• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh model pembelajaran CIRC berbantuan audio visual terhadap keaktifan dan hasil belajar materi sistem pernafasan pada kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh model pembelajaran CIRC berbantuan audio visual terhadap keaktifan dan hasil belajar materi sistem pernafasan pada kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERBANTUAN AUDIO VISUAL TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI

SISTEM PERNAFASAN PADA KELAS VIII SMPN 8 PALANGKA RAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH:

ZAHIDAH NAUFAL IRBAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

TAHUN 2021 M/1442 H

(2)

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERBANTUAN AUDIO VISUAL TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL

BELAJAR MATERI SISTEM PERNAFASAN PADA KELAS VIII SMPN 8 PALANGKA RAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ZAHIDAH NAUFAL IRBAH NIM. 1701140485

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

TAHUN 2021 M/1442 H

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii MOTTO

“Ilmu Pengetahuan itu bukanlah yang dihafal, melainkan yang memberi manfaat”

(Mengutip dari Imam Syafi‟i)

(8)

viii

PERSEMBAHAN

ِمْي ِح َّرلا ِن ٰمْح َّرلا ِ هاللّٰ ِمْسِب

Skripsi ini aku persembahkan kepada:

1. Skripsi ini saya persembahkan untuk ayah dan ibu yang telah mengisi dunia saya dengan begitu banyak kebahagiaan. Segala perjuangan saya hingga titik ini tak lepas dari doa, dukungan, cinta kasih dari ayah dan ibu yang senantiasa menyertai setiap langkah saya.

Terimakasih atas semua cinta yang ayah dan ibu berikan, terimakasih telah menjadi orang tua yang sempurna, terimakasih selalu ada, terimakasih selalu menjaga saya dalam doa-doa ayah dan ibu serta selalu mendukung apapun yang saya lakukan, terimakasih selalu memperjuangkan apapun itu demi anak mu mengejar impian dan cita-cita. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk setiap kepercayaan yang diberikan.

2. Kepada kakak-kakak saya Wahidah Nur Baitin M. Pd, Rahmah Hidayatul Amini S. Pd, Robino S. Kep. Ns. Terimakasih selalu mendukung setiap langkah pengerjaan skripsi ini hingga selesai, terimakasih selalu memotivasi saya ketika saya kurang semangat kalian selalu hadir memberikan semangat dan yang pasti kalian selalu membantu dan memberikan pencerahan ketika saya sudah kebingungan harus bagaimana. Terimakasih selalu mendoakan saya agar apa yang saya kerjakan selalu lancar.

3. Kepada seseorang yang spesial terimakasih selalu mendukung, selalu perhatian, selalu ada, selalu mendoakan sehingga apa yang saya kerjakan lancar, terimakasih atas kebaikan yang selalu diberikan. Kamu adalah salah satu support system terbesar dalam proses pengerjaan skripsi saya.

4. Kepada teman-teman saya terimakasih banyak karena selalu membantu dan selalu ada untuk saya. Terimakasih atas kenangan kita selama 4 tahun berkuliah bersama dan juga dikelas yang sama dengan keluh kesah serta bahagia kita lalui bersama. Semoga kita dapat selalu berkomunikasi meskipun kita telah lulus.

(9)

ix

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERBANTUAN AUDIO VISUAL TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAFASAN PADA KELAS VIII SMPN 8 PALANGKA RAYA

ABSTRAK

Latar belakang Peneliti melakukan penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi terhadap guru Biologi kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya, menyatakan bahwa keaktifan peserta didik sangat bervariasi, ada yang aktif dan ada pula yang kurang aktif bahkan tidak aktif. Menurut guru yang bersangkutan, hasil belajar peserta didik masih sangat rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC berbantuan media audio visual terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam proses belajar dan keterterapan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap keaktifan dan hasil belajar di kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain Nonequivalent Control Group design. Sampel penelitian ini adalah 65 peserta didik. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah tes (pretest dan post test) dan non test ( angket, wawancara dan dokumentasi). Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar angket keaktifan belajar, lembar soal tes dan lembar observasi keterterapan model pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis instrumen, perhitungan N-Gain dan uji hipotesis dengan uji T.

Berdasarkan hasil perhitungan data, diperoleh bahwa adanya pengaruh model pembelajaran CIRC berbantuan media audio visual terhadap kekaktifan dan hasil belajar peserta didik. Pada bagian keterterapan, keaktifan dan hasil belajar peserta didik sebelum diberikan perlakuan sangat kurang, setelah diberikan perlakuan mengalami kemajuan yang sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peneliti telah menerapkan model pembelajaran CIRC berbantuan media audio visual terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik di kelas VIII.7 SMPN 8 Palangka Raya dengan sangat baik.

Kata Kunci : keaktifan, hasil belajar, keterterapan model pembelajaran CIRC

(10)

x

THE EFFECT OF AUDIO VISUAL ASSISTED CIRC LEARNING MODEL ON ACTIVENESS AND LEARNING OUTCOMES OF RESPIRATORY SYSTEM MATERIAL IN CLASS VIII OF SMPN 8

PALANGKA RAYA

ABSTRACT

The baground of the researchers conducting this research was based on the results of interviews and dokumentation of the VIII grade biology teacher at SMPN 8 Palangka Raya, Stating that the activeness of students varies widely, some are active and some are less active or even inactive. According to the teacher concerned, student learning outcomes are still very low. The purpose of this study is to determine whether there is an effect of using the media-assisted CIRC learning model audiovisual on the activeness and learning outcomes of students in the learning process and how the model is applied CIRC learning assited by audiovisual media on activeness and learning outcomes in class VIII SMPN 8 Palangka Raya.

This research uses quantitative methods with design Nonequivalent Control Group design. The sample of this study was 65 students. The data collection technique in this study was a test (pretest and post test) and non test (interview, questionnaire and documentation). The researcg instrument used was a learning activeness questionnaire sheet, test question sheets and learning model applied abservation sheets. The data analysis technique used is instrument analysis, calculation of N-Gain and hypothesis testing with the T test.

Based on the results of data calculations, it is found that there is an influence of the CIRC learning model assisted by audio visual media on the activeness and learning outcomes of students. In the application section, the activeness and the learning outcomes of students before being given treatment is very lacking, after being given the treatment the progress was very good.

Likewise for learning outcomes, the leaning outcomes of students have progressed. So, it can be concluded that the researcher has implemented a learning model assisted by audio visual media to the activeness and learning outcomes of students in class VIII.7 at SMPN 8 Palangka Raya very well.

Keywords: activeness, learning outcomes, applied learning model CIRC

(11)

xi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, taufik serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Audio Visual Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Materi Sistem Pernafasan Pada Kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya” sesuai dengan yang diharapkan. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Khairil Anwar, M.Ag Rektor IAIN Palangka Raya yang telah memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Ibu Dr. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Nurul Wahdah, M.Pd Wakil Dekan Bidang Akademikyang telah membantu proses akademik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Ibu Dr. Atin Supriatin, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Rayayang telah membantu proses akademik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ibu Nanik Lestariningsih, M.Pd Ketua Program Studi Tadris Biologi sekaligus Pembimbing Akademik yang sudah dengan sabar membimbing, menasehati, dan memotivasi penulis sejak awal perkuliahan hingga saat ini.

(12)

xii

6. Ibu Hj. Nurul Septiana, M. Pd Pembimbing I dan Ibu Ayatusa‟adah, M.Pd Pembimbing II yang selama ini selalu memberikan motivasi dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai harapan.

7. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya yang telah dengan ikhlas memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama di bangku kuliah.

8. Bapak H. Ahmadi, S.Pd kepala sekolah SMPN 8 Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Helmi Tara M.Pd wakil kepala sekolah sekaligus guru Biologi SMPN 8 Palangka Raya yangbanyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang tak bisa disebutkan satu-satu yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi.

Akhir kata, semogaAllah SWT senantiasa membalas semua perbuatan baik yang pernah dilakukan dengan senantiasa memberikan rahmat dan ridho-Nya dalam kehidupan kita baik didunia maupun di akhirat. Semiga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palangka Raya, Mei 2021

Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI ...

iii

NOTA DINAS ...

iv

PENGESAHAN SKRIPSI ...

v

PERNYATAAN ORISINALITAS ...

vi

MOTTO ...

vii

PERSEMBAHAN ...

viii

ABSTRAK ...

ix

ABSTRACT ...

x

KATA PENGANTAR ...

xi

DAFTAR ISI ...

xiii

(14)

xiv

DAFTAR TABEL ...

xvii

DAFTAR GAMBAR ...

xix

DAFTAR LAMPIRAN ...

xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

1

B. Identifikasi Masalah ...

6

C. Batasan Masalah ...

7

D. Rumusan Masalah ...

7

E. Tujuan Penelitian ...

8

F. Manfaat Penelitian ...

8

G. Definisi Operasional ...

9

H. Sistematika Penulisan ...

10

(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis ...

12

1. Model Pembelajaran ...

12

2. Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) ...

13

3. Media Audio Visual ...

18

4. Keaktifan dalam Pembelajaran ...

23

5. Hasil Belajar ...

25

6. Materi Pembelajaran ...

31

B. Penelitian yang Relevan ...

47

C. Kerangka Berpikir ...

49

D. Hipotesis Penelitian ...

51

BAB III METODE PENELITIAN

(16)

xvi

A. Desain Penelitian ...

53

B. Populasi dan Sampel ...

54

1. Populasi ...

54

2. Sampel ...

55

C. Variabel Penelitian ...

57

1. Variabel Bebas (Variabel Independen) ...

57

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen) ...

57

D. Teknik Pengambilan Data ...

57

1. Tes ...

58

2. Non Tes ...

59

E. Instrumen Penelitian ...

60

(17)

1. Lembar Angket Keaktifan Belajar ...

61

2. Lembar Soal Tes ...

61

3. Lembar Observasi Keterterapan Model Pembelajaran...

62

F. Teknik Analisis Data ...

62

1. Analisis Instrumen ...

62

2. Perhitungan N-gain ...

66

3. Uji Persyaratan Analisis Data ...

69

4. Uji Hipotesis ...

71

G. Jadwal Penelitian ...

73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...

80

(18)

xviii

1. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keaktifan Peserta Didik ...

80

2. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audiovisual terhadap Hasil Belajar Peserta Didik ...

84

3. Keterterapan Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audio visual terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar ...

93

B. Pembahasan ...

99

1. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keaktifan Peserta Didik ...

99

2. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audiovisual terhadap Hasil Belajar Peserta Didik ...

102

3. Keterterapan Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media

Audiovisual terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar ...

107

BAB V PENUTUP

(19)

A. Simpulan ...

110

B. Saran ...

110

DAFTAR PUSTAKA ...

112

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 53

Tabel 3.2 Data Peserta Didik Kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya ... 55

Tabel 3.3 Data Peserta Didik Kelas VIII.7 dan VIII.8 ... 56

Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Angket Keaktifan Belajar ... 61

Tabel 3.5 Kriteria Validitas Soal ... 63

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket ... 64

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Soal ... 65

Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Soal ... 67

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 68

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 68

Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda ... 70

Tabel 3.12 Interprestasi Daya Pembeda Butir Soal ... 70

Tabel 3.13 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 72

Tabel 3.14 Rekapitulasi Tingkat kesukaran Butir Soal ... 72

Tabel 3.15 Pedoman Kriteria Keaktifan Pesrta Didik ... 74

Tabel 3.16 Kriteria Keterterapan Model Pembelajaran ... 75

Tabel 3.17 Pembagian Skor Gain ... 76

Tabel 3.18 Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain ... 76

Tabel 3.19 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 78

Tabel 4.1 Data Hasil Keaktifan Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 80

Tabel 4.2 Data Hasil Keaktifan Peserta Didik Kelas Kontrol ... 81

(21)

Tabel 4.3 Data Hasil Rata-Rata Per Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83 Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 85 Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ... 87 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 91 Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 92 Tabel 4.9 Hasil Observasi Keterterapan Model Pembelajaran CIRC ... 94

(22)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Pernapasan pada Manusia ... 36 Gambar 2.2 Struktur Organ Pernapasan ... 37 Gambar 2.3 Struktur Pita Suara dalam Laring ... 38 Gambar 2.4 Struktur Paru-paru, Bronkus, Bronkiolus, dan Alveolus ... 39 Gambar 2.5 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut ... 41 Gambar 2.6 Kerangka Berpikir ... 50 Gambar 4.1 Data Hasil Rata-Rata Per Indikator Kekatifan ... 84 Gambar 4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 95 Gambar 4.3 Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ... 97 Gambar 4.4 Rata-Rata Keterterapan Model Pembelajaran CIRC ... 97 Gambar 4.5 Keterterapan Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Keaktifan Peserta Didik ... 99 Gambar 4.6 Keterterapan Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik ... 100

(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 118 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 121 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 127 Lampiran 4 HasilValidasi oleh Validator ... 133 Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ... 145 Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ... 149 Lampiran 7 Hasil Tingkat Kesukaran ... 151 Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket ... 157 Lampiran 9 Angket Keaktifan Belajar ... 159 Lampiran 10 Hasil Angket Keaktifan Belajar ... 161 Lampiran 11 Kisi-Kisi Soal ... 163 Lampiran 12 Soal Pretest dan Posttest ... 164 Lampiran 13 Hasil Pretest dan Posttest ... 173 Lampiran 14 Hasil Jawaban Peserta Didik ... 175 Lampiran 15 Hasil Lembar Kerja Peserta Didik ... 182 Lampiran 16 Hasil Jawaban Peserta Didik ... 184 Lampiran 17 Hasil Uji N-Gain ... 188 Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ... 189 Lampiran 19 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest ... 190 Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis Data ... 191 Lampiran 21 Lembar Observasi ... 192 Lampiran 22 Hasil Observasi ... 193

(24)

xxi

Lampiran 23 Hasil Jawaban Observer ... 195 Lampiran 24 Dokumentasi ... 201

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar yang terjadi di kelas merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Sabri: 2005). Peserta didik yang belajar diharapkan mengalami perubahan dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Tak hanya model pembelajaran saja, guru pun harus memiliki kriteria pembelajaran yang ideal agar terpenuhi nya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu mendorong kreativitas anak serta keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Pembelajaran yang ideal hanya mungkin terjadi jika didukung oleh guru yang ideal. Kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru agar pembelajaran ideal ada 7, yaitu: (1) Sifat, guru harus memiliki sifat yang antusias, memberi rangsangan, mendorong peserta didik untuk maju, (2) Pengetahuan, (3) Apa yang disampaikan (4) Bagaimana mengajar, (5)

(26)

2

Harapan (6) Reaksi guru terhadap peserta didik (7) Manajemen (Suyono, Hariyanto: 2012).

Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor pendorongnya. Salah satu faktor pendorongnya tersebut adalah variasi model pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar peserta didik dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Penggunaan variasi model pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat merangsang keinginan peserta didik untuk mau belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat aktif serta mengalami peningkatan hasil belajar.

Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari- hari. Keaktifan belajar yang muncul dari peserta didik akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar. Maka dari itu, untuk mewujudkan keaktifan peserta

(27)

didik, guru dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar mendapatkan hasil belajar yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di SMP Negeri 8 Palangka Raya, peneliti memperoleh informasi bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan menggunakan metode mengajar yang sudah biasa dilakukan yaitu, misalnya ceramah, diskusi, dan juga tanya jawab. Metode ini kerap kali digunakan oleh guru-guru yang mengajar disana. Media ajar yang sering digunakan adalah gambar, handphone (jika diijinkan), data/ buku paket. Menurut salah satu guru yang mengajar Biologi disana terkhusus kelas VIII, tingkat pemahaman peserta didik bervariasi ada yang sangat memahami (34%), tidak memahami (66%) dikarenakan sebagian peserta didik ada yang main-main saat belajar, hal tersebut lah yang membuat peserta didik tidak memahami secara penuh apa yang disampaikan oleh guru. Dan menurut keterangan guru disana, peserta didik ada yang aktif (25%) dan ada pula yang kurang aktif (35%) bahkan tidak aktif (40%), atau biasa disebut pasif. Pada sekolah ini, guru yang mengajar Biologi kelas VII dan kelas VIII berbeda.

Menurut keterangan guru yang bersangkutan, peserta didik diijinkan menggunakan alat bantu seperti hp, ketika ada instruksi dari guru tersebut.

Biasanya hp digunakan untuk mencari gambar yang belum diketahui oleh peserta didik yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang berlangsung.

Pada penelitian ini, peneliti memilih materi yaitu sistem pernapasan.

Karena, berdasarkan hasil belajar peserta didik pada materi ini ternyata nilai paling rendah. Materi sistem pernapasan adalah proses pertukaran gas yang

(28)

4

terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Tingkat ketuntasan setiap materi pun bervariasi, adapun KKB dari materi sistem pernapasan di sekolah ini adalah 65. Materi sistem pernapasan sangat cocok dipadukan dengan aspek kognitif dan juga aspek afektif peserta didik. Karena, dari segi aspek kognitif dapat ditinjau dari pengetahuan. Sedangkan dari aspek afektif ditinjau dari segi sikap/ attitude yaitu merujuk pada keaktifan peserta didik dalam proses belajar megajar didalam kelas. Karena hal itulah peneliti mengkolaborasikan materi sistem pernapasan dengan keaktifan peserta didik.

Dari uraian permasalahan diatas peneliti telah mengetahui permasalahan yang ada disekolah khususnya kelas VIII, maka peneliti memberikan solusi model pembelajaran yang cocok digunakan adalah model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Menurut Lasmiati (2011) mengatakan bahwa metode CIRC merupakan sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis.

Model pembelajaran ini banyak sekali manfaat nya dalam proses belajar mengajar yaitu berupa: model CIRC sangat tepat untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal baik secara individu maupun kelompok hal ini dikarenakan peserta didik dapat memahami makna soal, peserta didik dapat saling mengoreksi, saling membantu satu sama lain, pelaksanaan program yang sederhana dan mudah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang sangat baik. Pada bagian langkah kerjanya pun tidaklah sulit, jadi membuat peserta didik tidak mudah merasa bosan selama pembelajara berlangsung. Model pembelajaran CIRC ini sangat cocok

(29)

disandingkan dengan masalah keaktifan peserta didik serta aspek kognitif yang kurang. Karena, sebagaimana telah disebutkan di paragraf atas. Model pembelajaran ini mengkombinasikan membaca dan menulis dan peserta didik digabungkan kedalam beberapa kelompok, sehingga guru dapat melihat kecakapan peserta didik pada bidang keaktifan serta hasil belajar. Makna aktif disini adalah aktif dalam bekerjasama, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memperhatikan guru dan lain-lain.

Model pembelajaran CIRC yang akan diterapkan pada kelas VIII di SMPN 8 Palangka Raya tak sendirian, melainkan akan dipadukan dengan media belajar yaitu berbantuan media audio visual yang mana audio visual ini dipilih yaitu media animasi. Audio visual terpilih sebagai pasangan dari model pembelajaran CIRC karena, media audio visual tidak pernah diterapkan sebelumnya pada kelas ini dan banyak sekali manfaat nya yaitu:

mempermudah dalam menyajikan serta menerima pembelajaran maupun informasi serta bisa menghindarkan salah pengertian, mendorong rasa ingin tahu karena sifat audio visual yang dibuat semenarik mungkin membuat peserta didik tertarik, melalui penglihatan serta pendengaran bisa mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran, tidak membosankan karena sifatnya yang variatif. Melihat dari manfaat audio visual diatas, maka dari itu audio visual dipilih dalam penelitian ini karena banyak sekali manfaatnya. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, maka dari itu akan dilaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Audio Visual Terhadap Keaktifan Dan

(30)

6

Hasil Belajar Materi Sistem Pernafasan Pada Kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya”.

B. Identifikasi Masalah

1. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran biologi di SMPN 8 Palangka Raya hanya menggunakan metode itu-itu saja, seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab.

2. Tingkat pemahaman peserta didik bervariasi ada yang sangat memahami, tidak memahami dikarenakan sebagian peserta didik ada yang main-main saat belajar, hal tersebut lah yang membuat peserta didik tidak memahami secara penuh apa yang disampaikan oleh guru.

3. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran bervariasi, peserta didik ada yang aktif dan ada pula yang kurang aktif bahkan tidak aktif, atau biasa disebut pasif.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan menggunakan materi sistem pernafasan, karena pada materi ini nilai peserta didik masuk kategori rendah.

2. Penelitian ini dibatasi hanya berfokus pada keaktifan yaitu turut serta melaksanakan tugas, berdiskusi, bertanya, memecahkan soal dan berfokus pada hasil belajar peserta didik.

(31)

3. Menggunakan model pembelajaran CIRC berbantuan audiovisual yaitu media animasi, karena teknik mengajar CIRC berbantuan audio visual yaitu media animasi ini sangat cocok untuk digunakan dan diterapkan disekolah SMPN 8 Palangka Raya.

4. Hasil belajar yang akan diukur pada penelitian ini ditekankan pada aspek kognitif (pengetahuan), yaitu C1 sampai C4.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikemukakan dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap keaktifan peserta didik dalam proses belajar?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses belajar?

3. Bagaimana keterterapan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap keaktifan dan hasil belajar di kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap keaktifan peserta didik dalam proses belajar.

(32)

8

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses belajar.

3. Untuk mengetahui keterterapan model pembelajaran CIRC berbantuan media audiovisual terhadap keaktifan dan hasil belajar di kelas VIII SMPN 8 Palangka Raya..

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi sekolah sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru-guru selaku pendidik sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan keaktifan serta hasil belajar peserta didik.

3. Bagi peserta didik dapat meningkatkan keaktifan serta hasil belajar.

Sehingga peserta didik lebih aktif mengajukan pendapat, bertanya, dan juga menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung.

Dampaknya akan meningkatkan hasil belajar yang signifikan dan adanya perubahan lebih baik.

4. Bagi peneliti berfungsi sebagai menambah pengetahuan dalam membekali diri sebagai calon guru Biologi serta memperoleh pengalaman yang kelak akan dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar.

(33)

5. Bagi pembaca sebagai referensi ketika akan melakukan penelitian dengan model pembelajaran CIRC ini pada pembelajaran Biologi.

G. Definisi Operasional

1. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok).

Yaitu membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif.

2. Media audio visual adalah media yang memiliki unsur suara dan juga unsur gambar. Jenis media ini memiliki keahlian yang lebih baik, sebab meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan juga visual (melihat).

Media Audiovisual adalah suatu alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipakai dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan juga kata yang diucapkan dalam memberi pengetahuan, sikap, dan ide.

3. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada peserta didik sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu sendiri.

(34)

10

4. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Nana Sudjana : 2009)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk menunjukkan rangkaian pembahasan secara sistematis sehingga jelas kerangka penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini, sistematika penulisan terdiri dari 5 bab sebagai berikut.

Pada Bab I pendahuluan terdiri atas latar belakang yang merupakan akar permasalahan (Husein Umar: 2001). Identifikasi masalah untuk mendefinisikan masalah yang ada dan membuat permasalahan tersebut dapat diukur dan diuji. Batasan masalah yang akan diterapkan ketika penelitian.

Rumusan masalah sebagai dasar permasalahan penelitian yang harus diselesaikan ataupun menemukan solusi. Tujuan penelitian sebagai penilaian pencapaian dari hasil penelitian. Manfaat penelitian sebagai harapan dari peneliti untuk pemanfaat tulisan. Definisi operasional sebagai dasar konsep.

Sistematika penulisan sebagai rangkaian pembahasan kerangka penelitian yang akan dialakukan.

Pada Bab II Kajian Pustaka berisi tentang kajian teoretis yang berisi teori-teori dari model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian serta kajian teori dari sub materi yang menjadi bahan dan acuan dalam penelitian ini. Penelitian yang relevan sebagai dasar bahwa penelitian ini sudah

(35)

memiliki referensi atau sudah pernah dilakukan sebelumnya yang berasal dari jurnal dan skripsi. Kerangka berpikir sebagai gambaran dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Hipotesis sebagai sebuah pendapat atau opini yang kebenarannya masih diragukan dan masih harus diuji untuk membuktikan kebenarannya tersebut melalui sebuah percobaan.

Pada Bab III Metode Penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengambilan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah dan pembahasan berupa deskripsi kuantitatif. Pada Bab V Penutup berisi tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran dari peneliti.

(36)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoretis

1. Model Pembelajaran

Sadiman (2008: 7) menjelaskan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Dalam interaksi pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi pembelajaran kepada siswa. Selanjutnya Schramm (dalam Putri, 2011: 20) media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Sudrajat (dalam Putri, 2011: 20) mengemukakan fungsi media diantaranya yaitu:

a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa

b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas

c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan

d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan realistis

(37)

f. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar g. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

kongkrit sampai dengan abstrak.

2. Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)

CIRC merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compositon atau pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis termasuk salah satu pembelajaran tipe cooperative learning.

Berikut adalah beberapa pengertian model pembelajaran CIRC dari berbagai sumber:

a. Menurut Lasmiati (2011) mengatakan bahwa metode CIRC merupakan sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar.

b. Menurut Slavin (2005: 200), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar.

c. Menurut Sutarno, dkk (2010: 1), pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.

d. Menurut Uno dan Muhamad (2011: 115), CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) merupakan salah satu tipe

(38)

14

model pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok). Yaitu membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk membaca dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca yang telah dilakukan.

Model pembelajaran CIRC ini dapat disimpulkan bahwa dikategorikan sebagai pembelajaran terpadu, dimana setiap peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep. Keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka peserta didik yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya, sehingga dapat memunculkan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian model pembelajaran CIRC ini di bantu dengan menggunakan audio visual. Jadi, model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition disingkat CIRC adalah salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa.

Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif. Peserta didik dikondisikan dalam tim-tim

(39)

kooperatif yang kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010: 203).

Belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan belajar mandiri tanpa harus selalu mengandalkan peran guru, karena mereka telah dibagi dalam kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan yang sama (peserta didik dipilih berdasarkan nilai). Dalam pembelajaran model ini guru hanya bertugas untuk memberikan bantuan pada kelompok bila kelompok tersebut belum dapat menyelesaikan tugasnya. Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut (Slavin, 2010: 202-204):

a. Membaca Lisan. Meningkatkan kesempatan peserta didik untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca, dengan membuat para peserta didik membaca untuk teman satu timnya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespon kegiatan membaca peserta didik.

b. Kemampuan Memahami Bacaan. Penggunaan tim-tim kooperatif utuk membantu peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.

(40)

16

c. Menulis dan Seni Berbahasa. Pengembangan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.

Menurut Steven dan Slavin, langkah-langkah yang dilakukan untuk menggunakan model pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut (Huda, 2013: 222):

a. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 peserta didik.

b. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.

c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas.

d. Peserta didik mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok.

e. Guru memberikan penguatan (reinforcement).

f. Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan.

Kelebihan dalam penggunakan model pembelajaran CIRC antara lain sebagai berikut:

a. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) sangat tepat untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.

(41)

b. Dominasi guru dalam proses pembelajaran berkurang.

c. Pelaksanaan program sederhana sehingga mudah diterapkan.

d. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti, karena belajar dalam kelompok.

e. Para peserta didik dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.

f. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal cerita.

g. Peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya.

Sedangkan kekurangan yang ditemukan dalam penggunaan model pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut:

a. Metode ini kurang tepat jika diterapkan pada peserta didik yang kurang bisa membaca akan kesulitan.

b. Jika diterapkan terlalu sering peserta didik akan merasa bosan.

c. Peserta didik merasa jenuh dan lelah jika diminta untuk membaca terlalu banyak.

Begitu banyak kelebihan dari model pembelajaran CIRC ini, terlepas dari kelebihan pasti ada kekurangan. Adapun kekurangan ini dapat diatasi dengan:

a. Kesiapan seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran CIRC harus matang, seperti cara kerja yang jelas, deskripsi hasil akhir yang diharapkan dan juga sistem evaluasi.

(42)

18

b. Guru harus pandai mengatur waktu yang ada dan menguasai kondisi kelas agar pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ini dapat berjalan dengan baik.

c. Menyediakan waktu luang untuk mengetahui kemajuan setiap peserta didik dengan mengevaluasi mereka secara individual sehabis kerja kelompok.

d. Terkait peserta didik yang kurang bisa membaca, maka dalam kelompok anggota kelompok sangat berperan dalam rangka bahu membahu saling membantu agar terjalinnya kerjasama yang baik.

e. Penerapan model pembelajaran CIRC harus menarik agar peserta didik tidak bosan.

f. Bahan bacaan yang cukup dan tidak terlalu banyak agar peserta didik tidak jenuh dan mudah menyerap hasil bacaan nya.

3. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang memiliki unsur suara dan juga unsur gambar. Jenis media ini memiliki keahlian yang lebih baik, sebab meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan juga visual (melihat). Jadi, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah suatu alat bantu audio visual yang berarti bahan atau alat yang dipakai dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan juga kata yang diucapkan dalam memberi pengetahuan, sikap, dan ide. Adapun jenis-jenis media audio visual ialah sebagai berikut:

(43)

a. Audio Visual Murni

Audio-visual murni atau biasa disebut juga dengan audio-visual gerak merupakan media yang bisa menampilkan unsur suara serta gambar yang bergerak, unsur suara atau unsur gambar tersebut berasal dari sebuah sumber. Ada beberapa media yang termasuk dalam media audio visual murni, sebagai berikut:

1) Film Bersuara

Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang dipakai untuk hiburan, contohnya seperti film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Tetapi, film bersuara yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah film sebagai alat pembelajaran.

2) Animasi

Animasi merupakan suatu media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disampaikan dapat bersifat fakta maupun fiktif, dapat bersifat informative, edukatif atau bisa juga instruksional.

3) Televisi

Selain film dan animasi, televisi merupakan media yang menyajikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak didalamnya.

(44)

20

b. Audio Visual Tidak Murni

Audio Visual tidak murni adalah media yang unsur suara dan juga gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Audio-visual tidak murni ini biasa disebut juga dengan audio-visual diam plus suara merupakan media yang menampilkan suara serta gambar diam, contoh seperti Sound slide (Film bingkai suara). Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, sebab suara dan juga rupa berada terpisah, oleh karena itu slide atau filmstrip termasuk media audio visual saja atau bisa juga sebagai media visual diam plus suara.

Teknologi Audio visual merupakan cara untuk menghasilkan atau menyajikan materi yakni dengan memakai mesin-mesin mekanis dan juga elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan juga visual.

Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan penggunaan perangakat keras dalam proses belajar, contohnya seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Fungsi media dalam pembelajaran dalam konteks komunikasi mempunyai fungsi yang sangat luas yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi Edukatif

Menyampaikan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik peserta didik serta masyarakat agar berfikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna dan mengembangkan serta memperluas cakrawala berpikir peserta didik.

(45)

b. Fungsi Sosial

Menyampaikan informasi autentik dalam berbagai bidang kehidupan dan juga konsep yang sama pada setiap orang supaya dapat memperluas pergaulan, pengenalan, pemahaman tentang orang dan adat istiadat serta cara bergaul.

c. Fungsi Ekonomis

Dengan menggunakan media pendidikan pencapaian tujuan bisa dilakukan dengan efisien, penyampaian materi bisa menekan sedikit mungkin pemakaian biaya, tenaga, serta waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan.

d. Fungsi Budaya

Memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan manusia, bisa mewariskan dan juga meneruskan unsur-unsur budaya serta seni yang ada di masyarakat.

Secara umum media audio visual memiliki kelebihan serta kekurangan ialah sebagai berikut:

a. Kelebihan Media Audio Visual

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (Dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3) Mempermudah dalam menyajikan serta menerima pembelajaran maupun informasi serta bisa menghindarkan salah pengertian.

(46)

22

4) Mendorong rasa keingin tahuan , hal ini disebabkan karena sifat audio visual yang menarik dengan gambar yang dibuat semenarik mungkin membuat anak tertarik serta memiliki keinginan untuk mengetahui lebih banyak.

5) Memastikan pengertian yang diperoleh sebab selain dapat menampilkan gambar, grafik, diagram maupun cerita. Sehingga mengekalkan pengertian. Pembelajaran yang diserap melalui penglihatan (visual) sekaligus dengan pendengaran (audio) bisa mempercepat daya serap anak didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.

6) Tidak membosankan, maksudnya ialah karena sifatnya yang variatif, peserta didik dalam pembelajaran tidak merasa bosan, karena sifatnya yang beragam film, tiga dimensi atau empat dimensi, dokumenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif tidak tidak membosankan para peserta didik.

b. Kekurangan media audio visual

1) Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena media audio visual cendrung tetap di tempat.

2) Jika guru tidak bisa berpartisipasi aktif maka peserta didik akan cenderung menikmati visualisasi serta suaranya saja.

(47)

c. Rancangan Audio Visual

Guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas berusaha untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus mempunyai atau menguasai keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran digunakan dalam rangka untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Adapun contoh media yaitu media audio visual, dan untuk menggunakan media juga ada beberapa tahap yang harus diperhatikan. Berikut tahapan penggunaan media audio visual adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan pengajaran 2) Persiapan guru

3) Persiapan kelas

4) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media 5) Lengkah kegiatan belajar peserta didik

6) Langkah evaluasi pengajaran 4. Keaktifan dalam Pembelajaran

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan padapeserta didik sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan

(48)

24

suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing masing peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Gage and Berliner dalam teori kognitifnya menyatakan bahwa belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Peserta didik

(49)

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti:

sering bertanya kepada guru atau peserta didik lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lainsebagainya. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Menurut Sudjana (2010) keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat dirumuskan dalam beberapa indicator yaitu:

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, b. Terlibat dalam pemecahan masalah,

c. Bertanya kepada peserta didik lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah,

e. Melaksanakan diskusi kelompok,

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya,

g. Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya,

h. Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya.

5. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes

(50)

26

hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh peserta didik menjadi acuan untuk melihat penguasaan peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Sedangkan menurut Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Hal yang serupa diutarakan Sudjana (2010) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran yang umumnya dinyatakan dalam angkaangka.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan test formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada peserta didik. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai.fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksankaan program remedial bagi peserta didik yang belum berhasil.karena itulah, suatu proses belajar engajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran. Dalam hasil belajar

(51)

terdapat beberapa indikator utama hasil belajar peserta didik, sebagai berikut:

a. Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKB).

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Pada bahasan hasil belajar, maka didalam hasil belajar terdapat beberapa aspek yang menunjang hasil belajar, yaitu sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Tahapan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari.

2) Pemahaman (Comprehension)

Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman dimaksud sebagai sebuah kemampuan memahami materi tertentu.

(52)

28

3) Penerapan (Application)

Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya.

5) Sintesis (Synthesis)

Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk memproduksi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif ini adalah evaluasi. Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai „manfaat‟ suatu benda atau suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas.

Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Kognitif adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan,

(53)

memperkirakan, menduga, dan menilai (Chaplin : 2002). Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai peserta didik dan sebagainya.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

b. Aspek Afektif

Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang berbeda-beda. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai masing-masing.

Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat akan diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Adapun ranah afektif terdiri atas lima level yaitu:

(54)

30

1) Receiving

Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus, misalkan aktivitas dalam kelas, buku atau musik.

2) Responding

Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.

3) Valuing

Valuing merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.

4) Organization

Organization merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai membangun sistem internal yang konsisten.

5) Characterization

Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.

Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri dan nilai.

(55)

1) Sikap. Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapi (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negative terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif.

2) Minat. Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untukmemperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan ketrampilan untuk tujuan perhatian dan pencapaian.

3) Konsep diri. Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan diri sendiri (Smith dalam Mardapi, 2004).

4) Nilai. Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004).

6. Materi Pembelajaran

Sistem pernapasan adalah sekumpulan jaringan organ yang membantu tubuh bernapas. Sistem pernapasan membantu tubuh menyerap oksigen dari udara dan membuang gas sisa seperti karbondioksida dari darah. Pada umumnya, manusia dapat bernapas sekitar 17 ribu kali dalam sehari. Selama bernapas, udara terus keluar dan

(56)

32

masuk melalui organ-organ pernapasan. Manusia memiliki organ pernapasan yang dilengkapi dengan berbagai komponen yang dapat membantu manusia untuk dapat memasukkan udara yang bersih dan suhu yang sesuai dengan keadaan di dalam paru-paru. Sebagaimana telah diterangkan dalam Al Qur‟an yaitu Surah Al-An‟am ayat 125, sebagai berikut:

ِْلِل هَرْدَص ْحَرْشَي وَيِدْهَّ ي ْنَا ُهّللّا ِدِرُّي ْنَمَف اًجَرَح اًقِّيَض هَرْدَص ْلَعَْيَ وَّلِضُّي ْنَا ْدِرُّي ْنَمَو ِِۚم َلْس

َنْوُ نِمْؤُ ي َلَ َنْيِذَّلا ىَلَع َسْجِّرلا ُهّللّا ُلَعَْيَ َكِلهذَك ِِۗء ۤاَمَّسلا ِفِ ُدَّعَّصَي اََّنََّاَك

Artinya : Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman (Q. S Al-An‟am:125)

Tafsir atau makna dari surah Al-an‟am adalah “Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (memeluk) Islam”. Yaitu memudahkan jalan baginya untuk memeluk Islam, memberinya semangat, serta melancarkannya untuk memeluknya; hal ini merupakan alamat kebaikan bagi orang yang bersangkutan (Tafsir Ibnu Katsir). Tafsir Al-Muyassar (Kementrian Agama Saudi Arabia), barangsiapa yang dikehendaki oleh

(57)

Allah untuk dibimbing ke jalan yang benar maka dilapangkan dadanya untuk menerima agama Islam dengan sukarela. Dan barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diabaikan dan tidak dibimbing ke jalan yang benar maka disempitkan dadanya sehingga tidak bisa menerima kebenaran. Keadaannya seperti orang yang naik ke langit yang tinggi hingga susah bernapas. Dan sebagaimana Allah memberikan kondisi yang sangat sempit itu kepada orang yang tersesat, Dia juga memberikan azab yang berat kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya.

Jadi, simpulan dari kedua tafsir diatas adalah barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk dibimbing ke jalan yang benar maka dilapangkan dadanya untuk menerima agama Islam dengan sukarela, begitupun sebaliknya. Yaitu memudahkan jalan baginya untuk memeluk Islam, memberinya semangat, serta melancarkannya untuk memeluknya, hal ini merupakan alamat kebaikan bagi orang yang bersangkutan.

a. Struktur dan Fungsi Sistem Pernapasan Manusia

Respirasi adalah proses pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Ada tiga proses dasar dalam respirasi manusia. (1) Bernapas atau ventilasi paru-paru, merupakan proses menghirup udara (inhalasi) dan mengembuskan udara (ekhalasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. (2) Respirasi eksternal, merupakan pertukaran gas-gas antara alveolus paru-paru dengan darah di dalam pembuluh kapiler paru-paru. Pada proses tersebut darah dalam pembuluh kapiler

(58)

34

mengikat O2 dari alveolus dan melepaskan CO2 menuju alveolus. (3) Respirasi internal, merupakan pertukaran gas-gas antara darah di dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh. Pada proses tersebut darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Di dalam sel tubuh, O2 digunakan untuk reaksi metabolisme tubuh, selama proses ini dihasilkan energi berupa ATP dan sisa metabolisme berupa CO2. Proses yang terjadi di dalam sel tersebut disebut dengan respirasi seluler.

1) Organ Pernapasan Manusia

Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tekak), laring (ruang suara), trakea (tenggorokan), bronkus, dan paru-paru. Organ penyusun sistem pernapasan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan struktur maupun fungsinya. Secara struktural, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. a) Sistem pernapasan bagian atas, meliputi hidung dan faring. b) Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. (1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru. Bagian penghubung, meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus.

Fungsi dari bagian penghubung yaitu menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara serta menyalurkan

(59)

udara menuju paru-paru. (2) Zona respirasi, tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.

Gambar 2.1 Sistem Pernapasan pada Manusia a) Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan dengan udara luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka. Rambut- rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan udara yang masuk ke paru- paru.

(60)

36

b) Faring

Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Dinding faring, tersusun atas otot rangka yang dilapisi oleh membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.

Gambar 2.2 Struktur Organ Pernapasan c) Laring

Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel- sel epitel, berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan makanan atau minuman. Apabila ada partikel kecil seperti

(61)

debu, asap, makanan, atau minuman yang masuk ke dalam laring akan terjadi refleks batuk, yang berfungsi untuk mengeluarkan partikel tersebut dari laring.

Udara yang melewati laring dapat menggetarkan pita suara, sehingga dihasilkan gelombang suara. Gelombang suara ini dapat diatur untuk menghasilkan berbagai bunyi dengan cara mengatur kolom udara pada faring, rongga hidung, dan mulut. Tinggi rendahnya suara dikontrol oleh tegangan pita suara. Apabila pita suara tegang akibat tertarik oleh otot, pita suara akan bergetar lebih cepat dan dihasilkan nada suara yang tinggi. Berkurangnya tegangan pada pita suara akan menyebabkan pita suara bergetar lebih lamban, sehingga menghasilkan nada suara yang rendah.

Akibat adanya hormon androgen (hormon kelamin pria), pita suara pada pria biasanya lebih tebal dan lebih panjang, sehingga pita suara akan bergetar lebih lamban. Hal ini yang menyebabkan nada suara pria memiliki rentang nada yang lebih rendah daripada rentang nada suara wanita.

Gambar 2.3 Struktur Pita Suara dalam Laring

Referensi

Dokumen terkait

keterampilan. Ini berarti bahwa belajar melibatkan kemampuan dasar manusia, yaitu kemampuan bergerak, berbicara, dan kemampuan berpikir. Jenjang pendidikan dasar, khususnya

Beberapa hal yang dilakukan di PPSDM MIGAS ini adalah Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi;

Hal ini menunjukan bahwa penggunaan strategi mind map dan reward dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS materi teknologi produksi, komunikasi dan

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan pem- belajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Bocor dengan indikator kiner- ja penelitian di antaranya:

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Hasil penelitian menemukan bahwa hasil Maturity Level Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berada pada level Defined dimana perusahaan telah memahami

Di samping itu, semua peserta perkhemahan perlu sentiasa menjunjung nilai permuafakatan dalam melaksanakan setiap aktiviti yang dijalankan bagi mencapai kejayaan yang cemerlang,

Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa pelaksanaan pengangkatan anak di Desa Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap dalam perspektif hukum Islam adalah tidak sah, apabila