• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Implementasi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Strategi Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Implementasi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Strategi Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep M"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran

2013/2014)

Naskah Publikasi

Diajukan Oleh :

NURI AGUSTINA SAFITRI A 410 100 254

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi / tugas akhir: Nama : Dra. Nining Setyaningsih, M.Si.

NIK / NIP : 403

Telah membaca dan mencermati artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi / tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Nuri Agustina Safitri NIM : A410 100 254

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta , Maret 2014 Pembimbing

(3)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh :

Nuri A Safitri1,N. Setyaningsih2 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, noery_1508@yahoo.com 2

Staf Pengajar UMS Surakarta, ningsetya@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan 1) pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta; 2) hasil belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta. Jenis penelitian pada penelitian: PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penerima tindakan: siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta berjumlah 24 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan: metode tes, observasi, dokumentasi, catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan metode alur: proses analisis data, penyajian data, verifikasi data. Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari indikator kemampuan pemahaman konsep matematika siswa: 1) kemampuan dalam memberikan contoh sebelum tindakan 25% dan diakhir tindakan 79,16%; 2) kemampuan siswa memahami masalah sebelum tindakan 25% dan diakhir tindakan 75%, 3) kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sebelum tindakan 20,83%, diakhir tindakan 70,83%, 4) kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep matematika sebelum tindakan 16,67%; diakhir tindakan 70,83%. Hasil dari soal kuis yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta sebelum adanya tindakan kelas hasil belajar siswa mencapai 33,33% sedangkan sesudah dilakukan tindakan kelas hasil belajar siswa mencapai 75%. Kesimpulan penelitian: Implementasi pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika siswa.

(4)

PENDAHULUAN

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Menurut Aunurrahman (2010: 34) pembelajaran berupaya mengubah masukkan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebebasan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam dirinya.

Dalam kegiatan belajar mengajar, pemahaman konsep matematika merupakan unsur penting dalam belajar matematika. Penguasaan konsep memudahkan siswa dapat memecahkan masalah dengan lebih baik, sebab untuk memecahkan masalah perlu aturan-aturan berdasarkan konsep-konsep yang dimiliki.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 September 2013 di kelas VIII C SMP Negeri 23 berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan diperoleh tingkat pemahaman konsep matematika bervariasi. Dilihat dari indikator sebagai berikut: (1) dapat memberikan contoh 25% ; (2) dapat memahami masalah sebesar 25%; (3) dapat menyelesaikan masalah sebesar 20,83%; (4) dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika sebesar 16,67%. Sedangkan, tingkat prestasi siswa kelas VIII C SMP N 23 Surakarta hanya terdapat 33,33% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (≥75).

(5)

Untuk mengatasi masalah kemampuan pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang abstrak, maka diperlukan sebuah pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika. Pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan adalah pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD, dimana pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD ini digunakan sebagai perantara untuk dapat memunculkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD ini, siswa diberikan kesempatan secara terbuka untuk mengembangkan reativitas dan kemandirian sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD ini akan mempengaruhi cara belajar yang semula cenderung pasif ke arah yang lebih aktif dan proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru saja.

Dalam menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD dapat menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dimana permasalahan tersebut dapat digunakan sebagai titik awal dalam pembelajaran matematika.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD.

KAJIAN TEORI

Menurut Johnson dan Myklebust (Abdurrahman, 2003: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan dalam berpikir. Matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia, dalam pengertian matematika tidak ditempatkan sebagai produk jadi melainkan sebagai bentuk aktivitas atau proses (Freudenthal dalam Ariyadi, 2012: 20).

(6)

Kilpatrick, dkk (dalam Afrilianto, 2012) Pemahaman konsep (conceptual understanding ) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi, dan relasi dalam matematika. Pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi kebutuhan masa kini yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemagaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Hans dan Van Den Heuvel (dalam Ariyadi :2012) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika realistik adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang menggunakan permasalahan realistik (context problems). Dalam pembelajaran permasalahan realistik atau permasalahan kontekstual digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep matematika dan juga sebagai sumber untuk pembelajaran (a source for learning).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 96), PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Surakarta yang beralamat di jalan Adi Sumarmo, Banyuanayar, Banjarsari, Surakarta. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014. Adapun rincian waktu penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan : September– November 2013 b. Tahap pelaksanaan : November-Desember 2013 c. Tahap laporan : Desember 2013 -Februari 2014

(7)

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu metode tes, metode observasi, metode dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data.

Keabsahan data menurut Sukmadinata (2009: 104) dapat dilakukan melalui observasi secara terus menerus, triangulasi sumber, metode, dan penelitian lain, pengecekan anggota, diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD. Penelitian dikatakan berhasil yaitu pada saat: (1) Dapat memberikan contoh sebesar 75%; (2) Dapat memahami masalah sebesar 70,83%; (3) Dapat menyelesaikan masalah sebesar 62,5%; (4) Dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika sebesar 62,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil kegiatan pembelajaran di kelas VIII C yang telah dilakukan oleh peneliti dengan dibantu guru matematika dimulai dari sebelum siklus sampai pada tindakan siklus II, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini untuk mengamati perilaku-perilaku siswa dalam pembelajaran matematika mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Dari hasil penelitian pada tindakan kelas siklus II ini dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan belajar siswa telah berhasil meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika pada materi SPLDV siswa kelas VIII C semester gasal SMP N 23 Surakarta sehingga berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa.

(8)

Tabel 1

Data Hasil Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta

No Indikator Penelitian Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II 3 Menyelesaikan masalah 5

(20,83%)

Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Implementasi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Strategi Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

P MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C SMP N 23 SURAKARTA

(9)

Kegiatan Pembelajaran pada saat sebelum tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD, diperoleh hasil bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM

(≤ 75). Selalin itu juga, masih banyak siswa kelas VIII C SMP N 23 Surakarta yang

kemampuan pemahaman konsep matematikanya rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD, pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas VIII C SMP Negeri 23 Surakarta diperoleh bahwa ada peningkatan kemampuan pemahaman konsep amtematika siswa dalam memahami materi SPLDV. Dalam Pelaksanaan pembelajaran ini diawali dengan guru memberikan permasalahan realistik kepada 2 siswa: guru memberi uang sebesar Rp 5.000,00 kepada masing-masing siswa tersebut dan menyuruh kedua siswa tersebut untuk membelanjakan uang tersebut dengan 2 macam barang dengan jumlah komposisinya berbeda. Setelah itu, guru menanyakan kepada seluruh siswa: berapa harga dari masing-masing barang yang dibeli oleh kedua teman mereka, kemudian guru mengarahkan siswa untuk mengubah permasalahan tersebut ke dalam model matematika (matematisasi), selanjutnya siswa mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut dengan memamfaatkan hasil konstruksinya. Kemudian siswa melakukan interaktifitas untuk membandingkan solusi tersebut, dalam kegiatan ini guru menerapkan strategi STAD. Berdasarkan data yang diperoleh untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini dirinci ke dalam 4 indikator, yaitu:

(10)

Gambar 2 Siswa yang mampu memberikan contoh soal SPLDV

Gambar 2 di atas, terlihat siswa mampu memberikan contoh permasalahan SPLDV. Siswa membuat contoh soal SPLDV: Dinda membeli bulpen 1 buah dan buku 1 buah seharga Rp 8.000,00 di koperasi, sedangkan rizal membeli 3 bulpen dan 2 buku seharga Rp 12.000,00; tentukan harga sebuah bulpen dan buku. Siswa menyelesaikannya dengan menggunakan metode gabungan antara metode eliminasi dan metode substitusi serta melakukan permisalan harga sebuah bulpen adalah x dan permisalan harga sebuah buku adalah y , sehingga diperoleh harga sebuah bulpen (x) adalah Rp 2.000,00 dan harga sebuah buku (y) adalah Rp 3.000,00.

Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa yang memberikan contoh dengan tepat sebelum tindakan dan siklus I meningkat sebesar 25%, sedangkan pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 29,16%.

b. Kemampuan siswa dalam memahami masalah. Indikator ini diamati dari cara peserta didik dalam mengerjakan tes siklus, yaitu apakah siswa mampu memahami soal dengan memisalkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut. Berikut ini merupakan salah satu contoh jawaban siswa yang sudah mampu memahami masalah.

(11)

Gambar 3 di atas terlihat siswa telah mampu memahami masalah yang diberikan guru. Siswa menulis yang diketahui disoal: 5 pulpen +3 buku = 12.000; 5 pulpen + 2 buku = 10.000, selain itu siswa juga menulis yang ditanyakan disoal: harga 1 pulpen dan harga 1 buku. Setelah menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal, selanjutnya siswa mencari solusi dari pertanyaan tersebut dengan melakukan permisalan harga 1 pulpen adalah x dan harga 1 buku adalah y, serta selanjutnya siswa menyelesaikan dengan metode eliminasi.

Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu memahami masalah dari awal sebelum siklus dan siklus I meningkat sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 16,67%

c. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Indikator ini diamati dari cara peserta didik mengerjakan soal kuis (tes siklus), yaitu apakah siswa mampu menjawab dan menyelesaikan soal tersebut sampai akhir sesuai dengan pemisalan apa yang diketahui dan ditanyakan secara tepat. Berikut ini merupakan contoh jawaban siswa yang menyatakan siswa belum mampu menyelesaikan masalah secara tepat.

Gambar 4 Jawaban siswa belum mampu menyelesaikan masalah dengan tepat Gambar 4 di atas, terlihat siswa mampu memahami masalah yang diberikan oleh guru dengan melakukan permisalan x adalah harga 1 bulpen, y merupakan harga 1 buku dan siswa menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV dengan metode eliminasi sudah benar, namun jawaban siswa dalam menentukan nilai x dengan melakukan eliminasi variabel y belum benar karena siswa kurang teliti dalam menghitung hasil pengurangan 24.000 – 30.000 = 6.000 seharusnya 24.000 – 30.000 = -6.000.

(12)

d. Kemampuan siswa dalam menyatakan ulang suatu konsep matematika. Indikator ini diamati dari cara peserta didik mengerjakan soal kuis (tes siklus), yaitu apakah siswa mengetahui konsep atau algoritma dalam pengerjaan tes siklus tersebut dan menerapkan konsep yang ia miliki secara tepat dalam mengerjakan soal tersebut. Berikut ini adalah contoh jawaban siswa yang mampu menyatakan ulang konsep matematika dalam penyelesaian masalah SPLDV dengan metode grafik.

Gambar 5 Jawaban siswa yang mampu menyatakan ulang suatu konsep matematika Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu menyelesaikan masalah dari awal sebelum siklus dan siklus I meningkat sebesar 29,16%, sedangkan pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 25%.

Hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mencapai

KKM ≥ 75. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dimulai dari sebelum tindakan

sampai pada tindakan siklus I meningkat sebesar 16,67%, sedangkan pada tindakan siklus I sampai pada tindakan siklus II meningkat sebesar 25%.

(13)

Hal ini didukung oleh pendapat Al Jupri dan Kartika (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan pada implementasi pembelajaran matematika realistik dalam upaya menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik adalah pemecahan masalah dan penemuan, sedangkan strategi dan bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil (small group cooperative learning), dengan bekerja secara kelompok, siswa mampu menunjukan kemampuan lebih baik dalam memahami permasalahan secara mendalam.

Pemahaman konsep pada hakikatnya merupakan pemahaman tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu memahami arti/konsep, situasi serta fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah arti. kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat dikatakan meningkat dengan melihat dari indikator kemampuan pemahaman memberikan contoh, memahami masalah, menyelesaikan maslah, dan menyatakan ulang suatu konsep matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas (2007) mengemukan pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Sedangkan indikator yang menunjukan pemahaman konsep antara lain : (a) menyatakan ulang sebuah konsep, (b) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), (c) memberi contoh dan non-contoh dari konsep, (d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (e) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan (g) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi STAD, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sebelum tindakan

(14)

b. Tindakan kelas siklus I

Pada saat tindakan kelas siklus I menunjukan bahwa dari sejumlah 24 siswa kelas VIII C yang hadir terdapat 12 siswa (50%) yang memberikan contoh dengan tepat, 14 siswa (58,3%) yang mampu memahami masalah yang disajikan, 12 siswa (50%) yang dapat menyelesaikan masalah dan 11 siswa (45,83%) yang dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika. Siswa yang mancapai ketuntasan atau memperoleh KKM ≥ 75 sebanyak 12 siswa (50%).

c. Tindakan kelas siklus II

Pada siklus II ini dari sejumlah 24 siswa kelas VIII C yang hadir terdapat 19 siswa (79,16%) yang memberikan contoh dengan tepat, 18 siswa (75%) yang mampu memahami masalah yang disajikan, 17 siswa (70,83%) yang dapat menyelesaikan masalah dan 18 siswa (75%) yang dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika. Siswa yang mancapai ketuntasan atau memperoleh KKM ≥ 75 sebanyak 18 siswa (75%).

Dari data penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi Student Teams Achuevement Divisions (STAD) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sehingga berdampak juga pada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 23 Surakarta.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika kelas VIII C secara kolaboratif, maka dapat diambil kesimpulan yaitu, antara lain:

1. Ada peningkatan kemampuan pemahman konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan matematika realistik dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sebagai berikut:

a. Siswa yang mampu memberikan contoh sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (25%) dan setelah tindakan menjadi 19 siswa (79,16%).

b. Siswa yang mampu memahami masalah pada saat sebelum adanya tindakan sebanyak 6 siswa (25%) dan diakhir tindakan sebanyak 18 siswa (75%).

(15)

d. Siswa yang mampu menyatakan ulang suatu konsep matematika pada saat sebelum adanya tindakan sebanyak 4 siswa (16,67%) dan pada akhir tindakan sebanyak 18 siswa (75%).

2. Ada peningkatan hasil belajar metematika siswa khususnya pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal ini, dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 75 pada saat sebelum adanya penelitian tindakan mencapai 33,33%, dan setelah dilakukan tindakan menjadi 75%.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010.”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta.

Barnes, Hayley. 2004. Realistic mathematic educations: Eliciting alternative mathematical conceptions of learnears. African Journal of Research in SMT Education, Volume 8(1), 2004, pp.53-64.

Depdiknas. 2007. "Mathematical Understanding”. Online. http://alleducate.wordpress.com/2011/08/06/mathematical-Understanding/. Diakses tanggal 10 Oktober 2013.

Jupri, Al dan Kartika. 2006. Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Siswa. Online.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19820728200 5012-KARTIKA_YULIANTI/artikel_Realistik.pdf. Diakses pada tanggal 3 Januari 2014.

Slameto. 2003.”Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”.Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert.2009. Cooperative Learning. Bandung:Media Nusa.

Gambar

Gambar 1 Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Implementasi
Gambar 2 Siswa yang mampu memberikan contoh soal SPLDV
Gambar 4 Jawaban siswa belum mampu menyelesaikan masalah dengan tepat
Gambar 5 Jawaban siswa yang mampu menyatakan ulang suatu konsep matematika

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

Sumsum tulang belakang Otak besar Otak tengah Otak depan Otak kecil Sumsum lanjutan Saraf somatik Saraf otonom.. 12 pasang saraf otak (saraf

[r]

HASIL EPROF ECCT 2016 - S1 ILMU KOMUNIKASI Berlaku efektif. BAGIAN PUSAT

Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha