untuk para pelatih sepakbola/futsal bisa menggunakan tes kelincahan sepakbola Balsom ini dalam proses latihan kelincahan.

3. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai tes kelincahan sepakbola Balsom ini, disarankan untuk meneliti ke tingkat yang lebih besar, seperti sampel diubah menjadi tingkat mahasiswa atau atlet professional di Indonesia atau dengan populasi yang lebih luas seperti di Jawa Barat bahkan Indonesia.

4. Untuk penelitian lebih lanjut bisa memodifikasi tes kelincahan Balsom ini dengan memberikan kesulitan yang lebih banyak ataupun dengan memberikan jarak yang lebih jauh.

(34)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Sudrajat, J. (2010) Statistika dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI

Abdurrohman. (2012) Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan

Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis. Skripsi pada

FPOK UPI Bandung

Amron. (2012) Teknik – Teknik Bermain Sepakbola. [online] tersedia :

http//www.amron.badriza.com/2012/07/ teknik-teknik-bermain-sepak-bola.html

Angga. (2010) Pengertian Kelincahan. [online] tersedia :

http://anggaway89.wordpress.com/2010/05/24/latihan-kelincahan/ Arikunto, S. (1995) Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :

BumiAksara

Arikunto, S. (2003) Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (EdisiRevisi.).

Jakarta : BumiAksara

Aryadi. (2012) Metode Kepelatihan Dalam Sepakbola. [online] tersedia :

aryadipelatih.blogspot.com/2012/12/metode-kepelatihan-dalam-sepakbola.html?m=1

Frilandini, E. (2011) Metodologi Penelitian : Validitas Internal Dan

Eksternal. [online] tersedia :

http://ekyfrilandini.blogspot.com/p/validitas-internal-dan-eksternal.html?=1

Gemini. (2010) Pengaruh Mnajemen Konflik Prestasi Pinjaman Terhadap

Pegawai [online] tersedia :

http://ramdhani01.blogspot.com/2010/07/pegawai_23.html Harsono. (2001) Latihan Kondisi Fisik. Harsono

Hartoto. (2009) Penelitian Deskriptif. [online] tersedia : http:/www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html

Herdayanto, O.I. (2011) Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Keterampilan

Passing dan Shooting Dalam Cabang Olahraga Bola Tangan. Skripsi

(35)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Junaidi, W. (2011) Definisi Tes. [online] tersedia :http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/definisi-tes.html=

Lestari. (2011).Uji Validitas dan Reliabilitas. [online] tersedia : http://p4mristkippgrisda.wordpress.com/2011/05/10/uji-validitas-dan-reliabilitas/

Mulyono. (2005) Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan

Kelincahan Dengan Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa Lembaga Pendidikan Sepakbola (Lpsb) Undip Semarang Tahun 2005.

Skripsi pada FIK Universitas Negeri Semarang. [tersedia] online :

http://ramabie.com/wp-content/uploads/skripsi/SkripsiOlahRaga61.pdf

Navel. (2012) Reliabilitas, Kepraktisan, Dan Efek Potensial Satu Instrumen.

[online] tersedia :

http//navelmangelep.wordpress.com/2012/04/03/reliabilitas-kepraktisan-dan-efek-potensial-suatu-instrumen/

Nurfatwa, W.A. (2012) Profil Kemampuan Fisik Atlet Bola Voli Kelompok

Usia 16-18 Tahun. Skripsi pada FPOK UPI Bandung

Nurhasan dan Hasanudin (2007) Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI

Nurjaman, A. (2012) Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil

Belajar Keterampilan Gerak Dasar Bermain Sepakbola. Skripsi pada

FPOK UPI Bandung.

Qomara. (2013) Tes Dan Pengukuran Olahraga. [online] tersedia : http://qomarabriel.wordpress.com/2013/02/12/tes-dan-pengukuran-olahraga/

Riduwan. (2011) Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Riffandi, A.N (2012) Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur Kemampuan

Fisik Untuk Pegulat Hasil Modifikasi Judo Special Fitness Test (JSFT). Skripsi pada FPOK UPI Bandung

Rizkia, H. (2012) Pengertian Objektivitas, Independensi dan Laporan

Audit. [online] tersedia

(36)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sepri. (2012) Kelincahan. [online] tersedia : .http://sepriblog.blogspot.com/ 2012/04/kelincahan.html

Sucipto, dkk. (1999) Sepak Bola. Departemen Pendidikandan Kebudayaan Sucipto. (2002) Pembelajaran Sepakbola (Konsep Dan Metode). Bandung :

FPOK UPI

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Suhendro, A. dkk (1998) Dasar – Dasar Kepelatihan. Jakarta : Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Terbuka

Suntoda, A. (1996) Instrumen Mata Kuliah Tes Dan Pengukuran. Bandung : FPOK UPI

Suntoda, A. (2010) Bahan Ajar Mata Kuliah Tes Dan Pengukuran : Tes,

Pengukuran Dan Evaluasi PENJAS Dan Olahraga. Bandung : FPOK

UPI

Suntoda, A. (2012) Bahan Ajar Mata Kuliah Tes Dan Pengukuran : Tes,

Pengukuran Dan Evaluasi PENJAS Dan Olahraga. Bandung : FPOK

UPI

Surakhmad, W. (1994) Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metoda,

Teknik). Bandung : Tarsito

Sutikno. (2011) Tahapan Penelitian. [online] tersedia : http://bangtik.blogspot.com/2011_06_01_archive.html

Tite, dkk. (2007) Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI

Topend Sports Network (2013) Balsom Agility Test [online] tersedia : http://www.topendsports.com/testing/tests/agility-balsom.htm

Wikipedia Indonesia. (2013) Reliabilitas. [online] tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/ Reliabilitas

www.artikata.com (2013) Definisi Sepakbola. [online] tersedia : http://m.artikata.com/arti-350364-sepak+bola.html

Yahoo Answer (2008) [online] tersedia :

(37)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

. (2011) Latihan Kelincahan Sepakbola. [online]

http://infobebas.web.id/2011/latihan-kelincahan-untuk-sepak-bola.html

Gambar

Balsom Agility Soccer Test Gambar 1 (Topend Sports Network, 2013)
Tabel 3.1 Sekolah SMAN di Kota Cimahi Menurut Letak Geografis Untuk Dijadikan Sampel
Gambar 3
Tabel 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Shooting merupakan suatu hal yang sangat penting dalam olahraga sepakbola. Oleh sebab itu shooting wajib dikuasai oleh para atlet sepakbola, baik pemula ataupun

Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat daya tahan antara kardiorespirasi siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler futsal dengan sepak bola SMA N

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang melandasi keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler sepak bola SMA Negeri 1 Tiga Lingga Tahun 2014 yaitu dengan kategori “Sedang” yaitu 18

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Bagaimana motivasi dan apa yang menjadi motivasi siswa

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 5 Parindu Kabupaten Sanggau

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 5 Parindu Kabupaten Sanggau

Berdasarkan hasil dari penelitian saran untuk pihak sekolah diharapkan memperhatikan minat siswa dalam melakukan ekstrakurikuler futsal, serta pelatih atau pembina dapat memberikan