BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas.Agar kecukupan pangan nasional bisa terpenuhi maka upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas budidaya pangan dengan pemanfaatan teknologi dan upaya diversifikasi pangan.Upaya diversifikasi pangan menjadi sangat penting, karena semakin terbatas kemampuan produksi pangan nasional.
Talas merupakan sumber pangan yang penting karena umbinya merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup baik.Menurut (Rukmana, 1990) tumbuhan talas dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan sumber kalori non beras. Umbi talas mengandung 1,9% protein, lebih tinggi jika dibandingkan dengan ubi kayu (0,8%) dan umbi talas (1,8%), meskipun kandungan karbohidratnya (23,78%) lebih sedikit dibandingkan dengan ubi kayu (27,97%).Komponen makronutrien dan mikronutrien yang terkandung di dalam umbi talas meliputi protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, fosfor, kalsium, besi, tiamin, riboflavin, niasin dan vitamin C.
Salah satu jenis talas ialah Colocasia esculenta L. Schoott atau talas Bogor. Talas Bogor ini mengandung kristal yang menyebabkan rasa gatal. Terdapat keanekaragaman pada bentuk daun, warna pelepah, bentuk dan rasa umbi serta kandungan kristal. Serta adapun jenis-jenis talas Bogor yaitu talas sutera, talas bentul, dan talas ketan.Talas sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan berbulu halus seperti sutera.Umbi talas sutra dipanen pada umur 5-6 bulan.Umbinya kecoklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar.Talas bentul memiliki umbi lebih besar dengan warna batang yang lebih ungu dibanding talas sutera.Talas bentul dapat dipanen setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatife lebih besar dan berwarna lebih kekunig-kuningan.Talas ketan warna pelepahnya hijau tua kemerahan. Untuk pertumbuhan talas yang baik diperlukan tanah yang kaya akan humus. Jenis talas lain biasanya tidak bisa dikonsumsi karena rasanya tidak enak atau gatal.Pemanfaatan umbi talas diantaranya sebagai pangan olahan seperti keripik, dan tepung.
Umbi talas dapat dibuat menjadi tepung talas dan digunakan sebagai dasar pembuatan makanan olahan lainnya.Pembuatan tepung talas memiliki beberapa keuntungan yaitu awet, mudah diaplikasikan untuk bermacam-macam produk serta mudah penyimpanannya. Penepungan talas juga dapat mengurangi kerugian akibat tidak terserapnya umbi segar talas di pasar ketika produksi panen berlebih (Hartati dan Prana, 2003).
Pada penelitian Jewet (2004), umbi talas dibagi menjadi 2 bagian, yaitu top of corm yaitu bagian yang mendekati titik tumbuh dan bagian corm atau bagian bawah.Umbi talas berpotensi sebagai sumber karbohidrat dan protein yang cukup tinggi.Umbi talas juga mengandung lemak, vitamin A, B1(Thiamin) dan sedikit vitamin
C, serta memiliki kandungan mineral Ca dan P yang cukup tinggi.Mineral ini penting bagi pembentukan tulang dan gigi yang kuat.Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana variasisifat kimia tepung umbi talas bogor varietas bentul dan suteraterhahapbagiannya (pangkal 30%, tengah 50% dan ujung 20%).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi sifat kimia tepung dari umbi talas bogor varietas bentul dan sutera terhadapbagiannya(pangkal 30%, tengah 50% dan ujung 20%).
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi pangan khususnya mengenai sifat kimia yang dimiliki oleh setiap bagiantepung umbi talas.