iv
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Hakim yang Tidak Didasarkan Pasal yang Didakwakan Oleh Penuntut Umum Dalam Surat Dakwaan Dihubungkan Dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman
Abstrak
Ketentuan di dalam Pasal 182 ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana menegaskan bahwa majelis hakim melakukan musyawarah sebelum mengeluarkan putusan berdasarkan pada surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan sidang. Pasal 191 ayat (1) KUHAP juga menegaskan bahwa hakim memutus bebas seorang terdakwa apabila hasil pemeriksaan sidang menyatakan bahwa pasal-pasal di dalam surat dakwaan tidak terbukti. Dalam praktiknya ternyata terdapat putusan hakim yang tidak mendasarkan pada surat dakwaan. Putusan-putusan tersebut diantaranya putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor: 02/Pid.B/2007/PN.Bi dengan terdakwa I Agus Santoso dan terdakwa II Yusroni, putusan Mahkamah Agung Nomor: 810/K.Pid.sus/2012 dengan
terdakwa Idris Lukman Bin Lokman Hendrik,dan putusan Mahkamah Agung Nomor:
2262/K/Pid.sus/2014 dengan terdakwa Susi Tur Andayani alias Uci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat hukum dari putusan hakim yang menggunakan pasal yang berbeda dengan dakwaan penuntut umum dalam surat dakwaan baik menurut KUHAP maupun menurut Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman serta memahami apakah hakim diperkenankan memutus suatu perkara pidana dengan menggunakan pasal yang tidak didakwakan oleh penuntut umum dihubungkan dengan kebebasan hakim.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan memaparkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kemudian dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam praktek pelaksanaannya. Adapun metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu dititikberatkan pada isi dokumen dalam penelitian kepustakaan untuk mempelajari data sekunder yang terkumpul berupa bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan surat dakwaan dan putusan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa putusan yang menjatuhkan pidana menggunakan pasal berbeda dengan dakwaan penuntut umum melanggar Pasal 197 ayat (1) huruf c KUHAP. Sebagaimana diatur dalam Pasal 197 ayat (2) KUHAP, maka akibat hukum terhadap putusan di luar dakwaan adalah batal demi hukum. Pada dasarnya hakim tidak dapat mengeluarkan putusan yang menjatuhkan pidana terhadap terdakwa atas perbuatan yang tidak didakwakan dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum. Namun selama masih dalam kerangka mewujudkan tujuan hukum dan tujuan pemidanaan, hal tersebut dapat dibenarkan.