• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PEMANFAATAN LUMPUR IPAL PT. KELOLA MINA LAUT UNTUK PUPUK TANAMAN STUDY OF UTILIZATION SLUDGE FROM WWTP PT. KELOLA MINA LAUT FOR PLANT FERTILIZER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI PEMANFAATAN LUMPUR IPAL PT. KELOLA MINA LAUT UNTUK PUPUK TANAMAN STUDY OF UTILIZATION SLUDGE FROM WWTP PT. KELOLA MINA LAUT FOR PLANT FERTILIZER"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PEMANFAATAN LUMPUR IPAL PT. KELOLA MINA LAUT UNTUK PUPUK TANAMAN

STUDY OF UTILIZATION SLUDGE FROM WWTP PT. KELOLA MINA LAUT FOR PLANT FERTILIZER

Galuh Paramita Astuty

Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

*email: [email protected] Abstrak

Selama ini lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan limbah PT. Kelola Mina Laut, tidak dimanfaatkan kembali dan dibuang begitu saja setelah bak penampung lumpur penuh. Limbah cair juga langsung dibuang setelah diolah dalam instalasi pengolahan air limbah perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi komposisi lumpur dengan tanah dan air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun pada tanaman uji, yaitu kangkung, melon, dan cabai. Variasi konsentrasi lumpur terhadap tanah dan air limbah sebesar 0%, 15%, 30%, 45%, dan 60% . Analisa data dilakukan dengan menggunakan kurva dan uji statistik yaitu uji anova ( analisis varian ).Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa variasi komposisi pemberian lumpur memberikan pengaruh yang berbeda bagi tanaman uji baik kangkung, melon dan cabai, variasi pemberian lumpur dan air limbah memberikan pengaruh yang berbeda bagi tanaman uji kangkung dan cabai. Sedangkan pada tanaman melon, pemberian variasi lumpur dan air limbah memberikan pengaruh yang sama baik bagi tinggi maupun jumlah daun, Variasi pemberian air limbah memberikan pengaruh yang berbeda bagi tanaman uji kangkung dan cabai.

Sedangkan pada tanaman melon, pemberian variasi air limbah memberikan pengaruh yang sama baik bagi tinggi maupun jumlah daun.

Kata kunci: Limbah cair, pupuk, lumpur IPAL, tanaman uji

Abstract

The sludge which has so far been produced from waste processing unit at PT. Kelola Mina Laut, is no longer used and even just discarded like that after its container basin is full. Liquid waste is also directly discarded after being processed in the waste processing installation. This study is conducted to know the effect of providing variety of sludge compositions with soil and waste water to the growing height of stem and the number of leaves on the experimented plants, namely watercress, melon, and chili. The variety of sludge concentration to the soil and waste-water is 0%, 15%, 30%, 45%, and 60%. Data analysis is conducted by using curve and statistical experiment namely ANOVA test (analysis of variance). Based on the result of the study, it is known that variety of giving composition sludge has different effect to watercress and chili and melon as the experimented plants. Variety of giving composition sludge and waste-water has different effect to watercress and chili. While on melon, giving variety of sludge and waste-water has the same effect either to the height of stem or the number of leaves. The variety of giving waste-water gives different effect to the experimented watercress and chili. However, giving the variety the variety of sludge abd waste-water to melon has the same effect either to the height or the number of leaves.

Keywords: wastewater fertilizer, sludge from WWTP, experiment plant

(2)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PT. Kelola Mina Laut merupakan perusahan makanan laut terpadu yangmengolah hasil perikanan laut. Aneka produk yang dihasilkan antara lain: produk ikan beku, produk udang beku, seafood kering, seafood kalengan, dan beberapa hasil olahan seafood, seperti,nugget, sosis, bakso, dan lain-lain .. Limbah yang dihasilkan dari IPAL ini selain limbah cair juga menghasilkan limbah padat berupa lumpur. Limbah buangan tersebut, terutama buangan lumpur, tidak dimanfaatkan kembali dan dibuang begitu saja setelah bak penampung lumpur penuh. Limbah cair juga langsung dibuang setelah diolah dalam instalasi pengolahan air limbah perusahaan tersebut.

Dalam hal pemanfaatan limbahbuangan lumpur, beberapa penelitian terdahulu memberikan gambaran bahwa lumpur limbah sebagai hasil akhir dari suatu proses pengolahan limbah, dapat digunakan sebagai pupuk organik pada tanaman (Edward

Berdasarkan penelitian tersebut, maka akan dilakukan penelitian terhadap lumpur buangan dan air limbah yang sudah terolah IPAL dari PT. Kelola Mina Laut yang selama ini belum ada pemanfaatan lumpur lebih lanjut dan dibuang begitu saja. Lumpur tersebut akan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dengan menggunakan tanaman uji yakni kangkung, cabai rawit, dan melon. Ketiga tanaman tersebut cocok dijadikan tanaman uji karena beberapa faktor diantaranya adalah kandungan N, P, K dalam lumpur buangan IPAL dari PT. Kelola Mina Laut berguna untuk pertumbuhan tanaman, dimanakandungan N berguna untuk pertumbuhan daun, serta kandungan P dan K yang baik untuk daun dan batang. Disamping itu pemilihan ketiga tanaman uji tersebut dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

, 1997). Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan Nilakandi (2005), dimana penelitiannya adalah pemanfaatan langsung lumpur kering dari sludge drying bed PT. Pengembangan Pariwisata Bali (BTDC) untuk pupuk tanaman menunjukkan bahwa lumpur kering tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman

Dalam penelitian ini juga akan memanfaakan limbah cair IPAL PT. Kelola Mina Laut sebagai pengganti air dalam proses penyiraman tanaman uji.

Lumpur dan limbah cair IPAL PT. Kelola Mina Laut yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dan untuk menyirami tanaman uji diharapkan dapat mengurangi limbah buangan, sehingga dapat menjadi nilai ekonomi tersendiri serta dapat mengurangi pencemaran disekitar industri

(3)

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di dapatkan suatu perumusan masalah, yaitu:

1. Berapa kandungan unsur N, P, K, dan pH yang terdapat dalam lumpur IPAL dan air limbah yang sudah diolah IPAL PT. Kelola Mina Laut?

2. Apakah ada pengaruh pemberian variasi konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan tanaman uji?

3. Apakah adapengaruh pemberian variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang sudah diolah terhadap pertumbuhan tanaman uji?

4. Apakah ada pengaruh pemberian variasi konsentrasi air limbah yang sudah diolah terhadap pertumbuhan tanaman uji?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah:

1. Untuk menganalisa besar kandungan unsur N, P, K, dan pH yang terkandung dalam lumpurIPAL dan limbah cair yang sudah diolah IPAL PT. Kelola Mina Laut

2. Menentukan ada tidaknyapengaruh pemberian variasi konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan tanaman uji

3. Menentukan ada tidaknya pengaruh pemberian variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang sudah diolah terhadap pertumbuhan tanaman uji

4. Menentukan ada tidaknyapengaruh pemberian variasi konsentrasi air limbah yang sudah diolah terhadap pertumbuhan tanaman uji

1.4. Tinjauan Pustaka

Limbah industri perikanan mengandung bahan organik yang tinggi. Tingkat pencemaran limbah industri pengolahan perikanan sangat tergantung pada tipe proses pengolahan dan spesies ikan yang diolah. Menurut River et al., (1998), jumlah debit air limbah pada efluen umumnya berasal dari proses pengolahan dan pencucian. Setiap operasi pengolahan ikan akan menghasilkan cairan dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan produk. Cairan ini mengandung darah dan potongan-potongan kecil ikan dan kulit, isi perut, kondensat dari operasi pemasakan, dan air pendinginan dari kondensor.

Dalam beban cemaran organik yang tinggi terkandung senyawa nitrogen yang tinggi yang merupakan protein larut air setelah mengalami leaching selama pencucian, defrost dan proses pemasakan (Veranita, 2001).

(4)

Menurut hasil penelitian yang dilakukanIswandi Anas, dkk (2004) membuktikan bahwa limbah hasil pengolahan ikan mengandung unsur hara makro yang tinggi seperti N, kandungan N total ( 1 460 - 1 540 ppm), kandungan fosfor (63 - 70 ppm P2O5) dan kandungan K (2970 - 3560 ppm K2

Menurut Kalaydan Hindersah, 2003, lumpur buangan mengandung unsur C organik, N, P, K, Ca, Mg, Na, S, Fe, Zn, Al, dan Mn dalam jumlah nyata yang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi bagi pembibitan tanaman sayuran.

O) serta unsur makro dan mikro lainnya.

Lumpur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lumpur organik, yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah PT. Kelola Mina Laut. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mengelola ikan dan hasil laut. Lumpur yang diambil adalah lumpur organik yang sudah berada dalam bak penampung lumpur.

2. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Untuk mengatasi limbah cair hasil proses produksi, PT. Kelola Mina Laut membangun 1 unit Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL). Dengan IPAL ini diharapkan limbah yang dihasilkan dari proses produksi dapat memenuhi baku mutu yang ditetapkan setelah keluar dari IPAL.

Proses pengolahan limbah dapat diuraikan sebagai berikut:

• Air limbah yang berasal dari proses produksi mula-mula ditampung di bak equalisasi yang terdiri dari 3 sekat yang bertujuan untuk memudahkan pemisahan padatan dan lemak, homogenisasi kondisi limbah, serta memisahkan limbah padatan yang terikut pada aliran aliran limbah cair. Setelah berada di bak equalisasi, selanjutnya limbah dipindahkan dengan menggunakan pompa submarsible ke bak aerasi pertama. Dari bak ekualisasi, air limbah juga dipompakan ke tangki pembibitan sebagai makanan mikroba yang ditumbuhkan sebagai bibit yang nantinya digunakan untuk membantu mendegradasi limbah.

• Bak aerasi I merupakan proses awal pengolahan dengan menggunakan media cair, dengan lumpur aktif dan aerasi pompa (proses aerobik). Mikroorganisme yang berperan dalam penguraian limbah di bak ini adalah sejenis amoeba. Air limbah kemudian ditransfer ke bak aerasi II. Pada bak aerasi II ini, mikroorganisme yang berperan aktif adalah flagelata dan amoeba. Pada bak aerasi III komposisi flagelata lebih tinggi dan lebih dominan dibandingkan komposisi amoeba. Selanjutnya limbah dari bak aerasi III dialirkan ke bak aerasi IV, pada bak ini mikroorganisme yang berperan adalah rotivera.

(5)

• Pada tiap bak aerasi, bahan organik yang terkandung dalam air limbah akan diuraikan oleh mikroba dengan bantuan oksigen yang diambil dari udara yang disedot melalui pompa dan disemburkan dibagian bawah bak aerasi. Dari tiap bak akan dihasilkan konversi dari massa padatan limbah biomassa lumpur aktif. Air yang sudah diolah di bak aerasi IV akan ditransfer ke tahapan berikutnya yaitu tanaki clarifier 1 dan 2. Pada tangki ini akan dipisahkan antara padatan dengan cairan sebagai hasil dari sistem pengolahan limbah. Air limbah yang telah melewati 2 tangki clarifier selanjutnya ditransfer ke bak indikator dan air ini diharapkan sudah memenuhi standar baku mutu air limbah industri

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa diperoleh kadar N, P, K, dan pH lumpur yaitu:

Tabel 3.1 Hasil Analisis Lumpur

Parameter Sampel

I II III IV V VI

N (%) 1,6 0,71 0,62 0,54 0,45 0,44 P (%) 0,11 1,41 2,75 3,89 5,75 8,77 K (%) 0,29 0,22 0,15 0,12 0,25 0,04 p H 6,85 6,78 6,63 6,51 6,46 6,25 Kadar Air (%) 21,99 23,65 25,77 25,62 24,10 22,01 Sumber: Hasil analisa laboratorium, 2011

Keterangan :

Sampel I : Perbandingan konsentrasi lumpur terhadap tanah 0%:100%

Sampel II : Perbandingan konsentrasi lumpur terhadap tanah 15%:85%

Sampel II : Perbandingan konsentrasi lumpur terhadap tanah 30%:70%

Sampel IV: Perbandingan konsentrasi lumpur terhadap tanah 45%:55%

Sampel V: Perbandingan konsentrasi lumpur terhadap tanah 60%:40%

Sampel VI: Perbandingan konsentrasi lumpur terhadap tanah 100%:0%

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa kandungan unsur N, P, dan K dalam lumpur cukup tinggi, ini menunjukkan bahwa lumpur tersebut berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pupuk organik. Hal ini dapat dibandingkan dengan kandungan unsur N, P, dan K dalam kompos yaitu: N sebesar 0,1-3,2%, P sebesar 0,19-3,27%, K sebesar 0,06-1,53%. (Redaksi

(6)

Agromedia,2007).Sedangkan pH pada lumpur cenderung netral, yaitu 6,25. Kondisi pH netral adalah 7.

Berdasarkan hasil analisa diperoleh kadar N, P, K, dan PH air limbah yang sudah diolah yaitu:

Tabel 3.2 Hasil Analisis Air Limbah Yang Sudah Diolah

Sumber: Analisis Laboratorium Keterangan :

Sampel I : Perbandingan konsentrasi air limbah terhadap air 15%:85%

Sampel II : Perbandingan konsentrasi air limbah terhadap air 30%:70%

Sampel II : Perbandingan konsentrasi air limbah terhadap air 45%:55%

Sampel IV : Perbandingan konsentrasi air limbah terhadap air 60%:40%

Sampel V : Perbandingan konsentrasi air limbah terhadap air 100%:0%

Dari Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa kandungan unsur P dan K dalam air limbah yang sudah diolah cukup tinggi berdasarkan komposisi tipikal limbah cair domestik (Metcalf & Eddy, 1991). Oleh karena itu dilakukan pencampuran terhadap air kran guna menghindari kelebihan unsur P dan K dalam proses penyiraman tanaman uji.

a.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Dengan Air Limbah Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung.

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur dan air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang kangkung dapat dilihat pada Gambar 3.1

Parameter Sampel

I II III IV V

N (ppm) 0 0 0 0 0

P (ppm) 19,41 36,9 59,7 88,0 134,25

K (ppm) 41,35 75 96,4 112,61 240

p H 6,65 6,50 6,30 6,20 5,83

(7)

Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kangkung Terhadap % Lumpur dan Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.1 variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang diberikan kepada tanaman kangkung, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 60%. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.1, dimana grafik berwarna ungu (45%) berada diatas grafik berwarna biru tua (0%), merah (15%), hijau (30%), dan biru muda (60%).

b.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Dengan Air Limbah Terhadap Jumlah Daun Tanaman Kangkung

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur dan air limbah terhadap pertumbuhan jumlah daun kangkung dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 5.2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Kangkung Terhadap % Lumpur dan Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.2 variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang diberikan kepada tanaman kangkung, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhanjumlah daun yang paling banyak dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 60%.

(8)

c.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan tinggi batang kangkung dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kangkung Terhadap % Lumpur

Berdasarkan Gambar 3.3 variasi konsentrasi lumpur yang diberikan kepada tanaman kangkung, didapatkan bahwa pemberian lumpur pada konsentrasi 60% mengalami

pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur 0%, 15%, 30%

dan 45%.

d.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Terhadap Jumlah Daun Tanaman Kangkung

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan jumlah daun kangkung dapat dilihat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Kangkung Terhadap % Lumpur

Berdasarkan Gambar 3.4 variasi konsentrasi lumpur yang diberikan kepada tanaman kangkung, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 60%

mengalami pertumbuhan yang paling banyak jumlah daunnya dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 45%.

(9)

e.) Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung Grafik pengaruh konsentrasi air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang kangkung dapat dilihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Kangkung Terhadap % Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.5 variasi konsentrasi air limbah yang diberikan kepada tanaman kangkung, didapatkan bahwa pemberian air limbah pada konsentrasi 45%

mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi air limbah 0%, 15%, 30% dan 60%.

f.) Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Terhadap Jumlah Daun Tanaman Kangkung

Grafik pengaruh konsentrasi air limbah terhadap pertumbuhan jumlah daun kangkung dapat dilihat pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Kangkung Terhadap % Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.6 variasi konsentrasi air limbah yang diberikan kepada tanaman kangkung, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 60%.

g.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Dengan Air Limbah Terhadap Tinggi Tanaman Melon

(10)

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur dan air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang melon dapat dilihat pada Gambar 3.7

Gambar 3.7 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Melon Terhadap % Lumpur dan Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.7 variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang diberikan kepada tanaman melon, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 45% dan 30 % mengalami pertumbuhan yang paling optimum dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, dan 60%.

h.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Dengan Air Limbah Terhadap Jumlah Daun Tanaman Melon

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur dan air limbah terhadap pertumbuhan jumlah daun melon dapat dilihat pada Gambar 3.8

Gambar 3.8 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Melon Terhadap % Lumpur dan Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.8 variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang diberikan kepada tanaman melon, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan yang paling banyak dibandingkan dengan

(11)

i.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Terhadap Tinggi Tanaman Melon

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan tinggi batang melon dapat dilihat pada Gambar 3.9

Gambar 3.9 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Melon Terhadap % Lumpur

Berdasarkan Gambar 3.9 variasi konsentrasi lumpur yang diberikan kepada tanaman melon, didapatkan bahwa pemberian lumpur pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30%

dan 60%.

j.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Terhadap Jumlah Daun Tanaman Melon

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan jumlah daun melon dapat dilihat pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Melon Terhadap % Lumpur

Berdasarkan Gambar 3.10 variasi konsentrasi lumpur yang diberikan kepada tanaman melon, didapatkan bahwa pemberian lumpur pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan yang paling banyak dibandingkan dengan konsentrasi lumpur 0%, 15%, 30%

(12)

k.) Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Terhadap Tinggi Tanaman Melon

Grafik pengaruh konsentrasi air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang melon dapat dilihat pada Gambar 3.11

Gambar 3.11 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Melon Terhadap

% Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.11 variasi konsentrasi air limbah yang diberikan kepada tanaman melon didapatkan bahwa pemberian air limbah pada konsentrasi 30% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 35% dan 60%.

l.) Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Terhadap Jumlah Daun Tanaman Melon

Grafik pengaruh konsentrasi tanah dan air limbah terhadap pertumbuhan jumlah daun melon dapat dilihat pada Gambar 3.12

Gambar 3.12 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Melon Terhadap % Air Limbah

Berdasarkan G ambar 3.12 variasi konsentrasi air limbah yang diberikan kepada tanaman melon, didapatkan bahwa pemberian air limbah pada konsentrasi 30% mengalami pertumbuhan yang paling banyak dibandingkan dengan konsentrasi air limbah 0%, 15%, 45% dan 60%.

(13)

m.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Dengan Air Limbah Terhadap Tinggi Tanaman Cabai Grafik pengaruh konsentrasi lumpur dan air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang cabai dapat dilihat pada Gambar 3.13

Gambar 5.13 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Cabai Terhadap % Lumpur dan Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.13 variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang diberikan kepada tanaman cabai, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 60%.

n.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Dengan Air Limbah Terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur dan air limbah terhadap pertumbuhan jumlah daun cabai dapat dilihat pada Gambar 3.14

Gambar 3.14 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Cabai Terhadap % Lumpur dan Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.14 variasi konsentrasi lumpur dan air limbah yang diberikan kepada tanaman cabai, didapatkan bahwa pemberian lumpur dan air limbah pada konsentrasi

(14)

45% mengalami pertumbuhan jumlah daun yang paling banyak dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 60%.

o.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Terhadap Tinggi Tanaman Cabai

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan tinggi batang cabai dapat dilihat pada Gambar 3.15

Gambar 3.15 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Cabai Terhadap % Lumpur

Berdasarkan Gambar 3.15 variasi konsentrasi lumpur yang diberikan kepada tanaman cabai, didapatkan bahwa pemberian lumpur pada konsentrasi 30% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 45% dan 60%.

p.) Pengaruh Konsentrasi Lumpur Terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai

Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan jumlah daun cabai dapat dilihat pada Gambar 3.16

Gambar 3.16 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Cabai Terhadap % Lumpur

(15)

Berdasarkan Gambar 3.16 variasi konsentrasi lumpur yang diberikan kepada tanaman cabai, didapatkan bahwa pemberian lumpur pada konsentrasi 45% mengalami pertumbuhan jumlah daun yang paling banyak dibandingkan dengan konsentrasi lumpur 0%, 15%, 30% dan 60%.

q.) Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Terhadap Tinggi Tanaman Cabai

Grafik pengaruh konsentrasi tanah dan air limbah terhadap pertumbuhan tinggi batang cabai dapat dilihat pada Gambar 3.17

Gambar 3.17 Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Cabai Terhadap % Air Limbah

Berdasarkan Gambar 3.17 variasi konsentrasi air limbah yang diberikan kepada tanaman cabai, didapatkan bahwa pemberian air limbah pada konsentrasi 60% mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 45%.

r.) Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai

Grafik pengaruh konsentrasi tanah dan air limbah terhadap pertumbuhan jumlah daun cabai dapat dilihat pada Gambar 3.18

Gambar 3.18 Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Cabai Terhadap % Air Limbah

(16)

Berdasarkan Gambar 3.18 variasi konsentrasi air limbah yang diberikan kepada tanaman cabai, didapatkan bahwa pemberian air limbah pada konsentrasi 60% mengalami pertumbuhan jumlah daun yang paling banyak dibandingkan dengan konsentrasi lumpur dan air limbah 0%, 15%, 30% dan 45%.

4. KESIMPULAN

Berikut merupakan kesimpulan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Kandungan unsur hara makro yang terdalam lumpur IPAL PT. Kelola Mina Laut adalah 0,44 % N, 8,77 % P, 0,04% K, dan pH sebesar 6,25. Sedangkan unsur hara makro yang terdapat dalam air limbah yang sudah diolah adalah 0 ppm N, 134,25 ppm P, 240 ppm K dan pH sebesar 5,83.

b) Variasi pemberian lumpur memberikan pengaruh yang berbeda bagi tanaman uji baik kangkung, melon dan cabai. Pada tanaman kangkung, pemberian lumpur dengan konsentrasi 60% memberikan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun paling baik. Pada tanaman melon, pemberian lumpur dengan konsentrasi 45% memberikan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun paling baik. Pada tanaman cabai, pemberian lumpur dengan konsentrasi 30%

memberikan pertumbuhan tinggi paling baik dan konsentrasi 45% memberikan pertumbuhan jumlah daun paling baik

c) Variasi pemberian lumpur dan air limbah memberikan pengaruh yang berbeda bagi tanaman uji kangkung dan cabai. Sedangkan pada tanaman melon, pemberian variasi lumpur dan air limbah memberikan pengaruh yang sama baik bagi tinggi maupun jumlah daun.Konsentrasi 45% yang digunakan pada semua tanaman uji (kangkung, melon, dan cabai) memberikan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun paling baik

d) Variasi pemberian air limbah memberikan pengaruh yang berbeda bagi tanaman uji kangkung dan cabai. Sedangkan pada tanaman melon, pemberian variasi air limbah memberikan pengaruh yang sama baik bagi tinggi maupun jumlah daun. Pada tanaman kangkung, pemberian air limbah dengan konsentrasi 45% memberikan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun paling baik. Pada tanaman melon, pemberian air limbah dengan konsentrasi 30% memberikan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun paling baik. Pada tanaman cabai, pemberian air limbah dengan konsentrasi 60% memberikan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun paling baik

(17)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ali, Kemas. 2005. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Foth, Henry. 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah, Edisi Keenam. Diterjemahkan oleh Soenartono Adisoemarto. Jakarta: Penerbit Erlangga, PT. Gelora Aksara Pratama

Haryoto. 2009. Bertanam Kangkung Raksasa di Pekarangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Islami, T., dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. Semarang: IKIP Press.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Nilakandi, Putri. 2005. Studi Pemanfaatan Lumpur dari Sludge Drying Bed IPAL PT. BTDC Untuk Pupuk Tanaman. Surabaya: Tugas Akhir, Teknik Lingkungan, FTSP, ITS

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka

Rosmarkan, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sobir dan Firmansyah S. 2010. Budidaya Melon Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya

Suryaningtyas, S. 2004. Studi Pemanfaatan Lumpur Organik dari Unit Sedimentasi Pertama Pengolahan Air Buangan PT. Widatra Bhakti Pandaan untuk Pupuk Tanaman.

Surabaya. Tugas Akhir, Teknik Lingkungan, FTSP, ITS

Sutedjo, M.M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tanari, Edward. 1997. Dampak aplikasi lumpur limbah industri sebagai pupuk pada tanaman.

(URL://eprints.ui.ac.id/id/eprint/32286). Diakses pada 31 Januari 2011

Veranita, D. 2001. Studi Tentang Karakteristik Limbah Cair Industri Pengolahan Tuna Beku di PT. Indomaguro Tunas Unggul, Jakarta. Skripsi. Jurusan THP FKIP-IPB. Bogor.

Yuliarti, Nurheti. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta: Lily Publiser

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Analisis Lumpur
Tabel 3.2 Hasil Analisis Air Limbah Yang Sudah Diolah
Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman  Kangkung Terhadap % Lumpur dan Air Limbah
Grafik pengaruh konsentrasi lumpur terhadap pertumbuhan tinggi batang kangkung  dapat dilihat pada Gambar 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

KELURAHAN KRANDON KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL KELURAHAN KRANDON KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL. TAHUN 2015

Pempek adalah makanan has yang berasal dari kota Palembang (ibu kota Sumatera Selatan, Indonesia bagian barat) yang dibuat dari campuran daging ikan giling

Karena pergerakan udara pada ruang bakar lambat, tipe ini memiliki saluran intake berbentuk spiral seperti terlihat pada gambar untuk menghasilkan pusaran (swirl) udara masuk

Perusahaan sebaiknya memaksimalkan proses produksi yang berjalan agar dapat meminimalisir kerusakan hasil produksi dan mengurangi kesalahan- kesalahan yang dibuat oleh

&ingkat getaran dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu $ 4umlah bahan peledak ? "aktu tunda =8harge @eight %er Delay>, 4arak %engukuran. emakin banyak bahan

Tiada kalimat yang lebih indah kecuali memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikanNya kepada kita, maka

kepercayaan, bahkan dia lebih menekankan bahwa totem adalah bentuk pemujaan dan penyembahan kepada binatang dan tumbuhan yang bisa dilihat dalam masyarakat

Dari beberapa penelitian yang disebutkan diatas tidak ada menyebutkan objek yang diteliti dan yang menjadi fokus penelitian oleh Penulis sebagaimana yang dipaparkan