• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL SANDINGAN UU DAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO.21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH VERSI DPP K SARBUMUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TABEL SANDINGAN UU DAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO.21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH VERSI DPP K SARBUMUSI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TABEL SANDINGAN UU DAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO.21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH VERSI DPP K SARBUMUSI

NO RUMUSAN UU USULAN RUMUSAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN

1 RANCANGAN

2 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

3 NOMOR… TAHUN…

TENTANG

4 SERIKAT PEKERJA PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO.21

TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH 5 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 7

8 Menimbang:

9 a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran baik secara lisan maupun secara tulisan, memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, serta mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum merupakan hak setiap warga negara;

--- Idem ---

10 b. bahwa dalam rangka mewujudkan kemerdekaan berserikat, pekerja/buruh berhak membentuk dan mengembangkan serikat pekerja/serikat buruh yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;

bahwa dalam rangka mewujudkan kemerdekaan berserikat, pekerja/buruh didalam perusahaan dan/atau diluar perusahaan berhak membentuk dan

mengembangkan serikat pekerja/serikat buruh yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis, bertanggung jawab;

CATATAN: Saya setuju

Secara sosiologis ada perubahan terkait definisi Pekerja.

Terjadi fenomena pekerja baru yg tidak pernah terjadi sebelumnya, seperti pekerja platform dan pekerja mandiri lainnya. Pekerja ini perlu diakomodir dalam UU ini.

11 c. bahwa serikat pekerja/serikat buruh

merupakan sarana untuk

memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan dan kesejahteraan pekerja/buruh beserta keluarganya, serta mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan;

--- antara kata “keluarganya” dan “serta”

ditambahkan kalimat: “dan mendorong

tercapainya keberlanjutan perusahaan dimana mereka bekerja”

CATATAN: Saya setuju

Menumbuhkan rasa sense of belonging para pekerja/buruh terhadap perusahaan dimana mereka bekerja.

12 d. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, b, dan

(2)

c perlu ditetapkan Undang-undang tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;

13 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Lanjut Usia;

Ditambahkan setelah kata tentang: Serikat

Pekerja/Serikat Buruh. Disesuaikan isi dan judul Serikt Pekerja/Serikat Buruh.

14

15 Mengingat:

16 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan

Perubahan Pertama Tahun 1999;

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Pasal 22, Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Pertama Tahun 1999;

17 2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1956 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional Nomor 98 mengenai berlakunya Dasar-Dasar daripada Hak untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1050);

--- Idem ---

18 3. Undang-undang nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);

--- Idem ---

19

20 Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIA dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 21

22 MEMUTUSKAN:

23 Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG

SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH. Menetapkan: PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NO.21 TAHUN 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

24

25 BAB I

KETENTUAN UMUM 26

27 Pasal 1

28 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

(3)

29 1. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna

memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

1. Serikat Pekerja/Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di suatu perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna

memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya, serta bertujuan

meningkatkan produktivitas kerja para pekerja anggotanya demi kemajuan perusahaan

Undang-undang no.21 Tahun 2000 masih berparadigma konflik, bukan berparadigma kemitraan, sehingga pengadu dombaan yang terjadi, dan akhirnya memperlemah posisi Serikat Buruh, karena pihak Pengusaha akan menganggap Serikat Pekerja/Buruh adalah sebagai pihak yang memusuhi (trouble maker), bukan sebagai mitra kerja. Oleh karena itu perlu ditambahkan norma untuk

meningkatkan produktivitas kerja para pekerja anggotanya demi kemajuan perusahaan.

Perlu dipertimbangkan penggantian frasa perusahaan menjadi pemberi kerja untuk mengakomodir semua jenis pemberi kerja (seperti UU B{PJS).

CATATAN: Saya sepakat menggunakan frasa Pemberi Kerja untuk mengganti kata

pengusaha, BUKAN kata PERUSAHAAN 30 2. Serikat pekerja/serikat buruh di

perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para

pekerja/buruh di satu perusahaan atau di beberapa perusahaan.

CATATAN: Tetap

31 3. Serikat pekerja/serikat buruh di luar perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para

pekerja/serikat yang tidak bekerja di perusahaan.

Masih didiskusikan

CATATAN:

Tetap seperti ini, tapi harus ditegaskan peruntukannya.

Serikat pekerja/serikat buruh di luar perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para

pekerja/serikat yang tidak bekerja di perusahaan.

Karena serikat buruh/serikat pekerja diliar perusahaan tidak memiliki partner untuk mengadakan perundingan Perjanjian Kerja Bersama.

Belum terdapat kesepakatan bahwa UU ini juga harus melindungi pekerja/buruh yang bekerja diluar perusahaan atau tanpa hubungan kerja.

CATATAN:

Pasal ini sebenearnya membuka peluang bagi pekerja sektor informal yang juga sama sekali belum mendapatkan perlindungan dari UU ini, sehingga pasal harus ditegaskan kembali.

32 4. Federasi serikat pekerja/serikat buruh adalah gabungan serikat pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

33 5. Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh adalah gabungan federasi serikat

pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

(4)

34 6. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah, imbalan atau pendapatan dalam bentuk lain atas produktifitas yang dilakukan.

(seperti pekerja yang bekerja dengan

platform digital, pekerja yang bekerja di luar negeri / pekerja migran Indonesia (PMI) serta pekerja informal atau bukan penerima upah (BPU).

Degan semakin berkembangnya technologi maka para pekerja di era yang akan datang akan sangant tergantung pada aplikasi platform digital, dimana aplikasi ini sebagai alat untuk melakukaan proses bisnis yang menghasilkan produktifitas sehingga pekerja di platform digital harus dilindung sebagai pekerja agar mendapatkan perlindungan jaminan sosial, pendapatan yang layak, keseleamatan kerja dan kebebasan berserikat serta mendapatkan hak dasar lainya.

35 7. Pengusaha adalah : Pemberi Kerja adalah: CATATAN: Kata Pengusaha sebaiknya diganti

dengan Pemberi Kerja agar dapat mengakomodir orang atau badan yang memberi pekerjaan keoada pekerja atau buruh.

36 a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

--- Idem ---

37 b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

--- Idem ---

38 c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

--- Idem ---

39 8. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan

pekerja/buruh dengan memberi upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan memberi upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Perlu merubah definisi perusahaan agar sesuai dengan kebutuhan pekerja platform digital saat ini. Definisi ini menghambat pekerja

membentuk SP/SB utamanya di perusahaan aplikasi platform, karena akibat

kekuranglengkapan definisi, pekerja platform digital tidak masuk sebagai pekerja. Akibatnya jutaan pekerja platform saat ini tidak mendapat perlindungan kerja, UMP, jaminan sosial, tidak bisa berunding secara kolektif dan hak dasar lainnya.

Sulit memasukkan pekerja plat form digital disini, karena mereka mempunyai alat-alat produksi. Berarti pekerja platform digital

(5)

termasuk pengertian pengushaha, jadi mereka tidak dapat membentuk serikat

pekeerja/serikat buruh, karena mereka bukan buruh.

CATATAN: Dengan memasukkan definisi baru dari kata Pekerja Buruh yang

mencakup pekerja platform digital ini maka sudah tidak ada kekhawatiran lagi terkait hak dan kewajiban pekerja platform digital ini. Termasuk pekerja migran Indonesia dan

pekerja informal (bukan penerima upah).

40 9. Perselisihan antar serikat pekerja/antar serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh adalah perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh, dan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh lain, karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan serta pelaksanaan hak dan kewajiban keserikatpekerjaan.

--- Idem ---

10. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan.

--- Idem ---

BAB II

ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh menerima Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

--- Idem ---

(2) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh mempunyai asas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

--- Idem ---

(6)

Pasal 3

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh mempunyai sifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

--- Idem ---

Pasal 4

(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan memberikan

perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/serikat dan keluarganya.

(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan memberikan

perlindungan, pembelaan hak dan

kepentingan, meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/serikat dan keluarganya, mendorong semangat kerja untuk peningkatan produktivitas kerja para pekerja.

CATATAN: Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan meningkatkan produktifitas

perusahaan dan pekerja, memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/serikat dan keluarganya

Adanya perubahan paradigma konsep Serikat Pekerja/Buruh dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang berparadigma konflik, menjadi berparadigma Kemitraan, sehingga pasal-pasal berkaitan dengan tujuan, fungsi, serta hak dan kewajiban juga disesuaikan menjadi

berparadigma kemitraan.

CATATAN: Saya setuju.

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh mempunyai fungsi :

--- Idem ---

a. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan

penyelesaian perselisihan industrial;

--- Idem ---

b. sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya;

--- Idem ---

c. sebagai sarana menciptakan

hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

--- Idem ---

(7)

d. sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya;

--- Idem ---

e. sebagai perencana, pelaksana, dan penanggungjawab pemogokan pekerja/buruh sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

--- Idem ---

f. sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan;

--- Idem ---

g. sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan peningkatan produktivitas kerja para pekerja;

CATATAN: Saya setuju

Menghindari tuduhan pengusaha terhadap serikat pekerja/serikat buruh sebagai “trouble maker”. Menciptakan suasana yang kondusif bagi hubungan kemitraan.

h. sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan Wakil

Pekerja/Buruh duduk dalam Dewan Komisaris atau pengawas, untuk mewakili pekerja/buruh.

CATATAN: Saya setuju

Menumbuhkan rasa memiliki “sense of belonging” bagi para pekerja terhadap perusahaan dimana mereka mendapatkan sumber nafkah hidupnya.

E. membentuk Dewan Kemakmuran

Pekerja/Buruh yang khusus melaksanakan tujuanmeningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/serikat dan keluarganya yang terdiri wakil Konfederasi dan Kadin.

Untuk konfederasi serikat buruh / serikat pekerja diatur lebih lanjut di dalam PP yang menyangkut struktur, proses seleksi

konfederasi serikat Buruh dan serikat pekerja. Sementara Kadin diwakili oleh kompartemen atau federasi sektor usaha yang diatur lebih lanjut melalui PP.

Dewan ini dapat membentuk unit2 usaha seperti koperasi buruh.

Dewan ini perlu dibentuk untuk

melaksanakan tujuan kesejahteran pekerja beserta keluarganya. Karena urusan

kesejahteraan ini harus menjadi wilayah bersama yang harus diperjuangkan antara pekerja buruh dengan pemberi kerja. Serta memberdayakan serikat buruh / sewrikat pekerja agar konsep superior dihilagkan diwilayah kesejahteraan atau kemakmuran ini.

BAB III PEMBENTUKAN

Pasal 5

(1) Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat

pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

(8)

(2) Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh.

(2) Serikat pekerja/serikat buruh ditingkat perusahaan dibentuk oleh sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) orang pekerja/buruh.

CATATAN: Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh di tingkat perusahaan.

Karena sering ketentuan 10 orang ini

digunakan sebagai acuan untuk mendirikan sebuah SP/SB federasi tingkat kabupaten, kota dan nasional. Kemudahan inilah yang sering menjadi pemicu perpecahan (fragmentasi) SP/SB. Perbedaan pendapat sesama pengurus bisa berakibat perpecahan dengan munculnya serikat pekerja baru.

Angka 20 orang sesuai dengan rekomendasi ILO dalam Konvensi 87 dan sekaligus untuk menurunkan fragmentasi SP/SB di Indonesia.

CATATAN: Harus dipertegas pasal2nya dengan menyebutkan lebih rinci tingkatan kepengurusannya.

3. Untuk membentuk kepengurusan ditingkat kabupaten kota, serikat buruh serikat pekerja harus memiliki 5 pengurus di tingkat perusahaan.

Pasal ini diperlukan agar perpecahan dan fragmentasi serikat buruh serikat pekerja dapat dihindari. Sehingga para elit serikat tidak dengan mudah memanipulasi struktur serikat untuk agenda para elit.

Pasal 6

(1) Serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh.

idem

(2) Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) serikat pekerja/serikat buruh.

(2) Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) serikat pekerja/serikat buruh.

2. Federasi Serikat pekerja/serikat buruh bisa dibentuk dan menjadi anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh minimal memiliki 3 kepengurusan di tingkat perusahaan di sebuah kabupaten kota.

3. untuk membentuk Federasi di sebuah Provinsi maka serikat buruh serikat pekerja itu harus memiliki 5 kepengurusan federasi di tingkat kabupaten kota.

Pembentukan Federasi lebih mudah daripada pembentukan Konfederasi. Sekaligus untuk memperpendek jarak pelayanan kepada pekerja/buruh.

CATATAN: Saya setuju

Pasal 7

(9)

(1) Federasi serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi anggota konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

(2) Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) federasi serikat pekerja/serikat buruh.

(2) Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) federasi serikat pekerja/serikat buruh.

CATATAN:

2. Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 4 (empat) federasi serikat pekerja/serikat buruh yang masing-masing federasi tersebar sekurang- kurangnya di 3 provinsi.

Pembentukan Konfederasi lebih sulit daripada pembentukan Federasi. Sekaligus untuk memperpendek jarak pelayanan kepada pekerja/buruh.

Pasal 8

Perjenjangan organisasi serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh diatur dalam anggaran rumah tangganya.

--- Idem ---

Pasal 9

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk atas kehendak bebas pekerja/buruh tanpa tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah, partai politik, dan pihak manapun.

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk atas pilihan pekerja/buruh tanpa tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah, partai politik, dan pihak manapun.

CATATAN: Saya setuju

Frasa “kehendak bebas” diubah menjadi frasa

“pilihan” sesuai dengan terjemahan Konvensi ILO atas frasa “their own choosing”.

Pasal 10

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dapat dibentuk berdasarkan sektor usaha, jenis pekerjaan, atau bentuk lain sesuai dengan kehendak pekerja/buruh.

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dapat dibentuk berdasarkan sektor usaha, jenis pekerjaan, atau bentuk lain sesuai dengan pilihan pekerja/buruh.

CATATAN : Saya setuju

Frasa “kehendak” diubah menjadi frasa

“pilihan” sesuai dengan terjemahan Konvensi ILO atas frasa “their own choosing”.

Pasal 11

(1) Setiap serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

--- Idem ---

(10)

(2) anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya harus memuat :

--- Idem ---

a. nama dan lambang;

b. dasar negara, asas, dan tujuan;

c. tanggal pendirian;

d. tempat kedudukan;

e. keanggotaan dan kepengurusan;

f. sumber dan pertanggungjawaban keuangan; dan

g. ketentuan perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga.

--- Idem ---

BAB IV KEANGGOTAAN

Pasal 12

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku agama, dan jenis kelamin.

--- Idem --- Pemerintah perlu mengkaji ulang pendaftaran SP/SB dengan identitas agama, ras dan suku mengingat pekerja/ buruh di perusahaan terdiri dari multi agama, suku dan ras.

CATATAN:

Saya tidak sependapat dengan argumen ini.

Karena sebenarnya yang lebih penting adalah substansinya. Walaupun

menggunakan nama keagamaan, ras dan suku tetapi tetap menerima keanggotaan yang multi entnis, agama, ras suku. Jadi pemerintah tidak perlu memaslahkan nama serikat butruh serikat pekerja yag seperti itu.

Pemerintah harus menyiapkan sistem aplikasi pencatatan keanggotaan SP SB secara transparan, terbuka, akuntabel, adil dan profesional dengan menggunakan tekno;ogi digital dengan mencantumkan nama buruh pekerja, NIK dan nama

perusahaan tempat bekerja serta data lain yang diperlukan.

Hal ini dimaksudkan agar SP SB tidak saling klaim keanggotaan diantara SP SB. Dan pemerintah memeliki data yang valid atas keanggotan buruh pekerja yang menjadi anggota SP SB.

Pasal 13

Keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh

federasi dan konfederasi serikat pekerja/buruh --- Idem ---

(11)

diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya.

Pasal 14

(1) Seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan.

--- Idem ---

(2) Dalam hal seorang pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan ternyata tercatat pada lebih dari satu serikat

pekerja/serikat buruh, yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya.

--- Idem ---

Pasal 15

Pekerja/buruh yang menduduki jabatan

tertentu di dalam satu perusahaan dan jabatan itu menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan pekerja/buruh, tidak boleh menjadi pengurus serikat

pekerja/serikat buruh di perusahaan yang bersangkutan.

Pekerja/buruh yang menduduki jabatan

tertentu di dalam satu perusahaan dan jabatan itu menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan pekerja/buruh, dilarang menjadi pengurus serikat

pekerja/serikat buruh di perusahaan yang bersangkutan.

Dalam beberapa praktik banyak terdapat manager yang menjadi pengurus serikat.

CATATAN: Banyak juga pihak SDM

melakukan adu domba serta mengintimidasi para pekerja buruh yg akan mendirikan serikat buruh di perusahaan untuk hanya menerima satu serikat saja. Oknum tesb biasanya berpihak kepada salah satu Serikat saja.

Pasal 16

(1) Setiap serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari satu federasi serikat pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

(2) Setiap federasi serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari satu konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

Pasal 17

(1) Pekerja/buruh dapat berhenti sebagai anggota serikat pekerja/serikat buruh dengan pernyataan tertulis.

--- Idem ---

(2) Pekerja/buruh dapat diberhentikan dari serikat pekerja/serikat buruh sesuai dengan ketentuan anggaran dasar

--- Idem ---

(12)

dan/atau anggaran rumah tangga serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan.

(3) Pekerja/buruh, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota serikat

pekerja/serikat buruh yang berhenti atau diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) tetap

bertanggung jawab atas kewajiban yang belum dipenuhinya terhadap serikat pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

BAB V

PEMBERITAHUAN DAN PENCATATAN Pasal 18

(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah terbentuk

memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah yang

bertanggungjawab di bidang

ketenagakerjaan setempat untuk dicatat.

(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan setempat untuk dicatat dengan ketentuan sbb:

a. Federasi dan Konfederasi SP/SB nasional ke Kemenaker

b. Federasi dan Konfederasi SP/SB provinsi ke Dinasker provinsi

c. Federasi dan Konfederasi SP/SB

Kabupaten/Kota ke Disnaker Kbupaten/Kota d. SP/SB ditingkat perusahaan ke Dinasker Kabupaten/Kota

CATATAN: Saya setuju

Penjenjangan pemberitahuan dan pencatatan ditujukan untuk mempermudah melakukan verifikasi, pengawasan dan pembinaan.

CATATAN:

Memang selayaknya serikat buruh serikat pekerja di tingkatan masing-masing di catatkan di instansi setingkat, agar pemerintah lebih mudah memonitor dan lebih selektif untuk memastikan syarat pencatatan tersebut dipenuhi.

(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dengan dilampiri : --- Idem --- a. daftar nama anggota pembentuk;

b. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

c. susunan dan nama pengurus.

a. daftar nama anggota pembentuk;

b. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

c. susunan dan nama pengurus.

d. point a,b dan c disesuaikan dengan tingkat besaran organisasinya.

CATATAN: Susunan dan nama pengurus yang ditetapkan oleh kepengurusan di tingkat masing-masing.

(13)

Pasal 19

Nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang akan

diberitahukan tidak boleh sama dengan nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat terlebih dahulu.

--- Idem ---

CATATAN: Saya setuju

Pemerintah perlu mereview atas penggunaan lambing SP/SB yang sesuai dengan

kepemilikannya.

Pasal 20

(1) Instansi pemerintah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), wajib mencatat dan memberikan nomor bukti pencatatan terhadap serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 11, Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 19, selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima pemberitahuan.

(1) Instansi pemerintah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), wajib melakukan verifikasi yang selanjutnya mencatat dan memberikan nomor bukti pencatatan terhadap serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 11, Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 19, selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima

pemberitahuan.

CATATAN: Saya setuju (2) Instansi pemerintah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dapat menangguhkan pencatatan dan pemberian nomor bukti pencatatan dalam hal serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 11, Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 19.

--- Idem ---

CATATAN: Saya setuju

(3) Penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dan alasan-alasannya diberitahukan secara tertulis kepada serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima pemberitahuan.

--- Idem ---

CATATAN: Saya setuju

(14)

(4) Pemerintah secara berkala melakukan pembinaan terhadap SB/SP mengenai keberadaan organisasinya dalam bentuk ketaatan dalam menjalankan konstitusi

organisasi, peningkatan kesejahteraan anggota, pembelaan anggota, pendidikan dan pelatihan terhadap pengurus.

5) Pemerintah melakukan evaluasi yang disampaikan ke secara berkala atas perlindungan kebebasan berserikat atas indikator sbb:

a. cakupan pekerja/buruh yang menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh;

b. cakupan pekerja yang tercakup dalam perjanjian kerja bersama

c. jumlah kasus pelanggaran kebebasan berserikat.

CATATAN : Saya setuju

Mengumpulkan kewajiban yang dibebankan kepada pemerintah, apakah perlu dibuatkan dalam bab tersendiri?

CATATAN: Tidak perlu dibuatkan bab

tersendiri utnk tanggung jawab pemerintah.

Karena sudah disebutkan helas dalam pasal2 yang menyangkut tugas pemerintah.

Pasal 21

Dalam hal perubahan anggaran dasar

dan/atau anggaran rumah tangga, pengurus serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh memberitahukan kepada instansi pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga tersebut.

--- Idem ---

CATATAN: Saya setuju Pasal 22

(1) Instansi pemerintah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), harus mencatat serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 11, Pasal 18 ayat (2), dan Pasal 119 dalam buku pencatatan dan memelihara dengan baik.

--- Idem ---

CATATAN: Saya setuju

(15)

(2) Buku pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dapat dilihat disetiap saat dan terbuka untuk umum.

--- Idem ---

2. Buku pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dapat dilihat disetiap saat dan terbuka untuk umum serta harus ditampilkan secara digital oleh instansi pemerintah yang dapat diakses setiap saat oleh para stakeholder sehingga transparan dan akuntabel.

Pasal 23

Pengurus serikat pekerja/serikat buruh,

federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan harus memberitahukan secara tertulis keberadaannya kepada mitra sesuai dengan tingkatannya.

Pengurus serikat pekerja/serikat buruh,

federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan harus memberitahukan secara tertulis keberadaannya kepada mitra tripartit sesuai dengan tingkatannya.

CATATAN: Saya setuju

Frasa “mitra” terlalu luas cakupannya sehingga perlu difokuskan kepada mitra tripartit

Pasal 24

Ketentuan mengenai tata cara pencatatan

diatur lebih lanjut dengan keputusan menteri. Ketentuan mengenai tata cara pencatatan, keanggotaan dan besaran cakupan wilayah yang dilakukan sesuai dengan tingkatan

organisasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

CATATAN:

1) Ketentuan mengenai tata cara

pencatatan diatur lebih lanjut dengan keputusan menteri dengan

memperhatikan Pasal 5, 6, 7 diatas.

2)

Sesuai dengan prinsip ILO dalam hal “The most representative”.

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 25

(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat

(16)

buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak :

a. membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;

b. mewakili pekerja/buruh dalam

menyelesaikan perselisihan industrial;

c. mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;

d. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan

pekerja/buruh;

e. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak

bertentangan dengan perundang- undangan yang berlaku.

a. membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;

b. mewakili pekerja/buruh dalam

menyelesaikan perselisihan industrial;

c. mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;

d. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;

e. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak

bertentangan dengan perundang- undangan yang berlaku.

f. melakukan kegiatan yang mendorong peningkatan produktivitas para pekerja/buruh.;

g. Mewakili Pekerja dalam Dewan Komisaris/pengawas dan lembaga tripartit lainnya;

h. Menggunakan senjata mogok kerja sebagai upaya terakhir (Ultimum Remedium);

CATATAN:

i. Bersama-sama managemen

perusahaan melakukan sosialisasi pentingnya kemitraan SP SB dengan perusahaan menuju produktifitas yang tinggi.

Menjaga hubungan industrial yang damai dan harmonis, serta menumbuhkan rasa memiliki dari para pekerja/buruh terhadap perusahaan dimana mereka bekerja sebagai sumber nafkah bagi dirinya sendiri dan keluarganya.

Ultium Remedium diberikan penjelasan.

i. Melakukan mogok kerja berdasarkan Prinsip Ultima Ratio, yaitu alasan-alasan yang benar- benar prinsipiil, bukan alasan-alasan rekaan belaka;

j.Membuat kesepakatan untuk tidak

melakukan mogok kerja tentang perselisihan, yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama

(2) Pelaksanaan hak-hak sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

--- Idem ---

CATATAN: Saya setuju

Pasal 26

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dapat berafiliasi dan/atau bekerja sama dengan serikat pekerja/serikat buruh

--- Idem --- Dalam kerjasama internasional sebaiknya

lebih transparan dan akuntabel. Tidak boleh ada superioritas dan rivalitas sempit dalam konteks internasional.

(17)

internasional dan/atau organisasi internasional lainnya dengan ketentuan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 27

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berkewajiban :

--- Idem ---

a. melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan

memperjuangkan kepentingannya;

b. memperjuangkan peningkatan

kesejahteraan anggota dan keluarganya;

c. mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga. CATATAN: Saya setuju

d.

BAB VII

PERLINDUNGAN HAK BERORGANISASI Pasal 28

Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara :

Dihilangkan dan dirumuskan kembali. Menyederhanakan perumusan hukum pidana perburuhan untuk memberikan perlindungan kepada serikat pekerja/serikat buruh

Sebagai amanat Konvensi Inti ILO No. 87, Pemerintah wajib memberikan perlindungan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

a. melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;

(1). Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja atau buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, dan menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan SP/SB, dengan cara melakukan pemutusan hubungan kerja, menghentikan

sementara, menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;

Cek mentabulasi

(18)

b. tidak membayar atau mengurangi upah

pekerja/buruh; (2). Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, dan menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan Serikat Pekerja atau Serikat Buruh, dengan cara tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;

c. melakukan intimidasi dalam bentuk

apapun; (3). Siapapun dilarang menghalang-halangi

atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, dan menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan Serikat Pekerja atau Serikat Buruh, dengan cara melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;

d. melakukan kampanye anti pembentukan

serikat pekerja/serikat buruh. (4). Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, dan menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan Serikat Pekerja atau Serikat Buruh, dengan cara melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/buruh;

e. memberikan perlakuan istimewa terhadap SB/SP tertentu ditingkat perusahaan.

CATATAN:

e. Pihak management perusahaan yang memberikan perlakuan istimewa terhadap SP/SB tertentu di tingkat perusahaan dan menghalangi serta mengintimidasi pendirian SP SB baru merupkan tindakan yang melanggar hukum.

Ditempatkan dalam 2 opsi, ditempatkan dalam pasal tersendiri atau ditempatkan dalam pasal 28 huruf e.

Pasal 29

(19)

(1) Pengusaha harus memberi kesempatan kepada pengurus dan/atau anggota serikat pekerja/serikat buruh untuk menjalankan kegiatan serikat

pekerja/serikat buruh dalam jam kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak dan/atau yang diatur dalam perjanjian kerja bersama.

Pemberi kerja ... Setiap kata pengusaha harus diganti dengan Pemberi Kerja

(2) Dalam kesepakatan kedua belah pihak dan/atau perjanjian kerja bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diatur mengenai :

--- Idem ---

a. jenis kegiatan yang diberikan kesempatan;

b. tata cara pemberian kesempatan;

c. pemberian kesempatan yang mendapat upah dan yang tidak mendapat upah.

Pasal 29A

Pekerja asing berhak menjadi anggota SB/SP.

CATATAN: Saya setuju

Sesuai dengan Konvensi ILO 87, untuk

memberikan dukungan terhadap pekerja asing seperti yang dialami tenaga kerja Indonesia diluar negeri.

CATATAN: Perlakuan ini akan setara dengan perlakuan PMI kita di luar negeri.

BAB VIII

KEUANGAN DAN HARTA KEKAYAAN Pasal 30

Keuangan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh bersumber dari :

--- Idem ---

a. iuran anggota yang besarnya ditetapkan dalam anggaran dasar atau anggaran dasar atau anggaran rumah tangga;

b. hasil usaha yang sah; dan

c. bantuan anggota atau pihak lain yang tidak mengikat.

Pasal 31

(1) Dalam hal bantuan pihak lain,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 --- Idem ---

(20)

huruf c, berasal dari luar negeri, pengurus serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus memberitahukan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

(2) Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan anggota.

--- Idem ---

Pasal 32

Keuangan dan harta kekayaan serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus terpisah dari keuangan dan harta kekayaan pribadi pengurus dan anggotanya.

--- Idem ---

Pasal 33

Pemindahan atau pengalihan keuangan dan harta kekayaan kepada pihak lain serta investasi dana dan usaha lain yang sah hanya dapat dilakukan menurut anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang

bersangkutan.

--- Idem ---

Pasal 34

(1) Pengurus bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengelolaan keuangan dan harta kekayaan serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.

--- Idem ---

(2) Pengurus wajib memuat pembukuan keuangan dan harta kekayaan serta melaporkan secara berkala kepada anggotanya menurut anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan.

--- Idem ---

(21)

BAB IX

PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 35

Setiap perselisihan antar serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diselesaikan secara musyawarah oleh serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang

bersangkutan.

--- Idem ---

Pasal 36

Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tidak mencapai kesepakatan, perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

--- Idem ---

BAB X PEMBUBARAN

Pasal 37

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh bubar dalam hal :

--- Idem ---

a. dinyatakan oleh anggotanya menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

b. perusahaan tutup atau menghentikan kegiatannya untuk selama-lamanya yang mengakibatkan putusnya hubungan kerja bagi seluruh pekerja/serikat buruh di perusahaan setelah seluruh kewajiban pengusaha terhadap pekerja/buruh diselesaikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. dinyatakan dengan putusan Pengadilan.

Pasal 38

(1) Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37 huruf c dapat membubarkan --- Idem ---

(22)

serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dalam hal :

a. serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh mempunyai asas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945;

--- Idem ---

b. pengurus dan/atau anggota atas nama serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh terbukti melakukan kejahatan terhadap keamanan negara dan dijatuhi pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap.

--- Idem ---

(2) Dalam hal putusan yang dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, lama hukumannya tidak sama, maka sebagai dasar gugatan pembubaran serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh, digunakan putusan yang memenuhi syarat.

--- Idem ---

(3) Gugatan pembubaran serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diajukan oleh instansi pemerintah kepada pengadilan tempat serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat burh yang bersangkutan berkedudukan.

--- Idem ---

Pasal 39

(1) Bubarnya serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh tidak melepaskan para pengurus dari tanggung jawab dan kewajibannya, baik terhadap anggota maupun terhadap pihak lain.

--- Idem ---

(23)

(2) Pengurus dan/atau anggota serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang terbukti bersalah menurut keputusan pengadilan yang menyebabkan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibubarkan tidak boleh membentuk dan menjadi pengurus serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh lain selama 3 (tiga) tahun sejak putusan pengadilan mengenai pembubaran serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

--- Idem ---

BAB XI

PENGAWASAN DAN PENYIDIKAN Pasal 40

Untuk menjamin hak pekerja/buruh

berorganisasi dan hak serikat pekerja/serikat buruh melaksanakan kegiatannya, pegawai pengawas ketenagakerjaan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku.

--- Idem ---

Pasal 41

Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang ketenagakerjaan diberi wewenang khusus sebagai penyidik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk melakukan penyidikan tindak pidana.

--- Idem ---

BAB XII SANKSI Pasal 42

(1) Pelanggaran terhadap Pasal 5 ayat (2),

Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 21 --- Idem ---

(24)

atau Pasal 31 dapat dikenakan sanksi administratip pencabutan nomor bukti pencatatan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh.

(2) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang dicabut nomor bukti pencatatannya kehilangan haknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a, b, dan c sampai dengan waktu serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 21 atau Pasal 31.

--- Idem ---

Pasal 43

(1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1), (2), (3), dan (4), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

CATATAN: Saya setuju

Menyederhanakan perumusan hukum pidana perburuhan untuk memberikan perlindungan kepada serikat pekerja/serikat buruh

Sebagai amanat Konvensi Inti ILO No. 87, Pemerintah wajib memberikan perlindungan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.

Pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 15 dikenakan sanksi

admkinistratif berupa tidak mendapat pelayanan dari instansi pemerintah bidang ketenagakerjaan.

BAB XIII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 44

(25)

(1) Pegawai negeri sipil mempunyai hak dan kebebasan untuk berserikat.

(2) Hak dan kebebasan berserikat

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pelaksanaannya diatur dengan undang- undang tersendiri.

BAB XIV

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 45

(1) Pada saat diundangkannya undang- undang ini serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh yang telah

mempunyai nomor bukti pencatatan harus memberitahukan untuk diberi nomor bukti pencatatan yang baru sesuai dengan ketentuan undang-undang ini selambat- lambatnya 1 (satu) tahun terhitung sejak mulai berlakunya undang-undang ini.

(2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak undang-undang ini mulai berlaku, serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh yang tidak menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini dianggap tidak mempunyai nomor bukti pencatatan.

Pasal 46

Pemberitahuan pembentukan serikat

pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah

diajukan, tetapi pemberitahuan tersebut belum selesai diproses saat undang-undang ini mulai berlaku, harus diproses menurut ketentuan undang-undang ini.

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 47

(26)

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang- undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2000

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Referensi

Dokumen terkait

Modifikasi gaya hidup pada penderita hipertensi yang dapat diambil dari penelitian Leiter et al (dalam CMAJ 1999); Hasil penelitiaan tersebut dari Randomized

Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif

Sehingga untuk menyelesaikan model tersebut harus menggunakan metode numerik yaitu metode Runge-Kutta-Fehlberg (RKF45), dikarenakan model tersebut berupa sistem

Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi apabila yang mengadopsi inovasi itu adalah suatu organisasi, karena dalam sebuah inovasi jumlah individu yang terlibat

Lupiyoadi (2001:134) mendefinisikan Pelanggan adalah seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama untuk

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data yang berhubungan dengan variabel independen yaitu modal usaha, pengalaman berwirausaha, dan inovasi produk

Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel.. Penelitian tidak menuntut

Cloud/awan merupakan metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan