Ketua : Dwi Pujiastuti
Pembimbing: Daz Edwiza
Anggota : Meli Muchlian
6/16/2008
Penentuan Tinggi dan Waktu Tempuh Penjalaran
Gelombang Tsunami
Menggunakan Model Numerik Linier TUNAMI N1
di Pantai Kabupaten Padang Pariaman dan Kota
Pariaman
Sumatera Barat
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas
PENDAHULUAN
DAMPAK TSUNAMI (TAHUN 1833)
DI KAB. PADANG PARIAMAN DAN KOTA PARIAMAN
SUMATERA BARAT
PENENTUAN TINGGI DAN WAKTU TEMPUH
SERTA PEMODELAN PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMI
EARLY WARNING SYSTEM
BATASAN
MASALAH
1.
Sistem koordinat derajat dan UTM
(
Universal
Tranvers Mercator
)
2.
Jarak antar grid 810 m
3.
Data Batimetri
GEBCO
“(
General Bathymetric Chart of the Oceans
)”
Data Topografi
SRTM
“
(
Shuttle Radar Topography Mission
)”
4.
Model Numerik Tsunami Linier
TUNAMI N1
5.
Daerah tinjauan Kab. Padang Pariaman dan Kota
Pariaman (S. Limau, Pariaman Tengah, Ketaping)
Tsunami Rangkaian gelombang laut yang menjalar
PENYEBAB TIMBULNYA TSUNAMI
Aktivitas vulkanik
Gempa bumi bawah laut
Faults: Dip Slip
Longsoran bawah laut
I . Kondisi awal /(dislokasi di dasar laut) II. Terbentuk gelombang tsunami
Mekanisme pembangkitan
tsunami
Post processing
Post processing
Processing (running program)
Processing (running program)
Pre processing
Pembuatan file input data kedalaman laut dan ketinggian daratan
Luas daerah kajian
Menentukan batas daerah kajian
SRT M
SRT M
Data topografi & batimetri
&
Pengolahan data topografi dan garis
pantai
Menginterpolasi data topo+gp+bati
Menampilkan data numerik Penyimpanan data
}
A. Penentuan Pusat gempa
Lokasi Domain Jarak GridDX=DY Ukuran Grid Koordinat
SUMATERA
BARAT A 810 540 × 630 97,94
o - 101,98 BT
0,085o - 4,80o LS
B. Initial Condition
Parameter sesar sumber gempa
Kejadian Xo Yo M HH D L W TH DL RD Skenario 1 99,3 -3,3 7,5 10 1,81 62 31 135 100 80 Skenario 2 99,3 -3,3 8,0 10 3,225 111 55 135 100 80 Skenario 3 99,3 -3,3 8,5 10 9,09 313 156 135 100 80
di mana: Xo Longitude Epicenter (deg), Yo Latitude Epicenter (deg),
M Magnitude (Mw), HH Focal depth (km), D Dislocation (m),
L Panjang fault (km), W Lebar fault (km), TH Strike (derajat),
C. Program linier penjalaran gelombang tsunami
Data Batimetri &
Topograf
Input parameter fault & ukuran grid masing-masing Input parameter fault & ukuran grid masing-masing domain
domain
Penetapan total time model, yaitu 3 jam (10800 detik)Penetapan total time model, yaitu 3 jam (10800 detik) Penentuan titik pasang surut tsunamiPenentuan titik pasang surut tsunami
titik 1
titik 1 Sungai Limau (S 0,51 E 100,05) Sungai Limau titik 2
titik 2 Pariaman Tengah(S 0,65 E 100,09) Pariaman Tengah titik 3
titik 3 Ketaping (S 0,80 E 100,27) Ketaping
Input parameter fault & ukuran grid masing-masing Input parameter fault & ukuran grid masing-masing domain
domain
Penetapan total time model, yaitu 3 jam (10800 detik)Penetapan total time model, yaitu 3 jam (10800 detik) Penentuan titik pasang surut tsunamiPenentuan titik pasang surut tsunami
titik 1
titik 1 Sungai Limau (S 0,51 E 100,05) Sungai Limau titik 2
titik 2 Pariaman Tengah(S 0,65 E 100,09) Pariaman Tengah titik 3
Penyajian grafik pasang surut
Mengkorversi data (.txt) menjadi (.bmp)
Mengkorversi data (.bmp) menjadi (.avi)
Video animasi penjalaran tsunami
Data skenario pemodelan tinggi dan waktu tempuh penjalaran gelombang tsunami
Data skenario pemodelan tinggi dan waktu tempuh penjalaran gelombang tsunami
No. Nama Lokasi
Koordinat Lokasi
Skenario (Mw)
7.5 8 8.5
Lintang
Pemodelan Tsunami Mw 7,5 Pemodelan Tsunami Mw 8
Pemodelan Tsunami Mw 7,5 Pemodelan Tsunami Mw 8
Pemodelan Tsunami Mw 7,5 Pemodelan Tsunami Mw 8
Di daerah pembangkitan, gelombang tsunami menunjukan perubahan ketinggian muka air positif dan negatif dengan lembah gelombang mengadap
daerah pantai barat Pulau Mentawai.
Simulasi model menghasilkan data matrik ketinggian muka air di daerah kajian untuk langkah waktu yang telah ditentukan besarannya. Dalam hal ini, pencetakan
hasil dibuat tiap 20 detik satu data. Dengan demikian, selama kurun waktu 3 jam atau 10.800 detik akan dihasilkan data sejumlah 540 file.
1000 dt setelah gempabumi 4200 dt setelah gempabumi
Skenario Mw 8
1000 dt setelah gempabumi
2240 dt setelah gempabumi
Skenario Mw 8,5
500 dt setelah gempabumi
2300 dt setelah gempabumi
KESIMPULAN
Pada daerah tinjauan pasang surut tsunami, (setelah terjadi
gempa bumi dan sebelum terjadinya tsunami mencapai
pantai) terjadi penurunan muka air laut.
Tinggi gelombang tsunami paling besar
skenario
pemodelan Mw 8,5.
Daerah yang mengalami tinggi gelombang tsunami paling
besar adalah Ketaping (4,50 m), selanjutnya disusul oleh
Pariaman Tengah (3.85 m) dan terakhir Sungai Limau (3,09
m).
Daerah yang paling cepat dihantam gelombang tsunami
adalah Ketaping (2545 detik), selanjutnya disusul oleh
Pariaman Tengah (2659 detik), dan terakhir Sungai Limau
(3057 detik).
Bentuk geometri dan profil pantai juga mempengaruhi tinggi
Gempa Besar
dengan Magnitude
Mw >7
Lokasi di Laut
Kedalaman
dangkal
< 40km.
Terjadi deformasi
Karakteristik Tsunami
Karakteristik Tsunami
Panjang gelombangnya lebih panjang dibandingkan dengan
kedalaman laut
Kecepatan gelombang tergantung pada kedalaman air pusat
terjadinya gangguan seismik, kecepatan gelombang bisa
mencapai 900 km/jam (560 mile/jam dan melambat sampai
kira-kira 50 km/jam (31 mile/jam) saat gelombang mencapai
pantai
Waktu tempuh penjalaran tergantung pada jarak dari pusat
gempa ke pantai
Dampak umumnya ditandai dengan surutnya air pada batas
normal yang menandakan kedatangan gelombang raksasa.
Tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 30 m (yang
UTM
UTM
“UNIVERSAL TRANSVERS MERCATOR”
(SILINDER MELINTANG MERCATOR)
Jarak antar 2 garis bujur = 6 derajat
Zona
CIRI-CIRI PROYEKSI UTM
Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis
meridian dengan lebar 6º yang disebut Zone. ZONE :
Penomoran Zone merupakan suatu kesepakatan yang dihitung dari Garis Tanggal Internasional (IDT) pada Meridian 180º Geografi ke arah Barat - Timur, Zone 1 = 180ºW sampai dengan 174ºW). Wilayah Indonesia dilingkup oleh Zone 46 sampai dengan Zone 54 dengan kata lain dari Bujur 94º E(ast) sampai dengan 141 E(ast)
Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada tengah
bidang proyeksi.
Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang
CIRI-CIRI PROYEKSI
UTM
Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi
pada butir 2 dan 3 dengan interval sama. Jadi, garis pembentuk grid bukan hasil proyeksi dari garis Bujur atau garis Lintang Elipsoid (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis
horizontal di tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan
diproyeksikan sepanjang 999.6 m pada Peta. Catatan : Faktor skala tidak sama dengan skala peta.
Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian Pusat =
Persamaan Gerak
gelombang tsunami diekspresikan
dengan Teori Gelombang Perairan Dangkal (Dean dan
Dalrymple, 1984)
z
y
x
x
P
z
u
w
y
v
v
x
u
u
t
u
xx
xy
xz
1
1
z
y
x
y
P
z
u
w
y
v
v
x
u
u
t
u
xy
yy
yzDengan mengintegrasikan persamaan di atas dari
dasar sampai permukaan menggunakan aturan
Leibnitz
, diperoleh persamaan di bawah yang
terintegrasi (Imamura, 1994)
Persamaan
kontinuitas
0
y
N
x
M
t
h
h
u
udz
M
(
)
h
h
v
vdz
G
R
I
D
D
O
M
A