• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Comparison of The Sterilization Prosess of Calcium Carbonate (CaCO3) as A Raw Material for Animal Probiotics Based on The Total Plate Count

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Comparison of The Sterilization Prosess of Calcium Carbonate (CaCO3) as A Raw Material for Animal Probiotics Based on The Total Plate Count"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Proses Sterilisasi Kalsium Karbonat (CaCO3) sebagai Bahan Baku Probiotik Hewan Berdasarkan Jumlah Total Sel Bakteri

Henny Parida Hutapea1(*), Febriyanny Eka Setyowati2

Kimia Industri, Politeknik Santo Paulus Surakarta, Jl. Dr. Rajiman, Pajang, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57146, Indonesia1,2,3

E-mail: hennyhtp@gmail.com1(*), febriyannyeka@gmail.com2 Profil Korenspondensi

Henny Parida Hutapea, Kimia Industri, Politeknik Santo Paulus Surakarta, Indonesia.

Submission Revision Accepted

22/01/2023 09/02/2023 11/02/2023

Abstract

Calcium carbonate (CaCO3) is known as an inexpensive inorganic mineral commercially. Currently, calcium carbonate is widely used as a carrier for animal probiotics. As a carrier material, the use of calcium carbonate must be free from bacterial contamination. This is so that the probiotics production also do not contain bacteria other than the probiotics themselves. The method used was descriptive quantitative method. This study focused on examining the effectiveness of the calcium carbonate sterilization process with the dry sterilization process using an oven and the wet sterilization process using an autoclave based on the total plate count of bacteria. Based on the research, the normal treatment or without sterilization, Total Plate Count (TPC) calcium carbonate results were < 2.2 x 103 cfu/mL, in the wet sterilization treatment using an autoclave the total plate count was < 1.1 x 103 cfu/mL and the results in the sterilization treatment dry using an oven the total plate count was 0 colonies. The dry sterilization method using an oven is more suitable for calcium carbonate sterilization than the wet sterilization method using an autoclave. In the water content test, the same results were obtained for the three calcium carbonate treatments. This indicates that the dry and wet sterilization methods for calcium carbonate did not affect the percentage of water content contained therein. In the pathogen test, negative results were obtained for Escherichia coli and Salmonella sp in all three treatments.

Keywords: Animal probiotics; Calcium carbonate; Sterilization; Total plate count.

Abstrak

Kalsium karbonat (CaCO3) dikenal dengan mineral anorganik yang dengan harga murah secara komersial. Nilai kesadahan air dapat ditingkatkan dengan menambahkan beberapa senyawa seperti kalsium karbonat. Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme serta mencegah terjadinya kontaminasi. Pemanfaatan kalsium karbonat dimasa sekarang banyak digunakan sebagai bahan pembawa (carier) pada probiotik hewan. Sebagai bahan pembawa (carier), penggunaan kalsium karbonat haruslah terbebas dari pencemaran bakteri. Ini dimaksudkan agar probiotik yang dihasilkan juga tidak terdapat bakteri selain dari probiotiknya sendiri. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti perbandingan efektivitas proses sterilisasi kalsium karbonat dengan proses sterilisasi kering menggunakan oven dan proses sterilisasi basah menggunakan autoclave berdasarkan jumlah total plate count bakteri. Berdasarkan penelitian pada perlakuan normal atau tanpa sterilisasi didapatkan hasil total bakteri kalsium karbonat perlakuan sebanyak < 2,2 x 103 cfu/mL, pada perlakuan sterilisasi basah menggunakan autoclave jumlah total bakteri sebanyak < 1,1 x 103 cfu/mL dan hasil pada perlakuan sterilisasi kering menggunakan oven jumlah total bakteri sebanyak 0 koloni. Metode sterilisasi kering dengan menggunakan oven lebih cocok digunakan pada sterilisasi kalsium karbonat dibandingkan dengan metode sterilisasi basah menggunakan

SCIENCE TECH

Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sciencetech/

(2)

autoclave. Pada uji water content didapatkan hasil yang sama pada ketiga perlakuan kalsium karbonat, ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat tidak berpengaruh terhadap persentase kadar air yang terkandung di dalamnya. Pada uji patogen didapatkan hasil negatif Escherichia coli dan Salmonella sp pada ketiga perlakuan.

Kata Kunci: Kalsium karbonat; Probiotik hewan; Sterilisasi; Total sel bakteri.

Kalsium karbonat (CaCO3) dikenal dengan mineral anorganik yang memiliki peran dan kegunaan yang sangat luas. Sifat fisis kalsium karbonat seperti, morfologi, fasa, ukuran dan distribusi ukuran harus dimodifikasi menurut bidang pengaplikasi (Aprilia, 2018). Mineral kalsit (CaCO3) berwarna putih mengkilap, kuning, kuning kecoklatan dan putih cream (Indah, 2020). Kalsium karbonat banyak ditemukan dalam batu kapur (Azkiya et al., 2017), selain itu senyawa ini juga merupakan komponen utama yang terdapat di dalam cangkang kulit telur, cangkang siput, cangkang mutiara, cangkang organisme laut. Untuk penggunaan batu kapur dibidang industri kimia, kesehatan dan teknologi membutuhkan kemurnian yang tinggi (Tasari et al., 2020).

Menurut Elva et al (2021) menambahan kalsium karbonat 2% mengacu pada kebutuhan udang putih akan kalsium guna pertumbuhan yang optimal. Penambahan kalsium pada pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan udang, karena kalsium berperan pada pertumbuhan dan perkembangan eksoskeleton, mengatur pembekuan darah, detak jantung, ginjal, saraf, aktivitas beberapa enzim, dan fungsi sel (Nurfaidah & Agustono, 2021).

Saat ini, penggunaan antibiotik dan hormon pertumbuhan untuk ternak sudah banyak dilarang oleh peraturan. Probiotik adalah salah satu zat aditif yang aman dan diizinkan oleh regulasi, dan juga dapat menggantikan penggunaan antibiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang digunakan dalam ternak untuk meningkatkan keseimbangan mikroba dan memiliki efek positif pada hewan inang. Dari hasil analisis statistik menurut Rohmatussolihat et al (2020) menunjukkan bahwa viabilitas probiotik sangat dipengaruhi oleh Kalsium Karbonat (CaCO3),CGM, dan zeolit (Rohmatussolihat et al., 2020).

Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) serta mencegah terjadinya kontaminasi (Yudianti et al., 2017). Titi & Shofia, (2017) sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoclave atau juga dapat dilakukan dengan perebusan selama 15-20 menit, pada uji pengaruh sterilisasi berupa perebusan, terhadap Salmonella dan kadar kalsium. Banyak jenis Salmonella tidak tahan panas dan mati pada pasteurisasi (Rahayu & Hanifa, 2017).

Pemanfaatan kalsium karbonat dimasa sekarang banyak digunakan sebagai bahan pembawa (carier) pada probiotik hewan. Sebagai bahan pembawa (carier), penggunaan kalsium karbonat haruslah terbebas dari cemaran bakteri. Ini dimaksudkan agar probiotik yang dihasilkan juga tidak terdapat bakteri selain dari probiotiknya sendiri. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti perbandingan efektivitas proses sterilisasi kering dan basah Kalsium karbonat berdasarkan jumlah total plate count bakteri.

Copyright © 2023, Henny Parida Hutapea, Febriyanny Eka Setyowati.

10.30738/st.vol9.no1.a14188

(3)

Metode

Persiapan sampel

Sampel CaCO3 masing-masing sebanyak10 gram dimasukkan dalam erlenmeyer untuk perlakuan sterilisasi oven dan autoclave, tanpa perlakuan (control). Sampel kemudian di autoclave dengan suhu 121oC selama 20 menit tekanan 1 atm (Hardono &

Supriyadi, 2020). Sedangkan sampel dengan perlakuan sterilisasi kering dimasukkan oven dengan suhu 170oC selama 2 jam (Ramdhana & Nur, 2020).

Pengujian Total Plate Count

1. Pembuatan Media Pengencer (Garam fisiologis 0,85%)

NaCl sebanyak 8,5 gram dimasukkan dalam labu takar 1 liter dan ditambahkan aquadest hingga batas meniskus. Larutan diaduk dengan magnetic stirer hingga homogen. Garam fisiologis 0,85% telah siap untuk digunakan. Garam fisiologis yang akan digunakan untuk pengenceran 1 sampel produk ada 2 macam yaitu 9 ml dalam testtube dan 90 ml dalam erlenmeyer 250 ml. Disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121oC selama 20 menit tekanan 1 atm. Secara singkat pembuatan media pengencer terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pembuatan Media Pengencer Larutan Garam Fisiologis 0,85%

2. Pembuatan Media Uji

Tryptone Soya Agar (TSA) adalah media tumbuh bakteri yang umum digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Kandungan TSA terdiri atas agar, tryptone, soytone, dan natrium klorida (Nurul Muzayyanah et al., 2021). Sebanyak 40 gram media TSA dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1000 mL. Didihkan dan larutan dimasukkan dalam botol schot duran. Disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121oC selama 20 menit tekanan 1 atm. Secara singkat pembuatan media uji TSA terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Media Uji TSA

(4)

3. Uji Total Plate Count (TPC)

Ditimbang sampel (autoclave, oven, dan control) masing-masing sebanyak 10 gr lalu dimasukkan dalam larutan garam fisiologis 9 ml. Tahap ini adalah pengenceran 10-1. Larutan 10-1 dipipet menggunakan mikro pipet sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke garam fisiologis 9 ml dalam tabung reaksi. Tahap ini adalah pengenceran 10-2, begitu seterusnya sampai pengenceran 10-6. Dimasukkan media uji TSA pada setiap cawan petri yang telah dimasukkan 0,1 ml sampel pada semua pengenceran kemudian dilakukan inokulasi (suhu media TSA suam-suam kuku) dan diinkubasi dengan inkubator bersuhu 35oC selama 48 jam kemudian dihitung jumlah sel yang tumbuh. Secara singkat Uji TPC terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Uji Total Plate Count

Perhitungan jumlah sel tumbuh (TPC) sebagai berikut:

∑ koloni x "# % &'( #()*+,-!

Keterangan:

Fp = Faktor pengenceran Vol. Plating = 0,1 ml = 10-1

Pengujian Bakteri Patogen (Escherichia coli dan Salmonella sp) 1. Pembuatan media Endo agar untuk Escherichia coli

Media endo agar sebanyak 39 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1 L dan direbus hingga mendidih. Media tersebut disterilisasi dengan autoclave bersuhu 12oC tekanan 1 atm selama 15 menit.

2. Pembuatan media Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk Salmonella sp

Sebanyak 63 gram media SSA dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1 L dan direbus hingga mendidih dan ditunggu selama 1 menit.

3. Uji Patogen

Media Endo agar dan SSA sebanyak ± 15 mL dituangkan ke dalam masing-masing cawan petri yang telah disterilkan dan dibiarkan hingga memadat. Sampel diambil sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer berisi garam fisiologi 0,85%

sebanyak 90 mL. Homogenisasi dengan menggunakan vortex selama 30 detik. Jarum ose dibakar dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai berpijar merah dan permukaan atas erlenmeyer yang berisi sampel yang telah diencerkan dibakar. Jarum ose dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu dikeluarkan.

Bagi empat permukaan atas cawan petri yang akan distreak dengan spidol atau lainnya.

(5)

Sebelum berpindah dari satu kuadran ke kuadran berikutnya lakukan pemanasan/

pensterilan ose, selanjutnya goreskan ose dari ujung terakhir kuadran satu ke kuadran lainnya. Streak ke atas permukaan agar dengan perlahan-lahan dan jangan sampai agar hancur atau tergores. Selanjutnya, tahap inkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam dilakukan pengamatan ada tidaknya bakteri patogen. Jika pada media endo agar muncul goresan berwarna hijau metalik maka menandakan bahwa pada produk tersebut telah terkontaminasi bakteri escherichia coli. Jika pada media Salmonella- Shigella Agar (SSA) muncul goresan berwarna hitam maka menandakan bahwa pada produk tersebut telah terkontaminasi bakteri Salmonella sp. Secara singkat Uji TPC terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengujian Bakteri Patogen

Penggujian Kadar Air dan pH

Sampel sebanyak ± 5 gram diuji kadar air nya menggunakan Moisture Analyzer.

Waktu yang digunakan untuk pengujian dengan bahan CaCO3 adalah 105oC selama 5 menit. Pada pengujian pH, sampel sebanyak 5 gram ditambahkan 45 mL aquadest dalam beker gelas dan dilarutkan, kemudian dilalukan pengujian pH menggunakan pH meter.

Metode Pengelolaan dan Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data deskriptif kuantitatif. Data diolah menggunakan grafik statistik perbandingan tanpa sterilisasi, proses sterilisasi kering menggunakan oven dan sterilisasi basah autoclave. Analysis of Varians (ANOVA) adalah tergolong analisis komparatif lebih dari dua variabel. Analisis varian satu jalan atau lebih sering disebut ANOVA one way digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata sampel secara serentak (Icam Sutisna, 2020). Data hasil penelitian dianalisis dengan Microsoft Excel menggunakan Analisis Varian Satu Arah (ANOVA one way) pada taraf signifikansi 5% untuk mengetahui pengaruh.

(6)

Hasil dan Pembahasan Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil total bakteri pada pengujian carier kalsium karbonat terhadap proses sterilisasi kering menggunakan oven dan proses sterilisasi basah menggunakan autoclave, mengetahui proses sterilisasi yang paling efektif untuk digunakan pada kalsium karbonat, perbandingan kadar air yang dihasilkan dari proses sterilisasi kering dan basah dan hasil uji cemaran patogen terhadap proses sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat. Hasil dari uji TPC, uji bakteri patogen, pH, dan water content sebagai berikut:

1. Uji Total Plate Count (TPC)

Tabel 1. Uji Total Plate Count Faktor

Pengenceran

Normal (Tanpa Sterilisasi)

Autoclave (Sterilisasi Basah)

Oven (Sterilisasi Kering) Jumlah

Koloni TPC

(cfu/mL) Jumlah

Koloni TPC

(cfu/mL) Jumlah

Koloni TPC (cfu/mL)

10-1 22

< 2,2 x 103

11

< 1,1 x 103

0

0

10-2 10 0 0

10-3 0 0 0

10-4 0 0 0

10-5 0 0 0

10-6 0 0 0

Berdasarkan hasil uji Total Plate Count (TPC) yang ditunjukkan pada Tabel 1 didapat hasil untuk sampel kalsium karbonat dengan tanpa sterilisasi (normal) pada pengenceran 10-1 terdapat 22 koloni, jumlah koloni menurun pada pengenceran 10-2 yaitu sebanyak 10 koloni dan menurun pada pengenceran 10-3 sampai 10-6 dengan tidak terdapatnya koloni, untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi basah (autoclave) hanya terdapat koloni sebanyak 11 koloni pada pengenceran 10-1, dan mengalami penurunan pada pengenceran 10-2 sampai 10-6 dengan tidak terdapat koloni dan untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi kering (oven) untuk pengenceran 10-1 sampai 10-6 tidak terdapat koloni.

2. Uji Bakteri Patogen

Tabel 2. Uji Bakteri Patogen Sampel

Kalsium Karbonat Escherichia coli Salmonella sp

Normal Negatif Negatif

Autoclave Negatif Negatif

Oven Negatif Negatif

Berdasarkan hasil uji patogen yang ditunjukkan pada Tabel 2 didapat hasil untuk sampel kalsium karbonat dengan tanpa sterilisasi (normal) tidak terdeteksi adanya bakteri E.Coli maupun Salmonella sp, untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi basah (autoclave) tidak terdeteksi adanya bakteri E.Coli maupun Salmonella sp dan untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi kering (oven) juga tidak terdeteksi adanya bakteri E.Coli maupun Salmonella sp.

(7)

3. Uji pH dan Water Countent

Tabel 3. Uji pH dan Water Countent

Sampel Kalsium Karbonat pH Water Countent

Normal 7,98 0,20%

Autoclave 7,94 0,20%

Oven 7,79 0,20%

Berdasarkan hasil uji pH dan kadar air yang ditunjukkan pada Tabel 3 didapat hasil untuk sampel kalsium karbonat dengan tanpa sterilisasi (normal) dengan pH 7,98 dan kadar air sebesar 0,20 %, untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi basah (autoclave) dengan pH 7,94 dan kadar air sebesar 0,20 % dan untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi kering (oven) dengn pH 7,79 dan kadar air sebesar 0,20 %.

Pembahasan

Pada penelitian ini bahan baku yang akan diuji adalah kalsium karbonat. Pengujian CaCO3 ini meliputi uji total plate count, uji bakteri patogen, uji pH, dan uji water countain. Perlakuan pada sampel kalsium karbonat pun juga berbeda-beda. Terdapat 3 perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu sampel kalsium karbonat normal tanpa perlakuan, dengan perlakuan sterilisasi menggunakan oven 170oC selama 2 jam, dan perlakuan sterilisasi menggunakan autoclave selama 20 menit dengan suhu 121oC tekanan 1 atm. Suhu penyimpanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas dan pencegahan bakteri Escherichia coli (Arimbawa, Putu Eka; Santika, 2019).

Dari ketiganya tersebut diperoleh hasil yang berbeda. Pada perlakuan normal (tanpa sterilisasi) hasil TPC kalsium karbonat sebanyak < 2,2 x 103 cfu/g dengan pH sebesar 7,98 dan hasil uji water countent sebesar 0,20%. Pada perlakuan sterilisasi menggunakan autoclave, hasil TPC kalsium karbonat sebanyak < 1,1 x 103 dengan pH sebesar 7,94 dan hasil uji water countent sebesar 0,20%. Pada perlakuan sterilisasi menggunakan oven, hasil TPC kalsium karbonat sebanyak 0 (tidak muncul koloni) dengan pH sebesar 7,79 dan hasil uji water countent sebesar 0,20%. Pada uji patogen didapatkan hasil negatif Escherichia coli dan Salmonella sp pada ketiga perlakuan. Penelitian (Titi & Shofia, 2017) menunjukkan bahwa sterilisasi perebusan 100oC selama 15-20 menit cukup efektif untuk membunuh Salmonella sp (Rahayu & Hanifa, 2017).

Gambar 5. TPC CaCO3

Pada uji pH didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda pada ketiga perlakuan.

Rentang pH yang didapatkan pun juga masih dalam batas pH netral yaitu 7. Sedangkan, pada uji water content didapatkan hasil yang sama pada ketiga perlakuan kalsium

0 5 10 15 20 25

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

TPC CaCO3

Normal Autoclave Oven

(8)

karbonat. Ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat tidak berpengaruh terhadap prosentase kadar air yang terkandung di dalamnya.

Menurut hasil penelitian T.Wahyuningsih et al (2022), kandungan utama batu gamping adalah kalsium karbonat (CaCO₃), hasil penelitian analisis kadar air pada batu gamping memiliki kadar air yang rendah, dengan pengujian kalsium karbonat memiliki kandungan kadar air <0,03% (Wahyuningsih et al., 2022). Pada penelitian E. Cahyono et al (2019), kandungan air kalsium karbonat cukup kecil sehingga dapat dijadikan sediaan farmaceutika karena kemungkinan tumbuh mikroba dan jamur sangat kecil. Kadar air kalsium karbonat hasil penelitian 0,69±0,30% (Cahyono et al., 2019). Sehingga dengan jumlah kalsium karbonat yang sama dengan perbandingan proses sterilisasi yang berbeda tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kadar air dalam kalsium karbonat. Kadar air yang rendah dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme perusak.

Gambar 5.(a) Uji Patogen CaCO3 terhadap Bakteri Salmonella sp.

(b) Uji Patogen CaCO3 terhadap Bakteri Escherichia Coli.

Uji deteksi bakteri Escherichia coli media endo agar dan bakteri Salmonella sp media SSA pada sampel kalsium karbonat tanpa sterilisasi, sterilisasi oven dan sterilisasi autoclave menunjukkan hasil negatif (Tabel 2). Identifikasi sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli pada media endo agar menunjukkan adanya koloni berwarna merah tua (Andreas, 2019). Hal ini serupa menurut Indrayati & Akma (2018) yang menyakatan bahwa bakteri Escherichia coli akan tumbuh pada medium endo agar dengan ciri-ciri koloni besar-besar, elevasi cembung smooth, dan berwarna merah tua metalik (Indrayati & Akma, 2018). Pada Gambar 5 (b) terlihat cawan petri sampel tanpa sterilisasi, sterilisasi oven dan sterilisasi autoclave, warna yang dihasilkan media endo agar berwarna pink yang menunjukkan hasil negatif bakteri Escherichia coli.

SSA merupakan salah satu media untuk mengidentifikasi adanya bakteri Salmonella sp. Dinyatakan positif Salmonella sp jika pada media SSA dilakukan pengamatan secara makroskopis menunjukkan ada pertumbuhan koloni dengan ciri koloni kecil, smooth, tak berwarna (bening) dengan inti hitam, permukaan cembung dengan tepian halus (Yunus et al., 2017). Beberapa Salmonella sp menghasilkan bulatan hitam ditengah koloni (black centre) sebagai hasil produksi gas H2S. Hasil pengamatan pada media SSA ditemukan koloni berbentuk bulat, cembung dan berwarna hitam ini diduga sebagai Salmonella sp (Sari et al., 2018). Hasil negatif untuk pengujian Salmonella sp pada semua sampel dengan media SSA (Tabel 1) menunjukkan bahwa tidak terdapat bakteri Salmonella sp, hal ini terlihat pada Gambar 5 (a) dengan tepian yang rata, permukaan yang halus serta tidak ditemukannya inti berwarna hitam.

Pada uji patogen dengan bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp perlakuan pada sampel tanpa sterilisasi, sterilisasi oven dan sterilisasi autoclave didapat hasil negatif untuk semua sampel. dan pada media SSA tidak terlihat munculnya goresan berwarna

(a)

(b)

(9)

hitam yang merupakan tanda terkontaminasi bakteri Salmonella sp (Wardani &

Tanikolan, 2021).

Tabel 4. Analisis ANOVA One Way

Kelompok Menghitung Jumlah Rata-rata Perbedaan

Normal 6 32 5,33 82,67

Autoclave 6 11 1,83 20,17

Oven 6 0 0 0

ANOVA Sumber

Keragaman Jumlah

Kuadrat Derajat

Bebas Rata-rata

Kuadrat Fhitu ng

Nilai

signifikansi Ftabel

Antar Grup 88,11 2 44,06 1,29 0,31 3,68

Dalam Grup 514,17 15 34,28

Total 602,28 17

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan analisis ANOVA satu arah yang ditunjukkan pada Tabel 4 terlihat pada sampel normal (tanpa sterilisasi dengan pengenceran sampai dengan 6 kali terdapat jumlah total koloni keseluruhan 32 dengan rata-rata 5,33 dan nilai penyimpangan dari rata-rata sebesar 82,67, pada sampel autoclave (sterilisasi basah) pengenceran sampai dengan 6 kali terdapat jumlah total koloni keseluruhan 31 dengan rata-rata 1,83 dan nilai penyimpangan dari rata-rata sebesar 20,17 sedangkan pada pada sampel oven (sterilisasi kering) pengenceran sampai dengan 6 kali tidak terdapat koloni.

Pada tabel ringkasan ANOVA (Tabel 4) terlihat Fhitung = 1,29 < Ftabel = 3,68 dan nilai signifikansi (P-value) dengan nilai 0,31 > 0,05 menyimpulkan bahwa ketiga perlakuan tersebut menunjukan hasil yang signifikan pada uji total plate count. Pada perlakuan kalsium karbonat dengan sterilisasi autoclave didapatkan hasil < 1,1 x 103 cfu/mL. Hasil ini sedikit lebih rendah dibanding dengan perlakuan normal. Sedangkan pada perlakuan sterilisasi menggunakan oven didapatkan hasil 0 koloni, ini berarti tidak ada koloni yang muncul pada setiap pengenceran pada perlakuan oven. Jika dibandingkan dengan metode sterilisasi basah menggunakan autoclave 121oC selama 20 menit dengan tekanan 1 atm, sterilisasi kering dengan menggunakan oven 170oC selama 2 jam menunjukan hasil yang bersih dari kontaminan bakteri. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa metode sterilisasi kering dengan menggunakan oven lebih cocok digunakan pada sterilisasi kalsium karbonat dibandingkan dengan metode sterilisasi basah. Hasil penelitian (Key & Zhiming, 2019) Escherichia coli dan Salmonella sp diyakini bertahan lebih lama pada suhu yang lebih rendah (kondisi tropis) daripada suhu yang lebih tinggi (lingkungan sedang) (Jie & Zhiming, 2019).

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa metode sterilisasi kering dengan menggunakan oven lebih cocok digunakan pada sterilisasi kalsium karbonat dibandingkan dengan metode sterilisasi basah. Pada uji water content didapatkan hasil yang sama pada ketiga perlakuan kalsium karbonat, ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat tidak berpengaruh terhadap persentase kadar air yang terkandung di dalamnya. Pada uji patogen didapatkan hasil negatif Escherichia coli dan Salmonella sp pada ketiga perlakuan.

(10)

Daftar Pustaka

Andreas, M. R. (2019). Identifikasi Bakteri Patogen Pada Jajanan Bakso Bakar Yang Dijual di Beberapa Kecamatan di Kota Medan. Universitas Medan Area.

Aprilia, D. I. (2018). Sintesis Kalsium Karbonat (PCC) dengan Morfologi Bervariasi dari Batu Kapur menggunakan Metode Pencampuran Larutan (Solution Route).

Arimbawa, Putu Eka; Santika, I. W. M. (2019). Pengaruh Suhu Terhadap Potensi Antibiotika Cefotaxime Multiple Dose Pada Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Bali Health Journal, 3(1), 9–15.

Azkiya, N. I., Prasetia, F., Putri, E. D., Rosiana, A., & Wardhani, S. (2017). Synthesis of precipitated Calcium Carbonate (PCC) From Lime Rock Nature Methods Caustic Soda (Studies Concentration HNO3). Jurnal Ilmu Dasar, 17(1), 31.

https://doi.org/10.19184/jid.v17i1.2670.

Cahyono, E., Jonas, J. F., Lalenoh, B. A., & Kota, N. (2019). Karakterisasi Kalsium Karbonat (CaCO3) Dari Cangkang Landak Laut (Diadema setosum). Jurnal FishtecH, 8(1), 28–34. https://doi.org/10.36706/fishtech.v8i1.7643.

Dwisari, P. (2021). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang/Khamir (AKK) dalam Jamu Gendong Kunyit Asam di Pasar Tradisional yang Berada Di Kabupaten “X.” Universitas Sanata Dharma.

Fatiqin, A., Novita, R., & Apriani, I. (2019). Pengujian Salmonella Dengan Menggunakan Media SSA Dan E. Coli Menggunakan Media Emba Pada Bahan Pangan.

Indobiosains, 1(1), 22–29. https://doi.org/10.31851/indobiosains.v1i1.2206.

Hardono, T., & Supriyadi, K. (2020). Modifikasi Autoclave Berbasis Atmega328 (Suhu).

Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1(2).

https://doi.org/10.18196/mt.010210.

Huyyirnah, & Fitriyani. (2020). Metode penyimpanan bakteri vibrio alginolitycus dan Vibrio harveyi dalam media tsb (tryptic soy broth) dan gliserol. Intgrated Lab Journal, 08(02), 91–101.

Icam Sutisna. (2020). Statistika Penelitian. Universitas Negeri Gorontalo, April, 1–15.

Indah, N. (2020). Karakterisasi Mineral Kalsium Karbonat (CaCO3) Pada Batuan Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. UIN Alauddin Makassar.

Indrayati, S., & Akma, S. F. (2018). Peranan Monosodium Glutamat Sebagai Media Penyubur Alternatif Pengganti Brain Heart Infosion Broth (BHIB) Untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1), 1–6.

Jie, P., & Zhiming, L. (2019). Influence of temperature on microbially induced calcium carbonate precipitation for soil treatment. PLoS ONE, 14(6), 1–17.

Nurfaidah, E., & Agustono. (2021). Teknik Penambahan Kalsium Karbonat (CaCO3) pada Pakan Udang Putih (Litopenaeus vannamei) di Kasetsart University, Bangkok. Journal of Marine and Coastal Science, 10(3), 118–123.

Nurhidayati, D., & Warmiati. (2021). Moisture Analyzer Sartorius Type MA 45 Sebagai Alat Uji Kadar Air Gelatin Dari Tulang Kelinci. Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, 20, 95–101.

Nurul Muzayyanah, M., Zulfah Primananda, A., Program Studi S, I. S., & Ilmu Kesehatan, F. (2021). Test Of Antibacterial Ethanol Extract 70% Papaya Leaves (Carica papaya L.) On Eschericia coli Bacteria. Seminar Nasional Farmasi UAD, 146–157.

(11)

Rahayu, T. N., & Hanifa, S. (2017). Potensi Cangkang Telur sebagai Sumber Kalsium dengan Pendekatan Pengaruh Sterilisasi dengan Perebusan terhadap Kadar Kalsium dan Salmonella sp. Jornal Universitas Terbuka, Jakarta, 173–181.

http://repository.ut.ac.id/7310/1/15. Titi Nur Rahayu%2C Shofia Hanifa.pdf.

Ramdhana, F., & Nur, H. S. (2020). Teknik Sterilisasi Secara Mikrobiologis.

Rohmatussolihat, Ridwan, R., Sari, N. F., Fidriyanto, R., Astuti, W. D., & Widyastuti, Y.

(2020). Probiotic powder production for cattle by using response surface methodology. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 591(1).

https://doi.org/10.1088/1755-1315/591/1/012028.

Sari, N., Erina, Abrar, M., Wardani, E., Fakhrurrazi, & Daud, R. (2018). Isolasi dan Identifikasi Salmonella Sp dan Shigella Sp Pada Feses Kuda Bendi. Journal of Chemical Information and Modeling, 2(3), 401–410.

Tasari, S., Iqbal, & Badaruddin. (2020). Penentuan Lama Kalsinasi Kalsium Karbonat CaCo₃ dari Batu Kapur Tanjung Karang Kabupaten Donggala. Gravitasi, 18(2), 137–147. https://doi.org/10.22487/gravitasi.v18i2.15077.

Wahyuningsih, T., Sudiyanto, A., Asworo, M., Hermanto, O. Si., & Setyawan, M. (2022).

Analisis Kualitas Batugamping Quarry Dan Tepung Kalsium Karbonat Hasil Produksi Pt . Sugih Alamanugroho. 3(1), 38–45.

Wardani, E., Pahriyani, A., Hardiman, I., Wiyanti, T., & Bariroh, T. (2022). Modul Praktikum Mikrobiologi-Virologi.

Wardani, T. S., & Tanikolan, R. A. (2021). Analisis Cemaran Bakteri Escherichia Coli, Salmonella Pada Depot Amiu Kelurahan Cemani Kabupaten Sukoharjo. Seminar Informasi Kesehatan Nasional., 148–157.

Yudianti, I., Suprapti, S., & Hupitoyo, H. (2017). Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Panas Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli. Jurnal Pendidikan Dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, 2(1), 53. https://doi.org/10.24198/ijemc.v2i1.66.

Yunus, R., Mongan, R., & Rosnani, R. (2017). Cemaran Bakteri Gram Negatif pada Jajanan Siomay di Kota Kendari. Medical Laboratory Technology Journal, 3(1), 11. https://doi.org/10.31964/mltj.v3i1.111.

Zakki, M. R., & Iswadi, D. (2021). Praktikum Kimia Dasar (Issue 1). Unpam Press.

www.unpam.ac.id.

Tasari, S., Iqbal, & Badaruddin. (2020). Penentuan Lama Kalsinasi Kalsium Karbonat CaCo₃ dari Batu Kapur Tanjung Karang Kabupaten Donggala. Gravitasi, 18(2), 137–147. https://doi.org/10.22487/gravitasi.v18i2.15077.

Wahyuningsih, T., Sudiyanto, A., Asworo, M., Hermanto, O. Si., & Setyawan, M. (2022).

Analisis Kualitas Batugamping Quarry Dan Tepung Kalsium Karbonat Hasil Produksi Pt . Sugih Alamanugroho. 3(1), 38–45.

Wardani, T. S., & Tanikolan, R. A. (2021). Analisis Cemaran Bakteri Escherichia Coli, Salmonella Pada Depot Amiu Kelurahan Cemani Kabupaten Sukoharjo. Seminar Informasi Kesehatan Nasional., 148–157.

Yudianti, I., Suprapti, S., & Hupitoyo, H. (2017). Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Panas Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli. Jurnal Pendidikan Dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, 2(1), 53. https://doi.org/10.24198/ijemc.v2i1.66.

Yunus, R., Mongan, R., & Rosnani, R. (2017). Cemaran Bakteri Gram Negatif pada Jajanan Siomay di Kota Kendari. Medical Laboratory Technology Journal, 3(1), 11. https://doi.org/10.31964/mltj.v3i1.111.

Referensi

Dokumen terkait

Di Kabupaten Tegal pelatihan tentang pencegahan infeksi sudah rutin dilakukan sehingga diperlukan evaluasi khusus tentang tindakan pencegahan infeksi oleh bidan Tujuan :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dan kinerja pada agen asuransi.. Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja sebagai

Maka, kami menganjurkan agar studi yang memiliki sampel yang lebih besar meneliti lebih lanjut efek membaca artikel edukasi kesehatan mental secara intensif terhadap stigma sosial

RA NG KUM AN.. Analisis kualitatif berhubungan dengan apa yang terdapat dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif berhubungan dengan berapa banyaknya zat dalam

Contoh Model Pencapaian Standar Mutu Kegiatan Olahraga/Kesenian JENIS KEGIATAN INDIKATOR SUMBER DATA SASARAN STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN KOMPETENSI Olahraga/ Kesenian

Dengan membuat rencana pemasaran yang spesifik dikhususkan untuk low season, maka hotel tidak perlu lagi menjatuhkan harga kamar. Hotel Anda tentunya dapat tetap

bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (penyimpan dana/kreditur) dengan pihak yang membutuhkan

Total Biaya Umroh, dikeluarkan oleh jamaah umroh dan diberikan kepada pihak Biro Haji dan Umroh Al Mabrur Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dan menghitung