• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN GURU SENI RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG TERHADAP PERKEMBANGAN SENI RUPA KONTEMPORER :Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAHAMAN GURU SENI RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG TERHADAP PERKEMBANGAN SENI RUPA KONTEMPORER :Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU SENI RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG

TERHADAP PERKEMBANGAN SENI RUPA KONTEMPORER

(Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1

di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan Seni

Disusun Oleh: Wan Ridwan Husen

1101656

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: menurut feldman (1967) seni rupa memiliki 3 fungsi yaitu

(2)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Zakarias S.Soeteja, M.Sn.

NIP : 196707241997021001

Ketua Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Sukanta, S.Kar., M. Hum,

(3)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul ,” PEMAHAMAN GURU SENI

RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG TERHADAP PERKEMBANGAN SENI

RUPA KONTEMPORER (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN

Kluster 1 di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer

Bandung)”, ini adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipam dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang

dijatuhkan pada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Bandung, 22 Mei 2013

(4)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU SENI RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG

TERHADAP PERKEMBANGAN SENI RUPA KONTEMPORER

(Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1

di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Oleh Wan Ridwan Husen

S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Wan Ridwan Husen 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU SENI RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG

TERHADAP PERKEMBANGAN SENI RUPA KONTEMPORER

(Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1

di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dari ketertarikan peneliti akan apresiasi dunia pendidikan terhadap seni kontemporer Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru seni rupa mengenai seni rupa kontemporer Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data premier dan sekunder diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara kepada sumber, yaitu guru seni rupa di beberapa SMA di Bandung. Data yang dicari dalam penelitian ini difokuskan pada konsep, bentuk, jenis, dan media seni kontemporer yang sedang bekembang dan dipahami oleh guru seni rupa. Analisis data yang didapatkan didiskusikan dalam bentuk pemaparan. Berdasarkan hasil penelitian, pemahaman guru seni rupa tingkat SMA terhadap perkembangan seni kontemporer di Bandung sangatlah beragam. Meskipun secara garis besar mereka memahami, namun tidak semua mengaplikasikannya dikelas, Hal ini bergantung pada perbedaan latar belakang pendidikan dan pengalaman dari guru seni yang bersangkutan. Selain itu, motivasi guru dalam mencari informasi perkembangan seni, juga kebijakan sekolah

(6)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu THE ARTS TEACHERS’ UNDERSTANDING

ON THE DEVELOPMENT OF CONTEMPORARY ARTS IN BANDUNG (A RESEARCH OF CONTEMPORARY ARTS IN HIGH SCHOOLS IN

BANDUNG) ABSTRACT

This research is mainly derived from the researcher’s concern on the

students’ appreciation to the contemporary arts as a form of arts developments. This

research is aimed at investigating the arts-teachers’ understanding on the natures of contemporary arts.

Qualitative – Descriptive method is employed in obtaining the data used in this research. The main data is gained through observation and interviews to the arts teacher. However, this research is focused on providing information to answer the research questions, which are related to the concept, forms, kinds, and media used in contemporary arts. The data analysis is discussed in the form of elaboration, comprehension, and comparing the data and the theories.

Based on the data investigation, it is found that arts teachers’ understanding, in high school level in Bandung, on the contemporary arts development is varied. This is because the differences both knowledge and experiences that the arts teachers had. Moreover school policies and also the teachers’ motivation on arts also play a big role to the development of contemporary arts in schools.

The results of this research are hoped to give a very useful contribution to the next researchers, who are also interested in discussing the same field of the subject. For that reason, the developments of arts in educational institution would be better in the future.

Keywords: contemporary arts, arts’ teacher understanding, the development of

(7)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A..Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penelitian ... 6

BAB II SENI KONTEMPORER A.Seni Rupa Kontemporer ... 8

B.Seni Rupa Modern dan Seni Rupa Kontemporer ... 14

C.Seni Kontemporer dan seni Postmodern ... 24

D.Konsep, Bentuk, Jenis dan Medium Seni Rupa Kontemporer di Kota Bandung ... 29

(8)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Kurikulum Pendidikan Seni ... 41

G.Pemahaman Guru ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A.Metodologi Penelitian ... 57

B.Teknik Pengumpuan data ... 58

1. Teknik Observasi ... 58

2. Teknik Wawancara ... 59

3. Teknik Study Literatur dan Dokumentasi ... 60

C.Subjek Penelitian ... 61

D.Analisis Data ... 61

E.Langkah-langkah Penelitian ... 62

1. Tahap Orientasi ... 62

2. Tahap Eksplorasi ... 63

3. Tahap Membercheck ... 63

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN PENELITIAN A.Seni Rupa Kontemporer Bandung ... 65

B.Pemahaman Guru Seni Rupa Terhadap Pengertian Seni Rupa Kontemporer di Bandung Saat Ini... 80

C.Pemahaman Guru Seni Rupa Terhadap Bentuk Seni Rupa Kontemporer di Bandung Saat Ini... 87

D.Pemahaman Guru Seni Rupa Terhadap Jenis Seni Rupa Kontemporer di Bandung Saat Ini ... 90

E. Pemahaman Guru Seni Rupa Terhadap Medium Seni Rupa Kontemporer di Bandung Saat Ini... 92

(9)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.Kesimpulan ... 99

B.Saran ... 102

(10)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1 Kurikulum SMA/MA Kelas X ... 43

2.2 Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII... 44

2.3 Silabus ... 45

2.4 RPP pertemuan I ... 50

2.5 RPP pertemuan II ... 51

2.6 RPP pertemuan III ... 52

(11)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal.

2.1 Jonas Burgert painting admirers at Denver Museum of

Contemporary Art ... 12

2.2 : Jackson Pollock, No. 5, 1948 ... 28

4.1 : Karya ErikaErnawan, "MirrorSeesMeSeries" yang maraih penghargaan sebagai 3 Karya Terbaik Bandung Contemporary Art Award. ... 68

4.2 : Karya karya seni yang dipamerkan pada BNE dirancang untuk memetakan perkembangan seni rupa kontemporer di Bandung melalui karya seniman muda. ... 73

4.3 : Kumpulan karya siswa di SMAN 2 ... 82

4.4 : Karya siswa di SMAN 2 ... 89

4.5 : Contoh Karya siswa SMA ... 91

4.6 : Karya siswa di SMAN 5 ... 95

(12)

1

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

A.Latar Belakang Penelitian

Tingkat apresiasi masyarakat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti rutinitas dari kegiatan Seni Rupa ditengah masyarakat dan

pendidikan Seni Rupa nya secara formal maupun non formal. Baik dalam visual

maupun isi yang disampaikan, sehingga untuk mencapai itu semua perlu adanya

pemahaman mendasar perlu adanya penjelasan dan literature yang jelas sehingga

tidak terjadi keliru dalam mengambil persepsi nasing-masing, namun akan

menjadi ketimpangan apabila apresiatornya mengacuhkan gejala-gejala yang

muncul, maupun latar belakang bagaimana terbentuknya sebuah kesenian. Dan

pada akhirnya ketika seniman sudah jauh meninggalkan apresiatornya, tentulah

kritikus harus bertindak dalam hal ini tentulah seorang guru seni disekolah lah

yang berperan sebagai kritikus untuk siswa nya, bisa saja berupa kritik pedagogic

untuk pengenalan awal sekaligus pencerahan kepada siswanya dalam merespon

kesenian yang hadir disekitarnya. Jika menyinggung seni yang bermutu haruslah

bisa dinikmati oleh masyarakat, tentu saja hal ini berkaitan dengan apresiasi,

tidak terbatas hanya pada masyarakat berbagai golongan,

Pentingnya pemahaman akan latar belakang sejarah perkembangan dalam

Seni Rupa akan menjadi landasan dalam berapresiasi, hingga munculnya berbagai

aliran atau gaya yang muncul dalam dunia keSeni Rupaan yang menjaikan

menarik apabila dicermati. Maka dalam pikiran yang menolak ungkapan itu

munculah sebuah gagasan spontan muncul untuk diangkat menjadi sebuah tesis.

Dengan mengangkat permasalahan dari perkembangan Seni Rupa Kontemporer

sebagai perkembangan Seni Rupa terkini, yang kemudian menjadi fenomena yang

terus tumbuh dan berkembang.

Permasalahan ini diarahkan kepada bagaimana respon dunia pendidikan

(13)

2

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini. Selain dari bagaimana mungkin apresiasi tercapai ketika pemahaman saja

tidak tercapai. Ada juga temuan-temuan yang ditemukan dari bahan ajar

mengenai kurang mendalamnya pemahaman mengenai maksud dan tujuan dari

aliran-aliran yang dibahas, dan lebih membahas ciri-ciri secara visual, dan itu pun

masih sebatas asal ada, tidak dijelaskan secara gamblang dalam memberikan

pemahaman atau inspirasi bagi pembacanya. Maka dalam penulisan tulisan ini

maka penyusun mencari beberapa sumber bahan ajar ditingkat yang membahas

mengenai perkembangan seni, maka ditemukanlah materi yang penyusun anggap

dapat mewakili seni terkini, yaitu seni yang hadir di media masa atau galeri yang

banyak di hadirkan dalam berpameran, barangkali banyak yang menyebutnya

dengan sebutan seni Kontemporer. Perkembangan dunia Seni Rupa sangat

didukung oleh tingkat apresiasi masyarakatnya. Berhubung beragamnya aliran

dalam seni seharusnya menjadi sebuah perbincangan yang menarik jika diangkat

sebagai bahan perbincangan, namun setiap perkembangan seni yang hadir jelas

lah akan menghadirkan visual kesenian yang beragam.

Jika masalah diatas ditelaah dari fungsi pendidikan, maka fungsi pendidikan

seni adalah untuk mengembangkan pengalaman estetik agar setiap siswa memiliki

kepekaan rasa serta kepedulian terhadap lingkungannya dan mudah menerima

rangsangan dari luar, serta meningkatkan pengalaman estetis dalam artian mudah

tersentuh nuraninya sehingga menjadi manusia yang sensitif baik terhadap dirinya

maupun terhadap lingkungannya, disekolah tujuan seni memiliki fungsi yang

sedikit berbeda menurut beliau, yakni bukan untuk mewariskan keterampilan atau

kemahiran berkesenian, melainkan untuk memberikan pengalaman berkesenian

kepada siswa dalam rangka untuk membantu pengembangan potensi yang

dimilikinya, terutama potensi perasaan (kecerdasan emosional) agar seimbang

dengan potensi intelektualnya. Dengan berkesenian siswa dapat melakukan

penghayatan terhadap nilai-nilai seni, keindahan, keharmonisan yang berguna

(14)

3

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal dunia pendidikan, gurulah yang berperan sebagai kritikus, atau

jembatan bagi kesenian yang beredar dengan anak didiknya, sehingga

kesenjangan dunia kesenian dan masyarakat dapat diminimalisir. Karena ketika

tujuan humanisasi dari berkegiatan seni itu tidaklah terwujud maka untuk apalah

siswa mengalami pelajaran kesenian, untuk apa juga mengalami pengalaman

estetik jika tujuan akhir dari manusia yang utuh tidak tercapai.

Tidak ada lagi sekat antara berbagai disiplin seni. Batas-batas antara seni

lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, anarki, omong kosong, hingga aksi

politik, sudah melebur menjadi satu, yang akhirnya berujung menjadi suatu seni

yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan.

Dalam pendidikan formal peran guru Seni Rupa sangat besar mempengaruhi

tingkat apresiasi peserta didiknya. Yang kemudian jika dihubungkan antara Seni

Rupa Kontemporer dengan sekolah, yang akhirnya pendidikan seni di sekolah

lebih diserahkan kepada gurunya masing-masing, maka jika berkaca kepada

pengertian guru dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan guru ialah orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar, profesinya mengajar.

Pengertian Guru pada lembaga formal, Guru berusaha bekerja dengan profesional

sesuai dengan bidang keilmuannya.

Idealnya guru Seni Rupa mengetahui dan memahami perkembangan

bentuk-bentuk Seni Rupa terkini sehingga dalam mengajar haruslah memberikan

pemahaman yang cukup pada siswanya sebagai bekal dalam mengapresiasi

karya-karya seni tersebut. Hal ini bila kata guru dikaitkan dengan kesenian, berarti

seorang guru kesenian berkewajiban untuk mengajarkan pengetahuan seninya

kepada muridnya secara menyeluruh, pengertian seni (apa dan untuk apa), aspek

seni (pengetahuan tentang seni; unsur, prinsip, apresiasi, kreativitas, estetika)

sampai pada keberagaman jenis seni yang berkembang . Tidak hanya itu, guru

kesenian juga berkewajiban untuk mendalami atau mentelaah kurikulum dari

waktu ke waktu, model pembelajaran terpadu, rancangan pembelajaran, media

(15)

hal-4

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal tersebut di atas, para guru kesenian berkewajiban menambah

pengetahuan-pengetahuan, seperti; filsafat dan cabang-cabangnya, ilmu politik, sosiologi,

psikhologi, ilmu-ilmu agama, ilmu bahasa, tata tulis, geografi, sejarah,

antropologi, ilmu musik, praktik musik, pengetahuan dasar berteater, dasar-dasar

tari, sastra, retorika, management, ekonomi, arsitektur, desain industri dan

pertukangan.

Ketika guru paham akan pola perkembangan Seni Rupa, maka akan jadi

pertanyaan bagaimana mengaplikasikan disekolah, sehingga bisa dikatakan

mengenalkan pada muridnya, sehingga apresiasi murid terhadap kesenian

disekitarnya dapat tercapai. Lain hal jika gurunya sendiri tidak paham akan

perkembangan dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, jadi mata

pelajaran hanya sebatas sharing pengalaman saja, tanpa tahu bagaimana maksud

dan nilai-nilai yang telah terjadi dimasa lalu.

Jika apresiasi diartikan sebagai pemahaman terhadap seni dengan mengenali

seluk beluknya, maka mengetahui perkembangan, bentuk, jenis dan sebagainya

dari karya Seni Rupa menjadi penting untuk dipelajari siswa. Yang pada

kenyataannya perkembangan dunia Seni Rupa tidak berhenti hingga seorang calon

pendidik menyelesaikan kuliahnya., bahkan seringkali kesenjangan antara materi

yang disampaikan di bangku kuliah (LPTK guru Seni Rupa) dengan

perkembangan dilapangan.

Pada akhirnya demi menepis anggapan dari ungkapan “jurang pemisah antara seniman dan apresiatornya semakin jauh” maka harus dilakukan sebuah

tindakan jangka pendek dan panjang , terutama mengenai pemahaman kepada

setiap pendidik seni yang bersentuhan langsung mengajarkan

pemahaman-pemahaman seni pada siswa yang mungkin kelak mereka lah yang memaujukan

kesenian nasional. namun karena keterbatasan maka penyusun membatasi diri

dan memulai langkah awal dengan hanya mencari informasi yang ada dilapangan

pada tingkat SMAN itupun di kota Bandung yang sasarannya adalah para

(16)

5

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tesis,”PEMAHAMAN GURU SENI RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG

TERHADAP PERKEMBANGAN SENI RUPA KONTEMPORER (Analisis

Deskriptif Pemahaman guru Seni Rupa SMAN Kluster 1di Kota Bandung

Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung) ”, dimulai dengan mencari tahu keberadaannya, kemudian aplikasi pengajaran melalui hasil-hasil

pengajarannya.

B.Pembatasan dan Rumusan Masalah

Agar penelitian tidak meluas dan kehilangan makna, maka perlu

dirumuskan dan dibatasi fokus penelitiannya. Mengingat sebaran guru Seni Rupa

yang luas untuk skala nasional maupun regional, maka penelitian ini dibatasi pada

guru Seni Rupa di kota Bandung yang mengajar ditingkat SMA saja, karena

keterbatasan peneliti membatasi diri hanya meneliti tujuh guru dari tujuh SMAN

sebagai sample penelitian, tujuh SMAN ini dipilih berdasarkan Kluster, yang telat

didapat penulis berdasarkan data dari DIKNAS, maka dipilihlah SMAN kluster

satu saja yang menjadi tempat penelitian, yakni SMA 2, SMAN 3, SMAN 4

SMAN 5 SMAN 8 SMAN 11 dan SMAN 24.

Dengan demikian dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan konsep, bentuk, jenis dan medium Seni

Rupa Kontemporer di kota Bandung?

2. Bagaimana pemahaman guru Seni Rupa terhadap bentuk, jenis dan

medium Seni Rupa Kontemporer di Bandung saat ini?

(17)

6

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan rumusan dan pembatas masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan,

1. Untuk mengetahui perkembangan konsep, bentuk, jenis dan medium

Seni Rupa Kontemporer di kota Bandung.

2. Untuk mengetahui pemahaman guru Seni Rupa terhadap bentuk, jenis

dan medium Seni Rupa Kontemporer di Bandung saat ini

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ditujukan bagi:

1. Peneliti

Dalam hal ini peneliti akan merasa bangga sekali apabila solusi dari

masalah yang diusung diatas dapat terpecahkan, mengingat melakukan pendidikan

yang seutuhnya dengan memberikan pemahaman yang sejelas-jelasnya untuk

kepentigan apresiasi dinilai peneliti sangatlah penting. Selain sebagai syarat

mendapatkan gelar master, hal ini akan menjadi hal yang berharga untuk bekal

dimasa yang akan datang.

2. Guru

Ketika guru berperan sebagai kritik seni dikelas, maka sudah

sepantasnyalah pemahaman seni yang matang diperlukan dalam hal menjelaskan

kepada muridnya, maka mudah-mudahan dengan adanya penelitian ini menjadi

inspirasi agar terus mengembangkan ilmunya, mengingat perkembangan seni

yang melesat terlalu cepat, sehingga banyak masyarakat yang repot dalam

mengapresiasi.

3. Lembaga pendidikan

Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan staff pengajar dan bahan

ajar. Karena disini akan ditentukan manakah personal yang akan layak menjadi

pengajar seni yang baik dan berkualitas. Selain itu juga bisa menjadikan perbaikan

(18)

7

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibekali pengetahuan diberbagai lini akan pentingnya pemahaman makna akan

tujuan pendidikan seni di sekolah formal.

E. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini akan disusun secara sitematis dalam sistematika

penulisan sebagai berikut:,

BAB I penulis akan mengungkapkan bagaimana latar belakang masalah penelitian ini, selanjutnya adalah rumusan masalah penelitian ini, kemudian

Metode dan Teknik Penelitian. Bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang

penulis tempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber

yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji.pembahasan tentang maksud

dan tujuan dalam penelitian.

Bab II, yaitu Bab yang mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun Tesis ini. Dalam bab ini akan

diuraikan pula mengenai teori dari buku-buku yang relevan dan berhubungan

untuk pembahasan masalah yang dikaji dalam Tesis khusunya mengenai Seni

Kontemporer

Bab III, yaitu Bab yang mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun Tesis ini. Diuraikan pula

mengenai teori dari buku-buku yang relevan dan berhubungan untuk pembahasan

masalah yang dikaji dalam Tesis khusunya mengenai pendidikan Seni Rupa

Bandung

Bab IV, yaitu Bab yang mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun Tesis ini. Diuraikan pula

mengenai teori dari buku-buku yang relevan dan berhubungan untuk pembahasan

masalah yang dikaji dalam Tesis khusunya mengenai perkembangan seni

(19)

8

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagian V yaitu Bab yang menguraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh penulis. Di dalamnya berisi

tentang data mengenai hasil obervasi lapangan, pengumpulan data dan wawancara

sebagai inti dari tulisan ini. Serta untuk mencari solusi terdekat dari masalah yang

tengah diangkat penyusun dalam tesis ini

BAB VI, Dalam Bab VI disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan

(20)

57

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif melalui pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang diharapkan

dapat memberikan gambaran leluasa diantara factor-faktor yang berkaitan. sebagaimana diungkapkan “Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan atau wawancara dalam pengumpulan data di lapangan” (Moleong, 2001:153). Dan penulis menggunakan metode deskriptif analisis, agar sesuai dengan fokus

penelitian dan berusaha untuk memecahkan masalah dengan pendekatan kualitatif. Karena pada dasarnya “Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan

ungkapan lain metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topic penelitian ”( Mulyana 2001:145). Dalam pelaksanaannya “Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam penelitian. ”( Mulyana 2001:146).maka

dengan menggunakan pendekatan Kualitatif diharapkan akan menghasilkan

deskripsi atau gambaran secara menyeluruh tentang unsur-unsur yang menjadi

focus penelitian.

“Disebut Kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bersifat Kualitatif, bukan Kuantitatif, karena tidak menggunakan alat pengukur” (Warsana, 1996 :16). Dari kutipan berikut maka sifat pendekatan yang fleksibel sangat

memungkinkan bagi peneliti untuk menggali informasi-informasi yang dapat

memberikan gambaran lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan focus

penelitian sehingga data yang diperoleh akan lebih detail dan akurat. Hal ini

disebabkan karena pendekatan ini tidak menggunakan alat ukur.

Dalam menggunakan pendekatan ini peneliti berusaha mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya mengenai objek yang diteliti, yang akan digunakan dalam

(21)

58

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun Penelitian adalah mencari tahu ,” PEMAHAMAN GURU SENI

RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG TERHADAP PERKEMBANGAN SENI

RUPA KONTEMPORER (Analisis Deskriptif Pemahaman guru seni rupa SMAN

Kluster 1di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer

Bandung) dengan itu maka mengingat tujuan awal dalam mengurai masalah

pendidikan seni itu sendiri, maka peneliti berangkat dari masalah orang-orang

yang terlibat dalam pendidikan seni, dimana lokasi penelitian rencananya akan

dilaksanakan kepada guru di tujuh SMA Negeri di Bandung yang dikategorikan

sekolah kluster satu berdasarkan sumber Diknas

B.Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Selain itu ditunjang pula oleh studi kepustakaan,

studi yang dilakukan guna memperoleh bahan yang mempertegas orientasi dan

dasar teoritik tentang permasalahan yang akan diteliti dengan cara membaca dan

menelaah buku, karangan ilmiah, yang ada hubungannya dengan masalah yang

sedang diteliti.

1. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan untuk

mengamati secara langsung prilaku responden dilapangan adalah dengan teknik

observasi. Teknik ini digunakan untuk menggali data-data dilapangan dengan

mengamati secara langsung aktivitas guru-guru disekolah, Menurut Moloeng

(2001:122) “penggunaan teknik observasi dimaksudkan untuk mengamati

benda-benda di lokasi penelitian seperti; keadaan bangunan, lingkungan, penduduk dan

gejala-gejala lain.” Teknik pengumpulan data ini dilakukan pada Sekolah dimana

tempat guru itu mengajar. Dalam sebuah kutipan mengatakan “obsrvasi penelitian

(22)

59

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan instrumen yang digunakan pada saat melakukan observasi,

sehingga kegiatan observasi tidak banyak menyimpang dari permasalahan yang

ingin diteliti dan sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Wawancara

Dalam tujuan memperoleh data mengenai,” PEMAHAMAN GURU SENI

RUPA TINGKAT SMA DI BANDUNG TERHADAP PERKEMBANGAN SENI

RUPA KONTEMPORER (Analisis Deskriptif Pemahaman guru seni rupa SMAN

Kluster 1di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer

Bandung) ”, tentu saja data yang diperoleh tidak hanya dari observasi saja,

haruslah ada wawancara karena Wawancara adalah teknik wawancara bila peneliti

sudah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh (Afifudin

dan Beni Ahmad Saebani, 2009:133). Dalam penelitian ini wawancara digunakan

sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Dimana dapat digunakan untuk

memperoleh informasi atau data tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada

pada objek penelitian.

Guna memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dan data yang

sebanyak-banyaknya maka peneliti melakukan teknik wawancara terhadap

beberapa narasumber yang dinilai relevan serta berhubungan dengan

perkembangan seni Kontemporer di Bandung.

Teknik Wawancara merupakan teknik utama yang digunakan peneliti

dalam penelitian. Adapun alasan digunakan wawancara sebagai teknik dalam penelitian Sesuai dengan kutipan berikut ”Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seorang yang ingin memperoleh informasi dari

seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu ”( Mulyana 2001:180 ), hal tersebut dikuatkan dengan kutipan berikut. ”Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yaitu mengajukan

(23)

60

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik penelitian yang digunakan tidaklah cukup jika hanya

mengandalkan satu teknik saja maka dengan menggunakan beberapa teknik

daalam satu penelitian diharapkan dapat menguatkan dari teknik-teknik yang dipakai “Wawancara lebih efisien daripada pengamatan, ”( Mulyana 2001:163).

Kegiatan wawancara dilakukan kepada beberapa sumber yang dianggap

memiliki data akurat mengenai permasalahan yang dikaji. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka nara sumber yang diwawancara adalah beberapa guru seni budaya

tingkat SMAN di kota Bandung yang dijadikan objek penelitian.

3. Study Literature dan Dokumentasi

Pada tahap selanjutnya penulis menggunakan teknik study literature dan

dokumentasi guna memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan guna

memecahkan permasalahan-permasalahan yang menjadi focus penelitian. “Schatzman dan strauss menegaskan bahwa dokumen historis merupakan bahan penting dalam penelitian kualitatif”( Mulyana 2001:195). Yaitu teknik

pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan bahan-bahan yang

berasal dari pustaka, yaitu buku-buku dan literatur yang sesuai dengan masalah

yang akan dibahas.

Dalam penelitian kualitatif studi dokumentasi juga tidak dapat

ditinggalkan karena sangat membentu melengkapi data dan pengecekan kebenaran

data atau informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara,

teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi ini, berintikan pada kegiatan

pengamatan terhadap dokumen-dokumen tertulis yang ada hubungannya dengan

fokus atau permasalahan penelitian.

Pengumpulan data melalui study literature penulis lakukan dengan

mempelajari sumber-sumber yang relefan dengan penelitian yaitu: buku-buku,

jurnal, kliping, makalah, catatan, internet dan hasil penelitian sebelumnya. “Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk

(24)

61

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan studi dokumen,

yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai dokumentasi tertulis, audio dan

visual yang dimiliki oleh guru dan berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji

dalam penelitian ini.

C.Subjek Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber guru,

yaitu guru mata pelajaran seni budaya yang mengajar di tingkat SMAN di Kota

Bandung pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara secara

mendalam dengan guru mata pelajaran seni budaya berkenaan dengan

pemahaman.

Adapun guru-guru yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah

guru-guru yang mengajar mata pelajaran seni budaya di SMAN-SMAN berikut:

Daftar nama sekolah kluster 1 menurut surat keputusan Diknas tahun 2012

No Nama Sekolah

Wilayah

Alamat Rayon

1 SMAN 2 Jl Cihampelas no 173 Bandung Barat

2 SMAN 3 Jl Belitung No.8 Bandung Utara

3 SMAN 4 Jl. Gardujati No. 20 Bandung Barat

4 SMAN 5 Jl Belitung No.8 Bandung Utara

5 SMAN 8 Jl. Solontongan No. 3 Bandung Tenggara

6 SMAN 11 Jl. H. Akhsan No. 23 Bandung Selatan

7 SMAN 24 Jl. Raya Ujung berung 27 Bandung Timur

D.Analisis Data

Selanjutnya adalah analisis data, jika melihat dari tujuan utama penelitian ini

(25)

62

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi rumusan masalah, untuk mencapai hal tersebut maka yang harus

dilakukan adalah menganalisis data dalam sebuah kutipan menyatakan bahwa:

“Analisis dapat diartikan sebagai proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain” Firmansyah (2012:73)

Maka dalam teknik analisis data peneliti harus memeriksa keabsahan data

dengan prosedur yang telah ditetapkan, diantaranya dengan mengecek kesesuaian

antara karya yang dibuat siswa dengan hasil wawancara tentang materi yang telah

diperbincangkan.

Selanjutnya data yang telah terkumpul melalui tiga tahap diantaranya

observasi, wawancara dan studi literatur dan dokumentasi ini kemudian dievaliasi,

data yang dianggap meragukan dibahas dengan berbagai pertimbangan dan

dinyatakan demikian, selain dari melakukan diskusi dan study literatur kembali

guna menguatkan hasil penelitian.

Pada akhirnya setelah data dianggap relevan dengan penelitian, kemudian

data dikelompokan dan disusun secara sistematis sehingga dapat menjadi laporan

untuk dijadikan kesimpulan akhir pada penelitian ilmiah ini.

E.Langkah-Langkah Penelitian

Tahap-tahap penelitian kualitatif secara garis besar dibedakan atas tiga

tahap, yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan tahap member check. Jadi penelitian

ini juga mengikuti ketiga tahap tersebut.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap persiapan pengumpulkan data dengan

(26)

63

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan instansi terkait yang

menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh informasi dan

gambaran-gambaran yang jelas mengenai lokasi penelitian.

2) Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk responden yang

tentu saja telah dikonsultasikan dengan pembimbing terlebih dahulu.

3) Menghubungi setiap guru yang menjadi subjek penelitian untuk

mengadakan negosiasi dan mendapatkan persetujuan mengenai jadwal

pelaksanaan observasi dan wawancara dalam rangka pengumpulan data

lainnya. Disamping itu, untuk menentukan sumber data awal sesuai

dengan karakteristik yang ditentukan.

4) Melakukan wawancara

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merupakan implementasi kegiatan pengumpulan data yang meliputi

1) Melakukan wawancara secara intensif dengan para guru mata pelajaran

seni budaya yang ditetapkan sebagai informan

2) Melakukan observasi terhadap guru-guru mata pelajaran seni budaya :

meliputi pemahaman seni rupa kontemporer

3) Situasi sekolah sebagai tempat bekerja

4) Sosial budaya sekolah

5) Sarana-prasarana yang dimiliki

3. Tahap Member Check

Tahap ini merupakan kegiatan pengecekan kebenaran dari data dan

informasi yang dikumpulkan agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya. Kegiatan

ini meliputi:

1) Meminta penjelasan lebih lanjut kepada informan bila dianggap perlu

(27)

64

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data-data yang telah terkumpul melalui, observasi, study literature dan

wawancara kemudian di evaluasi, dengan cara melaksanakan analisis atau telaah,

untuk mendapatkan disiplin teoritis dan empiris, yang kemudian menyusun

kesimpulan dari hasil olahan dan analisis data permasalahan. sedangkan data-data

yang dianggap meragukan atau sulit ditafsirkan akan diproses kembali dengan

wawancara ulang, diskusikan atau study literature.

Setelah data-data dianalisis atau ditelaah, kemudian data dikelompokan

dan disusun secara sistematis sehingga dapat menjadi laporan penelitian ilmiah.

Untuk menunjang dan meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data,

digunakan bahan-bahan referensi seperti hasil rekaman, foto, dan bahan

dokumentasi. Cara ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap

tentang informasi yang diperoleh dari responden.

Itulah langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penelitian ini sesuai

dengan ketentuan suatu penelitian kualitatif. Kebermaknaan penelitian ini bersifat

relatif dan tidak dapat digeneralisasikan pada penelitian lain. Akan tetapi bila ada

penelitian lain yang melihat adanya kesesuaian konteks dan situasi yang akan

dihadapi dalam suatu penelitian dengan konteks dan situasi penelitian ini maka

(28)

99

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

A. Kesimpulan

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat apresiasi, masyarakat salah satu

faktornya adalah pendidikan Seni Rupa, baik ditengah masyarakat maupun pada

pendidikan Seni Rupa formal maupun non formal. Hal ini juga berhubungan

dengan kualitas penyampaian informasi kepada masyarakat baik dalam visual

maupun isi. Dalam perjalanannya untuk mencapai itu semua perlu adanya

pemahaman mendasar perlu adanya penjelasan dan literature yang jelas sehingga

tidak terjadi keliru dalam mengambil persepsi nasing-masing, namun akan

menjadi ketimpangan apabila apresiatornya mengacuhkan gejala-gejala yang

muncul, maupun latar belakang bagaimana terbentuknya sebuah kesenian.

Pada akhirnya ketika seniman sudah jauh meninggalkan apresiatornya,

tentulah kritikus harus bertindak, dalam hal ini tentulah seorang guru seni

disekolah lah yang berperan sebagai kritikus untuk siswa nya, bisa saja berupa

kritik pedagogic untuk pengenalan awal sekaligus pencerahan kepada siswanya

dalam merespon kesenian yang hadir disekitarnya.

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka muncul lah

kesimpulan bahwa,

1. Perkembangan Konsep, Bentuk, Jenis dan Medium Seni Rupa Kontemporer di Kota Bandung

Bandung telah mencatatkan diri sebagai kota penting dalam perkembangan

Seni Rupa Indonesia modern hingga Kontemporer. Sejak jaman kolonial hingga

sekarang, hal ini tentu saja dikarenakan banyak mendapat pengaruh seni lukis

Barat (Eropa-Amerika) yang begitu kuat, bahkan dahulu Bandung sempat dijuluki

(29)

100

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seiringnya perkembangan Seni Rupa di Indonesia, Seni Rupa Bandung

merupakan salah satu muatan Seni Rupa modern dan Kontemporer di Indonesia.

Karena jika kita membicarakan Seni Rupa Bandung maka kita akan

membicarakan Seni Rupa Indonesia yang menjadi salah satu kota yang selalu

terdepan dalam perkembangan Seni Rupa.

Bermula dari hilangnya sekat antara berbagai kecenderungan artistik,

ditandai dengan meleburnya batas-batas antara seni visual, teater, tari, music dan

Intervensi disiplin,ilmu sains dan sosial, terutama yang dicetuskan sebagai

pengetahuan populer atau memanfaatkan teknologi mutakhir. Selain dari hal

penting mengenai seni Kontemporer, diantaranya adalah adanya kebebasan yang

tetap yang tak meninggalkan aturan dalam berkarya dan berkreatif seni,

kontekstual, ruang dan waktu.

Ruang dan waktu merupakan bingkai yang turut mempengaruhi para

seniman dan karya seninya baik dalam hal proses, wujud, maupun penyajiannya.

Maka dengan kebebasan sendiri menghadirkan sebuah karya seni yang tak

membatasi media, teknik, bahkan gaya. Kontekstualitasnya mengaitkan kelahiran

dan penyajian karya seni pada makna dan situasi tertentu yang melatar belakangi

pertimbangan seniman. Dengan adanya keterkaitan unsur penyajian dan hal lain

sebagainya, dengan demikian, terdapat nilai tambah bahwa karya seni tidak

berhenti pada wujud karya, tetapi juga melibatkan cara memajangnya.

Dalam seni Kontemporer, sifat kesenian dihubungkan dengan penciptaan

kekinian dan tengah mengalami proses perkembangan. Seni Rupa Kontemporer

dapat dikatakan sebagai sebuah wacana dalam praktek Seni Rupa di Barat yaitu

praktek Seni Rupa yang menunjuk kepada kecenderungan postmodern.

Kecenderungan ini menyiratkan wacana dalam praktek Seni Rupa yang “anti modern”.

Sifat-sifat modern yang ditolak diantaranya adalah semangat universalisme,

mengedepankan teknologi, kolektivitas, membelakangi tradisi, individualitas dan

(30)

101

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seolah-olah mengesampingkan berbagai produksi kesenian non Barat yang

dianggap lebih rendah dari seni modern karena bersifat tradisional. Sifat inilah

yang ditentang oleh penganut Seni Rupa posmodern karena sifat-sifat modern tadi

tidak mengakui karya Seni Rupa tradisonal yang dihasilkan oleh budaya komunal

sebagai karya Seni Rupa yang sejajar dengan karya Seni Rupa modern.

Ciri Kontemporer dalam wacana Seni Rupa kemudian dikukuhkan dengan

semangat pluralisme (keberagaman), berorientasi bebas serta menghilangkan

batasan-batasan kaku yang dianggap baku (konvensional) dalam Seni Rupa

selama ini. Dalam Seni Rupa Kontemporer batasan medium dan pengkotak-kotakan seni seperti “seni lukis”, “seni patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan. Meskipun ada pemaknaan khusus dalam wacana Seni Rupa Kontemporer seperti

telah disebutkan di atas, tetapi arti yang menunjukkan konteks kekinian tidak

dapat diabaikan begitu saja. Berdasarkan konteks kekinian, Seni Rupa

Kontemporer dapat dipandang sebagai karya seni yang ide dan pembahasannya

dibentuk serta dipengaruhi sekaligus merefleksi kondisi yang mewarnai keadaan

zaman ini.

Maka konsep Seni Rupa Kontemporer dipakai untuk menunjukkan wacana

seni anti Modernisme yang mengagung-agungkan universalisme, menggunakan

medium inkonvensional, berorientasi bebas, tidak terikat pada konvensi-konvensi

yang baku, meniadakan pengkotak-kotakan serta lebih berani menyentuh

persoalan sosial, ekonomi serta politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik ini

diwarnai dengan keadaan zaman di mana budaya global banyak memberikan

pengaruh terhadap perubahan dan perkembangan yang bersifat kultural. Istilah

seni Kontemporer dianggap bisa menyertai sebutan seni visual, musik, tari,

dan teater. Meskipun di Barat, istilah seni Kontemporer jamak digunakan untuk

menyebut praktik seni visual sesuai kebutuhan kegiatan museum maupun lembaga

(31)

102

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pemahaman Guru Seni Rupa Terhadap Bentuk, Jenis dan Medium Seni Rupa Kontemporer di Bandung Saat Ini

Guru Seni Rupa tingkat SMA di Bandung pada dasarnya memahami akan

Seni Rupa kontemporer, namun apabila dihubungkan pemahaman mereka dengan

aplikasi mereka yang dilakukan pada pekerjaan mereka yakni dikelas pada saat

pengajaran, ternyata tidak semua guru mengajarkan nya pada siswa-siswanya, hal

ini berkenaan dengan jam pelajaran yang terbatas, atau berkenaan dengan

permintaan sekolah dalam menentukan materi dalam pelajaran Seni Rupa ini.

kemudian dalam hal kedalaman pemahaman terhadap Seni Rupa kontemporer itu

beragam, ada guru yang hanya tahu pengertiannya saja, ada juga guru yang tau

beserta nama seniman-seniman seni Kontemporer di kota Bandung, bahkan ada

yang tau sampai pada konsep dan media yang digunakan dalam seni kontemporer

ini, hal ini berdampak pada materi yang mereka ajarkan pada murid-murid

mereka. Setelah diamati penyebab dari beragamnya pemahaman guru adalah

dikarenakan :

 Prioritas atau kebutuhan akan materi seni di setiap sekolah berbeda-beda  Tujuan akhir atau hasil yang ingin dicapai berbeda-beda

 Sarana dan prasarana maupun kebijakan sekolah yang beragam

 Latar belakang guru yang berbeda-beda (meskipun kebanyakan alumni IKIP/UPI namun waktu /jaman (tahun) mereka belajar berbeda-beda)

 Eksistensi serta tingkat keaktifan guru yang beragam terhadap

perkembangan seni

B. Saran

Saran yang dapat penulis uraikan dari hasil penelitian mengenai

,”Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat Sma di Bandung Terhadap Perkembangan

(32)

103

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Bagi pembaca, hasil penelitian ini seharusnya menjadi motivasi

tersendiri, setelah sharing peneliti juga menjadikan penelitian ini study

banding berhubung peneliti juga merupakan guru di salah satu sekolah

swasta, dari hasil perbincangan peneliti dengan guru-guru yang ada di

Bandung juga dapat memberikan gambaran mengenai peta pendidikan

seni khususnya di kota Bandung, selain dari memberikan wawasan

lebih, akan dunia Seni Rupa khususnya pada seni Kontemporer,

penelitian ini juga sebagai referensi akan informasi pendidikan Seni

Rupa Kontemporer di Bandung khususnya di tingkat SMA.

 Bagi Institusi Pendidikan Seni Rupa, diharapkan menjadi masukan dalam pemberian materi perkembangan Seni Rupa, dalam hal ini

penulis mencoba mengungkap Seni Rupa di sekitar Bandung, tentu

saja pemahaman akan Seni Rupa Kontemporer ini akan sangat

berpengaruh terhadap bagaimana sikap guru dalam mengajar, seperti

beberapa pendapat guru yang menjadi sumber penelitian

 Bagi guru Seni Rupa,menjadi masukan positif jika memang ingin anak

didiknya berkembang dalam mengapresiasi Seni Rupa disekitarnya.

Tentu saja dengan materi yang memadai, penjelasan pada murid akan

lebih tersampaikan, hal ini akan berdampak pada perkembangan Seni

Rupa di masa mendatang.

(33)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adlin,A, (2006) Spiritualitas dan realitas kebudayaan kontemporer, Jalasutra,

Bandung

Afifudin et al . (2009).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Alwasilah.A.C (2009) Pokoknya Kualitatif, dasar-dasar merancang dan

melakukan penelitian kualitatif, Pustaka Jaya, JAkarta

Bahari, N (2008), Kritik Seni, wancana apresiasi dan Kreasi , Pustaka Pelajar, ,

Yogyakarta

Brata, S. S. (2003), Metodelogi Penelitian, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Bangun, S (2000), Kritik Seni Rupa, Bandung, Penerbit ITB,

Cut Kamari, et al, (1999) Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan, Universitas

Terbuka, Jakarta,

Dharsono et al (2007), Kritik Seni, Bandung , Rekayasa Sains,

Djatiprambudi.D, (2009) Musnahnya Otonomi Seni, Penerbit Dewan Kesenian

Jawa Timur, Surabaya

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 2005

Damajanti, I. M.sn. (2006), Psikologi Seni , Kiblat Bandung

Hamalik,O, Prof. Dr. (2001) Proses Belajar Mengajar , sinar grafika offset,

jakarta

Hamzah,B.prof.Dr.Mpd (2009), Profesi kependidikan, penerbit PT Bumi Aksara,

(34)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iskandar, P, (2002), Alam Pikiran Seniman, penerbit Yayasan Popo Iskandar,

Bandung,

Sumardjo,J , (2010), Estetika Paradoks, Sunan Ambu press, STSI Bandung

Sumardjo,J , (2010), Filsafat seni, Penerbit ITB, Bandung

Jazuli, Prof. Dr. M,Hum. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni ,

Penerbit Unesa University Press, Semarang,

Kartodorio,S.K. (2006): kilas peristiwa di mata filatelis sebuah wisata sejarah

Bandung

Kaufedlt,M. (2008) Wahai para guru, ubahlah cara mengajarmu perintah

pengajaran yang berbeda-beda dan sesuai dengan otak, PT indeks

Margono et al (2007) Apresiasi Seni 3 Seni Rupa & Seni Teater, Ghalia Indonesia

Printinng,Jakarta

Moelyono, (1997) Seni Rupa Penyadaran, Bentang, Jogjakarta,

Moleong, L. J (2000), Motode Penelitian Kualitatif, Bandung , PT.Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa,Dr.E.M.Mpd.(2008) Menjadi Guru Profesional menciptakan

pembelajaran kreatif dan menyenangkan, PT remaja Rosda Karya

Bandung 2005-

Mulyasa,Dr.E.M.Mpd.(2008) Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT

remaja Rosda Karya Bandung 2005-

Nursantara. Y. (2002) Seni Budaya untuk SMA kelas XII, Penerbit Erlangga,

Jakarta

Piliang, Y,A , (2003) Hipersemiotika tafsir kultur studies atas matinya makna,

(35)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santo.T.N (2012) Seri Profesi Industri Kreatif: Menjadi Seniman Rupa, PT Tiga

serangkai Pustaka Mandiri, Solo

Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2009).Memahami Penelitian Kualitatif.: ALFABETA, Bandung

Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sukimin et al (2012) Seni Budaya, PT Tig Serangkai Pustaka Mandiri, Solo

Susanto,M. (2002) Menimbang ruang Menata Rupa, Wajah & tata Pameran Seni

Rupa, Yogyakarta, Galang Press.

Susanto,M. (2003) Membongkar Seni Rupa, Penerbit Buku Baik dan Penerbit

Jendela, Yogyakarta

Soedarso, Sp. (2000) Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, Studio Delapan

Puluh Jakarta,

Tabrani, P. (2000), Proses Kreasi, apresiasi, belajar, Bandung Penerbit ITB,

UPI Pedoman penulisan karya ilmiah

Yudoseputro.W.(2005) Histogriografi Seni Indonesia, Penerbit ITB, Bandung

Yuliman, S, (2001), Dua Seni Rupa Serpihan Tulisan Sanento Yuliman, Penerbit

Yayasan Kalam, Jakarta

B. Tesis

Aisah.S, (2010) Study komparatif dua guru TK di kota bandung dalam

pembelajaran tari kreatif , Tesis, Bandung Sekolah Pasca Sarjana upi

(36)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dhermawan,d. (2008) Kesiapan Guru Mata Pelajaran Seni Musik Tingkat Smp

Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Di Kabupaten Tasikmalaya ,Tesis, Bandung Sekolah Pasca Sarjanaupi

:Tidak Diterbitkan

Firmansyah,A,M. (2012) Koleksi Museum Purbakala Sebagai Sumber

Pembelajaran Seni Rupa Tingkat SMP di Kabupaten Kuningan ,

Tesis, Bandung Sekolah Pasca Sarjana upi :Tidak Diterbitkan

Morjuangsah.L, (2012) Estetika dan Makna Mahkota Binokasih Sanghyang Pake

Sumedang Larang, Tesis, Bandung Sekolah Pasca Sarjana upi :Tidak

Diterbitkan

C. Internet

_________(2013), pengertian seni Kontemporer

Diakses 19 Januari 2013

http://tipzsangguru.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-seni-rupa-tradisional-modern-dan-kontemporer/

http://furi.student.umm.ac.id/2010/08/19/seni-kontemporer/

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Jonas_Burgert_painting_admirers_at_ Denver_Museum_of_Contemporary_Art.JPG

http://en.wikipedia.org/wiki/File:No._5,_1948.jpg

http://indonesiaartnews.or.id/newsdetil.php?id=196

http://eka.web.id/pengertian-seni-kontemporer.html

http://www.sarjanaku.com/2010/10/seni-rupa-modern-kontemporer.html

(37)

Wan Ridwan Husen, 2013

Pemahaman Guru Seni Rupa Tingkat SMA Di Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer (Analisis Deskriptif Pemahaman Guru Seni Rupa SMAN Kluster 1 Di Kota Bandung Terhadap Perkembangan Seni Rupa Kontemporer Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://setia16dreams.blogspot.com/2012/06/seni-kontemporer.html

http://elfaroeq.wordpress.com/2011/05/24/seni-rupa-tradisional-modern-dan-kontemporer/

http://nurmalamala12.wordpress.com/2012/03/24/seni-rupa-kontemporer

http://bct222renita.wordpress.com/sejarah-seni-lukis-kontemporer/

http://colourexist.blogspot.com/2010/01/pengenalan-seni-definisi-seni-definisi.html

_________(2013), sejarah seni Kontemporer Indonesia

Diakses 20 Januari 2013

http://edumaxim.blogspot.com/2012/06/sejarah-seni-rupa-kontemporer-indonesia.html

http://setia16dreams.blogspot.com/2012/06/seni-kontemporer.html

http://sageflash.blogspot.com/2010/06/kebangkitan-seni-kontemporer-indonesia.html

http://seni-danbudaya.blogspot.com/2011/01/seni-kontemporer.html

http://gerakgeraksenirupa.wordpress.com/2010/11/19/menjadi-mahasiswa-seni-rupa-sebuah-ironi/

_________2013, pendidikan seni rupa Bandung

Diakses 20 Januari 2013

http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/08/60-tahun-pendidikan-seni-rupa-bandung-161655.html

Gambar

Tabel
Gambar
gambaran yang jelas mengenai lokasi penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin mengenai penghindaran kecurangan terhadap pembayar pajak dengan sistem Self

Selain itu, didalam kulit buah semangka diketahui adanya kandungan likopen yang berguna untuk perawatan kulit yang berjerawatdan bermanfaat memberikan perawatanterhadap sel

sirri terhadap perempuan (istri) dan anak-anak secara hukum adalah hak-hak Individu dapat tertutupi dan hilangnya kekhawatiran perzinah- an diantara pasangan pelaku nikah sirri

Setelah dianalisis data mengenai penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik yang dilakukan guru melalui proses pengamatan terhadap proses pembelajaran ternyata

[r]

tepi pantai termasuk salah satu kota yang berbentuk kipas (the fan shaped cities), sehingga kegiatan lalu-lintas pada kota seperti disebutkan di atas memiliki ciri-ciri antara lain

[r]

Berdasar hasil analisis variansi General Linier Model (GLM) diperoleh nilai signifikansi pengaruh interaksi antara penggunaan metode eksperimen dan demonstrasi