• Tidak ada hasil yang ditemukan

Social Humaniora PERAN KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN LINGKUNGAN INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Social Humaniora PERAN KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN LINGKUNGAN INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS UMKM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL TAMBORA VOL. 5 NO. 3 OKTOBER 2021

http://jurnal.uts.ac.id

Social Humaniora PERAN KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN LINGKUNGAN INDUSTRI DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS UMKM

Ika Fitriyani1, Novi Kadewi Sumbawati2, Rosydah Rahman3

1*Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Samawa

1,2*Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Samawa

*Corresponding Author email: 1ikaekonomi@gmail.com, 2novi.sumbawa@gmai.com, 3rossyirachman@gmail.com

Diterima Bulan September 2021

Diterbitkan Bulan Oktober 2021

Keyword : UMKM, Kemampuan Ekonomi Manajerial dan Kualitas Bisnis

Abstrak

Permasalahan yang dihadapi petani kopi Tepal adalah terbatasnya/kurangnya sarana dan prasana produksi (mesin pengolahan dan pengemasan), kurangnya alokasi sumber daya yang tidak sesuai dengan keuntungan yang dicapai, permodalan yang sedikit dibandingkan dengan usaha tani sayuran, padi dan jagung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan usahatani kopi Tepal melalui manajerial petani. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data kualitaif dan kuantitatif. Jumlah responden penelitian ini yaitu 82 orang petani yang menanam kopi tahun 2020. Adapun variabel pokok dalam penelitian ini adalah manajerial petani dan keberhasilan usaha tani kopi Tepal. Teknik Analisis menggunakan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan usaha kopi petani Tepal melalui manajerial petani yaitu memberikan pemahaman mengenai peluang bisnis mereka, mendayagunakan pengalaman petani kopi Tepal dan kemudahan manajemen usaha tani yang fleksibel, memberikan penyuluhan dan pelatihan untuk mendapatkan informasi, memanfaatkan bahan-bahan lokal sebagai sarana produksi, memiliki biaya produksi yang menguntungkan serta memadukan kekuatan internal untuk meningkatkan produk penjualan dan pemasaran. Pemerintah daerah melalui dinas teknik terkait diharapkan lebih memperhatikan petani kopi dan memberikan pelayanan yang baik melalui pengadaan pelatihan dan penyuluhan teknis secara rutin/berkala untuk memperbaiki usahatani kopi serta memberikan modal yang memadai.

PENDAHULUAN

Pandemi Covid 19 sampai saat ini masih terus bergejolak terutama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi covid 19.

Menurut Laporan dari Organizasiton for economic and development (OECD) pandemic covid 19 ini mempengaruhi perekonomian pelaku bisnis.

UMKM harus memiliki ketahanan dan fleksibilitas pada masa sekarang. Tingkat digitalisasi yang masih rendah dan kesulitan dalam mengakses teknologi, kurangnya pemahaman tentang pengetahuan keuangan dalam bisnis serta strategi bertahan/upaya yang harus ditempuh dalam berbisnis akan menyebabkan kegagalan bagi pelaku UMKM (OECD, 2020). UMKM dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dalam perkembangan bisnis yang ada karena bisnis yang mampu bertahan adalah bisnis yang responsif terhadap perkembangan zaman.

Hal yang paling mendasar dalam menjaga keberlangsungan UMKM adalah kemampuan manajerial yang memadai. Kurangnya kemampuan manajerial bahkan diindikasikan sebagai penyebab sebagian besar UMKM mengalami kegagalan (Rinawati dan Sadewo, 2019). Kemampuan manajerial yang wajib dimiliki oleh pelaku UMKM adalah kemampuan manajemen pemasaran dan

pengetahuan keuangan (Rinawati dan Sadewo, 2019. Penelitian Tikno dan Amelia (2019) menemukan masih banyak pelaku UMKM yang belum mampu memanfaatkan peluang dan potensi teknologi digital sebagai alat pengembangan usaha.

selanjutnya penelitian (Mien Tran Phuong, 2015) mengemukakan bahwa pelaku usaha harus memiliki perilaku manajemen keuangan yang baik, individu dapat terhindar dari perilaku konsumerisme yang tidak terbatas adapun faktor yang berhubungan dengan perilaku manajemen keuangan yaitu sikap keuangan, pengetahuan keuangan dan locus of control.

Berdasarkan data yang ada, jumlah UMKM di Kabupaten Sumbawa sampai dengan tahun 2019 seluruhnya mencapai 12.648 unit usaha.

Dari jumlah tersebut, terdapat 1.050 unit usaha yang baru terbentuk pada periode Januari hingga Agustus tahun 2019. Pemkab Sumbawa melalui Dinas Koperasi UKM perindustrian dan perdagangan telah mengajukan sebanyak 12.000 pelaku usaha untuk mendapatakan bantuan modal usaha sebessar 2,4 juta rupiah dari usulan tersebut tercatat 1.612 pelaku usaha yang sudah menerima bantuan pada tahun 2020. Yang terdiri dari bantuan pencauran pertama sebanyak 831 orang bulan September tahun 2020 dan pencairan kedua sebanyak 781 orang bulan November 2020 sehingga total penerima bantuan tahun 2020 sebanyak 1.612 penerima bantuan.

(2)

JURNAL TAMBORA VOL. 5 NO. 3 OKTOBER 2021

http://jurnal.uts.ac.id

Social Humaniora

Permasalahan yang dihadapi UMKM di wilayah Sumbawa saat pandemic ini yaitu terbatasnya akses permodalan, kurangnya kemahiran untuk terus berinovasi, kurangnya jaringan informasi dan komunikasi yang dimiliki karena kurangnya transparansi pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya, terbatasnya sarana dan prasaran yang dimiliki karena mahalnya harga sewa atau tempat-temapat yang kurang strategis serta terbatasnya akses pasar yang menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional/internasional. Permasalahan tersebut relevan dengan penelitian Risnawati (2018) yang menunjukkan bahwa kendala umum yang dihadapi oleh pelaku UMKM di antaranya kesulitan pemasaran terutama dalam menghadapi pesaing, keterbatasan financial, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), keterbatasan bahan baku dan input lain serta keterbatasan teknologi.

Berbagai permasalahan tersebut, Sebagian dari mereka bisa mengandalkan teknologi dalam meningkatkan usahanya, namun dominannya belum bisa memanfaatkan fintech dalam melakuan pemasaran maupun mengelola keuangan sehingga produktivitas bisnis yang mereka miliki belum optimal. Sejalan dengan penelitian Kusnindar (2018) dan Primanto dan Rahman (2019) menjelaskan bahwa kurangnya kemahiran individu dalam pengaplikasian teknologi media sosial sebagai saluran pemasaran strategis merupakan factor utama penyebab rendahnya pengadopsian teknologi. Oleh karean itu, perlu melakukan kemampuan manajerial atau keterampilan manajerial di bidang pemasaran dan keuangan sehingga dapat meningkatkan eksistensi usaha mereka. Menumbuhkan keterampilan dan komunikasi bisnis untuk meningkatkan produktivitas bisnis. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan mafaat pada pemahaman peran kemampuan manajerial dalam meningkatkan kualitas bisnis UMKM di wilayah Sumbawa.

LANDASAN TEORI

Definisi lingkungan industri yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rujukan menurut Solihin (2009) dalam Sandra et.al (2018) yaitu merupakan lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan suatu perusahaan akibat perusahaan memiliki interaksi langsung dengan faktor–faktor lain yang ada disekitarnya antara lain: masuknya pesaing baru yang sejenis, pemasok, kekuatan pembeli/konsumen, ketersediaan produk substitusi, dan pesaing kompetitif. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan “five force model” yang dicetuskan oleh Porter (1979). Model ini membantu para pemilik UMKM untuk menganalisis lingkungan industrinya berdasarkan lima kekuatan yang mereka miliki. Jones dan Hill (2009) dalam Udaya (2013)

menjelaskan model lima kekuatan yang dimiliki untuk menilai lingkungan industri, diantaranya:

1. Resiko masuknya pesaing potensial, yaitu perusahaan-perusahaan yang saat ini tidak bersaing dalam dunia industri, tetapi mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya bila mereka menginginkannya. Masuknya pesaing potensial berpotensi mengurangi keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada, karena mereka tidak mungkin meminta harga tinggi bagi produk-produk yang akan ditawarkannya.

2. Kekuatan tawar-menawar para pemasok, pemasok memiliki posisi tawar-menawar yang berbeda-beda terhadap perusahaan. Kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan bagi dirinya dan kurang menguntungkan bagi perusahaan atau membuat syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak akan berpengaruh terhadap kinerja dari perusahaan tersebut. Apabila perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku dari beberapa pemasok maka kedudukan perusahaan relatif lebih kuat dibandingkan pemasok, sehingga pemasok tidak memberikan ancaman yang berarti bagi perusahaan.

3. Kekuatan tawar-menawar para pembeli, adalah kemampuan para pembeli untuk menawar harga dari perusahaan dalam industri ke tingkat yang lebih rendah, atau untuk meningkatkan biaya perusahaan dengan menimta kualitas serta layanan yang baik terhadap produk-produknya baikpara pelanggan individual (B2C) maupunpara pelanggan industri (B2B) yaitu perusahaan-perusahaan yang mengelola kembali produk tersebut.

4. Ancaman dari produk-produk substitusi, persaingan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga memberikan akibat persaingan langsung, melainkan juga dapat dilihat dari perusahaan yang menghasilkan produk dengan memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan.

5. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang ada didalam industri. Intensitas persaingan antar perusahaan dalam industri sangat dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan industri, ketidakmampuan memproduksi pesanan, produk yang dihasilkan sama, dan harga yang dihasilkan cukup tinggi.

Selanjutnya adalah definisi dari kemampuan manajerial menurut Setyamusa (2009) yaitu kemampuan seseorang dalam mengambil tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

(3)

JURNAL TAMBORA VOL. 5 NO. 3 OKTOBER 2021

http://jurnal.uts.ac.id

Social Humaniora

pengawasan pada usaha yang sedang dijalankan.

Definisi lain dari kemampuan manajerial adalah kemampuan seorang manajer atau pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Sukses tidaknya bisnis yang dijalankan tergantung dari kemampuan manajerial yang dimiliki untuk menjalankan fungsi manajemen (Sutarno, 2012).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan peran kemampuan manajerial dalam meningkatkan kualitas bisnis UMKM di wilayah Kabupaten Sumbawa. Selanjutnya metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur untuk pengumpulan data dan observasi sebagai pelengkap informasi penelitian. UMKM dijadikan subjek dalam penelitian ini dan pemilik UMKM sebanyak 43 orang dijadikan informan.

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi terus terang dan tersamar, wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, dan triangulasi data.

Subjek dan objek penelitian ini yaitu dari informan kunci adalah pemilik UMKM. Teknik Analisis yang digunakan adalah analisis interactive model yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (2005) yang meliputi:

1. Pengumpulan data, melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Seluruh data yang terkumpul selanjutnya akan dibaca, dipelajari, dan ditelaah.

2. Reduksi data, tujuannya adalah untuk memilah data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak, kompleks, dan rumit.

Hasil reduksi data dibutuhkan sebagai bahan analisis data penelitian.

3. Penyajian data, dilakukan dengan menuraikan secara singkat dalm bentuk naratif yang bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami fenomena yang terjadi untuk selanjutnya membuat rencana berikutnya.

4. Penarikan kesimpulan, dilakukan setelah pengkajian data yang diambil dari hasil wawancara dengan pemilik UMKM terkait dengan lingkungan industri dan kemampuan manajerial yang mereka terapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Kemampuan Manajerial UMKM Terhadap Kualitas UMKM

Analisis data dalam penelitian deskriptif kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data.

Adapun Hasil wawancara responden terkait “Peran Ekonomi Manajerial Dalam Meningkatkan Kualitas Bisnis UMKM Di Wilayah Sumbawa” yaitu:

melakukan pembinaan dengan cara memberikan kesadaran dan motivasi untuk menjalankan usahanya tetap eksis kembali. Memberikan wawasan mengenai peluang usaha yang prospektif.

Memberikan pemahaman dalam mempertahankan bisnis agar menghindari untuk tidak bergantung hanya pada satu income, adanya usaha sekunder berupa pendapataan cadangan melalui penjualan online. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan ketentraman dan kemampuan UMKM dalam berbisnis didukung dengan memberikan penyerdehanaan persetujuan perijinan serta keringanan pajak.

Pemkab Sumbawa melalui Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan telah memberikan bantuan modal usaha senilai 2,4 juta rupiah pada setiap pelaku UKM. Kurangnya modal usaha yang tersedia di masa pandemi mengharuskan pelaku usaha memiliki keterampilan komunikasi dan memiliki banyak informasi dari lembaga keuangan formal maupun non formal. Pelaku usaha harus mahir melatih diri secara konsisten untuk bisa menambah modal usaha misalnya dari tabungan pribadi, pinjam kepaada teman atau keluarga, pinjam ke bank, menjual atau menggadaikan asset, mengambil modal dari konsumen serta ikut program pendukung UMKM. Fasilitas permodalan terbukti mampu meningkatkan omset penjualan dan profit usaha secara signifikan (Mulyono dkk, 2015;

Rahmadani, dkk 2020). Hasil penelitian Anggraini, dkk, 2013 menerangkan bahwa startegi pendukung fasilitas merupakan faktor penting untuk pengembangan usaha.

Memanfaatkan strategi pemasaran atau digital marketing dalam memperluas jaringan usaha bisnis. Apalagi dengan kondisi pada saat ini yaitu maraknya penyebaran virus Covid-19 sehingga membuat seseorang takut jika beraktivitas di luar rumah (Pradiani, 2017). Munculnya teknologi internet telah merubah cara pemasaran tradisional menjadi digital marketing, sehingga meningkatkan pengguna internet secara global dalam bisnis online (Pradiani, 2017). Dengan memanfaatkan financial technology melalui digital marketing transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mereka sedikit demi sedikit telah meninggalkan pemasaran tradisional dan kemudian beralih ke digital marketing (Pradiani, 2017). Mempromosikan produk-produk usaha yang dihasilakn dengan mengadakan talkshow dengan mitra usaha atau lainnya dalam memperluas jaringan usaha bisnis.

Melakukan riset terhadap produk-produk yang dijual, promosi melalui via online/offline.

Kehadiran iptek dapat berkontribusi dalam pengembangan bisnis UMKM. Tidak hanya sebatas membantu pembiayaan modal usaha, peran financial technology juga sudah merambah ke berbagai aspek seperti layanan pembayaran digital dan pengaturan keuangan. Keuntungan pelaku usaha dengan memnfaatkan digital sebagai alat promosi,

(4)

JURNAL TAMBORA VOL. 5 NO. 3 OKTOBER 2021

http://jurnal.uts.ac.id

Social Humaniora

konsumen dapat menonton tanpa keluar rumah terhadap produk yang diinginkan, sehingga konsumen sedikit banyak tidak perlu khawatir akan terpapar virus Covid-19 (Lestari & Saifuddin, 2019).

Program perlindungan UMKM dapat dilakukan sebagai bentuk pemberian fasilitas usaha yang memadai, bimbingan dan pendampingan, bantuan pendidikan serta pelatihan untuk menumbuhkan kemampuan produksi dan manajerial (Munandar, 2016; Said, 2015). Melakukan pelatihan dengan tujuan menambah wawasan dan keterampilan yang dimiliki terutama dalam aspek kewirausahaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam pengembangan usaha.

Peran strategis UMKM dalam meningkatkan kualitas bisnis mereka adalah bahwa pelaku bisnis harus mampu berkomunikasi dengan baik, diperlukan saluran komunikasi yang baik bertujuan untuk mencegah konflik/masalah yang muncul dari bisnis yang telah dijalankan.

Kemampuan komunikasi yang baik merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis. Memiliki orang orang pilihan yang bisa menghasilkan produk dan layanan terbaik dalam meningkatkan usaha menjadi faktor penting yang harus dimiliki oleh UMKM.

Selain itu, UMKM perlu menerapkan keunggulan bersaing sebab tanpa adanya faktor tersebut suatu bisnis/usaha tidak akan mampu bertahan dalam waktu yang lama terlebih dapat memiliki posisi unggul di pasar (Pyper et al, 2019).

Pelaku bisnis UMKM perlu menerapkan strategi pemasaran secara cermat dalam menentukan target pasar dan meneerapkan bauran pemasaran meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar, tren pasar maupun peluang pasar, inovasi baru dalam meningkatkan kualitas produk merupakan prioritas eksistensi pelaku usaha.

Konsistensi kualitas produk dengan harga yang terjangkau dengan tetap memiliki keuntungan harus sejalan dengan penempatan lokasi yang startegis yang dekat dengan keramaian serta mudah dijangkau oleh transportasi. Memanfaatkan media sosial sebagai chanel utama pemasaran, financial technology merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin keberlanjutan usaha UMKM terutama di era industry 4.0 (Varga, 2017). Dengan adanya fintech maka mudah dalam mengelola dan mengkordinir penjualan/pemasaran serta keuangan bisnis UMKM.

Selain itu, pelaku usaha harus mampu mengelola manajemen keuangan dengan baik.

Manajemen keuangan bukan soal mencatat rapi namun perlu menerapkan perencanaan, pemeriksaan, pengeloaan, pencarian dan penyimpan keuangan serta memiliki perilaku manajemen keuangan yang baik diantaranya sikap keuangan dan pengetahuan keuangan. Pencatatan manual yang masih saja dilakuan oleh para UMKM

mengindikasikan bahwa pelaku usaha tersebut perlu mengakses layanan transaski keuangan agar pembukuan mereka teratur dan terarah (Ekaputri et al, 2018).

Peran Lingkungan Industri UMKM Terhadap Kualitas UMKM dari hasil penelitian, diperoleh jawaban informan terkait dengan peran lingkungan industri UMKM yang menyatakan bahwa 60% informan sepakat berpendapat bahwa munculnya pesaing baru berpotensi mengurangi pendapatan mereka yang berasal dari hasil penjualan. Selanjutnya terkait dengan kekuatan suplier, 80% informan menyatakan bahwa semakin banyak pemasok bahan baku dapat meningkatkan keuntungan usaha mereka. Terkait dengan kekuatan pembeli/konsumen, 90% informan sepakat bahwa kekuatan tawar menawar yang dilakukan oleh pembeli/konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh UMKM berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Selanjutnya adalah terkait dengan ketersediaan barang subtitusi, sebanyak 70%

informan menyatakan bahwa adanya produk subtitusi dapat menurunkan pendapatan mereka yang didapat dari hasil penjualan. Terakhir adalah kondisi persaingan yang kompetitif, sebanyak 70%

informan sepakat bahwa persaiangan yang kompetitif dengan sesama UMKM dapat mengurangi pendapatan mereka setiap tahunnya yang disebabkan karena jumlah konsumen yang tidak bertambah.

PENUTUP Kesimpulan

Omset penjualan dan keuntungaan pada masa pandemic Covid 19 oleh para pelaku UMKM di wilayah Sumbawa mengalami penurunan. Faktor tersebut disebabkan karena kurangnya permodalan yang dimiliki, kualitas SDM yang kurang berinovasi, terbatasnya sarana prasarana yang digunakan serta akses pasar yang kurang memadai.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalan tersebut, pelaku UMKM perlu melakukan pembinaan/penyuluhan secara tepat guna menambah wawasan dan keterampilan mereka dalam meningkatkan usaha bisnisnya. Perlu memahami dan menggunakan serta memperluas program perlindungan UMKM yang diberikan pemerintah misalnya dimualai dari fasilitas usaha, fasilitas permodalan, bimbingan dan pendampingan, bantuan pendidikan serta pelatihan dengan tujuan meningkatkan kemampuan manajerial bisnis para pelaku UMKM kususnya di bidang pemasaran dan bidang keuangan. Peran strategis UMKM dalam meningkatkan kualitas bisnis mereka melalui keterampilan dan pengetahuan dalam berkomunikasi, kemampuan manajerial Sumber Daya Manusia, mampu melakuan manajemen keuangan dengan baik, menerapkan startegi pemasaran dengan tepat sasaran serta meningkatkan keunggulan bersaing cara-cara tersebut membantu

(5)

JURNAL TAMBORA VOL. 5 NO. 3 OKTOBER 2021

http://jurnal.uts.ac.id

Social Humaniora

UMKM untuk mampu bertahan dalam waktu lama terutama dalam masa pandemic saat ini.

Saran

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel yang lebih rinci mengenai tingkat pemahaman dan aspek yang perlu dimilki oleh Pelaku UMKM. Pengukuran menggunakan kuantitaf dapat menjadi usulan bagi peneliti berikutnya serta lebih spesifik menggunakan teknik analisis sehingga menjadi peneltian yang lebih baik di masa mendatang.

REFERENSI

Ekaputri, S., Sudarwanto, T., Marlena, N. (2018).

Peran Lingkungan Industri, Perilaku Kewirausahaan, dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan pada Usaha Logam Skala Mikro. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) | Vol 9, No. 1, http://doi.org/10.21009/JRMSI

Kusnindar, A. A. (2018). Pemanfaatan e- commerce pada UMKM diKabupaten Pringsewu. Jurnal Kelitbangan Bappeda Pringsewu, 3(2), 84–94.

Kusumawati, B., Utami, S.S., Ermalina. (2021).

Indonesian Management and Economics Journal (IMEJ). Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2021: hlm. 15-26

Michael R.Baye & Jeffrey T.Prince, (2016).

Ekonomi Manajerial dan Strategi Bisnis.Jakarta : Salemba Empat.

Huberman & Miles. (2005). Analisa Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Pradiani, T. (2017). PENGARUH SISTEM PEMASARAN DIGITAL MARKETING TERHADAP PENINGKATAN VOLUME

PENJUALAN HASIL INDUSTRI

RUMAHAN. JIBEKA VOLUME 11 NOMOR 2 FEBRUARI 2017 : 46 – 53 Pyper, K., Doherty, A. M., Gounaris, S., & Wilson,

A. (2019). Investigating international strategic brand management and export performance outcomes in the B2B context.

International Marketing Review, 37(1), 98–

129. https://doi.org/10.1108/IMR-02- 20190087

Rahmadani, A.Suci,.(2019). Komunikasi Pemasaran dalam Peningkatan Pendapatan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Studi Pustaka. VOL 7, NO 4

Risnawati, N,. (2018). PROFIL UMK,

PERMASALAHAN DAN UPAYA

PEMBERDAYAANNYA DI KABUPATEN SUMEDANG. Coopetition, Vol 9, Nomor 1, Mei 2018, 13 – 29

Rinawati, Septa, H., & Sadewo, Sri, F. (2019).

Pengembangan model kemitraan UMKM dengan usaha skala sedang dan besar di Jawa Timur melalui program corporate social responsibility (CSR). Matra Pembaruan, 3(2), 67–77.

https://doi.org/10.21787/mp.3.2.2019.6777 Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen.

Jakarta: Erlangga.

Suwandi Ng & Fransiskus E Daromes, (2016). Peran Kemampuan Manajerial Sebagai Mekanisme Peningkatan Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan(Vol. 13, No. 2). Makassar : Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Diakses melalui :https://jaki.ui.ac.id.

Tikno, T. & Amelia, P. (2019). Hubungan usia, tingkat pendidikan, dan gender pemilik UMKM terhadap program UMKM go digital.

Jurnal Teknologia Aliansi Perguruan Tinggi (APERTI) BUMN, 1(2).

Udaya, Jusuf dkk. (2013). Manajemen Stratejik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Varga, D. (2017). Fintech, The New Era of Financial Service . 2-4.

Wan Laura Hardilwati, (2020). Strategi Bertahan UMKM Ditengah Pandemi Covid-19 (Vol.

10, No. 1). Riau : Jurnal Akuntansi &

Ekonomika. Diakses melalui :http://ejournal.umri.ac.id/index.php/jae.

Referensi

Dokumen terkait

Waktu : Lelang akan dilakukan pada pertengahan 2018 dan.. pembangunannya dilakukan

seharusnya rnernanusiakan rnanusia (pendidikan sebagai proses hurnanisasi, sebagai lawan dari dehurnanisasi) dengan penekanan istirnewa pada sistern pendidikan nasional

Transfer kalor sensibel di awal proses adalah besar karena adanya perbedaan temperatur yang tinggi antara dinding pipa dalam dengan PCM padat.. Walaupun konduktivitas termal

Hasil: Terdapat asosiasi yang signifikan antara tingkat depresi menggunakan GDS dan risiko jatuh pada orang lanjut usia menggunakan MFS dengan p=0,000 (p<0,05)

Kurikulum yang dibangunkan dalam pendidikan teknik dan vokasional (PTV) sebenarnya berkait dengan pendidikan asas sebagaimana dalam EFA yang tidak membezakan

If the properties of the material undergoing solidification and of the various parts of the system, such as the mold wall and the insulation, are given along with the

Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ke-47, Panitia menyelenggarakan Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa