• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

58 DAFTAR PUSTAKA

Alfira, R. 2014. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove pada Kawasan Suaka Marga Satwa Mampie di Kecamatan Wonomulyo. Skripsi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Anwar C, IGM Tantra, Nyndio Pranantoro. 1987. Analisis Komposisi Hutan Mangrove Sungai Sepaku Kalimantan Timur. Bul.Pen. Hutan. For. Res.

Bull. 491:1-10.

Bahar, A. 2004. Kajian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangan Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan [Tesis]. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. SMKG Mardi Yuan. Bogor.

Bibby, C. Jones, M. dan Masser, S. 2000. Teknik-Teknik Ekspedisi Lapangan:

Survey Burung. SMKG Mardi Yuana. Bogor.

Dahuri, R. 2003. Keaneka Ragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Penerbit PT Grameda Pustaka Utama. Jakarta.

Damanik, J. dan Weber, H.F. 2006. Perencanaan Ekowisata. PUSPAR UGM dan Andi, Yogyakarta.

Dharma, B. 1992. Siput dan Kerang Indonesia Shell II. PT. Sarana Graha.

Jakarta.

Direktorat Jendral Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2002. Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Fahrul, M. F. 2006. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta.

Flaming, A. & Asnaryati, 2013. Potensi Ekowisata dan Strategi Pengembangan TAHURA Nipa-Nipa, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea.

Ghufran H. 2012. Ekosistem Mangrove: Potensi, Fungsi, dan Pengelolaan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm, 53.

Harahap, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasi dalam Perencanaan Pesisir. Yogyajarta: Graha Ilmu.

Indari, P., Bacan, K., Kabupaten, B., & Irfan, M. (2016). Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-pulau Kecil, 1 (1) : 27-37.

1(1), 27–37.

Johan, Y., Yulianda, F., Siregar, V. P., & Karlina, I. (2011). Pengembangan Wisata Bahari dalam Pengelolaan Sumber Daya Pulau-pulau Kecil Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung. Seminar Nasional Pengembangan Pulau-pulau Kecil dari Aspek Perikanan Kelautan dan Pertanian, 119–129.

Komiyama A, Eong JO, Poungparn S. 2008. Allometry, biomass, and

(2)

59 productivity of mangrove forests: a review. Aquat Bot 89: 128-137

Kusaeri, Putro S.P. dan Wasiq, J. 2015. Potensi Sumber Daya Alam Hayati Kawasan Mangrove Pasar Banggi Kabupaten Rembang Sebagai Objek Ekowisata. Biosaintifika, 2 (%): 120-127.

Kusmana, C. 1995. Pengembangan Sistem Silvikultur Hutan Mangrove dan Alternatifnya. Rimba Indonesia XXX No.1-2: 35-41.

Kusmana, C. S. Wilarso, I. Hilwan, P. Pamoengkas, C. Wibowo, T. Tryana, A.

Triswanto, Yunasfi, Hamsah. 2013. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bahan Ajar Perkuliahan. ITB. Bogor.

Mekar, S. Susilo, U. dan Rahma, W.S. 2011. Seri Buku Informasi dan Potensi Taman Nasional Alas Porwo. Bayuwangi: Balai Taman Nasional Asal Purwo. Hlm. 26.

Muhaerin, M. 2008. Kajian Sumber Daya Ekosistem untuk Pengelolaan Ekowisata di Estuaria Perancak, Jembrana, Bali [Skripsi] Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mulyadi, E, dan Fitrian, N, 2010. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2 (1): 11-18.

Nagelkerken I, Blaber SJM, Bouillon S, Green P, Haywood M, Kirton LG, Meynecke JO, Pawlik J, Penrose HM, Sasekumar A. 2008. The habitat function of mangrove for terrestrial and marine fauna: a review. Aquat Bot 89: 155-185

Najemia. (2019). Pemetaan kesesuaian dan Daya Dukung Rekreasi Pantai dan Snorkeling di Pulau Cangke Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. In Universitas Hasanuddin, Makassar. Universitas Hasanuddin.

Pramudita, D. 2015. Perencanaan Pariwisata dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Kebijakan Pariwisata.

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rusila Noor, Y., M. Khazal, dan Suryadiputra, I. N. N. 2012. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.

Saru, A. 2013. Mengungkap Potensi Emas Hijau di wilayah Pesisir. Masagena Press Makassar.

Subadar, I. N. 2008. Ekowisata Sebagai Wahana Pelestarian Alam. Bali.

[Online], http//Bali Tourism Watch Ekowisata Sebagai Wahana Pelestarian Alam, Welcome To Bali Tourism Watch. htm [diakses tanggal 12 November 2019].

Samingan T. 1976. Pemantapan Metode Pendugaan Hasil Potensial Hutan dalam Rangka Kelestarian Pemungutan Hasil Hutan. Bul. Persaki XIII 1: 3- 9.

Sangkop, N., Mamoto, J. D., & Jasin, M. I. (2015). Analisis Pasang Surut di Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa Dengan Metode ADMIRALTY. TEKNO, 13(63).

Sutanto., 1986. Penginderaan Jauh, Jilid I dan II. Gadjah Mada University

(3)

60 Press. Yogyakarta.

Triwibowo, W. 2015. Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut: Pendekatan Ekologi, Sosial-Ekonomi, Kelembagaan dan Sarana Wilayah. Brilian Internasional, Surabaya

Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT Grasindo.

Yulianda, F 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi. Departemen MSP FIKP. IPB. Bogor.

(4)

61 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

D. Identitas Pengunjung

Kategori : Pengelola

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA D3 S1 Lainnya

Pendapatan Perbulan : < 500 ribu 1 juta > 2 juta Lainnya

500 ribu – 1 juta 1 juta – 2 juta

E. Persepsi Pemangku Kebijakan

1. Apa pendapat anda tentang kawasan ekosistem mangrove Bawalipu?

a. Sebagai kawasan hutan lindung b. Sebagai kawasan wisata

c. Sebagai daerah penyangga d. Sebagai habitat satwa pantai

e. Lainnya………

2. Apakah hutan mangrove Bawalipu memiliki potensi untuk kegiatan wisata alam?

a. Ya,

karena………

b. Tidak,

karena………

3. Apakah anda setuju hutan mangrove dikembangkan menjadi objek wisata?

a. Ya,

karena………,,,,,,,,,,,,,,,,,………

……

b. Tidak,

(5)

62 karena………

4. Menurut anda seperti apakah lokasi yang dinyatakan sesuai untuk dilakukan ekowisata?

a. Memiliki panorama yang indah dan alami b. Memiliki habitat dan ekosistem beragam c. Memiliki keunikan dan ciri khas

d. Adanya sarana dan prasana

e. Lainnya………

5. Menurut anda fasilitas seperti apa saja yang diperlukan untuk suatu lokasi yang dinyatakan sesuai untuk ekowisata?

a. Akomodasi (penginapan dan rumah makan) b. Aksesibilitas

c. Atraksi wisata dan edukasi

d. Vegetasi mangrove dan habitat satwa

e. Lainnya………

6. Menurut anda seberapa penting keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata dan apakah alasannya?

a. Penting,

karena………

b. Tidak,

karena………

7. Jika menurut anda penting, seperti apakah keterlibatan masyarakat tersebut?

a. Sebagai pemandu wisata/tour guide b. Penjual makanan

c. Penyedian penginapan d. Pedagang souvenir ,

e. Lainnya………

8. Menurut anda apa yang dapat dikembangkan dari kawasan hutan mangrove Ra’ra untuk dijadikan ekowisata?

a. Keindahan pemandangan alamnya b. Upacara-upacara adat

c. Wisata petualang

(6)

63 d. Keanekaragaman satwa dan tumbuhan

e. Lainnya………

9. Apabila akan dikembangkan sebagai objek wisata, sarana dan prasana apa saja yang harus diadakan atau ditambah?

a. Perbaikan jalan

b. Perbaikan saran ibadah

c. Pengadaan sarana transportasi d. Pengadaan penjualan souvenir e. Pengadaan penginapan

f. Pengadaan rumah makan

g. Lainnya………

10. Apa harapan anda kedepannya dengan adanya pengembangan ekowisata di hutan mangrove Bawalipu?

a. Membuka lapangan kerja baru b. Menambah pendapatan daerah

c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

d. Kawasan hutan mangrove Blanakan menjadi terkenal

e. Lainnya………

(7)

64 F. Wawancara dan Observasi

Nama :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin : Daerah Asal : Tingkat Pendidikan :

Pekerjaan :

1. Menurut Bapak/Ibu, potensi–potensi apa saja yang dimiliki ekowisata mangrove sebagai daya tarik wisatawan?

Jawab:………

……….

2. Potensi apa saja yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dari ekowisata mangrove desa Bawalipu?

Jawab:………

………

3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang menjadi kekuatan dari kawasan ekowisata mangrove desa Bawalipu?

Jawab:………

………

4. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang menjadi kelemahan dari kawasan ekowisata mangrove desa Bawalipu?

Jawab:………

………

(8)

65 D. Pertanyaan Untuk Masyarakat Lokal

Nama :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin : Daerah Asal : Tingkat Pendidikan :

Pekerjaan :

1. Apakah Bapak/Ibu/Sdr/(i) mengetahui perkembangan dalam pengelolaan ekowisata mangrove?

Jawab:………

2. Menurut Bapak/Ibu/Sdr/(i) dengan adanya ekowisata mangrove ini apakah mendatangkan manfaat yang dapat dirasakan penduduk atau wisatawan setempat?

Jawab:……….

3. Dengan adanya ekowisata mangrove apa pengaruh terhadap lingkungan sekitar?

Jawab:………

4. Menurut Bapak/Ibu/Sdr/(i) dengan adanya ekowisata ini apakah mendatangkan manfaat yang dapat dirasakan penduduk atau wisatawan setempat?

Jawab:………

5. Bagaimana saran-saran Bapak/Ibu/Sdr/(i) bagi pengembangan ekowisata mangrove pada masa yang akan datang agar banyak dikunjungi?

Jawab:………

(9)

66 Lampiran 2. Analisis CItra

A. Download Citra

1. Penentuan Lokasi Tahun Akuisisi 2021

2. Pemilihan Jenis Citra Sentinel 2A dan Persentase Tutupan Awan 20%

(10)

67 3. Pemilihan Foto Citra Sentinel 2A dengan Tutupan A

4. Wan 20%

B. Koreksi Atmosferik

1. Koreksi Atmosferik dengan Aplikasi QGIS

(11)

68 2. Hasil Koreksi Atmosferik dengan Aplikasi QGIS

C. Analisis NDVI Vegetasi untuk Melihat Kerapatan Vegetasi (Penentuan Stasiun) 1. Memanggil data citra ke dalam aplikasi ArcGIS 10.8 yang telah dikoreksi

atmosfir sebelumnya.

2. Memasukkan Rumus Perhitungan NDVI

(12)

69 3. Hasil Analisis NDVI Kerapatan Vegetasi

D. Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification) untuk Melihat Tutupan Vegetasi Mangrove.

1. Komposit Band NIR, SWIR, dan RED dan Stelah itu dilakukan Cropping Citra

(13)

70 2. Penentuan Region tiap Pixel Warna (Keterwakilan)

3. Classification Supervised_Maximum Likelihood Standard

(14)

71 4. Hasil Klasifikasi Terbimbing (Classification Supervised)

E. Layouting Peta (Tapahan Penyelesaian) 1. Overlay Tutupan Vegetasi Mangrove

(15)

72 2. Memasukkan Unsur-unsur (Judul, Skala, Legenda, Sumber, Pembuat) Peta

(16)

73 Lampiran 3. Data Mangrove

Data Ketebalan Mangrove di Kawasan Wisata Desa Bawalipu

Stasiun Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Ketebalan mangrove

1 80 85 90 92 100 447

2 88 90 90 95 100 463

3 90 94 96 100 100 480

Data Jenis Mangrove di Kawasan Wisata Desa Bawalipu No Stasiun Jumlah Pohon

1 1 121

2 2 162

3 3 118

Data Kerapatan Mangrove di Kawasan Wisata Desa Bawalipu No Stasiun Kerapatan Mangrove

1 1 54

2 2 36

3 3 76

Data Biota Mangrove di Kawasan Wisata Desa Bawalipu

Stasiun Biota

1 Kepiting laga, kepiting ungu, ikan gelodok, kepiting pemanjat, kepiting pertapa darat, burung

2 Ikan gelodok dan moluska

3 Ikan gelodok dan moluska

(17)

74 Lampiran 4. Data Pasang Surut di Kawasan Wisata Mangrove Desa Bawalipu

No Pukul Pasang Tinggi

Pasang Rendah

Pasang

Surut Fpengali MSL

1 16.00 6.20 6.40 9.4 1 9.4 1.9862

2 17.00 8.60 8.80 13 0 0 1.9862

3 18.00 12.10 12.20 18.2 1 18.2 1.9862

4 19.00 14.50 14.60 21.8 0 0 1.9862

5 20.00 16.60 16.80 25 0 0 1.9862

6 21.00 18.20 18.30 27.35 1 27.35 1.9862

7 22.00 17.80 18.00 26.8 0 0 1.9862

8 23.00 16.90 17.10 25.45 1 25.45 1.9862

9 00s.00 14.90 15.10 22.45 1 22.45 1.9862

10 01.00 13.20 13.30 19.85 0 0 1.9862

11 02.00 12.60 12.70 18.95 2 37.9 1.9862

12 03.00 11.40 11.50 17.15 0 0 1.9862

13 04.00 12.30 12.40 18.5 1 18.5 1.9862

14 05.00 13.80 14.00 20.8 1 20.8 1.9862

15 06.00 15.00 15.20 22.6 0 0 1.9862

16 07.00 16.50 16.70 24.85 2 49.7 1.9862

17 08.00 18.10 18.20 27.2 1 27.2 1.9862

09.00 18.40 18.60 27.7 1 27.7 1.9862

19 10.00 17.00 17.00 25.5 2 51 1.9862

20 11.00 14.60 14.90 22.05 0 0 1.9862

21 12.00 12.80 12.90 19.25 2 38.5 1.9862

22 13.00 9.50 9.70 14.35 1 14.35 1.9862

23 14.00 6.80 7.00 10.3 1 10.3 1.9862

24 15.00 5.80 6.00 8.8 2 17.6 1.9862

25 16.00 5.50 5.70 8.35 0 0 1.9862

26 17.00 6.40 6.60 9.7 1 9.7 1.9862

27 18.00 9.10 9.20 13.7 1 13.7 1.9862

28 19.00 12.00 12.40 18.2 0 0 1.9862

29 20.00 14.00 15.10 21.55 2 43.1 1.9862

30 21.00 17.30 17.50 26.05 0 0 1.9862

31 22.00 18.90 19.00 28.4 1 28.4 1.9862

32 23.00 19.10 19.30 28.75 1 28.75 1.9862

33 00.00 17.50 17.65 26.325 0 0 1.9862

34 01.00 15.60 15.50 23.35 1 23.35 1.9862

35 02.00 13.10 13.20 19.7 0 0 1.9862

36 03.00 11.48 11.65 17.305 0 0 1.9862

37 04.00 10.20 10.30 15.35 1 15.35 1.9862

38 05.00 10.40 10.60 15.7 0 0 1.9862

39 06.00 11.30 11.60 17.1 1 0 1.9862

(18)

75 Lampiran 5. Jenis Biota pada Ekosistem Mangrove

(a) Chicoreus capucinus (b) Anadara granosa (c)cerithidea cingulate

(d) Nerita articulate (e) Telescopium Telescopiu (f) Cerithium columna

(g) Terebralia sulcate (h)

(19)

76 Crustacea di kawasan wisata mangrove di Desa Bawalipu

(a) Kepiting laga (Uca sp) (b) Kepiting mangrove (c) Kepiting mangrove (Parathelphusa convexa) (Episesarma sp)

Ikan di kawasan wisata mangrove di Desa Bawalipu

(20)

77 Jenis burung yang terdapat di kawasan wisata mangrove di Desa Bawalipu

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan Bagan Percut berpotensi untuk dijadikan ekowisata pengamatan burung dan edukasi mangrove, untuk itu penting dilakukan pengamatan burung air yang

Kawasan ekowisata hutan mangrove Baros mempunyai potensi yang meliputi : kawasan mangrove, lahan budidaya pertanian, muara sungai opak, area wisata edukasi,

Dengan adanya manfaat tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian mengenai potensi hutan mangrove untuk pengembangan kawasan ekowisata dengan menilai tingkat kesesuaian kawasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi ekowisata di ekosistem mangrove Kawasan PPN Untia adalah Kawasan mangrove termasuk dalam kategori sesuai untuk dijadikan

mangrove Bandar Bakau Dumai juga tergolong tinggi untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata, pada kawasan ini terdapat 7 jenis satwa, yaitu: burung, ikan,

Sedangkan untuk sikap masyarakat terhadap keberadaan mangrove untuk dijadikan kawasan ekowisata mangrove, dari 30 responden yang dilakukan wawancara sebanyak 47%

Menganalisis Komponen Prioritas Berbasis Ekowisata Berdasarkan Preferensi Stakeholder Guna Mempersiapkan Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten

Kajian Pengelolaan Ekosistem Mangrove pada kawasan Hutan Lindung di Desa Dabong, Kecamatan kubu, Kabupaten kubu Raya, Kalimantan Barat.. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian