vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Perusahaan jasa yang menyediakan jasa sebagai main-product yang dijual, membutuhkan kepercayaan dari masyarakat yang menjadi konsumennya. Salah satu jasa dalam bidang akuntansi adalah jasa auditing yang dilakukan oleh akuntan publik. Untuk menjadi seorang akuntan publik dibutuhkan seseorang yang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing, dan memiliki karakter serta sikap mental yang baik. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan akuntan publik mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Seberapa besar konsumen mempersepsikan independensi akuntan publik dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen tersebut terhadap kinerja akuntan publik. Dengan demikian, dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana Mahasiswa Akuntansi, Mahasiswa Non-Akuntansi dan Dosen Fakultas Ekonomi selaku pengguna laporan keuangan mempersepsikan independensi akuntan publik. Data dikumpulkan melalui survei langsung dengan penyebaran kuesioner. Sampel yang diambil adalah mahasiswa dan dosen Universitas Kristen Maranatha. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 105, dengan tingkat pengembalian 100%. Dari enam hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, hanya tiga hipotesis yang diterima yaitu bahwa Mahasiswa Akuntansi, Mahasiswa Non-Akuntansi dan Dosen Fakultas Ekonomi mempersepsikan independensi akuntan publik.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Service company, a company which provide services as their main-product for being sold, needs the trust of the people who become their customers. One of the services in the field of accounting is auditing services performed by CPAs. To become a certified public accountant needed someone skilled in the field of accounting and auditing, and has a character and a good mental attitude. Great trust from the users who use audited financial statement and use the service from public accountant make them have to concern about their quality of what they do. Audit quality is determined by two things: the competence and independence. How big is the consumer perception of the independence of public accountants can affect the level of consumer trust on the performance of public accountants. Thus, conducted a study that aims to determine how the Accounting Students, the Student Non-Accounting and Lecturer at the Faculty of Economics, the users of financial statements perceived independence of public accountants. Data were collected through direct surveys with questionnaires. Samples taken are students and professors Maranatha Christian University. Questionnaire distributed totaled 105, with a rate of return of 100%. Of the six hypothesis proposed in this study, only three accepted hypothesis is that Accounting Students, the Student Non-Accounting and Lecturer at the Faculty of Economics perceived independence of public accountants.
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Pengetian Persepsi ... 11
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 16
2.1.3 Pengertian Mahasiswa ... 19
2.1.4 Profesi Akuntansi ... 20
2.1.4.1 Sandar Auditing ... 21
x
Universitas Kristen Maranatha
2.1.4.3 Macam-Macam Profesi Akuntansi ... 24
2.1.4.1 Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia ... 31
2.1.5 Pengertian Independensi ... 37
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi ... 39
2.2 Penelitian Terdahulu ... 45
2.3 Rerangka Pemikiran ... 46
2.4 Hipotesis Penelitian ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50
3.1 Jenis Penelitian ... 50
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 51
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 52
xi
Universitas Kristen Maranatha
5.3 Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 99
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rerangka Kode Etik IAI ………. 31
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ………. 45
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel ……….. 57
Tabel 3.2 Skala Likert untuk pertanyaan positif ………. 59
Tabel 3.3 Skala Likert untuk pertanyaan negaif ………. 60
Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner dan Tingkat Pengembaliannya ………. 68
Tabel 4.2 Data Demografi Responden ………... 69
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas ………... 71
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ………... 72
Tabel 4.5 Item-Total Statistics ………... 73
Tabel 4.6 Levene's Test of Equality of Error Variancesa I……….. 76
Tabel 4.7 Tests of Between-Subjects Effects I ………... 76
Tabel 4.8 Multiple Comparison I ……… 78
Tabel 4.9 Tabel Subset I ……….. 80
Tabel 4.10 Between-Subject Factors ………. 81
Tabel 4.11 Levene's Test of Equality of Error Variancesa II ………. 82
Tabel 4.12 Tests of Between-Subjects Effects II ………... 83
Tabel 4.13 Multiple Comparison II ……… 84
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap profesi merupakan suatu sarana bagi masyarakat untuk dapat
melaksanakan keahlian yang dimiliki secara berdaya guna dan berhasil guna, baik itu
profesi yang berkaitan dengan penjualan barang maupun penjualan jasa. Setiap
profesi di dunia ditujukan untuk memberikan keuntungan bagi konsumen yang
memberikan kepercayaan bagi pemilik profesi tersebut. Terlebih untuk perusahaan
jasa yang menyediakan jasanya kepada masyarakat. Mereka memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Namun bagaimana masyarakat dapat
memberikan kepercayaannya apabila para profesional tersebut tidak dapat
menjalankan profesinya dengan jujur dan hanya mementingkan kepentingannya
pribadi?
Ada berbagai macam profesi yang ada di dunia ini, salah satunya adalah akuntan
publik. Untuk menjadi seorang akuntan publik dibutuhkan seseorang yang ahli dalam
bidang akuntansi dan auditing. Tidak hanya itu saja, seorang akuntan publik juga
harus memiliki karakter dan sikap mental yang baik. Dengan kata lain, seorang
akuntan publik harus dapat memenuhi standar mutu tertentu dan berpegang pada kode
2
Universitas Kristen Maranatha
Dalam auditnya, akuntan publik menilai apakah penyusunan laporan keuangan
yang dilakukan manajemen sudah sesuai dengan ketentuan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau belum. Sebagai hasil auditnya, akuntan publik memberikan
pendapat akuntan atas kewajaran laporan keuangan. Pendapat akuntan publik ini
disajikan dalam Laporan Auditor Independen. Hal inilah yang menyebabkan akuntan
publik akhirnya memiliki posisi yang strategis baik dimata manajemen maupun
dimata pemakai laporan keuangan. Auditor tidak bertanggung jawab terhadap laporan
keuangan perusahaan, karena itu merupakan tanggung jawab dan tugas manajemen
perusahaan. Auditor hanya bertanggung jawab sebatas opini/pendapat dari hasil
auditnya. Auditor harus memiliki pendapat sendiri mengenai objek yang di auditnya
dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain perihal menilai apakah laporan
keuangan tersebut layak atau tidak. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk
mendapatkan kepercayaan publik terhadap kinerja auditor.
Manajemen atau klien akan puas jika audit yang dilakukan oleh akuntan publik
memiliki kualitas yang baik. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan
auditan dan jasa yang diberikan akuntan publik akhirnya mengharuskan akuntan
publik memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Kualitas audit ditentukan
oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Suatu proses audit dapat dikatakan
berkualiatas apabila dilakukan oleh orang-orang yang memang kompeten dalam
bidang tersebut dan independen. Seperti yang disampaikan oleh Arens dan Loebbecke
(1997), mendefinisikan bahwa audit merupakan suatu proses pengumpulan dan
3
Universitas Kristen Maranatha
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa auditing seharusnya dilakukan oleh
seorang yang independen dan kompeten.
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki
akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Pencapaian keahlian dimulai
dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam
praktik audit. Sedangkan independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi.
Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan,
namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
pekerjaan akuntan publik. Sikap mental independen tersebut meliputi independen
dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance). Independence in
fact berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan
fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak di dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya, sedangkan independensi penampilan berarti adanya
kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen.
Tudingan pelanggaran independen dalam penampilan sering terjadi. Setidaknya
terdapat dua hal penyebab pelanggaran ini yaitu: pertama, kantor akuntan publik
melakukan multi service atau pemberian lebih dari satu jenis jasa pada klien yang
sama dan kedua, tidak ada batasan lamanya kantor akuntan publik yang sama
4
Universitas Kristen Maranatha
American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) mengeluarkan proposal
definisi independensi yang di dalamnya juga memaparkan prinsip-prinsip utama
sebagai pedoman dalam penentuan independensi, yaitu:
1) auditors and firms should not be financially dependent upon an audit client;
2) auditors and firms should not have conflicting interests that would impair their
objectivity with regard to matters affecting the financial statements;
3) auditors and firms should not have relationships with, or engage in activities for,
clients that would entail making managerial decisions or otherwise serve to impair
an auditor’s objectivity.
Mulyadi (1992) menyatakan bahwa sikap mental independen akuntan dalam
menjalankan tugasnya sama pentingnya dengan keahlian yang dimiliki oleh setiap
akuntan publik. Akuntan juga tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap
mental independennya, tetapi ia harus pula menghindari keadaan-keadaan yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. Dengan demikian, di
samping akuntan benar-benar harus independen, ia masih juga harus menimbulkan
persepsi di kalangan masyarakat bahwa ia benar-benar independen. Lebih lanjut, ia
menyampaikan bahwa dalam kenyataannya akuntan seringkali menemui kesulitan
dalam mempertahankan sikap independennya. Keadaan-keadaan yang seringkali
dapat mengganggu sikap mental independen seorang akuntan adalah sebagai berikut:
(1) sebagai seorang yang melaksanakan pemeriksaan secara independen, akuntan
dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut, (2) sebagai penjual jasa seringkali
5
Universitas Kristen Maranatha
(3) mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan
lepasnya klien.
Sedangkan menurut Ruchjat Kosasih dalam Nike Rimawati (2011), ada empat
hal yang dapat merusak independensi akuntan publik, yaitu:
a. Self interest, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat dari
keterlibatan keuangan klien.
b. Self review, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan penugasan
pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang dibuat untuk
kepentingan klien atau melaksanakan jasa lain yang mengarah pada produk atau
pertimbangan yang mempengaruhi informasi yang menjadi pokok bahasan dalam
penugasan pemberian jasa keyakinan.
c. Advocacy, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi terlalu erat
kaitanya dengan kepentingan klien.
d. Client influence, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai hubungan erat
yang kontinyu dengan klien, termasuk hubungan pribadi yang dapat
mengakibatkan intimidasi oleh kedekatan atau keramahtamahan (familiarity)
yang berlebihan dengan klien.
Penelitian Nadirsyah dalam Dayatri (2003) bertujuan untuk meneliti persepsi
pemakai informasi akuntansi, akuntan dan masyarakat umum, terhadap independensi
akuntan publik yang ditinjau dari delapan determinan independensi, yaitu: (1) faktor
psikologis, (2) tanggung jawab profesional, (3) kecakapan teknik, (4) faktor ekonomi,
6
Universitas Kristen Maranatha
hubungan sosial. Responden dalam penelitian tersebut adalah investor, kreditur,
akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah,
pengusaha non investor, dosen non akuntansi, dan mahasiswa jurusan akuntansi.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemakai informasi akuntansi, akuntan,
dan masyarakat umum secara signifikan tidak mempersepsikan akuntan publik
independen.
Penelitian Kusuma dan Novianty (2000) dalam Herry (2004) meneliti enam faktor
yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik, yaitu: (1) ikatan
kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, (2) jasa-jasa lainnya selain
jasa audit, (3) lamanya hubungan atau penugasan audit, (4) ukuran kantor akuntan
publik, (5) persaingan antar kantor akuntan publik, dan (6) audit fee. Responden
dalam penelitian tersebut adalah akuntan publik dan pemakai laporan keuangan
(perusahaan go publik). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat membuat para pemakai laporan keuangan tidak
mempersepsikan independesi akuntan publik, yakni faktor ikatan kepentingan
keuangan dan hubungan faktor ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha
dengan klien.
Penelitian Herry (2004) menyimpulkan bahwa independensi penampilan akuntan
publik dipengaruhi secara signifikan oleh faktor ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, lamanya hubungan atau penugasan audit, dan audit
fee. Faktor pemberian jasa lain selain jasa audit, ukuran kantor akuntan publik, dan
7
Universitas Kristen Maranatha
terhadap independensi penampilan akuntan publik. Sedangkan faktor advertensi
kantor akuntan publik tidak dapat diketahui apakah mempunyai pengaruh atau tidak
terhadap independensi penampilan akuntan publik. Secara umum tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan pendidik dengan mahasiswa
akuntansi terhadap independensi penampilan akuntan publik
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dan hasil penelitian terdahulu yang tidak
konsisten, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana
persepsi mahasiswa akuntansi, mahasiswa non-akuntansi dan akuntan pendidik
terhadap independensi akuntan publik dan apakah persepsi ketiga pihak tersebut sama
atau justru berbeda dengan judul: “Persepsi Mahasiswa Akuntansi, Mahasiswa Non
-Akuntansi, dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha terhadap
Independensi Akuntan Publik.”
1.1 Identifikasi Masalah
Dilihat dari uraian latar belakang penelitian diatas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Apakah mahasiswa akuntansi, mahasiswa non-akuntansi dan dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Maranatha mempersepsikan independensi
seorang akuntan publik?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi, mahasiswa
non-akuntansi dan dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Kristen Maranatha
8
Universitas Kristen Maranatha 1.2 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi, mahasiswa non-akuntansi
dan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha terhadap
independensi seorang akuntan publik
2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi,
mahasiswa non-akuntansi dan dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Kristen
Maranatha terhadap independensi seorang akuntan publik
1.3 Manfaat penelitian
Selain diharapkan dapat mencapai setiap tujuan di atas, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang membaca penelitian ini.
Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi 5 kategori yakni manfaat bagi
peneliti/penulis, bagi penulis selanjutnya, bagi Ikatan Akuntan Indonesia, bagi
pengguna laporan keuangan, dan bagi akuntan publik.
1. Manfaat bagi peneliti: Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis,
terutama terkait dengan masalah dalam penelitian ini, yakni bagaimana
mahasiswa akuntansi, mahasiswa non-akuntansi dan dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha mempersepsikan independensi akuntan publik
dan juga sebagai wadah bagi penulis dalam rangka menerapkan teori yang
9
Universitas Kristen Maranatha
2. Manfaat bagi penulis selanjutnya: Sebagai wahana pembelajaran terutama
bagi para mahasiswa lainnya sebagai dasar pembanding dalam rangka
melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang kajian ini, serta bagi pihak
yang memerlukan referensi yang terkait dengan isi skripsi ini, baik itu sebagai
bahan bacaan atau sebagai literatur.
3. Manfaat bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan para kelompok akuntan:
Untuk mengetahui seberapa jauh prinsip-prinsip etika yang diterapkan oleh
IAI telah terealisasi dalam diri masing-masing kelompok akuntan tersebut,
sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa perilakunya dapat memberikan
citra profesi yang mapan dan kemahiran profesionalnya dalam memberikan
jasa kepada masyarakat yang semakin berarti, serta untuk memberikan
masukan dalam mendiskusikan masalah kode etik akuntan khususnya
independensi guna penyempurnaan serta pelaksanaannya bagi seluruh akuntan
di Indonesia.
4. Manfaat bagi pengguna laporan keuangan: Menjadi acuan bagi para pengguna
laporan keuangan (masyarakat luas, para pemegang saham, penanam
modal/investor, maupun pihak perusahaan pengguna jasa akuntan publik)
untuk mengetahui bagaimana pandangan mereka mengenai independensi
akuntan publik.
5. Manfaat bagi akuntan publik: Sebagai acuan bagi para akuntan publik dalam
menjaga kepercayaan masyarakat dengan menjaga independensinya dalam
10
Universitas Kristen Maranatha
mengetahui hal-hal apa saja yang dapat membuat pengguna laporan keuangan
yang dalam hal ini mahasiswa serta dosen, meragukan independensi seorang
93 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
penelitian ini dapat disimpulkan kedalam beberapa hal berikut:
1. Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Maranatha, Mahasiswa
Non-Akuntansi Universitas Kristen Maranatha dan Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha mempersepsikan independensi akuntan publik
dengan baik, dengan urutan sebagai berikut: Dosen Fakultas Ekonomi paling
tinggi mempersepsikan independensi akuntan publik, disusul Mahasiswa
Akuntansi, baru selanjutnya Mahasiswa Non-Akuntansi. Secara garis besar,
dapat ditarik kesimpulan Mahasiswa Akuntansi, Mahasiswa Non-Akuntansi dan
Dosen Fakultas Ekonomi mempunyai anggapan bahwa seorang akutan publik
adalah seorang yang independen dan melakukan pekerjaannya juga dengan
menjaga independensinya
2. Secara umum, terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi Mahasiswa
Akuntansi, Mahasiswa Non-Akuntansi dan Dosen Fakultas Ekonomi mengenai
independensi akuntan publik. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan status
94
Universitas Kristen Maranatha
yang diambil oleh mahasiswa dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap
independensi akuntan publik.
3. Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pria dan
wanita mengenai independensi akuntan publik. Hasil penelitian mengenai
perbedaan persepsi masing-masing gender/jenis kelamin pada profesi terhadap
independensi akuntan publik dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Non-Akuntansi dan wanita Mahasiswa Non-Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Non-Akuntansi dan wanita Dosen Fakultas Ekonomi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Non-Akuntansi dan pria Mahasiswa Non-Non-Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Non-Akuntansi dan pria Mahasiswa Non-Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Non-Akuntansi dan pria Dosen Fakltas Ekonomi dalam mempersepsikan
95
Universitas Kristen Maranatha Terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa Akuntansi dan
wanita Dosen Fakultas Ekonomi dalam mempersepsikan independensi
akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Akuntansi dan pria Mahasiswa Non-Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Akuntansi dan pria Mahasiswa Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Mahasiswa
Akuntansi dan pria Dosen Fakultas Ekonomi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Dosen Fakultas
Ekonomi dan pria Mahasiswa Non-Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Dosen Fakultas Ekonomi
dan pria Mahasiswa Akuntansi dalam mempersepsikan independensi
akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita Dosen Fakultas
Ekonomi dan pria Dosen Fakultas Ekonomi dalam mempersepsikan
96
Universitas Kristen Maranatha Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pria Mahasiswa
Non-Akuntansi dan pria Mahasiswa Non-Akuntansi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pria Mahasiswa
Non-Akuntansi dan pria Dosen Fakultas Ekonomi dalam mempersepsikan
independensi akuntan publik
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pria Mahasiswa Akuntansi
dan pria Dosen Fakultas Ekonomi dalam mempersepsikan independensi
akuntan publik
4. Dari ketiga kelompok sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini,
Dosen Fakultas Ekonomi merupakan responden yang paling mempersepsikan
independensi akuntan publik, disusul Mahasiswa Akuntansi dan selanjutnya
Mahasiswa Non-Akuntansi
5. Berdasarkan gender/jenis kelamin responden, untuk kategori Mahasiswa
Akuntansi, Mahasiswa Akuntansi yang berjenis kelamin wanita lebih dominan
dalam mempersepsikan independensi akunan publik. Sedangkan untuk kategori
Mahasiswa Non-Akuntansi, Mahasiswa Non-Akuntansi dengan jenis kelamin
pria lebih dominan dalam mempersepsikan independensi akuntan publik. Dan
untuk kategori Dosen Fakultas Ekonomi, Dosen Fakultas Ekonomi dengan jenis
kelamin wanita lebih dominan dalam mempersepsikan independensi akuntan
97
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menyadari beberapa
keterbatasannya yang penulis ketahui, yakni sebagai berikut
1. Peneliti tidak bisa mengontrol jawaban responden secara langsung saat pengisian
kuesioner dilakukan, maka dimungkinkan adanya bias di dalam pengisian
kuesioner. Dikarenakan ada beberapa pertanyaan yang tidak valid dan tidak
reliabel mungkin memberikan interpretasi yang salah dari responden mengenai
maksud pertanyaan sesungguhnya, sehingga menyebabkan jawaban dari
pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan yang dimaksud dan tidak terukur dengan
sempurna.
2. Dikarenakan terbatasnya waktu penelitian, penelitian ini memiliki sampel yang
jumlahnya tidak banyak, yakni hanya 3 kelompok sampel yang masing-masing
kelompok hanya terdiri dari 35 responden, sehingga masih kurang mewakili
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap independensi akuntan publik. Selain
itu, pendistribusian kuesioner untuk masing-masing sampel juga diambil secara
acak untuk masing-masing kelompok sampel sehingga tidak terlalu menunjukkan
gambaran kelompok sampel secara umum.
3. Sampel penelitian ini hanya meneliti persepsi mahasiswa dan dosen di
lingkungan Universitas Kristen Maranatha Bandung, sehingga hasil generalisasi
98
Universitas Kristen Maranatha 5.3 Saran-Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan penelitian, maka beberapa pertimbangan
dalam mengembangkan dan memperluas penelitian selanjutnya, yaitu
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan jumlah sampel dan
memperluas wilayah penelitian sehingga tingkat generalisasi lebih tinggi dan
data yang diperoleh lebih banyak serta lebih mendukung dalam pengambilan
kesimpulan. Tidak hanya akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi dan
non-akuntansi saja, tetapi juga meliputi para pengguna laporan keuangan lain seperti
pihak-pihak yang menanamkan saham, aparat pajak, perusahaan go public, pihak
bank, dan pihak lain yang berkepentingan terhadap independensi penampilan
akuntan publik.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan suatu pertimbangan tertentu
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memperoleh jumlah sampel dan
proposi jumlah pria dan wanita yang seimbang bagi masing-masing kelompok
sampel sehingga hasil perbandingan antara persepsi Mahasiswa Akuntansi,
Mahasiswa Non-Akuntansi dan Dosen Fakultas Ekonomi terhadap independensi
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI, MAHASISWA
NONAKUNTANSI DAN DOSEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA TERHADAP
INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
Sidang Sarjana Strata 1 (S-1)
Oleh
AGNES GRASIELA
1251074
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
mengaruniakan hikmat kepada penulis, mengaruniakan berkat, penyertaan serta
kasih-Nya yang tak pernah berakhir sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan tepat waktu.
Penelitian yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi, Mahasiswa Non
-Akuntansi dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha terhadap
Independensi Akuntan Publik” ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana
Mahasiswa Akuntansi, Mahasiswa Non-Akuntansi dan Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha mempersepsikan independensi publik dan apakah
terdapat perbedaan persepsi diantara ketiganya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik dalam bentuk dukungan, materil, doa,
waktu maupun semangat yang sangat berarti. Penghargaan dan terima kasih yang
setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada yang terkasih:
1. Orangtua penulis yang menjadi sumber semangat dan inspirasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk Ibu penulis atas cinta, dukungan
2. Bapak Trimanto Setyo Wardoyo, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen
pembimbing penulis yang telah berkenan meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
3. Rebeka Grasiela, S.E dan Agatha Grasiela, S.E selaku saudara perempuan
penulis atas semangat dan saran dalam penyusunan skripsi ini
4. Christian Stevanus, S.T yang selalu mendampingi penulis, baik ketika
melakukan kunjungan ke Universitas lain untuk mencari, ketika menyebarkan
kuesioner dan menyemangati sewaktu penyusunan skripsi ini
5. Bapak Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung, Ibu Elyzabet Indrawati
Marpaung, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung, dan seluruh
jajarannya
6. Daniel, Jessica Melianti, Mabella Nobel, Shela Angelina, Reja, Ci Devina, Ko
Yosua dan seluruh teman-teman di Universitas Kristen Maranatha dan di
Gereja ECC atas dukungan dan doanya yang sudah diberikan kepada penulis
7. Seluruh saudara, keluarga besar dan pihak-pihak lain yang penulis tidak dapat
sebutkan satu per-satu
Bandung, Juni 2016,
99 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. (2011). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:
Salemba Empat
Arens, Alvin dan James K. Loebbecke. (1992). Auditing – Suatu Pendekatan
Terpadu. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga
Arens, Alvin dan James K. Loebbecke. (1997). Auditing Pendekatan Terpatan.
Jakarta: Salemba Empat
Dayatri, Sri. (2003). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan
Akuntan Publik. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi UNS.
Elfrida & Coki. (2014). Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara mengenai Pasar Modal di Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, Vol. 2 (No. 9), hal 535-546.
Gaspersz, Vincent. (1997). Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta:
PT.Gramedia
Gunawan. (2009). Persepsi dan Komunikasi Organisasi. Diakses pada 30 Maret 2016,
dari
100
Universitas Kristen Maranatha
Halim, Abdul. (2015). Auditing, Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Indrawijaya, Adam. (2002). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Kotler, P. (2004). Marketing Jilid I (Terjemahan Herujat; Purwoko). Jakarta :
Erlangga
Mulyadi (1992). Pemeriksaan Akuntansi. Edisi keempat. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Nurmaleny, Fitri, et all (2014, Mei). Faktor Pembentuk Persepsi Mahasiswa
Pendidikan Akuntansi dalam memilih Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi FKIP UNS, 87-96. Tersedia:
jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ekonomi/article/download/4179/2945
Rimawati, Nike. (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor.
Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2005). Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Kelima. Bandung : CV. Alfabeta.
Suliyanto. (2009). Metose Riset Bisnis. Yogakarta: Andi
Suparno. (2009). Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
terhadap Perbankan Syariah sebagai Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal
101
Universitas Kristen Maranatha
Suyatmin, Abdul & Wahyono. (2008). Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap
Lingkungan Kerja Akuntan Publik.
Sabda, Herry. (2004). Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap
Independensi Penampilan Akuntan Publik. Skripsi. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Uma, Hasminee. (2013). Persepsi: Pengertian, Definisi, dan Faktor yang
Mempengaruhi. Diakses pada 4 Maret 2016, dari
http://www.kompasiana.com/hasminee/persepsi-pengertian-definisi-dan-factor-yang-mempengaruhi_552999136ea8349a1f552d01
Yogi, Julius. (2002). Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.4 (No 2), hal 79-92.