PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TAHU
DENGAN METODE SILVER MEAL HEURISTIC
(STUDI KASUS : DI ZONA INDUSTRI KLAGEN TROPODO KECAMATAN KRIAN)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
J OHAN SAPUTRO 0932010054
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UPN “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI, J URUSAN TEKNIK INDUSTRI Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294
LEMBAR PERSETUJ UAN UJ IAN NEGARA LISAN
Mahasiswa dengan nama dan NPM yang tertera dibawah ini :
Nama : Johan Saputro
NPM : 0932010054
Jurusan : Teknik Industri
Dengan ini, telah melaksanakan tugas akhir dan disetujui untuk mengikuti Ujian
Negara Lisan Tahun Akademik 2012 / 2013.
1. SKRIPSI
J udul :
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TAHU
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL
(STUDY KASUS DI ZONA INDUSTRI KLAGEN TROPODO, KRIAN)
2. PRAKTEK KERJ A LAPANGAN (PKL)
J udul : SISTEM DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN PERAWATAN DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
Mengetahui, Dosen Pembimbing I
Dr. Ir.Minto Waluyo . MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Mengetahui, Dosen Pembimbing II
Dwi Sukma. D ST, MT
NIP. 19580427 199003 1 001
Dosen Pembimbing PKL
Ir.Handoyo,MT
NIP. 19570209 198503 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TAHU
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL
(STUDY KASUS DI ZONA INDUSTRI KLAGEN TROPODO, KRIAN)
OLEH :
J OHAN SAPUTRO
NPM : 0932010054
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Tahun Akademik 2012 / 2013
Sur abaya, 17 Desember 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dr. Ir Minto Waluyo, MM NIP. 19611130 199003 1 001
Dosen Pembimbing II
Dwi Sukma. D ST, MT NIP. 19810726 200501 1 002
Ketua J ur usan
J ur usan Teknik Industri
SKRIPSI
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TAHU DENGAN
METODE SILVER-MEAL HEURISTIC
(STUDI KASUS : DI ZONA INDUSTRY KLAGEN TROPODO KECAMATAN KRIAN)
Disusun Oleh :
J OHAN SAPUTRO 0932010054
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 25 Desember 2013
Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :
1. 1.
Enny Ariyani Dr. Ir Minto Waluyo, MM
NPY. 3700 99500 411 NIP. 19611130 199003 1 001
2. 2.
Dr s. Pailan, MPd Dwi Sukma D, ST, MT
NIP. 19530504 198303 1 001 NIP. 19810726 200501 1 002
3.
Dr. Ir Minto Waluyo, MM NIP. 19611130 199003 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala karunia dan
ridhonya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program
Sarjana (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul :
“PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TAHU DENGAN
METODE SILVER MEAL (STUDI KASUS : DI ZONA INDUSTRI KLAGEN
TROPODO RT 10 RW 04 KECAMATAN KRIAN) “.
Dengan terselesaikannya penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak
terlepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan serta dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu tidak berlebihan bila pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ir. Sutiyono, MT., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Ir. Minto Waluyo MM., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar Jurusan Teknik Industri yang telah
5. Bapak Dr, Ir Minto Waluyo, MM. Selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
kesabaran dan kerelaannya telah membimbing dan memberi petunjuk -
petunjuk yang sangat barguna sehingga dapat terselesainya Tugas Akhir ini.
6. Dwi Sukma. D, ST, MT. Selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
kesabaran dan kerelaannya telah membimbing dan memberi petunjuk -
petunjuk yang sangat barguna sehingga dapat terselesainya Tugas Akhir ini.
7. Ir. Erlina P,MT. selaku Dosen penguji I seminar I dan Ir. Iriani, MT. Selaku
Dosen penguji II seminar I
8. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT selaku Dosen Penguji I seminar II dan Ir.
Yustina Ngatilah,MT Dosen penguji II seminar II
9. Ir. Sumiati, MT selaku dosen wali
10. Ayahanda, Ibunda, kakak serta keluarga besar tercinta yang telah memberi
dukungan baik doa maupun materi yang tidak terukur nilainya.
11. Kepada gang ZooSquad, saudara Joni Mustofa, Achmad Lutfianto, Benny
Panjaitan, Dedi Arianto, Dio Kharisma Putra, Didik Setiawan, Wisnu
Perdana, Rizal Hardiansyah, Dio Mahesa Putra, Wahyu Herlambang, dan
Auorera Yamashieta yang sudah membantu saya baik melalui waktu
maupun pendapat saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
12. Terimah Kasih juga pada seluruh Mahasiswa Teknik Industri 2009 dan
Asisten Laboratorium Prokom & Optimasi yang telah memberikan
13. Kepada sahabat saya Samsul Ma’arif dan seluruh teman – teman Kota Asap
yang selalu senantiasa memberikan semangat dan membantu saya secara
tidak langsung.
Seluruh kemampuan dan pengetahuan telah tercurahkan demi kesempurnaan
skripsi ini, namun keterbatasan dan kekurangan tetaplah ada. Oleh karena itu,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan yang kami miliki.
Untuk itu penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan Tugas Akhir (Skripsi) ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan terutama bagi penulis sendiri.
Krian, 17 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel... vii
Daftar Gambar ... ix
Daftar Lampiran ... x
Abstraksi ... xi
BAB I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Asumsi - Asumsi... 3
1.5 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II Tinjauan Pustaka ... 6
2.1 Pengertian Persediaan ... 6
2.1.1 Jenis – jenis Persediaan ... 6
2.1.2 Fungsi- fungsi Persediaan ... 7
2.1.3 Biaya – biaya Persediaan ... 8
2.1.4 Pengendalian Persediaan ... 11
2.2 Model Pengendalian Silver Meal Heuristic ... 12
2.3 Peramalan Untuk Perencanaan Persediaan Bahan Baku... 15
2.3.1 Pengertian Peramalan ... 15
2.3.2 Analisa Pola Data Deret Berkala (Time Series) ... 17
2.3.2.1 Jenis Pola Data Untuk Deret Berkala ... 17
2.3.3 Metode Peramalan ... 18
2.3.3.3 Regresi Linier ... 23
2.3.4 Pengukuran Ketepatan Metode Peramalan... 25
2.3.5 Pemeriksa dan Pengendalian Peramalan ... 27
BAB III Metodologi Penelitian ... 28
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 28
3.2. Indetifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ... 28
3.2.1 Identifikasi Variabel ... 28
3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 29
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 29
3.4 Metode Pengolahan Data ... 31
3.5 Langkah - langkah Pemecahan Masalah ... 32
BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 40
4.1 Pengumpulan Data... 40
4.1.1 Data Penerimaan dan Kebutuhan Bahan Baku Home Industry Bulan Desember 2012 sampai Bulan November 2013 ... 40
4.1.2 Data Biaya Pemesanan Bahan Baku ... 42
4.1.3 Data Harga Pembelian Bahan Baku ... 42
4.1.4 Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku ... 42
4.2 Pengolahan Data ... 43
4.2.1 Menghitung Total Cost Persediaan Bahan Sesuai Dengan Kebijaksanaan Pengendalian Persediaan Home Industry... 43
4.2.2 Pengolahan Data Dengan Menggunakan Metode Silver – Meal Heuristic ... 48
4.2.2.1 Menghitung Biaya Rata-rata Persediaan Kedelai Local . 48 4.2.2.2 Membuat Tabel Pengendalian Dengan Menggunakan Metode Silver Meal Heuristic ... 55
4.2.3.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Bulan Desember 2012
Sampai Bulan November Tahun 2013 ... 59
4.2.3.2 Data Kebutuhan Bahan Baku Bulan Desember 2012 Sampai Bulan November Tahun 2013 ... 59
4.2.3.3 Diagram Pencar ... 60
4.2.3.4 Pendekatan Beberapa Metode Peramalan ... 61
4.2.3.5 Menghitung MSE ... 61
4.2.3.6 Peta Rentang Bergerak (MRC)... 62
4.2.3.7 Hasil Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Bulan Desember 2013 Sampai Bulan November Tahun 2014 ... 62
4.2.3.8 Pengolahan Data Peramalan Bulan Desember 2013 Sampai Bulan November Tahun 2014 dengan Menggunakan Metode Silver-Meal Heuristic ... 64
4.2.3.9 Menghitung Biaya Rata-rata Persediaan ... 64
4.2.3.10 Membuat Tabel Pengendalian Dengan Menggunakan Metode Silver Meal Heuristic ... 74
4.3 Hasil Dan Pembahasan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
ABSTRAK
Di Home Industry Klagen Tropodo, Kecamatan Krian merupakan Home Industry yang bergerak dibidang pengolahan Tahu. Untuk setiap hasil produksi tahu dibutuhkan bahan baku. Adapun bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan tahu antara lain Kedelai Local, Kedelai Impor, Cuka’.
Masalah yang sering terjadi Home Industry adalah seringkalinya terjadi kehabisan produk yang diminta konsumen akibat kekurangan sehingga kehilangan keuntungan dan kadang pula terjadi kelebihan persediaan bahan untuk produksi yang dapat menyebabkan membesarnya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku serta dapat menggangu atau bahkan sampai terhentinya kegiatan proses produksi. Hal seperti ini tentunya perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius untuk memperbaiki keadaan untuk memperlancar kegiatan produksi home industry agar tidak menimbulkan biaya persediaan.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian Perencanaan Persediaan Bahan Baku Tahu dengan harapan Home industry Tahu Klagen Tropodo dapat melakukan perencanaan akan kebutuhan bahan baku pembuatan Tahu agar tetap menjaga kualitas dan dapat memenuhi kuantitas permintaan konsumen.
Pendekatan Silver-Meal Heuristic dalam perhitungannya lebih didasarkan pada variabel periode pembelian dan bukan berdasarkan total permintaan selama perencanaan yang menyatakan bahwa pembelian bahan baku hanya dilakukan pada awal periode, biaya simpan hanya dibebankan pada bahan yang disimpan lebih dari satu periode. dimana pembelian bahan baku dilakukan hanya jika persediaan bahan baku diperhitungkan nol.
Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Silver-Meal Heuristic, total biayanya adalah Rp. 303.200.000,- dan total penghematan adalah Rp. 1.663.750,- (0,55 %) Sedangkan biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Riil home industry menghasilkan total biaya sebesar Rp. 304.863.750,- .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat vital bagi
berlangsungnya proses produksi. Kekurangan bahan baku akan berakibat
terhentinya proses produksi yang disebabkan habisnya bahan baku untuk diproses.
Akan tetapi jika persediaan bahan baku terlalu besar dapat mengakibatkan
tingginya biaya untuk menyimpan dan memelihara bahan baku tersebut,
disamping itu jika ditinjau dari segi finansial merupakan hal yang tidak efektif
karena terlalu besarnya barang modal yang menganggur dan tidak berputar.
Untuk mendapatkan bahan baku yang cukup sesuai dengan kebutuhan,
maka diperlukan adanya perencanaan persediaan bahan baku tersebut.
Perencanaan bahan baku ini bertujuan agar bahan baku tidak mengalami
kekurangan atau kelebihan pada saat proses produksi serta tidak mengalami
penumpukan bahan baku.
Dapat diketahui secara umum permasalahan bahan baku menduduki
peringkat utama dalam permasalahan efisiensi produksi pada home industry. Bila
bahan baku yang dimiliki home industry melebihi dari kebutuhan yang
direncanakan untuk kebutuhan proses produksi, maka home industry menanggung
resiko biaya yang cukup besar, baik itu akibat biaya penyimpanan bahan baku
Home industry Tahu di Kecamatan Krian lebih tepatnya di Desa Klagen
Tropodo, seringkalinya terjadi kehabisan produk yang diminta konsumen akibat
kekurangan sehingga kehilangan keuntungan dan kadang pula terjadi kelebihan
persediaan bahan sehingga menimbulkan biaya persediaan.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian Perencanaan
Persediaan Bahan Baku Tahu dengan harapan Home industry Tahu Klagen
Tropodo dapat melakukan perencanaan akan kebutuhan bahan baku pembuatan
Tahu agar tetap menjaga kualitas dan dapat memenuhi kuantitas permintaan
konsumen.
Maka penelitian bertujuan untuk mengaplikasikan metode Silvermeal
untuk memecahkan permasalahan perencanaan bahan baku Tahu yang terjadi
pada Home industry tersebut. Heuristic silver meal dimulai pada permulaan
periode pertama, dimana pembelian bahan dilakukan bila persediaan bahan baku
diperhitungkan nol.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan pada Home Industry Tahu Klagen Tropodo
adalah sebagai berikut :
“Bagaimana merencanakan kebutuhan bahan baku sehingga dapat meminimalkan
biaya persediaan di Home Industry Klagen Tropodo Kecamatan Krian ?”
1. Penelitian dilakukan pada bulan Desember tahun 2012 sampai November
tahun 2013.
2. Persediaan bahan baku utama yang digunakan adalah Kedelai dan cuka’
1.4 Asumsi - asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Harga bahan baku konstan.
2. Kebutuhan bahan baku mudah didapat.
3. Mesin dan peralatan dalam kondisi normal.
4. Biaya simpan tidak ada perubahan selama penelitian
5. Proses produksi berjalan lancar
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Melakukan perencanaan persediaan bahan baku tahu.
2. Meminimumkan total biaya persediaan bahan baku.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Penyusunan skripsi ini merupakan sebagai tahap awal dalam mengaplikasikan
teori yang didapat di bangku perkuliahan untuk memecahkan masalah
2. Bagi Universitas
Hasil penyusunan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam memecahakan permasalahan yang sejenis dan dapat menambah
wawasan.
3. Bagi Home Industry Tahu Klagen Tropodo
Hasil skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi atau bahan masukan
bagi Home Industry tahu Klagen Tropodo dalam menerapkan kebijakan dalam
menentukan tingkat persediaan bahan baku yang tepat
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, asumsi-asumsi dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori – teori dasar yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, seperti teori tentang persediaan dan lain-lain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian dalam bentuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
penelitian, pengolahan data beserta hasil perhitungan sehingga
didapatkan suatu hasil kombinasi jumlah yang tepat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan
persoalan pada tugas akhir ini serta memberikan saran-saran sebagai
bahan pertimbangan bagi Zona industry.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penger tian Per sediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu,bahan dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Bisa dikatakan persediaan hanyalah suatu sumber dana menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana terikat didalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lain. (Eddy Herjanto, 2008).
Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapatkan perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
2.1.1 J enis-J enis Per sediaan
Persediaan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu (Eddy Herjanto, 2008) :
2. Anticipation stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.
3. Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yang besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengakutan per unit yang lebih rendah.
4. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat dimana barang tersebut akan digunakan. Misalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.
2.1.2 Fungsi-Fungsi Persediaan
Beberapa fungsi penting yang dikadung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, sebagai berikut (Eddy Herjanto, 2008) :
• Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.
• Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga atau inflasi.
• Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan baku itu tidak tersedia dipasaran. • Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas. • Memberikan pelayan kepada pelanggan dengan tersediaanya barang yang
diperlukan
2.1.3 Biaya-Biaya Per sediaan
Dalam setiap penentuan pemesanan barang yang akan mempengaruhi besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya variable berikut ini harus di pertimbangkan. a) Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Biaya penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu persentase dari unit harga/nilai barang, dan dalam bentuk rupiah perunit barang, dalam periode waktu tertentu. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :
1. Biaya sewa gudang
2. Biaya administrasi pergudangan 3. Gaji pelaksana pergudangan 4. Biaya listrik
5. Biaya modal yang tertanam dalam persediaan 7. Biaya kerusakan
Biaya modal biasanya merupakan komponen biaya penyimpanan yang terbesar, baik berupa biaya bunga kalau modalnya berasal dari pinjaman maupun biaya oportunitas apabila modalnya milik sendiri (Eddy Herjanto, 2008).
b) Biaya pemesanan (pembelian), merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari penempatan pemesanan sampai tersediaanya barang di gudang (Eddy Herjanto, 2008). Setiap kali suatu bahan dipesan, organisasi menanggung biaya pemesanan (order costs atau
procurement costs). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi :
1. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi 2. Upah
3. Biaya telephone
4. Pengeluaran surat menyurat
5. Biaya pengepakan dan penimbangan 6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan 7. Biaya pengiriman ke gudang
perusahaan dagang, terdapat tiga alternatif yang dapat terjadi karena kekurang persediaan., yaitu (Eddy Herjanto, 2008) :
• Kehilangan penjualan
Pelanggan membeli barang subtitusi atau merk lain karena sangat membutuhkan tetapi pada kesempatan berikutnya pelanggan kembali membeli produk atau merk semula. Pelanggan masih tergolong loyal terhadap produk atau merk yang bersangkutan. Disini kesempatan keuntungan, sebesar profit margin dikalikan unit yang seharusnya terjual, menjadi hilang.
• Kehilangan pelanggan
Terjadi apabila pelanggan mencari produk atau merek pengganti, dan seharusnya memutuskan untuk terus menggunakan produk atau merek pengganti itu. Berubahnya pelanggan kepada produk atau merek pengganti -yang pada mulanya tidak sengaja- dapat disebabkan oleh mutu produk, pelayanan penjual, atau karena harga yang lebih murah. Pada kasus ini perusahaan kehilangan pelanggan, yang bisa merupakan kerugian terbesar apabila pelanggan ini merupakan pelanggan besar atau potensial.
2.1.4 Pegendalian Per sediaan
Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Mengendalikan persediaan bukan hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar menimbulkan dana menganggur yang besar (yang tertanam dalam persediaan), meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang besar. Namun jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena seringkali bahan/barang yang dibutuhkan tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan (Eddy Herjanto, 2008).
Gambar 2.2 Klasifikasi Permintaan
Sumber : (Eddy Herjanto, 2008).
2.1.5 Tujuan Pengendalian Per sediaan
Pengendalian persediaan barang yang dijalankan pastilah mempunyai tujuan. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut (Eddy Herjanto, 2008)
Probabilist ik Det erminist ik
Non St asioner Stasioner
Statis Dinamis
a. Menjaga jangan sampai organisasi kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b. Menjaga agar pembentukkan persediaan oleh organisasi tidak terlalu besar atau berlebih-lebihan, sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembeliaan secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan semakin besar.
Gambar 2.3 Skema Masalah Persediaan
Sumber : (Eddy Herjanto, 2008)
2.2 Model Pengendalia n Silver-Meal Heuristic.
Silver-Meal Heuristic didasarkan atas permintaan beberapa periode
mendatang yang sudah diramalkan sebelumnya. Metode ini ditemukan oleh Edward Silver dan Harlan Meal yang menyatakan bahwa pembelian bahan hanya disimpan lebih dari satu periode pertama, dimana pembelian bahan baku dilakukan bila persediaan bahan baku diperhitungkan nol (Arman Hakim, 2003). Tersine (2001) memberikan langkah-langkah penerepan dari Silver-Meal Heuristic sebagai berikut :
Masalah–masalah Persediaan
Peminimum Biaya Total Persediaan
Biaya Pesan Biaya Pembelian
1. Menghitung total relevan cost (TRC) . T T Periode Akhir pada Simpan Biaya Total C T T TRC + = ) ( (2.1) = +
∑
= − T t Rk k Ph C T T TRC 1 ) 1 ( ) ( (2.2) Dimana :C = Biaya Pesan
h = Friksi Biaya Simpan P = Biaya Pengadaan Ph = Biaya Simpan
TRC (T) = Total relevan Cost tiap T periode T = Waktu pengadaan
Rk = Permintaan rata-rata dalam periode Ki
Sedangkan menurut Arman Hakim (2003), penyelesaian Heuristik memberikan cara penyelesaian lebih sederhana. Ada beberapa pendekatan heuristik, tetapi pendekatan silver meal mudah digunakan dan menghasilkan pola pembelian terbaik di banding pendekatan heuristik lainnya. Pendekatan heuristik silver meal mirip dengan pendekatan EOQ, tetapi dalam perhitungannya lebih didasarkan pada variabel periode pembelian dan bukan berdasarkan total permintaan selama masa perencanaan.
Rata-rata biaya persediaan per satuan waktu = t t periode akhir pada total simpan Biaya pesan
biaya ) ( )
( + atau ) ( } ) 1 ( ) 1 3 ( ) 1 2 ( ) 1 1
{( 1 2 3
i t h D t D D D k TU AC T K K L
L + −
+ − + − + − + = (1) Dimana : = TU AC
Rata-rata biaya persedian per satuan waktu.
k = Biaya per pesan
Dt = Permintaan selama periode ke t
h = Biaya simpan per unit per periode, dimana pada periode pertama (t=1) tidak ada biaya simpan sehingga variabel pada persamaan (1) dapat diabaikan.
Aturan penyelasian atau menghitung
TU AC
untuk periode pembelian berurutan
sampai nilai
TU AC
terendah merupakan periode pembelian dan jumlah bahan yang
dibeli merupakan jumlah kebutuhan selama periode tersebut, Qt = D1 + D2 + D3+ ... + Dt
2. Membuat Tabel Pengadaan.
Adapun bentuk dari tabel tersebut sebagai berikut :
Periode T Kebutuhan
TU
AC Pembelian
Bila : T T TRC T T
TRC ( )
1 ) 1 ( > + + (2)
Maka pada periode T + 1 tersebut harus dilakukan pengadaan persediaan bahan baku kembali dan waktu pengadaan (T) dimulai kembali dari 1 sehingga biaya simpan (holding cost) nya kembali 0 serta terjadi biaya pesan (C) kembali.
3. Membua t Tabel Pengendalian Persediaan.
Bulan Kebutuhan Pembelian Simpan Total Biaya
(Sumber : Manajemen Persediaan, Drs Zulian Yamit M.Si.,hal 110) 4. Menghitung Tingkat Efisiensi Biaya
% 100 × − = A B A TC TC TC Eff Dimana :
TCA : Total Cost kebijaksanaan pengendalian persediaan perusahaan.
TCB : Total Cost perhitungan Heuristic Silver Meal.
2.3 Pera malan Untuk Per encanaan Per sediaan Baha n Baku. 2.3.1 Penger tian Per amalan.
Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan keterbatasan kemampuan manusia. Peramalan dilakukan untuk masa mendatang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa diwaktu yang akan datang atas dasar pola-pola diwaktu yang lalu (Assauri. S, 2003).
Dalam hubungannya dengan operasi produksi, peramalan harus menjadi bagian integral dari perencanaan dan pengambilan keputusan. Peramalan diperlukan sejalan dengan usaha organisasi untuk mengurangi ketergantungannya pada faktor lingkungan yang tidak pasti. Sehingga peramalan merupakan alat bantu yang sangat penting bagi suatu perusahaan yang efektif dan effisien. Karena perencanaan dan pengendalian operasi terjadi di beberapa tingkat, maka tidaklah mungkin bahwa satu jenis peramalan dapat meleyani semua kebutuhan. Kita mebutuhkan peramalan dari rentang waktu yang berbeda untuk berfungsi sebagai dasar rencana operasi yang dikembangkan untuk cakrawala waktu perencanaan yang berbeda-beda. Untuk masing-masing jangka waktu perencanaan yang ada, kriteria utama untuk pemilihan metode yang sesuai adalah kesesuaian antara waktu keputusan, cakrawala waktu perencanaan, akurasi peramalan, pola data yang diramalkan, biaya dan kemudahan pengoprasian (Buffa, 2003 dan Makridakis,2003).
Secara umum metode peramalan dibagi dalam dua katagori yaitu : 1. Metode Kualitatif.
cukup dan mengandalakn opini para pakar. Metode ini berguna untuk peramalan jangka panjang yang termasuk metode kualitatif adalah metode explorasi dan metode normatif.
2. Metode Kuantitatif.
Metode ini digunakan bila tersedia cukup informasi kuantitatif untuk meramalkan kondisi mendatang, dimana informasi masa lalu itu dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik dengan menggunakan pendekatan statistika dan matematika. Asumsi metode ini bahwa pola data masa lalu akan terus berlanjut dimasa datang. Yang termasuk metode kuantitatif adalah metode eksplorasi deret berkala (Time
series) dan metode kausal (Explanatory / regresi).
2.3.2 Analisa Pola Data Der et Ber kala (Time Series). 2.3.2.1 J enis Pola Data Untuk Der et Ber kala.
Terdapat empat data deret berkala yaitu horizontal, musiman, siklus dan trend. Kelayakan metode akan tergantung pada komponen permintaan mana yang bekerja dalam situasi tertentu (Makridakis, 2003 dan Buffa, 2003).
1. Pola Horizontal (H).
Bilamana nilai data permintaan berfluktuasi disekitar nilai rata-rata konstan dan tidak secara konsisten naik atau turun.
2. Pola Musiman (S).
minggu tertentu) yang terjadi karena faktor-faktor tertentupada selang waktu teratur.
3. Pola Siklus (C).
Bilamana datanya diperngaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Sifat pola siklis atau siklikal bervariasi dalam hal waktu dan durasi kejadian.
4. Pola Trend atau Kecenderungan (T).
Bilamana terjadi kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data atau dalam satu periode ke periode berikutnya.
2.3.3 Metode Per amalan.
2.3.3.1 Metode Rata-r ata bergerak.
Tujuan utama dari penggunaan teknik rata-rata bergerak ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan
N A A
A
MA= t + t−1+K + t−(N−1) (3)
Dimana : MA = Rata-rata bergerak
t
A = Permintaan aktual pada periode t
N = Jumlah data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan rata-rata bergerak.
Karena data aktual yang dipakai untuk perhitungan rata-rata bergerak berikutnya selalu dihitung dengan mengeluarkan data yang paling terdahulu, maka :
N A A MA
MAt t t t N
− −
− +
= 1 (4)
Prehitungan tentang berapa nilai N yang tepat adalah hal yang penting dalam metode ini. Semakin besar nilai N, maka semakin halus perubahan nilai rata-rata bergerak dari periode ke periode. Kebalikannya, semakin kecil nilai N, maka hasil perhitungan akan lebih agresip dalam mengantisispasi perubahan data terbaru yang diperhitungkan. Kelemahan dari teknik rata-rata bergerak ini adalah sebagai berikut : 1. Peramalan selalu berdasarkan pada N data terakhir tanpa mempertimbangkan
data-data sebelumnya.
merepresentasikan kondisi yang terakhir terjadi. Kelemahan kedua ini akan diatasi dengan menggunakan teknik rata-rata bergerak dengan pembobotan.
3. Diperlukan biaya yang besar dalam penyimpanan dan pemrosesan datanya, karena bila N cukup besar, maka akan membutuhkan memori yang cukup besar dan proses komputasinya menjadi lama.
2.3.3.2 Metode Pemulusan Exponensia l.
Terdapat dua batasan utama yang mendorong para peramal untuk menerapkan metode pelicinan/pemulusan eksponensial untuk menggantikan rata-rata bergerak. Pertama, untuk menghitung ramalan rata-rata bergerak, setidaknya nilai pengamatan sejumlah N harus disimpan. Kedua, metode rata-rata bergerak memberikan bobot yang setara untuk masing-masing pngamatan untuk N pengamatan terakhir dan tidak memberikan bobot apapun untuk semua periode sebelumnya (t-N).
Pada prinsipnya, pelicinan eksponensial beroperasi dengan cara yang sejalan dengan rata-rata bergerak dengan “melicinkan” pengamatan historis untuk mengurangi kerandoman. Tetapi prosedur matematika untuk melakukan pelicinan ini agak berbeda dengan yang dipergunakan dalam rata-rata bergerak (Makridakis, 2003). Model matematis exponensial ini dapat dikembangakan dari persamaan berikut (Arman Hakim, 2003) :
N A A F
Ft t t t N
− −
− +
Dimana bila data permintaan aktual yang lama At−N tidak tersedia, maka
dapat digantikan dengan nilai pendekatan yang berupa nilai ramalan sebelumnya
(Ft−1), sehingga persamaan diatas (5) dapat dituliskan menjadi :
N F A F
Ft t t t
− +
= −1 (6)
atau 1
1 1 1 − − +
= t t
t F
N A
N
F (7)
Dari persamaan (7) terlihat bahwa peramalan dengan teknik pemulusan eksponensial
pada periode t. (Ft+1) akan didasarkan atas pembobotan data permintaan aktual akhir
(At) dengan bobot 1/N dan pembobotan ramalan yang paling akhir (Ft−1) dengan
bobot (1-1/N). Karena N bilangan positif, maka 1/N akan menjadi konstanta yang bernilai antara nol (N = ~) sampai dengan 1 (N = 1). Dengan mengganti 1/N dengan α, maka persamaan (7) akan menjadi :
(
1−)
−1 += t t
t A F
F α α (8)
Bila kita notasikan ft sebagai peramalan permintaan pada periode t sehingga
1 −
= t
t F
f maka persamaan (8) menjadi :
(
)
tt
t A f
F =α + 1−α (9)
yang harus disimpan. Cara lain untuk menuliskan persamaan (9) adalah dengan susunan berikut :
(
1)
1 −
− + −
= t t t
t F A F
F α (9)
Dimana At −Ft−1 merupakan kesalahan ramalan dalam periode t (et), sehingga
persamaan (9) dapat ditulis sebagai berikut :
t t
t F e
F = −1+α (10)
Dari persamaan (10) terlihat bahwa bila α mempunyai angka mendekati satu, maka ramalan yang baru akan menyesuaikan kesalahan dengan besar pada ramalan sebelumnya. Kebalikannya, bila α mendekati nol, maka ramalan yang baru akan menyesuaikan kesalahan dengan kecil.
Penentuan besarnya nilai α harus dipertimbangkan dengan baik. Salah satu metode yang dapat dipakai adalah memilih nilai α berdasarkan nilai N y ang dilibatkan dalam teknik pemulusan eksponensial. Metode ini hanya dapat diterapkan oleh perusahaan yang telah lama menggunakan teknik pemulusan eksponensial dengan N yang cukup memadai. Rata-rata usia data dengan teknik MA = N – ½, sedangkan rata-rata usia data dengan teknik Es = 1 – α/ α. Untuk men ghitung nilai α dalam hubungannya dengan N adalah dengan membuat persamaan sebagai berikut :
α α − = − 1 2 1 N (11) atau 1 2 + = N
Untuk menggunakan pelicinan eksponensial, seoramg manajer hanya memerlukan angka pengamtan terbaru, ramalan terbaru, dan nilai α. Pelicin an eksponensial tunggal mudah dan murah untuk dipergunakan, karena program komputer dapat secara otomatis menemukan nilai α terbaik. Di samping i tu, bukti empiris dan pengalaman di antara para pengguna peramalan menegaskan bahwa pelicinan eksponensial merupakan metode yang akurat, efektif dan dapat diandalkan untuk berbagai aplikasi peramalan ( Makridakis, 2003).
2.3.3.3 Regr esi Linier .
Peramalan yang didasarkan pada metode regresi menghasilkan fungsi peramalan yang dinamakan persamaan regresi. Persamaan regresi menggambarkan deret yang diramalkan dalam bentuk deret lain yang dianggap mempengaruhi atau menyebabkan penjualan naik atau turun. Dasar pemikirannya dapat bersifat umum ataupun spesifik.
Dalam metode regresi, suatu model perlu dispesifikasikan sebelum dilakukan pengumpulan data dan analisisnya. Contoh yang paling sederhana dari metode regresi ini adalah metode regresi linier sederhana dengan variabel pengruh tunggal, secara matematis model ini dinyatakan sebagai berikut (Arman Hakim,2003) :
ŷ = a + bx (13) dimana :
ŷ = perkiraan permintaan
a = nilai tetap y bila x = 0 (merupakan perpotongan dengan sumbu y) b = derajat kemiringan persamaan garis regresi
Dalam model ini, diasumsikan nilai x dan nilai y sebnyak n pasang, Pasangan
x dan y ini dinyatakan sebagai (x1,y1),(x2,y2),K,(xn,yn). Simbol y menunjukkan
nilai ŷ yang diamati, sedangkan simbol menunjukkan titik pada garis yang diekspresikan pada persamaan ŷ = a + bx.
Nilai y yang diperoleh dari hasil pengamatan tidak akan tepat jatuh pada garis perkiraan karena terdapatnya kesalahan acak pada data. Pada setiap titik pengamatan, kesalahan ditujukkan sebagai ŷi – yi, dan total varian atau kesalahan ku adrat untuk seluruh titik pengamatan tersebut adalah :
(
)
(
)
∑
Υ − 2 =∑
+ − 2i i i
i y a bx y (14)
Analisa regresi bertujuan meminimasi persamaan kesalahan diatas dengan memilih nilai a dan b yang sesuai. Kesalahan terkecil akan diperoleh dengan cara derivatif,
dimana hasil akhirnya adalah :
n x b n
y
a=
∑
i −∑
i (15)( )(
)
[
]
( )
22
∑
∑
∑
∑
∑
− − = i i i i i i x x n y x y x nb (16)
merupakan kuadrat terkecil (prediktor) terbaik atas permintaan y berdasarkan variabel bebas x.
2.3.4 Pengukur an Ketepatan Metode Pera ma la n.
Didalam pemilihan dan penerapan metode peramalan pada data historis yang tersedia, perlu dilakukan pengukuran kesesuian metode tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan. Dalam banyak situasi peramalan, ketepatan (accuracy) dipandang sebagai kriteria penolakan untuk metode peramalan.
Ukuran statistik standart yang sering digunakan untuk pengukuran ketepatan metode peramalan dimana terdapat nilai pengamatan dan ramalan untuk n periode serta n buah kesalahan adalah (Makridakis, 2003 dan Nasution. A.H, 2003) :
1. Kesalahan Rata-rata (ME) dan Kesalahan Rata-rata Kuadrat (MSE). Kesalahan rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut :
n F A ME
n
t
t t
∑
= −
= 1
(17)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis MSE dirumuskan sebagai berikut
(
)
∑
−=
n F A
MSE t t
2
(18)
(
)
1 2 − − =∑
n F ASDE t t (19)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibanding kenyataannya. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :
∑
−=
n F A
MAD t t (20)
3. Kesalahan Persentase (PEi) dan Kesalahan Persentase Rata-rata (MPE). Kesalahan persentase dirumuskan sebagai berikut :
% 100 X A F A PE t t t t −
= (21)
Sedangkan rumus dari kesalahan persentase rata-rata adalah :
n PE MPE n i i
∑
= = 1 (22)4. Kesalahan Persentase Absolut Rata-rata (MAPE).
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis MAPE dinyatakan sebagai berikut :
atau
∑
− =
t t t
A F A n
MAPE 100 (24)
Dalam banyak situasi peramalan, perbandingan dari masing-masing metode peramalan yang dicoba adalah dijadikan sebagai acuan pemilihan dan pilihan diambil berdasarkan nilai MSE paling minimum. Bila dihubungkan dengan penentuan konstanta pemulusan pada metode smoothing, maka besar kecilnya nilai α, β dan γ harus ditentukan agar MSE dari metode-metode yang dicoba menghasilkan nilai minimum. Penentuan nilai α, β dan γ ini dapat dilakukan dengan cara trial and error atau dapat dibantu dengan program/sofware komputer untuk memperoleh nilai yang baik.
2.3.5 Pemer iksaan dan Pengendalian Per ama la n.
(periode-periode yang dibuat untuk meramalkan periode-periode berikutnya). Moving
range dapat didefinisikan sebagai (Nasution. A.H, 2003) :
(
ˆ −) (
− ˆ−1− −1)
= yt yt yt yt
MR (25)
Adapun rata-rata moving range didefinisikan sebagai :
1
1
− =
∑
=n MR MR
n
t t
(26)
Garis tengah peta moving range adalah titik nol. Batas kontrol atas dan bawah pada peta moving range adalah :
MR
BKA=+2,66 (27)
MR
BKB=−2,66 (28)
Dalam penentuan batas kontrol tersebut paling sedikit digunakan 10 dan atau 20 nilai MR. Perbedaan yang digambarkan dalam peta rentang bergerak (MRC)
adalah ∆yt = yˆt− y. Masing-masing perbedaan itu ditunjukkan sebagai titik-titik
yang diplotkan pada MRC. Jika semua titik masuk dalam batas kendali kita menganggap bahwa peramalan tersebut adalah benar dan representatif. Sedangkan bila titik itu berada diluar batas kendali (out of control) berarti kita tidak mempunyai peramalan yang teliti, sehingga perlu mengadakan perbaikan-perbaikan pada parameter metode peramalan.
Pengujian untuk kondisi tidak terkendali (out of control) adalah jika ada titik
dari tiga titik yang berurutan apakah dua atau lebih terdapat dalam salah satu daerah A. Jika dari lima titik yang berurutan, apakah empat atau lebih terdapat dalam suatu daerah B. Apakah terdapat delapan titik yang berurutan pada salah satu sisi dari garis tengah peta rentang bergerak (MRC) untuk kondisi tidak terkendali ini ditujukkan pada gambar dibawah ini :
Periode
Gambar 2.4 Peta Rentang Bergerak (MRC). Keterangan :
Daerah A = bagian sebelah luar ± 2/3 (2,66 MR ).
= ± 1,77 MR (diatas + 1,77 MR atau dibawah – 1,77 MR ) Daerah A
Daerah B
Daerah A
Daerah B
Daerah C
Daerah C Garis Pusat +
- 0
Ŷ t - yt
UCL = 2,66 M R
A = 2/ 3 UCL
B = 1/ 3 UCL
C = Pusat (0)
B = - 1/ 3 LCL
A = - 2/ 3 LCL
Daerah B = bagian sebelah luar ± 1/3 (2,66 MR )
= ± 0,89 MR (diatas + 0.89 MR atau dibawah – 0,89 MR )
Daerah C = bagian diatas atau dibawah garis tengah.
2.4 Penelitian Ter dahulu
Berikut adalah beberapa ringkasan penelitian terdahulu yang juga menggunakan metode Heuristik Silver Meal :
1. Sugeng Juniarto, Analisis pengendalian per sediaan komponen braking system
aircraft boeing 737 mengguna kan metode heur istik silver mea l di strategic
business unit - merpati maintenance facility, Tahun 2005, UPN “Veteran” Jatim.
Strategic Business Unit – Merpati Maintenance Facility PT.Merpati Nusantara
Airlines merupakan peusahaan yang bergerak dibidang jasa perawatan pesawat terbang. Untuk menunjuk kelayakan terbang maka diadakan material bahan baku komponen Brake Unit P/N.2606672-4.
dibandingkan dengan biaya total persediaan perusahaan yang sebenarnya. Dan setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa metode Heuristik Silver-Meal menghasilkan total biaya persediaan bahan baku yang lebih kecil dari pada total biaya persediaan yang diterapkan oleh perusahaan, dimana total cost riil perusahaan (TCA) adalah sebesar Rp. 724.217.029,1 sedangkan total cost
metode Heuristik Siver-Meal (TCB) sebesar Rp. 710.126.929,5 sehingga
didapat selisih sebesar Rp. 14.090.099,6.
b. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa model pengendalian Heuristik
Silver-Meal lebih efisien dari pada kebijaksanaan pengendalian yang dilakukan
oleh perusahaan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi biaya dari Metode Heuristik Silver-Meal yang sebesar 1,95 %.
c. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa persediaan bahan baku hasil peramalan untuk tahun 2005 dengan menggunakan metode Heuristik Silver Meal menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp. 649.277.998,9
CV. BANGUN merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Mastrip Kebraon dan bergerak dalam pembuatan paving stone. CV. BANGUN memproduksi beberapa jenis paving stone antara lain paving stone balok, paving stone tiga diamond, paving stone segi enam. Untuk setiap hasil produksi paving stone dibutuhkan bahan baku. Adapun bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan paving stone antara lain pasir, semen, dan abu batu.
Masalah yang sering terjadi CV. BANGUN adalah dalam setiap kali pemesanan bahan baku baik secara kuantitas pemesanan bahan baku hingga waktu kedatangan bahan baku antara bahan baku yang satu dengan yang lain selalu tidak sama, sehingga sering terjadi penumpukan bahan baku yang berlebihan. Dan kadang-kadang juga terjadi kekurangan bahan baku pada saat dibutuhkan untuk produksi yang dapat menyebabkan membesarnya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku serta dapat menggangu atau bahkan sampai terhentinya kegiatan proses produksi paving stone. Hal seperti ini tentunya perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius untuk memperbaiki keadaan untuk memperlancar kegiatan produksi perusahaan.
sebelumnya. Pembelian bahan hanya dilakukan pada awal periode sedang biaya simpan hanya dibebankan pada bahan yang disimpan lebih dari satu periode.
Algoritma Wagne –Within dimulai pada awal periode, dimana pembelian bahan
baku dilakukan hanya jika persediaan bahan baku diperhitungkan nol. Dan setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa perusahaan, ternyata model yang digunakan CV. Bangun untuk melakukan perencanaan pengendalian bahan baku pasir, semen dan abu batu masih belum ekonomis dibandingkan dengan menggunakan Algoritma Wagner Within.
b. Hal tersebut terlihat dari hasil perhitungan dengan metode Heuristik Silver
Meal maupun Algoritma Wagner Within, dimana masih dapat dilakukan
penghematan seperti terlihat pada tabel berikut ini :
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Zona Industri Pabrik Tahu di Desa Klagen
Tropodo RT 10, RW 04 Krian, Sidoarjo. Penelitian dilakukan pada bulan
Desember tahun 2012 sampai November tahun 2013.
3.2 Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iabel
3.2.1 Identifikasi Variabel
Mengacu pada judul penelitian, maka dapat diidentifikasikan variabel –
variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam studi ini. Ditinjau dari kepentingan
studi ini, variabel sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau
merupakan faktor – faktor yang mempunyai peranan dalam gejala atau peristiwa
yang diamati terdiri dari :
a. Variabel Terikat yaitu variabel yang mempengaruhi variable lainnya yaitu
Total biaya persediaan yang minimum.
b. Variabel Bebas yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, antara
lain :
• Data kebutuhan bahan baku
• Data biaya pemesanan bahan baku
• Data biaya pembelian bahan baku
3.2.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel
a. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Total biaya persediaan yaitu biaya–biaya yang dikeluarkan oleh home industry
akibat adanya persediaan bahan baku.
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
• Kuantitas pembelian bahan baku yaitu jumlah pembelian bahan yang
ekonomis dilaksanakan oleh home industry dalam sekali pembelian.
• Biaya Pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh home industry,
setiap melakukan pemesanan bahan baku.
• Biaya pembelian yaitu biaya–biaya yang dikeluarkan home industry
sehubungan dengan diadakannya kegiatan pembelian barang atau bahan
baku.
• Biaya penyimpanan yaitu biaya–biaya yang dikeluarkan home industry
sehubungan dengan diadakannya kegiatan penyimpanan bahan baku.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Berisi tentang penjelasan bagaimana data dikumpulkan sebelum diolah
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis dengan cara melakukan penelitian
lapangan secara langsung dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi
Pengamatan secara langsung kelokasi/unit dalam home industry yang
berhubungan dan menunjang dalam proses pengumpulan data. Adapun
pengamatan dilakukan untuk mengetahui data tentang sarana dan
prasarana, letak gudang bahan baku dan mekanisme kerja.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan keterangan atau
kejelasan dari hal-hal yang belum diungkapkan dalam data atau dokumen
observasi dengan cara komunikasi secara langsung dengan bagian candal,
produksi, pembelian dan gudang bahan baku. Adapun data primer yang
diperoleh adalah Sistem pengadaan bahan baku
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan cara pengumpulan data yang telah ada di home
industry dalam bentuk dokumen-dokumen atau data yang didapat berupa
arsip-arsip yang ada kaitannya dengan penelitian ini
Adapun data sekunder yang diambil adalah :
1. Data bahan baku
2. Data jumlah kebutuhan bahan baku per periode
3. Data biaya pembelian
3.4 Metode Pengolahan Data
Untuk menganalisa kebijaksanaan persediaan yang baru dengan
kebijaksanaan yang biasa diterapkan oleh perusahaan dalam masalah total biaya.
Salah satu model persediaan yang dapat digunakan untuk menganalisa
permasalahan tersebut adalah menggunakan model Heuristik Silver Meal. Dalam
melakukan penelitian dan perhitungan penelitian mengikuti aturan – aturan
berikut :
1. Pengambilan data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder.
2. Menghitung rata–rata biaya persediaan
Rata – rata biaya persediaan =
(biaya pesan) + (biaya simpan total pada akhir periode t)
t
Atau
[
]
t
h Dt t D
D D
k TU
AC = (1−1) 1+(2−1) 2+(3−1) 3+...+( −1)
3. Membuat tabel pengadaan
Adapun bentuk dari tabel tersebut adalah sebagai berikut :
Periode T Kebutuhan
(kg) TU
AC
Pembelian kembali
Bila T T TRC T T
TRC ( )
1 ) 1 ( > + +
maka pada periode T+1 tersebut harus
dilakukan pengadaan persediaan bahan baku kembali dan waktu pengadaan
(T) dimulai kembali dari 1 sehingga biaya simpan (Holding Cost)nya kembali
0 serta biaya pesan (C) kembali.
4. Membuat tingkat pengendalian
Periode Kebutuhan (kg) Pembelian (kg) Simpan ( kg) Total Biaya (kg)
( Sumber : Tersine, 1994 )
5. Menghitung tingkat efisiensi
% 100 x TC TC TC Efisiensi A B A − = Dimana :
TCA = total cost kebijaksanaan pengendalian persediaan home industry
TCB = total cost perhitungan Heuristik Silver Meal
3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah dari penelitian ini bisa dilihat
Studi pustaka Mulai
Survey Lapangan
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
1. Data Penerimaan dan Kebutuhan bahan baku Bulan Desember 2012 - November 2013
2. Data Pemesanan Bahan Baku 3. Data Harga Pembelian Bahan Baku 4. Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Pengendalian persediaan dengan menggunakan metode silver meal heuristic:
- Menghitung rata – rata biaya persediaan - Membuat tabel pengadaan
- Membuat tabel pengendalian
TCB< TCA
Ya
Tidak
Metode usulan diterima Total biaya Persediaan Home
industry bulan Desember 2012
sampai November tahun 2013 (TC )
Identivikasi & Definisi Variabel
Pengendalian Persediaan Metode Home Industry.
Metode Usulan Rill Home industry
Total biaya persediaan yang minimum (TCB)
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Keterangan :
a. Mulai
Mulai ini meliputi kegiatan seperti : pembuatan proposal, konfirmasi pada
pihak personalia, penyerahan judul permasalahan pada pihak jurusan sampai
pembuatan surat keterangan penelitian.
Memilih MSE Terkecil
Uji Verifikasi Dengan (MRC) Apakah Terkontrol ? Memilih MSE
Terkecil Berikutnya
Perencanaan Pengendalian persediaan dengan metode yang dipilih
Ya Tidak
Hasil dan Pembahasan Menghitung Total Biaya
Persediaan
Menerapkan Metode Peramalan yang Dipilih
Menghitung (MSE)
Kesimpulan Dan Saran
Selesai
b. Studi Pustaka
Studi pustaka bertujuan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti dari literatur–literatur seperti : buku teks, jurnal
maupun dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang relevan dengan
permasalahan yang sedang diteliti. Selain itu tujuan dari studi pustaka yang lain
adalah untuk memperoleh teori dan konsep yang dapat dijadikan landasan atau
kerangka berfikir dalam menjelaskan permasalahan.
c. Survey Lapangan
Studi lapangan merupakan tahap awal dilakukannya pemahaman kondisi
perusahaan yang berkaitan dengan obyek penelitian yang telah diambil. Tujuan
dilakukannya studi kepustakaan ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan pemecahan masalah yang akan ditangani.
d. Perumusan Masalah
Merumuskan masalah yang ada diperusahaan, dalam hal ini adalah :
“Bagaimana merencanakan kebutuhan bahan baku yang dapat meminimalkan
biaya persediaan menggunakan metode Silver-Meal Heuristic di Zona Industry
Klagen Tropodo Kecamatan Krian ?”
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada bab 1 terdahulu.
f. Identifikasi Variabel
Mengidentifikasi variabel – variabel yang berpengaruh dan berhubungan
g. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dan mencatat data–data yang diperlukan dalam proses
perhitungan total biaya persediaan sebagai masukan, yaitu data mengenai
kebutuhan bahan baku berdasarkan data permintaan, biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan pada bulan Desember tahun 2012 samapi November 2013.
h. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Pengolahan data yang berasal dari perusahaan yang sebenarnya (Rill
perusahaan).
2. Pengolahan data dengan menggunakan metode Silver-Meal Heuristic
dengan prosedur atau langkah–langkah pemecahan masalah sebagai
berikut :
- Menghitung rata–rata biaya persediaan
- Membuat tabel pengadaan bahan baku
- Membuat tabel pengendalian persediaan
i. Memperbandingkan Total Cost (TC) metode Silver-Meal Heuristic dengan
metode Riil home industry kemudian dipilih hasil Total Cost (TC) yang lebih
kecil.
j. Menentukan Model
Menentukan model persediaan yang akan digunakan sebagai alat pemecahan
masalah tersebut, dalam hal ini menggunakan metode Silver-Meal Heuristic
dan Metode Rill pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan metode
bahan baku yang diperlukan dengan metode Silver-Meal Heuristic dan Rill
Home industry.
k. Membandingkan total biaya persediaan dengan menggunakan model
persediaan yang dipilih dengan total biaya persediaan yang dikeluarkan selama
ini oleh Home industry. Jika total biaya persediaan dengan menggunakan
metode Silver-Meal Heuristic lebih kecil daripada total biaya persediaan
semula dari home industry maka akan dihitung tingkat efisiensinya dan model
usulan diterima.
l. Jika model diterima maka dibuat total cost pengendalian persediaan yang
optimal.
m. Peramalan
Penjelasan diagram alir peramalan :
- Mulai
- Data permintaan masa lalu
Merupakan data yang didapat dari perusahaan selama penelitian yang akan
digunakan untuk entry data pada peramalan.
- Membuat diagram pencar
Pembuatan diagram pencar ini didasarkan pada data yang telah diperoleh
dengan membuat plote pada diagram yang menunjukkan hubungan antara
data yang diperoleh pada sumbu dt dengan waktu pada sumbu t.
Dengan menggunakan trend atau kecenderungan data tersebut maka dapat
diketahui apakah data tersebut mempunyai trend konstan, trend linier,
trend parabolis dan sebagainya.
- Menghitung parameter fungsi
Setelah diketahui trendnya maka dilakukan perhitungan tiap parameter dari
fungsinya, sehingga dapat ditentukan model peramalan yang akan dipakai
namun tidak langsung dapat diketahui.
- Menghitung MSE
Setelah diketahui parameter fungsi tiap–tiap metode maka dilakukan
perhitungan rata–rata kuadrat kesalahan yang menggunakan metode MSE
dengan rumus :
Error = Data aktual – Hasil peramalan
Dimana : yt = data aktual tahun t
y’t = peramalan permintaan tahun t
atau E = dt - d’t
MSE =
∑
=
n
t e
n ei
1
- Menentukan MSE terkecil
Dari beberapa metode yang sesuai maka dicari yang menghasilkan MSE
terkecil. Hasil ini merupakan hasil peramalan yang digunakan.
- Pemeriksaan dan pengendalian ramalan
Model perlu diperiksa atau diuji kesesuaiannya dengan data yang
nilai yang diamati dengan yang diramalkan dari suatu permintaan aktual
dari peramalan selama periode dasar. Kemudian peta tersebut diperluas
untuk masa yang akan datang sehingga kita dapat membandingkan
ramalan dengan kenyataan dari permintaan tersebut. Jika data tidak
terkontrol maka akan kembali ke perhitungan MSE namun apabila
terkontrol akan berlanjut.
- Gunakan fungsi yang diperoleh untuk meramal
Merupakan data terkontrol yang termasuk dalam kondisi yang diinginkan
setelah dilakukan pengujian dengan MRC.
- Hasil peramalan
Merupakan data permintaan yang akan datang yang sesuai dengan data
yang didapat dan yang akan digunakan untuk menentukan perhitungan
kebutuhan bahan baku dan menghitung biaya simpan atau pengadaan
bahan baku didapatkan metode peramalan yang diinginkan
n. Jika total biaya persediaan dengan metode Heuristik Silver Meal lebih besar
daripada total biaya persediaan semula dari home industry, maka langsung
dilanjutkan dengan hasil dari pembahasan.
o. Kesimpulan dan Saran
Menarik analisa dari perhitungan yang didapat dan membuat suatu analisa dari
pengamatan bagaimana sebaiknya dalam melakukan perencanaan dan
pengendalian persediaan bahan baku sehingga dapat meminimalkan biaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Penerimaan dan Kebutuhan Bahan Baku Home industry Klagen
Trpodo Bulan Desember Tahun 2012 sampai November Tahun 2013
Data kebutuhan bahan baku yang diterapkan Home industry Klagen
Tropodo terdiri dari 3 macam bahan baku dari Bulan Desember tahun 2012
sampai November tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Penerimaan dan Kebutuhan Bahan Baku Kedelai Local Bulan
Desember 2012 sampai November Tahun 2013
Bulan Penerimaan Kebutuhan Sisa
( kg ) ( kg ) ( kg )
Desember 2012 1640 1610 30
Januari 2013 1600 1580 50
Februari 2013 1580 1590 40
Maret 2013 1600 1620 20
April 2013 1630 1600 50
Mei 2013 1590 1570 70
Juni 2013 1590 1600 60
Juli 2013 1610 1630 40
Agustus 2013 1630 1590 80
September 2013 1600 1620 60
Oktober 2013 1620 1600 80
November 2013 1580 1590 70
Tabel 4.2 Penerimaan dan Kebutuhan Bahan Baku Kedelai Impor Bulan
Desember Tahun 2012 sampai November Tahun 2013
Bulan Penerimaan Kebutuhan Sisa
( kg ) ( kg ) ( kg )
Desember 2012 1640 1610 30
Januari 2013 1600 1580 50
Februari 2013 1580 1590 40
Maret 2013 1600 1620 20
April 2013 1630 1600 50
Mei 2013 1590 1570 70
Juni 2013 1590 1600 60
Juli 2013 1610 1630 40
Agustus 2013 1630 1590 80
September 2013 1600 1620 60
Oktober 2013 1620 1600 80
November 2013 1580 1590 70
Sumber : Home industry Klagen Tropodo
Tabel 4.3 Penerimaan dan Kebutuhan Bahan Baku Cuka’ Bulan Desember Tahun
2012 sampai November Tahun 2013
Bulan Penerimaan Kebutuhan Sisa
(tong ) ( tong) (tong)
Desember 2012 100 96 4
Januari 2013 98 95 7
Februari 2013 96 98 5
Maret 2013 97 99 3
April 2013 100 98 4
Mei 2013 99 97 5
Juni 2013 103 99 9
Juli 2013 100 102 7
Agustus 2013 101 98 10
September 2013 99 101 8
Oktober 2013 100 100 8
November 2013 100 97 11
4.1.2 Data Biaya Pemesanan Bahan Baku
Adapun biaya pemesanan untuk pengadaan bahan baku per bulan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data Biaya Pemesanan Bahan Baku
No Nama Bahan
Baku
Jenis Biaya
Telepon Bongkar muat Total biaya
1
Kedelai local & kedelai impor
Rp 10.000 Rp 50.000 Rp 60.000
2 Cuka’ Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 15.000
Sumber : Home industry Klagen Tropodo
4.1.3 Data Harga Pembelian Bahan Baku
Tabel 4.5 Data Harga Bahan Baku
No Nama Bahan Baku Harga Bahan Baku
1 Kedelai Local Rp 7.500 / kg
2 Kedelai impor Rp 7.900 / kg
3 Cuka’ Rp 5.000/ tong
Sumber : Home industry Klagen Tropodo
4.1.4 Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Home industry Klagen Tropodo menetapkan biaya penyimpanan :
Untuk kedelai local,kedelai import dan cuka’ ada ketetapan dari home industry
Klagen Tropodo sebesar 5 % dari harga beli (per kg dan tong per bulan).
Jadi data yang diperoleh dari home industry Klagen Tropodo adalah :
1. Harga bahan baku kedelai local / kg = Rp 7.500
Biaya simpan kedelai local = 5 % x Rp. 7.500
= Rp 375 / kg / bulan
Biaya simpan kedelai impor = 5 % x Rp 7.900
= Rp 395 / kg / bulan
3. Harga bahan baku Cuka’/ tong = Rp 5.000
Biaya simpan Cuka’ = 5 % x Rp. 5.000
= Rp. 250 / tong / bulan
4.2 Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan adalah merupakan
data sekunder atau data riil home industry yang saya peroleh dari Zona industry
Klagen Tropodo Kecamatan Krian yang diolah sesuai dengan metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Silver-Meal Heuristic.
4.2.1 Menghitung Total Cost Persediaan Bahan Sesuai Dengan
Kebijaksanaan Pengendalian Per sediaan Home industry Klagen Tropodo
Adapun cara perhitungan dari home industry Klagen Tropodo untuk
menghitung biaya pesan dan biaya simpan untuk Kedelai Local, Kedelai Impor
dan Cuka’ sehingga menghasilkan total cost adalah sebagai berikut ini :
Contoh perhitungan total biaya persediaan Kedelai local untuk bulan Desember
tahun 2012 sampai November 2013:
Biaya pemesanan = biaya 1 kali pesan = Rp 60.000,-
Biay