• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENGANALISIS TES PILIHAN GANDA MELALUI SUPERVISI KOLABORATIF DI SMA NEGERI KECAMATAN MERLUNG DAN MUARA PAPALIK KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENGANALISIS TES PILIHAN GANDA MELALUI SUPERVISI KOLABORATIF DI SMA NEGERI KECAMATAN MERLUNG DAN MUARA PAPALIK KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENGANALISIS

TES PILIHAN GANDA MELALUI SUPERVISI KOLABORATIF

DI SMA NEGERI KECAMATAN MERLUNG

DAN MUARA PAPALIK KABUPATEN

TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

MARTA G.S. SIAGIAN NIM. 8126132058

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENGANALISIS

TES PILIHAN GANDA MELALUI SUPERVISI KOLABORATIF

DI SMA NEGERI KECAMATAN MERLUNG

DAN MUARA PAPALIK KABUPATEN

TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

MARTA G.S. SIAGIAN NIM. 8126132058

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRACT

Marta G.S. Siagian. Improvement of Teachers’ Skill in Analyzing Multiple-Choise Test Through Collaborative Supervision at SMA Negeri Merlung and Muara Papalik Subdistric , Tanjung Jabung Barat District, Jambi. Thesis. Medan : Postgraduate Program State University of Medan (UNIMED), Medan. 2014

This study is schoolaction research was conducted to improve Mathematic teachers’ skill in analyzing multiple- choise test. There are three major aspects must be considered in qualitative analysis: material aspect, construction aspect, and language aspect which use test observation analysis sheet. While quantitative analysis focused on validity, reliability, item difficulty,discriminative power, and effective distractor.This research used collaborative

approach to supervise teachers’ in order to increase theirs’ skill. This research was conducted at SMA Negeri 1 Merlung in subdistrict of Merlung and SMA Negeri 4 Merlung in subdistrict of Muara Papalik from January until March 2014, involved two Mathematic teacher who taught at XII IPA and XII IPS in each school. In the first cycle, the result of qualitative and quantitative analyzing for formatif test showed that none of the items achieved the criteria of test indicator for both school (0%). Qualitative analysis in the second cycle showed that, the acceptable test increased up to 85% at SMA Negeri 1 Merlung and 87.5% at SMA Negeri 4 Merlung from 40 item test. Quantitative analysis is also increase the result of qualitative analysis also indicated the progress of teachers’ skill that can be seen from the number of acceptable test, id est 87.5% (35 of 40 item test) for science class and 82.5% for social class at SMA Negeri 1 Merlung. While, at SMA Negeri 4 Merlung the result were 82.5% (33 of 40 items test) for science class and 80% (32 of 40 items test) for social

(7)

ii

ABSTRAK

Marta GS Siagian. Peningkatan Keterampilan Guru Menganalisis Tes Pilihan Ganda Melalui Supervisi Kolaboratif di SMA Negeri Kecamatan Merlung dan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerahNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menganalisis Tes Pilihan Ganda Melalui Supervisi Kolaboratif di SMA Negeri Kecamatan Merlung dan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi”.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan Tesis ini. Penulisan Tesis ini juga dapat terwujud atas bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.

4. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Dr. Sukarman Purba,ST, M.Pd dan

Dr. Ir. Darwin M.Pd, selaku narasumber dan penguji yang sangat banyak memberikan masukan dan saran dalam penulisan Tesis ini.

5. Bapak/Ibu Dosen di Program Pascasarjana UNIMED yang membekali Penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

(9)

iv

7. Wahidin, S.Pd, MM selaku Kepala Dinas Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang telah memberikan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 8. Jasna, S.Pd sebagai Pengawas Mata Pelajaran Matematika yang memberikan

masukan dalam penulisan Tesis.

9. Syamsu Rinaldi, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Merlung dan

Drs. Bashori selaku Kepala SMA Negeri 4 Merlung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

10.Lucy Kurniadini, S.Pd, M.Si, Hairani Partika N, S.Pd,

Anjur Pardosi, S.Pd dan Dina Rouli Lumban Batu, S.Pd yang telah memberikan waktu untuk menjadi guru latih.

11.Orang tua tercinta Ayahanda Dortan Siagian dan Ibunda Delilah br Simanjuntak dan Adinda tersayang Desmina Siagian yang telah memberikan dukungan moril dan material selama proses perkuliahan dan penyelesaian Tesis ini.

12.Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan angkatan pertama yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual selama perkuliahan dan penyelesaian Tesis ini.

13.Semua pihak yang yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Tesis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Tesis ini namun masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan, materi dan penggunaan bahasa yang tepat. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini di kemudian hari. Penulis juga berharap tulisan ini dapat menambah wawasan dan dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Medan, Juni 2014 Penulis

(10)

v

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis ... 14

1.Keterampilan Guru Menganalisis Tes Pilihan Ganda…. 14

2.Supervisi Kolaboratif ... 32

(11)

vi

D. Desain Penelitian ... 49

E. Prosedur Penelitian ... 53

F. Intrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data... 53

G. Kriteria Keberhasilan ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian ... 56

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 58

C. Pembahasan ... 75

D. Keterbatasan Penelitian ... 79

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 80

B. Implikasi ... 81

C. Saran ... 82

(12)

vii

Tabel 3.2 Aspek yang Dihitung dalam Analisis Kuantitatif Tes Pilihan Ganda ... 47

Tabel 3.3 Aspek Keterampilan Guru Melakukan Analisis Kualitatif ... 47

Tabel 3.4 Aspek Keterampilan Guru Melakukan Analisis Kuantitatif ... 48

Tabel 3.5 Langkah-Langkah dalam Supervisi Kolaboratif ... 49

Tabel 3.6 Langka-Langkah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ... 50

Tabel 4.1 Data Awal Kemampuan Guru ... 56

Tabel 4.2 Hasil Analisis Aspek Materi Soal Matematika Semester I ... 60

Tabel 4.3 Hasil Analisis Aspek Konstruksi Soal Matematika Semester I ... 61

Tabel 4.4 Hasil Analisis Aspek Bahasa Soal Matematika Semester I ... 61

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus I ... 62

Tabel 4.6 Hasil Analisis Aspek Materi Soal Matematika Semester II ... 65

Tabel 4.7 Hasil Analisis Aspek Konstruksi Soal Matematika Semester II ... 66

Tabel 4.8 Hasil Analisis Kuantitatif Soal Matematika Semester II ... 68

Tabel 4.9 Hasil Observasi Keterampilan Guru ... 68

Tabel 4.10 Rekapitulasi Analisis Aspek Materi Soal Matematika Kelas XII SMA Negeri 1 Merlung ... 70

(13)

viii

Tabel 4.12 Rekapitulasi Analisis Aspek Konstruksi Soal

Matematika Kelas XII SMA Negeri 1 Merlung ... 71 Tabel 4.13 Rekapitulasi Analisis Aspek Konstruksi Soal

Matematika Kelas XII SMA Negeri 4 Merlung ... 71 Tabel 4.14 Rekapitulasi Analisis Aspek Bahasa Soal Matematika

Kelas XII SMA Negeri 1 Merlung ... 72 Tabel 4.15 Rekapitulasi Analisis Aspek Bahasa Soal Matematika

Kelas XII SMA Negeri 4 Merlung ... 72 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Analisis Kuantita Hasil Analisis

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 44 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan ... 50 Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Jumlah Soal yang Diterima Pada

Aspek Materi dan Konstruksi ... 73 Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Keterampilan Guru ... 74

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Langkah-Langkah Penerapan Supervisi dalam Meningkatkan Keterampilan Guru Menganalisis

Tes Pilihan Ganda ... 86 Lampiran 2 Pedoman Penyusunan Kisi-Kisi dan Analisis

Tes Pilihan Ganda ... 93 Lampiran 3 Angket Data Awal ... 102 Lampiran 4 Lembar Analisis Kualitatif Tes Pilihan Ganda ... 105 Lampiran 5 Lembar Observasi Keterampilan Guru Menganalisis

Tes pilihan Ganda ... 107 Lampiran 6 Perangkat Soal Matematika... 109 Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Analisis Kuantittaif Soal

Matematika di SMA Negeri 1 Merlung ... 134 Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Analisis Kuantittaif Soal

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru profesional merupakan guru yang mempunyai kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan dan mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai pendidik. Guru yang profesional harus memiliki empat

kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional dan kompetensi sosial. Di dalam kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru

adalah melakukan penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan kepentingan

pembelajaran, dapat menyusun item soal secara tepat serta melakukan analisis

terhadap butir soal yang telah disusun.

Penilaian adalah unsur yang terpenting dalam menentukan keberhasilan

siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

apa yang akan diberikan kepada siswa. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses

yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran

(instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar (Sudjana,

2011: 2). Penilaian (asessment) merupakan salah satu bentuk dari hasil

pembelajaran. Penilaian memegang peranan penting dalam menentukan hasil

belajar akhir dari suatu program pendidikan. Penilaian dimaknai sebagai suatu

bentuk pemberian angka-angka untuk individu secara sistematis yang berfungsi

untuk memberi gambaran sifat dari individu-individu tersebut.

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan meningkatkan

(17)

2

berdasarkan hasil pembelajaran tersebut, maka guru dapat menentukan strategi

apa yang baik digunakan di dalam proses pembelajaran selanjutnya. Bloom

mengklasifikasikan hasil belajar siswa menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan

(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi

(C6). Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan (A1), jawaban atau reaksi (A2), penilaian (A3), organisasi (C4), dan

internalisasi (C5). Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,

yakni gerakan refleks (P1), keterampilan gerakan dasar (P2), kemampuan

preseptual (P3), keharmonisan atau ketepatan (P4), gerakan keterampilan

kompleks (P5), gerakan ekspresif dan interpretatif (P5). Ketiga ranah tersebut

menjadi objek penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar merupakan satu

kegiatan untuk menyelidiki tingkat pencapaian isi kurikulum. Dalam melakukan

penilaian guru memperoleh informasi seberapa jauh siswa menguasai materi yang

telah diajarkan oleh guru.

Penilaian bisa berupa tes maupun non tes. Untuk memperoleh nilai dari tes

tersebut, maka guru melakukan pengukuran (measurement) yaitu proses

pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan

dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Melalui tes guru

mengukur kemampuan siswa, sampai dimana siswa mampu menguasai mata

pelajaran yang diberikan oleh guru dan dari tes tersebut guru bisa melihat apakah

(18)

3

atau perlu diperbaiki. Teknik penilaian terdiri dari tes tertulis, tes lisan, tes

praktik, penugasan individual atau kelompok, penilaian portofolio, jurnal,

penilaian diri, penilaian antar teman.

Tes merupakan alat untuk mengumpulkan informasi dari suatu objek yaitu

mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari tes itu diperoleh informasi apakah

guru tersebut berhasil dalam melakukan proses pembelajaran atau tidak. Fungsi

tes yaitu sebagai alat pengukur tingkat kemampuan yang telah dicapai oleh

peserta didik dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.

Salah satu bentuk instrumen dalam tertulis adalah tes pilihan ganda. Tes

pilihan ganda merupakan bentuk dari tes objektif. Dalam Ujian Nasional (UN) tes

yang diujikan terhadap siswa adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah

tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban berkisar dua

atau lima (Widoyoko, 2011: 59). Kelebihan dari tes pilihan ganda adalah (1) butir

soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala level tujuan

pembelajaran; (2) setiap perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh cakupan

mata pelajaran; (3) penskoran hasil tes dapat dilakukan secar objektif; (4) tipe

butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut kemampuan peserta

tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran sekaligus; (5) jumlah pilihan

yang disediakan melebihi dua; (6) tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan

dilakukan analisis butir soal secara baik; (7) tingkat kesukaran butir soal dapat

diatur dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban; (8)

informasi yang diberikan lebih kaya. Selain kelebihan dari tes pilihan ganda,

(19)

4

memberi peluang siswa untuk menebak jawaban; (3) kurang mampu

meningkatkan daya nalar siswa (Mukhtar dan Iskandar, 2013: 264).

Sebelum mengujikan tes pilihan ganda, guru terlebih dahulu melakukan

analisis terhadap butir soal pilihan ganda. Dalam melakukan analisis butir soal

pilihan ganda terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu analisis secara kualitatif

dan analisis secara kuantitatif. Dalam melakukan analisis kualitatif yang dilihat

adalah dari segi materi, konstruksi dan bahasa. Sedangkan dalam analisis

kuantitatif yang dilihat adalah validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya

pembeda dan kualitas pengecoh. Dalam melakukan analisis kuantitatif

menggunakan rumus untuk mencari unsur-unsur pada analisis tersebut.

Selain menggunakan rumus, analisis tes pilihan ganda juga bisa dilakukan

dengan aplikasi komputer. Terdapat banyak aplikasi komputer yang bisa

membantu guru dalam menganalisis soal pilihan ganda yaitu Anates V4, Iteman,

SPSS, Excel dan lain sebagainya. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk

menganalisis butir soal pilihan ganda adalah menggunakan software Anates V4.

Selain mudah, software ini juga menyediakan analisis data yang mudah dipahami

dan bisa langsung digunakan sebagai kelengkapan administrasi evaluasi hasil

belajar siswa oleh seorang pendidik. Dalam menganalisis soal dengan program

tersebut, tidak memerlukan waktu yang lama. Lain halnya dengan perhitungan

manual yang membutuhkan waktu yang lama dalam penggunaan rumus. Dengan

menggunakan aplikasi ini, guru tidak lagi mengalami kesulitan dalam

menganalisis soal baik soal pilihan ganda maupun bentuk uraian.

Salah satu kendala yang dihadapi guru dalam penyusunan tes pilihan ganda

(20)

5

adalah guru langsung mengujikan soal yang diberikan kepada guru tanpa

melakukan analisis terhadap butir soal tersebut. Padahal sebelum tes diujikan guru

harus melakukan analisis kualitatif terhadap butir soal. Hal ini dilakukan agar tes

yang diujikan kepada siswa sudah sesuai dengan kaidah yang ditentukan.

Demikian halnya setelah tes diujikan, guru juga harus melakukan analisis

kuantitatif terhadap soal berdasarkan lembar jawaban yang telah diisi oleh siswa.

Berdasarkan hasil penelitian Ningsih (2011), terdapat hambatan yang

dihadapi oleh guru PKn di SMA Negeri 1 Sanden dalam menyusun instrumen

penilaian untuk ujian tengah semester. Hambatan tersebut yaitu menjabarkan

kompetensi dasar ke indikator, mengembangkan indikator pencapaian kompetensi

dasar, membuat kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen

penilaian. Salah satu kegiatan yang penting yang sering menjadi masalah ataupun

kendala yang dialami guru adalah melakukan analisis terhadap instrumen yang

akan digunakan untuk menguji siswa.

Data yang diperoleh dari angket yang dibagikan kepada guru di SMA

Negeri 1 Merlung dan SMA Negeri 4 Merlung, diperoleh bahwa rata-rata guru di

kedua sekolah tidak pernah melakukan analisis terhadap tes diujikan kepada

siswa. Hasil wawancara Peneliti dengan Pengawas Sekolah mata pelajaran

Matematika Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tanggal 13 Januari 2014,

diperoleh fakta bahwa berdasarkan hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang

dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi

Jambi, diperoleh fakta bahwa hanya 2 % guru yang melakukan evaluasi terhadap

(21)

6

Faktor yang mempengaruhi keterampilan seorang guru dalam melakukan

analisis instrumen adalah motivasi. Motivasi yang mempengaruhi tersebut bisa

dari dalam diri guru (instrinsik) dan dari luar guru itu sendiri (ekstrinsik). Menurut

Santrock (2009 :204-205), motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) dilakukan

apabila seseorang ingin mendapat sesuatu yang lain, artinya dilakukan untuk

mendapat penghargaan atau untuk menghindari hukuman. Sedangkan motivasi

intrinsik (intrinsic motivation) adalah motivasi internal dari dalam diri seseorang

yang dilakukan karena memang itu adalah kewajiban yang harus dipenuhi.

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang harus dimiliki oleh seorang guru,

karena tugas mengajar dan mendidik adalah kewajiban yang harus dilakukan

maka sepatutnya guru harus melaksanakan kewajiban bukan karena ingin

mendapat penghargaan ataupun untuk menghindari hukuman.

Faktor yang lain yang bisa mempengaruhi keterampilan dari guru dari

bimbingan dari kepala sekolah maupun supervisor. Supervisi pendidikan

merupakan bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada guru baik itu dari

supervisor, kepala sekolah maupun rekan guru yang lebih mampu. Supervisor

adalah salah satu rekan kerja guru dalam melakukan perbaikan proses belajar

mengajar. Selain kurangnya bimbingan dari kepala sekolah maupun supervisor,

guru juga sangat jarang diundang untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, maupun

seminar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, guru juga kurang

mau mencari informasi dalam pengembangan pembelajaran melalui literatur baik

itu dari internet ataupun buku-buku sumber yang berhubungan dengan

(22)

7

Fungsi utama pengawas sekolah dalam supervisi pendidikan menurut

Gregorio (Sudjana,2012: 6) ada lima yaitu inspeksi, penelitian, pelatihan,

bimbingan, dan penilaian. Pada fungsi inspeksi, supervisor memantau berbagai

aktivitas guru dalam mengajar, proses belajar siswa, pelaksanaan kurikulum,

pengelolaan sekolah untuk menemukan permasalahan yang dihadapi di dalam

sekolah. Supervisor pada fungsi penelitian, melakukan kegiatan mengumpulkan,

mengolah dan menyimpulkan data untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi sekolah. Kemudian pada fungsi pelatihan adalah proses pemberian

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan guru, kepala sekolah dan staf

sekolah agar mereka lebih terampil dan dapat memecahkan masalah yang sedang

dihadapi dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya. Sedangkan

pada fungsi bimbingan, supervisor memberikan dorongan kepada guru baik dalam

kelompok maupun individual agar para guru mau melakukan perbaikan dalam

menjalankan tugas pengajarannya dengan cara membangkitkan kemauan,

memberi semangat, mengarahkan dan mendorong untuk melakukan percobaan

serta melakukan penelitian.

Supervisor dapat menerapkan pendekatan dalam melakukan supervisi

terhadap guru, yaitu pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung

(non direktif) dan pendekatan kolaboratif. Pendekatan langsung (direktif) adalah

cara pendekatan terhadap masalah secara langsung. Supervisor ataupun fasilitator

memberikan arahan secara langsung dan perannya sangat dominan. Pendekatan

tidak langsung (non direktif) adalah pendekatan dimana pengawas tidak secara

langsung memberikan permasalahan tetapi mendengarkan apa yang dikemukakan

(23)

8

direktif dan pendekatan non direktif dimana pengawas dan guru bersama-sama

mengungkapkan permasalahan yang dihadapi kemudian pengawas menjelaskan

dan guru diberi kesempatan memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi oleh guru tersebut. Supervisi kolaboratif digunakan

apabila guru dan supervisor mempunyai kesamaan pengetahuan untuk

menyelesaikan masalah yang akan dipecahkan (Glickman et al, 2010: 168).

Dalam penelitian ini fasilitator, supervisor, dan guru mempunyai latar belakang

pendidikan yang sama yaitu pendidikan Matematika dan pernah melakukan

analisis tes pilihan ganda di bangku kuliah. Berdasarkan percakapan antara

fasilitator, guru dan supervisor, disimpulkan bahwa guru pernah melakukan

analisis terhadap tes pilihan ganda pada saat menempuh pendidikan di universitas,

namun tidak dilaksanakan lagi setelah mengajar di sekolah. Tes pilihan ganda

maupun uraian yang diujikan ke peserta didik, hanya digunakan untuk mengambil

nilai siswa tanpa melakukan analisis terhadap tes yang dibuat. Padahal tujuan

melakukan analisis terhadap tes salah satunya adalah untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan peserta didik menyerap materi yang telah diberikan oleh guru.

Selain pendekatan yang dilakukan oleh supervisor terdapat teknik yang

dilakukan dalam melakukan bimbingan, yaitu teknik individual dan teknik

kelompok. Menurut Sahertian (2008: 52-129), di dalam teknik yang bersifat

individual terdiri dari kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi,

intervisitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, dan menilai diri

sendiri. Sedangkan teknik bersifat kelompok terdiri dari pertemuan orientasi bagi

guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi,

(24)

9

demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca

langsung, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum, perjalanan sekolah untuk

anggota staf. Teknik-teknik tersebut bisa dipilih dalam melakukan bimbingan

terhadap guru.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diprediksi bahwa pendekatan kolaboratif

bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan guru menganalisis soal pilihan

ganda dan untuk membuktikan hal tersebut perlu dilakukan penelitian dengan

judul “Peningkatan Keterampilan Menganalisis Tes Pilihan Ganda Melalui

Supervisi Kolaboratif di SMA Negeri Kecamatan Merlung dan Muara Papalik

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi”.

B. Identifikasi Masalah

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

menganalisis butir soal pilihan ganda adalah motivasi, baik motivasi instrinsik

maupun motivasi ekstrinsik. Selain motivasi dari guru, undangan untuk mengikuti

pelatihan maupun seminar serta supervisi dari kepala sekolah maupun supervisor

dapat meningkatkan keterampilan guru.

Supervisor dapat menggunakan pendekatan dalam supervisi pendidikan

yaitu pendekatan direktif, pendekatan non direktif dan pendekatan kolaboratif.

Selain pendekatan-pendekatan di atas, teknik yang dilakukan supervisor dalam

membimbing guru ada dua yaitu teknik individual yang terdiri dari kunjungan

kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi, penyeleksi berbagai

sumber materi untuk mengajar, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik bersifat

(25)

10

rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi, tukar menukar pengalaman,

lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium, demonstrasi mengajar,

perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, organisasi jabatan,

laboratorium kurikulum, perjalanan sekolah untuk anggota staf.

Supervisi kolaboratif merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh

pengawas sekolah dalam membimbing guru untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan penilaian terhadap siswa. Supervisor dan guru bekerjasama

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh guru. Guru diberi kebebasan

dalam mengungkapkan pendapat/persepsi. Dan berdasarkan pendapat tersebut

supervisor memberikan alternatif dalam pemecahan masalah.

C. Batasan Masalah

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi guru dalam melakukan tugas

pengajarannya diantaranya penilaian hasil belajar. Pada penelitian ini dibatasi tes

yang akan dianalisis adalah tes pilihan ganda. Hal ini dikarenakan tes pilihan

ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang diujikan dalam Ujian Nasional

dan tes yang diujikan dalam Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam menganalisis

butir tes pilihan ganda, kegiatan yang dilakukan ada dua yakni analisis kualitatif

dan analisis kuantitatif.

Pendekatan supervisi yang digunakan supervisor membimbing guru

menganalisis butir soal pilihan ganda adalah pendekatan kolaboratif. Pada

pendekatan kolaboratif, supervisor dan guru bekerjasama dalam melakukan

(26)

11

dapat diketahui apakah soal yang disusun oleh guru berkualitas dan dapat

disimpan di bank soal untuk diujikan kepada siswa lain.

Pemilihan supervisi kolaboratif dalam meningkatkan keterampilan guru

menganalisis tes pilihan ganda, berdasarkan beberapa alasan yaitu : (1) guru yang

akan dibimbing mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi berdasarkan

perkembangan pendidikan; (2) guru, pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam

organisasi pendidikan saling membantu satu sama lain; (3) pengawas sekolah

berasal dari bidang ilmu yang sama dengan guru; (4) sebelum diberikan

bimbingan, pengawas sekolah sudah mengetahui masalah guru yang bersumber

dari guru tersebut serta dari administrasi sekolah.

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada guru di SMA Negeri 1

Merlung dan SMA Negeri 4 Merlung diperoleh data bahwa keterampilan guru di

kedua sekolah dalam melakukan analisis tes pilihan ganda yang diujikan kepada

siswa masih rendah. Hal ini yang menyebabkan penelitian ini dilaksanakan di

kedua sekolah. Dan guru yang dibimbing adalah satu orang guru Matematika yang

mengajar di kelas XII IPA dan satu orang guru Matematika yang mengajar di

kelas XII IPS untuk masing-masing sekolah. Alasan pemilihan guru Matematika

adalah karena Peneliti dan guru sama-sama menguasai mata pelajaran

Matematika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

(27)

12

guru dalam menganalisis tes pilihan ganda di SMA Negeri Kecamatan Merlung

dan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan

menganalisis tes pilihan ganda di SMA Negeri Kecamatan Merlung dan Muara

Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui supervisi kolaboratif.

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan para praktisi

pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang relevan tentang

penerapan supervisi kolaboratif yang dapat membantu guru meningkatkan

keterampilan dalam menganalisis tes pilihan ganda.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan berbagai pihak, di antaranya:

1. Dinas Pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan supervisi kolaboratif

dalam meningkatkan keterampilan guru menganalisis tes pilihan ganda.

2. Pengawas sekolah

Sebagai bahan masukan dalam penerapan supervisi kolaboratif untuk

membimbing dan melatih guru meningkatkan keterampilan guru dalam

(28)

13

3. Kepala sekolah

Sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan supervisi kolaboratif

dalam membimbing dan melatih guru meningkatkan keterampilan

menganalisis tes pilihan ganda.

4. Guru

Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menerapkan supervisi kolaboratif

dalam melakukan kerja sama dengan guru yang lain untuk menganalisis

tes pilihan ganda.

5. Peneliti lain

Sebagai bahan rujukan dalam penerapan supervisi kolaboratif untuk

(29)

80

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam

penelitian ini adalah : keterampilan guru menganalisis tes pilihan ganda

meningkat untuk masing-masing sekolah untuk analisis kualitatif tes pilihan

ganda pada siklus I skor yang diperoleh untuk SMA Negeri 1 Merlung dan SMA

Negeri 4 Merlung sebesar 77,8 meningkat pada siklus II menjadi 90 kemudian

pada analisis kuantitatif pada siklus I skor akhir 33,3 meningkat pada siklus II

menjadi 86,7 untuk masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil analisis kualitatif

diperoleh bahwa soal yang memenuhi kaidah A1 juga meningkat pada siklus II

yaitu pada jurusan IPA pada siklus I tidak ada soal yang memenuhi (0%) menjadi

34 soal (85%). Untuk jurusan IPS dari 0% (tidak ada) menjadi 87,5% (35 soal dari

40 soal. Demikian halnya untuk kaidah B7, soal yang memenuhi kaidah di SMA

Negeri 1 Merlung dari 11 soal (44%) dan 10 soal (40%) untuk masing-masing

jurusan meningkat menjadi 35 soal (87,5%). Sama halnya di SMA Negeri 4

Merlung dari 26 soal (65%) dan 24 soal (40%) meningkat menjadi 39 soal

(95,5%). Pada analisis kuantitatif, soal yang diterima berdasarkan perhitungan

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan kualitas pengecoh juga

meningkat yaitu dari tidak soal (0%) yang diterima pada jurusan IPA dan IPS

menjadi 33 soal (82,5%) dan 32 soal (80%). Berdasarkan hal di atas dapat dilihat

bahwa terjadi kerja sama antara guru SMA Negeri 1 Merlung dan guru SMA

Negeri 4 Merlung dalam penyusunan kisi-kisi soal dan soal akan diujikan kepada

(30)

81

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, telah teruji bahwa supervisi kolaboratif

dapat meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan analisis terhadap tes

pilihan ganda yang akan diujikan maupun setelah diujikan kepada siswa. Dengan

supervisi kolaboratif akan terjalin hubungan yang baik antara pengawas sekolah

dengan guru maupun guru dengan guru yang satu sekolah maupun dengan guru di

sekolah lain.

Meningkatkan keterampilan guru menganalisis tes pilihan ganda dapat

dilakukan dengan menerapkan supervisi kolaboratif. Penerapan supervisi

kolaboratif adalah melalui pemberian bimbingan kepada guru baik pelatihan,

bimbingan individu maupun kelompok. Peningkatan keterampilan guru dalam

menganalisis tes pilihan ganda meliputi analisis kualitatif terhadap tes pilihan

ganda yaitu melihat tiga aspek yang terdiri dari aspek materi dengan 3 kaidah,

aspek konstruksi yang terdiri dari 11 kaidah dan aspek bahasa terdiri dari 3

kaidah. Setelah dilakukan analisis kualitatif, maka soal diujikan dan dilakukan

analisis kuantitatif yang menghitung 5 aspek yaitu validitas butir tes, reliabilitas

tes, tingkat kesukaran, daya pembeda dan kualitas pengecoh.

Penerapan supervisi kolaboratif untuk meningkatkan keterampilan guru

menganalisis tes pilihan ganda dilaksanakan melalui kerja sama antara pengawas

sekolah dengan guru serta antara guru mata pelajaran pada sekolah yang berbeda.

Pemberian panduan kepada guru untuk dapat melakukan penyusunan kisi-kisi dan

analisis tes pilihan ganda dapat membantu guru untuk bisa melakukan penyusunan

(31)

82

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian ini, dapat diberikan

beberapa saran, yaitu :

1. Diharapkan kepada Dinas Pendidikan supaya membuat program untuk

mendukung kinerja pengawas sekolah dalam membimbing guru meningkatkan

keterampilan menganalisis tes pilihan ganda.

2. Diharapkan kepada pengawas sekolah supaya melakukan kerja sama dengan

kepala sekolah untuk mambantu guru meningkatkan keterampilan dalam

menganalisis tes pilihan ganda.

3. Diharapkan kepada kepala sekolah supaya menerapkan supervisi kolaboratif

dalam rangka membantu guru meningkatkan keterampilan menganalisis tes

pilihan ganda.

4. Diharapkan kepada guru supaya melakukan kerja sama dengan guru yang lain

dalam meningkatkan keterampilan menganalisis tes pilihan ganda.

5. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

tentang supervisi kolaboratif menggunakan hasil penelitian sebagai bahan

(32)

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan : Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.

Barkley, Elizabert, E et al. 2012. Terjemahan Narulita Yusron. Collaborative Learning Techiques : Teknik-Teknik Pembelajaran Kolaboratf, Bandung : Nusa Media

Ebmeier & Nicklaus. 1999. ”The Impact of Peer and Principal Collaborative Supervision on Teachers' Trust Commitment, Desire for Collaboration, and Efficacy”. Journal of Curriculum and Supervision Volume 14 Issue 4 Page 351 Number of pages 28 : United States

Glickman, Carl D. 2002. Leadership For Learning : How To Help Teachers Succeed. Alexandria: ASCD

Glickman, Carl D, et. al. 2010. Supervision and Instructional Leadership :Eight Edition. Boston : Pearson

Gronlund, Norman E. 1965. Measurement and Evaluation in Teaching. New York : The Macmillan Company.

Harwini, Baiq. 2011. “Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif Dalam Meningkatkan Kemampuan Proses Pembelajaran Guru-Guru SMP Negeri 6 Mataram”. Jurnal Ganec Swara Volume 6. Nomor 1 Maret 2012 : Mataram.

Irmayansyah. 2010. “Pengaruh Penggunaan Program Aplikasi Anates Versi 4 Terhadap Kinerja Guru Dalam Menganalisis Butir Soal”. Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi Volume 2 – Mei 2011.

Janawi. 2011. Kompetensi Guru : Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Lovell, Jhon & Wiles Kimball. 1983. Supervision For Better Schools : Fifth Edition. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Nuha Medika.

(33)

84

Muslim, Sri Banun. 2009.Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Neagly, Ross L & Evans, Dean,. 1980. Handbook For Effective Supervision Of Instruction. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Ningsih, Nuroktya. 2011. “Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA N 1 Sanden”. Jurnal Citizenship. Vol 1 No 2 – Januari 2012.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta.

Prasojo, Diat, Lantip & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Gava Media.

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Jakarta : Rosdakarya.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindi Persada.

Sagala, Syaiful. 2009. Administras Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta,

____________. 2010. Supervisi Pembelajaran : Dalam Profesi Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet. 2008. Konsep dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.

Santrock, John W. 2009. Terjemahan Diana Angelica. Educational Psychology : Psikologi Pendidikan. Jakarta : Salemba Humanika.

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Rosdakarya.

___________. 2012. Supervisi Pendidikan : Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra-Publishing.

Suragantara, Bagus, Ida. 2012. “Pengaruh Supervisi Kolaboratif Berbasis Evaluasi Diri Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Pembelajaran Ditinjau Dari Konsep Diri Pada Guru Gugus III Kecamatan Sukawati”.

Jurnal Penelitian Pasca Sarjana Undiksha. Vol 3 No 2.

(34)

85

Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran : Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Litera.

Gambar

Tabel 4.12
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ..................................................

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan teori yang dijelaskan bahwa terjadinya penurunan tingkat hiperemesis gravidarum setelah dilakukan akupresur disebabkan oleh stimulasi sensorik pada

Sekolah Dasar diharapkan berlangsung secara aktif dalam melibatkan semua ranah pendidikan baik afektif (sikap), psikomotorik (keterampilan fisik), maupun kognitif

Part 3: Human Process Interventions Interpersonal and Group Process Approaches (Chapter 12) Organization Process Approaches (Chapter 13) Part 4: Technostructural

Pengaruh Return on Assets (ROA), Ukuran Perusahaan, dan Sales Growth Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan

Permasalahan yang diungkapakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Berapa rata- rata nilai kemampuan pemahaman matematis siswa kelas XI SMK Negeri 2 Kediri

DBMS ( Database Management System ) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan,